You are on page 1of 7

KEMAMPUAN MEMBUAT DIKTAT BAGI GURU PENDIDIKAN KHUSUS ADALAH SEBUAH TUNTUTAN Oleh YUSWAN,S.Pd 1.

Latar belakang Progran Pendidikan Khusus pada awalnya dikenal dengan istilah Pendidikan Luar Biasa. Seiring perkembangan dunia pendidikan pada umumnya Pendidikan Khusus juga mengalami perkembangan sukup menggembirakan walaupun masih jauh dari laju perkembangan dunia pendidikan di luar Pendidikan Khusus. Secara formal pembinaan bagi Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus di Indonesia saat ini diselenggarakan oleh Direktorat Pembinaan Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus (PKLK) pada Dirjen Pendidikan Dasar dan Dirjen Pendidikan Menengah yang ada di di Kemendiknas RI. Dirjen Pendidikan Dasar menyelenggarakan pembinaan terhadap SDLB (Sekolah Dasar Luar Biasa) atau sejenisnya dan SMPLB (Sekolah Menengah Luar Biasa). Sedangkan Dirjen Pendidikan Menengah menyelenggarakan pembinaan pada SMALB (Sekolah Menengah Atas Luar Biasa) dan SMKLB (Sekolah Menengah Kejuruan Luar Biasa). Pembinaan juga termasuk bagi penyelenggaran program Pendidikan Inklusif dan pendidikan bagi anak dalam kategori Cerdas Istimewa dan Bakat Istimewa (CI-BI) pada masing-masing jenjang. Selanjutnya terkait dengan penjaminan mutu pendidikan mulai terjadinya kesadaran bersama akan pentingnya mutu dalam layanan penyelenggaraan pendidikan khusus baik jalur pendidikan formal maupun non-formal. Fenomena ini sudah sepatutnya ditanggapi secara positif oleh lembaga-lembaga yang terkait dengan dan melakukan pengembangan profesional yang berkelanjutan agar dari waktu ke waktu dapat meningkatkan mutu pembelajaran bagi peserta didik. Adapun ementara bukubuku pelajaran untuk kepentingan Pendidikan Khusus masih sangat terbatas adanya. Berbagai alasan dan penyebab kelangkaan buku pelajaran bagi Pendidikan Khusus baik jenjang SDLB, SMPLB maupun SMALB. Merespon kondisi ini marilah kita tanamkan pada diri kita selaku guru Pendidikan Khusus, kesadaran untuk tidak saling menyalahkan, melainkan bangkitkan semangat untuk dapat menulis buku sumber untuk anak didik kita minimal dalam bentuk DIKTAT. IngatKALAU BUKAN KITA SIAPA LAGI? Inilah yang kita pegang. Oleh karena itu adalah tidak salah kalau kemampuan membuat diktat bagi seorang guru Pendidikan Khusus apapun jenjangnya adalah sebuah tuntutan.

Berikut sekelumit informasi sederhana yang terkait dengan pembuatan sebuah diktat yang mungkin dapat dijadikan refrensi bagi rekan-rekan guru SDLB, SMPLB, dan SMALB yang berminat membuat diktat. Apabila kurang lengkap tidak keliru manakala berkenan melengkapinya. 2. PENGERTIAN DIKTAT Apakah diktat itu ? Ada beberapa pengertian diktat yang dapat kita jadikan refrensi antara lain : Menurut Purwadarminta dalam Kamus Besar Indonesia adalah pegangan yang dibuat guru berupa ketikan maupun stensilan. Sedangkan menurut Totok Djuroto, diktat adalah unit terkecil dari suatu mata pelajaran yang dapat berdiri sendiri dan dapat dipergunakan dalam proses belajar mengajar sebagai alat Bantu diklat yang disusun secara sistematik dari yang mencakup tujuan dan uraian materi Dengan demikian dapat dipetik kesimpulan bahwa pada hakekatnya diktat berisi materi pelajaran yang akan disampaikan oleh seorang guru kepada siswa dalam bentuk tertulis. Oleh karena itu diktat bagi siswa SDLB, SMPLB maupun SMALB yang ideal adalah dibuat oleh guru SDLB, SMPLB maupun SMALB untuk mata pelajaran yang diajarkannya. Hal ini karena merekalah yang memahami karaktristik anak didiknya. 3. PRINSIP PRINSIP PEMBUATAN DIKTAT Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam penyusunan diktat antara lain prinsip relevansi, konsistensi dan kecukupan 1) Prinsip relevansi artinya keterkaitan, materi yang ditulis hendaknya relevan dengan pencapaian standar kompetensi yang ingin dicapai 2) Prinsip konsistensi artinya keajegan, jika kompetensi dasar yang harus dikuasai empat macam maka bahasan yang ada pada diktat juga harus meliputi empat macam 3) Prinsip kecukupan artinya materi yang diajarkan hendaknya mencukupi dalam membantu peserta diklat mengusai kompetensi yang akan diajarkan, materi tidak boleh terlalu sedikit dan tidak boleh terlalu banyak, jika terlalu sedikit akan kurang membantu mencapai kompetensi standar sebaliknya jika terlalu banyak akan membuang buang waktu dan tenaga yang tidak perlu untuk mempelajarinya 4. KETENTUAN KETENTUAN PEMBUATAN DIKTAT

