You are on page 1of 16

BAGIAN PERTAMA HASIL PEMBINAAN KELUARGA BAB I HASIL PENELUSURAN KELUARGA BINAAN I. Latar Belakang Keluarga Binaan 1.

1 Data Demografi Keluarga Binaan Ketiga keluarga binaan bertempat tinggal di wilayah Desa Sekardadi, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, dua keluarga ini bertempat tinggal di Dusun Sekardadi dan satu keluarga lainnya bertempat tinggal di dusun Pule. Desa tempat tinggal keluarga binaan ini termasuk wilayah desa yang menjadi tanggung jawab dari wilayah kerja Puskesmas Kintamani VI. Yang dijadikan keluarga binaan adalah keluarga yang digolongkan kurang mampu berdasarkan dari segi sosial ekonomi, sehingga kemampuannya untuk mengakses sarana kesehatan terbilang kurang. Berikut data demografi dari ketiga keluarga binaan. Bapak I Wayan Rapa beserta anggota keluarganya tinggal di Dusun Pule, Kintamani, Kabupaten Bangli. Keluarga ini menempati rumah yang bisa dikatagorikan semi permanen dengan dinding batu batako dan atap seng. Rumah Bapak I Wayan Rapa memiliki luas pekarangan 2,5 Are. Rumah itu terdiri dari 2 kamar yang berukuran 2 x 3 m . 2 kamar untuk tempat tidur tidak ada kamar mandi dan memiliki dapur yang sederhana. Di dalam Pekarangan Rumah I Wayan Rapa terdapat halaman yang tidak begitu luas, dan melihat keblakang rumah terdapat kebun jeruk sempit dan 1 buah kandang babi yang merupakan tempat beliau memelihara babi Identitas Keluarga Dampingan No 1. Nama I Wayan Rapa Status Menikah Umur 32 tahun Pendidikan Sekolah Menengah Pertama Pekerjaan Buruh Bangunan Ket Kepala Rumah Tangga

2. 3

Ni Wayan Repiani Ni Luh Eka

Menikah

26 tahun 14 tahun

Sekolah Dasar Belum Sekolah

Ibu Rumah Istri Tangga Anak Pertama

Purnami Bapak

Anak

I Wayan Rapa

merupakan pria yang saat ini berusia 32 tahun.

Pekerjaan kesehariannya sebagai buruh bangunan, dengan fisik yang masih kuat beliau dapat bekerja dari jam 08.00 pagi sampai jam 5.00 sore, setelah itu bila tidak terlalu capek beliau biasanya mengurus babi dan berolahraga sejenak Keluarga Bapak I Ketut Keranta memerupakan salah satu keluarga sederhana di banjar Sekardadi Desa Sekardadi. Anggota Keluarga dari Bapak I Ketut Keranta terdiri dari 3 orang. Bapak I Ketut Keranta sebagai kepala keluarga, istri, dan satu orang putri berumur 4 tahun. Keluarga dampingan tersebut tergolong keluarga prasejahtera. Adapun identitas keluarga dampingan adalah sebagai berikut : No 1. 2. 3. Nama Status Umur Pendidikan Pekerjaan Ket I Ketut Keranta Kawin 27 th SD Sopir Suami Ni wayan Rantini Kawin 28 th SD Buruh Istri Luh Purnami Anak 4 th Anak Keluarga I Ketut Keranta tinggal di Rumah yang berukuran kurang lebih 4x4 meter dimana ia tinggal bersama 3 saudara lainnya. Beliau tinggal di Rumah yang memiliki pekarangan cukup luas kurang lebih 2 are. Disana terdapat beberapa bangunan lain seperti bangunan untuk kamar berjumlah 3, dapur terpisah, tapi tidak terdapat tempat untuk MCK. Kegiatan MCK dan buang air biasa dilakukan di belakang rumah beliau. Air limbah seperti sabun pun dibuang di sana. Kondisi lingkungan disana tampak sedikit kotor dan ruangan di kamar pak Ketut Keranta tampak kurang cahaya dan ventilasi yang dirasa kurang baik, sehingga debu banyak menempel disana selain itu kamr yang ditempati juga tidak beralaskan ubin yang mengakibatkan mudahnya debu menempel disana. Keluarga Wayan Biok Merupakan salah satu Keluarga yang bertempat tinggal di desa Sekardadi dusun sekardadi. Usia dari I wayan Biok adalah 52 tahun dan saat ini tidak bekerja karena persendiannya dirasakan sering
2

