You are on page 1of 21

LAPORAN PENGALAMAN LAPANGAN INDUSTRI POLA OPERASI JARINGAN DISTRIBUSI 20 kV di PT PLN (Persero) WILAYAH SUMATERA BARAT RAYON INDARUNG

OLEH: TRI ISRA JANWARDI 16388/10

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2013

HALAMAN PENGESAHAN PERUSAHAAN Laporan ini Disampaikan Untuk Memenuhi Sebagian dari Persyaratan Penyelesaian Pengalaman Lapangan Industri FT-UNP Padang Semester Januari-Juni 2013

Oleh: Tri Isra Janwardi NIM: 16388.10 Jurusan Teknik Elektro Program Studi (S1) Pendidikan Teknik Elektro

Diperiksa dan Disyahkan Oleh: Pembimbing dari Perusahaan/Industri

(Ir. Eri Yenman)

Kepala/Manajer

(Mardanus)

HALAMAN PENGESAHAN FAKULTAS Laporan ini Disampaikan Untuk Memenuhi Sebagian dari Persyaratan Penyelesaian Pengalaman Lapangan Industri FT-UNP Padang Semester Januari-Juni 2013

Oleh: Tri Isra Janwardi NIM: 16388.10 Jurusan Teknik Elektro Program Studi (S1) Pendidikan Teknik Elektro

Diperiksa dan Disyahkan Oleh: Dosen Pembimbing

(Asnil, S.Pd., M.Eng.) NIP

a.n Dekan FT-UNP Kepala Unit Hubungan Industri

Drs. Bahrul Amin. S.T., M. Pd. NIP. 19630212 198603 1 026

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan YME karena atas berkat, rahmat, dan hidayah-Nyalah saya dapat menyelesaiakan penulisan Laporan Pengalaman Lapangan Industri ini dengan baik. Laporan yang saya susun ini berjudul Pola Operasi Jaringan Distribusi 20 kV Di PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Barat Rayon Indarung. Saya sebagai penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing Laporan Pengalaman Lapangan Industri ini, Pak Asnil, S.Pd, M.Eng. yang telah membimbing saya dalam hal kegiatan dan penyusunan laporan ini hingga selesai. Laporan ini disusun bertujuan untuk memembuhi tugas akhir pada matakuliah Parktek Industri. Tujuan khususnya diantaranya agar dapat mengetahui bagaimana pola operasi jaringan distribusi 20 kV yang ada pada PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Barat di Rayon Indarung. Saya sebagai penulis meyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam penulisan laporan ini, untuk itu kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun sangat dibutuhkan penulis agar tulisan-tulisan lainnya dapat lebih baik. Padang, 24 Januari 2012

Penulis

iii

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL i HALAMAN PENGESAHAN. ii KATA PENGANTAR. iii DAFTAR ISI iv DAFTAR TABEL v DAFTAR GAMBAR vi DAFTAR LAMPIRAN. vii BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelaksanaan Pengalaman Lapangan Industri FTUNP Padang 1 B. Deskripsi PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Barat Rayon Indaung... 2 C. Perencanaan Kegiatan PLI di PT PLN (Persero) 3 D. Pelaksanaan Kegiatan PLI Serta Hambatan-hambatan yang Ditemui dan Penyelesaiannya. 4 BAB II. POLA OPERASI JARUNGAN DISTRIBUSI 20 kV di PT PLN (Persero) Rayon Indarung A. Aspek-aspak Teoritis.. 5

iv

B. Pola Operasi Jaringan. 6 C. Pembahasan/Ulasan.... 8 BAB III. PENUTUP A. Kesimpulan. 9 B. Saran-saran. 10

DAFTAR PUSTAKA. viii LAMPIRAN... ix

DAFTAR TABEL Tabel 1. Daftar Penyulang PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Barat Rayon Indarung.. 12

vi

DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur Teknik PT PLN Persero Rayon Indarung.. 13

