You are on page 1of 19

PEMERTNTAH KABUPATEN TANGGAMUS

PER,{TURAN DAERAH KABUPATEN TANGGAMUS NOMOR : 02 TAHUN 2013 TENTANG KERJASAMA PEKON

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


BUPATI TANGGAMUS,

Menimbang :

a.

bahwa dalam rangka upaya penyelenggaraan


pemerintahan, meningkatkan pembalgunan, dan

kemasyarakatan di Pekon, sehingga da-pat meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan mencegah ketimpangan antar pekon dipandarg
perlu adanya kerjasama Pekon;
b.

bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 85 ayat {1} Peraturar Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005

tentang Desa, dinyatakan bahwa Pelaksanaa:.t kerjasama antar desa/ pekon, dan kerjasama desa/ pekon dengan pihak ketiga diatur dalam
peraturan daerah;

c.

bahwa berdasarka.n pertimbangan sebagaimana dimaksud da-1am huruf a dan huruf b tersebut diatas, perlu menetapkan dengan Peraturan
Daerah tentang Kerjasama Pekon;

Mengingat

1.

Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik lndonesia Tahun 1945;
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1997 tentang Pernbentukan Daerah Tingkat II Tulang Bawang dan Kabupaten Daerah Tingkat lI Tanggamus (Lembaran llegara Republik Indonesia Tahun

2.

1997 Nomor 2, Tambahan Lembaran

Negara

Republik Indonesia Nomor 3667);

Undang-Urrdang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerir'tahan Daerah (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tal]un 2008 Nomor 59, Tambaha! Lembaran Negara Republik Indonesia. Nomor 4844);
4.

Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Anta-ra Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negam Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 4438);

5.

Peratuian Pemerintal Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2005 Nomor 158, Tamba]larr Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
+587);

6.

Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005

tentang Pembinaan dan


Republik Iadonesia Nomor 4593);

Penyelenggaraan Pemerintahan

Pengawasan

Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2OO5 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negata
7.

Peraturan l\4enteri Dalam Negeri Nomo! 38 Tahun 2007 tentang Kerjasama Desa;

8.

Peraturan Daerah Kabupaten Tanggamus Nomor 03 Tahun 2OO8 tentang Urusan Pemrintahan

Daerah Kabupaten Tanggamus Tahun 2008 Nomor 29, Tambahal Lembaran Negara Repubiik Indonesia Nomor 13); 9.

Kabupaten Tanggamus (Lembaran

Pera.turan Daeral Kabupaten Tanggamus Nomor 01 Tahun 2010 tentang Pokok-Pokok Pengeiolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Tanggamus Tahun 2010 Nomor 48);

Dengan Persetujuan Bersama


DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN TANGGAMUS dan BUPATI TANGGAMUS MEMUTUSKAN:

Menetapkan

PERATURAN DAEMH TENTANG KERJASAMA PEKON.

BAB I
KETENTUAN UMUM Pasal
1

Da,lam Peraturan Daerah ini, yang dimaksud dengan

1. 2.

Pemerintah adalah Pemerintah Pusat. Pemerintah Propinsi adalah Propinsi Lampung.


Daerah adalah Kabupaten Tanggamus.

Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah.
5.

Pemedntahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah Daerah daIr DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam system da]] prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud da1am,. TJndang-Undartg Dasar Negara Republik Indonesia

Tahun

1945.

6.
7. 8.

Dewan Perwakilan RaLyat Daerah adalah Dwan Perwakilan Ra.kyat Daerah Ka bupatcn 'l anggamus.

Bupali adalah Bupati Talggamus.


Kecamatan adalah wilayal: kerja. camat sebaga.i Pemngkat Daerah Kabupaten.

9.
10.

Canat adalah Camat dalam Kabupaten Tanggamus.


Pekon atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut Pekon, adaiah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batasbatas wilayah yalg berwenang untuk mengatur dan mengurus keperrtingan masyarakat setempa.t berdasarkal asal usul dan adat istiadat setempat yang diakui dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuarl Republik Indonesia.

11.

