You are on page 1of 32

DIARE AKUT

DEFINISI Diare akut adalah buang air besar pada bayi atau anak lebih dari 3 kali perhari, disertai perubahan konstitensi tinja menjadi cair dengan atau tanpa lendir dan darah yang berlangsung kurang dari satu minggu.

EPIDEMIOLOGI Diare masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di negara berkembang termasuk di Indonesia dan merupakan salah satu penyebab kematian dan kesakitan tertinggi pada anak, terutama usia di bawah 5 tahun. Di dunia, sebanyak 6 juta anak meninggal tiap tahunnya karena diare dan sebagian besar kejadian tersebut terjadi di negara berkembang. Sebagai gambaran 17 % kematian anak di dunia disebabkan oleh diare, sedangkan di Indonesia, hasil Riskesdas 2007 diperoleh bahwa diare masih merupakan penyebab kematian bayi yang terbanyak yaitu 42 % dibanding pneumonia 24 %, untuk golongan 1-4 tahun penyebab kematian karena diare 25,2 % dibanding pneumonia 15,5 %.

ETIOLOGI Etiologi diare dapat dibagi dalam beberapa faktor, yaitu : 1. faktor infeksi infeksi enteral yaitu infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama diare pada anak. Infeksi enteral ini meliputi : infeksi bakteri : vibrio, E coli, Salmonella, Shigella, dan Campylobacter, Yersinia, Aeromonas dan sebagainya. Infeksi virus : Enteroovirus (virus ECHO, Coxsackie, Poliomyelitis), Adenovirus, Rotavirus, Astrovirus dan lain-lain.

Infeksi parasit : Cacing (Ascaris, Trichiuris, Oxyuris, Strongyloides), Protozoa (Entamoeba hystolitica, Giardia lamblia, Trichomonas hominis), Jamur (Candida albicans).

Sampai beberapa tahun yang lalu kuman-kuman patogen hanya dapat diidentifikasi dari 25% tinja penderita diare akut. Pada saat ini dengan menggunakan tehnik yang baru, tenaga laboratorium yang berpengalaman dapat mengidentifikasi pada sekitar 75% kasus yang datang ke sarana kesehatan dan pada sekitar 50% kasus-kasus ringan dimasyarakat. Beberapa kuman patogen ini adalah penyebab penting diare akut disemua negara berkembang yaitu: rotavirus escherichia coli enterotoksik shigella campylobacter jejuni cryptosporidium

Infeksi parenteral yaitu infeksi di bagian tubuh lain di luar alat pencernaan, seperti Otitis media akut (OMA), Tonsilofaringitis, Bronkopneumonia, Ensefalitis dan sebagainya. Keadaan ini terutama terdapat pada bayi dan anak berumur dibawah 2 tahun.

2. faktor malabsorbsi malabsorbsi karbohidrat : disakarida (intoleransi laktosa, maltosa dan sukrosa), monosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa dan galaktosa). Pada bayi dan anak yang terpenting dan tersering ialah intoleransi laktosa malabsorbsi lemak malabsorbsi protein

3. faktor makanan : makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan 4. faktor psikologis : rasa takut dan cemas. Walaupun jarang dapat menimbulkan diare terutama pada anak yang lebih besar.

PATOGENESIS DIARE AKUT

1. Masuknya jasad renik yang masih hidup ke dalam usus halus setelah berhasil melewati rintangan asam lambung. 2. Jasad renik tersebut berkembang biak (multiplikasi) di dalam usus halus. 3. Oleh jasad renik dikeluarkan toksin 4. Akibat toksin tersebut terjadi hipersekresi yang selanjutnya akan menimbulkan diare. Mekanisme diare Ada 2 prinsip mekanisme terjadinya diare cair : sekretorik dan osmotik. Infeksi usus dapat menyebabkan diare melalui kedua mekanisme tersebut, diare sekretorik lebih sering terjadi, dan keduanya dapat terjadi pada satu penderita. Diare sekretorik Diare sekretorik disebabkan karena sekresi air dan elektrolit ke dalam usus halus yang terjadi akibat gangguan absorbsi natrium oleh vilus saluran cerna, sedangkan sekresi klorida tetap berlangsung terus atau meningkat. Keadaan ini mengakibatkan air dan elektrolit keluar dari tubuh sebagai tinja cair. Diare sekretorik ditemukan pada diare yang disebabkan oleh infeksi bakteri akibat rangsangan pada mukosa usus oleh toksin E.coli atau V. Cholera. Diare osmotik Mukosa usus halus adalah epitel berpori, yang dapat dilewati air dan elektrolit dengan cepat untuk mempertahankan tekanan osmotik antara lumen usus dengan cairan ekstrasel. Oleh karena itu, bila di dalam lumen usus terdapat bahan yang secara osmotik aktif dan sulit diserap akan menyebabkan diare. Bila bahan tersebut adalah larutan isotonik, air atau bahan yang larut, maka akan melewati mukosa usus halus tanpa diabsorbsi sehingga terjadi diare. Mekanisme patogenesis Jasad renik menyebabkan diare melalui sejumlah mekanisme antara lain , sebagai berikut: Virus Beberapa jenis virus seperti rotavirus, berkembang biak dalam epitel vili usus halus, menyebabkan kerusakan sel epitel dan pemendekan vili. Hilangnya sel-sel vili yang secara normal mempunyai fungsi absorbsi dan penggantian sementara oleh sel epitel berbentuk

