You are on page 1of 17

Indera Pengecap Anatomi dan Fungsi | Artikel kesehatan

terbaru update
May 29th, 2011 admin 0 Comments
Pancaindera adalah organ-organ akhir yang dikhususkan untuk menerima jenis rangsangan
tertentu pada manusia. Serabut saraf yang melayaninya merupakan alit perantara yang membawa
kesan rasa (sensory impression) dari organ indera menuju otak, di mana perasaan itu ditafsirkan.
Beberapa kesan rasa timbul dari luar, seperti sentuhan, pengecapan, penglihatan, penciuman, dan
suara. Lainnya timbul dari dalam, antara lain lapar, haus dan rasa sakit.
Dalam segala hal, serabut saraf-saraf sensorik dilengkapi dengan ujungakhir-khusus guna
mengumpulkan rangsangan perasaan yang khas itu; di mana setiap organ berhubungan.
Nampaknya, kita seolah-olah mengecap dengan ujung saraf pada Iidah, mendengar dengan saraf
dalam telinga, dan seterusnya, tetapi sesungguhnya otaklah yang menilai semua perasaan itu.
Penjelasan tentang rasa sentuhan telah diuraikan pada catatan mengenai kulit.
Pada hekekatnya, lidah mempunyai hubungan yang sangat erat dengan indera khusus pengecap.
Lidah sebagian besar terdiri dari dua kelompok otot. Otot intrinsik Iidah melakukan semua
gerakan halus, sementara otot extrinsik mengaitkan lidah pada bagian-bagian sekitarnya serta
melaksanakan gerakan-gerakan-kasar yang sangat penting pada saat mengunyah dan menelan.
Lidah mengaduk-aduk makanan, menekannya pada langit-langit dan gigi. dan akhirnya
mendorongnya masuk farinx.
Lidah terletak pada dasar mulut, sementara pembuluh darah dan urat saraf masuk dan keluar
pada akarnya. Ujung serta pinggiran Iidah bersentuhan dengan gigi-gigi bawah, sementara
dorsum merupakan permukaan melengkung pada bagian atas lidah. Bila lidah digulung ke
belakang, maka tampaklah permukaan bawahnya yang disebut frenulum linguae, sebuah struktur
ligamen halus yang mengaitkan bagian posterior lidah pada dasar mulut. Bagian anterior lidah
bebas tidak terkait. Bila dijulurkan, maka ujung Iidah meruncing, dan bila terletak tenang di
dasar mulut, maka ujung lidah berbentuk bulat.
Selaput lendir (membran mukosa) lidah selalu lembab, dan pada waktu se- hat berwarna merah
jambu. Permukaan atasnya seperti beludru dan ditutupi plpil-papil, yang terdiri atas tiga jenis.
Papillae sirkumvalata. Ada delapan hingga dua belas buah dari jenis ini yang terletak pada
bagian dasar lidah. Papillae sirkumvalata adalah jenis papillae yang terbesar, dan masing-masing
dikelilingi semacam lekukan seperti parit. Papillae ini tersusun berjejer membentuk huruf V pada
bagian belakang lidah.
Papillae fungiformis menyebar pada permukaan ujung dan sisi lidah, dan berbentuk jamur.
Papilae filiformis adalah yang terbanyak dan menyebar pada seluruh permukaan lidah. Organ-
ujung untuk pengecapan adalah puting-puting pengecap yang sangat banyak terdapat dalam
