You are on page 1of 44

1

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Usaha Kecil dan Menengah ( UKM ) merupakan unit saha yang di kelola oleh kelompok masyarakat maupun keluarga, yang mempunyai peran strategis dalam pembangunan ekonomi nasional. Sebab selain memberi kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional juga dapat menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar. Dengan jumlah tenaga kerja yang semakin bertambah maka membuat perkembangan pada sektor UKM semakin maju juga. Pemberdayaan Usaha Kecil dan Menengah sangat penting dalam

mengantisipasi perekonomian kedepan terutama dalam memperkuat struktur perekonomian nasional. Adanya krisis perekonomian nasional seperti sekarang ini sangat mempengaruhi stabilitas nasional, ekonomi dan politik, yang berdampak pada kegiatan- kegiatan usaha besar yang semakin terpuruk, sementara Usaha Kecil dan Menengah relatif masih dapat mempertahankan kegiatan usahanya. Secara umum Usaha Kecil dan Menegah memiliki kedudukan yang sangat potensial dalam perekonomian nasioanal, kenyataanya masih banyak masalah yang menghadang dalam pengembangan Usaha Kecil dan Menengah. Kedudukan Usaha Kecil dan Menengah dalam perekonomian nasional selain dalam hal penyerapan tenaga kerja yang banyak, Usaha Kecil dan Menengah juga memiliki potensi penghasil devisa yang cukup besar melalui kegiatan ekspor komoditas tertentu dan memberikan kontribusi terhadap Product Domestik Bruto ( PDB ). Dalam hal ini, adalah kelemahan akses pada informasi dan perluasan pangsa pasar, kelemahan akses pada pemupukan modal, kelemahan akses pada informasi dan teknologi, kelemahan dalam manajemen organisasi, kelemahan dalam pembentukan jaringan usaha dan kemitraan. Kesemuannya ini bersumber dari kelemahan sumber daya manusia ( SDM ) yang berdampak pada rendahnya

kualitas produk dan jasa sehingga kurang memiliki daya saing, baik dalam pasar lokal maupun nasional dan internasional. Kondisi tersebut harus segera diperbaiki agar Usaha Kecil dan Menengah mampu bersaing dalam era yang ditandai oleh semakin ketatnya persaingan. Kunci didalam memenangkan persaingan adalah peningkatan produktivitas dan efisiensi. Untuk itu maka setiap Usaha Kecil dan Menengah harus mempersiapkan diri untuk memproduksi atau menghasilkan suatu produk yang berkualitas tinggi, melakukan deferensiasi supaya memiliki daya saing yang tinggi. Usaha Kecil dan Menengah dalam bidang kerajinan tangan misalnya, dimana pengrajin sebagai pelaku utama dihadapkan pada tantangan yang semakin besar. Peronce Melati sebagai salah satu bentuk Usaha bagi pelaku utama perlu ditumbuh kembangkan agar mencapai pangsa pasar dan sesuai kebutuhan konsumen. Secara umum, tujuan atau sasaran yang ingin dicapai adalah terwujudnya Usaha Kecil dan Menengah dalam bidang kerajinan tangan khususnya Peronce Melati yang tangguh, mandiri, kreatif, memiliki daya saing tinggi dan berperan utama dalam produksi maupun distribusi, serta dalam permodalan untuk menghadapi persaingan bebas. Berdasarkan latar belakang diatas maka judul penelitian ini adalah : Analisis Pengaruh UKM ( Usaha Kecil dan Menengah ) Peronce Melati dalam Meningkatkan Pendapatan Masyarakat. Studi Kasus di jl. Lesanpura Cilacap.

B. Rumusan Masalah

Bertitik tolak dari latar belakang diatas, maka permasalahan yang dapat peneliti rumuskan adalah : 1. Apakah Usaha Kecil dan Menengah secara parsial ( individu ) mempunyai pengaruh yang signifikan dalam peningkatan Pendapatan masyarakat jl. Lesanpura Cilacap? 2. Apakah Usaha Kecil dan Menengah secara simultan ( serentak ) mempunyai pengaruh yang signifikan dalam meningkatkan Pendapatan masyarakat jl. Lesanpura Cilacap ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan dari permasalahan di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk : 1. Untuk mengetahui pengaruh Usaha Kecil dan Menengah secara parsial ( individu ) dalam meningkatkan Pendapatan masyarakat jl. Lesanpura Cilacap. 2. Untuk mengetahui Usaha Kecil dan Menengah secara simultan dalam meningkatkan Pendapatan masyarakat jl. Lesanpura Cilacap. D. Manfaat penelitian Adapun kegunaan penelitian ini adalah : 1. Untuk menambah pengetahuan penulis dan dapat dijadikan pendorong untuk mengembangkan ilmu yang diperoleh, sehingga dapat bermanfaat bagi sesama. 2. Sebagai bahan telaah lanjutan terhadap penelitian lain yang relevan dengan masalah tersebut.

3. Sebagai masukan bagi Usaha Kecil dan Menengah Peronce Melati MEGA KEMBANG dalam meningkatkan pendapatan masyarakat, jl. Lesanpura cilacap. E. Hipotesis Penelitian Salah satu tujuan penelitian adalah menelaah hubungan antara variabelvariabel, hubungan ini disajikan dalam bentuk hipotesis yang merupakan unsur penelitian yang sangat penting. Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Dari permasalahan yang telah diuraikan diatas maka dapat ditarik hipotesis sebagai berikut : 1. Bahwa Usaha kecil dan Menengah secara parsial berpengaruh dalam meningkatkan pendapatan masyarakat jl. Lesanpura Cilacap. 2. Bahwa Usaha kecil dan Menengah secara simultan berpengaruh dalam meningkatkan pendapatan masyarakat jl. Lesanpura Cilacap.

BAB II KAJIAN TEORI

A. Penelitian Terdahulu Penelitian Sartini ( 2006 ) tentang Peranan Industri Rumah Tangga dalam Peningkatan Pendapatan Masyarakat Desa Rowerena. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Mendeskripsikan dan pemahaman yang mendalam tentang peranan industri tenun dalam peningkatan pendapatan. Hasil dari penelitian ini adalah : pertama, faktorfaktor yang mendorong masyarakat Desa Rowerena mendirikan kelompok industry tenun. Kedua, upaya- upaya yang dilakukan dalam peningkatan industri tenun ikat di Desa Rowerena. Penelitian Siahaan ( 2009 ) tentang Pengaruh Persebaran Lokasi UMKM Berbasis Rumah Tangga Terhadap Pendapatan Rumah Tangga atau Home Based Enterprises ( HBE ) di Kelurahan Bugangan jl. Barito Semarang Timur. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Mendeskripsikan kontribusi pendapatan HBE pada rumah tangga, dan menganalisis lokasi persebaran HBE berdasarkan jenis, kontribusi dan tahap perkembangannya. Hasil dari penelitian ini adalah HBE memberikan kontribusi yang besar bagi pendapatan rumah tangga. Penelitian Rafika ( 2010 ) tentang Pengaruh Usaha Kecil dan Menengah Gabungan Kelompok Tani Coklat dalam Meningkatkan Pendapatan masyarakat. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Mendiskripsikan tentang pengaruh peran Usaha Kecil dan Menengah Gabungan Kelompok Tani Coklat Guyub Santoso dalam meningkatkan pendapatan masyarakat. Hasil dari penelitian ini adalah pertama secara parsial pendidikan, kemampuan lama bekerja dan jenis kelamin mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan pendapatan. Kedua, Secara simultan pendidikan, kemampuan lama bekerja dan jenis

kelamin mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan pendapatan.

B. Usaha Kecil dan Menengah 1. Pengertian Usaha Kecil dan Menengah Usaha Kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil, dan memenuhi kriteria kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan serta kepemilikan sebagaimana diatur dalam undang- undang. Kriteria perusahaan di Indonesia dengan jumlah tenaga kerja 1- 4 orang sebagai usaha rumah tangga, perusahaan dengan tenaga kerja 5- 19 sebagai usaha kecil, perusahaan dengan jumlah tenaga kerja 20- 99 orang senagai industri menengah, dan perusahaan dengan tenaga kerja lebih dari 100 orang sebagai usaha besar. Menurut SK Menteri Keuangan No. 316/KMK.016/1994 tanggal 05 juni 1994 adalah perorangan atau badan usaha yang melakukan kegiatan usaha dengan nilai penjualan atau omset senilai Rp. 66 juta diluar tanah dan bangunan yang ditempati. Apabila kita mengacu dari UU No. 99 tahun 1995 yang digunakan oleh Departemen Koperasi menetapkan kriteria : usaha kecil sebagai usaha yang memiliki kekayaan bersih maksimum Rp. 200 juta, di luar tanah dan bangunan dan memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 1 milyar dan dimiliki oleh warga Indonesia . Tentang usaha kecil, usaha sendiri, bukan anak perusahaan dari bentuk usaha perseorangan. Usaha kecil merupakan usaha informal oleh individu seperti usaha rumah tangga, pedagang kecil, kaki lima maupun asongan. Istilah usaha kecil diartikan sebagai suatu segmen pengusaha dengan usahanya dilihat dari permasalahan ekonomi domestik.( suhardjono, Manajemen Pengkreditan Usaha Kecil dan Menengah ).