nyeri. Pekarangan Rumah I Wayan Biok cukup luas hanya saja banyak sampah yang berserakan disana. Gedung yang menjadi tempat tinggalnya berukuran 4x4 meter dimana dapur menjadi satu di dalamnya. Dimana beliaumemiliki 3orang anak dan anak pertama dan keduanya telah menikah dan tinggal bersama suaminya di desa lain hanya sesekali berkunjung kesana. Anak Ketiganya bekerja sebagai petani menggantikan ayahnya menggarap kebun jeruk yang ada di dekat rumahnya. No 1. 2. 3. 4. 5. Nama I Wayan Biok Wayan Srinten Wayan Buncing Made Budiani Komang Sumberdana 1.2 Status Ekonomi Keluarga Binaan I Wayan Rapa Keluarga Bapak I Wayan Rapa merupakan salah satu dari keluarga yang tinggal di Dusun Pule yang berada pada situasi kurang mampu karena namanya tercatat di kartu merah sebagai tanda keluarga miskin. Akibat pendidikan Bapak I Wayan Rapa yang tamatan SMP dan istrinya hanya tamatan SD mengakibatkan pilihan bekerja mereka tidak banyak. Namun, Bapak I Wayan Rapa memiliki keahlian sebagai tukang bangunan/buruh bangunan dan istrinya sendiri ikut turut membantu mengurus babinya apabila suaminya sedang menjadi buruh bangunan. Pekerjaan Bapak Wayan Rapa sebagai buruh bangunan tidak menentu, terkadang sebulan ia mendapat orderan menjadi buruh bangunan sebanyak 3 kali namun terkadang juga lebih. Tergantung dengan panggilan saja. Sulitnya perekonomian keluarga Bapak I Wayan Rapa tidak cukup untuk menutupi kebutuhan keluarga. Untuk kehidupan sehari-hari saja tidak cukup apalagi ditambah uang untuk ke pura, dan membayar uang listrik. Karena itu, Istri
3

Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Perempuan Perempuan Laki-Laki

Umur 52 42 26 24 22

Pendidikan SD Tidak Sekolah SD SD SD

Pekerjaan Tidak bekerja Petani Petani Petani Petani

Bapak I Wayan Rapa memilih untuk mencari pekerjaan sampingan yaitu menjadi pekerja serabutan sebagai buruh tukang kajang, apabila ada tetangga/ orang membutuhkan tenaganya untuk mambantu membawa hasil panen jeruk maupun ikut memanen di kebun tetangga. Pendapatan Keluarga Bapak I Wayan Rapa tidak disokong oleh anggota keluarga yang lain.. Terkadang jika ada pengeluaran yang menjadi keseharusannya untuk di banjar seperti iuran , membuat Istri Bapak Wayan Rapa harus berusaha untuk mendapatkan penghasilan yang lebih. Pengeluaran lainnya yaitu untuk membayar iuran banjar sebesar Rp.10.000,00 dan 1 Kg beras untuk apabila ada yang meninggal. Pendapatan dari hasil buruh bangunan dan pekerjaan serabutan per hari Rp. 30.000, Perbulan Rp. 900.000 IKetut Keranta Pada dasarnya pendapatan keluarga I Ketut Keranta berasal dari hasil kerja sebagai supirTruk untuk mengantar sembako ataupun buah-buahan.. Lokasi tempat Bapak Sudani berkerja sangat jauh dari rumah. Butuh waktu kurang lebih duapuluh menit untuk sampai ditempat beliau bekerja dan beliau biasanya untuk ketempat kerja menggunakan sepeda motor yang diperoleh dengan mencicil. Hal ini dikarenakan keterbatasan dana, dengan demikian banyaknya pendapatan nominal yang di dapat tergantung ada tidaknya pekerjaan. Adapun sumber penghasilan yang menjadi tumpuan hidup mereka adalah berasal dari hasil kerja sebagai supir saja. Dengan penghasilan Bapak I Ketut Keranta perhari Rp. 50.000,- sampai Rp. 100.000,- tergantung trayek yang dilaluinya. Dan terkadang dari istrinya yaitu istri pak ketut keranta sebagai buruh tani yaitu perhari Rp. 20.000, dapat membantu sedikit biaya dalam keluarga. Dimana Keluarga Bapak Ketut Keranta tidak memiliki lahan hanya memiliki pekarangan rumah saja dan belum dimanfaatkan I Wayan Biok Keluarga Wayan Biok termasuk keluarga kurang mampu. Saat ini KK hanya mengurus kebun kecil di belakang rumah mereka karena sudah

