Professional Documents
Culture Documents
JUDUL
MESIN KONVERSI ENERGI
BASYIRUN, S.Pd.,MT
DRS. WINARNO DR, M.PD.
KARNOWO.ST.,MT
Buku Ajar Mesin Konversi Energi ini memaparkan teori dasar konversi energi dan
ditambah dengan penjelasan kontruksi-kontruksi mesin pada setiap bab. Pada bab-bab awal
dipaparkan ilmu-ilmu dasar meliputi mekanika fluida, termodinamika, perpindahan panas,
dan sumber-sumber energi yang mendasari teori mesin konversi energi.
Fokus pembahasan didalam buku ajar MKE ini adalah mesin mesin yang mengkonversi
sumber-sumber energi yang tersedia di alam untuk menghasilkan energi yang dapat
dimanfaatkan. Dengan demikian, mesin-mesin seperti penukar kalor, pompa, dan
kompresor, tidak dibahas detail dalam mata kuliah ini. Mesin-mesin tersebut dianggap
sebagai alat bantu untuk pengoperasian mesin-mesin konversi dan dibahas pada
perkuliahan awal. Mesin–mesin panas, seperti motor bakar, turbin gas, dan turbin uap
dibahas lebih awal, kemudian turbin air da mesin refrigerasi
2
BAB 1 DASAR PROSES KONVERSI ENERGI
3
termodinamika yaitu perubahan keadaan pada temperatur tetap ( isotermis),
penggambarannya pada grafik p-v dan p-t adalah sebagai berikut
p p keadaan 2
keadaan 2 p2, T2
p2, V2
isotermis T1 =T2 isotermis T1 =T2
`
keadaan 1
p1, V1
keadaan 1
p1, T1
vc
V
T
4
D. Bentuk-bentuk energi
Energi adalah suatu besaran turunan dengan satuan N.m atau Joule. Energi dan
kerja mempunyai satuan yang sama. Sedangkan kerja bisa didefinisikan sebagai usaha
untuk memindahkan benda sejauh S (m) dengan gaya F (Newton). Sedang bentuk-bentuk
energi lain dijelaskan dibawah ini :
Energi Kinetik ; energi suatu benda karena bergerak dengan kecepatan V, sebagai
contoh , mobil yang bergerak, benda jatuh dan lain-lain , maka energinya dapat ditulis
1
EK = mV 2
2
Energi potensial, adalah energi yang tersimpan pada benda karena kedudukannya.
Sebagai contoh, energi potensial air adalah energi yang yang dimiliki air karena
ketinggihannya dari permukaan
Ep = m.g.h
Sedang untuk energi potesial pegas adalah energi yang dimiliki oleh benda yang
dihubungkan dengan pegas untuk berada pada kedudukan tertentu karena penarikan
pegas.
Ep = 0,5.k.x2
Energi mekanik ; adalah energi total yaitu penjumlahan antara energi kinetik dengan
energi potesial.
Em = Ek + Ep
Adapun energi atau kerja mekanik pada mesin mesin panas, adalah kerja yang dihasilkan
dari proses ekspansi atau kerja yang dibutuhkan proses kompresi. Kerja mekanik (dW)
tersebut sebanding dengan perubahan volume (dV) pada tekanan (p) tertentu.
∆W = p∆V
sebagai contoh energi ini secara sederhana adalah pergerakan piston, putaran poros
enkol, dan lain lain
silinder
∆ W = p∆ V
∆V
p
piston
Gambar 1.2 Energi atau kerja pada piston
Dan energi mekanik pada benda-benda yang berputar misalnya poros mesin mesin
fluida ( turbin, pompa ,atau kompresor) adalah dinamakan Torsi yaitu energi yang
dbutuhkan atau dihasilkan benda untuk berputar dengan gaya sentrifugal F dimana energi
tersebut pada r tertentu dari pusat putaran.
T= Fx r
5
energi mekanik putaran
poros
Torsi= F x r (N.m)
∆ W = p∆ V
p
piston
6
Contoh yang lain adalah proses perubahan energi atau konversi energi pada turbin
dan pompa. Perubahan energi pada turbin adalah sebagai berikut, energi fluida (energi
kinetik fluida) masuk turbin dan berekspansi, terjadi perubahan energi yaitu dari energi
fluida menjadi energi mekanik putaran poros turbin. Kemudian, putaran poros turbin
memutar poros generator listrik, dan terjadi perubahan energi kedua yaitu dari energi
mekanik menjadi energi listrik.
Energi listrik
Energi mekanik
Energi fluida putaran poros
masuk
generator
A
turbin
air, uap, gas
poros
fluida keluar
B
motor listrik
pompa atau
kompresor
poros
fluida masuk
7
fluida masuk
fluida keluar
transfer panas
tungku pembakaran
energi panas
gaya F ( N) gaya F
pergeseran S (m)
8
gaya F
pergeseran
S = 2 π r.nrev
`
R
gaya F
W = (2 π .nrev.)xT
Torsi ( T ) = F x R
kerja poros
kerja poros
Turbin air
kerja poros
kerja poros
mobil
9
Energi mekanik PUTARAN POROS adalah yang paling sering digunakan untuk
perhitungan mesin mesin konversi energi, karena hampir sebagian besar mesin mesin
konversi adalah mesin-mesin rotari. Alasan pemilihan gerak putaran poros mesin (mesin
rotari) sebagai transfer energi atau kerja dibanding dengan putaran bolak-balik (
reciprocating) adalah karena gerak rotari mempunyai efisiensi mekanik yang tinggi,
getaran rendah, dan tidak banyak memerlukan komponen mesin yang rumit. Energi atau
kerja langsung bisa ditransfer atau diterima perlatan tanpa perlatan tambahan. Sebagai
perbandingan mesin rotari adalah mesin reciprocating yaitu motor bakar. Pada gambar
adalah skema mesin motor bakar dengan gerakan bolak baliknya.
4. Energi adalah kekal, tidak bisa diciptakan dan dimusnahkan.
F. Hukum termodinamika
F.1 Hukum termodinamika I
Hukum pertam termodinamika adalah hukum konversi energi, hukum ini
menyatakan bahwa ENERGI TIDAK DAPAT DICIPTAKAN ATAU DILENYAPKAN, energi
hanya dapat diubah dari bentuk satu kebentuk lainnya
∆Q
Emasuk
EP1 EP2
EK1 EK2
ED1 ED2
EA1 EA2
Ekeluar
∆W
Gambar 1.11 Dinamika perubahan energi pada suatu benda kerja
Hukum pertama Termodinamika dapat ditulis sebagai berikut ;
EP1 + EK1 + ED1 + EA1 + ∆Q = EP2 + EK2 + ED2 + EA2 + ∆W
Untuk sistem terbuka dimana ada pertukaran energi dan massa dari sitem kelingkungan
atau sebaliknya, maka persamaan energi diatas dapat dijabarkan sebagai berikut
V12 V2
mgZ 1 + m + [U 1 + p1V1 ] + ∆Q = mgZ 2 + m 2 + [U 2 + p 2V2 ] + ∆W
2 2
dengan [ pV + U] = H dapat dituliskan kembali menjadi
V12 V2
mgZ1 + m + H1 + ∆Q = mgZ 2 + m 2 + H 2 + ∆W
2 2
V12
E masuk = mgZ1 + m + H 1 + ∆Q
2
V22
E kelua = mgZ 2 + m + H 2 + ∆W
2
10
Jadi Hukum termo pertama dapat diutuliskan secara sederhana dengan persamaan
berikut (untuk sistem terbuka)
E masuk = E keluar atau ∆EP + ∆EK + ∆H + ∆Q = ∆W
Emasuk
Ekeluar
∆W
∆U ∆Q
11
BAB 2 DASAR MOTOR BAKAR
Motor bakar merupakan salah satu jenis mesin penggerak yang banyak dipakai
Dengan memanfaatkan energi kalor dari proses pembakaran menjadi energi mekanik.
Motor bakar merupakan salah satu jenis mesin kalor yang proses pembakarannya terjadi
dalam motor bakar itu sendiri sehingga gas pembakaran yang terjadi sekaligus sebagai
fluida kerjanya. Mesin yang bekerja dengan cara seperti tersebut disebut mesin
pembakaran dalam. Adapun mesin kalor yang cara memperoleh energi dengan proses
pembakaran di luar disebut mesin pembakaran luar. Sebagai contoh mesin uap, dimana
energi kalor diperoleh dari pembakaran luar, kemudian dipindahkan ke fluida kerja melalui
dinding pemisah.
Motor bakar bekerja melalui mekanisme langkah yang terjadi berulang-ulang atau
periodik sehingga menghasilkan putaran pada poros engkol. Sebelum terjadi proses
pembakaran di dalam silinder, campuran udara dan bahan-bakar harus dihisap dulu
dengan langkah hisap [1]. Pada langkah ini, piston bergerak dari TMA menuju TMB, katup
isap terbuka sedangkan katup buang masih tertutup.
Setelah campuran bahan-bakar udara masuk silinder kemudian dikompresi dengan
langkah kompresi [2], yaitu piston bergerak dari TMB menuju TMA, kedua katup isap dan
buang tertutup. Karena dikompresi volume campuran menjadi kecil dengan tekanan dan
temperatur naik, dalam kondisi tersebut campuran bahan-bakar udara sangat mudah
terbakar. Sebelum piston sampai TMA campuran dinyalakan terjadilah proses
pembakaran menjadikan tekanan dan temperatur naik, sementara piston masih naik terus
sampai TMA sehingga tekanan dan temperatur semakin tinggi. Setelah sampai TMA
kemudian torak didorong menuju TMB dengan tekanan yang tinggi, katup isap dan buang
masih tertutup.