Badan Hippun Pemekonai yang selanjutnya disebut BHP adalah Badan Perwakilan Pekon atau nama lainnya yalg terdiri atas Pemuka-pemuka., masyarakat di Pekon yang berfungsi mengayomi aciat istiadat, membuat Peraturan Pemekonan, menampung dan menyalurkan aspirasi masyaratat serta melakukan pengawasan
terhadap penyelenggaraan Pemerintahan Pekon. Pemerintah Pekon ada-1ah Kepala Pekon dal1 Perangkat Pekon sebagai unsur penvelenggara pemrintahan pekon.

12.

13.

mengantur serta mengutus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal usul dall adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalari sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
14.

Pemerintahan Pekon ada-1ah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah Pekon darr Badal Hippun pemekonal dan

Kepala Pekon adalah Kepala Desa atau narna sejenisnya dalam


Kabupaten Tanggamus,

15.

Peraturan Pemekonan adalah Peraturan perundang-undangan yang dibuat oleh BHP bersama Kepala Pekon.

16.

Pembinaan adalah memberikaa pedoman, standar, pelaksalaan,


perencanaan) penelitian, pengembangal, bimbingan, pendidikar dan pelatihan, konsultasi, suvervisi, monitoring pengawasan umum dan evaluasi pelaksanaan penyelenggaraan pemerintahan pekon.

17. Kerjasama Pekon adalah suatu kerjasama pekon dengan pekon


lainnya atau pekon dengan pihak ketiga.

i8. Badan Kerjasama Pekon adalah lembaga pekon yang mempunyai tugas pokok menyelenggarakan kerjasama pekon dengan pekon
lainnya atau pekon dengan pihak ketiga.

\9. Badan Kerjasama Antar Pekon adalah Lembaga Lintas Pekon yang dibentuk secara sukarela atas dasar kesepakatal lebih dari beberapa pekon di satu wilayah dalam satu Kecanatan dan/ atau antar Kecamatan di luar Kabupaten untuk suatu maksud dan tujualr tefentu untuk mencapai kepentinga-n bersama.
20. Pihak ketiga adalah lembaga, Badan pemerintahan pekon.

Hukum dan perorangan diluar

BAB II AZAS, PRINSIP, MAKSUD DAN TUJUAN


Pasal 2 Azas Kerjasama Pekon adalah dari, oleh dan Pasal 3

untuk masyarakat pekon.

Prinsip-prinsip Ke{asama. Pekon adalah sebagai berikut: a, persamaar1 derajat, yaitu pemberian kesempatan yang sama untuk semua masyarakat baik lakilaki maupun permpuan. b. partisipatil yaitu keikutsertaan dal keterlibatan masyarakat dan
eharat hFlz^h cenaia alztin;rlam aetian rranc ]i-al'rrL-.i"..--.

c.
d. e.

f.
g. h.

akuntabel yaitu setiap proses dan tahapan-tahapan pelaksalaan kerjasama dapat diprtanggungjawabkan dengar benar baik pada Pemerintah di pekon maupun pada masyarakat; selektif semua masalah yang muncul terseleksi dengan baik untuk mencapai hasil yalg oplimal; efektif dan efisien yaitu pelaksanaan kerjsama kegiatan sesuai dengar
potensi sumberdaya manusia yang tersedia; dan

pemberdayaan yaitu upaya me&'ujudkan kemampuan dan kemandirian masyarakat dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara; perpihak pada masyar.akat pekon yaitu seluruh bentuk kerjasama yang dilakukan secara serius memberikan kesempatan yang seluas-luasnyi bagi masyarakat; terbuka setiap proses, tahapan, obyek dan rualg lingkup kerjasama dapat dilihat dan diketahui secara langsung oleh seluruh masyarakat pekon;

i.

keberlanjutan yaifir setiap proses darr tahapan kerjasama harus

berjalan secara berkelanjutan dan beltujuan


kemakmuran bagi:nasyarakat pekon.
Pasal 4

memberikan

Kerjasama Pekon dimaksudkan untuk kepentingan Pekon dalam rangka meningkatkan kesejahteraaa masyarakat.
Pasal 5

(1) Ke{asama Pekon bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan bersama dal mencegah ketimpangan antar Pekon;

(2) Kerjasama Pekon sebagairnana dimaksud pada ayat (1) berorientasi pada kepentingan dan aspirasi yang tumbuh dalailr masyarakat.