sangat tua, namun istrinya bekerja sebagai petani yang bekerja mengolah lahan perkebunan milik orang lain seluas kurang lebih 2 hektar. Kebun tersebut ditanami buah dan sayuran. Hasil panen kebun tersebut tidak sepenuhnya menjadi milik keluarga ini, melainkan dibagi lagi kepada pemilik kebun. Hasil yang menjadi bagian keluarga ini sebagian digunakan untuk kebutuhan pangannya dan sebagian lagi dijual. Saat istrinya bekerja pak biok tinggal sendiri di rumahnya dan mengerjakan lahan kebun kecil di belakng rumahnya yang ditanami buah dan sayur yang biasanya digunakan untuk keluarganya. Anak-anak KK yang bekerja sebagai petani yang menggarap lahan orang lain. Walaupun mereka tidak tinggal bersama dengan orangnya, mereka terkadang juga membantu perekomonian keluarga ini. Dari semuanya tersebut, pemasukan keluarga per bulannya rata-rata kurang lebih dari enam ratus ribu. Sebagian besar pengeluaran ini adalah untuk makanan dan juga keperluan-keperluan yang lainnya. Menurut KK uang yang mereka dapatkan tiap bulan masih dapat mencukupi kebutuhan pokok mereka. 1.3. Rumusan Masalah pada Keluarga Binaan I Wayan Rapa Bapak Wayan Rapa merupakan salah satu keluarga yang kurang mampu di Dusun Pule Desa Sekardadi, dimana kondisi perekonomian dan pengeluaran keluarga Bapak Wayan Rapa melebihi dari pendapatan yang diperolehnya. Seluruh pendapatan yang akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan keluarganya berasal dari Bapak Wayan Rapa sendiri, pendapatan tersebut berasal dari menjadi buruh bangunan dan pekerja serabutan itupun pendapatannya tidak menentu karena hasil tidak mementunya pekerjaan yang beliau peroleh dan kebutuhan yang semakin hari semakin meningkat

Masalah Prioritas yang benar-benar menjadi masalah utama bagi keluarga Bapak I Wayan Rapa adalah masalah ekonomi. Karena kurangnya

pengetahuan dan keahlian yang beliau miliki dalam menghadapi kehidupan pada saat ini. Dan Kurangnya kesadaran akan kesehatan ini dapat terlihat dari kondisi lingkungan, baik di dalam maupun di luar rumah yang kurang bersih dan kurang tertata rapi. Selain itu kebersihan sarana MCK pun kurang terjaga. Hal hal tersebut di atas menjadikan suasana rumah tampak kumuh dan benar benar tidak sehat. Kondisi ini menyebabkan banyak sumber penyakit yang dapat membahayakan kondisi kesehatan anggota keluarga

I Ketut Keranta Kondisi Kesehatan keluarga Bapak Ketut Keranta merupakan salah satu masalah yang dapat diidentifikasi. Bapak Ketut Keranta merupakan seorang perokok aktif dimana rokok yang dikonsumsi bisa 4 bungkus per harinya. Hal ini juga dikarenakan oleh pekerjaan bapak Ketut Keranta sebagai sopir yang dikatakan untuk mengurangi kantuk olehnya. Pasien sempat dirawat di rumah sakit karena sesak yang timbul tiba-tiba sesak yang semakin lama semakin memberat, berlangsung lama, sampai tidak pernah hilang sama sekali. Sesak pada Bapak Keranta seringkali dirasakan memberat apabila melakukan aktivitas. Keluhan pada saat itu batuk yang berlangsung lama dan berulang, dengan produksi dahak pada awalnya sedikit dan berwarna putih kemudian menjadi banyak dan kuning keruh. Saat ini sudah membaik tetapi terkadang masih dirasakan sesak yang disertai batuk yang tiba-tiba