Pada hakekatnya diktat merupakan buku paket yang diperuntukan untuk kalangan terbatas, biasanya hanya untuk satu sekolahan atau kelompok sekolahan saja. Oleh karena itu adalah wajar kalau ketentuan pembuatan diktat hampir sama dengan pembuatan buku paket. Berikut aturan dalam pembuatan buku paket antara lain .berupa persyaratan yang berkaitan dengan : 4.1 Persyaratan materi : a. b. c. d. e. f. Memuat sekurang kurangya materi minimal yang harus dikuasai peserta didik. Diktat relevan dengan tujuan dan sesuai dengan kemampuan yang akan dicapai Sesuai dengan ilmu pengetahuan yang bersangkutan Sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi Sesuai dengan jenjang dan sasaran Isi dan bahan mengacu pada kompetensi dalam kurikulum 4.2 Persyaratan dengan cara penyajian a. Uraian teratur b. Saling memperkuat dengan bahan lain c. Menarik minat dan perhatian peserta d. Menangtang dan merangsang peserta didik untuk mempelajari e. Mengacu pada aspek koginitif, afektif dan psikomotor f. Hindari penyajian yang bertele tele 4.3 Persyaratan yang berkaitan dengan bahasa a. Menggunakan bahasa Indonesia yang benar b. Menggunakan kalimat yang sesuai dengan kematangan dan perkembangan peserta c. Menggunakan istilah, kosakata, symbol yang mempermudah pemahaman d. Menggunakan kata kata terjemahan yang dibakukan 4.4 Persyaratan yang berkaitan dengan Ilustrasi a. Relevan dengan bahan ajar yang dibuat b. Tidak mengunakan kesinambungan antar kalimat. Antar bagian dan antar paragraf. c. Merupakan bagian terpadu dari bahan ajar d. Jelas, baik dan merupakan hal hal esensial yang membantu memperjelas materi 5. BAGIAN BAGIAN DARI DIKTAT Struktur penulisan diktat sama seperti buku paket, yakni meliputi :

5.1 Bagian awal yang berisi : a. Halaman cover, Halaman cover memuat informasi tentang judul, pengarang, gambar sampul, dan lingkup penggunaan diktat (lingkungan sendiri ), nama sekolah/departemen, tahun terbit. b. Halaman judul , berisi judul, pengarang/penulis, gambar sampul, lingkup penggunaan, tahun terbit, nama depertemen c. Daftar isi lenkap memuat judul bab, sub bab, dan nomor halaman d. Daftar lain seperti : daftar gambar, daftar table, daftar lampiran bila ada. 5.2 Bagian isi Bagian ini berisi pokok pokok bahasan yang menjadi inti naskah diktat dan memuat uraian penjelasan, proses operasional atau langkah kerja dari setiap bab maupun sub bab. Dengan demikian paragraf merupakan unit terkecil suatu pokok bahasan. Paragraf tersebut harus saling mendukung dan merupakan suatu kesatuan yang koheren. Apabila diperlukan penjelasan dan uraian dilengkapi dengan table, bagan, gambar dan ilustrasi lain 5.3 Bagian akhir Bagian akhir sebuah diktat antara lain memuat : a. b. c. Lampiran, bila lampiran lebih dari satu lembar harus diberi nomor urut arab Glosarium (jika ada), kata/istilah yang berhubungan dengan uraian diktat sehingga memudahkan pemahaman pembanca Kepustakaan, Penulisan kepustakaan hendaknya dipilih satu dari sekian cara dengan ketentuan sebagai berikut : a) Hendaknya digunakan buku acuan yang relevan dengan yang akan ditulis, b) Tidak ketinggalan perkembangan teknologi dan c) Sesuai dengan disiplin ilmu yang ditulis d) Kepustakaan disusun dengan cara-cara yang benar. d. Indeks : Penulisanan indeks dimaksudkan sebagai petunjuk untuk mengetahui dengan mudah uraian suatu teori, atau fakta yang terdapat pada halaman tertentu,

