You are on page 1of 24

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Bronkitis adalah suatu penyakit yang ditandai adanya dilatasi (ektasis) bronkus lokal yang bersifat patologis dan berjalan kronik. Perubahan bronkus tersebut disebabkan oleh perubahan-perubahan dalam dinding bronkus berupa destruksi elemen-elemen elastis dan otot-otot polos bronkus. Bronkus yang terkena umumnya bronkus kecil (medium size), sedangkan bronkus besar jarang terjadi. Bronkitis kronis dan emfisema paru sering terdapat bersama-sama pada seorang pasien, dalam keadaan lanjut penyakit ini sering menyebabkan obstruksi saluran nafas yang menetap yang dinamakan cronik obstructive pulmonary disease ( COPD ). Bronkitis kronis ditemukan dalam angka-angka yang lebih tinggi daripada normal diantara pekerja-pekerja tambang, pedagang-pedagang biji padi-padian, pembuat-pembuat cetakan metal, dan orang-orang lain yang terus menerus terpapar pada debu. Namun penyebab utama adalah merokok sigaret yang berat dan berjangka panjang, yang mengiritasi tabung-tabung bronchial dan menyebabkan mereka menghasilkan lendir yang berlebihan. Kenyataannya penyakit ini sering ditemukan di klinik-klinik dan diderita oleh laki-laki dan wanita. Penyakit ini dapat diderita mulai dari anak bahkan dapat merupakan kelainan congenital. 1.2 Rumusan Masalah 1.2.1 Apa definisi Bronchitis? 1.2.2 Apa etiologi Bronchitis? 1.2.3 Bagaimana anatomi fisiologi Bronchitis? 1.2.4 Bagaimana fisiologi pernafasan? 1.2.5 Bagaimana patofisiologi Bronchitis? 1.2.6 Bagaimana patoflow Bronchitis? 1.2.7 Apa manifestasi klinik Bronchitis? 1.2.8 Bagaimana pemeriksaan diagnostic Bronchitis? 1.2.9 Bagaimana terapi Bronchitis? 1.2.10 Apa komplikasi Bronchitis? 1.2.11 Bagaimana prognosis Bronchitis? 1.2.12 Bagaimana pencegahan Bronchitis? 1

1.3 Tujuan Penulisan 1.3.1 Tujuan Umum Penulis dapat melakukan tindakan keperawatan terhadap pasien dengan Gangguan sistem Pernafasan; Bronkitis kronis secara langsung dan cepat. 1.3.2 Tujuan Khusus 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Untuk mengetahui definisi bronchitis Untuk mengetahui etiologi bronchitis Untuk mengetahui anatomi fisiologi Untuk mengetahui fisiologi Pernafasan Untuk mengetahui patofisiologi bronchitis Untuk mengetahui patoflow bronchitis Untuk mengetahui manifestasi klinik bronchitis Untuk mengetahui pemeriksaan diagnostik bronchitis Untuk mengetahui terapi bronchitis

10. Untuk mengetahui komplikasi bronchitis 11. Untuk mengetahui prognosis bronchitis 12. Untuk mengetahui pencegahan bronchitis

BAB 2 PENDAHULUAN

2.1 Definisi Bronkitis adalah suatu penyakit yang ditandai dengan adanya inflamasi pada pembuluh bronkus, trakea dan bronkioli.Inflamasi menyebabkan bengkak pada permukaannya, mempersempit ruang pembuluh dan menimbulkan sekresi dari cairan inflamasi. Bronkitis juga ditandai dengan adanya dilatasi (pelebaran) pada bronkus lokal yang bersifat patologis.Dilatasi bronkus disebabkan oleh perubahan dalam dinding bronkus berupa destruksi elemen-elemen elastis dan otot-otot polos bronkus.Pada umumnya bronkus berukuran kecil yang diserang.Hal ini dapat menghalangi aliran udara ke paruparu dan dapat merusaknya. Secara klinis para ahli mengartikan bronkitis sebagai suatu penyakit atau gangguan respiratorik dengan batuk merupakan gejala utama dan dominan. Ini berarti bahwa bronkitis bukan merupakan penyakit yang berdiri sendiri melainkan bagian dari penyakit lain juga. Definisi Bronkitis menurut beberapa sumber, Bronkhitis adalah hipersekresi mukus dan batuk produktif kronis berulang-ulang minimal selama 3 bulan pertahun atau paling sedikit dalam 2 tahun berturut-turut pada pasien yang diketahui tidak terdapat penyebab lain (Perawatan Medikal Bedah 2, 1998, hal. 490). Bronkhitis adalah suatu penyakit yang ditandai dengan adanya dilatasi/ektasis (pelebaran) bronkus lokal yang bersifat patologis dan berjalan kronik.Perubahan bronkus tersebut disebabkan oleh perubahan-perubahan dalam dinding bronkus berupa desrtuksi elemen-elemen elastis dan otot-otot polos bronkus.Bronkus yang terkena umumnya bronkus kecil (medium size), sedangkan bronkus besar jarang terjadi.Hal ini dapat memblok aliran udara ke paru-paru dan dapat merusaknya.(Gunawan, Iriyan. 2006). Secara harfiah bronkitis adalah suatu penyakit yang ditanda oleh inflamasi bronkus.Secara klinis pada ahli mengartikan bronkitis sebagai suatu penyakit atau gangguan respiratorik dengan batuk merupakan gejala yang utama dan dominan. Ini berarti bahwa bronkitis bukan penyakit yang berdiri sendiri melainkan bagian dari penyakit lain tetapi bronkitis ikut memegang peran.( Ngastiyah, 1997 ) Bronkitis berarti infeksi bronkus. Bronkitis dapat dikatakan penyakit tersendiri, tetapi biasanya merupakan lanjutan dari infeksi saluran peranpasan atas atau bersamaan dengan 3