dinding papillae sirkumvalata danfungiforum
Papilae filiform lebih berfungsi untuk menerima rasa sentuh, daripada rasa pengecapan yang
sebenarnya. Selaput lendir langit-langit dan farinx juga bermuatan puting-puting pengecap.
Ada empat macam rasa kecapan: manis, pahit, asam dan asin. Kebanyakan makanan memiliki
ciri harum dan ciri rasa, tetapi ciri-ciri itu merangsang ujung saraf penciuman, dan bukan ujung
saraf pengecapan. Supaya dapat dirasakan, semua makanan harus menjadi cairan, serta harus
sungguh-sungguh bersentuhan dengan ujung saraf yang mampu menerima rangsangan yang
berbeda-beda. Puting pengecap yang berbeda-beda menimbulkan kesan rasa yang berbeda-beda
juga.
Lidah memiliki pelayanan pensarafan yang majemuk. Otot-otot lidah mendapat pensarafan dari
urat saraf hipoglosus (Saraf otak kedua belas). Daya perasaannya dibagi menjadi perasaan
umum, yang menyangkut taktil perasa seperti membedakan ukuran, bentuk, susunan,
kepadatan, suhu dan sebagainya, dan rasa pengecap khusus.
Impuls perasaan umum bergerak mulai dari bagian anterior lidah dalam serabut saraf lingual
yang merupakan sebuah cabang urat saraf kranial kelima, sementara impuls indera pengecap
bergerak dalam khorda timpani bersama saraf lingual, lantas kemudian bersatu dengan saraf
kranial ketujuh, yaitu nervus saraf fasialis.
Saraf kranial kesembilan, saraf glossofaringeal, membawa, baik impuls perasaan umum, maupun
impuls perasaan khusus dari sepertiga posterior lidah.
Dengan demikian indera pengecapan lidah dilayani oleh saraf kranial kez lima, ketujuh dan
kesembilan, sementara gerakan-gerakannya dipersarafi oleh saraf kranial kedua belas.
Secara klinik, indera pengecap, seperti juga indera penciuman (lihat di sebelah), sangat peka dan
dapat hilang karena pilek atau gangguan pada mulut, lambung dan saluran pencernaan. Seorang
dokter, yang dapat juga dibantu oleh seorang perawat, memeriksanya dengan seksama, apakah
indera pengecap itu kering atau lembab, membengkak, lembek dan pucat, atau mengecil dan
berwarna merah, berbulu, pecah atau retak-retak.
Glositis, atau peradangan lidah, bisa akut ataupun kronis, dengan gejala-gejala berupa adanya
ulkus dan lendir yang menutupi lidah. Peradangan ini biasanya timbul pada pasien yang
mengalami gangguan pencernaan ataupun infeksi pada gigi. Lidah lembek dan pucat, dengan
bekas-bekas gigitan pada pinggirannya. Biasanya, glositis kronis menghilang, apabila kesehatan
badan membaik dan pemeliharaan higiene mulut yang baik.
Lekoplakia ditandai oleh adanya bercak-bercak putih yang tebal pada permukaan lidah (juga
pada selaput lendir pipi dan gusi). Hal ini biasanya terlihat pada perokok.
Sistem saraf
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Belum Diperiksa
Langsung ke: navigasi, cari


