You are on page 1of 13

Makalah Ekonomi Ketenagakerjaan di Provinsi Sumatera Barat

Nama: Khalfun Rais Shabandini Kelas: XI-IPS1 / 16

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia memiliki jumlah penduduk sebesar 225 juta jiwa, menjadikan negara ini negara dengan penduduk terpadat ke-4 di dunia. Masalah ketenagakerjaan di Indonesia sekarang ini sudah mencapai kondisi yang cukup memprihatinkan ditandai dengan jumlah penganggur dan setengah penganggur yang besar, pendapatan yang relatif rendah dan kurang merata. Sebuah negara tidak akan pernah bisa lepas dari berbagai permasalahan yang berhubungan dengan warga negaranya. Terlebih pada negara - negara yang memiliki jumlah penduduk yang tinggi seperti Indonesia. Masalah ketenagakerjaan, pengangguran, dan kemiskinan Indonesia sudah menjadi masalah pokok bangsa ini dan membutuhkan penanganan segera supaya tidak semakin membelit dan menghalangi langkah Indonesia untuk menjadi mengara yang lebih maju. Kondisi pengangguran dan setengah pengangguran yang tinggi merupakan pemborosan sumber daya dan potensi yang ada, menjadi beban keluarga dan masyarakat, sumber utama kemiskinan, dapat mendorong peningkatan keresahan sosial dan kriminal; dan dapat menghambat pembangunan dalam jangka panjang. Permasalahan pengangguran dan setengah pengguran ini merupakan persoalan serius karena dapat menyebabkan tingkat pendapatan Nasional dan tingkat kemakmuran masyarakat tidak mencapai potensi maksimal. Untuk itu perlu adanya upaya untuk menanggulangi masalah ketenagakerjaan yang berkaitan dengan banyaknya jumlah pengangguran.

B. Rumusan Masalah 1. Apa saja bagian dalam ketenagakerjaan? 2. Apa teori tenaga kerja? 3. Bagaimana kondisi tenaga kerja di Indonesia? 4. Bagaimana sistem upah yang berlaku di Indonesia? 5. Bagaimana cara peningkatan mutu tenaga kerja? 6. Bagaimana upaya mengatasi masalah ketenagakerjaan di Indonesia? 7. Bagaimana hukum ketenagakerjaan di Indonesia? C. Tujuan 1. Untuk mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan ketenagakerjaan 2. Untuk mengetahui teori tenaga kerja 3. Untuk mengetahui kondisi tenaga kerja di Indonesia 4. Untuk mengetahui sistem upah di Indonesia 5. Untuk mengetahui cara peningkatan mutu tenaga kerja 6. Untuk mengetahui upaya mengatasi masalah ketenagakerjaan di Indonesia 7. Untuk mengetahui hukum ketenagakerjaan di Indonesia

BAB II PEMBAHASAN A. Ketenagakerjaan Ketenagakerjaan dapat di bagi kedalam beberapa bagian yaitu: 1. Tenaga kerja Klasifikasi tenaga kerja a. 1) Tenaga kerja berdasarkan penduduknya Tenaga kerja merupakan penduduk dalam usia kerja yang siap melakukan pekerjaan, yaitu mereka yang sudah bekerja, mereka yang sedang mencari pekerjaan, mereka yang bersekolah, dan mereka yang mengurus rumah tangga. 2) Bukan tenaga kerja adalah mereka yang dianggap tidak mampu dan tidak mau bekerja, meskipun ada permintaan bekerja. Menurut Undang-Undang Tenaga Kerja No. 13 Tahun 2003, mereka adalah penduduk di luar usia, yaitu mereka yang berusia di bawah 15 tahun dan berusia di atas 64 tahun. Contoh kelompok ini adalah para pensiunan, para lansia (lanjut usia) dan anak-anak. b. Tenaga kerja berdasarkan kualitasnya 1) Tenaga kerja terdidik Tenaga kerja terdidik adalah tenaga kerja yang memiliki suatu keahlian atau kemahiran dalam bidang tertentu dengan cara sekolah atau pendidikan formal dan nonformal. Contohnya: pengacara, dokter, guru, dan lain-lain. 2) Tenaga kerja terampil Tenaga kerja terampil adalah tenaga kerjayang memiliki keahlian dalam bidang tertentudengan melalui pengalaman kerja. Tenaga kerja terampil ini dibutuhkan latihan secara berulang-ulang sehingga mampu menguasai pekerjaan tersebut. Contohnya: apoteker, ahli bedah, mekanik, dan lain-lain. 2. Angkatan kerja Angkatan kerja dibagi menjadi dua yaitu angkatan kerja dan bukan angkatan kerja.

a.