Gambar 2.1 Piramida Ekonomi Indonesia

Usaha skala besar

Usaha skala kecil dan menengah

Usaha Kecil dan Menengah merupakan pemain utama dalam kegiatan ekonomi Indonesia. Masa depan pembangunan terletak pada kemampuan usaha kecil dan menengah untuk berkembang mandiri. Kontribusi Usaha Kecil dan Menengah pada GDP Indonesia pada tahun 1999 sekitar 60 % dengan rincian42 % merupakan kontribusi usaha kecil dan Mikro dan 18 % merupakan kontribusi usaha menengah. Era otonomi daerah merupakan peluang bagi Usaha kecil dan menengah untuk dapat maju dan berkembang.( Faisal, 2002 ) BUMN sebagai agent of development mempunyai kewajiban dalam pemberdayaan Usaha Kecil dan Menengah. Pentingnya kedudukan Usaha Kecil dan Menengah dalam perekonomian nasional bukan saja karena jumlahnya yang banyak, melainkan juga memiliki potensi penghasil devisa yang cukup besar melalui kegiatan ekspor komoditas tertentu dan memberikan kontribusi terhadap Product Domestik Bruto ( PDB ).Pemberdayaan Usaha Kecil dan Menengah sangat penting dan strategis dalam mengantisipasi perekonomian kedepan terutama dalam memperkuat struktur perekonomian nasional. Adanya krisis perekonomian nasional seperti sekarang ini sangat mempengaruhi stabilitas nasional, ekonomi dan

politik yang imbasnya berdampak pada kegiatan- kegiatan usaha besar yang semakin terpuruk, sementara usaha kecil dan menengah mempertahankan kegiatan usahanya. Secara umum, tujuan atau sasaran yang ingin dicapai adalah terwujudnya usaha kecil dan menengah yang tangguh dan mandiri yang memiliki daya saing tinggi serta dalam permodalan untuk menghadapi persaingan bebas. Dalam menghadapi era perdagangan bebas yang ditandai dengan semakin ketatnya persaingan kita tidak boleh lengah, terutama dunia usaha, khususnya Usaha Kecil dan Menengah yang masih menghadapi berbagai masalah, baik yang bersifat internal maupun eksternal. Dengan adanya permasalahan itu, maka strategi pengembangan Usaha Kecil dan Menengah harus diarahkan pada pemecahan masalah internal dan eksternal tersebut. Dalam hal ini, pemerintah menempuh lima strategi yang masih dapat

intinyasebagai upaya pemecahan kelima masalah internal serta berupaya menumbuhkan iklim berusaha yang lebih kondusif melalui pembentukan peraturan dan kebijaksanaan terutama dalam aspek pendanaan, persaingan, prasarana, informasi, kemitraan, perizinan usaha, dan

perlindungan.Masalah yang menghadang dalam pengembangan Usaha Kecil dan Menengah, dalam hal ini adalah kelemahan akses pada informasi dan perluasan pasar, kelemahan akses dan pemupukan modal, kelemahan akses pada informasi dan tekhnologi, kelemahan dalam organisasi manajemen, serta kelemahan dalam pembentukan jaringan usaha dan kemitraan. Kesemua ini bersumber dari kelemahan Sumber Daya Manusia yang berdampak pada rendahnya kualitas produk dan jasa sehingga kurang memiliki daya saing, baik dalam pasar lokal maupun nasional dan internasional. Kemiskinan merupakan salah satu faktor penghambat pengembangan Sumber Daya Manusia. Kemiskinan menyebabkan seseorang tidak dapat memenuhi kebutuhan primernya, rendahnya tingkat gizi dan kesehatan menyebabkan rendahnya produktivitas kerja.

2.

Ciri- Ciri Usaha Kecil dan menengah a. Pendidikan formal yang rendah b. Modal usaha kecil c. Miskin d. Upah rendah e. Kegiatan dalam skala kecil.

3. Peran dan fungsi Usaha Kecil dan Menengah sangat besar dalam kegiatan ekonomi masyarakat. Fungsi dan peran itu meliputi : a. Penyediaan barang dan jasa b. Penyerapan tenaga kerja c. Pemerataan pendapatan d. Sebagai nilai tambah bagi produk daerah e. Peningkatan taraf hidup masyarakat 4. Bentuk pembinaan bagi Usaha Kecil dan Menengah sebagai upaya untuk meningkatkan pendapatan sebagai sarana, bantuan serta bentuk nyata pembinaan usaha keci yang tercatat selama ini diantaranya adalah : a. Sistem kemitraan usaha b. Dana pembinaan BUMN 1-5 persen dari keuntungan bersih.( Martin, 2000 ) c. Pembentukan lembaga penjamin kredit usaha kecil d. Fasilitas kredit perbankan khususnya untuk pengusaha kecil e. Kredit tanpa agunan ( kredit kelayakan usaha ) f. Pembentukan proyek pengembangan usaha kecil g. Pembentukan proyek pengembangan hubungan bank dengan kelompok swadaya masyarakat h. Pembentukan forum komunikasi perbankan untuk pengembangan usaha kecil Usaha kecil dianggap sebagai kegiatan ekonomi yang tepat dalam pembangunan di Negara yang sedang berkembang, karena :

a. Usaha kecil mendorong munculnya kewirausahaan domestik dan sekaligus menghemat sumber daya Negara. b. Usaha kecil menggunakan tekhnologi padat karya, sehingga dapat menciptakan lebih banyak kesempatan kerja dibandingkan yang disediakan oleh perusahaan brskala besar. c. Usaha kecil dapat didirikan, di operasikan dan memberi hasil dengan cepat. d. Pengembangan usaha kecil dapat mendorong proses desentralisasi inter regional dan intra- regional, karena usaha kecil dapat berlokasi di kota- kota kecil dan pedesaan. e. Usaha kecil memungkinkan tercapainya obyektif ekonomi dan sosial politik. 5. Kelebihan dan Kelemahan Usaha Kecil dan menengah a. Kelebihan usaha kecil dan menengah Pada kenyataanya, usaha kecil dan menengah mampu tetap bertahan dan mengantisipasi kelesuan perekonomian yang

mengakibatkan inflasi maupun berbagai faktor penyebab lainnya. Tanpa subsidi dan proteksi usaha kecil di Indonesia mampu berperan sebagai buffer ( penyangga ) dalam perekonomian masyarakat lapisan bawah. Secara umum perusahaan skala kecil baik perorangan maupun kerjasama memiliki kelebihan seperti : 1) Pemilik merangkap manajer perusahaan yang bekerja sendiri dan memiliki gaya manajemen sendiri, ( merangkap semua fungsi manajerial seperti marketing, finance dan administrasi). 2) Perusahaan keluarga, dimana pengelolaannya mungkin tidak memiliki keahlian manajerial yang handal. 3) Sebagian besar membuat lapangan kerja baru, inovasi, sumber daya baru serta barang dan jasa- jasa baru. 4) 5) Resiko usaha menjadi beban pemilik. Pertumbuhan yang lambat, tidak teratur, terkadang cepat dan premature.

10

6)

Fleksibel terhadap bentuk fluktuasi jangka pendek, namun tidak memiliki rencana jangka panjang.( Harimurti , 2009 )

7)

Independen dalam penentuan harga produksi atau barang atau jasa- jasanya.

8) 9)

Prosedur hukumya sederhana. Pajak relatif ringan.