penyakit saluran pernapasan atas lain seperti Sinobronkitis, Laringotrakeobronkitis, Bronkitis pada asma dan sebagainya (Gunadi Santoso, 1994) Bronkitis dibedakan menjadi bronkitis akut dan kronik.Bronkitis Akut adalah batuk yang tiba-tiba terjadi karena infeksi virus yang melibatkan jalan nafas yang besar.Bronkitis akut pada umumnya ringan.Berlangsung singkat (beberapa hari hingga beberapa minggu), rata-rata 10-14 hari. Meski ringan, namun adakalanya sangat mengganggu, terutama jika disertai sesak, dada terasa berat, dan batuk berkepanjangan.. Bronchitis kronikmerupakan inflamasi berulang dan degenerasi bronkus yang bisa berhiubungan dengan infeksi aktif. Bronchitis kronik dapat merupakan proses dasar dari suatu penyakit, seperti asma, fibrosis kistik, sindrom diskinesia silia, aspirasi benda asing, atau paparan terhadap iritan jalan nafas. Pada orang dewasa, dikatakan bronchitis kronik apabila terdapat batuk kronik dan pembentukan sputum selama sedikitnya 3 bulan dalam setahun, sekurang-kurangnya dalam dua tahun berturut-turut. 2.2 Etiologi Bronkitis berhubungan dengan infeksi virus, bakteri sekunder, polusi udara, alergi, aspirasi kronis, refluks gastroesophageal, dan infeksi jamur.Virus merupakan penyebab tersering bronkitis (90%), sedangkan sisanya (10%) oleh bakteri.Virus penyebab yang sering yaitu yaitu virus Influenza A dan B, Parainfluenza, Respiratory Syncitial Virus (RSV), Rinovirus, adenovirus dan corona virus. Bronkitis akut karena bakteri biasanya dikaitkan dengan Mycoplasma pneumoniae, Mycobacterium tuberculosis, Bordatella pertusis, Corynebacterium diphteriae, Clamidia pneumonia, Streptococcus pneumonia, Moraxella catarrhalis, H. influenza, Penyebab lain agen kimia ataupun pengaruh fisik. Bronchitis kronik dapat disebabkan oleh serangan bronchitis akut yang berulang, yang dapat melemahkan dan mengiritasi bronkus, dan pada akhirnya menyebabkan bronchitis kronik.Penyebab umum untuk bronchitis akut dan kronik pada anak adalah sebagai berikut. Infeksi virus ; adenovirus, influenza, parainfluenza, respiratory syncytial virus, rhinovirus, coxsackievirus, herpes simplex virus. Infeksi bakteri : S pneumonia, M catarrhalis, H influenza, Chlamydia pneumoniae (Taiwan acute respiratory [TWAR] agent), Mycoplasma species. Polusi udara, seperti merokok. Alergi Aspirasi kronik atau refluks gastrointestinal Infeksi fungi 4

2.3 Anatomi Fisiologi

A. rganOrgan Pernafasan 1. Organ saluran pernafasan atas a) Hidung Hidung merupakan saluran udara yang pertama, mempunyai 2 lubang,

dipisahkan oleh sekat hidung (septum oli) di dalamnya terdapat bulu-bulu yang berguna untuk menyaring udara, debu, dan kotoran-kotoran yagn masuk ke dalam lubang hidung. b) Faring Merupakan tempat persimpangan antara janaln nafas dan jalan makanan. Terdapat di bawah dasar teng korak, di belakang ronga hidung dan mulut sebelah depan rusa tulang leher. Faring dibagi tiga bagian : (1)Bagian atas yang sama tingginya dengan koana yang disebut nesofaring (2)Bagian tengah yang sama tingginya denan istmus fausium disebut orofaring. (3)Bagian bawah sekat, dinamakan langiofaring. c) Laring. Merupakan saluran pendek yang menghubugnkan faring dan trakea, dan bertindak sebagai pembentukan suara. 2. Organ saluran pernafasan bawah a) Trakhea Merupakan lanjutan dari laring yang dibentuk oleh 16 s/d 20 cincin yang terdiri dari tulang-tulang rawan yang berbentuk seperti kuku kuda. Panjang trakhea 9-11 cm dan di belakang terdiri dari jaringan ikat yang dilapisi oleh otot polos. 5

b) Bronkhial dan alveoli Ujung distal trachea membagi menjadi bronki primer kanan dan kiri yang terletak di dalam rongga dada. Fungsi percabangan bronkial untuk

