You are on page 1of 4

Zeolit alam merupakan senyawa alumina-silikat terhidrasi yang secara fisik dan kimia memiliki daya sebagai bahan

penyerap (adsorpsi), penukar kation, dan katalis. Di negara Eropa, Amerika Serikat, dan Jepang, zeolit telah digunakan secara luas di sektor pertanian, peternakan, perikanan, industri manufaktur, dan konstruksi.Secara geologi, endapan zeolit terbentuk karena proses sedimentasi debu vulkanik pada lingkungan danau yang bersifat alkali (air asin), proses diagenetik (metamorfosa tingkat rendah), dan proses hidrotermal. a. Endapan sedimen vulkanik Endapan jenis ini dicirikan oleh zona mineralogi secara lateral akibat perubahan komposisi air danau, yaitu mulai dari indikasi debu vulkanik yang tidak teralterasi dan tersingkap pada batas cekungan danau, diikuti oleh zona zeolit non-analsimik, dan akhirnya terbentuk zona natrium felspar ditengah cekungan. b. Endapan Zeolit yang Berasal dari Hasil alterasi Air Tanah Endapan jenis ini dicirikan oleh lapisan tufa zeolitik yang tebal. Zona zeolitik yang terbentuk lebih bersifat vertical disebabkan oleh perubahan komposisi kimia sebagai akibat dari reaksi air tanah. c. v Endapan Zeolit Jenis Diagenetik Endapan jenis ini dicirikan oleh perlapisan sampai ratusan meter dengan pola sebaran sangat luas, namun kandungan mineral zeolit sangat rendah. d. Endapan Zeolit Hidrothermal Endapan zeolit jenis ini dicirikan oleh zona mineralisasi klinoptilolit dan morderit pada daerah intrusi yang terdangkal dan terdingin. Secara garis besar, struktur zeolit dibangun dalam tiga bagian utama, yaitu : Unit bangun primer (TO4), yaitu tetrahedro dari empat oksigen dengan atom pusat tetrahedra (T) adalah Si4+ dan Al 3+. Semua atom oksigen mengambil bagian di antara dua tetrahedra, (TO2)n. Unit bangun sekunder, yaitu susunan tetrahedra yang membentuk cincin, seperti cincin tunggal berbentuk lingkar empat, enam, delapan atau berbentuk kubus serta cincin ganda lingkar empat, prisma heksagonal atau gabungan dari dua cincin lingkar empat. Polihedra besar yang simetri dan tersusun atas kudung oktahedra, 11 hedra atau unit ganelimit. Cadangan Zeolit di Indonesia Indikasi adanya endapan di berbagai tempat yang telah diketahui, secara umum dijumpai pada sebaran batuan berumur tersier. Beberapa daerah di Indonesia yang diperkirakan mempunyai cadangan zeolit sangat besar dan berpotensi untuk dikembangkan, yaitu Jawa Barat dan Lampung. Penambangan Secara umum, penambangan zeolit dilakukan secara tambang terbuka. Peralatan yang digunakan dapat yang sederhana hingga mekanis, tergantung kepada kapasitas produksi (skala menengah ke atas), penggalian zeolit dengan cara pemboran dan peledakan tidak dapat dihindari, mengingat kekerasan zeolit cukup tinggi. Tahap penambangan zeolit terdiri atas : Pengupasan tanah penutup. Penggalian zeolit, manual atau dengan pemboran dan peledakan. Pemuatan. Pengangkutan. Produk tambang zeolit berukuran 20 - 30 cm, atau sesuai dengan mesin peremuk utama yang digunakan. Pengolahan

Pengecilan ukuran dilakukan melalui beberapa tingkatan, yaitu mulai dari peremukan (crushing) sampai dengan penggerusan (grinding). Tahapan ini adalah untuk memperoleh ukuran produk sesuai dengan tujuan pemanfatan. Produk yang dihasilkan dapat secara langsung digunakan (bidang pertanian dan peternakan) atau diproses aktivasi terlebih dahulu. Tingkatan dan peralatan yang digunakan dalam tahap pengecilan ukuran adalah : Peremukan : Crusher dan screen (ayakan). Ukuran produk 3 cm. b. Aktivasi

a.