kripta yang belum matang, menyebabkan usus mensekresi air dan elektrolit. Kerusakan vili dapat juga dihubungkan dengan hilangnya enzim disakaridase, menyebabkan berkurangnya absorbsi disakarida terutama laktosa. Penyembuhan terjadi bila vili mengalami regenerasi dan epitel vilinya menjadi matang. Bakteri Penempelan dimukosa. Bakteri yang berkembang biak dalam usus halus pertamatama menempel pada mukosa untuk menghindarkan diri dari penyapuan. Penempelan terjadi melalui antigen yang menyerupai rambut getar, disebut pili atau fimbria, yang melekat pada reseptor dipermukaan usus. Hal ini terjadi pada E. coli enterotoksigenik dan V. cholerae. Pada beberapa keadaan, penempelan di mukosa dihubungkan dengan perubahan epitel usus yang menyebabkan pengurangan kapasitas penyerapan atau menyebabkan sekresi cairan ( misalnya infeksi E. coli enteropatogenik atau enteroaggregasi ) Toksin yang menyebabkan sekresi E. coli enterotoksigenik, V. cholerae dan beberapa bakteri lain mengeluarkan toksin yang menghambat fungsi sel epitel. Toksin ini mengurangi absorpsi natrium melalui vili dan mungkin meningkatkan sekresi chlorida dari kripta, yang menyebabkan sekresi air dan elektrolit. Penyembuhan terjadi bila sel yang sakit diganti dengan sel yang sehat setelah 2 4 hari. Invasi mukosa. Shigella, C. jejuni, E. coli enteroinvasif dan salmonela dapat menyebabkan diare berdarah melalui invasi dan perusakan sel epitel mukosa. Ini terjadi sebagian besar di colon dan bagian distal ileum. Invasi mungkin diikuti dengan pembentukan mikroabses dan ulkus superficial yang menyebabkan adanya sel darah merah dan sel darah putih atau terlihat adanya darah dalam tinja. Toksin yang dihasilkan oleh kuman ini menyebabkan kerusakan jaringan dan kemungkinan juga sekresi air dan elektrolit dari mukosa. Protozoa Penempelan mukosa. G. lamblia dan Cryptosporidium menempel pada epitel usus halus dan menyebabkan pemendekan vili, yang kemungkinan menyebabkan diare. Invasi mukosa. E.histolitica menyebabkan diare dengan cara menginvasi epitel mukosa di colon ( atau ileum) yang menyebabkan mikroabses dan ulkus. Namun begitu keadaan ini baru terjadi bila strainnya sangat ganas. Pada manusia 90 % infeksi terjadi oleh strain yang tidak ganas; dalam hal ini tidak ada invasi ke mukosa

dan tidak timbul gejala atau tanda-tanda, meskipun kista amoeba dan tropozoit mungkin ada di dalam tinjanya.

PATOFISIOLOGI Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare ialah: 1. Gangguan osmotik Adanya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotik dalam lumen usus meningkat, sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit ke dalam lumen usus. Isi rongga usus yang berlebihan akan merangsang usus untuk mengeluarkannya, sehingga timbul diare. 2. Gangguan sekresi Akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding usus akan terjadi peningkatan sekresi, air dan elektrolit ke dalam lumen usus dan selanjutnya timbul diare kerena peningkatan isi lumen usus. 3. Gangguan motilitas usus Hiperperistaltik akan menyebabkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan sehingga timbul diare. Sebaliknya bila peristaltik usus menurun akan mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan, selanjutnya dapat timbul diare pula.

Akibat-akibat diare cair Diare cair disebabkan karena kehilangan air dan elektrolit tubuh melalui tinja. Penderita dengan diare cair mengeluarkan tinja yang mengandung sejumlah ion natrium, klorida, kalsium dan bikarbonat. kehilangan sejumlah air dan elektrolit bertambah bila ada muntah, dan kehilangan air juga meningkat bila ada panas. Kehilangan ini menyebabkan dehidrasi (karena kehilangan air dan natrium klorida) asidosis kekurangan basa (karena kehilangan bikarbonat) dan kekurangan kalium. Dehidrasi adalah keadaan yang paling bahaya karena dapat menyebabkan penurunan volume darah (hipovolemia), kolaps kardiovaskuler dan kematian bila tidak diobati dengan tepat.