Selama piston bergerak menuju dari TMA ke TMB yang merupakan langkah kerja
[3] atau langkah ekspansi. volume gas pembakaran bertambah besar dan tekanan
menjadi turun. Sebelum piston mencapai TMB katup buang dibuka, katup masuk masih
tertutup. Kemudian piston bergerak lagi menuju ke TMA mendesak gas pembakaran
keluar melalui katup buang.
Proses pengeluaran gas pembakaran disebut dengan langkah buang [4]. Setelah
langkah buang selesai siklus dimulai lagi dari langkah isap dan seterusnya. Piston
bergerak dari TMA-TMB-TMA-TMB-TMA membentuk satu siklus. Ada satu langkah
tenaga dengan dua putaran poros engkol. Motor bakar yang bekerja dengan siklus lenkap
tersebut diklasifikasikan masuk golongan motor 4 langkah.
12
A b. bakar+
penyalaan gas buang
udara
MESIN OTTO
A udara
injeksi fuel gas buang
+ pembakaran
udara
13
TMA
lubang buang
1
fuel dan udara
TMB
katup masuk
tenaga buang isap dan pembilasan
TMA
2
kompresi
TMB
karburator
Batang nok
Mekanik katup
Pengatur hidrolik
Katup masuk
Sproket batang Katup buang
nok
torak
Batang torak
Timing belt
Timing belt
Crankshaft
tensor
Pompa oli
Sproket Penampung
poros engkol oli
14
BAB 3 SIKLUS MOTOR BAKAR
15
TMA TMB
udara
16
A.2. Siklus udara tekanan konstan
udara
Siklus ideal tekanan kostan ini adalah siklus untuk mesin diesel. Gambar 3.2 adalah
diagram p-v untuk siklus ideal Disel. Adapun urutan prosesnya adalah sebagai berikut
17
MESIN OTTO
injeksi
udara fuel gas buang
I
udara
Qin Qout
Qin
udara
TMA
TMB
pemasukan Q
pemasukan Q
volume konstan
tekanan konstan
Gambar 3.4 Siklus gabungan
18
Perbedaan dari dua siklus yang telah diuraikan sebelumnya, yaitu pada proses
pembakaran dimana kalor dianggap masuk sistem. Sedangkan pada siklus yang ketiga
yaitu siklus gabungan, proses pemasukan kalornya menggunakan dua cara yaitu
pemasukan kalor volume konstan dan tekanan konstan. Dari cara pemasukan kalornya
terlihat bahwa siklus ini adalh gabungan antara siklus volume konstan dan tekanan
konstan, karena itu siklus ini sering disebut siklus gabungan Diagramnya p-v dapat dilihat
dari gambar
B. Siklus aktual
akhir pembakaran
penyalaan
katup buang terbuka
langkah isap
Campuran udara
Gas buang
+ bahan bakar
Pada gambar 3.5 diatas adalah siklus aktual dari mesin otto. Fluida kerjanya adalah
campuran bahan bakar udara, jadi ada proses pembakaran untuk sumber panas. Pada
langkah hisap, tekanannya lebih rendah dibandingkan dengan langkah buang. Proses
pembakaran dimulai dari penyalaan busi (ignition) sampai akhir pembakaran. Proses
kompresi dan ekspasi tidak adiabatis, karena terdapat kerugian panas yang keluar ruang
bakar.
19
pembakaran
injeksi fuel
Gas buang
udara
plug
fuel udara
pemabakara
n
udara
Qmasuk
mesin motor
bakar
Wberguna = Qmasuk-Qkeluar
20
Dari hukum termodinamika II dapat diketahui bahwa tidak mungkin membuat suatu
mesin yang bisa merubah semua energi yang masuk menjadi kerja semuanya. Dengan
kata lain, harus ada sebagain energi yang kebuang ke lingkungan. Jadi, kerja yang
berguna adalah pengurangan dari jumlah energi yang masuk dengan energi yang
terbuang. Perbandingan antara kerja berguna dengan jumlah energi yang masuk ke
mesin adalah definisi dari efisiensi.
A. Efesiensi dari siklus Otto
Pada gambar 3.2 diagram p-v untuk siklus otto, dari gambar bisa dianalisa untuk
menghitung efesiensi siklus sebagai berikut. Energi kalor yang masuk pada volume
kostan adalah sebesar
Qm = mcv ∆T .
Qm = mcv (T3 − T2 )
dengan Qm = adalah kalor masuk
m = massa fluida
cv = panas jenis pada volume konstan
∆T = perbedaan temperatur
Energi yang keluar sistem pada volume konstan adalah
Ql = mcv ∆T
Ql = mcv (T4 − T1 )
dengan Ql = adalah kalor keluar
m = massa fluida
cv = panas jenis pada volume konstan
∆T = perbedaan temperatur
Definisi dari efisiensi yaitu kerja berguna dibagi dengan energi kalor masuk
W kerja berguna
η= =
Qm kalor masuk
Qm − Ql mcv (T3 − T2 ) − mcv (T4 − T1 )
η= =
Qm mcv (T3 − T2 )
η=
(T4 − T1 ) 1 − T1
=
(T3 − T2 ) T2
Apabila rasio kompresi didefinisikan sebagi perbandingan anata volume silinder
dibagi dengan volume ruang bakarnya yaitu
volume silinder V + Vs
r= = l
volume ruang bakar Vs
1
maka rumusan efesiensi diatas bisa dituliskan sebagai η = 1 −
(r )k −1
B. Efisiensi siklus tekanan konstan
Dengan definisi yang sama untuk raso kompresi, efisiensi dari siklus tekanan
konstan adalah sebagai berikut
21
1 ⎛ β k −1 ⎞
η= ⎜ ⎟
r k −1 ⎜⎝ k (β − 1) ⎟⎠
rasio kompresi
diesel
rasio kompresi r
Gambar 3.9 Grafik efisiensi terhadap rasio kompresi mesin disel
Dengan menaikan rasio kompresi efisiensi siklus tekanan konstan atau diesel
semakin naik. Kenaikan rasio kompresi berarti tekanan kompresi juga tinggi sehingga
material yang dibutuhkan harus lebih kuat. Pada rasio kompresi yang sama efisiensi
mesin otto lebih tinggi dibandingkan dengan mesin diesel, akan tetapi mesin otto tidak
bekerja pada rasio kompresi disel karena terlalu tinggi
22
BAB 4 PRESTASI MESIN
Motor bakar adalah suatu mesin yang mengkonversi energi dari energi kimia yang
terkandung pada.bahan bakar menjadi energi mekaik pada poros motor bakar. Jadi daya
yang berguna akan langsung dimamfaatkan sebagai penggerak adalah daya pada poros.
Proses perubahan energi dari mulai proses pembakaran sampai menghasilkan daya pada
poros motor bakar melewati beberapa tahapan dan tidak mungkin perubahan energinya
100%. Selalu ada kerugian yang dihasikan dari selama proses perubahan, hal ini sesuai
dengan hukum termodinamika kedua yaitu "tidak mungkin membuat sebuah mesin yang
mengubah semua panas atau energi yang masuk memjadi kerja". Jadi selalu ada
"keterbatasan" dan "keefektifitasan" dalam proses perubahan, ukuran inilah yang
dinamakan efisiensi.
Kemampuan mesin motor bakar untuk merubah energi yang masuk yaitu bahan
bakar sehingga menghasilkan daya berguna disebut kemampuan mesin atau prestasi
mesin. Pada gambar 4.1 adalah penggambaran proses perubahan energi bahan bakar.
100% energi
bahan bakar
5% gesekan dan asesoris
30% pendingin
Pada motor bakar tidak mungkin mengubah semua energi bahan bakar menjadi
daya berguna. Dari gambar terlihat daya berguna bagiannya hanya 25% yang artinya
mesin hanya mampu menghasilkan 25% daya berguna yang bisa dipakai sebagai
penggerak dari 100% bahan bakar. Energi yang lainnya dipakai untuk menggerakan
asesoris atau peralatan bantu, kerugian gesekan dan sebagian terbuang ke lingkungan
sebagai panas gas buang dan melalui air pendingin.
4.2. Torsi dan daya mesin
Torsi adalah ukuran kemampuan mesin untuk melakukan kerja, jadi torsi adalah
suatu energi. Besaran torsi adalah besaran turunan yang biasa digunakan untuk
menghitung energi yang dihasilkan dari benda yang berputar pada porosnya. Adapun
perumusan dari torsi adalah sebagai berikut. Apabila suatu benda berputar dan
23
mempunyai besar gaya sentrifugal sebesar F, benda berpuar pada porosnya dengan jari
jari sebar b, dengan data tersebut torsinya adalah
T = Fxb (N.m)
dengan T = Torsi benda berputar (N.m)
F = adalah gaya sentrifugal dari benda yang berputar (N)
b = adalah jarak benda ke pusat rotasi (m)
Karena adanya torsi inilah yang menyebabkan benda berputar terhadap porosnya,
dan benda akan berhenti apabila ada usaha melawan torsi dengan besar sama dengan
arah yang berlawanan.
F Stator gaya F
b Rotor
n
beban w
-F
Pada motor bakar untuk mengetahui daya poros harus diketahui dulu torsinya.