memberikan saluran bagi udara antara trakea dan alveoli. Alveoli berjumlah 300-500 juta di dalam paru-paru, fungsinya adalah sebagai satu-satunya tempat pertukaran gas antara lingkungan eksternal dan aliran darah. c) Paru-paru Paru-paru merupakan sebuah alat tubuh yang sebagian besar terdiri dari gelembung-gelembung (gelembung hawa-alveoli). Gelembung-gelembung alveolir ini terdiri dari sel-sel epitel dan endotel. Banyaknya gelembung paru-paru ini kurang lebih 700.000.000 buah (paru kiri dan kanan). Kapasitas paru-paru : (1) Kapasitas total Jumlah udara yang dapat mengisi paru-paru pada inspiasi sedalam dalamnya. (2) Kapasitas vital Jumlah udara yang dapat dikeluarkan setelah ekspirasi maksimal. d) Toraks Rongga toraks terdiri dari rongga pleura kanan dan kiri dan bagian tengah yang disebut mediastinum. Toraks mempunyai peranan penting dalam pernafasan, karena bentuk elips dari tulang rusuk dan sudut perlekatannya tulang belakang. Perubahan dalam ukuran toraks inilah yang memungkinkan terjadinya proses inspirasi dan ekspirasi. Bagian paru-paru : 1) Pleura adalah bagian terluar dari paru-paru dikelilingi oleh membran halus, licin atau pleura. 2) Mediastinum adalah bagian dinding yang membagi rongga toraks menjadi 2 bagian 3) Lobus adalah bagian paru-paru dibagi menjadi lobus kiri terdiri atas lobus bawah dan atas tengah dan bawah 4) Bronkus dan bronkiolus terdapat beberapa divisi bronkus di dalam setiap lobus paru. Brokiolus adalah percabangan dari bronkus 6

5) Alveoli paru terbentuk oleh sekitar 300 juta alveoli yang tersusun dalam kloster antara 15-20 alveoli 2.4 Fisiologi Pernafasan Pernafasan adalah peristiwa menghirup udara dari luar yang mengandung oksigen ke dalam tubuh serta menghembuskan udara yang banyak mengandung CO2 sebagai sisa dari oksidasi keluar dari tubuh. Penghisapan udara ini disebut inspirasi dan menghembuskan disebut ekspirasi. Pernafasan paru-paru Merupakan pertukaran oksigen dan karbondioksida yang terjadi pada paru-paru. Pernafasan melalui paru-paru atau pernafasan eksterna oksigen diambil melalui mulut dan hidung pada waktu bernafas dimana oksigen masuk melalui trakea sampai ke alveoli berhubungan dengan darah dalam kapiler pulmonar, alveoli memisahkan oksigen dari darah , O2 menembus membran, diambil oleh sel darah merah dibawa ke jantung dan dari jantung dipompakan ke seluruh tubuh. Guna pernafasan : 1) Mengambil O2 yang kemudian dibawa oleh darah ke seluruh tubuh (sel-selnya) untuk mengadakan pembakaran. 2) Mengeluarkan CO2 yang terjadi sebagai sisa dari pembakaran, kemudian dibawa oleh darah ke paru-paru untuk dibuang (karena tidak berguna lagi oleh tubuh). 3) Menghangatkan dan melembabkan udara. Pernafasan dalam keadaan normal Orang dewasa Anak-Anak kira-kira Bayi kira-kira : 16 18 x/mnt : 24 x/ mnt : 30 x/ mnt

Paru adalah struktur elastik yang dibungkus dalam sangkar toraks, yang merupakan suatu bilik udara kuat dengan dinding yang dapat menahan tekanan. Efek dari gerakan ini adalah secara bergantian meningkatkan dan menurunkan kapasitas dada. Inspirasi adalah ketika kapasitas dalam dada meningkat, udara masuk melalui trakea. Ekspirasi adalah ketika dinding dada dan diafragma kembali ke ukurannya semula. 2.5 Patofisiologi Penemuan patologis dari bronchitis adalah hipertropi dari kelenjar mukosa bronchus dan peningkatan sejumlah sel goblet disertai dengan infiltrasi sel radang dan ini mengakibatkan gejala khas yaitu batuk produktif. Batuk kronik yang disertai peningkatan sekresi bronkus tampaknya mempengaruhi bronchiolus yang kecil kecil sedemikian rupa 7

sampai bronchiolus tersebut rusak dan dindingnya melebar. Faktor etiologi utama adalah merokok dan polusi udara lain yang biasa terdapat pada daerah industri. Polusi tersebut dapat memperlambat aktifitas silia dan pagositosis, sehingga timbunan mukus meningkat sedangkan mekanisme pertahanannya sendiri melemah. Mukus yang berlebihan terjadi akibat displasia. Sel sel penghasil mukus di bronkhus. Selain itu, silia yang melapisi bronkus mengalami kelumpuhan atau disfungsional serta metaplasia. Perubahan perubahan pada sel sel penghasil mukus dan sel sel silia ini mengganggu sistem eskalator mukosiliaris dan menyebabkan penumpukan mukus dalam jumlah besar yang sulit dikeluarkan dari saluran nafas.

2.6 Patoflow

Alergen

Etiologi

Infasi kuman ke jalan napas

Aktivasi Ig. E

Fenomene Infeksi

Peningkatan pelepasan Histamin

Iritasi Mukosa Bronkus

Edema mukosa sel goblet memproduksi mukus

Penyebaran bakteri/virus ke seluruh tubuh. Bakterimia/viremia

Ndx. Bersihan jalan napas tidak efektif

Peningkatan akumulasi sekret bronkus

Hipertermi

Peningkatan laju metabolisme tubuh umum

Batuk produktif

Penyempitan jalan napas

Demam Malaise Ndx. Gangguan keseimbangan cairan

Nyeri

Napas pendek

Ndx. Intoleransi Aktifitas

Ndx. Gangguan rasa nyaman: nyeri

Tidak nafsu makan

Penggunaan otot napas tambahan

Nyeri pada retrosternal

Ndx. Gangguan Nutrisi kurang dari kebutuhan

Ndx. Gangguan pola napas Ndx. Kerusakan Pertukaran Gas

Bronkiulos melebar

Kerusakan Bronkiolus

Batuk darah

KEMATIAN

2.7 Manifestasi Klinik Gejala utama bronkitis adalah timbulnya batuk produktif (berdahak) yang

mengeluarkan dahak berwarna putih kekuningan atau hijau. Dalam keadaan normal saluran pernapasan kita memproduksi mukus kira-kira beberapa sendok teh setiap harinya. Apabila saluran pernapasan utama paru (bronkus) meradang, bronkus akan menghasilkan mukus dalam jumlah yang banyak yang akan memicu timbulnya batuk. Selain itu karena terjadi penyempitan jalan nafas dapat menimbulkan shortness of breath. Menurut Gunadi Santoso dan Makmuri (1994), tanda dan gejala yang ada yaitu : a. b. c. d. Biasanya tidak demam, walaupun ada tetapi rendah Keadaan umum baik, tidak tampak sakit, tidak sesak Mungkin disertai nasofaringitis atau konjungtivitis Pada paru didapatkan suara napas yang kasar