DERAJAT DEHIDRASI Berdasarkan jumlah cairan yang hilang derajat dehidrasi dibagi menjadi : Kehilangan berat badan Tanpa dehidrasi, bila kehilangan cairan < 5% berat badan Dehidrasi ringan sedang, bila kehilangan cairan diantara 5% - 10% berat badan Dehidrasi berat, bila kehilangan cairan > 10% berat badan. Untuk menilai derajat dehidrasi dapat dilakukan penilaian derajat dehidrasi menurut WHO, yaitu: Penilaian Derajat Dehidrasi Menurut WHO

Kolom A Anamnesis Diare Muntah Haus kencing Inspeksi Keadaan umum Air mata Mata Mulut & lidah Nafas Baik Ada N Basah N < 4 x sehari ada / sedikit Tidak ada Normal

Kolom B

Kolom C

4-10 x sehari Kadang kadang Haus Sedikit pekat

10x sehari Sering sekali Sgt haus kencing ( 6 jam )

Jelek, mengantuk Tidak ada Cekung Kering Lebih cepat

sadar / gelisah Tidak ada Sgt cekung, kering Sgt kering Sgt cepat, dalam

Palpasi kulit Turgor Nadi Ubun-ubun Berat badan Cepat kembali N N Kehilangan 2,5 % Kesimpulan Tanpa dehidrasi 2 tanda / lebih dehidrasi 2 tanda / lebih dehidrasi ringan - sedang berat Kembali pelan N/cepat cekung Kehilangan 2,5 10 % Sgt pelan Sgt cepat, lemah Sgt cekung Kehilangan 10 %

DIAGNOSIS Diagnosis ditegakkan berdasakan gejala klinis dan dibantu dengan sarana penunjang pemeriksaan laboratorium . 1. Anamnesis Kepada penderita atau keluarga perlu ditanyakan mengenai riwayat perjalanan penyakit antara lain : Lamanya diare (sudah berapa jam, hari) Frekuensi (berapa kali sehari) Banyaknya / volumenya (berapa banyak setiap kali buang air besar) Warnanya (biasa, kuning berlendir, berdarah, seperti cucian beras) Baunya (amis, asam busuk) Buang air kecil (banyaknya, warnanya, kapan terakhir kencing) Ada tidaknya batuk, panas pilek, dan kejang (sebelum, selama atau setelah diare) Jenis, bentuk dan banyaknya makanan dan minuman sebelum dan sesudah dan sakit Penderita diare disekitar rumah Berat badan sebelum sakit (bila diketahui)

2. Pemeriksaan jasmani Dilihat dari derajat dehidrasi menurut WHO 3. Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan laboratorium penting artinya dalam menegakkan diagnosis yang tepat sehingga kita dapat memberikan obat yang tepat pula. Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan adalah: 1. Pemeriksaan tinja a. b. Makroskopis dan mikroskopis pH dan kadar gula dalam tinja dan kertas lakmus dan tablet clinitest bila diduga terdapat intoleransi glukosa. c. Bila perlu dilakukan pemeriksaan biakan dan uji resistensi 2. Pemeriksaan gangguan dan keseimbangan asam basa dalam darah, dengan menentukan pH dan cadangan alkali atau lebih tepat lagi dengan pemeriksaan analisa gas darah menurut ASTRUP (bila memungkinkan). 3. 4. 5. Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin untuk mengetahui faal ginjal. Pemeriksaan elektrolit terutama kadar Natrium, kalium, kalsium dan fosfor dalam serum. Pemeriksaan intubasi duodenum untuk mengetahui jenis jasad renik atau parasit secara kualitatif dan kuantitatif, terutama dilakukan pada penderita kronik. PENATALAKSANAAN Tujuan pengobatan Mencegah dehidrasi Mengatasi dehidrasi yang telah ada Mencegah kekurangan nutrisi dengan memberikan makanan selama dan setelah diare Mengurangi lama dan beratnya diare, serta berulangnya episode diare, dengan memberikan suplemen zinc. Dalam garis besarnya pengobatan diare dapat dibagi dalam: a. Pengobatan cairan Sistematika pengobatan yang dapat dilaksanakan secara sederhana ialah pada dehidrasi berat diberikan cairan rehidrasi parenteral, dehidrasi sedang dan ringan diberikan cairan rehidrasi oral (oralit) dan yang belum menderita dehidrasi dapat diberikan segala macam cairan rumah tangga.

b. Pengobatan dietetic c. Obat-obatan

Pemberian cairan 1. jenis cairan Cairan rehidarasi oral Formula lengkap mengandung NaCl, NaHO3, KCl dan glukosa. Kadar natrium 90 mEq/l untuk kolera dan diare akut pada anak diatas 6 bulan dengan dehidarasi ringan atau sedang atau tanpa dehidrasi. Kadar Natrium 50-60mEq/l untuk diare akut non kolera pada anak dibawah 6 bulan dengan dehidrasi ringan, sedang, tanpa dehidrasi Formula sederhana hanya mengandung NaCl, dan sukrosa, karbohidrat lain. Cairan parenteral Larutan Darrow & glukosa Ringer Laktat