Gambar 2. Sistem Gabungan Jaringan Distribusi Rayon Indarung 14

vii

DAFTAR LAMPIRAN Surat Permohonan Pengalaman Lapangan Industri Mahasiswa FT-UNP.. 34 Surat Balasan Praktek Kerja Lapangan dari PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Barat Rayon Indarung 35 Foto dokumentasi Pengalaman Lapangan Industri Gambar Single Line Pola Operasi Masing-Masing Feeder (Penyulang) yang Termasuk Wilayah Pelayanan Rayon Indarung. 60 36

viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelaksanaan Pengalaman Lapangan Industri FT-UNP Padang Energi listrik merupakan energi yang sangat dibutuhkan pada saat ini. Berbagai macam alat yang telah diciptakan belakangan ini sangat tergantung akan adanya ketersediaan energi listrik. Dalam hal apapun pada saat ini pada umunya sudah menggunakan energi listrik pada pengoperasiannya. Dalam hal yang sederhana listrik digunakan sebagai sumber untuk memberikan arus listrik yang akan dialirkan ke filamen-filamen yang terdapat pada sebuah lampu pijar. Pada dahulunya, sebelum diciptakannya lampu yang

menggunakan berbagai zat bantuan untuk membuat penerangan yang lebih optimum, orang-orang masih menggunakan lampu pijar yang menggunakan filamen sebagai alat perubah energi panas (yang bersumber dari energi listrik) menjadi energi cahaya yang dipancarkan oleh filamen tersebut. Belakangan ini energy listrik tidak hanya digunakan sebagai energi pokok yang digunakan sebagai energy untuk keperluan penerangan. Namun telah banyak digunakan pada dunia industry. Baik itu yang menggunakan elemen pemanas seperti halnya pada alat-alat kebutuhan rumah tangga maupun untuk keperluan energi yang digunakan untuk menggerakkan motor pada industri yang menggunakan motor listrik sebagai penggerak mesin mekanik lainnya.

Sistem kelistrikan di Indonesia hanya dimonopoli oleh satu perusahaan listrik yang dinaungi oleh pemerintah saja, yakni PT PLN (Persero). Dalam pelayanannya pada saat dahulu keterandalan penyaluran tenaga listrik dari perusahaan tersebut dapat dikatakan tidak maksimal, diikarenakan beberapa faktor yang dapat merugikan konsumen yang menggunakannya. Sebagai satu contohnya adalah kegiatan pemadaman yang disebabkan oleh faktor-faktor yang umum diketahui. Yakni, factor teknis (dari alat itu sendiri) maupun dari faktor non-teknisnya. Faktor teknis yakni ketika sebuah pembangkit dan bahkan jaringan yang mengalami kerusakan yang diakibatkan oleh faktor usia alat itu sendiri dan ada beberapa faktor lagi yang tergolong faktor teknis tersebut. Faktor non-teknisnya yakni, ketika konsumen lalai dalam menggunakan energi listrik tersebut, meletakkan alat listrik sembarangan, pemakaian yang tidak sesuai dengan prosedur penggunaan, serta yang paling sering terjadi adalah ketika satu titik kotak kontak dibebani dengan banyak alat (daya yang diluar kemampuan penghantar dalam satu titik kotak-kontak itu). Untuk mencegah pemadaman/kerusakan pada jaringan tersebut, pada faktor non-teknis tersebut seharusnya pada tiap-tiap konsumen listrik dari PLN diberikan pengarahan atau bahkan pelatihan dasar tentang pengetahuan listrik tersebut. Sedangkan untuk menanggulangi faktor teknis tersebut dapat dilihat dari perbaikan serta perencanaan pola operasi yang matang, pola operasi lup sangat efektif untuk mencegah pemadaman dalam