BAB III RUANG LINGKUP


Pasal 6

Ruang lingkup Kerjasama Pekon meliputi: a. Kerjasama Antar Pekon; dan b. Kerjasama Pekon dengan pihak ketiga.
Pasal 7

{i) Pekon dapat melakukan kerjasama antar Pekon sesuai


kewenangan yalg dimiiikinya.
(2) Pekon dapat melakukan kerjasama dengan pihak ketiga.

dengan

Pasal 8

(1) Ruang lingkup kerjasama antar Pekon sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) meliputi bidang pemerhtahan, pembangunan, ekonomi dal sosial kemasyarakatan.
(2) Kerjasaaa Pekon dengan pihak ketiga sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2) dapat dilakukan dalam bidang: a. peningkatan perekonomial masya-rakat desa; b. peningkatan pelayanan pendidikan; c. kesehatan; d. sosial budaya;

daya alam dan teknologi tepat guna dengan memperhatikan kelestarian lingkungan; g. tenaga kerja; h. pekerja.an umum; i. batas desa; dan j. lain-lain kerjasarna yalg menjadi kewenangan desa

I pemanfaatal sumber

e. ketentraman

dar ketertibaa;

Pasal 9

Kerjasama Antar Pekon dapat dilakukan antara: a. Pekon dengan Pekon dalam i (satu) Kecarnatan; darr b. Pekon dengan Pekon di lain Kecamatan dalam satu Kabupaten/Kota. Pasal 10

Apabila Pekon dengan Pekon/ Desa atau sebutan lainnya di lain Kabupaten dalam 1 (satu) Provinsi mengadakan kerjasama maka harus
mengikuti ketentuan Kerjasarla Antar Daerah.
Pasal 11 Kerja.sama Pekon dengan pihak ketiga dapat dilakukan dengan instansi pemerintah atau swasla maupun perorangan sesuai dengal obyek yang dikerj asamakan. Pasal 12

(1) Kerja.sama

Antar Pekon atau sebutan lainnya ditetapkan

dengan

Keputr-rsan Bersama.

(2i Kerjasama Pekon dengan pihak ketiga ditetapkan dengan Perjanjian


Bersama.
(3) Penetapan Keputusan Bersama atau Perja:rjian Bersama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) antara lain memuat: a. Rudng lingkuP kcrjasama; b. Bidang Kerjasama; c. Tata cara dan ketentuan pelaksanaan kerjasama;

d. e. f. g. h. i.

Jaagka wattu; Hak da! kewajiban;

Pembiayaan;

..

Tata cara perubahan, penundaal dan pembatalan; Penyelesaian perselisihan; dan Lain-lain ketentuan yang diperlukan.

BAB IV PEMBIAYAAN Pasal 13

(1) Kerjasama Pekon sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 yang membebani masyarakat dan pekon, harus mendapatkan persetujuar
RHP (2) Segala kegiatan dan biaya dari bentuk Kerjasama Pekon sebagaimana dimal<sud pada ayat (1) wajib dituangkan dalam Anggaran Pendapatan da]r Belanja Pekon (APB Pekon).

Pasal 14

Pembiayaan dalam rangka Kerjasama Pekon dibebankan kepada pihakmngikat.


BAB V TUGAS DAN TANGGUNGJAWAB

pihak yang melakukan kerjasama dan sumbangan lain yang tidak

Pasal 15

Daiam rangka melaksanakan kerjasa$a pekon, Kepala Pekon selaku pemimpin penyelenggara.al pemerintahan pekon mempunyai tugas antara
lain; a. memimpin pelaksaaaan Kerjasarna Pekon; b. mengkoordinasikan penyelenggara.em Kerjasama Pekon secara partisipatif; dan keterangan pertangguog jawaban pelaksanaan c. memberikan le.poran -atau sebutan lainnya kepada masyarakat melalui Kerjasama pekon
BHP.