Pengukuran torsi pada poros motor bakar menggunakan alat yang dinamakan
Dinamometer. Prinsip kerja dari alat ini adalah dengan memberi beban yang berlawanan
terhadap arah putaran sampai putaran mendekati o rpm, Beban ini nilainya adalah sama
dengan torsi poros. Dapat dilihat dari gambar 4.5 adalah prinsip dasar dari dinamometer.
Dari gambar diatas dapa dilihat pengukuran torsi pada poros ( rotor) dengan prisip
pengereman dengan stator yang dikenai beban sebesar w. Mesin dinyalakan kemudian
pada poros disambungkan dengan dinamometer. Untuk megukur torsi mesin pada poros
mesin diberi rem yang disambungkan dengan w pengereman atau pembebanan.
Pembebanan diteruskan sampai poros mesin hampir berhenti berputar. Beban maksimum
yang terbaca adalah gaya pengereman yang besarnya sama dengan gaya putar poros
mesin F. Dari definisi disebutkan bahwa perkalian antara gaya dengan jaraknnya adalah
sebuah torsi, dengan difinisi tersebut Tosi pada poros dapat diketahui dengan rumus
T = wxb (Nm)
dengan T = adalah torsi mesin (Nm)
w = adalah beban (kg)
b = adalah jarak pembebanan dengan pusat perputaran
Pada mesin sebenarnya pembebanan adalah komponen-komponen mesin sendiri
yaitu asesoris mesin ( pompa air, pompa pelumas, kipas radiator), generator listrik (
pengisian aki, listrik penerangan, penyalan busi), gesekan mesin dan komponen lainnya.
Dari perhitungan torsi diatas dapat diketahui jumlah energi yang dihasikan mesin
pada poros. Jumlah energi yang dihasikan mesin setiap waktunya adalah yang disebut
dengan daya mesin. Kalau energi yang diukur pada poros mesin dayanya disebut daya
poros
24
4.3. Perhitungan daya mesin
Pada motor bakar, daya dihasilkan dari proses pembakaran didalam silinder dan
biasanya disebut dengan daya indiaktor. Daya tersebut dikenakan pada torak yang
bekerja bolak balik didalam silinder mesin. Jadi didalam silinder mesin, terjadi perubahan
energi dari energi kimia bahan bakar dengan proses pembakaran menjadi energi mekanik
pada torak.
Daya indikator adalah merupakan sumber tenaga persatuan waktu operasi mesin
untuk mengatasi semua beban mesin. Mesin selama bekerja mempunyai komponen-
komponen yang saling berkaitan satu dengan lainnya membentuk kesatuan yang
kompak. Komponen-komponen mesin juga merupakan beban yang harus diatasi daya
indikator. Sebagai contoh pompa air untuk sistim pendingin, pompa pelumas untuk sistem
pelumasan, kipas radiator, dan lain lain, komponen ini biasa disebut asesoris mesin.
Asesoris ini dianggap parasit bagi mesin karena mengambil daya dari daya indikator.
Disamping komponen-komponen mesin yang menjadi beban, kerugian karena
gesekan antar komponen pada mesin juga merupakan parasit bagi mesin, dengan alasan
yang sama dengan asesoris mesin yaitu mengambil daya indikator. Seperti pada gambar
4.1 terlihat bahwa daya untuk meggerakan asesoris dan untuk mengatsi gesekan adalah
5% bagian.
Untuk lebih mudah pemahaman dibawah ini dalah perumusan dari masing masing
daya. Satuan daya menggunakan HP( hourse power )
N e = N i − (N g + N a ) ( HP)
dengan Ne = adalah daya efektif atau daya poros ( HP)
Ni = adalah daya indikator ( HP)
Ng = adalah kerugian daya gesek ( HP)
Na = adalah kerugian daya asesoris ( HP)
25
Energi berguna
η=
Energi masuk
B. Efisiensi termal indikator
Efisiensi termal indikator adalah efisiesi termal dari siklus aktual diagram indikator.
Energi berguna dari diagram indikator adalah kerja indikator dan energi masuknya adalah
energi dari proses pembakaran perkilogramnya. Perumusannya adalah sebgai berikut
Energi berguna daya indikator Ni
ηi = = ηi = •
Energi masuk laju energi kalor masuk per kg Qm
Karena efisiensi termal indikator adalah pada siklus aktual maka fluidanya adalah
bahan bakar dengan udara, sehingga perhitungan energi akor adalah sebagai berikut
• • Ni Ni
Q m = G f xQc ηi = •
ηi = •
Qm G f xQc
Prata − rata ,i xVd xnxaxz
ηi = •
G f xQc
26
Ne Ni
Apabila η e = •
dan η i = •
Qm Qm
Ne
maka dua persamaan tersebut disubsitusikan pada η m =
Ni
ηe
menjadi η m = jadi jelas bahwa daya poros yang dihasilkan dari daya indikator harus
ηi
dikalikan dengan efisiensi mekaniknya. η e = η m xη i
E. Efisiensi volumetrik
Udara yang dihisap masuk silinder selalu banyak mengalami hambatan aliran
sehingga aliran udara banyak kehilangan energi, disamping itu udara hisap juga
menyerap panas dari saluran hisap terutama pada ujung saluran hisap yang ada katup
masuknya. Karena menyerap panas temperatur udara menjadi naik dan menyebabkan
massa jenis turun tetapi menaikkan nilai viskositasnya. Dengan kondisi tersebut udara
lebih sulit mengalir dengan massa per satuan volumenya juga berkurang. Untuk
mendefinisikan jumlah udara yang masuk ke ruang silinder dirumuskan ukuran keefektifan
aliran udaran masuk yaitu efisiensi volumetri. Perumusannya adalah sebagai berikut:
o
Ga jumlah udara masuk kedalam silinder aktual(kg/jam )
ηv = o
=
Gai jumlah udara masuk kedalam silinder ideal(kg/jam)
o o
Ga γa
ηv = o
= o
dengan γ = massa jenis udara (kg/m3)
Gai γ ai
Hubungan efisiensi volumetrik dengan tekanan rata-rata efektif adalah:
Perata − rata = η e .η v . f .Qc .γ ai .0,0427 kg/cm2
dengan f = perbandingan bahan bakar udara
o
Gf jumlah bahan bakar yang digunakan kg/jam
f = o
=
Ga jumlah udara yang digunakan kg/jam
dari perumusan di atas terlihat bahwa tekanan efektif rata-rata bergantung dari nilai dari
ηv .
F. Laju Pemakaian Bahan Bakar Spesifik
Laju pemakaian bahan bakar spesifik atau spesific fuel consumtion (SFC) adalah
jumlah bahan bakar (kg) per waktunya untuk menghasikan daya sebesar 1 Hp. Jadi SFC
adalah ukuran ekonomi pemakaian bahan bakar. Perhitungan untuk mngetahui SFC
adalah:
o
Gf
SFC e =
Ne
o
Ne Ne 1 Gf
ηe = η e xQc = = = SFC
•
G f xQc
•
Gf η e xQc N e
27
BAB 5 DASAR TURBIN GAS
Turbin gas adalah sebuah mesin panas pembakaran dalam, proses kerjanya seperti
motor bakar [gambar 5.1] yaitu udara atmosfer dihisap masuk kompresor dan dikompresi,
kemudian udara mampat masuk ruang bakar dan dipakai untuk proses pembakaran,
sehingga diperoleh suatu energi panas yang besar, energi panas tersebut diekspansikan
pada turbin dan menghasilkan energi mekanik pada poros, sisa gas pembakaran yang
keluar turbin menjadi energi dorong (turbin gas pesawat terbang). Jadi, jelas bahwa turbin
gas adalah mesin yang bisa mengubah energi panas menjadi energi mekanik atau
dorong.
Persamaan turbin gas dengan motor bakar adalah pada proses pembakarannya
yang terjadi di dalam mesin itu sendiri, disamping itu proses kerjanya adalah sama yaitu
hisap, kompresi, pembakaran, ekspansi dan buang. Perbedaannya adalah terlatak pada
kontruksinya, motor bakar kebanyakan bekerja gerak bolak balik (reciprocating)
sedangkan turbin gas adalah mesin rotasi, proses kerja motor bakar bertahap
(intermiten), untuk turbin gas adalah kontinyu dan gas buang pada motor bakar tidak
pernah dipakai untuk gaya dorong.
I
HISAP KOMPRESI PEMBAKARAN BUANG
Gambar 5.1 Mesin pembakaran dalam ( turbin gas dan motor bakar)
Turbin gas bekerja secara kontinyu tidak betahap, semua proses yaitu hisap
kompresi, pembakaran dan buang adalah berlangsung bersamaan. Pada motor bakar
yang prosesnya bertahap yaitu yang dinamakan langkah, langkah hisap, kompresi,
pembakaran, ekspansi dan langkah buang, antara langkah satu dan lainnya saling
bergantung dan bekerja bergantian. Pada proses ekspansi turbin gas, terjadi perubahan
energi dari energi panas mejadi energi mekanik putaran poros turbin, sedangkan pada
motor bakar pada langkah ekspansi terjadi perubahan dari energi panas menjadi energi
mekanik gerak bolak-balik torak. Dengan kondisi tersebut, turbin gas bekerja lebih halus
tidak banyak getaran.