2. Jalan pemberian cairan a. b. Peroral untuk dehidrasi ringan, sedang, & tanpa dehirasi & bila anak mau minum serta kesadaran baik. Intragastrik untuk dehidrasi ringan, sedang, tanpa dehidrasi tetapi anak tidak mau minum, atau kesadaran menurun intravena untuk dehidrasi berat. 3. Jumlah cairan Untuk menentukan jumlah cairan yang perlu diberikan kepada penderita diare harus diperhatikan hal-hal berikut: jumlah cairan yang diberikan harus sama dengan - Jjumlah cairan yang telah hilang melalui diare dan muntah (PWL ). - Banyaknya cairan yang hilang melalui keringat, urin & pernapasan (NWL). - Banyaknya cairan yang hilang melalui tinja dan muntah yang masih terus berlangsung (CWL )

Jumlah ini bergantung pada derajat dehidrasi serta berat badan masing-masing anak atau golongan umur. 4. Jadwal pemberian cairan a. Belum ada dehidrasi Oral sebanyak anak mau minum ( ad libitum ) atau 1 gelas setiap kali buang air besar. Parenteral dibagi rata dalam 24 jam 1 jam pertama : 25-50 ml/kgbb peroral atau intragastrik selanjutnya 125 ml/kgbb/hr atau ad libitum 1 jam pertama 50-100 ml/kgbb peroral atau intragastrik selanjutnya 125 ml/kgbb/hari atau ad libitum dehidrasi berat b. Dehidrasi ringan

c. Dehidrasi sedang

untuk anak 1 bulan-2 tahun dengan berat badan 3-10 kg: 1 jam pertama 40 ml/kgbb/jam atau 10 tetes/kgbb/menit 7 jam kemudian 12 ml/kgbb/menit atau 3 tetes/kgbb/menit 16 jam berikut 125 ml/kgbb atau 2 tetes/kgbb/menit untuk anak lebih dari 2-5 tahun dengan berat badan 10-15 kg: 1 jam pertama 30 ml/kgbb/jam atau 8 tetes/kgbb/menit 7 jam kemudian 10 ml/kgbb/jam atau 3 tetes/kgbb/menit 16 jam berikut 125 ml/kgbb/jam atau 2 tetes/kgbb/menit untuk anak lebih dari 5-10 tahun dengan berat badan 15-25kg: 1 jam pertama 20 ml/kgbb/jam atau 5 tetes/kgbb/menit 7 jam kemudian 10 ml/kgbb/jam atau 3 tetes/kgbb/menit

16 jam berikut 105 ml/kgbb/oral atau bila anak tidak mau minum dapat diberikan darrow glukosa 1 tetes/kgbb/menit Pengobatan ditetik 1. Untuk anak dibawah 1 tahun & anak diatas 1 tahun dengan berat badan kurang dari 7 kg. Jenis makanan yang diberikan: Susu (ASI atau susu formula yang mengandung laktosa rendah & asam lemak tidak jenuh, misalnya LLM, Almiron ) Makanan setengah padat ( bubur susu ) atau makanan padat ( nasi tim ) bila anak tidak mau minum susu. Susu khusus yaitu susu yang tidak mengandung laktosa atau susu dengan asam lemak berantai seluler sesuai dengan kelainan yang ditemukan 2. Untuk anak diatas 1 tahun dengan berat badan lebih dari 7 kg jenis makanan padat atau makanan air/ susu sesuai kebiasaan makan dirumah Obat-obatan Prinsip pengobatan diare ialah menggantikan cairan yang hilang melalui tinja dengan atau tanpa muntah, dengan cairan yang mengandung elektrolit & glukosa atau karbohidrat lain. 1. Obat anti sekresi Asetosal 25 mg/tahun dengan dosis minimum 3 mg Klorpromazin 0,5-1 mg/kgbb/hari

2. Antibiotika Pada umumnya antibiotika tidak diperlukan untuk mengatasi diare akut, kecuali bila penyebabnya jelas seperti : Tetrasiklin 25-50mg/kgbb/hari (kolera) Eritromisin 40-50 mg/kgbb/hari ( Campylobater ).

KOMPLIKASI

Sebagai akibat kehilangan cairan dan elektrolit secara mendadak, dapat terjadi berbagai komplikasi seperti : 1. 2. 3. 4. 5. 6. Dehidrasi Renjatan hipovolemik Hipokalemia Intoleransi laktosa sekunder kejang malnutrisi energi protein

TINJAUAN KASUS

IDENTITAS PASIEN Nama pasien : An. A Umur Jenis kelamin Agama Suku Alamat : 1 tahun 4 bulan : wanita : Islam : Jawa : Jl. Cililitan Besar No.33 RT/RW : 05/03, Kramat Jati

ORANG TUA Ibu Nama Umur Pekerjaan : Ny. A. : 21 tahun : Ibu rumah tangga

Pendidikan Agama Suku Alamat

: SMA : Islam : Jawa : Idem

Ayah Nama Umur Pekerjaan Pendidikan Agama Suku Alamat : Tn. E : 21 tahun : Karyawan : SLTA : Islam : Jawa : Idem

