Professional Documents
Culture Documents
2. Lapangan pekerjaan, termasuk segala sesuatu yang berada didalamnya diserahkan sebagai tanggung
jawab Komite Pembangunan USB (KP-USB).
3. Komite Pembangunan USB (KP-USB) harus menyerahkan pekerjaan dengan sempurna dan dalam
keadaan selesai, mana termasuk pembersihan lokasi pekerjaan.
4. Untuk keperluan persiapan dan perlengkapan pelaksaan pekejaan utama, Komite Pembangunan USB
(KP-USB) berkewajiban antara lain:
a. Mempersiapkan dan membersihkan halaman pekerjaan dari benda-benda yang dapat menganggu
jalannya pekerjaan.
b. Mengadakan bahan yang diperlukan untuk penunjang pelaksanaan pekerjaan.
5. Komite Pembangunan USB (KP-USB) wajib membuat gambar detail pelaksanaan (shop drawing)
berdasarkan pada dokumen kontrak yang telah disesuaikan dengan lapangan. Gambar ini sebagai
pendukung detail khusus yang belum tercakup lengkap dalam gambar perencanaan.
6. Semua gambar detail pelaksanaan (shop drawing) sebelum dilaksanakan harus mendapatkan
persetujuan terlebih dahulu dari Pejabat Pembuat Komitmen Dit.PSMP dan Konsultan Lapangan CM.
7. Komite Pembangunan USB (KP-USB) wajib mengajukan contoh semua bahan yang akan digunakan
dan diserahkan kepada Konsultan Lapangan untuk mendapatkan persetujuan, sebanyak minimal 2
(dua) Produk yang setara dari merk pembuatan, kecuali telah ditentukan lain oleh Konsultan Lapangan.
8. Pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Komite Pembangunan USB (KP-USB) adalah “Pelaksanaan
Pekerjaan Pembangunan Unit Sekolah Baru”. Yang didalamnya meliputi pekerjaan :
a. Pekerjaan Persiapan.
b. Pekerjaan Pelaksanaan.
c. Pekerjaan pengawasan.
d. Pekerjaan Perawatan, selama jangka waktu pemeliharaan. Termasuk pembersihkan umum pada
waktu penyerahan pertama, seperti bahan-bahan bangunan yang tidak terpakai, sampah,
kerusakan-kerusakan atau hal-hal yang merupakan akibat dari pekerjaan Komite Pembangunan
USB (KP-USB).
e. Pekerjaan lain yang tercantum ataupun yang dimaksudkan dalam gambar-gambar, Spesifikasi
Teknis serta Berita Acara Penjelasan,
9. Pekerjaan yang harus dikerjakan sesuai dengan ketentuan-ketentuan didalam Spesifikasi Teknis,
Gambar-gambar yang ada, Berita Acara Penjelasan atau petuntuk Konsultan Lapangan selama
pekerjaan berlangsung.
10. Ukuran-Ukuran:
a. Ukuran-ukuran tinggi telah ditetapkan seperti dalam gambar.
1
Appendix C
b. Jika terdapat perbedaan antara ukuran yang terdapat didalam gambar utama dengan ukuran yang
terdapat didalam gambar detail, maka yang mengikat adalah ukuran yang berada didalam gambar
detail. Namun kejadian tersebut harus dilaporkan segera kepada Konsultan Lapangan untuk
mendapat persetujuan untuk dilaksanakan.
c. Pengambilan dan pemakaian ukuran-ukuran yang keliru dan tidak sesuai dengan gambar
perencanaan baik sebelum dan selama pelaksanaan pekerjaan ini adalah menjadi tanggung jawab
Komite Pembangunan USB (KP-USB) sepenuhnya.
d. Sebagai patokan/ukuran pokok ± 0.00 diambil dilapangan, yaitu diambil tinggi lantai (± 60 cm dari
muka jalan raya).
e. Ukuran tinggi yang tetap terhadap ukuran pokok (± 0.00) ditentukan oleh patok yang sudah ada
diatas lahan proyek, dan tanda patokan ini harus terlindung dan jangan sampai berubah.
f. Penetapan ukuran dan sudut-sudut siku badan bangunan harus diperhatikan ketelitiannya pada
saat membagi ukuran ruang, dilaksanakan pada saat pemasangan bouplank dengan
mempergunakan alat water-pass dan theodolit.
