Professional Documents
Culture Documents
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa, kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan penuh kemudahan. Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang TRAFO ARUS, yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ini disusun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat terselesaikan. Makalah ini memuat tentang TRAFO ARUS yang menjelaskan tentang kegunaan trafo arus dan prinsip kerja dari trafo arus. Penyusun juga mengucapkan terima kasih semua pihak yang membantu menyelesaikan makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun mohon untuk saran dan kritiknya. Terima kasih.
Tim Penyusun
PENDAHULUAN
Current transformer (CT) atau Trafo Arus adalah peralatan pada sistem tenaga listrik yang berupa trafo yang digunakan untuk pengukuran arus yang besarnya hingga ratusan ampere dan arus yang mengalir pada jaringan tegangan tinggi. Di samping untuk pengukuran arus, trafo arus juga digunakan untuk pengukuran daya dan energi, pengukuran jarak jauh, dan rele proteksi. Kumparan primer trafo dihubungkan seri dengan rangkaian atau jaringan yang akan dikur arusnya sedangkan kumparan sekunder dihubungkan dengan meter atau dengan rele proteksi.
N1I1 = N2I2
di mana, N1 : Jumlah belitan kumparan primer N2 : Jumlah belitan kumparan sekunder I1 : Arus kumparan primer I2 : Arus kumparan sekunder
Perbandingan arus magnetisasi efektif dengan arus sekunder disimbolkan sebagai galat komposit:
h. Tegangan lutut harga tegangan sinusoidal berfrekuensi nominal yang diberikan pada sisi sekunder terminal primer terbuka, dimana pada saat tegangan bertambah 10% menjadi penambahan arus eksitasi 50%. i. Trafo arus reaktansi trafo arus dimana efek bocor sedemikian sehingga kinerja trafo tidak diduga melalui pengetahuan akan arus eksitasi, tahanan kumparan dan rasio belitan. j. Trafo arus reaktansi rendah Trafo arus dimana kinerjanya dapat diperkirakan dengan mengetahui arus eksitasi, tahanan belitan sekunder dan rasio belitan. k. nP trafo yang memiliki galat komposisi n% pada saat arus primer sama dengan arus primer batas ketelitian(IPM)
Jenis Trafo Arus Menurut Jumlah Rasio a. Jenis Rasio Tunggal Rasio tunggal adalah trafo arus dengan satu kumparan primer dan satu kumparan sekunder. b. Jenis Rasio Ganda Rasio ganda diperoleh dengan membagi kumparan primer menjadi beberapa kelompok yang dihubungkan seri atau paralel.
Jenis Trafo Arus Menurut Jumlah Inti a. Inti Tunggal Digunakan apabila sistem membutuhkan salah satu fungsi saja, yaitu untuk pengukuran atau proteksi. b. Inti Ganda Digunakan apabila sistem membutuhkan arus untuk pengukuran dan proteksi sekaligus.
Jenis Trafo Arus Menurut Konstruksi Isolasi a. Isolasi Epoksi-Resin Biasa dipakai hingga tegangan 110KV. Memiliki kekuatan hubung singkat yang cukup tinggi karena semua belitan tertanam pada bahan isolasi. Terdapat 2 jenis, yaitu jenis bushing dan pendukung.
b. Isolasi Minyak-Kertas Isolasi minyak kertas ditempatkan pada kerangka porselen. Merupakan trafo arus untuk tegangan tinggi yang digunakan pada gardu induk dengan pemasangan luar. Dibedakan menjadi jenis tangki logam, kerangka isolasi, dan jenis gardu. Kelebihannya, penyulang pada sisi primer lebih pendek, digunakan untuk arus pengenal dan arus hubung singkat yang besar.
c. Isolasi Koaksial
Jenis trafo arus dengan isolasi koaksial biasa ditemui pada kabel, bushing trafo, atau pada rel daya berisolasi gas SF6. Sering digunakan inti berbentuk cincin dengan belitan sekunder yang dibelit secara seragam pada cincin dan dimasukkan pada isolasi, dengan demikian terbuka jalan untuk membawa lapisan terluar bagian yang di-ground keluar dari trafo arus.
Secondary Winding Resistance (Rct), atau impedansi dalam CT. Impedansi dalam CT pada umumnya sangat kecil, namun pada Class X nilai ini ditentukan dan tidak boleh melebihi nilai yang tertera disana. Misal: <2.5Ohm, maka impedansi CT pada Class X tidak boleh lebih dari 2.5Ohm atau CT tersebut dikembalikan ke pabrik untuk dilakukan penggantian. Berdasarkan kriteria diatas, maka dapat dilakukan pengujian CT sebagai berikut: Contoh-contoh beserta uraian dalam artikel kali ini saya ambil dari pengalaman-pengalaman saya melakukan SAT CT dan HV Equipments pada Project: Cikarang Listrindo 4x60MW Gas Power Plant Project, Inalum 275kV OHL Protn Panel Replacement Project, dan 2x250MW Muara Karang Gas Power Plant Project. ratio Test
Misal: Ratio CT = 2000/5A Untuk melakukan pengujian bahwa apakah benar nilai skunder CT tersebut apabila line primer diberi arus sebesar 2000A adalah 5A, maka disini diperlukan alat injeksi arus yang mampu mengalirkan arus sebesar 2000A. Tentu saja alat ini sangat langka dan besar sekali. Cara alternatif yang biasa digunakan adalah dengan alat inject yang lebih kecil, misal 500A. Untuk mendapatkan nilai 2000A maka kita dapat
membuat gulungan atau lilitan sebanyak 2000A/500A = 4 kali gulungan. Tentu saja nilainya tidaklah tepat seperti yang tertera pada kalkulator tapi setidaknya nilai tersebut dapat tercapai. Metering ataupun instrument terpasang harus menunjukkan nilai kurang-lebih 2000A. Pada kasus umumnya yang terjadi di lapangan, ternyata jenis alat test yang mampu menghasilkan arus dalam jumlah yang besar ini cukup susah untuk dicari (karena harganya mahal maka umumnya kami rental dari temen-temen) Di balik itu ternyata banyak CT yang hasil pengukurannya tidak linear / atau tidak berbanding lurus dengan rasio yang tertera. Dengan kata lain nilai presentase error-reading-nya bervariatif dan umumnya semakin kecil arus yang diberikan, presentase error-reading-nya semakin besar melampaui batas
spesifikasi CT yang tertera pada nameplate. Padahal untuk beberapa sistem proteksi seperti Distance Relay menggunakan pembacaan parameter arus pada nilai yang rendah.
I. Arus Thermal Kontiniu J. Arus Waktu Singkat Dan Masa Berlangsungnya. K. kondisi cuaca lingkungan dan ketinggian lokasi penempatan trafo arus. L. lokasi pemasangan (pemasangan luar atau pemasangan dalam)
DAFTAR PUSTAKA
1. 2. 3. 4. Tobing B., Peralatan Tegangan Tinggi, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2003 Arismunandar A., Teknik Tegangan Tinggi Paradnya Paramita, Jakarta, 1984 http://ariyatheonata.blogspot.com/2010/06/transformator-arus.html http://www.ari-sty.cz.cc/2011/04/pengujian-trafo-arus-current_12.html 5. http://dc349.4shared.com/doc/yvZiV_6Y/preview.html