Angkatan kerja adalah mereka yang mempunyai pekerjaan, baik sedang bekerja maupun yang sementara tidak sedang bekerja karena suatu sebab, seperti petani yang sdang menunggu panen/ hujan, pegawai yang sedang cuti, sakit, dan sebagainya.

b. Bukan angkatan kerja adalah mereka yang sedang bersekolah, mengurus rumah tangga tanpa mendapat upah, lanjut usia, cacat jasmani dan sebagainya, dan tidak melakukan suatu kegiatan yang dimasukkan kedalam kategori bekerja, sementara tidak bekerja atau mencari pekerjaan. Beberapa ukuran dasar dalam angkatan kerja: a. Tingkat partisipasi angkatan kerja yaitu menggambarkan jumlah angkatan kerja dalam suatu kelompok umur sebagai persentase penduduk dalam kelompok umur itu. Ini dapat juga merupakan tingkat partisipasi total dari seluruh penduduk dalam usia kerja ( tingkat aktivitas umum). Rumus: Untuk mencari angka tingkat partisipasi angkatan kerja penulis mengambil contoh data kota padang panjang dalam angka 2010. Tabel 1. Banyaknya Penduduk Berumur 15 Tahun ke atas Menurut Jenis Kegiatan dan Jenis Kelamin Kota Padang Panjang 2010 Jenis Kegiatan 1. Angkatan Kerja Bekerja Pengangguran 2. Bukan Angkatan Kerja Sekolah Mengurus Rumah Tangga Lainnya Jumlah Laki-laki 14690 13426 1264 4700 2522 488 1690 19390 Perempuan 11252 9665 1589 9601 2368 6618 615 20855 Jumlah 25944 23091 2853 14301 4890 7106 2305 40255

Tabel 2. Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun ke atas Menurut Jenis Kegiatan dan Jenis Kelamin Kota Padang Panjang 2010

Jenis Kegiatan 1. Angkatan Kerja Bekerja Pengangguran 2. Bukan Angkatan Kerja Sekolah Mengurus Rumah Tangga Lainnya Jumlah

Laki-laki 75,76 69,24 8,60 24,24 13,01 2,52 8,72 100

Perempuan 53,96 46,34 14,12 46,04 11,35 31,73 2,95 100

Jumlah 64,47 57,38 11,00 35,53 12,15 17,66 5,73 100

Artinya bahwa tingkt partisipasi angkatan kerja kota Padang Panjang sebesar 64,47% pada tahun 2010. b. Tingkat Aktivitas umum adalah tingkat aktivitas untuk seluruh penduduk dalam usia kerja. Untuk Indonesia adalah labor force dibagi seluruh penduduk berumur 10 tahun keatas. c. Rasio beban ketergantungan dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran mengenai berapa persen penduduk yang dianggap mempunyai aktivitas konsumtif harus ditanggung oleh penduduk usia 15-64 tahun yang dianggap sebagai penduduk yang secara potensial disebut produktif. Rumus: Untuk mencari angka rasio beban ketergantungan penulis mengambil contoh data kota padang panjang dalam angka 2010. Tabel 3. Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Kota Panjang 2010 Padang

Kelompok Umur 0-4 5-9 10-14 15-19 20-24 25-29 30-34 35-39 40-44 45-49 50-54 55-59 60-64 65-69 70-74 75+ Jumlah

Lakilaki 2995 3070 2860 3002 1770 1774 1928 2363 1959 1549 847 938 862 588 381 407 27293

Perempuan 2603 2900 2855 2590 1772 2103 2416 2416 1969 1418 923 890 1132 606 488 506 27587

Jumlah 5598 5970 5715 5592 3542 3877 4344 4779 3928 2967 1770 1828 1994 1194 869 913 54880