10) Kontak- kontak dengan pihak luar bersifat pribadi. 11) Mudah dalam proses pendiriannya. 12) Mudah dibubarkan setiap saat dikehendaki. 13) Pemilik mengelola secara mendiri dan bebas waktu. 14) Pemilik menerima seluruh laba. 15) Umumnya mempunyai kecenderungan mampu untuk survive. 16) Merupakan tipe usaha yang paling cocok untuk mengelola produk, jasa atau proyek perintisan yang sama sekali baru atu belum pernah ada yang mencobanya, sehingga memiliki sedikit pesaing. 17) Terbukanya peluang dengan adanya berbagai kemudahan dalam peraturan dan kebijakan pemerintah yang mendukung berkembangnya usaha kecil di Indonesia. 18) Diversifikasi usaha terbuka luas sepanjang waktu dan pasar konsumen senantiasa tergali melalui kreatifitas pengelola. 19) Relatif tidak membutuhkan investasi yang terlalu besar, tenaga kerja yang tidak berpendidikan tinggi, serta sarana produksi lainnya yang tidak terlalu mahal. 20) Meskipun tidak terlihat nyata, masing- masing usaha kecil dengan usaha kecil yang lain saling ketergantungan secara moril dan semangat berusaha. Beberapa keunggulan dari Usaha Kecil dan Menengah terhadap usaha antara lain adalah sebagai berikut : 1) Inovasi dalam teknologi yang telah dengan mudah terjadi dalam pengembangan produk.

11

2) Hubungan kemanusiaan yang akrab di dalam perusahaan kecil, 3) Kemampuan menciptakan kemampuan kerja cukup banyak atau penyerapannya terhadap tenaga kerja. 4) Fleksibilitas dan kemampuan menyesuaikan diri terhadap kondisi pasar yang berubah dengan cepat di banding dengan perusahaan skala besar yang pada umumnya birokratis. 5) Terdapatnya kewirausahaan. Dari keunggulan- keunggulan tersebut yang menonjol adalah adanya kemampuan penyerapan tenaga kerja. b. Kelemahan Usaha Kecil dan Menengah : Berbagai kendala yang menyebabkan kelemahan serta hambatan bagi pengelola suatu Usaha Kecil dan Menengah.( Sartika paromo, tiktik dkk, 2004 ) Diantaranya masih menyangkut faktor intern dari usaha kecil dan menengah itu sendiri serta beberapa faktor ekstern, kelemahan usaha Kecil dan Menengah itu seperti : 1) Tidak memiliki perencanaan jangka panjang. 2) Kekurangan informasi bisnis. 3) Pembagian kerja tidak proporsional. 4) Kesulitan modal kerja. 5) Resiko dan utang- utang kepada pihak ketiga ditanggung oleh kekayaan pemilik. 6) Sumber modal terbatas pada kemampuan pemilik. 7) Perencanaan dan program pengendalian tidak ada atau belum pernah merumuskannya. 6. Hambatan Perkembangan Usaha Kecil dan Menengah. a. Lemahnya manajemen. dinamisme manajerial dan perencanaan

12

b. Keterbatasan kemampuan dalam penetrasi pasar, baik dari negeri maupun luar negri. c. Kurangnya akses tekhnologi modern. d. Kurangnya akses ke bahan baku. e. Kurangnya akses untuk memperoleh modal. 7. Tantangan yang dihadapi Usaha Kecil dan Menengah a. Krisis ekonomi yang dihadapi masyarakat telah menyebabkan turunnya daya beli dan produksi, yang pada gilirannya menyebabkan masyarakat tidak mampu memenuhi kebutuhan pokoknya. Disamping itu, Daya beli masyarakat yang

menurun menyebabkan mundurnya usaha/ bisnis masyarakat karena berkurangnya konsumen. ( Tohar Soeharto,2001 ) b. Struktur ekonomi saat ini ditandai pemusatan aset produktif di tangan sekelompok kecil masyarakat. Distribusi aset yang kurang merata ini menyebabkan ketergantungan

perekonomian Indonesia pada sekelompok kecil masyarakat. Distribusi aset yang kurang merata ini menyebabkan ketergantungan perekonomian Indonesia pada sekelompok kecil masyarakat sehingga akan mudah menggoyahkan ekonomi nasional. c. Ketergantungan yang tinggi terhadap luar negri, baik berupa pinjaman maupun investasi luar negri menyebabkan lemahnya sektor permodalan di Indonesia. Tanntangan pada waktu yang akan dating adalah mengusahakan peningkatan tabungan nasional secara signifikan agar Indonesia mempunyai basis permodalan Yang kuat dalam investasi. d. Adanya persaingan tidak sehat diantaranya pelaku- pelaku ekonomi menyebabkan tidak efisiennya ekonomi nasional. Disamping itu, persaingan tidak sehat akan mempersulit

13

tumbuhnya

bisnis-

bisnis

baru

karena

kecenderungan

penciptaan halangan- halangan yang sulit diatasi oleh pesertapeserta baru dalam usaha. Hal ini juga merupakan faktor penyebab sulit berkembangnya. Usaha Kecil dan Menengah karena keterbatasannya untuk mengatasi halangan- halangan yang dihadapi dalam kegiatan usahanya. e. Sebagian kecil masyarakat mendapatkan akses melakukan penguasaan industri dari hulu sampai hilir, mulai dari penyediaan bahan baku produksi dan distribusi. Hal seperti ini menyebabkan terjadinya pengambilan keputusan oleh

segelintir orang yang secara signifikan akan mempengaruhi perekonomian nasional. Disamping itu, hal ini secara nyata mempersulit Menengah. Ada beberapa pendekatan yang dapt dilakukan guna meningkatkan kinerja dan daya saing Usaha Kecil dan Menengah. Pendekatan pertama, adalah memperdayakan Usaha Kecil dan Menengah agar mampu menghasilkan produk dan jasa yang berkialitas. Beberapa dimensi kualitas produk adalah : a. Kinerja. Dimensi ini mengenai seberapa baik suatu produk melakukan apa yang semestinya dilakukan. b. Features. Menggambarkan pernikpernik yang tumbuh kembangnya Usaha Kecil dan

melengkapi atau meningkatkan fungsi dasar produk. c. Keandalan. Dimensi kualiatas ini berkaitan dengan kemampuan produk untuk bertahan selama penggunaan yang biasa. d. Kesesuaian. Dimensi ini berkaitan dengan seberapa baik produk tersebut sesuai dengan standar. Untuk konsumen individu, kesesuaian lebih pada tercapainya standarstandar subyektif.

14

(Ibid, hal 11 ) e. Daya tahan. Daya tahan adalah ukuran umur daya produk, dan tekhnologi modern. f. Kemudahan perbaikan. Produk yang digunakan untuk jangka waktu lama sering harus diperbaiki atau dipelihara dan rancangan produk yang memudahkan perbaikan menambah nilai produk. g. Keindahan. kemampuan Kualitas tidak selalu bergantung suatu pada produk

fungsional.

Keindahan

bagaimana produk tersebut dapat dilihat dan dirasakan dapat menjadi dimensi yang penting. h. Persepsi terhadap kualitas. Dimensi ini tidak didasarkan pada produk itu sendiri tetapi pada citra atau reputasinya. Iklan, peringkat dari para pakar, dan pendapat teman dan keluarga dapat mempengaruhi persepsi kita pada kualitas produk. Dimensi- dimensi kualitas jasa adalah: a. Berwujud. Artinya, dapat dilihat pelanggan saat jasa sedang dikerjakan, antara lain fasilitas, pegawai, perlengkapan, dan peralatannya. b. Keandalan. Sam seperti produk, jasa juga harus andal, demikian juga personil juga harus dapat melakukan pekerjaannya secara konsisten, akurat dan dapat diandalkan. c. Responsif. Pelanggan tidak ingin menunggu untuk dilayani. d. Kepastian. Pelanggan mengharapkan personil jasa sopan dan terpelajar. orang Melalui yang tindakan dan jasa

penampilannya,

menyediakan

menamplkan kepercayaan dan keyakinan.

15

e. Empati. Personil jasa harus menunjukan perhatian yang tulus pada para pelanggan dan memenuhi kebutuhannya. Usaha Kecil yang ingin memenangkan persaingan dalam pasar bebas harus dapat memenuhi tuntunan dimensi kualitas produk dan jasa dari yang

dikembangkannya. Jika tidak besar kemungkinan akan kalah bersaing dengan produk dan jasa dari luar. Pendekatan kedua, adalah penumbuhan iklim usaha yang kondusif bagi berkembangnya usaha kecil dan menengah. Tanpa adanya iklim usaha yang kondusif Usaha Kecil dan menengah dengan keterbatasannya mampu bersaing dengan pelaku bisnis lainnya. Semua hambatan baik internal maupun eksternal, tentunya sangat mempengaruhi perkembangan usaha keciil di Indonesia. Tidak sedikit usaha yang gulung tikar di tengah jalan, atau tetap mempertahankan usaha tanpa mengalami perkembangan yang berarti.