RIWAYAT PENYAKIT

Keluhan utama Mencret

Keluhan tambahan : Muntah, demam

RIWAYAT PERJALANAN PENYAKIT : 4 hari sebelum masuk rumah sakit pasien muntah-muntah sebanyak 15-20x, muntah menyemprot. Isi muntah berupa cairan yang diminum dengan sedikit sisa makana. Muntah

biasanya diawali dengan batuk. Batuk diderita pasien sejak 2 hari ini, berdahak warna kuning. BAB biasa, namun BAK sedikit air kencingnya. Pasien terus minta minum sepanjang malam, tapi tidak mau makan. 3 hari SMRS, pasien demam. Demam timbul mendadak dan naik turun. Suhu tubuh meningkat terutama pada pagi dan malam hari. Orang tua pasien segera membawa pasien ke dokter umum pagi harinya, pasien dikatakan mengalami infeksi saluran pencernaan dan pernafasan. Pasien diberikan obat antibiotik, obat batuk dan obat racikan isinya CTM dan sisanya ibu pasien lupa. Setelah berobat, muntah pasien berkurang menjadi 5x sehari dan batuk membaik namun tetap demam. Pasien juga terlihat lemas dan kurang aktif. Pasien makan sangat sedikit 5 sendok makan bubur saja. 1 hari SMRS pasien mencret 10 x dalam 1 hari sebanyak gelas aqua. Setiap BAB warnanya hijau menyemprot, tidak ada lendir dan tidak ada darah, sedikit ampas dan bau seperti telor busuk. Pasien masih muntah 1x, badan pasien masih hangat, namun batuk sudah hilang. Pasien hanya mau makan pisang saja. 4 jam SMRS pasien masih terus mencret 10x, berwarna hijau dan berbau busuk, sehingga orang tua pasien memutuskan untuk membawa pasien ke RSU UKI. Muntah sudah berhenti. BB sebelum masuk RS 10 kg. BB pada saat masuk RS 8,1 kg. BAK sudah banyak air kencingnya. Pasien sudah tidak nafsu makan sejak pagi, namun terus menerus minum air putih. Pasien juga tampak lemas, dan pada saat menangis air mata pasien hanya sedikit keluar.

RIWAYAT KELAHIRAN Tanggal lahir Anak ke Tempat bersalin Penolong Persalinan Cara persalinan Usia kehamilan : 5 february 2009 :1 : Rumah : Bidan : spontan pervaginam : cukup bulan (38 minggu)

Berat badan lahir Panjang badan lahir

: 3050 gram : 41 cm

RIWAYAT PERKEMBANGAN

Perkembangan fisik/motorik Gigi pertama Duduk Jalan sendiri Bicara Membaca

Umur 3/12 6/12 9/12 9/12 -

Kesan: perkembangan fisik motorik sesuai umur

IMUNISASI DASAR Jenis BCG DPT Polio Hepatitis B Campak I 0 bulan 2 bulan 0 bulan 0 bulan 9 bulan 4 bulan 2 bulan 1 bulan 6 bulan 4 bulan 6 bulan 6 bulan II III Ulangan

KESAN : Imunisasi Dasar PPI Lengkap dan sesuai umur

RIWAYAT PENYAKIT YANG PERNAH DIDERITA Disangkal

RIWAYAT PENYAKIT DALAM KELUARGA Disangkal

PEMERIKSAAN FISIK Keadaan umum Kesadaran Frekwensi Nadi Frekwensi Pernafasan Suhu tubuh Tensi Berat badan Panjang badan Kepala : Tampak sakit sedang : Compos mentis : 100x/menit(cukup, reguler, kuat angkat, ) : 24 x/menit : 37,2 O C (axilla) : - mmHg : 8,1 kg : 80 cm : normocephali, distribusi rambut merata, warna hitam, tidak mudah dicabut, fontanel sudah menutup. Mata : Kelopak mata cekung, air mata -, konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-.

Telinga Hidung Mulut hiperemis -. Leher

: liang telinga lapang/lapang, serumen -/: cavum nasi lapang/lapang, sekret -/: Mukosa bibir kering, lidah kotor -, tonsil T1-T1 , Faring

: kelenjar Getah bening tidak teraba membesar

Toraks Inspeksi Palpasi Perkusi Auskultasi : Pergerakan dinding dada kiri dan kanan simetris : vokal fremitus kiri dan kanan sama : Perkusi perbandingan kiri dan kanan sama sonor : Bising napas dasar vesikuler,Ronki -/-, Wheezing -/Bunyi Jantung I dan II normal, murmur (-), gallop (-) Abdomen Inspeksi Auskultasi Palpasi Perkusi : Perut tampak datar : Bising usus (+) normal : 5x/menit : Hepar dan lien tidak teraba membesar. Turgor kurang. : Tymphani

Ekstremitas : akral dingin, capillary refill < 2 detik

PEMERIKSAAN LABORATORIUM Darah Tanggal LED Hb : 19-juli-2010 : 8 mm/jam : 14,5 g/dL