Kurangnya kesadaran akan kesehatan ini dapat terlihat dari kondisi lingkungan, baik di dalam maupun di luar rumah yang kurang bersih dan kurang tertata rapi. Selain itu kebersihan sarana MCK pun kurang terjaga. Hal hal tersebut di atas menjadikan suasana rumah tampak kumuh dan benar benar tidak sehat. Kondisi ini menyebabkan banyak sumber penyakit yang dapat membahayakan kondisi kesehatan anggota keluarga.
6

Mempertimbangkan hal ini maka kesadaran dari keluarga I Ketut Keranta akan pentingnya hidup sehat sangat perlu diperhatikan Pekerjaan sebagai Supir Truk bagi I Ketut Keranta memang merupakan pekerjaan yang berat dan tidak memberikan jaminan bagi keberlangsungan hidup sebuah keluarga. Memiliki pekerjaan dengan upah yang minim sangat menyulitkan keluarga I Ketut Keranta untuk merencanakan suatu perubahan hidup bagi keluarganya. Untuk itu diperlukan solusi yang tepat dan sesuai dengan Sumber Daya Manusia (SDM) keluarga sehingga dapat memperbaiki serta meningkatkan perekonomian keluarga ini Keadaan ekonomi keluarga Bapak I Wayan Rarat dari tahun ke tahun cukup statis, sedangkan penghasilan yang diperoleh tiap bulannya belum benar-benar cukup untuk kebutuhan sehari-hari dan belum secara dapat ditabung sebagai investasi masa depan. Hal ini menjadi masalah prioritas mengingat begitu krusianyal permasalahan terkait dengan uang dimana uang saat ini adalah alat tukar utama untuk memenuhi kebutuhan hidup. Keluarga Wayan Biok Secara umum, permasalahan yang didapatkan dibidang fisik yaitu keadaan lingkungan rumah yang tidak terawat dan tidak tertata dengan rapi, serta lingkungan dalam dapur dan ruang tidur keluarga ini yang kurang bersih dan rapi. Rumah yang ditempati beratapkan genteng dan dinding yang belum dicat. Dapurnya berada pada bangunan yang berbeda terdapat di depan bagunan kamar tidur. Dapurnya tesebut merupakan bangunan lama yng masih berdinding kayu dan sudah mulai lapuk. Lantai rumah keluarga binaan terbuat dari semen. Penampungan dan penggunaan air didapatkan dari sungai dekat rumah tersebut yang diambil dengan menggunakan ember. Air tersebut digunakan untuk memasak dan minum. Biasanya air yang untuk diminum dimasak terlebih. Penampungan air yang digunakan berupa drim besar. Keluarga ini tidak memiliki kamar mandi untuk mandi, biasanya keluarga ini mandi ke sungai dan sekalian mengambil air. Sedangkan untuk BAB biasanya di tegalan atau di sungai, menurut pengakuan mereka setelah BAB kotoran tersebut dikubur. Tempat tidurnya
7

beralaskan kasur. Dapur keluarga ini berdinding kayu yang sudah mulai rapuh dan lantainya masih berupa tanah. Keluarga ini memanfaatkan kayu bakar untuk memasak. Dalam dapurnya tidak terdapat cerobong asap untuk mengalirkan asap dapur, namun keluarga ini mengaku selalu membuka pintunya bila memasak sehingga asapnya bisa keluar dan tidak menyebabkan dapurnya penuh dengan asap. Di dalam keluarga binaan yang saat ini menderita masalah kesehatan adalah istri KK sedangkan yang lain tidak memiliki masalah kesehatan yang berarti. Istri KK memiliki masalah kesehatan yaitu gangguan sendi (reumatik). Ia mengalami nyeri sendi terutama dirasakan pada pagi hari. Dikatakan kedua kaki istri KK pernah bengkak dan membuatnya tidak bisa berjalan dan setelah kerja seharian. Bila nyeri itu muncul biasanya istri KK mengoleskan dengan boreh dan jika tidak tahan dengan sakitnya ia pergi berobat ke bidan atau puskesmas. Perawakan istri KK agak gemuk dan sering mengangkat barang-barang yang berat serta udara dingin yang merupakan faktor resiko terjadinya penyakit ini. Berdasarkan uraian dalam latar belakang diatas, dapat ditarik rumusan masalah: Apakah dengan memberikan KIE kepada keluarga binaan ini mengenai penyakit reumatik dan pengobatannya dapat mengurangi kekerapan kekambuhan nyeri sendi, serta tentang hiegene lingkungan agar dapat meningkatkan derajat kesehatan keluarga binaan ini?

