You are on page 1of 42

Lila Sandy Ismail 2007730073 Dosen Pembimbing : dr. Sanoesi Tambunan Sp.

PD

TUBERCULOSIS
Tuberkulosis adalah suatu penyakit akibat infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis, Mycobacterium bovis atau

Mycobacterium africanum

INSIDEN TB DI DUNIA

EPIDEMIOLOGI

1/3 penduduk dunia terinfeksi M.Tb 9 juta pasien TB baru di dunia 3 juta kematian akibat TB di dunia 95% kasus TB & 98% kematian akibat TB di dunia, terjadi pada negara berkembang 75% pasien TB dengan usia produktif secara ekonomis (15-50 tahun) Pasien TB dewasa, kehilangan rata2 waktu kerja 3-4 bulan sehingga kehilangan pendapatan 20-30% Pasien TB di Indonesia peringkat ke 3 besar setelah India & Cina dengan jumlah pasien sekitar 10% dari total jumlah pasien TB di dunia

PENULARAN

Sumber penularan dari pasien Tb. BTA (+)


Pada waktu batuk atau bersin, sekitar 3000 percikan dahak/batuk ARTI (Annual Risk of Tuberculosis Infeksi) di indonesia 1-3% yang artinya 100-300 orang diantara 100.000 penduduk yang terinfeksi setiap tahun. Hanya 10%/tahun yang terinfeksi Tb. akan menjadi sakit TB & 50% nya adalah pasien Tb. BTA (+)

Ventilasi ruangan mengurangi percikan & sinar


matahari dapat membunuh kuman Tb.

ETIOLOGI
Kuman ini berbentuk batang, mempunyai sifat khusus yaitu tahan terhadap asam pada pewarnaan, Oleh karena itu disebut pula sebagai Basil Tahan Asam (BTA). kuman TB cepat mati dengan sinar matahari langsung, tetapi dapat bertahan hidup beberapa jam ditempat yang gelap dan lembab. Dalam jaringan tubuh kuman ini dapat Dormant, tertidur lama selama beberapa tahun.

TUBERKULOSISPRIMER

KOMPLEK PRIMER

SEMBUH

MENYEBAR

SEMBUH DGN BEKAS: FIBROSIS PERKAPURAN

PERKONTINUITATUM

HEMATOGEN/LYMPOGEN

BRONKOGEN

SEMBUH

SEMBUH DGN SEKUELE

MENINGGAL

TUBERKULOSIS PRIMER

TUBERKULOSIS POST PRIMER (U:15-40 TH)

SEMBUH

SEMBUH DGN : FIBROSIS


PERKAPURAN

KAVITAS

AKTIF LAGI MELUAS TUBERKULOMA SEMBUH

KAVITAS
SEMBUH AKTIF LAGI KAVITAS

GEJALA KLINIS

GEJALA
A. GEJALA RESPIRATORIK

BATUK 3 MINGGU
BATUK DARAH SESAK NAPAS NYERI DADA

B. GEJALA SISTEMIK

DEMAM
MALAISE KERINGAT MALAM

- ANOREKSIA
- BERAT BADAN MENURUN

PEMERIKSAAN FISIK:
-TERGANTUNG LUAS & KELAINAN STRUKTURAL PARU - LOKALISASI UMUMNYA APEX LOB SUPERIOR SEGMEN POSTERIOR; APEX LOBUS INFERIOR - SUARA NAPAS MELEMAH : RONKI BASAH TANDA-TANDA PENARIKAN PARU, DIAFRAGMA& MEDIASTINUM.

Laboratorium
Pemeriksaan Spesimen
Bahan Pemeriksaan :

Dahak, cairan pleura, bilasan bronkus, kurasan bronkoalveolar, bilasan lambung, liquor cerebrospinal, urin, feses dan jaringan biopsi

Laboratorium
Cara Pengambilan & Pengiriman : Dahak, 3 kali setiap pagi / SPS Pengiriman dalam pot (cair), pada gelas objek (difiksasi) atau dahak dengan kertas saring Tulis identitas penderita sesuai formulir permintaan

Laboratorium
Pemeriksaan dahak & bahan lain : Pemeriksaan bakteriologik Mikroskopik biasa fluoresens

Biakan & uji resistensi konvensional biakan radiometrik

Mikroskopik positif

- 3 x pos - 2 x pos, 1 x neg.

- 1 x pos, 2 x neg --- ulang BTA 3 x bila hasil 1 x pos, 2 x neg.

Mikroskopik negatif - 3 x neg.