Eritrosit Leukosit Trombosit Hematokrit Hitung jenis

: 5,79 juta/uL : 9200 /uL : 225.000 /uL : 41,5% : 0 0 2 36 1

Basofil : Eosinofil : Inti batang : Limfosit : Monosit :

Inti segmen : 61

Elektrolit Na + = 138 mmol/L ( DBN) K + = 3,9 mmol/L (DBN) Cl - = 99 mmol/L ( DBN) DIAGNOSIS KERJA Diare Akut Dehidrasi Berat et causa Bakteri

DIAGNOSIS BANDING Diare akut dehidrasi berat et causa Virus RENCANA PEMERIKSAAN Darah Lengkap Elektrolit Feses lengkap Urin lengkap

PENATALAKSANAAN Rawat Inap Diet : Bubur putih kecap PASI soya milk IVFD: RL 60 tetes/menit (makro) selama 1 jam RL 28 tetes/menit (makro) selama 5 jam KAEN 3A 8 tetes/ menit (Makro) MM : L-Bio 2x1 sach (Po) Zinkid 1x20 g (Po) Vometa syr 3x1 cth (Po) Pedialite 85 cc tiap muntah/mencret Luminal 2x10 mg

FOLLOW UP 3 Jam ( 19 juli 2010, Jam 15.00WIB ) S : BAB (mencret 2x, cair, ampas +, lendir-, darah-, tidak mau makan, minum air putih

banyak. O : : Tampak sakit sedang (aktivitas berkurang dan rewel) Kesadaran Frekuensi Nadi : Komposmentis (Pasien menangis kuat, kontak mata positif) : 96x/menit (Reguler, kuat angkat, isi

Keadaan Umum

cukup) Frekuensi Pernafasan : 36x/menit (Reguler, kuat angkat) Suhu Kepala : 35C (Axilla) : normocephali, distribusi rambut merata, warna hitam, tidak mudah

dicabut, fontanel sudah menutup. Mata sklera tidak ikterik. Telinga Hidung Mulut hiperemis. Leher Toraks Inspeksi Palpasi Perkusi Auskultasi : Pergerakan dinding dada kiri dan kanan simetris : vokal fremitus kiri dan kanan sama : Perkusi perbandingan kiri dan kanan sama sonor : Bising napas dasar vesikuler,Ronki -/-, Wheezing -/Bunyi Jantung I dan II normal, murmur (-), gallop (-) Abdomen Inspeksi Auskultasi Palpasi Perkusi : Perut tampak datar : Bising usus (+) normal : 5x/menit : Hepar dan lien tidak teraba membesar, Turgor kurang. : Tymphani : KGB tidak teraba membesar. : Normotia, liang telinga lapang/lapang, serumen -/-. : bentuk biasa, lapang/lapang, sekret -/- . : mukosa bibir kering, lidah tidak kotor , Tonsil T1-T1, faring tidak : Kelopak mata cekung, air mata sedikit , konjungtiva tidak anemis,

Ekstremitas : Akral dingin, capillary refill < 2 detik Kulit : turgor kurang

A P

: Diare akut Dehidrasi berat e.c bakteri : - Diet : Bubur putih kecap PASI soya milk - IVFD - MM/ : KAEN 3A 8 tetes/menit ( Makro ) L-Bio 2x1 sach Zinkid 1x20 g Pedialite 85 cc tiap muntah/mencret

FOLLOW UP (Tanggal 20 juli 2010, jam 06.00WIB, PP:5, PH: 2) BB S O : 8,1Kg : Mencret 3x (cair, ampas +, darah -, lendir -, Warna kuning, bau busuk -, bau amis -) : : Tampak sakit sedang (Pasien terlihat lemas dan rewel) Kesadaran Frekuensi Nadi : Komposmentis (kontak mata positif) : 108x/menit (Reguler, kuat angkat, isi cukup) Frekuensi Pernafasan : 28x/menit (Reguler, adekuat)

Keadaan Umum

Suhu Kepala

: 35,5C (Axilla) : Bulat, mesocephali, UUB belum menutup dan tidak cekung, rambut

hitam, tidak mudah dicabut, distribusi merata. Mata sklera tidak ikterik. Telinga Hidung Mulut : Normotia, liang telinga lapang/lapang, serumen -/-. : bentuk biasa, lapang/lapang, sekret -/- pernafasan cuping hidung . : mukosa bibir kering, sianosis sirkumoral -, lidah tidak kotor dan tidak : Kelopak mata agak cekung, air mata + , konjungtiva tidak anemis,

kering, Tonsil T1-T1 hiperemis, faring hiperemis. Leher : KGB tidak teraba membesar.