Menurut Ngastiyah (1997), yang perlu diperhatikan adalah akibat batuk yang lama, yaitu : a. Batuk siang dan malam terutama pada dini hari yang menyebabkan seseorang kurang istirahat. b. c. d. Daya tahan tubuh yang menurun. Anoreksia sehingga berat badan sukar naik. Kesenangan anak untuk bermain terganggu dan Konsentrasi belajar anak menurun. 2.8 Pemeriksaan Diagnostik a. Foto Thorax : Tidak tampak adanya kelainan atau hanya hyperemia Tubular shadow atau traun lines terlihat bayangan garis yang paralel, keluar dari hilus menuju apeks paru. bayangan tersebut adalah bayangan bronchus yang menebal. Corak paru bertambah. b. Laboratorium : Leukosit > 17.500. Pemeriksaan lainnya yang biasa dilakukan: a. b. c. Tes fungsi paru-paru Gas darah arteri Analisa gas darah Pa O2 : rendah (normal 25 100 mmHg) Pa CO2 : tinggi (normal 36 44 mmHg). Saturasi hemoglobin menurun. 10

2.9 Terapi Tujuan pengobatan bronkitis adalah untuk mengurangi gejala batuk, melegakan pernapasan serta menyembuhkan bronkitis. Terapi bronkitis meliputi : 1. Istirahat yang cukup. 2. Minum cairan yang banyak. 3. Bernapas dalam udara hangat serta menghindari udara dingin dan AC. 4. Penekan batuk, pengencer dahak dan antibiotik. Rehabilitasi paru: rehabilitasi paru adalah program latihan pernapasan di mana Anda bekerja dengan seorang terapis pernafasan untuk membantu Anda belajar untuk bernapas dengan lebih mudah dan meningkatkan kemampuan Anda untuk berolahraga. Jenis obat yang dipakai untuk bronkitis: a. Beberapa jenis obat bronkitis yang sering digunakan oleh dokter adalah : 1. Antibiotik. Bronkitis biasanya terjadi akibat infeksi virus , sehingga antibiotik tidak efektif. Namun dokter mungkin meresepkan antibiotik jika bronkitis disebabkan oleh infeksi bakteri. 2. Obat batuk. Jika batuknya kering maka diberikan obat penekan batuk seperti DMP atau kodein, jika batuknya berdahak maka diberikan obat pengencer dahak seperti Gliseril Guikolat (GG) dan epexol. 3. Obat lain. Jika Anda memiliki asma atau penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), dokter mungkin merekomendasikan inhaler dan obat-obatan lain untuk mengurangi peradangan dan membuka bagian dalam paru-paru yang menyempit . b. Obat tradisional herbal bronkitis. Obat tradisional yang dapat digunakan untuk mengobati bronkitis adalah propolis. Propolis adalah antibiotik alami yang dapat digunakan untuk mengobati bronkitis akut dan bronkitis kronik. Propolis akan semakin berkhasiat jika di campur dengan madu hutan. Selain propolis dapat digunakan teripang. Teripang adalah hewan yang hidup di dasar laut. Teripang sangat bermanfaat untuk meningkatkan daya tahan tubuh dan merangsang regenerasi sel sel baru. Daun meniran merupakan tanaman obat atau herbal yang bermanfaat untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Daun meniran telah tersedia dalam bentuk kapsul.

11

Kemoterapi pada bronkitis. Kemotherapi dapat digunakan :


1. 2. 3.

Secara kontinue untuk mengontrol infeksi bronkus ( ISPA ) Untuk pengobatan aksaserbasi infeksi akut pada bronkus/paru atau kedua-duanya digunakan Kemoterapi menggunakan obat-obat antibiotik terpilih, pemakaian

antibiotik antibiotik sebaikya harus berdasarkan hasil uji sensivitas kuman terhadap antibiotik secara empirik. Walaupun kemoterapi jelas kegunaannya pada pengelolaan bronkitis, tidak pada setiap pasien harus di berikan antibiotik. Antibiotik diberikan jika terdapat aksaserbasi infeksi akut, antibiotik diberikan selama 7-10 hari dengan terapi tunggal atau dengan beberapa antibiotik, sampai terjadi konversi warna sputum yang semula berwarna kuning/hijau menjadi mukoid (putih jernih). Kemoterapi dengan antibiotik ini apabila berhasil akan dapat mengurangi gejala batuk, jumlah sputum dan gejala lainnya terutama pada saat terjadi aksaserbasi infeksi akut, tetapi keadaan ini hanya bersifat sementara. 2.10 Komplikasi a. Bronkitis Akut yang tidak ditangani cenderung menjadi Bronkitis Kronik b. Pada anak yang sehat jarang terjadi komplikasi, tetapi pada anak dengan gizi kurang dapat terjadi Othithis Media, Sinusitis dan Pneumonia. c. Bronkitis Kronik menyebabkan mudah terserang infeksi. d. Bila sekret tetap tinggal, dapat menyebabkan atelektasisi atau Bronkietaksis. 2.11 Prognosis a. Bronkitis akut biasanya sembuh total, dengan prognosis yang bagus. b. Pasien dengan bronkitis kronik dan didiagnosis asma, penyakit struktur saluran napas, atau imunodefisiensi perlu pengawasan secara teratur untuk meminimalkan kerusakan paru dan perkembangan menjadi penyakit paru kronik yang ireversibel. 2.12 Pencegahan Menurut Ngastiyah (1997), untuk mengurangi gangguan tersebut perlu diusahakan agar batuk tidak bertambah parah. Membatasi aktivitas anak. Tidak tidur di kamar yang ber AC atau gunakan baju dingin, bila ada yang tertutup lehernya. 12