Pengecilan Ukuran

Proses aktivasi bertujuan untuk meningkatkan sifat-sifat khusus zeolit dengan membuang unsur pengotor yang terdapat di dalam zeolit. Ada dua cara yang digunakan dalam proses aktivasi zeolit, yaitu pemanasan dan kimia. Pemanasan Pemanasan dilakukan dalam suatu tungku putar (rotary kiln) dengan o menggunakan hembusan udara panas pada suhu 200 - 400 C antara 2-3 jam, tergantung kandungan unsur pengotor, serta stabilitas zeolit terhadap panas. . Kimia Aktivasi secara kimia dilakukan dengan cara peredaman dan pengadukan zeolit dalam suatu larutan asam (H2SO4 atau HCl) atau larutan soda kaustik (NaOH). Mineral mordenit dan klinoptilolip akan melepaskan ion Al 3+. Perubahan konsentrasi asam berakibat perubahan perbandingan atau Si dan Al. Penggunaan Zeolit a. Bidang Pertanian dan Perkebunan Berdasarkan kapasitas pertukaran kation dan retensivitas terhadap air yang tinggi, zeolit sekarang ini telah banyak digunakan untuk memperbaiki sifat tanah, terutama tanah yang banyak mengandung pasir (kandungan lempung sedikit) dan tanah podzolik. Fungsi zeolit disini adalah sebagai bahan pemantap tanah (soil con-ditioner), pembawa pupuk (fertilizer carrier), pengontrol pelepasan ion NH4+ dan K+ (slow release fertilizer), dan sebagai pengontrol cadangan air. b. Bidang Peternakan Dalam bidang peternakan, zeolit telah digunakan secara komersial, terutama di negara-negara Eropa dan Jepang. Di Indonesia, zeolit telah digunakan sebagai imbuh pakan ternak babi dan ayam. Penggunaan untuk ternak domba dan sapi hingga sekarang masih dalam tahap penelitian. Bidang Industri Pengeringan dan Pemurnian Gas Zeolit telah umum digunakan dalam proses pemurnian gas methan (biogas), gas alam, dan lain-lain. Bahan Bangunan Penggunaan zeolit sebagai bahan bangunan dan ornamen telah dilakukan sejak jaman Romawi kuno. Penggunaan tersebut meliputi jalan, pondasi rumah atau bangunan, saluran air, jembatan, bahan perekat atau plester, danlain-lain. Juga, ornamen yang dibuat untuk dinding berukir dan patung. MARMER Marmer umumnya tersusun oleh mineral kalsit dengan kandungan mineral minor lainya adalah kuarsa, mika, klhorit, tremolit, dan silikat lainnya seperti graphit, hematit, dan limonit. Nilai komersil marmer bergantung kepada warna dan tekstur. Penggunaan marmer biasanya untuk meja, tegel, hiasan dinding, pelengkapan rumah tangga sepeti guci, lampu hias dan lain sebagainya. Untuk tegel, dinding dan meja memerlukan diameter yang besar dan kualitas yang sangat baik dalam artian sedikit sekali adanya retakan dan kandungan minerl bijihnya, sehingga akan menimbulkan kesan dingin walaupun kenas sinar matahari sekalipun. Mula Jadi Marmer atau dikenal pula dengan sebutan batu pualam merupakan batuan hasil proses metamorfosa atau malihan dari batuan asalnya yaitu batukapur. Pengaruh temperatur dan tekanan yang dihasilkan oleh gaya endogen kan menyebabkan terjadinya kristalisasi kembali pada batuan tersebut membentuk berbagai foliasi mapun non foliasi. Akibat rekristalisasi tersebut akan menghilangkan struktur asal batuan tersebut tetapi akan membentuk tekstur baru, keteraturan butir. Pembentuk mineral ini di Indonesia yang sudah ditemukan adalah sekitar 30 - 60 juta tahun yang lalu atau berumur Kwarter hingga Tersier. PERTAMBANGAN Untuk mengetahui besarnya cadangan suatu tubuh marmer maka biasanya dilakukan eksplorasi geofisika agar diketahui baik penyebaran horizontal maupun vertikal, kemudian dbuat sumur uji dan pemboran untuk

mengetahui ketebalan lapisan. Untuk mengetahui kualitas marmer di suatu lokasi maka diambil sampel yang diuji di laboratorium baik fisika maupun kimia, secara mikroskopis. Sebelum keluar teknologi baru, penambangan marmer dilakukan dengan 2 tahapan yaitu: Land clearing (pengupasan), yaitu kegiatan pengupasan lapisan tanah dengan menggunakan buldozer dan ekskavator menggali tanah yang menutupi tubuh batuan guna menyiapkan kegiatan penambangan Kegiatan produksi, yaitu proses pemolaan, pemboran, pemahatan, dan seleksi tiap blok dan mengangkutnya ke lokasi pengolahan selanjutnya. Kromit adalah suatu mineral oksida dengan bentuk oktahedral yang terbentuk akibat proses kristalisasi magma. Komposisi kimia kromit adalah : FeCr2O3 Sekitar 76 % produksi kromit dunia digunakan untuk industri logam terutama metal alloy dan sisanya untuk industri refraktory, foundry, kimia dan industri keramik. Cebakan Stratiform : Terbentuk akibat proses kristalisasi pada ruang magma Bentuk cebakannya berupa lapisan kromit tipis dan homogen. Penyebaran luas dengan ketebalan antara 0,02 4,0 m. Contoh cebakan kromit tipe stratiform adalah : Bushveld Complex (Afsel), Great dike (Zimbabwe), dan Stillwater Complex (USA). Cebakan Podiform : Cebakan berbentuk lensa-lensa dengan ukuran bervariasi. Kebanyakan tipe cebakan podiform termasuk Al-rich Chromite. Tipe cebakan ini terdapat di Troodos Complex (Cyprus), Semile (Oman), Turkey, Saudi Arabia dan Kaledonia Baru Di Indonesia, cebakan ini dijumpai di Indonesia bagian Timur (Sulawesi, Halamahera, Gebe, dan Gag). Cebakan Kromit Sekunder Endapan Laterit : terjadi akibat proses pelapukan batuan ultrabasa, dimana Kromit dengan BJ tinggi dan tahan terhadap pelapukan. Dijumpai bersama dengan Nikel dan Kobal. Endapan Plaser : hasil pelapukan di transport oleh air dan diendapkan di sungai atau pantai. Eksplorasi Metode eksplorasi untuk cebakan kromit dapat dilakukan secara geologi dan geofisika. Eksplorasi geofisika menggunakan metode gravity. Eksplorasi geologi dengan membuatan test pit, paritan dan pemboran. Penambangan : Cebakan stratiform dapat dilakukan dengan tambang terbuka atau tambang bawah tanah. Cebakan podiform sulit dilakukan penambangan skala besar dan hanya dilakukan secara selective. Untuk cebakan kromit sekunder, penambangan mudah dilakukan secara terbuka. Pengolahan : Pengolahan ditujukan untuk memisahkan bijih dari gangue mineral. Dapat dilakukan baik cara basah ataupun cara kering. Contoh pengolahan bijih kromit sekunder di Wosu, Sul-Teng.
Bijih Kromit