Pasal 16

, ..

Dalam rangka menampung dan menyalurkal aspirasi masyarakat dalam kerjasama antar pekon, tsHP mempunyai tugas antara lain: a. menampung dan rnenyalurkan aspirasi masyarakat dalam penentuan bentuk keiasarna dan obyek yang dikerjasamakal;

b. c.

mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam kegiatan Kerjasama pekon atau sebutan lainnya mulai dari tahap peiencanaan, pelatsanaa:r, er.aluasi dan pelestarial; dan memberikan infor-masi keterangan pertarrggungjawabal Kepala Pekon mengenai kegiatan Kedasama pekon kepada masyarakat.
Pasal 17

Kepala Pekon dan BHP mempunyai kewajiban: a. meningkatkan kesejahteraan masyarakat; b. memelihara ketentramarl dan ketertiban masyarakat; c. melaksanakan kehidupan demokrasi dalam setiap pengambilan keputusan; d. memberdayakan masyarakat desa; dan e. mengembangkan potensi sumberdaya alam dan melestarikan

lingkungar hidup.
Pasal 18

Pihak Ketiga yang melakukan Kedasama Pekon mempunyai kewajiban: a. mentaati segala ketentuan yang telah disepakati bersama; b. memberdayakan masyarakat lokal; c. mempunyai orientasi meningkatkan kesejahteraan masyarakat; dan d. mengemba:rgkan potensi obyek yang dikerjasamakan dengan memperha-tikan ke,lestarian lingkungan hidup

BAB VI BADAN KER.IASAMA PEKON

Pasal 19

Dalam rangka pelaksanaan Kerjasama Pekon sebagaimana dimaksud


dalam Pasal 6, dapat dibentuk Badan Kerjasama Pekon.
Pasal 20

Badan Kerjasama Pekon sebaga.imana dimaksud dalam pasal

merupakan lembaga pekcn yang mempunyai tugas


a. Pemerintah Pekon; b. Anggota BHP; c. Lembaga Kemasyarakatan; d. Lembaga lainnya yang ada di pekon; dan e. Tokoh masyarakat. dengan memperhatikan keterwakilan peiempuan.

19

pokok

menS'elenggarakan kerjasama pekon dengan pekon lainnya atau pekon denga:r pihak ketiga, yang terdiri dari unsur-unsur sebaga.i berikut :

Pasal 21

Badan Kerjasama. Fekon sebergaimana dilnaksud dalam Pasal 20 berjumlah 5 orang dengan kualifikasi seba.gai berikut:
a. 1 {satu) orang ketua; b. 1 (satu) orang sekietads; c. 1 (satu) orang bendahara; dan d. 2 {dua) orang anggoia.
Pase]. 22

(1) Mekanisme darr tata kerja Badan Kerjasama Pekon ditetapkan dengan Peraturan Pemekonan; (2) Badan Kerjasama Pekon bertanggung jawab kepada Kepala Pekon'
BAB \']I BADAN KERJASAMA ANTAR PEKON
Pasal 23

Daiam rangka pelaksanaan Kerjasama Antar Pekon sebagaimana dimaksud diam pasal 6, dapat dibentuk Badan Kerjasama Antar Pekon'
Pasal24

Badan Kerjasama Antar Pekon sebagaimana dimaksud . Pasal 23 atas *"irp.t utr" Lembaga Lintas Pekon yaDg dibentuk secara sukarela Jasar' kesepakatan Jua atau beberapa pekon di satu wilayah dalan satu Kabupaten untxk suatu f"".*.,""'dan/ atau antar l{ecamitar di luar yang maksud dan tujuan tertentu untuk mencapai kepentingan bersama

;;;t;i;";

."J"r

Bd<lan Kerjasa*a Pekon vang melakukan Kerjasama


Pasal 25

Antar Pekon.