lingkup yang besar, sehingaa hanya pada titik yang mengalami kerusakan tersebutlah yang dipadamkan, sedangkan jaringan lainnya tidak dipadamkan. Untuk itulah saya sebagai penulis, membuat laporan Praktek Pengalaman Industri (PPI) yang berkaitan dengan Pola Pengoperasian Jaringan Distribusi 20 kV pada PT PLN Wilayah Sumatera Barat Rayon Indarung B. Deskripsi PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Barat Rayon Indaung 1. Tinjauan Tentang Perusahaan Listrik Negara Pada masa pembangunan sekarang ini kebutuhan akan energi listrik sangat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat Indonesia. Maka untuk melayani kebutuhan energi listrik ini, pemerintah melalui Perusahaan Listrik Negara (PLN) melaksanakan perencanaan dan pembangunan untuk menyalurkan energi listrik sehingga dapat dinikmati oleh seluruh bangsa Indonesia, baik yang berada di pedesaan maupun di kota-kota besar. Agar kebutuhan energi listrik ini tetap bisa dinikmati dan berkesinambungan untuk masa yang akan datang maka pihak PT. PLN (Persero) terus berusaha melaksanakan pembangunan sektor kelistrikan antara lain : Pusat-pusat pembangkit listrik Penyaluran energi listrik Gardu Induk, Gardu Hubung dan Gardu Distribusi Pendistribusian energi listrik sesuai kebutuhan dan konsumen pengguna jasa tenaga listrik

Dalam mendistribusikan energi listrik PLN membagi konsumen yang terdiri dari tiga kelompok, yaitu : a. Konsumen Tegangan tinggi seperti PT. Semen Padang Daya 110 mVA (punya Gardu Induk sendiri) b. Konsumen Tegangan Menengah seperti PT. Hadist Didong Daya 345 kVA (punya Gardu sendiri) c. Konsumen Tegangan Rendah PT. PLN (Persero) di pimpin oleh seorang Direktur Utama yang berkedudukan di Jakarta. Untuk PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatra Barat di pimpin oleh seorang General Manager yang berkantor di Jl. Wahidin No. 8 Padang dan untuk Rayon Belanti di pimpin oleh seorang Manager yang berkantor di Jl. Khatib Sulaiman No. 44 Padang. 2.2. Sejarah Singkat PT. PLN (Persero) Secara garis besar, sejarah perkembangan PLN berdasarkan pembagian kurun waktu tertentu uang dibagi kedalam 7 periode, yaitu : Periode sebelum tahun 1943 Periode 1943 1945 Periode 1945 1950 Periode 1951 1966 Periode 1967 1985 Periode 1985 1993 Periode 1994 s/d sekarang

Periode sebelum tahun 1943 Perusahaan kelistrikan di Indonesia di rintis oleh perusahaan perusahaan listrik swasta Belanda yaitu oleh pabrik-pabrik dan perusahaan. Melihat kelistrikan untuk umum di nilai menguntungkan, maka muncullah perusahaan-perusahaan listrik milik Belanda seperti : a. NV ANIEM b. NV GEBEO c. NV OGEM d. Dan lain-lain (perusahaan listrik yang bersifat lokal)

Periode 1943 1945 Pada waktu pendudukan Jepang perusahaan perusahaan listrik swasta tersebut diakui secara keseluruhan oleh Jepang dan di kelola menurut situasi suatu kondisi daerah tertentu seperti perusahaan listrik Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatra dan lain-lain.

Periode 1945 1950 Perusahaan Listrik dan Gas di rebut dari Jepang dan melalui Ketetapan Presiden RI. No.1 / S.D / 1945 tanggal 27 Oktober 1945, di bentuk Jawatan Listrik dan Gas yang berkedudukan di Yogyakarta.

Pada masa agresi Belanda I Perusahaan Listrik yang dibentuk dengan Ketetapan Presiden di atas dikuasai kembali oleh pemiliknya semula. Pada masa agresi Belanda II 19 Desember 1948 sebagian besar kantor-kantor Jawatan Listrik dan Gas di rebut oleh pemerintah kolonial Belanda, kecuali daerah Aceh. Tahun 1950 Jawatan Listrik dan Gas diubah menjadi Jawatan Listrik dan Gas milik pemerintahan kolonial Belanda. Sedangkan perusahaan listrik swasta di serahkan kembali kepada pemiliknya semula sesuai hasil Konfrensi Meja Bundar (KMB).