Diagram sistem saraf manusia
Sistem saraf adalah sistem organ pada hewan yang terdiri atas sel neuron yang
mengkoordinasikan aktivitas otot, memonitor organ, membentuk atau menghentikan masukan
dari indra, dan mengaktifkan aksi. Komponen utama dalam sistem saraf adalah neuron yang
diikat oleh sel-sel neuroglia, neuron memainkan peranan penting dalam koordinasi.
Sistem saraf pada vertebrata secara umum dibagi menjadi dua, yaitu sistem saraf pusat dan
sistem saraf tepi.
Daftar isi
[sembunyikan]
1 Struktur
o 1.1 Neuron
o 1.2 Neuroglia
2 Penghantaran rangsang
3 Referensi
[sunting] Struktur
[sunting] Neuron
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Neuron
Setiap neuron terdiri dari satu badan sel yang di dalamnya terdapat sitoplasma dan inti sel. Dari
badan sel keluar dua macam serabut saraf, yaitu dendrit dan akson.
Dendrit berfungsi mengirimkan impuls ke badan sel saraf, sedangkan akson berfungsi
mengirimkan impuls dari badan sel ke jaringan lain. Akson biasanya sangat panjang. Sebaliknya,
dendrit pendek.
Setiap neuron hanya mempunyai satu akson dan minimal satu dendrit. Kedua serabut saraf ini
berisi plasma sel. Pada bagian luar akson terdapat lapisan lemak disebut mielin yang merupakan
kumpulan sel Schwann yang menempel pada akson. Sel Schwann adalah sel glia yang
membentuk selubung lemak di seluruh serabut saraf mielin. Membran plasma sel Schwann
disebut neurilemma. Fungsi mielin adalah melindungi akson dan memberi nutrisi. Bagian dari
akson yang tidak terbungkus mielin disebut nodus Ranvier, yang berfungsi mempercepat
penghantaran impuls.
[sunting] Neuroglia
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Neuroglia
Neuroglia merupakan suatu matriks jaringan penunjang khusus, fungsi neuroglia diantaranya
adalah memberi nutrisi pada sel saraf. Macam-macam neuroglia diantaranya adalah astrosit,
oligodendroglia dan mikroglia.
[sunting] Penghantaran rangsang
Semua sel dalam tubuh hewan memiliki muatan listrik yang terpolarisasi, dengan kata lain terjadi
perbedaan potensial antara bagian luar dan dalam dari suatu membran sel, tidak terkecuali sel
saraf (neuron). Perbedaan potensial antara bagian luar dan dalam membran ini disebut potensial
membran Informasi yang diterima oleh Indra akan diteruskan oleh saraf dalam bentuk impuls.
Impuls tersebut berupa tegangan listrik. Impuls akan menempuh jalur sepanjang akson suatu
neuron sebelum dihantarkan ke neuron lain melalui sinapsis dan akan seperti itu terus hingga
mencapai otak, dimana impuls itu akan diproses. Kemudian otak mengirimkan impuls menuju
organ atau indra yang dituju untuk menghasilkan efek yang diinginkan melalui mekanisme
pengiriman impuls yang sama.
Membran hewan memiliki potensial istirahat sekitar -50 mV s/d -90 mV, potensial istirahat
adalah potensial yang dipertahankan oleh membran selama tidak ada rangsangan pada sel.
Datangnya stimulus akan menyebabkan terjadinya depolarisasi dan hiperpolarisasi pada
membran sel, hal tersebut menyebabkan terjadinya potensial kerja. Potensial kerja adalah
perubahan tiba-tiba pada potensial membran karena datangnya rangsang. Pada saat potensial
kerja terjadi, potensial membran mengalami depolarisasi dari potensial istrahatnya (-70 mV)
berubah menjadi +40 mV. Akson vertebrata umumnya memiliki selubung mielin. Selubung
mielin terdiri dari 80% lipid dan 20% protein, menjadikannya bersifat dielektrik atau
penghambat aliran listrik dan hal ini menyebabkan potensial kerja tidak dapat terbentuk pada
selubung mielin; tetapi bagian dari akson bernama nodus Ranvier tidak diselubungi oleh mielin.
Penghantaran rangsang pada akson dilakukan dengan mekanisme hantaran saltatori, yaitu
potensial kerja dihantarkan dengan "melompat" dari satu nodus ke nodus lainnya hingga
mencapai sinapsis.
Pada ujung neuron terdapat titik pertemuan antar neuron bernama sinapsis, neuron yang
mengirimkan rangsang disebut neuron pra-sinapsis dan yang akan menerima rangsang disebut
neuron pasca-sinapsis. Ujung akson setiap neuron membentuk tonjolan yang didalamnya
terdapat mitokondria untuk menyediakan ATP untuk proses penghantaran rangsang dan vesikula
sinapsis yang berisi cairan neurotransmitter umumnya berupa asetilkolin (ACh). Ketika rangsang
tiba di sinapsis, ujung akson dari neuron pra-sinapsis akan membuat vesikula sinapsis mendekat
dan melebur ke membrannya. Asetilkolin kemudian dilepaskan melalui proses eksositosis. Pada
ujung akson neuron pasca-sinapsis, protein reseptor mengikat molekul neurotransmitter dan
merespon dengan membuka saluran ion pada membran akson yang kemudian mengubah
potensial membran (depolarisasi atau hiperpolarisasi) dan menimbulkan potensial kerja pada
neuron pasca-sinapsis. Asetilkolin yang ada kemudian dihidrolisis menjadi asetil dan kolin.
Molekul tersebut kemudian masuk kembali ke ujung akson neuron pra-sinapsis melalui proses
endositosis.
MAKALAH
SISTEM KOORDINASI DAN INDRA