Peta Alir Kromit Processing (PT.Palmabin)


Batu, kerikil, Slime

Screen Humprey Spiral


Kons. 80% Cr2O3

Siklon

Kuarsa

Stockpile Tanur Putar High Tension Separator


Kromit, Mag., Ilmenit Qz, Ol, Hornb.

Magnetik Separator
~96% Cr2O3

Magnetit, Ilmenit

Storage

Timah adalah sebuah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki symbol Sn (bahasa Latin: stannum) dan nomor atom 50. Unsur ini merupakan logam miskin keperakan, dapat ditempa ("malleable"), tidak mudah teroksidasi dalam udara sehingga tahan karat, ditemukan dalam banyak aloy, dan digunakan untuk melapisi logam lainnya untuk mencegah karat. Adapun Proses pengolahan mineral timah ini meliputi banyak proses, yaitu : Proses Pengolahan Mineral Timah Washing atau Pencucian Pencucian timah dilakukan dengan memasukkan bijih timah ke dalam ore bin yang berkapasitas 25 drum per unit dan mampu melakukan pencucian 15 ton bijh per jam. Di dalam ore bin itu bijih dicuci dengan menggunakan air tekanan dan debit yang sesuai dengan umpan. Pemisahan berdasarkan ukuran atau screening/sizing dan uji kadar Bijih yang didapatkan dari hasil pencucian pada ore bin lalu dilakukan pemisahan berdasarkan ukuran dengan menggunakan alat screen,mesh, setelah itu dilakukan pengujian untuk mengetahui kadar bijih setelah pencucian. Pemisahan berdasarkan berat jenis Proses pemisahan ini menggunakan alat yang disebut jig Harz.bijih timah yang mempunyai berat jenis lebih berat akanj mengalir ke bawah yang berarti kadar timah yang diinginkan sudah tinggi sedangkan sisanya, yang berkadar rendah yang juga berarti mengandung pengotor atau gangue lainya seperti quarsa , zircon, rutile, Pengolahan tailing Dahulu tailing timah diolah kembali untuk diambil mineral bernilai yang mungkin masih tersisa didalam tailing atau buangan. Prosesnya adalah dengan gaya sentrifugal. Proses Pengeringan Proses pengeringan dilakukan didalam rotary dryer. Prinsip kerjanya adalah dengan memanaskan pipa besi yang ada di tengah tengah rotary dryer dengan cara mengalirkan api yang didapat dari pembakaran dengan menggunakan solar. Klasifikasi timah Pemisahan Mineral Ikutan Mineral ikutan pada bijih timah yang memiliki nilai atau value yang terbilang tinggi seperti zircon dan thorium( unsur radioaktif ) akan diambil dengan mengolah kembali bijih timah hasil proses awal pada Amang Plant. Mula mula bijih diayak dengan vibrator listrik berkecepatan tinggi dan disaring/screening sehingga akan terpisah antara mineral halus berupa cassiterite dan mineral kasar yang merupakan ikutan Proses pre-smelting Setelah dilakukan proses pengolahan mineral dilakukan proses pre-smelting yaitu proses yang dilakukan sebelum dilakukannya proses peleburan, misalnya preparasi material,pengontrolan dan penimbangan sehingga untuk proses pengolahan timah akan efisien. Proses Peleburan ( Smelting ) Proses Refining ( Pemurnian ) Pyrorefining Eutectic Refining Electrolitic Refining Pencetakan Pencetakan ingot timah dilakukan secara manual dan otomatis. Peralatan pencetakan secara manual adalah melting kettle dengan kapasitas 50 ton, pompa cetak and cetakan logam. Adapun manfaat timah dalam kehidupan sehari-hari yaitu digunakan sebagai pelapis dalam kaleng kemasan makanan, digunakan dalam pembuatan bola lampu, sampai pada penggunaan pada alat-alat olah raga.

You might also like