Professional Documents
Culture Documents
I. PENDAHULUAN
Kalimat bahasa arab pada dasarnya terdiri dari dua buah pokok kalimat
yaitu musnad dan musnad ilahi. Kedua bagian tersebut merupakan dua buah
bagian kalimat yang tidak bisa dipisahkan, keduanya merupakan sebuah satu
kesatuan yang apabila dipisahkan akan terjadi sebuah kejanggalan makna.
musnad ‘alaih sendiri terdiri dari beberapa macam kata yaitu: mubtada’
yang mempunyai khabar, fa’il, na’ibul fa’il, dan beberapa isim dari amil
nawasikh.1 Sedangkan musnad terdiri dari beberapa macam kata
diantaranya adalah: khabar, fi’il tam, isim fi’il, mubtada’ yang berupa isim
sifat yang cukup dan marfu’nya, beberapa khabar ‘amil nawasikh, dan
masdar yang mengganti fi’il.2 Setiap dari musnad ilahi dan musnad berlaku
II.POKOK PEMBAHASAN
Dalam makalah ini akan diuraikan beberapa hal pokok yaitu:
1.Faktor-faktor yang menyebabkan sebuah
musnad ilaih harus disebutkan.
2.Faktor-faktor yang menyebabkan sebuah
musnad harus disebutkan.
1 Sayid Ahmad Al-Hasyimi, Jawahirul Balaghah, Indonesia:Darul Ihya, 1960, hlm 117
2 Ibid, hlm147
Contoh: ………..َون
ْحُ ِالْ ُمفْل ُُأوَْلئِكَ عَليَ هُدًى مِنْ َرّبهِمْ َوُأوْلَئِكَ هُم
Artinya: mereka itulah yang mendapatkan petunjuk dari Tuhan-
Nya dan merekalah orang-orang yang beruntung. (Q.S al-baqarah:5)
3 Dr. Abdul Atiq Aziz, Ilmu Ma’ani, Beirut:Dar An-Nahdhoh Al-‘Arobiyah, 1985,
hlm:132
4 Op.Cit, hlm: 118
Contoh: ُسسَا ُذنَا قَالَ لِ كَذَاوَكَذَا
أ ْت.........yang merupakan sebuah
ٌالُ وَاحِد : Allah maha esa. Ucapan tersebut untuk orang yang
mengatakan
لثَة
َ الُ ثَالِث َث: Allah adalah orang ketiga daro tiga orang. 6
ْسبِي
ْ َ الُ ح: Allahla yang mencukupiku 7
هَلْ أَقَرّ َزيْدٌ هَذَا ِبأَنّ عََليْ هِ كَذَا؟: artinya apakah zaid ini mengakui
َزيْدٌ أَقَرّ ِبأَنّ عََليْ هِ كَذَا,َْنعَ م.: artinya ya, zaid mengakui bahwa ia
telah berbuat yang demikian itu.9
7.Atta’ajub. Maksudnya adalah musnad ilahi
disebutkan untuk mengungkapkan sebuah
kekaguman terhadap kejadian yang luar biasa
atau sangat istimewa.
Contoh:
9 Khifni Bik, Qowaid Lughoh Al-‘Arobiyah, Semarang: Toha Putra, 1999, hlm: 111
10 Op.Cit.hlm 119
ِ َحضَرَ َسيْفُ ال ّدوَْلة: saifu ad- daulah telah datang
Hal ini untuk menjawab pertanyaan
ِِإبِْليْ سٌ الَل ِعيْ نُ ُهوَ الّذِى أَ ْخرَ جَ آَدَ مٌ مِ نْ الَّنة: iblis laknat dialah
مَنْ أَخْ َرجَ آَدَمٌ مِنْ الَّنةِ؟: siapakah yang telah menyebabkan adam
b.Menyebutkan Musnad.
Penyebutan musnad dalam sebuah kalimat pada dasarnya juga
sama dengan penyebuatan musnad ilaih dalam sebuah kalimat, yaitu
tergantung pada ada atau tidaknya sebuah indikator yang menjelaskan
makna yang terkandung didalamnya. Akan tetapi apabila ada sebuah
indikator yang menunjukkan makna kalimat dan indikator kalimat
tersebut bersifat lemah maka musnad juga harus dicantumkan. Dan
penyebutan musnad dalam sebuah kalimat dilatar belakangi oleh
beberapa faktor, antara lain adalah:
1.Sebagai sifat pokok dari musnad yaitu
harus disebutkan, dan hal tersebut masih
tetap berlaku selama tidak ada penyebab
yang menyebabkan sifat tersebut
berpindah.
11 ibid
12 ibid
ِالعِلْمُس َخيْرٌ مِن ْس الَال: ilmu pengetahuan itu lebih mulia daripada
sebuah harta.13
2.Lemahnya indikator sebuah kalimat
Contoh
ٌأَصُْلهَا ثَابِتٌ وَ َف ْر ُعهَا ثَاِبت : akar pohon itu kokoh dan cabangnya pun
kokoh
4.Menjawab mukhatab
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Al-Hasyimi, Sayid Ahmad, Jawahirul Balaghah, Indonesia: Darul Ihya,1960,
Aziz, Abdul Atiq, Ilmu Ma’ani, Beirut:Dar An-Nahdhoh Al-‘Arobiyah, 1985,
Bik, Khifni, Qowaid Lughoh Al-‘Arobiyah, Semarang: Toha Putra, 1999,
Zuhri,M, Ahmad Chumaidi, Mutiara Ilmu Bahasa Arab (terjemahan kitab
Jawahirul Balaghah), Surabaya: Mutiara Ilmu, 1994
1.1 skema ad-dzikr dan faktor-faktor yang menyebabkan penyebutannya dalam musnad
nad ilaih