Mengacu Undang- undang nomor 9 tahun1995, Kriteria usaha kecil dilihat dari segi keuangan dan modal yang dimilikinya adalah : a. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp.200 juta ( tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, atau b. Memiliki hasil penjualan paling banyak Rp. 1 miliar / tahun untuk kriteri usaha menengah : a. Untuk sektor industri, memilki total aset paling banyak Rp. 5 miliar. ( sartika paromo, tiktik dkk, Ekonomi Skala Kecil / menengah dan koperasi, ( Bogor : Ghalia Indonesia,2004 ) hal 15

16

b. Untuk sektor non industry, memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 600 juta tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 3 miliar. Tabel2.1 Pengelompokan kegiatan usaha ditinjau dari jumlah pekerja.

Usaha

- Kecil 1- Kecil - Kecil II Kecil

1- 9 pekerja 10- 19 pekerja 100- 199 pekerja 201- 499 pekerja 500- 999 pekerja 1000- 1999 pekerja >2000 Pekerja

Usaha Menengah

Besar- kecil Kecil- menengah Menengah- menengah Besar- menengah ..

Usaha Besar

C. Ketenagakerjaan Untuk keperluan anlisis ketenaga kerjaan, secara garis besar penduduk suatu Negara dibedakan menjadi dua golongan yaitu tenaga kerja adalah penduduk dan bukan tenaga kerja. Yang tergolong sebagai tenaga kerja adalah penduduk yang berumur di dalam batas lama bekerja. Batas lama bekerja yang dianut oleh Indonesia adalah minimum 10 tahun, tanpa batas umur maksimum. Batas lama bekerja versi Bank Dunia adalah 15 hingga 64 tahun. Yang termasuk angkatan kerja ialah tenaga kerja atau penduduk dalam lama bekerja yang bekerja, atau mempunyai pekerjaan, namun untuk sementara tidak bekerja, dan yang mencari pekerjaan. ( Dumairy, 1996 ). Sedangkan yang termasuk bukan angkatan kerja adalah tenaga kerja atau penduduk dalam lama bekerja yang tidak bekerja, tidak

17

mempunyai pekerjaan dan sedang tidak mencari pekerjaan. Angkatan kerja dibedakan menjadi sub kelompok yaitu pekerja dan penganggur. Yang dimaksud pekerja adalah orang- orang yang mempunyai pekerjaan, mencakup orang yang mempunyai dan saat ini memang sedang bekerja, serta orang yang mempunyai pekerjaan namun untuk sementara waktu kebetulan tidak bekerja. Adapun yang dimaksud dengan penganggur adalah orang yang tidak mempunyai pekerjaan, lengkapnya orang yang tidak bekerja dan ( masih atau sedang ) mencari pekerjaaan. Tenaga kerja yang bukan angkatan kerja di bedakan menjadi tiga sub kelompok yaitu penduduk dalam lama bekerja yang sedang bersekolah, mengurus rumah tangga ( tanpa mendaptkan upah ), serta penerima pendapatan lain. Batasan BPS mengenai bersekolah ialah bersekolah formal dari jenjang pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi, termasuk pelajar dan mahasisiwa yang sedang libur . Dengan demikian , dalam konteks ketenagakerjaan, penduduk di pilah- pilah menjadi sebagai berikut : ( Ibid, ) Gambar 2.2 Pemilahan penduduk berdasarkan pendekatan angkatan kerja
Penduduk

A. Tenaga Kerja man power (berusia > 10 tahun ) 1. Angkatan kerja 2. Bukan Angkatan Kerja

B. Bukan Tenaga kerja (berusia < 10 tahun )

18

D. Pendapatan 1. Pendapatan sebagai sejumlah uang yang diterima pada pelanggan dari perusahaan sebagai hasil penjualan barang dan jasa. Yang dimaksud dengan pendapatan adalah jumlah pengasilan baik dari keluarga maupun perorangan dalam bentuk uang, yang diperolehnya dari jasa setiap bulan yang baik dari sebelumnya, atau dapat juga diartikan sebagai suatu hasil yang. sedikit keberhasilan usaha, maka jumlah tersebut akan menjadi besar dan meningkat. Pendapatan rumah tangga adalah penghasilan dari seluruh anggota keluarga yang disambungkan untuk memenuhi kebutuhan bersama ataupun perorangan dalam rumah tangga.( Tohar, 2000 ). Penduduk Pendapatan rumah tangga dapat berasal dari satu macam sumber pendapatan, sumber pendapatan yang beragam tersebut dapat terjadi karena anggota rumah tangga yang bekerja melakukan lebih dari satu jenis kegiatan yang berbeda satu sama lain, faktor lain yang memepengaruhi terhadap keragaman sumber pendapatan adalah penguasa faktor produksi, pendapatan ini sendiri diperoleh sebagai hasil bekerja atau jasa dan aset- aset sumbangan dari pihak lain. Kumpulan dan pendapatan dari berbagai sumber pendapatan tersebut merupakan total pendapatan rumah tangga. Selain dari sektor sumber pendapatan rumah tangga, pengrajin mungkin pula berasal dari sektor industri. Pendapatan sektor industri sebagai sumber pendapatan utama diperoleh rumah tangga dengan melakukan usaha kerajinan tangan, kegiatan diluar sekitar industry dapat berupa kegiatan berdagang. 2. Sumber- sumber pendapatan Salah satu cara untuk mengetahui sumber pendapatan adalah dengan melihat sumber angka pendapatan nasional. Sumber angka pendapatan nasional dapat dibagi kedalam beberapa sektor. Sektor- sektor pendapatan ini antara lain sebagai berikut :

19

a. Pertanian, misalnya buah- buahan, susu sapi, perikanan dan lainnya. b. Industri, misalnya batik, keramik, garment, marmer dan lainnya. c. Pertambangan, misalnya biji besi, gas bumi, minyak tanah dan lainnya. d. Pariwisata, seni, dan budaya, misalnya obyek wisata dan hasil seni. e. Transportasi, misalnya travel, taxi, angkutan laut, angkutan udara. f. Telekonumikasi, misalnya jasa telepon. g. Perdagangan, misalnya eksportir, importir, pedagang besar dan pedagang eceran. h. Jasa- jasa, misalnya konsultasi hukum, perbengkelan, dan restoran. i. Jasa kontruksi, misalnya kelistrikan, jembatan, dan kontraktor bangunan. 3. Komponen- komponen Pendapatan Sebenarnya pendapatan sama besarnya dengan uang yang dibelanjakan ditambah dengan uang yang diinvestasikan ( modal ) dan yang ditabung. Oleh karena itu pendapatan dalam arti luas ( nasional ) terdiri dari komponen- komponen sebagai berikut : a. Konsumsi seluruh lapisan masyarakat ( rumah tangga, bisnis, dan pemerintah ). b. Investasi untuk mendirikan atau memperluas usahanya. c. Tabungan akibat pengeluaran konsumsi yang diinvestasikan. Bagi usaha kecil dan menengah yang tingkat pendapatannya rendah, tentu harus melakukan penghematan secara ketat terhadap segala bentuk pengeluaran, sehingga sangat kecil kemungkinan untuk menabung. Sebaliknya pada usaha kecil dan menengah

20

yang tingkat pendapatannya sedang berarti ada kesinambungan antara pendapatan dan pengeluaran. Namun pada tingkat ini juga belum dapat berbuat banyak untuk meningkatkan suatu tabungan sebagai investasi. 4. Faktor- faktor yang mempengaruhi komponen pendapatan a. Stock aktiva lancar Sebagian besar orang memiliki aktiva lancar, seperti saham, obligasi, uang, dan tabanas. Semakin besar nilai aktiva lancar yang dimiliki konsumen, umumnya semakin besar pula keinginan konsumen untuk membeli barang dan jasa pada arus pendapatan yang siap pakai. b. Utang Besarnya utang dapat mempengaruhi kesediaan untuk berkonsumsi. c. Sikap berhemat Apabila konsumen beranggapan bahwa menabung itu baik, maka akan muncul kecenderungan untuk mengurangi

pengeluaran konsumsi pada setiap arua pendapatan yang siap pakai. d. Perpajakan Pajak mengurangi pendapatan, maka pajak yang tinggi akan mengurangi besarnya pendapatan siap pakai. Dengan

demikian akan berkurang pula pengeluaran konsumsinya. e. Stock barang tahan lama yang dikuasai. Jika banyak orang mampu membeli barang- barang tahan lama seperti mobil, rumah, lemari es, dan televisi misalnya, untuk sementara mereka tentu tidak ingin membeli lagi barang yang serupa. karena hal tersebut pada umumnya konsumen akan lebih suka menambah tabungannya atau mengurangi

