You are on page 1of 4

Sarah

Nabila 11C GUIDING QUESTION: BAGAIMANA RENDRA MENYAMPAIKAN PESAN MORAL MELALUI TOKOH-TOKOHNYA DI DRAMA PANEMBAHAN RESO

Esai ini akan mengulas cara Rendra dalam menyampaikan amanat melalui para tokoh-tokohnya. Melalui salah satu teks drama Panembahan Reso, W.S Rendra, seorang dramawan sekaligus penyair asal Solo yang karyanya sudah diakui secara internasional ini menceritakan tentang perebutan tahta raja di dalam kerajaan yang menimbulkan pergejolakan antar pangeran, raja, ratu dan para panjinya. Setelah keadaan kerajaan mulai kacau, semua orang berlomba-lomba untuk merebut pangkat kerajaan dengan menghalalkan segala cara yang ada termasuk membunuh, meracuni, memberontak dan memfitnah. Di dalam esai ini, akan diperdalam salah satu tokoh yang sukses menyampaikan pesan moral yaitu Ratu Dara. Ratu Dara memiliki peran yang signifikan dalam penyampaian amanat oleh pengarang. Secara umum, Ratu Dara dapat diklasifikasikan sebagai tokoh antagonis di dalam drama ini. Ratu Dara adalah istri ketiga Raja Tua. Namun, karena kelicikannya itu, ia berhasil mempengaruhi Raja Tua agar menyetarakan ketiga istrinya dan tidak ada yang menjadi permaisuri. Setelah dinikahi Raja Tua, ia berhasil melahirkan putra raja yang pertama, yaitu Pangeran Rebo. Menurut penokohannya, Ratu Dara digambarkan sebagai tokoh yang cerdas, licik dan penuh intrik, Tentunya, karena itu Ratu Dara adalah selir yang paling disayangi oleh Raja Tua. Secara diam-diam, Ratu Dara sangatlah pintar dalam mengelabuhi pikiran seseorang. Hal ini dapat dilihat melalui kutipan yang diambil dari halaman 30, yang berbunyi:
1

RATU DARA:

Dahulu, Sri Baginda mengambil aku menjadi istrinya karena Ratu Padmi dan Ratu Kenari tidak bisa berputra. Terhadap diriku Sri Baginda sangat mabuk asmara. Setiap menghadapi diriku Baginda selalu tidak bisa menguasai dirinya. Aku menyadari kekuasaan diriku ini. Dan, aku memainkan kekuasaan itu. Aku menuntut agar antara ketiga istri kedudukannya sama. Tidak ada yang pertama, ke dua, atau ke tiga. Baginda menyetujui dan memaklumkan hal itu ke seluruh negara. Baru sesudah itu, aku menyerahkan diri, lalu mengandung, dan akhirnya membuahkan dirimu: putra raja yang pertama.

Selain itu, Ratu Dara juga dikenal sebagai pribadi yang ambisius, terutama dalam memperebutkan tahta Raja untuk putranya yaitu Pangeran Rebo. Ia juga secara diam-diam bersekongkol dengan Reso untuk menggapai impiannya dengan menempuh segala cara yang kotor. Pernyataan tersebut dapat dibuktikan melalui kutipan berikut. 1 WS Rendra, Panembahan Reso (hal. 27)

Sarah Nabila 11C

Ratu Dara

: Benar. Jangan keburu nafsu. Jangan membuang tenaga dalam permulaan pergulatan. Mulai sekarang kita mengatur siasat untuk merebut tahta dari siapa saja yang menang. Nah, waktunya tiba untuk bersiasat. Tunjukkan wajah yang cerah, pada Sri Baginda berkatalah serba ya. Ini akan memuaskan jiwanya yang sudah lemah, dan tidak lagi tahan akan perbedaan