Pasal 2
SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN TEKNIS BAHAN
1. Air.
a. Untuk seluruh pelaksanaan pekerjaan dipakai air tawar bersih dan tidak mengandung minyak,
asam alkali, garam, bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain yang merusak bangunan,
memenuhi syarat-syarat pelaksanaan yang ditentukan dalam PUBI-1970/NI-3 pasal 10.
b. Khusus untuk campuran adukan beton jumlah air yang digunakan disesuaikan dengan jenis
pekerjaan beton, dapat ditentukan dengan ukuran isi atau ukuran berat serta harus dilakukan
dengan tepat.
2. Pasir Urug.
Pasir untuk pengurugan, peninggian, dan lain-lain tujuan, harus bersih dan keras atau memenuhi
syarat-syarat pelaksanaan yang ditentukan dalam PUBI-1970/NI-3 pasir laut untuk maksud-maksud
tersebut tidak dapat digunakan.
3. Pasir Pasang.
a. Pasir untuk adukan pasangan, adukan plesteran dan beton bitumen, harus memenuhi syarat-
syarat pelaksanaan yang ditentukan dalam PBI-1971/ NI-2.
b. Butiran-butiran harus tajam dan keras, tidak dapat dihancurkan dengan jari.
c. Kadar lumpur tidak boleh melebihi 5%.
d. Butiran butirannya harus dapat melalui ayakan berlubang 3 mm persegi.
e. Pasir laut tidak boleh digunakan.
5. Pasir Beton.
a. Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih dan bebas dari bahan-bahan organik lumpur dan
sebagainya. Dan harus memenuhi komposisi butir serta kekerasan yang tercantum dalam PBI
1971/NI-3.
b. Kadar lumpur tidak boleh melebihi 5%.
2
Appendix C
6. Koral Beton/Split.
a. Digunakan koral yang bersih, bermutu baik, tidak berpori serta mempunyai gradasi kekerasan
sesuai dengan syarat-syarat pelaksanaan PBI-1971.
b. Butiran-butiran split harus dapat melelaui ayakan berlubang persegi 76mm dan tertinggal diatas
ayakan berlubang 20mm.
c. Koral/split hitam mengkilap keabu-abuan.
7. Kayu.
a. Pada umumnya kayu bersifat baik dan sehat dengan ketentuan, bahwa segala akibat dari
kekurangan-kekurangan yang berhubungan dengan pemakaian tidak akan merusak atau
mengurangi nilai konstruksi, memenuhi syarat-syarat pelaksanaan yang ditentukan dalam PPKKI-
1961.
b. Mutu kayu ada 2 (dua) macam yaitu mutu A dan mutu B.
c. Yang dimaksud kayu mutu A adalah memenuhi syarat-syarat pelaksanaan sebagai berikut:
1) Harus kering udara (kadar lengas 5%).
2) Besar mata kayu tidak melebihi 1/6 dari lebar balok dan juga tidak boleh lebih dari 3,5 cm.
3) Balok tidak boleh mengandung lubang radial kayu yang lebih besar dari 1/10 dari tinggi balok..
4) Retak dalam arah radial tidak boleh melebihi ¼ tebal kayu, dan retak-retak menurut lingkaran
tidak melebihi 1/5 tebal kayu.
5) Miring arah serat (tangensial) tidak melebihi 1/10.
d. Yang dimaksud dengan kayu mutu B, kayu yang tidak termasuk dalam mutu A, tetapi memenuhi
syarat-syarat Pelaksanaan sebagai berikut :
1) Kadar lengas kayu 30%.
2) Besar mata kayu tidak melebihi ¼ dari lebar balok dan juga tidak boleh lebih dari 5 cm.
3) Balok tidak boleh mengandung lubang radial kayu radial kayu yang lebih besar 1/10 dari tinggi
balok.
4) Retak dalam arah radial tidak boleh melebihi 1/3 tebal kayu, dan retak-retak menurut lingkaran
tidak melebihi ¼ tebal kayu.
5) Miring arah serat (tangensial) tidak melebihi 1/7.
e. Bahan-bahan kayu yang berlapis :
1) Teakwood harus berkualitas baik corak maupun serat harus terpilih dan baik, warnanya
merata, yang dihasilkan dari kayu jati terpilih dan baik.
2) Playwood/triplek harus berkualitas baik, corak maupun serat harus terpilih dan warnanya
merata dengan susunan lapisan yang padat.