21

pengeluarannya untuk konsumsi pada setiap arus pendapatan siap pakainya. f. Pengharapan Pengharapan rumah tangga individu mengenai harga,

pendapatan uang, dan ketersediaan barang dan jasa di masa depan, mempunyai pengaruh terhadap pengeluaran. Misalnya, apabila mengharapkan harga barang naik ataupun penipisan ketersediaan barang dan jasa, maka mereka cenderung menambah pengeluaran konsumsinya agar tidak perlu membayar harga yang lebih tinggi atau mengalami kesulitan untuk memperoleh barang yang diperlukan di kemudian hari ataupun sebaliknya. Sebab- sebab ketimpangan pendapatan Usia, pendapatan meningkat seiring dengan bertambahnya usia dan masa kerja seseorang, lewat dari batas itu, pertambahan usia akan diiringi dengan penurunan pendapatan. Sebagian besar penyebab perbedaan tingkat pendapatan bersumber dari banyak sedikitnya investasi sumber daya manusia pada masing- masing pekerja. Istilah investasi sumber daya manusia memiliki banyak makna. Secara umumnya istilah itu berarti suatu kegiatan yang dilakukan oleh seorang pekerja atau calon pekerja dalam rangka meningkatkan produktivitas marjinalnya, sekarang atau di masa mendatang. ( Miller, 2000 ). Wujud kegiatan itu antar lain adalah : a. Magang atau latihan kerja. b. Pendidikan formal. c. Pendidikan informal. d. Kegiatankegiatan dalam rangka memelihara dan

mempertahankan kesehatan. e. Migrasi.

22

Hal- hal yang harus dipenuhi dalam menempatkan pekerja a. Pengetahuan Pengetahuan adalah mencakup segala hal yang pernah diketahui tentang suatu obyek tertentu. Pengetahuan seseorang dapat dapat diperoleh melalui pendidikan formal, informal, dan membaca buku, maupun dari pengalaman orang lain. Pengetahuan yang dimilki pekerjaan diharapkan dapat membantu dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab pekerjaannya. Berdasarkan hal tersebut pekerja dituntut untuk memiliki pengetahuan yang sesuai dengan jenis pekerjaan yang dilakukannya. b. Keterampilan Keterampilan berasal dari kata terampil yang berarti cakap, mampu dan cekatan dalam menyelesaikan tugas dan pekerjaan. ( Siswanto, 1989) Dengan meningkatkan keterampilan karyawan maka diharapkan pekerjaan dapat diselesaikan sesuai dengan rencana sebelumnya. Keterampilan mencakup dari kemampuan pekerja, lama bekerja. Semakin lama pekerja itu bekerja di suatu tempat tertentu maka semakin banyak pula keterampilan dan kemampuan yang dimiliki pekerja itu. c. Pengalaman Pengalaman merupakan pekerjaan sejenis yang pernah dilakukan pekerja. Pengalaman kerja banyak memberikan kecenderungan bahwa pekerja memiliki keahlian dari keterampilan tersebut.

E.

Kebijakan pemerintah tentang Usaha Kecil dan Menengah Berikut ini akan dipaparkan kebijakan pemerintah tentang iklim usaha,

pembinaan dan pengembangan, pembiayaan dan jaminan, dan izin usaha. 1. Iklim Usaha Pemerintah menumbuhkan iklim usaha bagi usaha kecil dan menengah melalui enetapan peraturan perundang- undangan dan kebijaksanaan. Perundanganundangan dan kebijaksanaan

tersebut mencakup tujuh aspek. Ketujuh aspek tersebut adalah sebagai berikut : (Tohar, 2000).

23

a. Pendanaan Penetapan peraturan perundang- undangan dan kebijaksanaan aspek pendanaan itu dimaksudkan untuk tujuan- tujuan berikut : 1. Memperluas sumber pendanaan, dengan berbagai upaya memperbanyak jenis dan meningkatkan alokasi pendanaan yang dapat dimanfaatkan Usaha Kecil dan Menengah. 2. Meningkatkan akses terhadap sumber pandangan yang mencakup berbagai upaya penyederhanaan tata cara dalam memperoleh dana. 3. Memberikan kemudahan dalam pendanaan dengan

berbagai upaya pemberian keringanan persyaratan dalam pendanaan. b. Persaingan Penetapan peraturan perundang- undangan dan kebijaksanaan aspek persaingan itu dimaksudkan untuk tujuan- tujuan berikut 1) Meningkatkan kerja sama sesame usaha kecil dan menengah dalam bentuk koperasi, asosiasi dan himpunan kelompok usaha untuk memperkuat posisi tawar- menawar usaha kecil dan menengah. 2) Mencegah pembentukan struktur pasar yang dapat melahirkan persaingan yang tidak wajar dalam bentuk monopoli, oligopoli dan monopsoni yang merugikan usaha kecil dan menengah. 3) Mencegah terjadinya penguasaan pasar dan pemusatan usaha oleh perseorangan atau kelompok tertentu yang merugikan usaha kecil dan menengah. c. Prasarana Penetapan peraturan perundang- undangan dan kebijaksanaan aspek prasarana itu dimaksudkan untuk tujuan- tujuan berikut.

24

1). Mengadakan prasarana umum yang dapat mendorong dan mengembangkan pertumbuhan usaha kecil dan menengah. 2). Memberikan keringanan tarif prasarana tertentu bagi usaha kecil dan menengah. d. Informasi Penetapan peraturan perundang- undangan dan kebijaksanaan aspek informasi itu dimaksudkan untuk tujuan- tujuan berikut, 1). Membentuk dan memanfaatkan bank dana dan jaringan informasi bisnis. 2). Mengadakan dan menyebarkan informasi mengenai pasar, teknologi, desain dan mutu. c. Kemitraan Penetapan peraturan perundang- undangan dan kebijaksanaan aspek kemitraan itu dimaksudkan untuk tujuan- tujuan berikut, 1). Mewujudkan kemitraan 2). Mencegah terjadinya hal-hal yang merugikan usaha kecil dan menengah dalam pelaksanaan transaksi usaha dengan usaha menengah dan besar. f. Perizinan usaha Penetapan peraturan perundang- undangan dan kebijaksanaan aspek perlindungan usaha itu dimaksudkan untuk tujuantujuan berikut. 1). Menyederhanakan tata cara dan jenis perizinan dengan mengupayakan sistem pelayanan satu atap. 2). Memberikan kemudahan persyaratan untuk memperoleh perizinan. g. Perlindungan Penetapan peraturan perundang- undangan dan kebijaksanaan aspek perlindungan itu dimaksudkan untuk tujuan- tujuan berikut :

25

1). Menentukan peruntukan tempat usaha yang meliputi pemberian lokasi di pasar, ruang pertokoan, lokasi serta industri, lokasi pertanian rakyat, lokasi pertambangan rakyat, dan lokasi yang wajar bagi pedagang kaki lima serta lokasi lainnya. 2). Mencadangkan bidang dan jenis kegiatan usaha yang memiliki kekhususan proses, bersifat padat karya, serta mempunyai nilai seni budaya yang bersifat khusus dan turuntemurun. 3). Mengutamakan penggunaan produk yang dihasilkan usaha kecil dan menengah melalui pengadaan secara langsung dari usaha kecil dan menengah. 4). Mengatur pengadaan barang atau jasa dan pemborongan tenaga kerja pemerintah. 5). Memberikan bantuan konsultasi hukum dan pembelaan. 2. Pembinaan dan pengembangan Pembinaan dan pengembangan usaha kecil dan menengah oleh pemerintah terutama ditujukan pada bidang- bidang berikut ini. a. Produk dan pengolahan Pembinaan dan pengembangan usaha kecil dan menengah di bidang produk dan pengelolaan dilakukan dengan caracara : 1). Meningkatkan kemampuan manajemen serta teknik produksi dan pengelolaan. 2). Meningkatkan kemampuan rancang bangun dan perekayasaan. 3). Memberikan kemudahan dalam pengadaan sarana dan prasarana produksi dan pengolahan, bahan baku, bahan penolong, dan kemasan.