Periode 1951 1966 Jawatan Tenaga membawahi perusahaan negara untuk

membangkitkan tenaga listrik (PENUPETEL) dan diperluaskan dengan membawahi juga perusahaan negara untuk distribusi tenaga listrik (PENUDITEL) pada tahun 1952. Berdasarkan Keppres No. 163 tanggal 3 Oktober 1953 tentang nasionalisasi perusahaan listrik milik bangsa Belanda yaitu jika konsesi perusahaannya telah berakhir. Maka beberapa perusahaan listrik milik swasta tersebut di ambil alih dan digabungkan ke Jawatan Tenaga. Kemudian pada tahun 1958 DPR dan Pemerintah RI

menerbitkan Undang-undang tentang nasionalisasi semua perusahaan Belanda. Kemudian Peraturan Pemerintah RI No. 18 tentang Nasionalisasi Perusahaan Listrik dan Gas milik Belanda. Berdasarkan Peraturan Pemerintah tersebut Penguasa Perusahaan Perusahaan Listrik dan Gas (P3LG) menangani proses alih kepemilikannya. Jawatan Tenaga diubah menjadi Perusahaan Listrik Negara melalui Surat Keputusan Menteri PU dan tenaga No. P. 25 / 45 / 17 tanggal 23 September 1958, sedangkan P3LG dibubarkan pada tahun 1959 setelah Dewan Direktur Perusahaan Listrik Negara (DDPLN) terbentuk. Berdasarkan U.U No.19 tahun 1960 tentang perusahaan negara, melalui Peraturan Pemerintah RI No. 67 tahun 1961 di bentuklah Badan Pimpinan Umum Perusahaan Listrik Negara (BPU PLN) yang mengelola semua perusahaan listrik, gas dan kokkas berada didalam satu wadah organisasi. Untuk mewujudkan UU dan Peraturan Pemerintah tersebut Menteri PU dan Tenaga pada saat itu menerbitkan Surat Keputusan Menteri PUT No. Ment. 16/1/20, tanggal 20 Mei 1961 yang memuat arahan sebagai berikut : a. BPU adalah suatu badan negara yang diserahi tugas menguasai dan mengurus perusahaan perusahaan listrik dan gas yang terbentuk badan hukum. b. Organisasi BPU PLN di pimpin oleh direksi.

c. Daerah dibentuk daerah eksploitasi yang terdiri atas : 1) 10 daerah eksploitasi listrik umum (Pembangkit dan Distribusi) 2) 2 daerah eksploitasi khusus distribusi listrik 3) 1 daerah eksploitasi khusus pembangkit listrik 4) 13 PLN eksploitasi proyek-proyek kelistrikan

d. Daerah eksploitasi khusus distribusi dibagi lebih lanjut menjadi Cabang dan Ranting e. Daerah eksploitasi khusus pembangkitan dibagi lebih lanjut menjadi sektor Tahun 1965 BPU PLN dibubarkan dengan peraturan pemerintah No. 19 dan dibentuk Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan Perusahaan Gas Negara (PGN). Tahun 1966,BPU PLN pada masa Kabinet Ampera, PLN di tempatkan dibawah Direktorat Jendral Tenaga Listrik (DITJEN) di dalam lingkungan Departemen Perindustrian Dasar Ringan dan Tenaga (DEPPDAGRI).

Periode 1967 1985 Dalam Kabinet Pembangunan I Dirjen Gatrik, PLN dan Lembaga Masalah Ketenaga Kerjaan (LMK) dialihkan ke Departemen PUTL.