Hindari makanan yang merangsang. Jangan memandikan anak terlalu pagi atau terlalu sore, dan mandikan anak denganair hangat. Jaga kebersihan makanan dan biasakan cuci tangan sebelum makan. Menciptakan lingkungan udara yang bebas polusi

13

BAB 3 KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Pengkajian a. Aktivitas/istirahat Gejala : Keletihan, kelelahan, malaise. Ketidakmampuan melakukan aktivitas sehari hari karna sulit bernapas. Ketidakmampuan untuk tidur, perlu tidur dalam posisi duduk tinggi. Dispnae pada saat istirahat/respon terhadap aktivitas/latihan. Tanda : Keletihan Gelisah, insomnia. Kelemahan umum/kehilangan massa otot. b. Sirkulasi Gejala : Tanda : Pembengkakan pada ekstremitas bawah. Peningkatan tekanan darah, peningkatan frekuensi jantung/takikardia berat. Distensi vena leher. Edema dependent Bunyi jantung redup. Warna kulit/membran mukosa: normal/sianosis Pucat, dapat menunjukkan anemia. c. Integritas Ego Gejala : Peningkatan faktor resiko. Perubahan pola hidup Tanda : Ansietas, ketakutan, peka rangsang.

d. Makanan/cairan Gejala : Mual/muntah. Nafsu makan buruk/anoreksia. Ketidakmampuan untuk makan karna distress pernapasan.

14

Penurunan

berat

badan

menetap,

peningkatan

berat

badan

menunjukan edema (bronkitis). Tanda : Turgor kulit buruk, edema dependen, berkeringat. Penurunan berat badan, palpitasi abdominal dapat menayatakan hepatomegali. e. Hygiene Gejala : Tanda : Penurunan kemampuan/peningkatan kebutuhan melakukan aktivitas. Kebersihan buruk, bau badan.

f. Pernafasan Gejala : Batuk menetap dengan produksi sputum setiap hari selama minimun 3 bulan berturut turut tiap tahun sedikitnya 2 tahun. Episode batuk hilang timbul. Tanda : Pernafasan biasa cepat. Penggunaan otot bantu pernafasan. Bentuk barel chest (dada tong), gerakan diafragma minimal. Bunyi napas ronchi Perkusi hiperesonan pada area paru. Warna pucat dengan sianosis bibir dan dasar kuku, abu abukeseluruhan. g. Keamanan Gejala : Riwayat reaksi alergi terhadap zat/faktor lingkungan. Adanya/berulangnya infeksi. h. Seksualitas Gejala : Penurunan libido

i. Interaksi sosial Gejala : Hubungan ketergantungan Kegagalan dukungan/terhadap pasangan/orang dekat Penyakit lama/ketidakmampuan membaik. Tanda : Ketidakmampuan untuk mempertahankan suara karena distress pernapasan Keterbatasan mobilitas fisik. Kelalaian hubungan dengan anggota keluarga lain..

15

j. Penyuluhan/pembelajaran Gejala : Penggunaan/penyalahgunaan obat pernapasan. Kesulitan menghentikan merokok. Penggunaan alkohol secara teratur. Kegagalan untuk membaik. 3.2 Diagnosa dan Perencanaan/Rasional 1. Diagnosa keperawatan Dapat dihubungkan dengan Tujuan : Bersihan Jalan Napas, Takefektif : Peningkatan produksi sekret : Mempertahankan jalan napas paten dengan bunyi napas bersih Kriteria evaluasi : Menunjukan perilaku untuk memperbaiki bersihan jalan napas, mis: batuk efektif dan mengaeluarkan sekret Tindakan/intervensi Rasional

1. Auskulatasi bunyi napas. Catat adanya - Beberapa derajat spasme bronkus terjadi bunyi napas, mis: krekels, ronki. dengan obstruksi jalan nafas dan dapat dimanifestasikan dengan adanya bunyi nafas adventisius, mis: penyebaran krekels basah (bronkitis) 2. Kaji/pantau frekuensi pernapasan. - Takipnee biasanya ada pada beberapa Catat rasio inspirasi/ekspirasi. derajat dan dapat ditemukan selama / adanya proses infeksi akut. Pernapasan melambat dan frekuensi pernapasan memanjang dibandingkan ekspirasi. 3. Catat adanya/derajat dispnea, mis: - Disfungsi pernapasan adalah variabel keluhan lapar udara, gelisah, yang tergantung pada tahap proses ansietas, distres pernapasan, kronis selain proses akut yang penggunaan otot bantu. menimbulkan perawatan dirumah sakit, mis: infeksi, reaksi alergi. 4. Kaji pasien untuk posisi yang nyaman - Peninggian kepala temat tidur mis: peninggian kepala tempat tidur, mempermudah fungsi pernapasan duduk sandaran tempat tidur. dengan menggunakan graavitasi. 5. Pertahankan polusi lingkungan - Pencetus tipe reaksi alergi pernapasan minimum, mis: debu, asap, dan bulu yang dapat mentriger episode akut. bantal yang berhubungan dengan kondisi individu. 6. Dorong/bantu latihan napas - Memberikan pasien beberapa cara untuk abdomen/bibir. mengatasi dan mengontrol dispnea dan menurunkan jebakan udara

16

7.