BAB II KEGIATAN 2.1. Promosi Kesehatan KIE terutama menyangkut hal-hal yang berhubungan dengan penyakit yang telah atau sedang diderita anggota KA, misalnya mengenai penyebab penyakit yang diderita, cara pencegahan serta penanggulangannya. Usaha Mahasiswa dalam mensolusikan masalah kesehatan keluarga binaan adalah dalam bentuk pemberian penyuluhan yang sifatnya komunikatif, pemberian informasi dan edukasi (KIE). KIE yang diberikan meliputi hal-hal sebagai berikut. Keluarga I Wayan Rapa Kegiatan yang telah dilakukan adalah kegiatan-kegiatan survey ke keluarga dampingan. Kegiatan ramah tamah diperlukan pertama kali untuk lebih mengakrabkan mahasiswa kepada keluarga dampingan. Kegiatan ini dilakukan selama beberapa hari pertama ke keluarga tersebut. Pada harihari berikutnya, mahasiswa mulai meneliti permasalahan-permasalahan yang dihadapi disana. Baik dengan cara mengobrol-ngobrol biasa ataupun sebatas basa-basi. Dengan demikian, dapat diketahui permasalahan yang dihadapi serta dilakukan juga dengan meneliti keadaan rumah secara langsung dengan meminta izin ke keluarga terlebih dahulu. Berbagai permasalahan ditemukan dengan survey yang dilakukan. Namun, terdapat dua masalah prioritas yang dapat diselesaikan oleh mahasiswa. Permasalahan tersebut meliputi permasalahan ekonomi dan kesehatan. Adanya permasalahan tersebut membuat pendamping mencoba membuat
9

program untuk menyelasikan masalah-masalah yang dihadapi Bapak Wayan Rapa.

I Ketut Keranta Pekerjaan merupakan hal penting dalam memenuhi kebutuhan finansial untuk dapat melangsungkan hidup. Pekerjaan dengan penghasilan kecil sampai yang terbesar merupakan wujud nyata penghargaan terhadap hidup dan semua pekerjaan yang halal yang menghasilkan pendapatan sebesar apapun sangat patut disyukuri. Demikian halnya dengan keluarga I Ketut Keranta yang menopang hidupnya pada pekerjaannya sebagai Supir dan istrinya yang bekerja sebagai seorang buruh tani juga untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Pendapatan I Ketut Keranta yang tidak begitu besar diharapkan mampu untuk mencukupi kebutuhan keluarga, dimana kebutuhan keluarga tidak tetap dan dapat selalu bertambah setiap saat. Dalam menyelesaikan masalah ekonomi, terutama dalam meningkatkan pendapatan Bapak Wayan Rapa, mahasiswa hanya bisa memberikan ide untuk memanfaatkan hasil kebun dengan baik, yaitu untuk konsumsi keluarga sehari-hari serta mencoba berwirausaha dengan menjual hasil perternakan ayam kampong Memperhatikan hal tersebut, saran yang paling mungkin diberikan adalah membiasakan keluarga untuk menyisihkan sebagian pendapatannya untuk ditabung, baik pada koperasi simpan pinjam dengan sistem yang baik ataupun menabung sendiri di rumahnya. Tabungan ini nantinya dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan kebutuhan lain seperti biaya yang jika dilakukan secara teratur dan kontinyu maka dapat juga dimanfaatkan untuk meringankan beban ekonomi keluarga.

Untuk masalah kesehatan yang dialami Salah satu penyebab terjadinya penyakit PPOK adalah faktor resiko I ketut Keranta yang merokok aktif
10

secara tetap, sehingga diperlukan edukasi tentang penyakit PPOK , bahwa penyakit ini dapat kumat-kumatan, cenderung memburuk, serta memerlukan penanganan jangka panjang.Keluarga I ketut Keranta agar berhati-hati dalam menjalankan aktifitas, jangan terlalu berlebihan karena sistem pernafasannya sudah terganggu, serta pasien harus mengenal tandatanda eksaserbasi akut. Disarankan mengenai alternatif tempat berobat selain RS, seperti puskesmas maupun dokter praktek swasta. keluarga dan lingkungan diikutsertakan mengetahui tentang PPOK agar senantiasa menghindarkan pasien maupun keluarga pasien dari faktor resiko seperti asap rokok, asap kendaraan bermotor, dan lainnya Edukasi kesehatan memiliki target berupa penghentian kebiasaan merokok, dan bertujuan agar penderita PPOK dapat meningkatkan kemampuan untuk mengatasi keterbatasan aktivitas akibat penyakitnya, dan peningkatan status kesehatan.

