You are on page 1of 12

BAB IV

PEMBAHASAN 4.1. Identifikasi Masalah Proses identifikasi masalah dilakukan melalui observasi, Laporan Tahunan Puskesmas Pauh tahun 2010 dan 2011 serta diskusi dengan Kepala Puskesmas dan para penanggung jawab program di Puskesmas. Beberapa masalah di Puskesmas Pauh yang ditemui antara lain :

4.1.1. Belum tercapainya target D/S di Puskesmas Pauh Berdasarkan data tahun 2011 pencapaian D/S di Puskesmas Pauh adalah 54,3 %. Angka ini meningkat dari tahun sebelumnya yang hanya 49,35 %, namun masih belum mencapai target nasional. Terdapat satu kelurahan yang telah mencapai target yaitu 65,2 % sedangkan 8 kelurahan lainnya masih dibawah target 65 %. Jadi, terdapat kesenjangan sebesar 10,7 %.

4.1.2. Masih rendahnya angka pancapaian pemberian ASI eksklusif di Puskesmas Pauh Dari data indikator gizi dalam pencapaian MDGs didapatkan persentase pemberian ASI eksklusif 39,39 %, angka ini masih jauh dari target nasional yaitu sebesar 65%. Disimpulkan terdapat kesenjangan sebesar 25, 61 %.

4.1.3. Rendahnya penemuan kasus baru TB Paru BTA positif (Case Detection Rate = CDR) di wilayah kerja Puskesmas Pauh Berdasarkan data surveillance penyakit menular di Puskesmas Pauh pencapaian penemuan pasien baru BTA positif (CDR) tahun 2011 mencapai 37%, angka ini meningkat dari tahun sebelumnya yang hanya 13,33 %. Angka ini masih jauh dari target Case Detection Rate (CDR) berdasarkan Indonesia Sehat 2010 yakni 70%. Oleh karena itu, masih terdapat kesenjangan sebesar 33 %.

4.1.4. Masih rendahnya Cakupan DDTK Balita di Puskesmas Pauh Berdasarkan data Cakupan DDTK balita di Puskesmas Pauh belum ada kelurahan yang mencapai target nasional (80 %) dengan angka capaian Puskesmas sebesar 46,33 %. Jadi, terdapat kesenjangan sebesar 33,77 %.

4.1.5. Kurang Optimalnya Pelaksanaan Klinik Sanitasi di Puskesmas Pauh Tabel Perbandingan Kunjungan Klinik Sanitasi dengan angka Penyakit Berbasis Lingkungan di Puskesmas Pauh pada tahun 2011 No 1 2 3 Jumlah 4 Total Klien Pasien Indikator Diare Penyakit Jamur Kulit TB Paru (penemuan BTA (+)) 2 72 4 76 Dari tabel dapat dilihat bahwa sepanjang tahun 2011 hanya terdapat 76 kunjungan ke Klinik Sanitasi, yaitu 74 pasien dan 4 klien. Angka kunjungan ini masih jauh dibandingkan jumlah kasus penyakit berbasis lingkungan yang ada, dengan kata lain masih rendahnya pencapaian rujukan ke Klinik Sanitasi yaitu 6,25 %, sedangkan target Puskesmas Pauh yaitu 60%. Selain itu juga dapat disimpulkan bahwa angka kunjungan pasien lebih tinggi dari pada angka kunjungan klien. Hal ini tidak memenuhi Kriteria Keberhasilan Program Klinik Sanitasi menurut Departemen Kesehatan RI, bahwa indikator keberhasilannya yaitu meningkatnya kunjungan klien dan menurunnya kunjungan pasien yang juga berarti menurunnya angka penderita penyakit berbasis lingkungan. Angka kejadian Penyakit Berbasis Lingkungan di Puskesmas Pauh ditunjukkan oleh tabel berikut: Target 60 % 30 1152 6,67% 6,25% 28 kasus 1080 kasus Kunjungan Klinik Sanitasi 49 21 ke Kasus yang ada 675 447 Pencapaian Kesenjangan 7,25% 4,69% 626 kasus 426 Kasus

Tabel Perbandingan Angka Kejadian Penyakit Berbasis Lingkungan di Puskesmas Pauh tahun 2010 dan 2011 No. Penyakit Lingkungan Berbasis Tahun 2010 10432 1. 2. ISPA TB (Penemuan BTA (+)) kasus 20 kasus 2011 6288 kasus 30 kasus 675 3. 4. Diare DBD 583 kasus 37 kasus kasus 44 kasus 447 5. Penyakit jamur kulit 453 kasus kasus menurun meningkat meningkat menurun meningkat Keterangan

Dari Tabel .. dapat disimpulkan bahwa belum semua Penyakit berbasis Lingkungan di Puskesmas Pauh yang mencapai angka penurunan, yang merupakan Indikator Keberhasilan Klinik Sanitasi.