Toraks Inspeksi Palpasi Perkusi Auskultasi : Pergerakan dinding dada kiri dan kanan simetris : vokal fremitus kiri dan kanan sama : Perkusi perbandingan kiri dan kanan sama sonor : Bising napas dasar vesikuler,Ronki -/-, Wheezing -/Bunyi Jantung I dan II normal, murmur (-), gallop (-) Abdomen Inspeksi Auskultasi Palpasi Perkusi : Perut tampak datar : Bising usus (+) normal : 5x/menit : Hepar dan lien tidak teraba membesar. Turgor kurang. : Tymphani

Ekstremitas : Akral hangat, capillary refill < 2 detik Kulit Kesan : turgor cukup : Mencret dan muntah frekuensinya berkurang namun pasien masih

demam. Pasien sudah mau minum ASI agak banyak tetapi makan masih belum banyak, pasien masih rewel dan lemas. A P : Diare akut sudah terehidrasi : - Diet : Bubur putih kecap PASI soya milk

- IVFD - MM/

: KAEN 3A 8 tetes/menit ( Makro ) L-Bio 2x1 sach Zinkid 1x20 g Vometa syr 3x1 cth (Po) Pedialite 85 cc tiap muntah/mencret Luminal 2x10 mg

Balance Cairan

: Cairan masuk

: Infus 600cc Oral 1500 cc -----------------+

2100cc Cairan keluar: Urine 1300cc Diare 50cc IWL 300 cc -----------------+ 1650cc ----------+ 450 cc

FOLLOW UP (Tanggal 21 juli 2010, Jam 06.00, PP:6, PH:3) BB S O : 9 kg : BAB tidak mencret lagi, BAK (lancar dan banyak), Nafsu makan baik : : Tampak sakit sedang (Pasien terlihat lemas dan rewel) Kesadaran : Komposmentis (Pasien dapat memberikan reaksi ketika diberi rangsangan) Frekuensi Nadi : 120x/menit (Reguler, kuat angkat, isi cukup) Frekuensi Pernafasan : 38x/menit (Reguler, adekuat) Suhu : 36,8C (Axilla)

Keadaan Umum

Kepala

: Bulat, mesocephali, UUB belum menutup dan tidak cekung, rambut

hitam, tidak mudah dicabut, distribusi merata. Mata sklera tidak ikterik. Telinga Hidung Mulut : Normotia, liang telinga lapang/lapang, serumen -/-. : bentuk biasa, lapang/lapang, sekret -/- pernafasan cuping hidung . : mukosa bibir lembab, sianosis sirkumoral -, lidah tidak kotor dan : Kelopak mata tidak cekung, air mata + , konjungtiva tidak anemis,

tidak kering, Tonsil dan faring tenang. Leher Toraks Inspeksi Palpasi Perkusi Auskultasi : Pergerakan dinding dada kiri dan kanan simetris : vokal fremitus kiri dan kanan sama : Perkusi perbandingan kiri dan kanan sama sonor : Bising napas dasar vesikuler,Ronki -/-, Wheezing -/Bunyi Jantung I dan II normal, murmur (-), gallop (-) Abdomen Inspeksi Auskultasi Palpasi Perkusi : Perut tampak datar : Bising usus (+) normal : 5x/menit : Hepar dan lien tidak teraba membesar. : Tymphani : KGB tidak teraba membesar.

Ekstremitas : Akral hangat, capillary refill < 2 detik Kulit Kesan : turgor cukup : Mencret frekuensinya berkurang, muntah -, bebas demam 1 hari, nafsu

makan dan minum pasien membaik namun pasien masih tampak lemas dan rewel.

: Diare akut dalam perbaikan

: - Diet : Bubur putih kecap PASI soya - IVFD - MM/ : KAEN 3A 8 tetes/menit ( Makro ) L-Bio 2x1 sach Zinkid 1x20 g Vometa syr 3x1 cth (Po) Pedialite 85 cc tiap muntah/mencret Luminal 2x10 mg

Balance Cairan

: Cairan masuk: Infus 1100cc Oral 400 cc

-----------------+ 1500cc Cairan keluar: Urine 500cc Diare 200cc

IWL 350 cc -----------------+ 1050cc ----------+ 450 cc

VISITE Konsulen (Jam 12.00WIB)

: Terapi diteruskan hingga besok dan lihat perkembangan jika membaik dan stabil pasien diperbolehkan pulang.

FOLLOW UP (Tanggal 22 juli 2010, Jam 06.00, PP:7, PH:4) BB S : 9 kg : BAB sudah tidak mencret lagi, Panas -, Muntah -, BAK (lancar dan banyak), Nafsu

makan baik. O : : Tampak sehat (Pasien bergerak aktif) : Komposmentis : 115x/menit (Reguler, kuat angkat, isi cukup) Frekuensi Pernafasan : 30x/menit (Reguler, adekuat) Suhu : 36,3C (Axilla)

Keadaan Umum Kesadaran Frekuensi Nadi

Kepala

: normocephali, distribusi rambut merata, warna hitam,

tidak mudah dicabut, fontanel sudah menutup. Mata : Kelopak mata cekung, air mata -, konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-. Telinga Hidung Mulut Leher Toraks Inspeksi Palpasi Perkusi Auskultasi : Pergerakan dinding dada kiri dan kanan simetris : vokal fremitus kiri dan kanan sama : Perkusi perbandingan kiri dan kanan sama sonor : Bising napas dasar vesikuler,Ronki -/-, Wheezing -/Bunyi Jantung I dan II normal, murmur (-), gallop (-) Abdomen Inspeksi Auskultasi Palpasi Perkusi : Perut tampak datar : Bising usus (+) normal : 5x/menit : Hepar dan lien tidak teraba membesar. Turgor kurang. : Tymphani : Normotia, liang telinga lapang/lapang, serumen -/-. : bentuk biasa, lapang/lapang, sekret -/: Mukosa bibir lembab, lidah kotor -, tonsil T1-T1 , Faring hiperemis -. : KGB tidak teraba membesar.