Artinya bahwa angka beban ketergantungan kota padang panjang tahun 2010 mencapai 58,52 % atau dengan pembulatan 59 % berarti setiap 100 orang penduduk berusia produktif harus menanggung 59 orang penduduk yang nonproduktif. 3. Usia kerja Usia kerja merupakan tingkat umur seseorang yang diharapkan dapat bekerja dan memperoleh pendapatan. usia kerja di Indonesia berkisar antara berumur 10-55 tahun sedangkan batas usia kerja menurut bank dunia adalah 15-64 tahun. 4. Kesempatan kerja Kesempatan kerja adalah suatu keadaan yang menggambarkan terjadinya lapangan kerja (pekerjaan) untuk diisi pencari kerja. Kesempatan kerja dapat diartikan kembali sebagai permintaan akan tenaga kerja atau seberapa banyak tenaga kerja yang terserap kedalam dunia kerja.

5. Pengangguran Pengangguran adalah angkatan kerja yang tidak melakukan kegiatan kerja, atau sedang mencari pekerjaan atau bekerja secara tidak optimal. kebarang atau jasa yang tersedia dalam jumlah yang melimpah. B. Teori-teori Ketenagakerjaan 1. Teori Klasik Adam Smith Adam smith (1729-1790) merupakan tokoh utama dari aliran ekonomi yang kemudian dikenal sebagai aliran klasik. Dalam hal ini teori klasik Adam Smith juga melihat bahwa alokasi sumber daya manusia yang efektif adalah pemula pertumbuhan ekonomi. Setelah ekonomi tumbuh, akumulasi modal (fisik) baru mulai dibutuhkan untuk menjaga agar ekonomi tumbuh. Dengan kata lain, alokasi sumber daya manusia yang efektif merupakan syarat perlu (necessary condition) bagi pertumbuhan ekonomi. C.Kondisi Tenaga Kerja Di Indonesia dan Sumatera Barat Tabel Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas Menurut Kegiatan Februari 2011-2012 Nasional (Indonesia) Kegiatan Utama 1. Penduduk Usia 15 tahun ke atas 2. Angkatan kerja a. bekerja b. pengangguran 3. Bukan angkatan kerja 4. Tingkat partisipasi angkatan kerja 5. Tingkat pengangguran terbuka Februari 2011 170.656.140 119.399.380 111.281.740 8.117.630 51.256.760 69.96 6,80 Februari 2012 172.865.970 120.417.050 112.802.810 7.614.240 52.448.920 69.66 6,32

Dari tabel diatas dapat dianalisis bahwa jumlah penduduk nasional usia 15 tahun ke atas mengalami peningkatan sebesar 2.209.830 orang, jumlah angkatan kerja mengalami peningkatan sebesar 1.017.670 orang, jumlah penduduk yang bekerja mengalami peningkatan sebesar 1.521.070 orang, jumlah pengangguran mengalami penurunan sebesar 503.390 orang, jumlah bukan angkatan kerja mengalami peningkatan sebesar

1.192.160 orang, tingkat partisipasi angkatan kerja mengalami penurunan 0,3 % dan tingkat pengangguran terbuka mengalami penurunan sebesar 0,48 %. Tabel Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas Menurut Kegiatan Februari 2011-2012 Sumatera Barat

Kegiatan Utama 1. Penduduk Usia 15 tahun ke atas 2. Angkatan kerja a. bekerja b. pengangguran 3. Bukan angkatan kerja 4. Tingkat partisipasi angkatan kerja 5. Tingkat pengangguran terbuka

Februari 2011 3.326.730 2.275.996 2.113.506 162.490 1.050.734 68,42 7,14

Februari 2012 3.362.735 2.351.192 2.204.218 146.974 1.011.534 69,92 6,25

Dari tabel di atas dapat dianalisi bahwa penduduk Sumatera Barat usia 15 tahun ke atas mengalami peningkatan sebesar 36.005 orang, jumlah angkatan kerja mengalami peningkatan sebesar 75.196 orang, jumlah penduduk yang bekerja mengalami peningkatan sebesar 90.712 orang, jumlah penduduk menganggur mengalami penurunan sebesar 15.516 orang, bukan angkatan kerja mengalami penurunan sebesar 39.200 orang, tingkat partisipasi angkatan kerja mengalami peningkatan sebesar 1,5 % dan tingkat pengangguran terbuka mengalami penurunan sebesar 0,89 %.

