You are on page 1of 22

Istilah Asing

Sirosis hati : suatu keadaan disorganisassi yang difuse dari struktur hati yang normal akibat nodul regeneratif yang dikelilingi jaringan mengalami fibrosis. (Laence tahun 1819) Hepatitis Kronis :adalah peradangan yang berlangsung selama minimal 6 bulan.
Kegagalan Hati adalah suatu keadaan dimana terjadi penurunan/kemunduran fungsi hati yang sangat berat. Gagal hati fulminan adalah suatu sindrom klinik yang disebabkan oleh nekrosis sel hati yang luas, diikuti kegagalan fungsi hati secara mendadak, yang ditandai dengan ensefalopati yang timbul dalam waktu kurang dari 8 minggu setelah gejala pertama penyakit hati.

LO 1
Definisi transplantasi

Definisi Transplantasi
Transplantasi adalah perpindahan sebagian atau seluruh jaringan atau organ dari satu individu pada individu itu sendiri atau pada individu lainnya baik yang sama maupun berbeda spesies. Transplantasi adalah pemindahan sel, jaringan maupun organ hidup dari seseorang (donor) kepada orang lain (resipien atau dari satu bagian tubuh ke bagian tubuh lainnya (misalnya pencangkokan kulit), dengan tujuan mengembalikan fungsi yang telah hilang.

Berdasarkan UU No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan, transplantasi adalah tindakan medis untuk memindahkan organ dan atau jaringan tubuh manusia yang berasal dari tubuh orang lain atau tubuh sendiri dalam rangka pengobatan untuk mengganti jaringan dan atau organ tubuh yang tidak berfungsi dengan baik Teknik yang sering digunakan dlm transplantasi hati adalah transplantasi ortotopik, yaitu hati penderita diambil dan diganti dengan hati donor yang sehat.

Komponen Tindakan Transplantasi


Ada dua komponen penting yang mendasari tindakan transplantasi, yaitu : 1. Eksplantasi, yaitu usaha mengambil jaringan atau organ manusia yang hidup atau yang sudah meninggal. 2. Implantasi, yaitu usaha menempatkan jaringan atau organ tubuh tersebut kepada bagian tubuh sendiri atau tubuh orang lain.

LO 2
Jenis dan Tujuan transplantasi

Jika ditinjau dari sudut penyumbang atau donor alat dan atau jar.tubuh a. Transplantasi dengan donor hidup Transplantasi dengan donor hidup adalah pemindahan jaringan atau organ tubuh seseorang ke orang lain atau ke bagian lain dari tubuhnya sendiri tanpa mengancam kesehatan. Donor hidup ini dilakukan pada jaringan atau organ yang bersifat regeneratif, misalnya kulit, darah dan sumsum tulang, serta organ-organ yang berpasangan misalnya ginjal.u jaringan tubuh b. Transplantasi dengan donor mati atau jenazah Transplantasi dengan donor mati atau jenazah adalah pemindahan organ atau jaringan dari tubuh jenazah ke tubuh orang lain yang masih hidup. Jenis organ yang biasanya didonorkan adalah organ yang tidak memiliki kemampuan untuk regenerasi misalnya jantung, kornea, ginjal dan pankreas.

Jenis transplantasi

ditinjau dari sudut penerima organ atau resipien a. Autotransplantasi pemindahan suatu jaringan atau organ ke tempat lain dalam tubuh orang itu sendiri2. Biasanya transplantasi ini dilakukan pada jaringan yang berlebih atau pada jaringan yang dapat beregenerasi kembali. Sebagai contoh tindakan skin graft pada penderita luka bakar. b. Homotransplantasi pemindahan suatu jaringan atau organ dari tubuh seseorang ke tubuh orang lain. Misalnya pemindahan jantung dari seseorang yang telah dinyatakan meninggalpada orang lain yang masih hidup. c. Heterotransplantasi pemindahan suatu jaringan atau organ dari tubuh seseorang ke tubuh orang lain2. Contohnya pemindahan organ dari babi ke tubuh manusia untuk mengganti organ manusia yang telah rusak atau tidak berfungsi baik.