9. Besi Beton.
a. Besi beton yang digunakan mutu U-24, dan seterusnya sesuai yang ditentukan, yang penting harus
dinyatakan oleh test laboratorium resmi dan sah.
b. Besi harus bersih dan tidak mengandung minyak/lemak, asam, alkali dan bebas dari dari cacat
seperti serpi-serpi. Penampung besi harus bulat serta memenuhi persyaratan NI-2(PBI-1971).
c. Pengendalian pekerjaan ini harus sesuai dengan :
1) Peraturan-peraturan/standar setempat yang biasa dipakai.
2) Peraturan-peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971. NI-2.
3
Appendix C
Pasal 3
PEKERJAAN PASANGAN
4
Appendix C
Bidang dinding ½ bata yang luasnya lebih besar 9 m2 = (3m x 3m) maksimal 12 m2 = (3m x 4m) harus
ditambahkan kolom dan balok penguat (kolom praktis) dengan ukuran 15x15 cm dengan tulangan
pokok 4 Ø– 12 m begel Ø 8 – 12 mm, jarak antara kolom 3-3,5 m. Bagian pasangan bata yang
berhubungan dengan setiap bagian pekerjaan beton (kolom) harus diberi penguat stek-stek besi beton
Ø – 8 mm, jarak 40 cm, yang terlebih dahulu ditanam dengan baik pada bagian pekerjaan beton dan
bagian yang terlebih dahulu ditanam dalam pasangan bata sekurang-kurangnya 30 cm. Batu bata
merah yang patah lebih dari dua tidak boleh digunakan.
Pasangan batu bata merah untuk dinding ½ batu harus menghasilkan dinding finis setebal 15 cm dan
untuk dinding 1 (satu) batu finis adalah 25 cm. Pelaksanaan pasangan harus cermat rapi dan benar-
benar tegak lurus.
Pasal 4
PEKERJAAN KAYU
5
Appendix C
6
Appendix C
Pasal 5
PEKERJAAN BESI
Pasal 6
PEKERJAAN BETON
7
Appendix C
f. Penyimpanan bahan untuk pembuatan campuran beton, yang berupa penimbunan pasir dan split
harus dipisahkan satu dengan yang lain hingga dapat dijamin kedua bahan tersebut tidak
tercampur, ini dimaksudkan untuk mendapat perbandingan adukan beton yang sesuai.
8
Appendix C
g. Contoh Bahan.
Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Komite Pembangunan USB (KP-USB) harus memberikan
contoh-contoh mateial : besi, koral/split, pasir, PC untuk mendapat persetujuan dari Konsultan
Lapangan.
Contoh-contoh yang telah disetujui Konsultan Lapangan akan dipakai sebagai standard atau
pedoman untuk memeriksa atau menerima material yang akan dikirim oleh Komite Pembangunan
USB (KP-USB) ke lokasi pembangunan gedung USB.
h. Syarat-syarat Pengiriman dan Penyimpanan.
Bahan didatangkan ke tempat pekerjaan dalam keadaan utuh dan tidak cacat.
Beberapa bahan tertentu harus masih dalam kotak/kemasan aslinya yang masih tersegel dan
berlabel pabrik.
Bahan harus disimpan ditempat terlindung, kering, tidak lembab dan bersih sesuai dengan
persyaratan yang telah ditentukan oleh pabrik.
Tempat pemyimpanan harus cukup, bahan ditempatkan dan dilindungi sesuai dengan jenisnya.
Komite Pembangunan USB (KP-USB) bertanggung jawab terhadap kerusakan selama pengiriman
dan penyimpanan, bila ada kerusakan Komite Pembangunan USB (KP-USB) wajib mengganti atas
biaya Komite Pembangunan USB (KP-USB).
i. Syarat-syarat Pengamanan Pekerjaan.
Beton yang telah dicor dihindarkan dari benturan benda keras selama 3x24 jam setelah
pengecoran.
Beton harus dilindungi dari kemungkinan cacat yang diakibatkan dari pekerjaan-pekerjaan lain.
Bila terjadi kerusakan, Komite Pembangunan USB (KP-USB) diwajibkan untuk memperbaiki
dengan tidak mengurangi kualitas pekerjaan.