Farmakoterapi diberikan untuk mencegah dan mengontrol gejala, menurunkan frekwensi dan tingkat keparahan dari periode eksaserbasi, peningkatan status kesehatan, dan meningkatan toleransi beraktivitas. Terapi diberikan bila diperlukan, dan bukan untuk memperbaiki fungsi dari paru-paru. Nutrisi juga diperhatikan karena malnutrisi sering terjadi pada pasien PPOK. Kemungkinan disebabkan karena bertambahnya kebutuhan energi akibat kerja muskulus respiratorius yang yang meningkat karena hipoksemia kronik dan hiperkapnea yang menyebabkan hipermetabolisme. Asupan nutrisi yang seimbang adalah yang utama pada pasien PPOK

Keluarga Wayan Biok Pada keluarga ini diberikan penjelasan bahwa penyakit rematik yang diderita adalah penyakit yang kronik, sehingga perlu dipahami bahwa

11

mungkin dalam derajat tertentu akan tetap ada rasa nyeri, kaku dan keterbatasan gerak serta fungsi. Selain itu juga kami memberi pemahaman bahwa hal tersebut perlu dipahami dan disadari sebagai bagian dari realitas kehidupannya. Kami juga menyarankan agar rasa nyeri dapat berkurang, maka pasien sedianya mengurangi aktivitas atau pekerjaannya sehingga tidak terlalu banyak menggunakan sendi dan lebih banyak beristirahat serta disarankan untuk mengurangi berat badan. Selain itu juga diberikan KIE tentang higiene lingkungan, misalnya membersihkan ruangan, membersihkan penampungan air, merapikan barang-barang ada dalam ruangan agar terlihat rapi dan bersih, cuci tangan dengan sabun dan air mengalir bila akan memasak ataupun makan, bila mampu membuat kamar mandi yang berisi jamban.

2.2.Partisipasi Keluarga Binaan pada Setiap Kegiatan I Wayan Rapa Bapak Wayan Rapa dijelaskan mengenai pentingnya PHBS. Bersama istrinya pula berusaha menyusun tentang pengeluaran serta pendapatan setiap bulannya. Sehari-hari bapak I Wayan Rapa juga sering mengisi harinya dengan bermain bola voli di lingkungan dusun Pule I Ketut Keranta Bapak Ketut Keranta bersama istrinya bersama-sama diberikan edukasi mengenai penyakit bapak keranta. Bersama anaknya pula setiap minggu membersihkan pekarangan rumah. Perilaku Hidup bersih dan sehat juga diberiotahukan untuk tindakan pencegahan. I wayan Biok Bapak Wayan Biok dan istrinya mendengarkan saat diberikan KIE tentang penyakit reumatik baik mengenai aspek-aspek perawatan penderita dan pencegahan penyakit. Mereka menyambut baik dan dengan antusias

12

mendengarkan informasi yang diberikan dengan banyak berdiskusi mengenai penyakit yang diderita oleh istri KK.

BAB III HASIL KEGIATAN DAN PEMBAHASAN

3.1. Keluarga I Wayan Rapa Dalam menyelesaikan masalah ekonomi, terutama dalam meningkatkan pendapatan Bapak Wayan Rapa, mahasiswa hanya bisa memberikan ide