Jenis Transplantasi
1.TRANSPLANTASI AUTOLOGUS Yaitu perpindahan dari satu tempat ketempat lain dalam tubuh itu sendiri,yang dikumpulkan sebelum pemberian kemoterapi, 2.TRANSPLANTASI ALOGENIK Yaitu perpindahan dari satu tubuh ke tubuh lain yang sama spesiesnya,baik dengan hubungan keluarga atau tanpa hubungan keluarga, 3.TRANSPLANTASI SINGENIK Yaitu perpindahan dari satu tubuh ketubuh lain yang identik,misalnya pada gambar identik, 4.TRANSPLANTASI XENOGRAFT Yaitu perpindahan dari satu tubuh ketubuh lain yang tidak sama spesiesnya.

LO 3
Pandangan Agama, hukum, dan tim medis mengenai transplantasi

Katolik
Pada umumnya, Gereja Katolik memperkenankan transplantasi organ tubuh. Dalam ensiklik Evangelium Vitae (= Injil Kehidupan), Bapa Suci Yohanes Paulus II menyatakan, ada kepahlawanan harian, yang terdiri dari amal perbuatan berbagi sesuatu, besar atau kecil, yang menggalang kebudayaan hidup yang otentik. Teladan amal perbuatan yang secara khas layak dipuji seperti itu ialah pendermaan organ-organ, yang dilaksanakan melalui cara yang dari sudut etika dapat diterima, dengan maksud menawarkan kemungkinan kesehatan dan bahkan hidup sendiri kepada orang sakit, yang kadang sudah tidak mempunyai harapan lain lagi (No. 86). Ajaran ini menggemakan Katekismus Gereja Katolik: Transplantasi sesuai dengan hukum susila dan malahan dapat berjasa sekali, kalau bahaya dan resiko fisik dan psikis, yang dipikul pemberi, sesuai dengan kegunaan yang diharapkan pada penerima (No. 2296).

Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu. Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya (Yoh 15:12-13). transplantasi organ tubuh dari donor hidup tidak melindungi keutuhan anatomis atau fisik (yakni adanya kehilangan suatu organ tubuh yang sehat), namun sungguh memenuhi totalitas fungsional (yakni terpeliharanya fungsi dan sistem tubuh sebagai suatu kesatuan). Intinya Gereja Katolik memperbolehkan transplantasi organ/jaringan tubuh apabila kondisi si pendonor tidak terganggu dengan kehilangan organ tubuhnya. (cth.pendonoran ginjal diperbolehkan asal pendonor bs hidup sehat dg 1 ginjal namun tidak diperbolehkan mendonorkan korneanya krn mengganggu penglihatan)

Syarat melakukan transplantasi organ/jaringan tubuh


transplantasi organ tubuh dari seorang donor hidup kepada seorang yang lain wajib memenuhi empat persyaratan: (1) resiko yang dihadapi donor dalam transplantasi macam itu harus proporsional dengan manfaat yang didatangkan atas diri penerima; (2) pengangkatan organ tubuh tidak boleh mengganggu secara serius kesehatan donor atau fungsi tubuhnya; (3) perkiraan penerimaan adalah baik bagi si penerima (4) donor wajib membuat keputusan dengan penuh kesadaran dan bebas dengan mengetahui resiko yang mungkin terjadi.