6 . PENGGUNANAN BAHASA INDONESIA DALAM PENULISAN DIKTAT Diktat merupakan bentuk sederhana dari sebuah buku paket, oleh karena itu penggunaan bahasnya juga mengikuti aturan yang berlaku dalam penulisan sebuah buku paket. Bahasa dalam penulisan diktat hendaknya jelas, tepat, formal dan lugas. Kejelasan dan ketepatan isi dapat diwujudkan dengan menggunakan kata dan istilah yang jelas`dan tepat. Struktur kalimat tidak berbelit belit dan alinea yang runtut, kelugasan dan keformalan gaya bahasa digunakan dengan menggunakan kalimat pasif, Hindarilah pengunaan kata yang menunjuk diri penulis, seperti saya, kami, kemudian tuliskan kegiatan yang dilakukan penulis, seperti penulis atau peneliti tapi inipun hindari sesedikit mungkin.

8. PENGETIKAN NASKAH DIKTAT Proses pengetikan naskah sebuah diktat minimal harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut : 1) Kertas yang digunakan adalah kertas jenis HVS putih, ukuran kuarto atau polio tergantung selera tetapi umunya ukuran kuarto, 2) Pengetikan dimulai 4 cm dari tepi kiri, dan 3 cm tepi atas, tepi kanan dan tepi bawah, 3) Berilah jarak 3 spasi antara table atau gambar dengan teks sebelum dan sesudahnya. 4) Judul penyebutan menggunakan tableatau gambar table atau gambar diketik pada haaman yang sama dengan table atau gambarnya, 5) Sebuah alinea tidak dimulai pada bagian halaman yang hanya memuat kurang dari tiga baris. 6) Awal alinea diketik pada ketukan keenam dari batas kiri bidang pengetikan . 7) Diktat diketik dengan huruf baku baik jenis huruf maupun ukuran hurufnya, 8) Pengetikan dengan menggunakan rata kanan dan tidak boleh mengorbankan aturan spasi antar kata dalam teks.tetapi tidak harus rata dan pada akhir baris tidak harus dipotong. Jika terpaksa dipotong tanda hubungnya ditulis setelah huruf akhir, tanpa disisipi spasi, bukan diletakkan dibawahnya 9) Sesudah tanda baca titik, titik dua, titik koma, dan koma hendaknya diberi satu ketikan kosong.

10) Istilah tertentu yang belum lazim ditulis dengan diberi garis bawah atau ditulis dengan huruf miring. 11) Tempatkan nomor halaman di pojok kanan atas pada setiap halaman , kecuali pada halaman pertama setiap bab dan halaman bagian awal. 12) Sebagai hal yang dilarang antara lain: a. b. c. e. f. Tidak boleh ada bagian yang kosong pada akhir halaman kecuali jika halaman tersebut merupakan akhir bab Tidak boleh memotong table atau gambar Tidak boleh memberi garis vertikal antara kolom pada table kecuali terpaksa Tidak boleh menempatkan sub judul dan identitas table pada akhir halaman Rincian tidak boleh menggunakan tanda hubung (-) tetapi menggunakan bullet (*) untuk penulisan yang dilakukan dengan menggunakan komputer. g. Tidak boleh menambah spasi antarkata dalam suatu baris yang bertujuan meratakan tepi kanan h. Daftar rujukan tidak boleh diletakkan di kaki halaman atau akhir setiap bab, daftar rujukan hanya dapat ditempatkan setelah bab akhir 11. PENUTUP Demikian sedikit informasi yang berkaitan dengan teknik pembuatan diktat. Diktat sebagai materi minimal yang harus dipelajari para siswa, adalah sangat baik manakala dibuat oleh guru., Menyadari terbatasnya keberadaan buku paket bagi Pendidikan Khusus (SDLB, SMPLB dan SMALB) dan karakteristik anak berkebutuhan khusus, maka kemampuan membuat diktat bagi guru pendidikan khusus adalah sebuah tuntutan Penulisan diktat dapat digunakan dalam pembelajaran, dapat digunakan sebagai bahan perolehan angka kredit dalam pengembangan profesi. Satu hal yang tidak boleh dilupakan bahwa melalui penulisan diktat merupakan pendidikan bangsa Indonesia. Selamat mencoba. Akhir September 2011 Sumber : Materi Diklat Pengembangan Bahan Ajar sumbangsih penulis dalam meningkatkan kualitas

d. Tidak boleh memberi tanda apapun sebagai tanda berakhirnya suatu bab

You might also like