Melalui tokoh yang dibahas di atas, Rendra mencoba untuk menyampaikan bahwa seorang perempuan terkadang memiliki jiwa yang licik. Perempuan adalah sebuah alat yang mudah digunakan untuk mengelabuhi pikiran lelaki melalui nafsunya. Menurut konteks kutipan di atas, Ratu Dara membantu Reso dengan selalu menunjukkan wajah cerah kepada Raja Tua sebagai salah satu strateginya. Jika dilihat melalui penampilan luarnya, perempuan itu terlihat cantik, luwes dan setia kepada suaminya. Namun, kalau ditelusuri lebih dalam lagi, kepribadiannya akan terlihat lebih buruk dari yang diperkirakan. Seperti yang ditulis sebagai judul bab 27, yaitu Musang dan Ular, Rendra menyimbolkan Ratu Dara sebagai seekor musang. Secara fisik, musang bisa dideskripsikan sebagai seekor binatang yang terlihat menggemaskan dalam sekilas, namun dapat menghasilkan bau yang sangat menyengat. Menurut simbolisasinya, musang biasanya diibaratkan seseorang yang jahat dan licik, namun berpura-pura tampil menjadi orang baik. Jadi, melalui simbolisasi seekor musang yang digunakan di dalam judul bab, Rendra memberi sedikit padahan kepada para pembaca dalam mendalami karakterisasi Ratu Dara. Selain memiliki penokohan yang keji, Ratu Dara juga dijelaskan mempunyai ketertarikan terhadap Reso. Permulaan Ratu Dara tertarik kepada Reso dimulai dari bab 18, yaitu ketika Reso membantu Ratu Dara dalam menyusun siasat agar Pangeran Rebo segera naik tahta menjadi putra mahkota. Melalui kutipan di bawah ini, Ratu Dara mengungkapkan perasaannya kepada Reso sebagai tanda awal ketertarikannya kepada Reso. Ratu Dara: Panji, Anda membawa gairah dan harapan saya.3 Setelah adegan tersebut, kisah asmara di antara mereka berlanjut ke jenjang yang lebih lanjut, yaitu di bab 22, pada saat Panji Reso diundang untuk datang ke kamar keputren Ratu Dara. Dari adegan tersebut, penulis memaparkan beberapa alasan mengapa Ratu Dara dan Reso saling jatuh cinta satu sama lain. Ratu Dara: Itulah cita-cita kita. Memperjuangkan cita-cita dengan menempuh marabahaya adalah gairah orang gagah. kita berdua mempunyai sifat yang sama. Penampilan Anda menggugah saya. Keberanian Anda memabukkan saya. Belum pernah ada lelaki yang menatap 2 WS Rendra, Panembahan Reso. Hal. 36 3 WS Rendra, Panembahan Reso. Hal 90

Sarah Nabila 11C Ratu seperti Anda tadi pagi menatap saya4 Bedasarkan kutipan yang diambil dari halaman 110, bisa dinyatakan bahwa Ratu Dara sebenarnya menyukai Panji Reso bukan hanya sekedar dari ketampanannya, tapi juga dari keberanian dan kegagahannya. Tidak hanya sampai di situ, Ratu Dara dan Reso ternyata memiliki kepribadian yang sama. Kalau dilihat lebih teliti lagi, mereka berdua sama-sama ambisius dan licik. Mereka juga rela melakukan berbagai cara agar ambisi mereka dapat diraih dengan mudah. Hal ini telah diungkapkan Ratu Dara melalui kutipan berikut Reso: Pada akhirnya, bila semua pangeran menjadi lawan sudah kita singkirkan, kita harus membunuh Raja. Ratu Dara: Tentu saja! Oh bunuhlah ia untuk saya5 Melalui kutipan di atas, bisa dilihat dengan jelas bagaimana Reso dan Ratu Dara berhasil membina hubungan hingga akhir cerita, dimana Ratu dara dan Reso akhirnya menikah. Hubungan keserasian antara Ratu Dara dan Reso dan penyampaian pesan moral adalah seorang yang licik dan keji akan dipertemukan kembali dengan yang memiliki sifat serupa. Sebagai kesimpulan, dapat disempurnakan bahwa Rendra telah berhasil menyampaikan moralnya melalui penokohan atau karakterisasi tokohtokohnya. Melalui Ratu Dara sebagai salah satu contohnya, melalui segala percakapan dan tingkah lakunya, Rendra telah menyampaikan tiga pesan moral melalui penokohan Ratu Dara. Diantara ketiga pesan moral tersebut, salah satu amanat yang paling esensial adalah perempuan terkadang digunakan sebagai alat atau perantara untuk membantu seseorang dalam mengelabuhi pikiran lelaki.

4 WS Rendra, Panembahan Reso, Hal. 110 5 WS Rendra, Panembahan Reso, Hal. 111

Sarah Nabila 11C

Reference:
" Bismillahirrahmanirrohim... - Panembahan Reso ." 24 Mar. 2009. Web. 24 Feb. 2013. <http://blueseaandsky.multiply.com/journal/item/14/PanembahanReso?&show_interstitial=1&u=%2Fjournal%2Fitem>. Danardana, Agus Sri. "LAKON PANEMBAHAN RESO | Taman Duwarawati." Taman Duwarawati | arena berolah rasa lewat bahasa dan sastra. N.p., 18 Dec. 2008. Web. 22 Feb. 2013. <http://danardana.wordpress.com/2008/12/18/lakon-panembahanreso/>. Rendra, W. S.. Panembahan Reso. Jakarta: Pustaka Karya Grafika Utama, 1988. Print. "WS Rendra - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas." Wikipedia. N.p., n.d. Web. 23 Feb. 2013. <id.wikipedia.org/wiki/W._S._Rendra>. Bismillahirrahmanirrohim... . N.p.,

You might also like