26

b. pemasaran Pembinaan dan pengembangan usaha kecil dan menengah dibidang pemasaran dengan cara- cara berikut. 1). Melaksanakan penelitian dan pengkajian pemasaran. 2). Meningkatkan kemampuan manajemen dan teknik pemasaran. 3). Menyediakan sarana serta dukungan promosi dan uji coba pasar. 4). Mengembangkan lembaga pemasaran dan jaringan distribusi. 5). Memasarkan produk usaha kecil dan menengah. c. Sumber Daya Manusia Pembinaan dan pengembangan usaha kecil dan menengah di bidang sumber daya manusia dengan cara- cara berikut : 1). Memasyarakatkan dan membudayakan kewirausahaan. 2). Meningkatkan keterampilan teknis dan manajerial. 3). Membentuk dan mengembangkan lembaga pendidikan, pelatihan dan konsultasi usaha kecil dan menengah. 4). Menyediakan tenaga penyuluh dan konsultasi usaha kecil dan menengah. d. Teknologi Pembinaan dan pengembangan usaha kecil dan menengah dibidang teknologi dengan cara- cara berikut : 1). Meningkatkan kemampuan dibidang teknologi

produksi dan pengendalian mutu. 2). Meningkatkan kemampuan di bidang penelitian untuk mengembangkan desain dan tekhnologi baru. 3). Memberikan insentif kepada usaha kecil dan menengah yang menerapkan tekhnologi baru dan melestarikan lingkungan hidup. 4). Meningkatkan kerjasama dan alih teknologi

27

5).

Meningkatkan kemampuan memenuhi standarisasi tekhnologi

6).

Menumbuh kembangkan lembaga penelitian dan pengembangan di bidang desain dan tekhnologi bagi usaha kecil dan menengah.

3. pembiayaan dan penjaminan Penyediaan pembiayaan oleh pemerintah terhadap usaha kecil dan menengah antara lain meliputi : a. Kredit perbankan. b. Pinjaman lembaga keuangan bukan bank. c. Pinjaman dari dana penyisihan sebagian dari laba badan usaha milik Negara. d. Hibah, dan e. Jenis pembiayaan lainnya. Adapun untuk meningkatkan aset usaha kecil dan menengah terhadap pembiayaan dilakukan dengan cara sebagai berikut : a. Meningkatkan kemampuan dalam pemupukan modal sendiri. b. Meningkatkan kemampuan menyusun studi kelayakan. c. Meningkatkan kemampuan manajemen keuangan. d. Menumbuh kembangkan lembaga penjamin. 4. Izin Usaha Perizinan usaha merupakan alat untuk membina,

mengarahkan, mengawasi, dan melindungi pengelolaan usaha. Bantusn yang diberikan pemerintah bisa berupa kemudahan dalam mengurus surat- surat izin usaha. Surat izin usaha ini antara lain sebagai berikut : a. Surat Izin Tempat Usaha ( SITU ) b. Surat Izin Usaha Perdagangan ( SIUP ) c. Nomor Pokok Wajib Pajak ( NPWP )

28

d. Tanda daftar perusahaan ( TDP) Peran Usaha Kecil dan Menengah dalam meningkatkan pendapatan Upaya untuk meningkatkan wirausaha, khususnya pengembangan usaha kecil di Indonesia telah lama dilakukan berbagai pihak, baik pemerintah maupun swasta. Berbagai kebijakan maupun bantuan telah dikeluarkan oleh pemerintah untuk mendorong perkembangan usaha- usaha kecil ini. Keseriusan pemerintah untuk menangani usaha kecil ini terlihat dengan dibentuknya Menteri Koperasi dan

pemberdayaan Usaha Kecil dalam kabinet pembangunan VI. Peranan usaha kecil terhadap pembangunan ekonomi sebuah Negara tidaklah kecil. Di AS, Jerman, Jepang, serta beberapa Negara maju lainnya. Sejumlah usaha besar tumbuh melalui pembagian kerja dengan ribuan jenis usaha kecil, yang memproduksi bagian- bagian produksi yang dibutuhkan oleh pengusaha besar tersebut. Peranan usaha- usaha kecil di Indonesia juga tidaklah kecil. Bagi Indonesia, secara politis usaha kecil berperan dalam pemerataan pendapatan ekonomi masyarakat. Serta mampu menjadi penampung atau tempat yang berfungsi untuk mengatasi masalah pengangguran yang kian merebak. Usaha kecil dan rumah tangga mempunyai peran yang besar terhadap pemerataan pendapatan tenaga kerja di Indonesia, yang secara otomatis mampu menyerap tenaga kerja. ( koencoro, )

29

H. Kerangka Berfikir

Latar Belakang Secara umum Usaha Kecil dan Menengah memiliki kedudukan yang sangat potensial dalam perekonomian nasional, khususnya dalam peningkatan pendapatan masyarakat.

Rumusan Masalah Bertitik tolak dari latar belakang masalah diatas, maka permasalahan yang dapat penelitiUsaha kecil dan menengah 1. Apakah usaha kecil dan menengah secara parsial ( individu) mempunyai pengaruh yang signifikan dalam meningkatkan pendapatan masyarakat jl lesanpura- tritih wetan? 2. Apakah usaha kecil dan menengah secara simultan (serentak )mempunyai pengaruh yang signifikan dalam meningkatkan pendapatan masyarakat jl. Lesanpura- cilacap?

Usaha Kecil dan Menengah 1. 2. 3. 4. Pendidikan Kemampuan Lama bekerja Jenis kelamin

Metode Penelitian : menggunakan jenis penelitian explanatory confirmatory research dengan pendekatan survey dengan metode.Pengumpulan data kuesioner dan dokumen usaha.

Analisis 1. Validitas 2. Reabilitas 3. Analisis regresi berganda dengan uji hipotesis uji f dan uji t

30

Hasil

Kesimpulan

I Konsep penelitian
Usaha Kecil dan menengah (X ) Pendapatan ( Y )

Model Hipotesis

Pendidikan( X1 ) (

Kemampuan ( X2 ) Pendapatan ( Y ) Lama Bekerja ( X3)

Jenis Kelamin ( X4)

Pendidikan (X 1 )

pendapatan

31

BAB III METODE PENELITIAN

A. Lokasi penelitian Lokasi penelitian ini merupakan tempat dimana peneliti melakukan penelitian untuk memperoleh data- data yang diperlukan. Adapun penelitian ini dilaksanakan di Usaha Kecil dan Menengah Peronce Melati M ega Kembang di Jl. Lesanpura Tritih wetan Kabupaten Cilacap. B. Jenis dan Pendekatan penelitian Berdasarkan tujuan penelitian yang ada dasarnya adalah menjelaskan bagaimana analisis peran Usaha Kecil dan Menengah peronce melati Mega Kembang dalam meningkatkan pendapatan masyarakat. Mskipun uraiannya mengandung deskripsi, tetapi sebagai penelitian relasional fokusnya terletak pada penjelasan analisis pengaruh usaha kecil dan menengah peronce melati Mega kembang dalam meningkatkan pendapatan. Dalam penelitian ini dideskripsikan atau digambarkan secara obyektif realita sebenarnya sesuai dengan fenomena yang ada di jl lesanpura tritih wetan cilacap tentang pengaruh usaha kecil dan menengah peronce melati mega kembang dalam meningkatkan pendapatan masyarakat di tritih wetan cilacap. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif. Proses awalnya dimulai dari teori selanjutnya dengan menggunakan logika deduktif kemudian di turunkan hipotesa penelitian yang disertai pengukuran dan operasional konsep. Maka generalisasi empiris yang bersandar pada statistic dengan bantuan ( SPSS 12.00 ) sehingga dapat disimpulkan sebagai temuan penelitian. C. Sumber Data Yang dimaksud sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat di peroleh. Apabila peneliti menggunakan kuesioner atau

32

wawancara dalam pengumpulan datanya, maka sumber data disebut responden, yaitu orang yang merespon atau menjawab pertanyaan- pertanyaan peneliti, baik pertanyaan tertulis maupun lisan. Sumber data dapat digolongkan dalam 2 macam, yaitu data primer dan data sekunder. 1. Data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari sumbernya, diamati dan dicatat untuk pertama kalinya oleh peneliti. Data primer ini diperoleh dengan menyebarkan kuesioner kepada para pekerja usaha kecil dan menengah peronce melati mega kembang di jl. Lesanpura tritih wetan cilacap. ( Suharsimi, 2006 ) 2. Data sekunder, yaitu data yang bukan diuskan sendiri pengumpulan oleh peneliti. Atau data yang diperoleh dari bahan- bahan kepustakaan atau data yang bersumber secara tidak langsung dengan responden yang diteliti dan merupakan data pendukung dari penelitian. Dalam hal ini, data yang diperoleh merupakan data yang direkomendasikan dari pemilik usaha kecil dan menengah yang berupa gambaran umum usaha kecil dan menengah, dokumentasi dan data- data yang diperlukan oleh peneliti.