- 1 x pos, 2 x neg --- ulang BTA 3 x bila hasil 3 x neg.

ALUR DIAGNOSA

Standar :

Foto toraks PA dengan / tanpa lateral

Bayangan berawan/nodular

Kaviti, lebih dari satu dikelilingi bayangan opak berawan/nodular Bercak milier
Efusi pleura unilateral ( umumnya )

Gambaran Lesi TB Inaktif

Fibrotik Kalsifikasi Penebalan pleura

Pemeriksaan darah

- LED

Pemeriksaan serologi

- Limfosit

- ELISA - Mycodot - Uji PAP

Pemeriksaan cairan pleura


- uji Rivalta positif - kesan cairan eksudat - limfosit diminan - glukosa rendah/normal

Histopatologi jaringan
Bahan didapat melalui biopsi (paru, pleura, kelenjar dan organ lain) Hasil : granuloma dg perkijuan

Uji

Deteksi infeksi TB di daerah prevalensi rendah Punya arti bila terjadi konversi atau hasil kepositifan besar sekali / bulae

tuberkulin

DIAGNOSIS
ANAMNESIS * LABORATORIUM BTA (+) GEJALA * TUBERKULIN TEST (-) (+) PEM. FISIK

DIAGNOSIS PASTI : BILA BTA (+)


SUSPEK : FISIK (+), RADIO (+) , BTA (-)

Tujuan pengobatan : Menyembuhkan

Mencegah kematian
Mencegah kekambuhan Mencegah resistensi terhadap OAT Memutuskan mata rantai penularan

Dua fase pengobatan tuberkulosis


Fase intensif : 2-3 bulan Fase lanjutan : 4-7 bulan

Obat Utama

Rifampisin (R) Isoniazid (H) Pirazinamid (Z) Etambutol (E) Streptomisin (S)

Obat Lini Kedua Quinolon Kanamisin Makrolide

Kombinasi dosis tetap (fixed dose combination)

Dosis
Obat

Dosis maks Harian Intermiten Mg/kgBB (mg/kg (mg/kgBB (mg) < 40 40- >60 /hari 60 BB/hari) /hari)
8-12 4-6 20-30 15-20 15-18 10 5 25 15 15 10 10 35 30 15 600 300 300 450 600 150 300 450 750 1000 1500 750 1000 1500 1000 Sesu 750 1000 ai bb

Dosis (mg)/ berat (kg)

R H Z E S

KATEGORI 1

OAT SISIPAN

MONITORING/EVALUASI SELAMA PENGOBATAN

Klinis

Radiologis
Bakteriologik Efek samping Keteraturan minum obat

Setiap 2 minggu pada bulan pertama pengobatan selanjutnya setiap 1 bulan Evaluasi : respons pengobatan, efek samping & komplikasi penyakit Meliputi : keluhan, berat badan, pemeriksaan fisik.

Tujuan : mendeteksi konversi dahak Jadual pem radiologik :


Sebelum pengobatan dimulai Setelah 2 bulan pengobatan / fase intensif Akhir pengobatan

bi;la ada fasisiliti biakan : pem biakan (02-6/9)

Evaluasi foto toraks dilakukan pada : Sebelum pengobatan Setelah 2 bulan pengobatan Pada akhir pengobatan

Awal : fungsi hati (SGOT, SGPT, bilirubin), ginjal ( ureum, kreatini, gula darah, asam urat ) & darah lengkap untuk data dasar penyakit penyerta atau efek samping pengobatan Pem visus & uji buta warna bila menggunakan etambutol Uji keseimbangan & audiometri bila menggunakan streptomisin

Penyuluhan pada penderita , keluarga dan lingkungan Ketidakteraturan resistensi !

KRITERIA SEMBUH

BTA mikroskopis 2 kali negatif pada fase intensif dan akhir pengobatan Foto thorax serial stabil Biakan sputum negatif

PENCEGAHAN Penyuluhan kepada masyarakat ttg TBC Mensosialisasikan BCG di masyarakat

Vaksinasi BCG
Membersihkan lingkungan dari tempat yang kotor dan lembab Bila ada gejala-gejala TBC segera ke puskesmas/RS, agar dapat diketahui secara dini.

Amin Muhammad, dkk. Ilmu Penyakit Paru Edisi II.


Surabaya. Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Depkes. Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis. Edisi 2. 2007

Sudoyo, Aru w, dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit


Dalam Jilid II Edisi IV. Jakarta. Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2006

TERIMA KASIH
Wassalamualaikum wr. wb.

You might also like