D. Sistem Upah yang berlaku di Indonesia Pemerintah dalam rangka mewujudkan penghasilan yang layak bagi pekerja, perlu menetapkan upah minimum. Penetapan upah minimum itu antara lain dilakukan dengan mempertimbangkan peningkatan kesejahteraan pekerja, tanpa mengabaikan peningkatan produktivitas dan kemajuan perusahaan serta perkembangan perekonomian pada umumnya.

Semula upah minimum ditetapkan secara regional, atau sering kita kenal sebagai upah minimum regional (UMR). Sistem upah ini ditetapkan berdasarkan biaya hidup pekerja disetiap daerah. Sebelum tahun 2000, Indonesia menganut sistem pengupahan berdasarkan kawasan (regional). Artinya, untuk kawasan yang berbeda, upah minimum yang harus diterima oleh pekerja juga berbeda. Ini berdasarkan pada perbedaan biaya hidup pekerja di setiap daerah. Akan tetapi, penentuan upah berdasarkan kawasan ini masih dirasakan belum cukup untuk mewakili angka biaya hidup di setiap daerah. Untuk itu pemerintah melakukan perubahan peraturan tentang upah minimum. Pajak penghasilan yang berhubungan dengan upah minimum provinsi atau upah minimum kabupaten/kota diatur oleh pemerintah melalui PP No. 5 Tahun 2003 mengenai Pajak Penghasilan Atas Penghasilan yang Diterima oleh Pekerja Sampai Dengan Sebesar Upah Minimum Provinsi atau Upah Minimum Kabupaten/Kota. Peraturan ini dibuat berdasarkan kenyataan bahwa masih banyak pekerja yang memperoleh penghasilan dalam sebulan di atas Penghasilan Tidak Kena Pajak, namun masih di bawah atau sebesar UMP. Akibatnya, pekerja tersebut dikenakan PPh pasal 21 atas penghasilannya, sehingga mungkin mengurangi kesejahteraan pekerja yang bersangkutan. Oleh karena itu, untuk penghasilan pekerja sampai dengan sebesar UMP atau upah minimum, pajak penghasilan yang terutang atas penghasilan tersebut ditanggung oleh pemerintah. Upah minimum adalah upah bulanan terendah yang terdiri dari upah pokok dan tunjangan tetap.penetapan upah buruh di Indonesia dilaksanakan setiap tahun melalui proses yang panjang. Setelah otonomi daerah berlaku penuh dikenal pula istilah upah minimum kabupaten/kota (UMK). Angka UMK merupakan hasil perhitungan dewan pengupahan kabupaten/kota (DPK).

E. Peningkatan Mutu Tenaga Kerja a. Latihan Kerja Latihan kerja merupakan proses pengembangan keahlian dan keterampilan kerja yang langsung dikaitkan dengan pekerjaan dan persyaratan kerja. Dengan kata lain, latihan kerja berkaitan dengan pengembangan profesionalisme tenaga kerja. Dalam kaitannya