LMK ditetapkan dalam pengelolaan PLN melalui Peraturan Menteri PUTL No. 6 / PRT / 1970. Tahun 1972, PLN ditetapkan sebagai Perusahaan Umum melalui Peraturan Pemerintah No. 18. pemerintah juga memberikan tugastugas pemerintahan di bidang kelistrikan kepada PLN untuk mengatur, membina, mengawasi pelaksanaan perencanaan umum bidang

kelistrikan nasional, disamping tugas-tugas sebagai perusahaan. Mengingat kebijaksanaan energi dipandang perlu untuk ditetapkan secara nasional, maka pada Kabinet Pembangunan II dibentuk Departemen Pertambangan dan Energi kemudian PLN serta PGN berpindah lingkungan dari Departemen PUTL ke Departemen Pertambangan di bidang ketenagaan selanjutnya ditangani oleh Direktorat Jendral Ketenagaan (1981). Dalam Kabinet Pembangunan IV Dirjen Ketenagaan diubah menjadi Dirjen Listrik dan Energi Baru (LEB) perubahan nama ini memperjelas tugas dan fungsinya yaitu : a. Pembinaan Program Kelistrikan b. Pembinaan Pengusahaan Kelistrikan c. Pengembangan Energi Baru Terlihat bahwa tugas-tugas Pemerintahan yang semula dipikul oleh PLN (secara bertahap dikembalikan ke Departemen), sehingga PLN dapat lebih memusatkan fungsinya sebagai perusahaan.

Periode 1985 1993 Mengingat tenaga listrik sangat penting bagi peningkatan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat secara umum serta untuk mendorong peningkatan kegiatan ekonomi secara khusus dan oleh karena itu usaha penyediaan tenaga listrik, pemanfaatan, dan pengelolaannya perlu ditingkatkan agar tersedia tenaga listrik dalam jumlah yang cukup merata dengan mutu pelayanan yang baik kemudian dalam rangka peningkatan pembangunan yang

berkesinambungan di bidang ketenagalistrikan di perlukan upaya untuk secara optimal memanfaatkan sumber-sumber energi untuk membangkitkan tenaga listrik sehingga menyediakan tenaga listrik terjamin tetapi untuk mencapai maksud tersebut, pemerintah Republik Indonesia menganggap bahwa ketentuan dab perundang-undangan yang ada sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan keadaan dan kebutuhan pembangunan di bidang ketenagalistrikan, maka bersamasama dengan Dewan Perwakilan Rakyat menetapkan Undang-undang No. 15 Republik Indonesia 1985 tentang

tahun

ketenagalistrikan. Kemudian sebagai pengejawatan Undang-undang tersebut

pemerintah menempatkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 10 tahun 1989 tentang Penyediaan dan Pemanfaatan Tenaga Listrik.
10

Berdasarkan Undang-undang dan peraturan pemerintah tersebut di tetapkan bahwa PLN merupakan salah satu pemegang kuasa ketenagalistrikan, pelaksanaan berhubung dengan sebagai itu maka agar kuasa didalam usaha

operasional

pemegang

ketenagalistrikan sesuai dengan makna yang terkandung di dalam Undang-undang dan peraturan pemerintah tersebut di atas, Pemerintah Republik Indonesia menetapkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 17 tahun 1990 tentang Perusahaan Umum (PERUM) Listrik Negara. Peraturan ini merupakan dasar hukum pengelolaan perusahaan umum listrik negara sebagai pemegang kuasa ketenagalistrikan. Periode 1994 s/d sekarang Mengingat listrik sangat penting bagi peningkatan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat secara umum, maka berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 3 tahun 1994 tentang peralihan bentuk Perusahaan Listrik Negara (PERUM) menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) serta telah di tanda tanganinya akta notaris Sujipto, SH No. 169 tanggal 30 Juli 1994 tentang Pendirian Perusahaan Terbatas (PT) Perusahaan Milik Negara atau disingkat PT. PLN (Persero) telah didirikan dengan modal Rp. 63.000.000.000.000,00 (Enam Puluh Tiga Triliun Rupiah) modal yang ditempatkan dan disetor penuh Rp. 13.000.000.000.000,00 (Tiga Belas Triliun Rupiah) segala hak dan

11

kewajiban, kekayaan serta pegawai Perusahaan Umum Listrik Negara yang ada pada saat pembubaran beralih kepada PT. PLN (Persero).

12

You might also like