Intervensi Rasional Observasi karakteristik batuk, mis: - Batuk dapat menetap tetapi tidak menetap, batuk pendek basah. efektif, khususnya pada lansia, Bantu tindakan untuk memperbaiki penyakit akut atau kelemahan. Batuk keefektifan upaya batuk. paling efektif pada posisi duduk tinggi atau kepala dibawah setelah di perkusi 8. Tingkatkan masukan cairan dada. sampai 3000 ml/hari sesuai - Hidrasi membantu menurunkan teloransi jantung. Memberikan air kekentalan sekret, mempermudah hangat. Anjurkan masukan cairan pengeluaran. Penggunaan cairan antara, sebagai pengganti makanan. hangat dapat menurunkan spasme bronkus. Cairan selama makan dapat 9. Berikan obat sesuai indikasi: meningkatkan distensi gaster dan -Bronkidalator (mis: epinefrin, tekanan pada diagfragma. albuterol, isoetarin) -Xatin (mis: aminofilin, oxtrifilin, - Merilekskan otot halus dan teofilin) menurunkan spasme jalan napas. -Kromolin - Menurunkan edema mukosa dan -Antimikrobial spasme otot polos. -Analgesik(mis: kodein) - Menurunkan inhalasi jalan napas lokal. 10. Berikan humidifikasi taambahan, - Mengontrol infeksi pernapasan. mis: nebuliser. - Batuk menetap yang melelahkan perlu ditekan untuk menghemat energi dan memungkinkan pasien untuk istirahat. 11. Bantu pengobatan pernapasan, - Kelembaban menurunkan kekentalan mis: fisioterapi dada. sekret mempermudah pengeluaran dan dapat membantu menurunkan/mencegah pembentukan 12. Awasi/buat grafik seri GDA, nadi mukosa tebal pada bronkus. oksimetri, foto dada. - Drainase postural dan perkusi bagian penting untuk membuang banyak sekresi/kental dan memperbaiki ventilasi pada segmen dasar paru. - Membuat dasar untuk pengawasan kemajuan/kemunduran proses penyakit dan komplikasi. 2. Diagnosa keperawatan Dapat dihubungkan dengan : Pertukaran Gas, Kerusakan : Gangguan suplai oksigen (obstruksi jalan

napas oleh sekresi, spasme bronkus, jebakan udara) Tujuan : Menunjukkan perbaikan ventilasi dan oksigenasi jaringan yang adekuat dengan GDA dalam rentang normal dan bebas gejala distress pernafasan. 17

Kriteria evaluasi

: Pasien dapat berpartisipasi dalam program

pengobatan dalam tingkat kemampuan situasi. Intervensi 1. Kaji frekuensi, kedalaman pernapasan. Catat penggunaan otot aksesori, napas bibir, ketdakmampuan bicara/berbincang. 2. Tinggikan kepala tempat tidur, bantu pasien untuk memilih posisi yang mudah untuk bernapas. Dorong napas dalam perlahan/napas bibir sesuai kebutuhan/toleransi individu. 3. Kaji/awasi secara rutin kulit dan warna membran mukosa. 4. Dorong mengeluarkan sputum; penghisapan bila diindikasikan. 5. Auskultasi bunyi napas catat area penurunan aliran udara dan/bunyi tambahan. 6. Palpasi fremitus. 7. Awasi tingkat kesadaran/status mental. Selidiki adanya perubahan. 8. Evaluasi tingkat toleransi aktivitas. Berikan lingkungan tenang dan kalem. Batasi aktivitas pasien atau dorong untuk tidur/istirahat di kursi selama fase akut. 9. Awasi tanda vital dan irama jantung 10. Awasi/gambarkan seri GDA dan Nadi oksimetri. 11. Berikan oksigen tambahan yang sesuai dengan indikasi hasil GDA dan toleransi pasien. 12. Berikan penekan SSP ( mis: antiansietas) dengan hati-hati 13. Bantu intubasi, berikan/pertahankan ventilasi mekanik, dan pindahan ke UPI sesuai instruksi untuk pasien. Rasional Berguna dalam evaluasi derajat distres pernapasan dan/atau kronisnya proses penyakit Pengiriman oksigen dapat diperbaiki dengan posisi duduk tinggi dan latihan napas untuk menurunkan kolaps jalan napas, dan kerja napas. Sianosis mungkin perifer (terlihat pada kuku) atau sentral (terlihat sekitar bibir/atau daun telinga. Keabu-abuan dan dianosis sentral mengidentifikasikan beratnya hipoksemia. Kental, tebal, dan banyak sekresiadalah sumber utama gangguan pertukaran gas pada jalan napas kecil. Penghisapan dibutuhkan bila batuk tidak efektif. Bunyi napas redup karena penurunan aliran udara atau area konsolidasi. Adanya mengi mengindikasikan spasme bronkus/ tertahannya sekret. Krekels basa menyebar menunjukkan cairan pada interstisial jantung Penurunan getasan vibrasi diduga ada pengumpulan cairan atau jebakan udara Gelisah dan ansietas adalah manifestasi umum pada hipoksia. DGA memburuk disertai bingung menunjukan disfungsi serebral yang berhubungan dengan hipoksemia Selama distres pernapasan berat/akut pasien secara total tak mampu melakukan aktivitas sehari-hari karena hipoksemia dan disprea. Istirahat diselingi aktivitas perawatan masih