dengan peningkatan mutu kerja, latihan kerja dapat berfungsi sebagai suplemen ataupun komplemen terhadap pendidikan formal. b. Pemagangan Pemagangan adalah latihan kerja langsung ditempat kerja. Jalur pemagangan ini bertujuan untuk memantapkan profesionalisme yang dibentuk melalui latihan kerja. Dengan bimbingan dan pengalaman yang terus-menerus dalam dunia kerja maka profesionalisme tenaga kerja akan dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan keterampilan yang dipelajari selama magang pada suatu perusahaan. F. Upaya Mengatasi Masalah Ketenagakerjaan di Indonesia Secara umum kita dapat mengatasi berbagai masalah ketenagakerjaan melalui berbagai upaya praktis seperti berikut: 1. Mendorong Investasi Mengharapkan investasi dari luar negeri kenyataannya belum menunjukkan hasil yang berarti selama tahun 2006 lalu. Para investor asing mungkin masih menunggu adanya perbaikan iklim investasi dan beberapa peraturan yang menyangkut aspek perburuhan. Kalau upaya terobosan lain tidak dilakukan, khawatir masalah pengangguran ini akan bertambah terus pada tahun-tahun mendatang. Beberapa produk perikanan dan kelautan juga sangat potensial untuk dikembangkan seperti udang, ikan kerapu dan rumput laut dan beberapa jenis budidaya perikanan dan kelautan lainnya. Sektor industri manufaktur dan kerajinan, khususnya untuk industri penunjang - supporting industries seperti komponen otomotif, elektronika, furnitur, garmen dan produk alas kaki juga memberikan kontribusi besar dalam pertumbuhan dan penyerapan tenaga kerja. Penulis juga mencermati banyak sekali produkproduk IT dan industri manufaktur yang sangat dibutuhkan, baik untuk pasar domestik, maupun untuk pasar ekspor. Di samping kedua sektor tersebut, sector jasa keuangan, persewaan, jasa konsultasi bisnis dan jasa lainnya juga memiliki prospek baik untuk dikembangkan. 2. Memperbaiki daya saing Daya saing ekspor Indonesia bergantung pada kebijakan perdagangan yang terus menjaga keterbukaan, disamping menciptakan fasilitasi bagi pembentukan struktur ekspor yang sesuai dengan ketatnya kompetisi dunia. Dalam jangka pendek, Indonesia

dapat mendorong ekspor dengan mengurangi berbagai biaya yang terkait dengan ekspor itu sendiri serta meningkatkan akses kepada pasar internasional. Kebijakan yang dapat dipakai untuk mengontrol biaya-biaya tersebut diantaranya i) Menjaga kestabilan dan daya saing nilai tukar ii) Memastikan peningkatan tingkat upah yang moderat sejalan dengan peningkatan produktifitas iii) Akselerasi proses restitusi PPn dan restitusi bea masuk impor bagi para eksportir dan iv) Meningkatkan kemampuan fasilitas pelabuhan dan bandara dan infrastruktur jalan untuk mengurangi biaya transportasi. G. Hukum Ketenagakerjaan di Indonesia Hukum ketenagakerjaan kalau dipelajari lebih jauh cakupannya cukup luas. Hukum ketenagakerjaan bukan hanya mengatur hubungan antara pekerja/buruh dengan pengusaha dalam pelaksanaan hubungan kerja tetapi juga termasuk seorang yang akan mencari kerja melalui proses yang benar ataupun lembaga-lembaga pelaksana yang terkait. Hukum ketenagakerjaan adalah merupakan suatu peraturan-peraturan tertulis atau tidak tertulis yang mengatur seseorang mulai dari sebelum, selama, dan sesudah tenaga kerja berhubungan dalam ruang lingkup di bidang ketenagakerjaan dan apabila di langgar dapat terkena sanksi perdata atau pidana termasuk lembaga-lembaga penyelenggara swasta yang terkait di bidang tenaga kerja.

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan Kondisi ketenagakerjaan di indonesia amatlah kurang dari harapan. Banyaknya jumlah pengangguran yang terjadi di Indonesia diakibatkan oleh kurangnya peningkatan terhadap mutu tenaga kerja sehingga mereka tidak mempunyai skill atau keterampilan yang dibutuhkan oleh lapangan kerja. Adapun cara yang dapat dilakukan yaitu dengan cara latihan kerja, pemagangan dan perbaikan gizi. Pemerintah dalam rangka mewujudkan penghasilan yang layak bagi pekerja, perlu menetapkan upah minimum. Penetapan upah minimum itu antara lain dilakukan dengan mempertimbangkan peningkatan kesejahteraan pekerja, tanpa mengabaikan peningkatan produktivitas dan kemajuan perusahaan serta perkembangan perekonomian pada umumnya. Aapun cara untuk mengatasi masalah ketenagakerjaan di Indonesia dapat melalui investasi, perbaikan daya saing, peningkatan fleksibilitas tenaga kerja, peningkatan keahlian pekerja dan yang paling penting adalah terlaksananya hukum ketenagakerjaan yang berlaku. B. Saran Pemerintah harus memperhatikan kondisi tenaga kerja baik dari peningkatan mutu tenaga kerja maupun dari sistem upah dan hukum ketenagakerjaan yang berlaku. Untuk tenaga kerja harus mengasah keterampilan agar mudah mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan bakat dan kemampuan.

You might also like