4.2. Prioritas Masalah Banyaknya masalah yang ditemukan dalam program puskesmas tidak memungkinkan untuk diselesaikan sekaligus atau seluruhnya, sehingga perlu dilakukan prioritas masalah yang merupakan masalah terbesar. Dalam hal ini teknik yang kami gunakan adalah teknik skoring. Dari masalah tersebut akan dibuat plan of action untuk meningkatkan dan memperbaiki mutu pelayanan. Kriteria nilai yang digunakan adalah sebagai berikut: - Urgensi: merupakan masalah yang penting untuk diselesaikan Nilai 1 : tidak penting Nilai 2 : kurang penting Nilai 3 : cukup penting Nilai 4 : penting Nilai 5 : sangat penting - Intervensi

Nilai 1 : tidak mudah Nilai 2 : kurang mudah Nilai 3 : cukup mudah Nilai 4 : mudah Nilai 5 : sangat mudah - Biaya Nilai 1 : sangat mahal Nilai 2 : mahal Nilai 3 : cukup murah Nilai 4 : murah Nilai 5 : sangat murah - Kemungkinan meningkatkan mutu Nilai 1 : sangat rendah Nilai 2 : rendah Nilai 3 : cukup sedang Nilai 4 : tinggi Nilai 5 : sangat tinggi

Tabel 4.1. Prioritas Masalah Kriteria Belum tercapainya target D/S di Puskesmas Pauh Masih rendahnya angka pancapaian pemberian ASI eksklusif di Urgensi Intervensi Biaya Mutu Total Rank

Puskesmas Pauh Rendahnya penemuan kasus baru TB Paru BTA positif (Case

Detection Rate = CDR) di wilayah kerja Puskesmas Pauh Masih rendahnya Cakupan DDTK Balita di Puskesmas Pauh Kurang Optimalnya Pelaksanaan Klinik Sanitasi di Puskesmas Pauh

Tabel 4.8 Analisis sebab akibat a. Manusia No. Faktor Penyebab 1. Masyarakat a. Masih rendahnya pengetahuan dan pemahaman masyarakat tentang sanitasi meliputi manfaat, dan alur klinik yang Kuesioner yang Dari 30 responden yang dibagikan ke 30 diberikan masyarakat yang datang ke Puskesmas Pauh kuesioner.. Masalah Tolak Ukur Katerangan

penyakit-

panyakit yang dikonsultasikan ke sanitasi klinik

b. Masih rendahnya kesadaran masyarakat untuk memanfaatkan

klinik sanitasi sebagai tempat konsultasi kesehatan 3. Tenaga Kesehatan a. Kurang optimalnya penjadwalan piket dari Pemantauan langsung wawancara dan

harian dengan petugas petugas di sanitasi. klinik

kesehatan lingkungan yaitu hanya 2 kali seminggu b. Kedisiplian pelaksanaan piket harian

klinik sanitasi belum optimal, dilihat setiap ada tidak hari petugas di

sanitasi

klinik sanitasi sesuai jadwal yang ditetapkan. c. Kurangnya kesadaran petugas Balai

Pengobatan dan untuk merujuk pasien dengan penyakit berbasis lingkungan ke Klinik Sanitasi KIA

b. Material

No. Faktor Penyebab


1.

Masalah

Tolak Ukur

Katerangan

Material

a. Kurangnya pemanfaatan media informasi

Data Promkes Kurang mengenai penyuluhan luar

dimanfaatkannya

papan pengumuman baik itu di puskesmas ataupun di

gedung posyandu serta di tempatbelum tempat umum untuk kepada

seperti papan yang informasi,post er

mencapai

menginformasikan

pamflet, target.

masyarakat tentang penyakit DBD,cara penularan dan

dan leaflet di klinik sanitasi.

upaya pencegahannya.

b. Penempatan alur pasien masuk ke

klinik sanitasi tidak tepat c. Metode No. Faktor Penyebab Metode a. Kurang berjalannya kerjasama lintas program antara bagian BP,KIA dalam merujuk Masalah Tolak Ukur Keterangan

pasien

ke

klinik sanitasi.

b. Kurangnya sosialisasi klinik sanitasi ke masyarakat

c. Belum

ada

pengontrolan dan penerapan sistem reward and

punishment oleh pimpinan Puskesmas

d. Belum sosialisasi

ada

dari petugas kesehatan tentang fungsi, peran dan kegiatan klinik sanitasi kepada masyarakat.

d. Dana No Faktor Penyebab 1. Dana Petugas kesehatan lingkungan belum mencantumkan perencanaan anggaran untuk media informasi. Masalah Tolak Ukur Keterangan

Gambar 4.1 Diagram Ischikawa

Manusia
Masyarakat

Masih rendahnya pengetahuan dan pemahaman masyarakat tentang klinik sanitasi yang meliputi manfaat, alur dan penyakit-panyakit yang dikonsultasikan ke klinik sanitasi Masih rendahnya kesadaran masyarakat untuk memanfaatkan klinik sanitasi sebagai tempat konsultasi kesehatan Tenaga Kesehatan Kurang optimalnya penjadwalan piket harian dari petugas kesehatan lingkungan yaitu hanya 2 kali seminggu Kedisiplian pelaksanaan piket harian klinik sanitasi belum optimal, dilihat tidak setiap hari ada petugas sanitasi di klinik sanitasi sesuai jadwal yang ditetapkan. Kurangnya kesadaran petugas Balai Pengobatan dan KIA untuk merujuk pasien dengan penyakit berbasis lingkungan ke Klinik Sanitasi

Metode Kurang berjalannya kerjasama lintas program antara bagian BP,KIA dalam merujuk pasien ke klinik sanitasi Kurangnya sosialisasi klinik sanitasi ke masyarakat Belum ada pengontrolan dan penerapan sistem reward and punishment oleh pimpinan Puskesmas Belum ada sosialisasi dari petugas kesehatan tentang fungsi, peran dan kegiatan klinik sanitasi kepada masyarakat.

Tingginya angka kasus DBD di Puskesmas Ambacang Kuranji tahun 2011


Material Kurangnya pemanfaatan media informasi seperti papan informasi,poster pamflet, dan leaflet di klinik sanitasi. Penempatan alur masuk pasien ke klinik sanitasi tidak tepat Dana
Petugas kesehatan lingkungan belum mencantumkan perencanaan anggaran untuk media informasi.

You might also like