Badan Kerjasa.ma Antar Pekon sebagaimana dimaksud. dalam Pasal 24 beriumlah g (Sembilan) orang yang ierdiri dari unsur badan kerjasama pekon dengan kualifikasi sebagai berikur:
a.1 (satu) orang ketr-ra: b.1 (satu) orang sekretaris; c. t lsatu) oranq bendahara; dan d.6 ienaml orang anggola atau bidang sesuai kebutuhan'
Pasal 26

dan iata kerja Badan Kerjasama Antar Pekon untuk ll)Mekanisme t'' Lali dibentuk diatur melalui musyawarah dan selanjutnya ;;.;; iitetapkan dalam anggaran dasar dan anggaran rumah tangga badan
kerjasama antar Pekon tersebut'

(2) Badan Kerjasama Antar Pekon bertangguag jawab kepada masyamkat terkait.
BAB ITIT TATA CARA KERJASAMA Bagian Kesatu Tata Cara Ke4asama Pekon

Pasal27
(1) Rencana Kerjasama Pekon dibahas dalam Rapat Musyawarah Pekon darl dipimpin langsung oleh Kepala Pekon. (2) Rencana Kerjasama Pekon sebagaimana dimaksud pada ayat (1) membahas antara lain: a. Ruang lingkup kerlasama; b. Bidang Kerjasama; c. Tata cara da]l ketentuan pelaksanaan kerjasama; d. Jangka waktu; e. Hak dan kewajiban; f. Pembiayaan; g. Penyelesaian perselisihan; dan h. Lain-lain kelentuan yang diperlukar.
(3) Hasil pembahasan Kerjasama Pekon sebagaJmana dimaksud pada ayat

(1) menjadi acuar Kepala Pekon dan/ atau Badan Kerjasama Pekon dalam melakukan Kerjasarna Pekon.
Pasal 28

(1) Hasil pembahasal Rencana Kerjasama Pekon sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 dibahas bersama dengan pekon dan/ atau pihak ketiga yang akan melakukan kerjasama pekon;
(2) Hasil pembahasan Rencana Kerjasama Pekon sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memuat antara. lain: a. Ruang lingkup kerjasama; b. Bidang Kerjasana; c. Tata cara dan ketentuan pelaksanaan kerjasama; d, Jangka waktu; e. Hak dan kewajiban; f. PembiaYaan; g. Penyelesaian perselisihan; dan

h. Lainlain ketentuan yang diperlukan.


(3) Hasil pembahasan kerjasama pekon sebagaimana dimaksud pada ayat {1) dal:r (21 diteta.pkan dalarn Keputusan Bersama atau Perjanjian Bersama Kerjasama Pekon.

Bagian Kedua Tata Cara Kerjasama Antar Pekon


Pasai 29
(1) Rencana Kerjasama

Antar Pekon dibahas dalam rapat musyawar:ah

Badan Kerjasama Pekon yang dipimpin langsung oleh Kepala Pekon; (2) Rencana Kerjasama Antar Pekon sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memuat antara lain: a. Ruang lingkup kerjasama; b. Bidang Kerjasa-ma; c. Tata cara dan ketentuan pelaksanaan kerjasama; d. Jangka waktx; e. Hak dan kewajiban; f. Pembiayaan; g. Penyelesaian perselisihan; darr h. Lainlain ketentrran yang diperlukan.
(3) Hasi pembahasan Kerjasama Antar Pekon sebagaimana dimaksud ayat ''{1) menjadi acuan Kepala Pekon dan atau Badan Kerjasama Pekon dalam melakukan Kerjasama Antar Pekon. Pasal 30
(1)

Hasii pembahasan Rencana Kerjasama Antar Pekon sebagaimana ' 'dimzrksud dalam Pasal 29 dibahas bersama dengan pekon yang akan
melakukan kerjasaila antar pekon;

Rencana Kerjasama antai Pekon sebagaimana (2) ' Hasil pembahasan dimaksud pada ayat (1) memuat anta:ra lain: a. Ruang )ingkuP kerjasama: b. Bidang Kerjasama; c. Tata cara dan ketentuan pelaksalaan kerjasama; d. Jangka waktu; e. Hak darr kewajiban; f. Pembiayaan; g. Penyelesaian perselisihan; dan h. Lain-lain ketentuan yang diperlukal
13) Hasil kesepakan kerjasama

antar pekon sebaga'imana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dala,n Keputusan Bersama atau Perjanjian Bersama KerjasaqtP Antar Pekon.