28
disel
turbin gas
saluran masuk
bahan bakar
sudu
kompresor
sudu turbin
poros mesin
saluran masuk
udara hisap
29
5.2. Dasar Kerja Turbin Gas
Pada gambar 5.5 adalah salah satu mesin turbin gas pesawat terbang, adapun
cara kerjanya adalah sebagai berikut. Motor starter dinyalakan, kompresor berputar dan
mulai bekerja menghisap udara sekitar, udara kemudian dimampatkan. Udara pada tahap
pertama dimampatkan dahulu pada kompresor tekanan rendah, diteruskan kompresor
tekanan tinggi. Udara mampat selanjutnya masuk ruang bakar, bercampur dengan bahan
bakar yang sudah disemprotkan. Campuran bahan bakar udara mampat kemudian
dinyalakan dan terjadi proses pembakaran. Gas hasil proses pembakaran berekspansi
pada turbin, terjadi perubahan dari energi panas menjadi energi putaran poros turbin,
sebagian gas pembakaran menjadi gaya dorong. Setelah memberikan sisa gaya
dorongnya, gas hasil pembakaran keluar melalu saluaran buang. Dari proses kerja turbin
gas pesawat terbang tersebut, dihasilkan daya turbin yang digunakan untuk menggerakan
kompresor, menghasikan daya dorong, dan menggerakan peralatan bantu lainnya.
kompreasor tekanan ruang bakar
turbin
rendah dan tinggi
gaya dorong
trust
poros
saluran bahan bakar
turbin gas
Gambar 5.5 Turbin gas pesawat terbang
Turbin gas yang dipakai industri dapat dilihat pada gambar 5.6, cara kerjanya sama
dengan turbin gas pesawat terbang. Motor starter dinyalakan untuk memutar kompresor,
udara segar terhisap masuk dan dimampatkan. Kemudian, udara mampat dengan
temperatur dan tekanan yang cukup tinggi ( 200 0C, 6 bar) mengalir masuk ruang bakar,
bercampur dengan bahan bakar. Campuran udara mampat bahan-bakar kemudian
dinyalakan dan terjadi proses pembakaran, temperatur gas pembakaran naik drastis. Gas
pembakaran dengan temperatur tinggi ( 6 bar, 750 0C ) berekspansi pada turbin, sehingga
terjadi perubahan energi, dari energi panas menjadi energi putaran poros turbin. Gas
pembakaran setelah berekspansi di turbin, lalu keluar sebagai gas bekas. Selanjutnya,
turbin gas bekerja dengan putaran poros turbin, yaitu sebagai sumber tenaga penggerak
kompresor dan generator listrik.
30
bahan bakar ruang bakar
udara pendingin
ruang bakar
poros turbin
Motor starter
transmisi
sudu turbin
sudu kompresor
udara segar (baru), gas bekas 1
0 0
1bar 15 C bar,380 C
31
Proses pembakaran dari turbin gas adalah mirip dengan pembakaran mesin disel,
yaitu proses pembakarannya pada tekanan konstan. Prosesnya adalah sebagai berikut,
udara mampat dari kompresor masuk ruang bakar, udara terbagi menjadi dua, yaitu
udara primer yang masuk saluran primer, berada satu tempat dengan nosel, dan udara
mampat sekunder yang lewat selubung luar ruang bakar. Udara primer masuk ruang
bakar melewati swirler, sehingga alirannya berputar. Bahan bakar kemudian
disemprotkan dari nosel ke zona primer, setelah keduanya bertemu, terjadi pencampuran.
Aliran udara primer yang berputar akan membantu proses pencampuran, hal ini
menyebabkan campuran lebih homogen, pembakaran lebih sempurna.
Udara sekunder yang masuk melalui lubang-lubang pada selubung luar ruang bakar
akan membantu proses pembakaran pada zona sekunder. Jadi, zona sekunder akan
menyempurnakan pembakaran dari zona primer. Disamping untuk membantu proses
pembakaran pada zona sekunder, udara sekunder juga membantu pendinginan ruang
bakar. Ruang bakar harus didinginkan, karena dari proses pembakaran dihasilkan
temperatur yang tinggi yang merusak material ruang bakar. Maka, dengan cara
pendinginan udara sekunder, temperatur ruang bakar menjadi terkontrol dan tidak
melebihi dari yang diijinkan.
Pada gambar 5.7 diatas, terlihat zona terakhir adalah zona pencampuran (dillute
zone), adalah zona pencampuran gas pembakaran bertemperatur tinggi dengan sebagian
udara sekunder. Fungsi udara pada sekunder pada zona itu adalah mendinginkan gas
pembakaran yang bertemperatur tinggi menjadi temperatur yang aman apabila mengenai
sudu-sudu turbin ketika gas pembakaran berekspansi. Disamping itu, udara sekunder
juga akan menambah massa dari gas pembakaran sebelum masuk turbin, dengan massa
yang lebih besar energi potensial gas pembakran juga bertambah. Apabila Wkinetik adalah
energi kinetik gas pemabakaran dengan kecepatan V, massa sebelum ditambah udara
sekunder adalah m1 maka energi kinetiknya adalah sebagai berikut
m1 xV 2
Wkinetik ,1 =
2
dengan penambahan massa dari udara sekunder m2, maka energi kinetik menjadi
Wkinetik , 2 =
(m1 + m2 )xV 2
2
jadi dapat dilihat Wkinetik,2 ( dengan udara sekunder) lebih besar dari Wkinetik,1 ( tanpa udara
sekunder).
Dari uraian diatas, terlihat proses pembakaran pada turbin gas memerlukan udara
yang berlebih, biasanya sampai 30% dari kondisi normal untuk proses pembakaran
dengan jumlah bahan bakar tertentu. Kondisi ini akan berkebalikan, apabila udara
pembakaran terlalu berlimpah (lebih 30%), udara justru akan mendinginkan proses
pembakaran dan mati, karena panas banyak terbuang keluar melalui gas bekas yang
bercampur udara dingin sekunder. Dengan pemikiran yang sama, apabila udara jumlah
udara kurang dari normal, yaitu terjadi overheating, material ruang bakar dan sudu-sudu
turbin bekerja melampaui kekuatannya dan ruang bakar bisa pecah, hal ini berarti turbin
gas berhenti bekerja atau proses pembakaran terhenti.
32
BAB 6 SIKLUS TERMODINAMIKA TURBIN GAS
Turbin gas merupakan suatu mesin yang bekerja mengikuti siklus termodinamik
Brayton. Adapun siklus termodinamikanya pada diagram p-v dan t-s adalah sebagai
berikut [gambar 6.1]:
p atm T K p2 = konstan
3
p2 = konstan [B] 3
2
p1 = konstan
[C]
[B]
[C]
[A] 4
2
p1 = konstan
4 [A] [D]
1 [D]
1
33
1. Pemakaian bahan bakar harus lebih bervariasi tidak hanya untuk bahan bakar cair
dan gas saja atau untuk mencegah singgungan fluida kerja dengan lingkungan,
khususnya untuk bahan bakar nuklir. Untuk keperluan tersebut, dibuat turbin gas
terbuka dan tertutup atau turbin gas langsung dan tidak langsung
2. Pemakaian turbin gas yang semakin meluas, disamping sebagai pembangkit daya
dorong dan pembangkit listrik, turbin gas sekarang banyak digunakan untuk
pengerak mula, contohnya penggerak pompa dan kompresor pada industri-industri
atau pusat pembangkit tenaga (power plant). Untuk keperluan tersebu, dibuat
turbin gas dengan model satu poros dan dua poros
A. Turbin gas sistem terbuka ( langsung dan tidak langsung)
T2 ruang bakar
(pembakaran)
udara mampat gas pembakaran
2
3
T3
kerja
kompresor turbin
T1 4 T4
1
udara segar gas buang
34
langsung ke fluida kerja didalam pipa pipa, temperatur fluida akan naik sampai nilai
tertentu sebelum masuk turbin.
Untuk model transfer panas dengan penukar kalor, banyak diaplikasikan pada turbin
gas berbahan bakar nuklir. Ruang bakar berbahan bakar nuklir sering disebut dengan
reaktor. Di dalam reaktor nuklir terjadi reaksi fusi yang menghasilkan panas yang tinggi,
panas yang tinggi tersebut ditransfer ke fluida yang sekaligus berfungsi sebagai pendingin
reaktor, fluida tersebut sering diistilahkan sebagai fluida primer. Kemudian, fluida primer
bersuhu tinggi dialirkan ke alat penukar kalor. Didalam alat penukar kalor terdapat pipa-
pipa berisi fluida kerja bersuhu rendah, untuk fluida ini sering disebut sebagai fluida
sekunder. Dengan kondisi tersebut, terjadi tranfer panas dari fluida primer bersuhu tinggi
ke fluida sekunder bersuhu rendah.