Bagian-bagian beton setelah dicor selama dalam masa pengerasan harus selalu dibasahi dengan
air terus menerus selama 1 mingu atau lebih sesuai ketentuan dalam peraturan beton bertulang,
PBI-1971 dan SK.T-15.1991-03.
Pasal 7
PEKERJAAN LANTAI
9
Appendix C
Tebal yang diisyaratkan 10 cm atau setebal sesuai dengan gambar dan disiram dengan air
kemudian ditimbris untuk memperoleh kepadatan yang maksimal.
c. Diatas pasir urug diberi adukan rabat beton setebal 5 cm dengan campuran 1pc: 3psr: 5krl.
d. Untuk pasangan diatas plat beton (lantai tingkat) diberi lapisan plester (screed) campuran 1 pc : 3
psr setebal 5 cm dengan memperhatikan kemiringan lantai. Sub lantai dari rabat beton dilakukan
pemerataan sehingga benar-benar rata denga kemiringan lantai yang disyaratkan.
e. Contoh Bahan.
Sebelum dilakukan pekerjaan, Komite Pembangunan USB (KP-USB) harus memberikan contoh
bahan, untuk mendapatkan persetujuan dari Konsultan Lapangan.
Contoh-contoh yang telah disetujui oleh Konsultan Lapangan akan dipakai sebagai standard
pedoman untuk memeriksa atau menerima material yang dikirim oleh Komite Pembangunan USB
(KP-USB) ke lokasi pembangunan gedung USB.
Komite Pembangunan USB (KP-USB) diwajibkan membuat tempat penyimpanan yang telah
disetujui oleh Konsultan Lapangan.
f. Syarat-syarat Penerimaan dan Penyimpanan Bahan.
Bahan harus didatangkan ketempat pekerjaan harus berkualitas baik dan tidak cacat.
Beberapa bahan tertentu masih dalam kantong/kemasan aslinya yang masih disegel dan berlabel
pabrik.
Bahan harus disimpan ditempat yang terlindung dan tertutup kering tidak lembab dan bersih,
sesuai persyaratan yang telah ditentukan.
g. Syarat-syarat Pengamanan Pekerjaan.
Selama 7 hari setelah pekerjaan dilaksanakan, tempat pelaksanaan pekerjaan harus dilindungi dari
lalu lintas orang dan barang.
Komite Pembangunan USB (KP-USB) diwajibkan melindungi pekerjaan tersebut dari kerusakan
yang diakibatkan oleh pekerjaan yang lain.
Bila terjadi kerusakan, Komite Pembangunan USB (KP-USB) harus diwajibkan untuk
memperbaikinya dengan tidak mengurangi kualitas pekerjaan.
10
Appendix C
Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan peraturan-peraturan ASTM, peraturan
keramik Indonesia (NI-19) dan PUBI-1982.
b. Semen Portland
c. Pasir dan Air
Komite Pembangunan USB (KP-USB) harus menyerahkan 2 salinan ketentuan dan persyaratan teknis
operatif dari pabrik sebagai informasi bagi Konsultan Lapangan.
Bahan lain yang tidak terdapat dalam daftar diatas akan tetapi dibutuhkan untuk
penyelesaian/penggantian pekerjaan dalam bagian ini, harus baru, kualitas terbaik dari jenisnya dan
harus disetujui oleh Konsultan Lapangan.
11
Appendix C
Bila ada hal-hal yang tidak pada tempatnya, bahan rusak dan hilang, Komite Pembangunan USB
(KP-USB) harus menggantinya dengan persetujuan Konsultan Lapangan.
r. Syarat-syarat Pengamanan Pekerjaan.
Bahan keramik yang telah terpasang dihindarkan dari injakan selama 3x 24 jam setelah
pemasangan.
Bila terjadi kerusakan Komite Pembangunan USB (KP-USB) diwajibkan untuk memperbaiki dengan
tidak mengurangi kualitas pekerjaan.