BAB IX PERUBAHAN DAN PEMBATALAN


Pasal 31

Perubahan dalr pembatalan Kerjasama Pekon atau Kerjasama Antar Pekon harus dimusyawarahkan untuk mencapai mufakat dsngan melibatkan berbagai pihak yang tqrkait.
Pasal 32

Perubahan Kedasama Pekon atau Keiasama Anta-r Pekon dapat diiakutart apabila: a. terjadi situasi force rnajeur; b. atas permintaan salah satu pihak dan atau kedua belah pihak; c. atas hasil pengawasan dall evaluasi BHP; d. kerjasama pekon telah habis masa berlakunya.
Pasal 33

Pembatalan Kerjasama Pekon atau Kerjasama Antar Pekon dapat dilakukan apabila: a. salah satu pihak dan atau kedua belah pihak melanggar kesepakatan; b. kerjasama -esa bertentangan dengan ketentuan diatasnya; dan
c, merugikan kepentingan masyarakat. BAB X TENGGANG WAKTU Pasal 34

Penentuan tenggang waktu Kerjasama Pekon atau Kerjasama Antar Pekon ditentukan daliir kisepakatan bersama oleh pihak-pihak yang melakukan Kerjasama.
Pasal 35
(1)

Penentuan tenggang waktu Kerjasama Pekon atau Kerjasama Antar pekon sebagai;:ana dimaksud dalam Pasal 34 antara lain harus memperhatikan; a. Ketentuan yang berlaku; b. Ruang lingkup; c. Bidaag kerjasama; d. Pembiayaan; dan Antar e. Ketentuan lain mengenai Kerjasama Pekon atau Kerjasama
Pekon.

(2)

Penentuan tenggang waktu Kerjasama Pekon atau Kerjasama Antar Pekon sebagaiJinailimaksud pada ayat (1) memperhatikan saran dari camat se6ku pembina dan pengawas Kerjasama Pekon atau Kelasama Antar Pekon.

BAB XI PENYELESAIAN PERSELISIHAN Pasal 36

Setiap perselisihan ya:rg timbul dalam Kerjasama Pekon atau Kerjasama Antar Pekon hams diselesaikan secara musyawarah dan mufakat serta dilandasi dengan seraangat kekeluargaal.
Pasal 37

(1) Penyeiesa.ian Perseiisihan Kerjasama Pekon atau Kerjasama Antar Pekon dalam satu Kecamatan, difasilitasi dan diselesaikaa oleh Camat; (2) Penyelesaian Perselisihan Kerjasama Pekon atau Kerjasama Antar Pekon lain Kecamatan pada satu Kabupaten dilasilitasi dan diselesaikan oleh Bupaii; (3) Penyelesaian Perselisihan Kerjasama Pekon diselesaikan oleh Gubernur. (4) Penyelesaian perselisihan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat (2) dar ayat (3) pasal ini dilakukan secara adii dan tidak mernihak.
Pasal 38 Penvelesa.ian perselisihan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37 bersifat fina1 dan ditetapkan dalam suatu keputusan. Pasal 39

Pekon lain Kabupaten/Kota dalam satu Provinsi difasiiitasi dan

atau Kerjasama Antar

Perselisihan Kerjasama Pekon atau Kerja.sama Antar (1) ' ' Penyelesaian Pektn denga:r pihak ketiga dalam satu kecamatan, diJasilitasi dan diselesaikan oleh Camat; Perselisihan Kerjasama Pekon atau- Kdasama Antar (2) ' ' Penyelesaian Pektn dengar pihak ketiga pada Kecamatan yang berbeda pada satu Kabupaten difasilitasi dan diselesaikan oleh Bupati;

pihak ketiga tidak menerima Penyeiesaian perselisihan (3) ' ' Apabila sibagaima.ra dimaksud dalam aya.t (1), dan ayat (2) pa'sa1 ini dapat mengaiukan penyelesaian perselisihan ke pengadilan setempatPasal 40 Dala.m hal penyelesaian perselisihan di pengadilan sebagaimana dimalsud pemerirrta}r Pasal 39 131, buh*. dalam berperkara di pengadilan pkon dapat diwakili oleh pihak yang ditunjuk oleh Kepala Pekon.