Pada gambar 6.3, adalah contoh skema untuk turbin gas sistem terbuka. Dapat
dilihat fluida kerja yang dipakai adalah udara. Udara masuk kompresor, dan keluar
sebagai udara mampat pada titik 2. Udara bertekanan tinggi tersebut masuk ruang bakar
dan menyerap panas dari proses pembakaran, lalu keluar ruang bakar dengan temperatur
tinggi pada titik 3. Selanjutnya, fluida kerja masuk turbin dan berekspansi untuk
memberikan energinya ke sudu-sudu turbin. Terjadi perubahan energi, dari energi panas
fluida kerja menjadi putaran poros turbin. Sesudah berekspansi pada turbin, fluida kerja
lalu keluar turbin dengan temperatur relatif rendah ke lingkungan.
ruang bakar
SUMBER ENERGI
transfer panas
3
kerja
kompresor turbin
1 4
udara segar udara panas
masuk tekanan rendah
keluar
Gambar 6.3 Bagan kerja turbin gas sistem terbuka tak langsung
Pada gambar 6.4 adalah contoh sistem turbin gas tak langsung dengan penukar
kalor. Dapat dilihat, fluida kerja (fluida sekunder) yang dipakai adalah udara. Udara masuk
kompresor dan keluar sebagai udara mampat pada titik 2. Udara bertekanan tinggi
tersebut, masuk penukar kalor dan menyerap panas dari sumber panas. Sumber panas
tersebut adalah fluida primer bertemperatur tinggi yang mengalir dari reaktor. Fluida
primer ini, sebagai pembawa energi panas dari proses pembakaran bahan bakar nuklir,
yang biasa digunakan adalah air atau gas helium. Proses selanjutnya adalah sama
dengan skema gambar 6.3
35
ruang bakar atau
reaktor
SUMBER ENERGI
fluida primer fluida primer
bertemperatur bertemperatur tinggi
rendah
transfer panas
udara mampat
(fluida sekunder) 2 menerima panas udara panas
tekanan tinggi
penukar kalor
3
kerja
kompresor turbin
1 4
udara segar udara panas
masuk tekanan rendah
keluar
Gambar 6.4 Bagan kerja turbin gas sistem terbuka tak langsung
B.Turbin gas sistem tertutup ( langsung dan tidak langsung)
reaktor
SUMBER ENERGI
3
kerja
kompresor turbin
turbin
1 4
helium dingin helium panas
tekanan rendah
keluar
transfer panas
2 menerima panas
36
menurun, tetapi masih bertemperatur tinggi. Helium bertemperatur tinggi harus
didinginkan sebelum masuk kompresor, untuk keperluan tersebut, dipasang penukar
kalor. Selanjutnya, helium dingin masuk kompresor lagi untuk dikompresi lagi.
Pada gambar 6.6 adalah sistem turbin gas tertutup tak langsung, sistem ini adalah
sistem gabungan antara sistem tertutup dan sistem tak langsung. Fluida kerja primer
menyerap panas dari ruang bakar atau reaktor kemudian dialirkan ke penukar kalor,
kemudian diserap oleh fluida sekunder. Langkah selanjutnya, prosesnya sama dengan
gambar 6.5.
1.2. EfIsiensi Turbin Gas
Pemakaian turbin gas banyak menguntungkan sebagai pengganti sumber
penggerak lain, seperti yang sudah diuraikan di atas, yaitu turbin gas bentuknya lebih
simpel dan tidak banyak memakan tempat. Kalau dibandingkan dengan turbin uap, turbin
gas lebih mudah dioperasikan, mudah dikendalikan dan instalasinya lebih sederhana.
Akan tetapi, secara aktual efisiensi turbin gas masih rendah. Sudah banyak metode yang
digunakan untuk menaikan efisiensi tersebut.
Dari gambar 6.1 diagram p-v dan t-s, dapat dilihat bahwa ;
Pemasukan panas berlangsung pada tekanan tetap ;
q masuk = mc p (T3−T2 )
Pengeluaran panas juga pada tekanan konstan ;
q keluar = mc p (T4−T1 )
Sehingga, kerja berguna dapat dirumuskan sebagai berikut ;
Wberguna = qmasuk-qkeluar.= mcp(T3-T2)-mcp(T4-T1)
Efisiensi didefinisikan sebagai perbandingan kerja berguna dengan energi kalor
yang masuk, dirumuskan sebagai berikut ;
Wberguna q masuk − q keluar
η= = ,
q masuk q masuk
γ −1
T ⎛p ⎞ γ
η = 1 − 1 , atau η = 1 − ⎜⎜ 1 ⎟⎟
T2 ⎝ p2 ⎠
dimana cp = kapasitas jenis pada tekanan konstan
cp
γ =
v c
Dapat dilihat dari perumusan diatas, bahwa untuk menaikan efisiensi turbin gas,
p2
kompresor yang digunakan harus memiliki perbandingan tekanan yang tinggi,
p1
sehingga pemakaian bahan bakar lebih sedikit. Kenaikan perbandingan tekan tidak
selamanya menaikan daya turbin, pada perbandingan tekanan tertentu, daya turbin
mencapai maksimum, selanjutnya daya yang berguna akan kembali turun. Hal ini
dikarenakan, pada perbandingan tekanan yang tinggi diperlukan kerja kompresor yang
besar, padahal kerja kompresor mengambil dari daya turbin. Dengan alasan tersebut,
bisa dipahami kenaikan perbandingan tekanan tidak selalu menguntungan pada nilai
tertentu.
37
Bagian dari kerja turbin yang digunakan untuk menggerakan kompresor dinamakan
back work ratio [gambar 6.9]. Perbandingan daya pada turbin gas biasanya 3 : 2 : 1, 3
untuk daya turbin, 2 untuk kompresor, dan 1 untuk generator listrik. Sebagai contoh untuk
menggerakan generator listrik 100 kW, turbin gas harus mempunyai daya 300 kW, karen
harus menggerakan kompresor sebesar 200 kW. Generator listrik
gaya dorong
Dengan alasan itu, banyak faktor yang Wturbin
harus diperhatikan terutama untuk back work (kerja
mengoptimalkan kerja kompresor. Sebagai balik)
contoh, suhu masuk kompresor T1 tidak terlalu
tinggi, dengan alasan pada suhu yang tinggi
kerja kompresor bekerja lebih Wkompresor
berat. Dengan kerja kompre- Gambar 6.9 Back work turbin gas
sor lebih berat, daya yang diambil dari daya turbin lebih banyak sehingga mengurangi
bagian yang lainnya.
Turbin gas pesawat terbang atau helikopter yang beropersi di daerah panas, seperti
di gurun, sering mengalami kesulitan. Hal ini berkebalikan pada turbin gas pesawat
terbang yang beropersi pada daerah dingin, turbin gas lebih mudah disetart, dengan T1
yang rendah. Dari perumusan kerja berguna dapat dilihat, pada T1 rendah lebih
menguntungkan, karena kerja berguna turbin lebih bagus dibandingkan pada T1 sudah
tinggi. Jadi, pada T1 yang tinggi, kerja kompresor menjadi lebih berat, hal ini akan
menurunkan kerja berguna turbin, dan efisiensi turbin gas menjadi turun.
Dari perumusan kerja berguna turbin, terlihat bahwa temperatur T3 yaitu temperatur
gas pembakaran yang masuk turbin, sangat berpengaruh terhadap kerja turbin, semakin
tinggi T3 semakin besar kerja turbin yang dihasilkan. Kenaikan T3 juga tidak selalu
menguntungkan, karena membutuhkan material yang kuat dan mahal. Apabila
karakteristik materila turbin tidak memenui standar, kenaikan T3 harus dibatasi untuk
menghindari kegagalan opersi, karena kerusakan material turbin pada suhu tinggi.
38
BAB 8 MESIN TENAGA UAP
Mesin tenaga uap merupakan jenis mesin pembakaran luar [gambar 8.1]. Fluida
kerja dengan sumber energi terpisah. Sumber energi kalor dari proses pembakaran
digunakan untuk membangkitkan uap panas. Uap panas dibangkitkan didalam boiler atau
sering disebut ketel uap. Untuk memperoleh uap dengan temperatur yang tinggi
digunakan reheater. Pada reheater uap dipanaskan lagi menjadi uap panas lanjut
sehingga temperaturnya naik. Selanjutnya uap panas dimasukan ke Turbin Uap.
Didalam turbin uap energi uap panas dikonversi menjadi energi mekanik didalam
sudu-sudu turbin uap. Energi mekanik yang berupa putaran poros turbin uap akan
menggerakan generator pada instalasi pembangkit listrik tenaga uap. Uap panas yang
kelur dari turbin yang sudah dipakai sebagain besar energinya dilewatkan melalui
eqonomiser. Pada eqonomiser uap sisa diambil energi panasnya untuk memanaskan air
yang akan masuk boiler.
8.1. Siklus Termodinamika Mesin Uap
wturbin, keluar
qmasuk
qkeluar
wpompa masuk
Boiler
wturbin, keluar
Pompa
q, keluar
Kondensor
39
Proses termodinamika dari siklus Rankine tersebut adalah sebagai berikut [gambar
8.2 dan 8.3] ;
Siklus Ideal
Irreversibility
dalam turbin Pressure drop
dalam turbin
Irreversibility
dalam turbin
Siklus Aktual
Pressure drop
dalam kondensor
40
8.2. Siklus Aktual dari Siklus Rankine
Penyimpangan siklus aktual dari siklus ideal dikarenakan karena beberapa faktor
seperti gesekan fluida, kerugian panas, dan kebocoran uap [gambar 8.4 dan 8.5]
Gesekan fluida mengakibatkan tekanan jatuh pada banyak perlatan seperti boiler,
kondensor dan di pipa-pipa yang menghubungkan banyak peralatan. Tekanan jatuh yang
besar pada boiler mengkibatkan pompa membutuhkan tenaga yang lebih untuk
mempompa air ke boiler. Tekanan jatuh juga mengakibatkan tekanan uap dari boiler ke
turbin menjadi lebih rendah sehingga kerja turbin tidak maksimal.