Aspek Hukum
UU No.23 Tahun 1992 tentang Kesehatan
Pasal 33 : 1. Dalam penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan dapat dilakukan transplantasi organ dan atau jaringan tubuh , transfusi darah , implant obat dan atau alat kesehatan ,serta bedah pastik dan rekonstruksi 2. Transplantasi organ dan atau jaringan tubuh serta transfusi darah sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan hanya untuk tujuan kemanusiaan dan dilarang untuk tujuan komersial

Pasal 34 : 1. Transplantasi organ dan atau jaringan tubuh hanya dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan untuk itu dan dilakukan di saranakesehatan tertentu . 2. Pengambilan organ dan atau jaringan tubuh dari seorang donor harus memperhatikan kesehatan donor yang bersangkutan dan ada persetujuan ahli waris atau keluarganya 3. Ketentuan mengenai syarat dan tata cara penyelenggaraan transplantasi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah

PP No. 18 Tahun 1981


Pasal 11 : 1. Transplantasi alat dan atau jaringan tubuh manusia hanya boleh dilakukan oleh dokter yang ditunjuk oleh Menteri Kesehatan . 2. Transplantasi alat dan atau jaringan tubuh manusia tidak boleh dilakukan oleh dokter yang merawat atau mengobati donor yang bersangkutan .

Pasal 12 : Dalam rangka transplantasi, penentuan saat mati ditentukan oleh 2 ( dua ) orang dokter yang tidak ada sangkut paut medik dengan dokter yang melakukan transplantasi Pasal 14 berbunyi: Pengambilan alat dan atau jaringan tubuh manusia untuk keperluan transplantasi atau bank mata dari korban kecelakaan yang meninggal dunia dilakukan denganpernyataan tertulis keluarga dekat. Pasal 15 berbunyi: Sebelum persetujuan tentang transplantasi alat dan atau jaringan tubuh manusia diberikan oleh calon donor hidup, calon donor yang bersangkutan terlebih dahulu diberitahu oleh dokter yang merawatnya, termasuk dokter konsultan mengenai sifat operasi, akibat-akibat dan kemungkinan-kemungkinan yang dapat terjadi. Dokter yang merawatnya harus yakin benar bahwa calon donor yang bersangkutan telah menyadari sepenuhnya arti dari pemberitahuan tersebut

Pasal 16 :Donor / keluarga donor yang tidak berhak atas kompensasi material apapun sebagai imbalan transplantasi Pasal 17 :Dilarang memperjual belikan alat dan atau jaringan tubuh manusia . Pasal 18 : Dilarang mengirim dan menerima alat dan atau jaringan tubuh manusia dalam semua bentuk dari luar negeri .

Sanksi Hukum (Undang-Undang Kesehatan)


Pasal 80 Ayat (3) :Barang siapa dengan sengaja melakukan perbuatan dengan tujuan komersil dalam pelaksanaan transplantasi organ tubuh atau jaringan tubuh atau transfusi darah sebagaimana dimaksud Pasal 33 Ayat (2) dipidana dengan pidana penjara paling lama 15 (lima belas) tahun dan pidana denda paling banyak Rp 300.000,00(tiga ratus ribu rupiah)

Pasal 81 Ayat (1): Barang siapa yang tanpa keahlian dengan sengaja: a. melakukan transplantasi organ dan atau jaringan tubuh sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 Ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan pidana denda paling banyak Rp 140.000.000,00 (seratus empat puluh juta rupiah) Pasal 81 Ayat (2) : Barang siapa dengan sengaja: a. Mengambil organ dari donor tanpa memperhatikan kesehatan donor dan atau tanpa persetujuan donor dan ahli waris atau keluarganya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 Ayat (2): dipidana dengan pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan pidana denda paling banyak Rp 140.000.000,00 (seratus empat puluh juta rupiah) Pasal 83 :Ancaman pidana sebagaimana dimaksudkan dalam Pasal 80, 81 dan 82 ditambah seperempat apabila menimbulkan luka berat atau sepertiga apabila menimbulkan kematian Pasal 85 :Tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 80,81 dan 82 adalah kejahatan

LO 4
Manfaat dan madharat transplantasi

Bahaya Transplantasi
Resiko utama penerima transplantasi adalah penolakan karena respons imun pasien. Pada transplantasi dari manusia ke manusia (alotransplantasi), penolakan sebagian besar telah dapat diatasi dengan tissue matching (pencocokan jaringan) penyesuaian donor dan penerima dan dengan pemberian obat kepada penerima yang dapat menekan respons imun.

You might also like