18

penting dari program pengobatan. Program latihan ditunjukkna untuk meningkatkan ketahanan dan kekuatan tanpa menyebabkan dispnea berat, dan dapat meningkatkan rasa sehat. 3. Diagnosa keperawatan Tubuh Dapat berhubungan dengan : Dispnea, Kelemahan, Efek Samping Obat, Produksi sputum, Anoreksia, mual/muntah. Tujuan menuju tujuan yang tepat. Hasil evaluasi : Menunjukkan perilaku pola hidup untuk : Menunjukkan peningkatan berat badan : Nutrisi, Perubahan, Kurang dari Kebutuhaan

meningkatkan dan/atau mempertahankan berat yang tepat. 1. Intervensi Kaji kebiasaan diet, masukan makanan saat ini. Catat derajat kesulitan makan. Evaluasi berat badan dan ukuran tubuh. Auskultasi bunyi usus. Berikan perawatan oral sering, buang sekret, berikan wadah khusus untuk sekali pakai dan tisu. Dorong periode istirahat semalam 1 jam sebelum dan sesudah makan. Berikan makan porsi kecil tapi sering. Rasional Pasien distres pernapasan akut sering anokreksia karena dispnea, produksi sputum, dan obat. Penurunan bising usus menunjukkan penurunan motilitas gaster. Rasa tidak enak, bau adalah pencegahan utama yang dapat membuat mual dan muntah. Membantu menurunkan kelemahan selama waktu makan dam memberikan kesempatan untuk meningkatkan masukan kalori utama. Dapat menghasilkan distensi abdomen yang menggangu napas abdomen dan gerakan diafrgma, dan dapat meningkatkan dispnea. Suhu ekstrem dapat mencetuskan/meningkatkan spasme batuk.

2. 3.

4.

5. Hindari makanan penghasil gas dan minuman karbonat. 6. Hindari makanan sangat panas dan sangat dingin. 7. Timbang berat badan sesuai indikasi.

- Berguna untuk menentukan kebutuhan kalori, menyusun tujuan berat badan, dan evaluasi keadekuatan rencan nutrisi. - Kebutuhan kalori yang didasarkan pada 8. Konsul ahli gizi/nutrisi kebutuhan individu memberikan nutrisi pendukung tim untuk maksimal. memberikan makanan yang mudah cerna secara nutrisi 19

seimbang (mis: tambahan nutrisi tambahan oral/selang). 4. Diagnosa Keperawatan Dapat berhubungan dengan kronis. Tujuan mencegah resiko tinggi Menunjukan teknik, perubahan pola hidup untuk meningkatkan lingkungan yang aman. Kriteria evaluasi : Mendemonstrasikan teknik mencuci : Mengidentifikasi intervensi untuk : Infeksi, Resiko Tinggi Terhadap : Menetapnya sekret, proses penyakit

tangan yang tepat dan melaksanakan tindakan pencegahan yang sesuai Untuk mencegah infeksi. Intervensi 1. Awasi suhu 2. Kaji pentingnya latihan napas, batuk Rasional - Demam dapat terjadi karena infeksi dan/atau dehidrasi. ini meningkatkan

efektif, perubahan posisi sering, dan - Aktivitas masukan cairan adekuat. 3. Observasi sputum. warna, karakter, bau

mobilisasi dan pengeluaran sekret untuk menurunkan arisiko

terjadinya nfaeksi paru. - Sekret berbau, kuning/kehijauan

4. Tunjukkan dan bantu pasien tentang pembuangan tisu dan

menunjukkan adanya infeksi paru.

sputum. - Mencegah patogen melalui cairan.

Tekankan cuci tangan yang benar (perawat dan pasien) dan pengunaan sarung tangan bila

memegang/membuang tisu, wadah - Menurunkan potinsial terpajan pada sputum. 5. Awasi pengunjung; berikan masker sesuai indikasi. - Menurunkan keseimbangan 6. Dorong keseimbangan antara memperbaiki konsumsi/kebutuhan oksigen pertahanan dan pasien penyakita infeksius

20

aktivitas dan istirahat.

terhadap

infeksi,

meningkatkan

penyembuhan. - Malnutrisi 7. Diskusikan kebutuhan masukan nutrisi adekuat. dapat mempengaruhi

kesehatan umum dan menurunkan tekanan darah terhadap infeksi. - Dilakukan untuk organisme

8. Dapatkan spesimen sputum dengan batuk atau penghisapan kuman untuk Gram,

mengidentifikasikan

penyebab dan kerentanan terhadap berbagai antimikrobial. - Dapat diberikan untuk organisme

pewarnaan kultur/sensivitas. 9. Berikan indikasi.

antimikrobial

sesuai

khusus yang teridentifikasi dengan kultur.

5. Diagnosa keperawatan

: Intoleran Aktifitas Berhubungan

Dapat berhubungan dengan : Insufisiensi ventilasi dan oksigenasi. Tujuan menimbulkan kelemahan Berpartisipasi dalam aktivitas yang : - Pasien akan mengidentifikasi aktivitas yang

dibutuhkan dengan TTV dalam rentang normal - Mengungkapkan secara verbal pemahaman tentang kebutuhan oksigen, pengobatan dan atauperalatan yang dapat meningkatkan toleransi terhadap aktivitas. Kriteria Evaluasi menimbulkan kelemahan. - Pasien mengungkapkan kebutuhan akan oksigen. Intervensi 1. Kaji keadaan umum pasien 2. Kaji tingkat kemampuan aktivitas. 3. Observasi tanda-tanda vital. 4. Anjurkan pasien untuk banyak Rasional - Menentukan intervensi yang tepat - Mengetahui kemampuan sejauh mana : - Pasien dapat menidentifikasi aktivitas yang

aktivitas pasien &

menentukan tindakan selanjutnya.