Kerugian energi panas banyak terjadi pada peralatan. Pada turbin karena proses
ekspansi uap air pada sudu-sudu dan rumah turbin banyak kehilangan panas. Kebocoran
uap juga mengibatkan kerugian yang tidak bisa diremehkan, biasanya terjadi didalam
turbin. Karena sebab-sebab tersebut mengakibatkan efisiensi menjadi turun.
41
BAB 9 TURBIN UAP
9.1. Pendahuluan
Penggunaan turbin uap untuk keperluan industri sudah menjadi pilihan yang paling
menguntungkan, dengan efisiensi yang relatif tinggi dan bahan-bakar yang digunakan
untuk pembangkitan uap bisa bervariasi. Penggunaan turbin uap yang paling banyak
adalah untuk mesin pembangkitan tenaga listrik. Sumber uap panas sebagai fluida yang
mempunyai energi potensial tinggi berasal dari sistem pembangkit uap (boiler) atau dari
sumber uap panas geotermal.
Adapun definisi turbin uap adalah suatu penggerak mula yang mengubah energi
potensial uap menjadi energi kinetikdam energi kinetik lalu diubah menjadi energi
mekanik dalam bentuk putaran poros. Poros turbin dihubungkan dengan yang digerakan,
yaitu generator atau peralatan mesin lainnya, menggunakan mekanisme transmisi roda
gigi. Dari definisi tersebut diatas, turbin uap adalah termasuk mesin rotari. Jadi berbeda
dengan motor bakar yang bolak-balik (reciprocating).
42
B
A
Vb
Vb Vs fluida gas Vs
fluida gas
Azas impuls dapat dijelaskan dengan metode sebagai berikut. Pada gambar 9.2 A
adalah sebuah pelat yang ditumbuk dengan fluida gas berkecepatan Vs, dan laju massa
•
m , karena pelat itu beroda sehingga bergerak dengan kecepatan Vb. Besarnya daya
dapat dihitung dengan persamaan
•
2
•
W optimum ( plat ) = mV s
4
sedangkan pada ganbar B adalah sebuah sudu yang ditumbuk fluida gas dengan laju
•
masa m , maka daya yang dihasilkan adalah
•
2
( sudu ) = mV
•
s
W optimum
2
dari dua model diatas, dapat dilihat bahwa model sudu mempunyai daya yang lebih besar
pada kecepatan dan laju massa fluida gas yang sama. Maka, dengan alasan tersebut,
bentuk sudu dianggap yang paling efisien untuk diterapkan pada turbin uap atau jenis
turbin lainnya seperi turbin gas dan air.
Penerapan model sudu tersebut diatas pada turbin uap, penataannya kurang lebih
seperti pada gambar 9.3, yaitu menata sudu-sudu tersebut sebaris mengelilingi roda jalan
atau poros turbin uap, sehingga terjadi keseimbangan gaya.
sumbu putar
43
turbin impuls
pembangkit uap
bejana air ( tempat
penguapan)
gaya aksi
gaya reaksi
44
9.3. Segitiga Kecepatan
langkah ekspansi
motor bakar
ekspansi nosel
VS1 VS1
Vr1 Vr1
φ θ φ θ
VB γ VB
δ
Vr2
VS2
VB
VB
γ
δ
Vr2
VS2
VB
Gambar 9.7 Segitiga kecepatan pada sudu turbin impuls
Segitiga kecepatan adalah dasar kinematika dari aliran fluida gas yang menumbuk
sudu turbin. Dengan pemahaman segitiga kecepatan akan sangat membantu alam
pemahaman proses konversi pada sudu-sudu turin uap atau pada jenis turbin yang lain.
Adapun notasi dari segitiga kecepatan adalah sebagai berikut
Vs1 = Kecepatan absolut fluida meninggalkan nosel
VB = Kecepatan sudu
Vr1 = kecepatan relatif fluida
Vr2 = Kecepatan relatif fluida meninggalkan sudu
Vs2 = Kecepatan absolut fluida meninggalkan sudu
=θ sudut nosel
=φ sudut masuk sudu
=δ sudut keluar sudu
=γ sudut keluar fluida
Dari segitiga kecepatan diatas, panjang pendeknya garis adalah mewakili dari besar
kecepatan masing-masing. Sebagai contoh, fluida masuk sudu dari nosel dengan
kecepatan VS1 kemudian keluar dari nosel sudah berkurang menjadi VS2 dengan garis
yang lebih pendek, artinya sebagian energi kinetik fluida masuk sudu diubah menjadi
energi kinetik sudu dengan kecepatan VB, kemudian fluida yang sudah memberkan
energinya meningglkan sudu dengan kecepatan VS2.
Proses perubahan atau konversi energi pada turbin adalah sama dengan
perubahan energi pada motor bakar, tetapi dengan metode yang berbeda. Untuk motor
bakar, pada langkah ekspansi fluida gas yaitu gas pembakaran energinya mengalami
penurunan bersamaan dengan penurunan tekanan di dalam silinder, hal itu karena
sebagian energinya diubah menjadi energi kinetik gas pembakaran dan dikenakan
langsung pada torak. Karena ada dorongan dari energi kinetek gas pembakaran torak
begerak searah dengan gaya dorong tersebut, kondisi ini disebut langkah tenaga.
45
gas panas tekanan
gas panas (uap panas ) rendah, kecepatan
proses ekspansi tinggi
tekanan tinggi, kecepatan
rendah
nosel
impuls
reaksi
nosel sebagai sudu
TURBIN REAKSI
aksi
46
VS1
Vr1 komponen aksi
VB
VB
komponen reaksi
bentuk nosel,
ekspansi Vr2> Vr1
Vr2
VS2
VB
B B
47
A. Turbin impuls satu tahap ( Turbin De Laval)
Pada gambar diatas adalah skema turbin De laval atau turbin impuls satu tahap.
Turbin terdiri satu atau lebih nosel konvergen divergen dan sudu-sudu impuls terpasang
pada roda jalan (rotor). Tidak semua nosel terkena semburan uap panas dari nosel,
hanya sebagian saja. Pengontrolan putaran dengan jalan menutup satu atau lebih nosel
konvergen divergen.
Adapun cara kerjanya adalah sebgai berikut. Aliran uap panas masuk nosel
konvergen divergen, di dalam nosel uap berekspansi sehingga tekanannya turun.
Berbarengan dengan penurunan tekanan, kecepatan uap panas naik, hal ini berarti terjadi
kenaikan energi kinetik uap panas. Setelah berekspansi, uap panas menyembur keluar
nosel dan menumbuk sudu-sudu impuls dengan kecepatan abolut Vs1. Pada sudu-sudu
impuls uap panas memberikan sebagian energinya ke sudu-sudu, dan mengakibatkan
sudu-sudu bergerak dengan kecepatan Vb. Tekanan pada sudu-sudu turbin adalah
konstan atau tetap, sedangkan kecepatan uap keluar sudu berkurang menjadi Vs2
sudu-sudu impuls
nosel konvergen
divergen
tekanan
kecepatan absolut
Vs1
Vs2
48
yaitu turbin gabungan kecepatan atau turbin Curtiss dan turbin impuls gabungan tekanan
atau turbin Rateau
B.1. Turbin impuls Curtiss
Turbin uap Curtiss adalah turbin yang bekerja dengan prinsip impuls secara
bertahap. Berbeda dengan turbin satu tahap, turbin Curtiss mempunyai beberapa baris
sudu bergerak dan baris sudu tetap. Pada gambar 9.13 adalah susunan turbin uap
Curtiss, proses ekspansi uap panas pada nosel, dimana kecepatan uap panas naik ( Vs1)
dan tekanan turun.
Uap panas yang mempunyai kecepatan tinggi masuk baris pertama sudu bergerak,
pada tahap ini uap memberikan sebagian energinya sehingga kecepatannya turun (Vs2).
Selanjutnya, sebelum masuk baris sudu bergerak tahap II, terlebih dahulu melewati sudu
tetap. Pada sudu-sudu tetap yang berbentuk simetris, uap tidak kehilangan energinya,
kecepatan (Vs3) dan tekanannya konstan. Uap dengan kecepatan Vs3 setelah melewati
sudu tetap masuk baris sudu bergerak tahap II, uap memberikan energinya yang tersisa
ke sudu-sudu bergerak, karena itu kecepatannya turun kembali menjadi Vs4.
nosel konvergen
divergen
tekanan
Vs1
kecepatan absolut
Vs2 Vs3
Vs4
[( ) ( )]
• •
W = m Vs21 − Vs22 − Vr21 − Vr22
49
Gambar 9.14 Segitiga kecepatan turbin uap Curtiss
B.2. Turbin impuls Rateau
Pada turbin Curtiss yaitu turbin gabungan kecepatan yang sudah dibahas pada sub
bab diatas, masih mempunyai kelemahan yaitu kecepatan uapnya masih tinggi, sehingga
timbul gesekan yang merupakan kerugian aliran, kondisi ini sama dengan turbin impuls
satu tahap. Untuk mengatasi hal tersebut, Rateau membuat turbin impuls gabungan
tekanan. Pada turbin ini, turbin dibagi menjadi beberapa bagian dengan susunan seri,
dimana setiap bagian terdiri dari nosel dan sudu bergerak, yaitu sama dengan susunan
turbin satu tahap.
