Professional Documents
Culture Documents
O L E H : E VAR I S T U S AN G W A R M A S E
1. Tujuan pendidikan media
1. Pengertian
Secara etimologis, frase “media massa” berasal dari
penggabungan dua suku kata “media” (yang artinya
alat atau sarana) dan “massa” (artinya orang banyak).
Maka secara sederhana, media massa berarti alat atau
sarana untuk mengkomunikasikan sesuatu kepada
banyak orang.
Dalam Inter Mirifica disebutkan bahwa Gereja tertarik untuk terlibat dalam
pendidikan media karena Gereja menyadari daya jangkau dan potensi
pengaruh yang terkandung dalam media.
Daya jangkau: media bisa menjangkau sebanyak mungkin orang bahkan
semua orang. Dengan begitu Gereja dapat memanfaatkan media sebagai
sarana pewartaan Kabar Baik yang efektif yang menjangkau semua orang di
manapun mereka berada.
Potensi pengaruh: media menyimpan potensi konstruktif dan destruktif bagi
umat manusia. Dalam pandangan Gereja, jika dipergunakan sebagaimana
mestinya sesuai dengan tata etika dan moral, media bisa menghasilkan
pengaruh yang konstruktif bagi manusia terutama untuk pengembangan
kemanusiaan dan kebaikan bersama (bonum communae) masyarakat secara
umum dan Gereja pada khususnya.
Itulah sebabnya Gereja tidak tinggal diam, sebaliknya secara proaktif terlibat
dalam pendidikan media untuk memastikan bahwa media mendatangkan
pengaruh konstruktif bagi manusia dan masyarakat.
Singkatnya…
Gereja ingin agar
media berjalan
sesuai rambu yang
benar, yakni
menjadi sarana
yang membantu
manusia mencapai
kepenuhannya
sebagai pribadi
dan mendatangkan
kebaikan bagi
masyarakat.
Beberapa contoh produk
media dan hasil penelitian
lapangan pada slide berikut
memperlihatkan potensi
destruktif media bagi pola
pikir masyarakat.
Contoh lagu pop
CEMBURU
By DEWA
Aku cemburu
Di depan teman-temanku
Aku cemburu
By T2
Reff:
Temuan lain:
orang tua mengizinkan/membiarkan anak-anak
menyaksikan (banyak kali secara bersama-sama dengan
orang tuanya) tayangan-tayangan sinetron, reality show
dan infotainment tanpa ada bimbingan dari orang tua.
Faktanya, anak-anak lebih ingat kapan jam tayangannya
dan menghafal di luar kepala dialog-dialog dalam
tayangan-tayangan itu, termasuk dialog-dialog kasar dan
mengarah pada seks.
Dialog-dialog yang dihafal (tidak sedikit yang vulgar) ini
tak jarang dipakai dalam percakapan sehari-hari.
Kekuatan media
Menurut Kamus
Webster Online,
pornografi adalah
(1) pelukisan atau
penggambaran
erotis dalam tulisan
atau gambar yang
dimaksudkan untuk
membangkitkan
gairah seksual; (2)
barang-barang
(buku atau foto)
yang dimaksudkan
untuk
membangkitkan
gairah seksual; (3)
penggambaran atau
pelukisan tingkah
laku untuk
membangkitkan
gairah seksual.
Bahaya pornografi bagi orang dewasa