D.

Populasi dan Sampel

1. Populasi Populasi adalah keseluruhan dari subyek penelitian. Populasi merupakan kumpulan pengukuran atau data pengamatan yang dilakukan orang, benda atau tempat. Populasi nantinya akan dikenai generalisasi. Generalisasi adalah suatu cara pengambilan keputusan terhadap kelompok individu yang lebih luas jumlahnya berdasarkan data yang diperoleh dari sekelompok individu yang sedikit jumlahnya. Yang mana dalam penelitian ini populasi yang akan digunakan adalah para pekerja yang bekerja di Usaha Kecil dan Menengah peronce melati Mega Kembang di jl. Lesanpura tritih wetan cilacap, yang berjumlah 30 responden. (Ibid, )

33

2.

Sampel Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Apabila subyek

penelitian kurang dari 100, lebih baik diambil semua, tetapi jika subyeknya besar atau lebih dari 100 maka dapat diambil antara 10- 15 % atau 20-25 % atau lebih. Secara umum semakin besar sample maka semakin representative. Dalam pemilihan sampel yang mewakili populasi tersebut,teknik yang digunakan adalah sampling, merupakan teknik pengambilan sampling yang digunakan untuk memilih sampel berdasarkan criteria bahwa respondenyang dipilih adalah orang- orang yang bekerja di Usaha Kecil dan menengah peronce melati Mega Kembang di jl. Lesanpura cilacap. Dalam penelitian ini besarnya sampel yang diambil adalah sebanyak 30 responden, karena obyek penelitian ini kurang dari 100 orang, maka oleh peneliti diambil semuanya.

E. Instrumen penelitian Sumber data yang digunakna adalah angket. Angket adalah suatu daftar yang berisikan serangkaian dari pertanyaan- pertanyaan mengenai meksud hal yang akan di teliti. Angket yang digunakan dalam penelitian bersifat tertutup, maksudnya jawaban subyek telah dibatasi dengan beberapa alternative jawaban yang telah disediakan oleh peneliti. ( Ibid, ). Angket dalam penelitian ini merupakan data primer atau data dari tangan pertama, yang merupakan data yang diperoleh langsung dari subyek penelitian dengan mengenakan alat pengukuran atau alat pengambilan data langsung pada subyek sebagai informasi yang dicari. Skala dalam angket tersebut menggunakan kategori seperti pada table di bawah ini : Tabel 3.1 Klasifikasi SS S KS Keterangan Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Skor 5 4 3

34

TS STS

Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

2 1

Angket yang digunakan menggunakan skala litert. Dalam skala litert terdapat pertanyaan- pertanyaan yang bersifat favourable dan unfavourable. Akan tetapi dalam penelitian ini aspek unfavourable ditiadakan dengan alasan dapat mengaburkan pertanyaan favourable , dimana bobot atau skor tertinggi menunjukkan sikap yang paling positif atau most favourable terhadap gejala yang akan diteliti. Skala pendapatan rumah tangga di dasarkan pada pendidikan, kemampuan, lama bekerja dan jenis kelamin.

F. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah : 1. Observasi yaitu kegiatan yang dilakukan dengan mengamati dan mencatat secara sistematis terhadap gejala atau fenomena yang diselidiki. Observasi dilakukan untuk mengetahui sendiri keberadaan tempat penelitian yang nantinya dapat dijadikan acuan dalam menentukan masalah yang akan diteliti. 2. Dokumentasi merupakan pengumpulan data dengan cara mempelajari dokumen- dokumen dan catatan- catatan dalam berbagai bentuk yang isinya berkaitan dengan penelitian yang dilakukan.

G.

Identifikasi Variabel Penelitian Identifikasi merupakan variabel penelitian yang diuraikan berdasarkan hipotesis, yaitu : 1. Variabel terikat atau X adalah Usaha kecil dan menengah. 2. Variabel bebas atau Y adalah Pendapatan.

35

H.

Definisi Operasional Variabel Variabel terikat ( X ) 1. Variabel yang dapat merupakan mempengaruhi variabel lain. Dalam hal ini variabel terikat bertindak sebagai penyebab atau mempengaruhi variabel lain yang dalam hal ini adalah usaha kecil dan menengah. Untuk penelitian yang menjadi variabel bebas yaitu pendapatan. Usaha kecil menengah merupakan usaha informal oleh individu dengan tenaga kerja 5 19 orang pekerja. Adapun dalam variabel usaha kecil dan menengah itu terdiri dari : a= pendidikan ( X1 ) Merupakan tingkat pendidikan yang di tempuh oleh para pekerja di Usaha kecil dan menengah ini, tingkat pendidikan ini menentukan penempatan bidang dalam pekerjaan. b= Kemampuan ( X2 ) Merupakan kemampuan atau sumber daya yang dimiliki oleh pekerja, kemampuan dari para pekerja ini dapat dilihat dari hasil kerja. Pekerja yang memiliki kemampuan tinggi akan memperoleh hasil yang tinggi ataupun sebaliknya. Pada usaha ini kemampuan sangat di perlukan khususnya dalam penempatan dan perolehan pendapatan. c= lama bekerja ( X3 ) Lama bekerja disini merupakan batasan waktu seberapa lama kah pekerja itu bekerja di usaha kecil dan menengah, semakin lama bekerja semakin banyak pula ilmu dan kemampuan yang diperoleh. d= Jenis kelamin ( X4) jenis kelamin disini digunakan untuk membedakan dalam penempatan pekerjaan. Variabel Bebas ( Y ) Merupakan variabel yang tidak dipengaruhi variabel lain. Dalam penelitian ini variabel bebas adalah pendapatan. Pendapatan adalah sejumlah uang atau penghasilan baik dari keluarga maupun

36

perorangan yang diperolehnya dari jasa setiap bulan untuk memenuhi kebutuhan. Untuk mengukur ketepatan dalam pengkajian terhadap suatu permasalahan di gunakan lima variabel sebagai pengukurannya. Variabel yang digunakan terdiri dari variabel terikat ( dependent ) dan variabel bebas ( independent ). Tabel 3.2 Dimensi konsep, variabel, dan indikator Dimensi konsep Variabel Indikator 1. Tingkat pendidikan

Usaha Kecil dan Pendidikan ( X1 ) Menengah ( X )

mempengaruhi pekerjaan 2. Pendidikan sudah yang ditempuh

mempengaruhi jumlah pendapatan

yang diperoleh Kemampuan ( X2 ) 1. Kemampuan dimiliki penting pekerjaan 2. Pendapatan diperoleh dengan yang sesuai kemampuan yang berperan dalam

yang dimiliki

Lama Bekerja ( X3 )

1. Usia

pekerja

mempengaruhi pendapatan yang

37

diperoleh. 2. Lama bekerja juga mempengaruhi jumlah pendapatan

yang di peroleh.

Jenis Kelamin ( X4 )

1. Jenis

Kelamin

mempengaruhi pekerjaan. 2. Jenis Kelamin

mempengaruhi pendapatan diperoleh. Pendapatan ( Y ) Pendapatan ( Y1 ) 1. Pendapatan yang yang

diperoleh usaha kecil dan menengah

peronce melati sudah sesuai harapan. 2. Pendapatan yang dengan

diperoleh di Usaha Kecil dan Menengah peronce melati sudah dapat kebutuhan hari. mencukupi sehari-

I. Teknik Pengukuran Data Pengukuran adalah penunjukan angka- angka pada suatu variabel menurut aturan yang telah ditentukan. Tanggapan responden yang merupakan data primer dapat di ukur menggunakan skala likert. Dengan skala likert maka variabel yang

38

diukur dijabarkan menjadi sub variabel dijabarkan menjadi komponen yang dapat diukur. Skala likert ini berhubungan dengan pertanyaan tentang sikap seseorang terhadap sesuatu. Responden dari setiap pertanyaan dihitung dengan cara menjumlahkan angka- angka dari setiap pertanyaan dihitung dengan cara menjumlahkan angkaangka dari setiap pertanyaan sedemikian rupa sehingga responden- responden yang berada pada posisi yang sama akan menerima nilai yang selalu sama secara konsisten.