Pada gambar 9.15 adalah skema sederhana dari turbin rateau. Dari gambar
tersebut didapat susunan dasar turbin, yaitu terdiri dari dua bagian kombinasi nosel dan
sudu bergerak. Dari diagram tekanan dan kecepatan absolut dapat dibahas sebagai
berikut. Uap panas pertama masuk pada bagian pertama, kecepatan akan naik pada
nosel dan kemudian turun pada sudu bergerak. Selanjutnya, uap panas masuk ke nosel
bagian dua, kecepatan naik lagi pada nosel dan turun kembali pada sudu bergerak. Pada
setiap bagian, uap akan mengalami penurunan tekanan setelah dari nosel.
Jadi pada turbin Rateau, uap panas akan berekspansi setiap masuk nosel, dengan
demikian energi uap akan terbagi merata. Jika dibandingkan dengan turbin satu tahap,
pada turbin ini, jumlah energi uap panas yang berekspansi pernoselnya jauh lebih kecil,
sehingga kenaikan kecepatan absolutnya tidak terlalu tinggi.
Turbin ini mempunyai keunggulan yaitu kecepatan sudunya rendah, kecepatan uap
rendah ( gesekan kecil),dan distribusi kerja perbagian merata. Kelemahannya adalah
penurunan tekanan yang terus menerus pada setiap bagian, sehingga resiko kebocoran
uap lebih besar. Untuk memperoleh efisiensi tinggin, turbin rateau juga harus mempunyai
tahapan yang banyak. Dengan alasan-alasan tersebut, turbin Rateau banyak dipakai
untuk unit yang besar, dimana efisiensi lebih penting daripada biaya investasi
50
Gambar 9.15 Segitiga kecepatan turbin uap Rateau
tekanan
Vs1
kecepatan absolut
Vs1 Vs3
Vs4
Vs2
51
Pada gambar adalah contoh segitiga kecepatan dari turbin rateau. dari segitiga
tersebut terlihat bentuk dari segitiga adalah sama untuk setiap tahap, dimana bentuknya
adalah segitiga kecepatan turbin satu tahap yang disusun seri. Kecepatan Vs1 dari sudu
tetap yang berfungsi nosel, akan masuk ke sudu bergerak dan nilainya turun menjadi Vs2,
demikian juga untuk kecepatan relatifnya juga turun. Kemudian, kecepatan Vs2 naik lagi
setelah melewati sudu bergerak menjadi Vs3, dimana nilai kecepatan ini secara ideal
adalah sama dengan Vs1, dan prosesnya berlanjut sampai tahap terakhir turbin.
9.5. Turbin Reaksi
Turbin reaksi pertama kali dikenalkan oleh Parson, pada gambar 9.17 adalah
contoh turbin rekasi tiga tahap, terdiri dari 3 baris sudu tetap dan 3 baris sudu bergerak.
Sudu tetap dibuat sedemikian rupa sehingga fungsinya sama dengan nosel. Sedangkan
sudu bergerak dapat dibedakan dengan jelas dengan sudu impuls karena tidak simetris.
Sudu bergerak pun difungsikan sebagai nosel, karena fungsinya yang sama dengan sudu
tetap, maka bentuknya sama dengan sudu tetap, tetapi arah lengkungannya berlawanan.
52
Gambar 9.18 Susunan turbin uap Rateau
Daya yang dihasilkan turbin rekasi dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut
[( ) ( )]
• •
W = m Vs21 − Vs22 − Vr21 − Vr22
dan daya optimum tercapai pada kecepatan sudu optimum yaitu
• •
W = m Vb2 optimum
53
BAB 10 PRINSIP DASAR ALIRAN
Indonesia mempunyai potensi sumber daya alam yang besar yang dapat
dimanfaatkan, khususnya sumber daya air yang sangat berlimpah. Air yang tersimpan di
danau, waduk atau yang mengalir di sungai, mempunyai energi potensial yang besar dan
bisa dimanfaatkan untuk menggerakan turbin air [gambar 10.1, 10.2, 10.3]. Dengan
membangun bendungan-bendungan pada tempat-tempat yang tinggi, misalnya di
pegunungan-pegunungan, air bisa diarahkan dan dikumpulkan pada suatu tempat, tempat
tersebut dinamakan waduk atau danau buatan. Dengan memanfaatkan beda tinggi, air
bisa dialirkan melalui saluran saluran ke turbin air, yang dipasang dibawah waduk.
Sebagai contoh pada gambar 10.3 terlihat di bawah waduk dibangun rumah pusat
tenaga, di dalam rumah tersebut terdapat turbin pelton dengan sudu-sudunya, yang
menerima semprotan air dari nosel-nosel, sehingga roda turbin berputar. Air dari turbin
kemudian dialirkan ke sungai. Air waduk mempunyai beda tinggi H, sehingga air
mempunyai energi potensial, yang akan mengalir sampai ke turbin air. Pada sudu-sudu
turbin, energi aliran diubah menjadi energi mekanik yaitu putaran roda turbin. Apabila
roda turbin dihubungan dengan poros generator listik, maka energi mekanik putaran roda
turbin diubah menjadi energi listrik pada generator.
Dari uraian diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa turbin air akan mengubah energi
kinetik air menjadi energi mekanik, yaitu putaran roda turbin. Pada kondisi aktual, tidak
semua energi potensial air dapat diubah menjadi energi mekanik pada turbin, pasti dalam
proses perubahan terdapat kerugian-kerugian. Dari hal tersebut dapat didefinisikan
efisiensi dari turbin yaitu perbandingan daya pada turbin dengan daya air pada waduk.
Adapun perumusannya adalah ;
daya keluaran mekanik
η=
daya air pembangkit waduk
Air dari waduk akan mengalir dengan kapasitas tertentu dalam saluran yang menuju
turbin. Pada turbin air terdapat pengaturan kapasitas untuk memvariasi kapasitas aliran.
Pengaturan kapasitas aliran masuk turbin dimaksudkan untuk merespon beban dan
perubahan head. Perubahan head pada waduk terjadi karena curah hujan tidak sama
sepanjang tahun. Di Indonesia yang beriklim tropis terdapat dua musim yaitu musim
kemarau dan penghujan. Pada musin kemarau head pada kondisi paling rendah dan
sebaliknya pada musim penghujan head paling tinggi
Disamping turbin pelton untuk pembangkitan seperti diatas, dapat digunakan jenis
turbin air lainnya. Dengan menggunakan dasar mekanika fluida kita bisa menentukan
energi potensial aliran, daya turbin, dan karakteristik turbin air lainnya.
Contoh soal 1
Dengan kapasitas tertentu dan head tertentu sebuah pembangkit listrik tenaga air
mempunyai daya air sebesar P = 180000 KW, sedangkan daya yang dihasilkan turbin
adalah P = 160000 KW. Hitung efisiensi turbin tersebut !.
Jawab :
Efisiensi turbin adalah perbandingan daya turbin dengan daya air. Dari rumus efisiensi
160000 KW
turbin yaitu = 0,888.
180000 KW
54
bucket-bucket
roda peyeimbang
bantalan poros
pengatur nosel
kontruksi penyangga
nosel
turbin francis A
rotor
sudu pengarah
Sudu jalan
turbin pelton B
poros turbin
nosel
bucket-bucket
sudu pengarah
Dam
Dam
tandon air waduk
bendungan
turbin
turbin
penstok
arus sungai
Adapun bagian bagian yang penting dari instalasi dari pembangkit listrik tenaga air
adalah sebagai berikut [gambar 4.9] ;
A. Pintu air
56
Bagian ini terletak pada pinggir bendung dan akan mengontrol kondisi air yang akan
dialirkan. Air yang keluar harus dijamin bersih dari sampah-sampah seperti batang
dan ranting pohon, batu dan kerikil ayau sampai lainnya yang dapat membahayakan
instalasi. Pada pintu air juga harus bisa menghentikan laju aliran air, apabila
saluran harus dikosongkan.
B. Saluran air atau conduit system
Bagian ini berfungsi menyalurkann air dari bendungan menuju turbin. Bentuk
saluran bisa berbentuk saluran terbuka, pressure shaft, tunnel, atau penstock.
Saluran ini dibuat dengan cara penggalian atau pengeboran, dindingnya dengan
dinding batu. Material penstock dari baja
C. Turbin
Turbin berfungsi mengubah energi potensial fluida menjadi energi mekanik yang
kemudian diubah lagi menjadi energi listrik pada generator. Komponen-komponen
turbin yang penting adalh sebagai berikut ;
− Sudu pengarah, biasanya bisa diatur untuk mengontrol kapasitas aliran yang
masuk turbin
− Roda jalan atau runner turbin, pada bagian ini terjadi peralihan ari energi
potensial fluida menjadi energi mekanik
− Poros turbin, pada poros turbin terdapat runner dan ditumpu dengan
− bantalan radial dan bantalan axial
− Rumah turbin, biasanya berbentuk keong atau spiral, berfungsi untuk
mengarahkan aliran masuk sudu pengarah
− Pipa hisap, mengalirkan air yang keluar turbin ke saluran luar
saluran
buang
rumah turbin
pipa isap
Gambar 10.9 Instalasi turbin air
turbin
penstok
dum atau bendungan
57
n sungai
10.3. Energi Potensial Aliran Air
muka air
energi
listrik
aliran listrik
dam atau
bendungan
energi
potensial
turbin
energi
kinetik
saluran
penstok energi
buang
mekanik
generator
turbin
Air yang mengalir melalui saluran mempunyai energi dan energi tersebut dapat
diubah bentuknya [gambar 10.10], adapun perubahan bentuk energinya oleh Bernoulli
dirumuskan sebagai berikut ;
p c2
W = m⋅ g ⋅ z + m +m (Nm)
ρ 2
Jadi selama mengalir, energi potensial bisa berubah bentuk menjadi bentuk lainya yaitu
energi potensial, energi tekanan, dan energi kecepatan.