Ekstremitas : Akral hangat, capillary refill < 2 detik Kulit : turgor cukup

Kesan

: Keadaan pasien sangat membaik dimana pasien terlihat sangat aktif,

mencret -, muntah -, panas -, pasien sudah banyak makan dan minum, BB pasien naik 9 ons. A : Diare akut dalam perbaikan

: - Diet : Bubur putih kecap PASI Soya milk - IVFD - MM/ : KAEN 3A 28 tetes/menit ( Makro ) L-Bio 2x1 sach Zinkid 1x20 g Vometa syr 3x1 cth (Po)

Pedialite 85 cc tiap muntah/mencret Luminal 2x10 mg

VISITE Konsulen (Jam 12.00WIB)

: Pasien diperbolehkan pulang dan antibiotika taxegram (IV) dihentikan, tidak perlu antibiotika oral. Infus di aff.

ANALISA KASUS

Seorang bayi laki-laki, berumur 1 tahun 4 bulan dengan berat badan 8,1 kg. Diagnosa kerja : Diare Akut Dehidrasi Berat

Anamnesa : Mencret Demam muntah

Pemeriksaan fisik : Keluhan tersebut diatas sesuai dengan perjalanan penyakit Diare akut dehidrasi berat yaitu : diawali dengan muntah 15-20x, lalu demam, yang kemudian diikuti dengan buang air besar 10 kali sehari. Dari pemeriksaan Fisik : Keadaan umum Kesadaran Frekwensi Nadi : Tampak sakit sedang : Compos mentis : 100x/menit(cukup, reguler, kuat angkat, )

Frekwensi Pernafasan : 24 x/menit Suhu tubuh Tensi Berat badan Panjang badan : 37,2 O C (axilla) : - mmHg : 8,1 kg : 80 cm

Kepala

: normocephali, distribusi rambut merata, warna hitam, tidak mudah dicabut, fontanel sudah menutup.

Mata

: Kelopak mata cekung, air mata -, konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-.

Telinga Hidung Mulut Leher

: liang telinga lapang/lapang, serumen -/: cavum nasi lapang/lapang, sekret -/: Mukosa bibir kering, lidah kotor -, tonsil T1-T1 , Faring hiperemis -. : kelenjar Getah bening tidak teraba membesar

Toraks Inspeksi Palpasi Perkusi Auskultasi : Pergerakan dinding dada kiri dan kanan simetris : vokal fremitus kiri dan kanan sama : Perkusi perbandingan kiri dan kanan sama sonor : Bising napas dasar vesikuler,Ronki -/-, Wheezing -/Bunyi Jantung I dan II normal, murmur (-), gallop (-) Abdomen Inspeksi Auskultasi Palpasi Perkusi : Perut tampak datar : Bising usus (+) normal : 5x/menit : Hepar dan lien tidak teraba membesar. Turgor kurang. : Tymphani

Ekstremitas : akral hangat, capillary refill < 2 detik)

Pembahasan :

Pemeriksaan fisik menunjang hasil anamnesis. Suhu tubuh yang meningkat, nadi cepat dan tidak kuat angkat, UUB cekung, kelopak mata cekung, air mata kering, mukosa bibir kering, lidah kering, turgor kembali lambat, penurunan berat badan > 10 %. Ini sesuai dengan Diare akut dehidrasi berat. Suhu tubuh meningkat, karena diduga ada infeksi yang disebabkan oleh bakteri atau virus. Kelopak mata cekung dapat terjadi karena kehilangan cairan yang banyak, hal ini dapat terjadi karena jaringan pada kelopak mata sangat elastis. Urin yang sedikit jumlahnya atau kadang nyaris tidak ada disebabkan karena sirkulasi ke jaringan berkurang demikian juga sirkulasi ke ginjal, sehingga ginjal akan mengalami hipoksia dan bila hal ini berlanjut terus maka ginjal akan mengalami Akut Tubular Nekrosis. Pemeriksaan fisik cukup menunjang anamnesa untuk menegakkan diagnosa Diare Akut Dehidrasi Berat

DAFTAR PUSTAKA 1. Suraatmaja, Sudaryat. 2007. Kapita Selekta Gastroenterologi. Sagung Seto: Jakarta 2. Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI. Ilmu Kesehatan Anak 1. Infomedika: Jakarta. 3. Suharyono,dkk. 1988. Gastroenterologi Anak Praktis. FK UI : Jakarta

You might also like