J. Pengujian Data 1. Pengujian Validitas Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauhmana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu tes atau instrument pengukur dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila alat tersebut menjalankan fungsi ukurnya atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut. ( Ibid, ). Tes yang menghasilkan data yang tidak relevan dengan tujuan

pengukuran dikatakan sebagai tes yang memilki validitas rendah. Untuk mengetahui validitas item, maka penelitian ini menggunakan rumus korelasi product- moment dari karl pearson yang dibantu dengan program SPSS 12.00 for windows. Adapun rumus korelasi product moment tersebut adalah sebagai berikut Keterangan : r= koefisien korelasi product moment n= jumlah responden x= Skor tiap item y= skor tiap variabel Apabila hasil korelasi aitem dengan total item satu faktor didapat probabilitas (p) < 0,05 maka dikatakan signifikan dan butir- butir tersebut dianggap valid untuk taraf signifikan sbesar 5 %. Sebaliknya jika proabilitas

39

( p) >0,05 maka disebut

tidak signifikan dan butir- butir dalam skala

tersebut dinyatakan tidak valid.

2.

Pengujian Reliabilitas Untuk menentukan reliabilitas dari tiap aitem, maka penelitian ini

menggunakan rumus Alpha yang dibantu dengan program SPSS 12.00 for windows.( azwar, 2008). Penggunaan rumus ini dikarenakan skor yang dihasilkan dari instrument penelitian merupakan rentangan antara beberapa nilai atau yang terbentuk dalam skala 1-4, 1-5, dan seterusnya, bukan dengan hasil 1 dan 0 Dalam aplikasinya, realitas dinyatakan oleh koefisien reliabilitas yang angkanya berada dalam rentang dari 0 sampai dengan 1,00 semakin tinggi koefisien reliabilitasnya mendekati 1,00 berarti semakin tinggi realibitasnya. Sebaliknya koefisien yang semakin mendekati angka 0 berarti semakin rendah reliabilitasnya. K. Metode Analisis Data Dalam penelitian ini analisis data yang digunakan adalah: 1. Analisa regresi berganda. ( Azwar, 2008 ) Metode ini dilakukan dengan cara analisis berganda yaitu suatu teknik yang analisis data dalam membahas hubungan antar variabel terikat dengan variabel bebas. Regresi linear berganda merupakan regresi dimana variabel bebas &( variabel Y dalam hal ini adalah pendapatan ) dihubungkan dengan lebih dari satu variabel terikat ( variabel X yaitu pendidikan (X1) , kemampuan (X2), lama bekerja ( X3 ), dan jenis kelamin (X4). Teknik ini digunakan untuk menguji hipotesis yang

menduga ada pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat. Adapun bentuk persamaannya adalah: Rumus analisa regresi berganda Y= a+b1+X1+b2X2+b3X3+b4X4+e

40

Dimana : Y = Pendapatan b = Konstansta perubahan variabel X terhadap Y a = koefisien konstanta X = variabel terikat X1 = Pendidikan X2 = kemampuan X3 = lama bekerja X4 = jenis kelamin E = Error term Untuk menguji pengaruh antara variabel terikat ( pendidikan, kemampuan, lama bekerja, dan jenis kelamin ) dengan variabel terikat ( pendapatan ) maka dalam penelitian ini uji instrument yang dilakukan terdiri dari : 2. Uji F dan uji t a. Uji t Digunakan untuk mengetahui tingkat pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Uji ini dilakukan dengan cara membandingkan nilai t hitung dengan t table. Jika t hitung > t table, maka Ha diterima menolak Ho. Artinya secara parsial variabel bebas berpengaruh nyata terhadap variabel terikat. Uji t dapat dilakukan dengan rumus sebagai berikut : t= Dimana : bi= Nilai koefisien regresi Bi= Nilai koefisien regresi untuk populasi Sbi= Kesalahan baku koefisien regresi Untuk mempermudah penelitian ini, data dianalisis menggunakan SPSS 12.0 For Windows. Setelah dilakukan analisis data maka langkah selanjutnya adalah membandingkan nilai signifikansinya dengan taraf signifikansi 0, 05 dari

41

keterangan tersebut dapat ditarik kesimpulan apakah hipotesis nol ( Ho ) atau hipotesis alternatif ( Ha ) tersebut ditolak atau diterima. Kriteria untuk penerimaan dan penolakan suatu hipotesis adalah : 1) Nilai t hitung < t tabel, maka hipotesis nol ( Ho ) diterima dan hipotesis alternatif ( Ha ) ditolak. 2) Nilai t hitung > t tabel, maka hipotesis nol ( Ho ) ditolak dan hipotesis alternatif ( Ha ) diterima. Atau dengan melihat signifikan t, yaitu : 1) Signifikansi t < 0,05, maka hipotesis nol ( Ho ) ditolak dan hipotesis alternatif ( Ha ) dit erima. 2) Signifikansi t > 0,05, maka hipotesis nol ( Ho ) diterima dan hipotesis alternatif ( Ha ) ditolak. b. Uji F Sedangkan uji F dilakukan untuk mengetahui tingkat pengaruh semua variabel bebas secara simultan terhadap variabel terikat. Uji ini dilakukan dengan membandingkan nilai F hitung dengan F table. Uji F dapat dilakukan dengan rumus sebagai berikut : F=(
)( )

Keterangan : R= Koefisien korelasi linear berganda n= banyaknya data k= Banyaknya variabel bebas Untuk mempermudah penelitian ini data dianalisis menggunakan SPSS 12.0 For Windows. Setelah dilakukan analisis data dan diketahui hasil perhitunganya, maka langkah selanjutnya adalah membandingkan nilai sugnifikansi dengan taraf signifikansi 0,05. Dari keterangan tersebut dapat ditarik

42

kesimpulan apakah hipotesis nol ( Ho ) atau hipotesis altenatif ( Ha) tersebut ditolak atau diterima. Kriteria untuk penerimaan dan penolakan suatu hipotesis adalah : 1) Nilai F hitung < F tabel, maka hipotesis nol (Ho) diterima dan hipotesis alternatif ( Ha ) ditolak. 2) Nilai F hitung < F tabel, maka hipotesis nol (Ho) ditolak dan hipotesis alternatif ( Ha ) diterima. Atau dengan melihat signifikansi F, yaitu : 1). Signifikansi F < 0,05 , maka hipotesis nol (Ho) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha ) diterima. 2).Signifikansi F < 0,05, maka hipotesis nol (Ho) diterima dan hipotesis alternatif ( Ha ) ditolak.

43

DAFTAR PUSTAKA Arifin, Sitio. 2003. Koperasi Teori dan Praktik. Yogyakarta: Erlangga. Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Adi Margasatwa. Azwar, Saifuddin. 2008. Penyusunan Skala Psikologi. Pustaka Pelajar: Yogyakarta. _______________. 2008. Reliabilitas dan Validitas. Pustaka Pelajar: Yogyakarta. Basril, Faisal 2002. Perekonomian Indonesia. Jakarta: Erlangga. Dumairy. 1996. Perekonomian Indonesia. Jakrta: Erlangga. Mudrajat, Kuncoro. 2003. Ekonomi Pembangunan Teori Masalah dan Kebijakan. Yogyakarta:UPP AMP YPKN. Miller, Roger Leory. 2000. Teori Mikroekonomi Intermediate. Jakarta: raja Grafindo Persada Pawe, Sartini. 2006. Peranan Industri Rumah Tangga dalam Peningkatan Pendapatan Masyrakat Desa Rowerena. Skripsi Perry, Martin. 2002.Mengembangkan Usaha Kecil. Jakarta: Murai Kencana PT Grafindo Persada. Prawirokusumo, Soeharto. 2001. Ekonomi Rakyat. Yogyakarta:BPFE. Rafika.2010. Pengaruh Usaha kecil dan Menengah ( UKM ) dalam meningkatkan Pendapatan masyarakat di kecamatan kademangan kabupaten blitar. skripsi Sartika paromo, tiktik dkk.2004 Ekonomi Skala Kecil / Menengah dan Koperasi, Bogor: Ghalia Indonesia Sihaan 2009. Pengaruh Persebaran lokasi UMKM Berbasis Rumah Terhadap Pendapatan Rumah Tangga atau Home Based Enterprises (HBE) di Kelurahan Bugangan jl. Barito Semarang Timur.Skripsi Siswanto. 1989.Manajemen Tenaga Kerja. Bandung: Sinar Baru Syahatah, Husein.1988. Ekonomi Rumah Tangga Muslim, Jakarta: Gema Insani

44

Press. Subanar, Harimurti. 2009. Manajemen Usaha Kecil. Yogyakarta : fakultas Ekonomi UGM. Suhardjono, Manajemen Pengkreditan Usaha Kecil dan MenengahYogyakarta: UPP AMP YKPN Tohar, Muhammad. 2000. Membuka Usaha Kecil. Yogyakarta : Penerbit Kanisius.

You might also like