Pasal 8
PEKERJAAN DINDING
1. Plesteran Dinding.
12
Appendix C
n. Komite Pembangunan USB (KP-USB) bertanggung jawab atas penentuan prosedur/cara perbaikan
dan hal-hal lain yang terjadi selama pelaksanaan, seperti plesteran retak, rusak selama waktu
pelaksanaan dan pergaikan yang tidak dapat diterima atau disetjui oleh Konsultan Lapangan.
o. Komite Pembangunan USB (KP-USB) bertanggung jawab atas segala perbaikan yang diadakan
serta berkonsultasi dengan Konsultan Lapangan sampai perbaikan tersebut dapat diterima.
p. Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Komite Pembangunan USB (KP-USB) harus memberikan
contoh-contoh bahan untuk mendapatkan persetujuan dari Konsultan Lapangan.
q. Contoh-contoh yang telah disetujui oleh Konsultan Lapangan akan dipakai sebagai
standard/pedoman untuk menerima/memeriksa bahan yang dikirim oleh Komite Pembangunan
USB (KP-USB) ke lokasi pembangunan gedung USB.
r. Komite Pembangunan USB (KP-USB) diwajibkan membuat tempat penyimpanan contoh-contoh
material yang telah disetujui Konsultan Lapangan.
s. Syarat-syarat Pengiriman dan Penyimpanan Bahan.
Setelah pasir dan air, bahan yang dikirim ke loaksi pembangunan gedung USB dalam keadaan
tertutup atau kantong yang masih disegel dan berlabel pabrik, yang bertuliskan tipe dan
tingkatannya, dalam keadaan utuh dan tidak cacat.
t. Bahan-bahan diletakkan ditempat yang kering berventilasi baik, terlindung dan bersih.
u. Komite Pembangunan USB (KP-USB) harus bertanggung jawab atas segala kerusakan bahan
yang disimpan baik sebelum dan selama pelaksanaan.
v. Bila ada hal-hal yang tidak pada tempatnya, bahan rusak, hilang, Komite Pembangunan USB (KP-
USB) diharuskan mengganti dengan persetujuan Konsultan Lapangan atas biaya Komite
Pembangunan USB (KP-USB).
2. Plesteran Beton.
Pasal 9
PEKERJAAN LANGIT-LANGIT
13
Appendix C
c. Pekerjaan ini meliputi pekerjaan pemasangan plafon terbuat dari multiplek 4 mm dengan seluruh
detail seperti yang disebutkan/disyaratkan dalam dokumen gambar serta mengikuti petunjuk
Konsultan Lapangan.
d. Cara pengerjaan, bentuk, volume serta detail ukuran lainya sesuai dengan yang tercantum dalam
gambar, Bill of Quantity, serta mengikuti petunjuk yang diberikan oleh Konsultan Lapangan.
e. Kecuali ditentukan lain, dalam spesifikasi ini maka semua pekerjaan maupun tambahan-tambahan
bahan yang berhubungan dengan pekerjaan ini adalah menjadi tanggung jawab Komite
Pembangunan USB (KP-USB).
Pasal 10
PEKERJAAN KUSEN PINTU, JENDELA DAN PARTISI
14
Appendix C
Pasal 11
PEKERJAAN DAUN PINTU DAN JENDELA
15
Appendix C
Pasal 12
PEKERJAAN ALAT PENGGANTUNG DAN PENGUNCI
16
Appendix C
d. Kecuali ditentukan lain dalam spesifikasi ini, maka semua pekerjaan maupun tambahan-tambahan
bahan yang berhubungan dengan pekerjaan ini adalah menjadi tanggung jawab Komite
Pembangunan USB (KP-USB).
Pasal 13
PEKERJAAN SANITAIR
1. Pekerjaan Sanitair.
17
Appendix C
b. Semua peralatan dalam keadaan lengkap, sesuai dengan yang telah disediakan oleh pabrik untuk
masing-masing tipe yang dipilih.
c. Barang yang dipakai adalah dari produk yang telah disyaratkan dalam uraian syarat-syarat dalam
buku.
18
Appendix C
b. Kloset beserta kelengkapan yang dipasang adalah yang telah diseleksi dengan baik. tidak ada
bagian yang gompal, retak atau cacat lainnya dan telah disetujui Konsultan Lapangan.
c. Kloset harus terpasang dengan kokoh, letak dan ketinggian sesuai gambar, dan jangan sampai
terjadi bocor dari samping kloset apabila kloset disiram dengan air.