.y.i

BAB XII PEMBINAAN


Pasal 41
(1)

Dalam rangka Pembinaan, Pemerintah Kabupaten

mempunyai kervajiban antara lain memberikan pedoman, staadar pelaksalaan, perencanaan, penelitian, pengembangar, bimbingan, pendidikan dan pelatihan, konsultasi, supervise, monitoring, pengawasan umum dan evaluasi pelaksanaan perjanjian pekon atau perjanjiarr antar pekon.

(2) Pembinaa-n

Badan Kerjasama Pekon atau Badan Kerlasama Antar

Pekon di laksanakan oleh Camar setempat.

BABX]II
KETENTUAN PERALIHAN Pasaj 42

Ba.dan Kerjasama Pekon atau Badan Kerjasarna An'rar Pekon yang telah dibentuk sebelum diundangkannya peraturan daerah ini menyesuaikan dengan ketentuan peraturan daerah ini.

BAB XIV KETENTUAN PENUTUP Pasal 43

Hal-hal lain yang belum cukup diatur dalam Peraturao Daerah ini sepanjang mengenai teknis pelaksanaannya akar diatur iebih lanjut
dengan Peraturan Bupati.

Pasal 44

Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini maka semua Ketentuan yang mengatur tentang materi yang sarna yang bertentangan dengan peraturan daerah ini dinyatakan tidak berlaku lagi.

Pasal 45

Peraturan Daerah ini r.rulai berlaku pada tanggal diundangkal.

Agar setiap or.alg dapat mengetahui, memerintahkan pengundalgan Peraturan Daerah ini dengal penempatannya dalam Lembarlal Daerah
Kabupaten Tangganus.

Ditetapkan di Kota Agung tanggal 21 Jaauant ml,

s
*

PATI TANGGAMUS,

O KURNIAWAN

Diundangkan di Kota Agung pada tanggal ?1 Ja&lrali 201,


SE KABUPA?EN TANGGAMUS,

fl
TARWIN WIYATNA

LEMBARAN DAEMH KABUPATEN TANGGAMUS TAHUN 2015 NOMOR:.9d

'selaf' druInc z lesBd


'sBlef' dn)lnS

IESEd

.lVSVd II^IGC 'IVSVd


'uo>Ied JEJUV Erlesefta){ uBpg nl uo>Ied

'II

EruesEfta)l uepeg >Inluoqlp ldep lnqesjel EulpsBfte]l uEuBslpled {nlun lrBp e-{uue8ueua.la.el ue8uep rcnses zuresef:e1 uB1eups1Bleur lEdBp uo{ad ,tdqq sElef JnqasJal JESpp slv L|ereEp uErntred urelpp Jnlerp EBqeI {eqrd ue8uep uep esap eureseLre4 u"us:1elad En.qEq uE>lelEdurp 'psec Sup]uet 9OOZ unqr?J ZZ rouroN qeluTJeurad upJn?Jad (T) tdE 98 IsBd rrp '8OOA unqJ ZI rouroN 8upun -SuEpun uB8uap qEqnrp qBlal EuBurlB8pqas qereEc uEqturjerued 3ue1ua1 y997 unqEJ Ze :ourop Suepun-8upun tIZ les"d rrrepp lEdpral uoled eurEsefte, urn>lnq uBsEprrEI rpelueru 8uu.{ r,ra.qeg
'FI]e){ {Eqrd ue8uep uo{ed EuresEftey uep uolad :z1uy urcspfto, gndqaur 3ue.4 snuESSuBJ uelednqEll rp uo>ied ErlIESE&o{ ?,{upp? nlJsd SuepuBdrp uoled JBlue uB8uduqe)i qe8ecuaur uEp le>leJEdsEur uBEJelfesa>I uE)llElSuruerx lEdEp 88urqes uo>Ied rp ul)fBJdsElue>{ Iersos u-ep ruouo>la 'uEun8uEqured ue11al3u1uaru'uBqEluueusd uEprcE8uale,{uad eddn {3ul urelBp sEl"rp pns>IEturp uune8qes r:e8uequr4:ed JEsEp sElV