21

istirahat di tempat tidur. 5. Bantu pasien untuk beraktivitas 6. Libatkan keluarga

- Mengetahui perubahan curah jantung sehingga tidak terjadi hipotensi - Dapat memenuhi kebutuhan sehari hari dan kebutuhan O2. - Membantu sehari hari. memenuhi kebutuhan

dalam - Mengurangi kerja jantung.

mendampingi pasien. 7. Kolaborasi medik dalam pemberian O2

6. Diagnosa keperawatan Mengenai Kondisi, Tindakan

: Kurang Pengetahuan [Kebutuhan Belajar]

Dapat berhubungan dengan : Kurang Informasi/tidak mengenal sumber infomasi. Tujuan penyakit dan tindakan. Kriteria evaluasi : Pasien memahami kondisi penyakitnya dan : Menyatakan pemahaman kondisi/proses

melakukan perubahan pola hidup Intervensi Rasional 1. Jelaskan/kuatkan penjelasan proses - Menurunkan ansietas penyakit pasien/orang individu. terdekat Dorong untuk dan dapat

menimbulkan partisipasi pada rencana pengobatan. - Napas bibir dan napas membantu Meningkatkan

menanyakan pertanyaan. 2. Instuksikan/kuatkan rasional untuk latihan napas, batuk efektif, dan latihan kolaborasi umum.

abdominal/diafragmatik otot pernapasan.

toleransi aktivitas, bagi pasien memeahami samping samping

3. Diskusikan obat pernapasan, efek - Penting samping, dan reaksi yang tak diinginkan. 4. Tunjukkan dosis inhaler. teknik penggunaan perbedaan

antara dan

efek efek

menggangu merugikan. - Pemberian meningkatkan

yang

tepat

obat dan

penggunaan

5. Sistem alat untuk mencatat obat intermitten/penggunaan inhaller.

keefektifan. - Menurunkan resiko kelebihan dosis

22

6. Anjurkan meghindari agen sedatif antiansietas. 7. Tekankan pentingnya perawatan oral/kebersihan gigi.

dari obat. - Agen sedatif antansietas dapat

menekan pernapsan. - Menurunkan pada pertumbuhan dimana bakteri dapat

mulut,

8. Diskusikan

pentingnya

menimbulkan infeksi saluran napas atas. - Menurunkan pemajanan dan insiden mendapatkan infeksi saluran napas atas. - Faktor lingkungan dapat menimbulkan

menghindari orang yang sedang infeksi pernapasan aktif 9. Diskusikan faktor individu yang meningkatkan kondisi.

10. Kaji efek bahaya merokok dan nasehatkan menghentikan rokok pada pasien/orang terdekat.

iritasi

bronchial

dan

peningkatan

produksi sekret jalan nafas. - Penghentian merokok dapat

memperlambat/menghambat kemajuan penyakit PPOM.

23

BAB 4 PENUTUP

4.1 Kesimpulan Asuhan Keperawatan mengambarkan dan mencerminkan individualisasi perawatan yang perawat berikan. Proses-proses keperawatan yang dilakukan menunjukan pentingnya peranan perawat dalam proses pengobatan dan penyembuhan pasien. Intervensi yang diberikan haruslah sesuai dengan masalah pasien dan diagnosa keperawatan yang ada. Akhirnya, dengan penyusunan Asuhan Keperawatan Pada Pasien Bronkitis yang telah dibuat menunjukan dan menjelaskan cara pembuatan asuhan keperawatan yang benar dalam bentuk teori dan penangganan langsung kepada pasien. Penanganan langung dan kerjasama yang baik dengan keluarga pasien dan pasien itu sendiri dapat mempermudah intervensi yang akan dilakukan. Pemahaman yang benar tentang penyakit bronkitis dapat mempermudah dalam pembuatan Askep. Dengan mengetahui cara yang benar dalam pembuatan Askep dapat meningkat keterampilan dan kualitas dari perawat itu sendiri. Askep yang akurat juga dapat membantu dalam memenuhi syarat akreditasi asuhan keperawatan. 4.2 Saran. Diharapkan dengan adanya penjelasan mengenai proses keperawatan/asuhan keperawatan khusunya tentang asuhan keperawatan pada pasien bronkitis, dapat menunjang kita dalam proses pembelajaran pada mata kuliah PKKDM I serta menjadi pedoman dan bahan pembelajaran dalam melaksanakan profesi kita sebagai perawat diharapakan kita sebagai

nantinya. Oleh karena itu dengan adanya bahan materi ini

mahasiswa mampu mengetahui definisi penyakit bronkitis, etiologinya, anatomi dan fisiologi, patofisiologi dan patoflow bronkitis, manifestasi klinik, pemeriksaan diagnosis, terapi penyakit, komplikasi dari penyakit bronkitis, prognosis dan pencegahan yang dapat dilakukan dalam proses keperawatan, dapat mengidentifikasi tujuan dalam proses keperawatan, serta dapat mengetahui contoh bentuk asuhan keperawatan sebelum kita turun ke lapangan/masyarakat.

24

You might also like