Pasal 14
PEKERJAAN INSTALASI PLAMBING
19
Appendix C
b. Pengadaan dan pemasangan pipa dari alat sanitasi sampai keseluruh jaringan air buangan (riol).
c. Memperbaiki semua kerusakan, yang diakibatkan baik oleh adanya bobokan-bobokan, galian-
galian maupun oleh kecerobohan para pekerja.
d. Pengujian sistem perpipaan terhadap kebocoran dan tekanan dari sistem plumbing air kotor secara
keseluruhan dan mengadakan pengamatan sampai sistem bekerja baik sesuai yang dikehendaki
yaitu suatu sistem yang sempurna dan terpadu.
e. Pengadaan dan pemasangan instalasi drainase dari talang atap sampai kepada saluran
pembuangan diluar lokasi.
5. Pengadaan Instalatur.
Semua sistem pekerjaan mekanikal elektrikal yang terpasang, harus memiliki ijin-ijin yang diperlukan
dan instalatur nya mempunyai surat keterangan keahlian.
6. Pekerjaan lain.
Melaksanakan pekerjaan lain yang berhubungan dengan lingkup pekerjaan plumbing ini antara lain:
a) Pekerjaan pembersihan tempat kerja.
b) Pekerjaan pengecatan semua pipa-pipa yang kelihatan.
c) Pekerjaan pemasangan pipa yang terbuat dari bahan besi dan ditanam didalam tanah harus
menggunakan lapisan tahan karat dan goni.
d) Pekerjaan shop drawing (gambar – kerja) untuk pelaksanaan dan perbaikan spesifikasi teknis bila
ada.
e) Membuat Time Schedulle, Kurva’ S dan lain-lain yang diperlukan.
f) Dan segala sesuatu mengenai lingkup pekerjaan ini yang kurang jelas, Komite Pembangunan USB
(KP-USB) dapat menanyakannya lebih lanjut kepada Konsultan Lapangan atau pihak lain yang
ditunjuk.
7. Persyaratan.
Tata cara pelaksanaan dan petunjuk lain yang berhubungan dengan peraturan pembangunan yang
berlaku di Republik Indonesia selama pelaksanaan, kontrak harus betul-betul ditaati.
Persyaratan umum pelaksanaan pekerjaan harus sesuai dengan pernyataan dalam pasal pekerjaan
plumbing.
Komite Pembangunan USB (KP-USB) telah dianggap cukup mengerti dan mengetahui maksud dari
peraturan-peraturan dan syarat-syarat tersebut diatas.
20
Appendix C
a) Semua pipa air kotor baik pipa utama maupun pipa cabang terbuat dari bahan PVC dengan
tekanan kerja 10 Kg/Cm2 standar JIS k 674 /kualitas baik.
b) fiting-fiting untuk pemipaan ini juga terbuat dari bahan dan merk yang sama
c) Floor drain dan clean dari bahan stainless steel kualitas baik.
3) Penggantung atau penumpu pipa diskrup terikat pada bagian bangunan dengan insert/angker
yang dipasang pada waktu pengecoran beton atau ramset dari Fisher .Semua alat-alat
21
Appendix C
penggantung harus dikerjakan sedemikian rupa sehingga tidak merusak pipa dan tidak
merusak/meyebabkan turunnya pipa yang terpasang.
e. Valve/Stop Kran.
1) Penempatan dari Valve/Stop Kran, floor drain; cleam out dan peralatan lain harus sedemikian
rupa sehingga terlindung, mudah dicapai dan tidak menganggu
2) Semua Valve/Stop Kran adalah kualitas no 1 atau setara yang disetujui dan bilamana
mungkin seluruh valve/stop kran yang terapasang adalah dari satu pabrik.
f. Pipa-pipa dalam tanah.
1) Galian pipa dalam tanah harus dibuat dengan kedalaman dan kemiringan yang tepat. Dasar
lubang galian harus cukup stabil dan rata sehingga seluruh panjang tertumpu dengan baik.
Pipa-pipa air limbah tidak boleh diletakan pada lubang-lubang sama dengan pipa air bersih
kemiringan 1,0%.
2) Pipa dipasang dan ditanam dibawah permukaan tanah/jalan dengan padat minimal 80 cm,
diukur dari pipa bagian atas sampai permukaan. Apabila dijumpai perletakan pipa melintas
jalan kendaraan, maka harus ditutup dan dilindungi dengan plat beton bertulang.
3) Kondisi permukaan tanah jalan yang digali harus dikembalikan seperti semula sebelum
ditanam. Pipa harus dicat dengan lapisan anti karat tiga kali dibalut goni sebelum ditanam.