upp rsBsqEx{oruep 'rurouolo 'rsEdrsrJrpd 'ueure8e:e>1euee1 rlqrureu.r uolad /sep lnqeslel rsEp sBly ,lo{ /uolBdnqe}I rp epreq 3ue.4 'eGauopul {Tlqnded e&8eN uBqeluueured urelsrs rn"Iep rJurJoq rp uep tn{erp Bued ledrueles lepeqsr l"p up lnsn IesE rrE>IrESBpJeq JBdureles IEIBt.{sur uB8uquade>I srlm-8ueru uep Jnl8uslu >Inlun Sr.Ieua.{\leq ,rsltpsnnrf qe,{Elra s"lq
-se1eq pll[Ereur 3ue.,{ ruru1nq 1e>1e:e-,{seru uun]se1 qslepe urel Er!?u nlB uo>Ied/Esep rsrugep uE4tnqeslp '8OOZ unqI ZI roruoN 8upun -Euepun ure8uep geqnlp rIEIel Euuurr8eqes rlereeq ugeluuaured

'lElErEdsur uee,,tep.requed

3ue1ue1

9966 unqBJ Zg JouroN SuBpun-8u"pun

uIxesEpreg

y{nl In
NO}lSd
VT

.T

MVTdF}I

CNVJNGT

snnffc5NvJ. NsIVdnsvI HYdsvc Nvdnfitdsd


SVJV NVSV'TGfNgd

0Toz NnHvJ z0 : uot[oN

Pasal 3

Cukup jelas.
Pasal 4

Cukup jelas
Pasal 5

Cukup jelas
Pasal 6

Cukup jelas
Pasal 7

Cukup jelas
Pasal 8

Cukup j elas
Pasal 9

Cukup jelas
Pasal 10 Cukup jelas Pasal
11

Cukup jelas
Pasal 12 Cukup jelas Pasal 13 Cukup jelas Pasal 14 Cukup jelas Pasal 15 Cukup jelas Pasal 16 Cukup j elas
Pa.sal 17

Cukup jela-s
Pasal 18 Cukup jelas

Pasal 19 Cukup jelas

Pasal 20

Badan Kerjasama Pekon adalah suatu badan yaig


menalgani kerjasama yalg bersifat bilateral yaitu kerjasama antara pekon dengan pekon lainnya atau kedasama antar
pekon dengan pih
aJ< keLiga.

Pasal 21

Cukup jqlas Pasd,22 Cukup jelas


Pasal 23

Cukup jelas
Pasal 24

Badan Kerjasama Antar Pekon adalah badan kerjasama yang menangani kerjasama lebih dari 2 (dua) pekon yang menyangkut kepentingan bersama.
Pasal 25

Cukup jelas
Pasal 26

Cukup jelas Pasal2T Cukup jelas


Pasal 28

Cukup
Pasal 29

j e1a,s

Cukup jelas Cukup jelas

Pasal 30

Pasal 31
Pasal 32

Cukup jelas

Cukup jelas
Pasal 33 Cukup jelas
Pasal 34

Cukup jelas

Pasa-1

35 Cukup jelas

Pasal

36

Cukup jelas Cukup jelas

':

Pasal 37

Pasal 38 Cul<up jelas Pasal 39

Cukup jelas
Pasal 40

Cukup jelas
Pasal 41

Cukup jelas
Pasal 42

Cukup Jelas
Pasal 43

Cukup Jelas
Pasal 44

Cukup Jelas Pasa]45 Cukup Jelas

TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGGAMUS TAHUN 2013


NOMOR 2'7

You might also like