13

untuk memanfaatkan hasil kebun dengan baik, yaitu untuk konsumsi keluarga sehari-hari serta mencoba berwirausaha dengan menjual hasil perternakan ayam kampungDalam permasalahan kesehatan, pendamping dapat menyarankan agar Bapak Wayan Rapa membuat instalasi air sehingga air limbah yang dihasilkan dapat disaring dan material-material yang terkandung dalam air limbah dapat dinetralisir untuk mencegah terjadinya penyakit seperti penyakit kulit dan diare. dan membersihkan perabotan-perabotan yang habis dipakai untuk dicuci dengan bersih 3.2. Keluarga I Ketut Keranta Lahan yang awalnya tidak dimanfaatkan dan hanya dijadikan tempat tumpukan kayu, saat ini telah mulai diolah untuk mempersiapkan lahan bagi tanaman sayur-sayuran. Keluarga I Ketut Keranta juga telah sadar akan pentingnya menabung sehingga lebih memikirkan masa dcepannya nantinya dan merencanakan baik pendapatan maupun pengeluaran setiap bulannya Bapak I ketut Keranta mengerti faktor resiko, gejala yang timbul serta dampak ke depannya untuk kesehatan akibat merokok. Beliau mengganti kebiasaan merokok dengan membawa air putih atau permen sebagai penggantinya. Serta menghindari aktifitas berat yang dapat memicu sesak yang dialaminya Untuk saat ini kemajuan yang tampak adalah lingkungan rumah baik di dalam maupun di luar yang dari hari ke hari semakin bersih dan tertata dengan baik dan rapi. Untuk sarana MCK sudah memadai, hal ini dapat terlihat dari bak penampungan air yang bersih di dalam toilet. Selokan di halaman rumah telah secara rutin di bersihkan setiap minggunyaDiharapkan perubahan perubahan yang telah didapatkan terus berlanjut ke arah yang lebih baik dari saat ini sehingga kesejahteraan hidup yang diinginkan oleh keluarga I Ketut Keranta dapat tercapai 3.3.Keluarga Wayan Biok Dari kegiatan pendampingan keluarga yang telah dilakukan oleh pendamping, diperoleh hasil kegiatan yaitu berupa tujuan dan manfaat yang didapat oleh keluarga dampingan, pemerintah, Universitas Udayana

14

dan bagi mahasiwa sebagai pendamping sendiri. Berikut tujuan dan manfaat yang diperoleh dari pendampingan keluarga Istri KK (Wayan Srinten) saat ini masih bekerja menggarap kebun milik orang lain tetapi ia memilih aktivitas yang sesuai dengan kemampuan fisik yang dimilikinya. Beliau tidak menggangkat benda-benda yang terlalu berat dan memberikan minyak hangat apabil kakinya terasa nyeri . Dari segi kebersihan lingkungan sudah sedikit mengalami perubahan dengan tampak ruangan tertata rapi dan bersih. Serta pola hidup bersih sudah mulai diterapkan oleh keluarga ini seperti mencuci tangan dan mencuci bahan makanan yang akan dimasak.

BAB IV

15

SIMPULAN DAN SARAN

4.1.Simpulan 1. Dari ketiga keluarga binaan yang telah disebutkan, ketiganya memiliki masalah dalam higiene lingkungan berupa ventilasi ruangan, ruangan yang tidak tertata rapi, dan tidak memiliki kamar mandi dan jamban, yang menyebabkan BAB ditegalan dan terkadang tidak dikubur (dibiarkan begitu saja). 2. Dalam hal penyakit yang dialami berbeda-beda pada masing-masing keluarga binaan; keluarga Bapak Wayan Biok adalah istinya memiliki penyakit reumatik, keluarga Bapak Wayan Rapa beserta keluarganya sedangkan bapak I Ketut Keranta meiliki kebiasaan buruk merokok yang sangat aktif sehingga mengidap penyakit paru obstruktif. 3. Terdapatnya kesulitan kegiatan promosi kesehatan yaitu dalam hal mengurangi kebiasaan merokok, karena menyuluhan kepada keluarga binaan tentang hal tersebut dirasa tidak efektif 4.2.Saran 1. Perlunya dilakukan penyuluhan tentang higiene lingkungan kepada masyarakat karena dimana ketiga keluarga binaan memiliki masalah yang sama tentang hal tersebut dan kemungkinan itu juga diderita oleh masyarakat lainnya. 2. Disamping melibatkan anggota keluarga yang merokok, penyuluhan tentang bahaya merokok juga perlu melibatkan anggota keluarga yang lain sehingga intervensi anggota keluarga yang tidak merokok terhadap keluarga yang merokok dapat mempengaruhi kebiasaannya merokok. Selain itu juga diperlukan pemantauan yang intensif untuk memantau perilaku merokok baik oleh pihak keluarga ataupun tenaga keshatan. 3. Perilaku hidup bersih dan sehat yang sudah mulai dilaksanakan diharapkan melanjutkan dan dapat menjadi contoh di desa sekardadi

16

You might also like