Apabila ruas kanan dan kiri dibagi dengan mg, maka persamaan diatas menjadi
persamaan tinggi jatuh atau head ;
58
p c2
H = z+ + = konstan
ρ ⋅ g 2g
p1 c2 p c2
z1 + + 1 = z2 + 2 + 2
ρ ⋅ g 2g ρ ⋅ g 2g
Arti dari persamaan diatas adalah pada posisi satu pada gambar 10.10 aliran air akan
mempunyai kecepatan dan tekanan tertentu, perubahan energi terjadi karena terjadi
perubahan penampang. Karena luas penampang menjadi kecil, kecepatan aliran airnya
naik, sedangkan tekanannya menjadi turun. Jadi posisi dua energi kecepatannya lebih
besar dari pada posisi satu, dan energi tekanan pada posisi 2 lebih kecil dibanding posisi
satu.
10.4. Prinsip Peralian Energi Aliran
Aliran zat cair akan mengalami perubahan energi dai bentuk satu kebentuk lainnya.
Pada persamaan bernoulli terlihat aliran mempunyai energi tempat, tekan dan energi
kecepatan. Proses perubahan energi dari energi aliran menjadi energi mekanik bisa
dilihat pada gambar 10.11. Dari gambar tersebut menunjukan model perubahan ada dua
cara yaitu prinsip impuls dan prinsip reaksi.
Faksi
Freaksi
F
F
c1
c1
c2
c2
Gambar 10.11 Prinsip impuls dan reaksi
59
Prinsip inpuls dapat dijelaskan sebgai berikut. Pada gambar 10.11 adalah sebuah
papan beroda sehingga bisa berjalan, pada papan dipasang sudu. Apabila sudu
disemprot air, aliran air akan menumbuk sudu dengan gaya impuls F, dan sudu akan
terdorong dengan arah yang sama dengan gaya yang bekerja, maka papan akan
berjalan searah gaya F. Jadi gerakan papan searah dengan gaya yang beraksi pada
sudu. Ini adalah prinsip dasar dari turbin impuls.
c1 c1
c2
buket c2
sudu
Gambar 10.12 Prinsip impuls dan reaksi pada roda jalan pelton dan francis
Prinsip reaksi bisa dijelaskan sebagai berikut. Turbin akan berputar karena
dilewati air dari bejana, artinya sudu turbin akan bereaksi dengan gaya yang berlawanan
arah dengan gaya yang diberikan aliran air.
10.5. Daya Turbin
Bila diketahui kapasitas air dan tinggi air jatuh H, bisa ditentukan daya turbin P (
kW) yaitu ;
P = Q ⋅ ρ ⋅ g ⋅ H ⋅ ηT
dimana P = daya turbin air (kW)
Q = kapasitas atau debit air (m3/dtk)
g = percepatan gravitasi (kg/m2)
H = tinggi jatuh air (m)
η T = efisiensi turbin
massa aliran bisa dihitung dengan persamaan ;
• •
m = Q ⋅ ρ dimana m = adalah laju aliran masa ( kg/dtk)
60
perhitungan daya persamaan diatas bisa diubah menjadi
•
P = m⋅ g ⋅ H ⋅ η T atau
•
P = m⋅ Y ⋅ η T Y = kerja spesifik (J/kg) Y = g⋅H
dari perumusan terlihat bahwa daya turbin sangat tergantung dari besar kapasitas aliran
air dan tinggi jatuh air.
Secara sederhana bisa dinyatakan bahwa semakin tinggi tinggi jatuh air, dengan
kapasitas aliran sama, akan mempuyai energi potensial yang lebih besar dibandingkan
dengan tinggi jatuh air yang lebih rendah. Logika tersebut juga berlaku sebaliknya, yaitu
untuk tinggi jatuh air yang sama, energi potensial yang dimiliki akan lebih besar apabila
kapasitas aliran air juga besar.
Untuk menentukan luas penampang saluran aliran air masuk turbin dapat dihitung
dengan persamaan kontinuitas yaitu ;
Q
Q = A ⋅ v sehingga A =
v
Q
nq = n
4
H3
dimana nq = kecepatan spesifik (rpm)
n = kecepatan putar turbin (rpm)
Suatu turbin yang bekerja pada tinggi jatuh dan kapasitas air yang berbeda, dan
bekerja pada putaran yang ditentukan, apabila mempunyai kecepatan spesifik yang
sama, maka secara geometri bentuk turbin tersebut adalah sama.
61
BAB 11 KLASIFIKASI TURBIN AIR
Dari perumusan Bernouli, menunjukan bahwa daya air dari suatu aliran mempunyai
bentuk energi yang berbeda-beda. Pada proses peralihan keseimbangan energi antara
energi masuk ke mesin tenaga disatu pihak dengan energi mekanis yang bisa diteruskan
oleh mesin tenaga ditambah energi yang ikut keluar bersama-sama air buangan dipihak
lain. Persamaan keseimbangan tinggi jatuh air adalah sebagai berikut;
p1 c12 p2 c 22
z1 + + = ηt ⋅ H + z2 + +
ρ ⋅ g 2g ρ ⋅ g 2g
p1 − p 2 c12 − c 22
η t ⋅ H = z1 − z 2 + +
ρ⋅g 2g
dari persamaan tersebut, suku sebelah kanan adalah jumlah energi yang dipakai oleh
sudu jalan turbin untuk diubah menjadi energi mekanis.
generator
pondasi
sluran buang
62
semua energi tinggi dan tekanan ketika masuk ke sudu jalan turbin dirubah menjadi
energi kecepatan. Pancaran air tersebut yang akan menjadi gaya tangensial F yang
bekerja pada sudu roda jalan. Kecepatan pancaran air dari nosel adalah sebagai berikut ;
c1 = 2 ⋅ g ⋅ H
D
jarum katup
d
air tekanan
tinggi
Turbin pelton beroperasi pada tinggi jatuh yang besar [gambar 11.4]. Tinggi air jatuh
dihitung mulai dari permukaan atas sampai tengah-tengah pancaran air. Bentuk sudu
terbelah menjadi dua bagian yang simetris, dengan maksud adalah agar bisa membalikan
pancaran air dengan baik dan membebaslan sudu dari gaya-gaya samping [gambar 11.3].
Tidak semua sudu menerima pancaran air, hanya sebagaian -bagaian saja scara
bergantian tergantung posisi sudut tersebut. Jumlah noselnya tergantung kepada
besarnya kapasitas air, tiap roda turbin bisa dilengkapi dengan nosel 1 sampai 6. Adapun
penampang kontruksi sudu jalan dari pelton beserta noselnya dapat dilihat pada gambar
11.2
Ukuran-ukuran utama turbin pelton adalah diameter lingkar sudu yang kena
pancaran air, disingkat diameter lingkaran pancar dan diameter pancaran air. Pengaturan
nosel akan menentukan kecepatan dari turbin. Untuk turbin-turbin yang bekerja pada
kecepatan tinggi jumlah nosel diperbanyak Hubungan antara jumlah nosel dengan
keceptan sepesifik adalah sebagai berikut.
nqT
nq =
z
dimana nqT = kecepatan spesifik pada z nosel (rpm)
z = jumlah nosel terpasang
Pengaturan nosel pada turbin poros vertikal dan horizontal bisa dilihat pada gambar 11.4
dan 11.5
63
dam
roda pelton
beda tinggi atau
head air
buket
generator
nosel
air keluar
penstok
pembuangan
64
buket
jarum katup
deflektor
bagian peralihan
roda jalan
alat pengarah
katup udara
rumah turbin
penutup
pipa isap
65
silinder sudu
banki
pengarah
66
Gambar 11.10 Instalasi turbin francis
B. Turbin Kaplan
Tidak berbeda dengan turbin francis, turbin kaplan cara kerjanya menggunakan
prinsip reaksi. Turbin ini mempunyai roda jalan yang mirip dengan baling-baling pesawat
terbang [gambar 10.7]. Bila baling-baling pesawat terbang berfungsi untuk menghasilkan
gaya dorong, roda jalan pada kaplan berfungsi untuk mendapatkan gaya F yaitu gaya
putar yang bisa menghasilkan torsi pada poros turbin. Berbeda dengan roda jalan pada
francis, sudu-sudu pada roda jalan kaplan bisa diputar posisinya untuk menyesuaikan
kondisi beban turbin [gambar 11.11].
Gambar 13.8
Gambar 11.11 Turbin kaplan dengan sudu jalan yang bisa diatur
67
Gambar 11.12 Instalasi pembangkit dengan turbin kaplan
11.3. Perbandingan Karakteristik Turbin
Gambar 11.13
Dapat dilihat pada gambar 11.13 terlihat turbin kaplan adalah turbin yang beroperasi
pada head yang rendah dengan kapasitas aliran air yang tinggi atau bahkan beroperasi
pada kapasitas yang sangat renah. Hal ini karena sudu-sudu trubin kaplan dapat diatur
secara manual atau otomatis untuk merespon perubahan kapasitas
Berkebalikan denga turbin kaplan turbin pelton adalah turbin yang beroperasi
dengan head tinggi dengan kapasitas yang rendah. Untuk turbin francis mempunyai
karakteritik yang berbeda dengan lainnya yaitu turbin francis bisa beroperasi pada head
yang rendah atau beroperasi pada head yang tinggi
68