4) Pada setiap sambungan Valve/Stop Kran (katub-katub) yang ada pada instalasi pipa bawah
tanah harus dibuatkan bak kontrol untuk pemeliharaan lengkap dengan tutup beton yang bisa
dibuka/tutup.
g. Pipa tegak dalam tembok dan diluar tembok.
Pipa tegak yang menuju ke fixtures dan pipa vent harus dimasukan dalam tembok/lantai. Komite
Pembangunan USB (KP-USB) harus membuat alur-alur atau lubang yang diperlukan pada tembok
sesuai dengan kebutuhan pasangan pipa dan diklem, harus ditutup kembali sehinga pipa tidak
kelihatan dari luar. Cara-cara penutupan kembali harus seperti semula dengan penyelesaian yang
rapi sehingga tidak terlihat bekas pasangan.
h. Pemasangan pipa-pipa harus dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut:
1) Pemasangan pipa harus dilaksanakan sebelum finising dinding /plesteran dan langit-langit
dilaksanakan.
2) Pemasangan sparing untuk pipa-pipa yang mungkin akan menembus struktur bangunan harus
dilaksanakan bersama-sama pada waktu pelaksanaan struktur yang bersangkutan.
3) Persilangan antara air bersih dan air limbah harus dihindarkan.
i. Perlindungan/proteksi waktu pelaksanaan.
1) Semua pipa yang terbuka karena belum tersambung dengan alat atau fixtures harus ditutup
dengan kap/dop atau plug, sehingga tidak memungkinkan masuknya kotoran atau benda
lainnya yang tidak diinginkan.
2) sebelum pemasangan dan penyambungan, semua pipa- pipa Valve/Stop Kran, trap dan fitting
harus diperiksa dan dibersihkan dari segala kotoran yang menyumbat.
3) Alat dan fixtures harus dilindungi dari gangguan pekerjaan dan kerusakan-kerusakan.
j. Pipa Mendatar.
Pipa dipasang dengan penggantungan sesuai dengan diameter, kemiringan menuju pembuangan
adalah 1,0%.
Jarak penggantung pipa seperti tercantum diatas dan tidak diperbolehkan mengunakan kawat;
rantai; perforated strip dan lain-lain. Pada setiap jarak maximum 24 m atau untuk setiap delatasi
dipasang flexible pipe/joint.
k. Cara Pemasangan Floor Drain dan Roof Drain.
1) Floor drain dan clean out harus disambung dengan pipa secara ulir dan membentuk sudut 45
0 dengan pipa utama, dan dengan trap grate dan brass strainer dan dapat dibuka sewaktu-
22
Appendix C
2) Penggunaan penumpu pipa dan peralatan-peralatan logam lainnya yang akan tertutup oleh
tembok dan bagian lainnya, misalnya pipa didalam galian tanah, pipa didalam tembok dan
sebagainya harus dilapisi dengan Cat Meni atau Cat Anti Karat.
3) Komite Pembangunan USB (KP-USB) harus melakukan pembilasan dengan desinfeksi dari
seluruh instalasi air bersih sebelum digunakan.
m. Pengecatan.
1) Semua pipa dari besi yang tidak tertanam didalam tanah/tembok dilapisi dengan Cat anti karat
dan tanda arah aliran dipakai warna biru.
2) Semua pipa yang akan ditanam dalam tanah harus dilapisi Cat anti karat, lapisan goni, dan
aspal.
3) Semua Valve/Stop Kran harus diberi tanda yang menyebutkan nomor identifikasi sesuai
dengan fungsinya.
n. Pengujian.
1) Setelah semua pipa dan perlengkapannya terpasang harus diuji dengan tekanan hidrostatik
selama 24 jam terus menerus tanpa terjadi penurunan tekanan.
2) Peralatan pengujian ini harus dilakukan dengan disaksikan oleh Konsultan Lapangan serta
pihak lain yang dianggap perlu/dikuasakan untuk itu, dan selanjutnya dibuat Berita Acara.
3) Dalam pengetesan semua kran-kran harus dalam keadaan tertutup untuk melihat kebocoran.
4) Testing pemipaan harus dilaksanakan sebelum pipa tertutup dengan tanah (untuk pipa diluar
gedung) atau tertutup dengan plesteran dinding dan sebelum langit-langit didaerah tersebut
terpasang. Untuk sistem air kotor, air kotoran, vent dan air hujan harus diuji terhadap
kebocoran sesuai dengan petunjuk Konsultan Lapangan.
