You are on page 1of 2

NEVIRAPINE (NVP) Struktur Kimia dan Aktivitas Antiviral Nevirapine adalah NNRTI dipyridodiazepinone dengan aktivitas poten terhadap

HIV-1. IC50 in vitro untuk obat ini berkisar dari 10 sampai 100 nM. Seperti senyawa lain di kelasnya, nevirapine tidak memiliki aktivitas signifikan terhadap HIV-2 atau retrovirus yang lain. Mekanisme Aksi dan Resistensi Nevirapine adalah inhibitor nonkompetitif yang mengikat pada situs dalam reverse transcriptase milik HIV-1 yang jauh dari situs yang bersifat aktif. Nevirapine yang berikatan kemudian akan menginduksi perubahan konformasi enzim yang mengganggu aktivitas katalitiknya. Karena targetnya bersifat HIV-1 spesifik dan tidak bersifat penting terhadap keberadaan enzim, resistensi dapat terjadi dengan cepat mutasi terhadap kodon 103 atau kodon 181 dari reverse transcriptase dapat menurunkan kepekaan HIV-1 lebih dari 100 kali. Resistensi terhadap Nevirapine juga terjadi dengan adanya mutasi terhadap kodon 100, 106, 108, 188, dan 190, namun baik mutasi K103N atau Y181C sudah cukup untuk menimbulkan kegagalan dalam terapi. Reaksi resistensi terhadap suatu agen NNRTI dapat menyebabkan resistensi silang terhadap agen NNRTI lainnya. Jadi, apabila seseorang mengalami kegagalan terapi dengan menggunakan suatu agen NNRTI, maka orang itu dianggap akan mengalami kegagalan terapi apabila menggunakan NNRTI yang lain. Absorpsi, Distribusi, dan Eliminasi Nevirapine diabsorpsi dengan baik dan bioavailibilitasnya tidak dipengaruhi oleh adanya makanan dan antasida. Nevirapine dapat menembus plasenta dan ditemukan dalam kandungan ASI, suatu tanda yang menguatkan indikasi penggunaan nevirapine dalam upaya mencegah transmisi HIV secara vertikal, yaitu dari ibu kepada anaknya. Nevirapine terutama dieliminasi oleh metabolisme oksidatif oleh CYP3A4 dan CYP2B6. Kurang dari 3 % dari obat asal dieliminasi dalam bentuk utuh melalui urin. Nevirapine mempunyai waktu paruh yang panjang yaitu 25 sampai 30 jam. Nevirapine merupakan penginduksi CYP yang moderat, termasuk CYP3A4. Jadi, nevirapine menginduksi metabolismenya sendiri. Hal ini menyebabkan penurunan waktu paruh nevirapine dari 45 jam pada dosis pertama menjadi 25 sampai 30 jam setelah pemakaian selama 2 minggu. Untuk mengkompensasi hal ini, disarankan penggunaan nevirapine dalam dosis 200 mg satu kali sehari untuk 14 hari, dengan peningkatan dosis menjadi 200 mg dua kali sehari jika tidak terjadi efek samping selama penggunaannya. Karena waktu paruhnya yang panjang, studi klinis saat ini mengarah pada kemungkinan penggunaan Nevirapine dengan dosis satu kali sehari. Efek Samping Efek samping yang paling sering terjadi adalah terjadinya ruam, yang terjadi pada 16% pasien. Ruam yang terjadi mencakup daerah badan, muka, dan ekstrimitas dan pada umumnya terjadi selama 6 minggu pertama terapi. Pruritus juga sering terjadi. Pada kebanyakan pasien, ruam sembuh dengan sendirinya tanpa adanya penghentian penggunaan nevirapine. Sekitar 7 % kasus terjadi penghentian konsumsi nevirapine akibat terjadinya ruam. Penggunaan kortikosteroid pada saat terjadi ruam dapat menyebabkan ruam bertambah parah. Sindrom Stevens-Johnson jarang terjadi (sekitar 0,3% dari keseluruhan pasien). Kenaikan transaminase hepar terjadi pada 14% pasien. Hepatitis klinis terjadi pada 1% pasien. Hepatitis parah dan fatal telah diasosiasikan dengan penggunaan nevirapine, dan

terjadi lebih banyak pada wanita, terutama selama kehamilan. Efek samping lain berupa demam, kelelahan, sakit kepala, mengantuk, dan mual. Interaksi Obat dan Peringatan Karena nevirapine menginduksi CYP3A4, obat ini dapat menurunkan konsentrasi plasma dari obat lain yang dimetabolisme oleh CYP3A4. Efek withdrawal methadone telah dilaporkan pada pasien yang menggunakan nevirapine. Hal ini disebabkan oleh adanya peningkatan klirens Methadone. Konsentrasi plasma dari ethynil estradiol dan norethindrone mengalami penurunan sebanyak 20% dengan nevirapine, jadi disarankan penggunaan metode kontrol kehamilan yang lain apabila pasien menggunakan nevirapine. Nevirapine juga dapat mengurangi konsentrasi dari inhibitor protease HIV.

Penggunaan Dalam Terapi Nevirapine digunakan untuk terapi infeksi HIV-1 pada dewasa dan anak-anak dalam bentuk kombinasi dengan agen antiretroviral lainnya. Pada studi teerhadap penggunaan nevirapine sebagai monoterapi, diketahui bahwa terjadi penurunan yang cepat terhadap kadar konsentrasi RNA HIV sebesar 99% atau lebih yang kemudian didikuti oleh peningkatan kembali pada konsentrasi RNA HIV awal dalam waktu 8 minggu karena resistensi yang terjadi secara cepat. Jadi, nevirapine tidak boleh digunakan sebagai monoterapi atau obat tambahan tunggal pada pengobatan yang telah gagal. Penggunaan kombinasi nevirapine, zidovudine, dan didanosine menurunkan konsentrasi RNA HIV di plasma mencapai tingkatan yang tidak dapat dideteksi lagi (<400 virus/ml) pada 52% orang dewasa yang baru pertama kali diterapi dengan antiretroviral. Nevirapine dosis tunggal telah banyak digunakan pada wanita hamil yang terinfeksi HIV untuk mencegah transmisi virus HIV dari ibu ke anak. Nevirapine 200 mg dosis tunggal per oral diberikan kepada ibu hamil, yang kemudian dilanjutkan dengan pemberian nevirapine dosis tunggal kepada neonatus, menurunkan angka kejadian infeksi HIV mencapai 13%. Walaupun terapi dengan nevirapine tidak mahal dan pada umumnya dapat ditoleransi, prevalensi tinggi pada penggunaan nevirapine sebagai dosis tunggal per oral, disertai dengan adanya kejadian hepatitis fatal oleh karena penggunaan nevirapine, telah mempertegas bahwa diperlukan adanya reevaluasi mengenai bagaimana semestinya penggunaan nevirapine yang tepat untuk mencegah transmisi vertikal (dari ibu ke anak.(Goodman and Gillman)

You might also like