5) Apabila terjadi kegagalan dalam pengujian Komite Pembangunan USB (KP-USB) harus
memperbaiki bagian–bagain yang rusak dan kekurangan-kekurangan yang ada kemudian
melakukan pengujian kembali sampai berhasil dengan baik.
PASAL 15
PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK
23
Appendix C
Semua kabel yang akan dipergunakan untuk instalasi listrik harus memenuhi peraturan SII
dan SPLN. Semua kabel harus baru dan harus jelas tanda, ukuran, jenis kabel, nomor dan
jenis pintalanya.
Semua kabel dengan penampang 6 mm2 keatas harus dipilin (stranded), instalasi ini tidak
boleh memakai kabel dengan penampang lebih lecil dari 2,5 mm2.
Kecuali dipersyaratkan lain, konduktor yang dipakai adalah dari tipe:
i) Untuk instalasi penerangan adalah NYA/NYM dengan conduit pipa PVC.
ii) Untuk kabel distribusi digunakan NYA dan penerangan taman dengan mengunakan
kabel NYFGBY.
Semua kabel NYA yang ditanam didalam perkerasan (tembok, jalan, beton dll) harus berada
didalam conduit PVC kelas AW yang disesuaikan dengan ukurannya, dan harus diklem.
b.2. Splice/pencabangan.
Tidak diperkenankan adanya “splice” pencabangan ataupun sambungan-sambungan baik
dalam feeder maupun cabang-cabang, kecuali pada outlet atau pada kotak-kotak
penghubung yang bisa dipakai (acceptable).
b.3. Semua sambungan kabel baik didalam junction box, panel ataupun tempat lainnya harus
mempergunakan connector yang terbuat dari lembaga yang diisolasi dengan porselin atau
bakelit ataupun PVC, yang diameternya di sesuaikan dengan diameter kabel.
b.4. Bahan isolasi.
Semua bahan isolasi untuk pencabangan, conection dan lain-lain seperti karet, PVC asbes
tape sintetis, resin, splice case, composit dan lain-lain harus dari tipe yang disetujui, untuk
penggunaan, lokasi voltage dan lain nya harus dipasang memakai cara yang disetujui oleh
Pabrik atau menurut anjuran yang ada.
b.5. Penyambungan kabel.
i) Semua penyambungan kabel harus dilakukan dalam kotak-kotak penyambungan yang
sudah ditentukan (misalnya junction box).
ii) Komite Pembangunan USB (KP-USB) harus memberikan brosur-brosur mengenai cara
penyambungan yang dinyatakan oleh pabrik kepada Konsultan Lapangan.
iii) Kabel-kabel disambung sesuai dengan warna atau nama masing- masing, serta
sebelum dan sesudah penyambungan harus dilakukan pengetesan tahanan isolasi
iv) Penyambungan kabel tembaga harus mempergunakan dan dilapisi dengan timah putih
dan kuat.
v) Penyambungan kabel yang berisolasi PVC harus diisolasi dengan pipa PVC/protolen
yang khusus untuk listrik.
Lampu dan armaturenya harus sesuai dengan yang dimasudkan, seperti yang dilukiskan dalam
gambar-gambar elektrikal.
a. Semua Armature lampu yang terbuat dari metal harus mempunyai terminal pentanahan
(grounding).
b. Box tempat ballast, kapasitor, dudukan stater dan terminal box harus cukup besar dan dibuat
sedemikian rupa sehingga panas yang ditimbulkan tidak menggangu kelangsungan kerja dan
unsur teknis komponen lampu itu sendiri .
c. Ventilasi didalam box harus dibuat dengan sempurna. Kabel dalam box harus diberikan saluran
klem-klem tersendiri, sehingga tidak menempel pada balast atau kapasitor.
d. Box terbuat dari plat baja tebal minimum 0,7 mm, dicat dasar tahan karat, kemudian di cat oven
warna putih.
e. Ballast harus dari jenis “low loss ballast” dan harus dapat dipergunakan single lampu balast (satu
lampu flourentscent).
24
Appendix C
f. Armature lampu down light terdiri dari dudukan dengan bahan allumnium silicon alloy atau dari
moulded plastic. Lubang-lubang ventilasi harus ada dan ditutup dengan kasa nylon untuk
mencegah masuknya serangga.
25