Pembimbing :
Drs. Khusnan

Disusun Oleh :
Saidatur Rohmah (24)





MADRASAH ALIYAH NEGERI GRESIK 1
TAHUN PELAJARAN 2009 2010

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah Tuhan Yang Maha Esa karena hanya atas rahmat dan
karunia-Nya saya bisa menyelesaikan makalah ini yang bertujuan agar bisa saya bisa menjelaskan
tentang struktur dan fungsi sistem regulasi (saraf, endokrin dan indra).
Tak lupa saya ucapkan terima kasih kepada Bapak Khusna sebagai guru pembimbing yang membantu
saya dalam membuat makalah ini.
Akhir kata, tiada gading yang tak retak, demikian makalah ini yang masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun tetap kami nantikan demi kesempurnaan laporan ini.

Bungah, 01 Mei 2010



Saidatur Rohmah

Daftar isi

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan

BAB II : PEMBAHASAN
BAB III : PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam makalah ini saya ingin mengetahui tentang struktur dan fungsi sistem regulasi, (saraf, endokrin
dan indra) yang mengatur segala sesuatu yang terjadi dalam tubuh. Setelah mempelajari semua secara
keseluruhan saya bisa mengetahui bahwa semua aktivitas yang dilakukan oleh tubuh ketika kita ternyata
membutuhkan pengaturan (regulasi). Segala aktivitas fisik yang kita lakukan di atur oleh suatu sistem
khusus didalam tubuh kita agar tidak terjadi benturan. Selain mengatur aktivitas fisik, sistem ini juga
mengendalikan segala proses fisiologi yang terjadi didalam tubuh kita agar bekerja secara serasi.


B. Rumusan Masalah
Dari makalah ini saya sebagai penulis telah menentukan suatu rumusan makalah yang akan dikupas
pada bab pembahasan ini.
Pada bab pembahasan.
1. Pengertian sistem koordinasi
2. Pembagian sistem koordinasi
3. Pengertian sistem saraf
4. Pembagian sistem saraf dan fungsinya
5. Pengertian sistem indra
6. Pembagian alat indra dan fungsinya
7. Pengertian sistem hormon
8. Macam macam kelenjar dan fungsinya
9. Penyakit yang timbul akibat kelebihan dan kekurangan hormon



C. Tujuan
Mampu mengidentifikasi struktru fungsi dan proses sistem koordinasi pada tubuh manusia.
Mengaitkan struktur, fungsi dan proses sistem koordinasi pada manusia
Menjelaskan tentang mekanisme proses sistem koordinasi
Menjelaskan penyakit atau gangguan pada sistem koordinasi




BAB II
PEMBAHASAN

Dalam tubuh manusia mempunyai banyak sistem organ tubuh yang tergabung membentuk sistem
sistem dan selanjutnya semua sistem tersebut menyusun tubuh yang mempunyai fungsi tertentu. Maka
dari itu, agar dalam melaksanakan fungsinya tidak terjadi benturan maka didalam tubuh itu lengkapi
dengan sistem pengatur yang dikenal dengan sistem koordinasi.
Koordinasi adalah cara semua organ dan sistem tubuh untuk bekerja secara efisien sedangkan sistem
koordinasi merupakan sistem pengaturan segala sesuatu yang terjadi didalam tubuh manusia sehingga
dapat berjalan dengan serasi dan seimbang.
Ssitem koordinasi pada tubuh manusia tersusun atas tiga sistem yaitu sistem saraf, sistem indra, dan
sistem hormon. Ketiga sistem tersebutlah yang mengatur kerja organ dalam tubuh antara sistem saraf,
sistem indra dan sistem hormon saling berkaitan.

A. Sistem Saraf Pada Manusia
Sistem saraf merupakan sistem koordinasi atau sistem pengatur kerja organ tubuh yang berfungsi untuk
mengatur penerimaan penghantaran dan pemberian tanggan terhadap rangsang (stimulus) ke semua
bagian tubuh dan sekaligus memberikan tanggapan terhadap rangsangan tersebut.
Sistem saraf pada manusia disusun olehsel sel yang disebut dengan neuron. Neuron terdiri dari tiga
bagian yaitu dendrito, badan sel dan akson (neurit).






Perbedaan dendrit dan neurit
No. Macam perbedaan Dendrite Neurit
1 Sitoplasma cabangnya Pendek Panjang
Jumlahnya Banyak Satu
Fungsi Menerima implus dan diteruskan kebadan sel Menghantarkan implus yang meninggalkan badan
sel dan diteruskan keneuron lainnya
4 Ada tidaknya selubung myelin Tidak ada

Stuktur dan fungsi susunan saraf pada manusia adalah sebagai berikut :
1. Sel saraf adalah unit dari sistem saraf berdasarkan fungsinya dapat dibagi menjadi 4, yaitu :
a. Neuron sensorik
Mengahantarkan impplus membawa rangsang dari reseptor yang berupa alat indera ke sistem saraf
pusat (otak dan sumsum tulang belakang)

b. Neuron motorik
Berfungsi mengirimkan perintah dari sistem saraf pusat ke efektor yang berupa otot dan kelenjar

c. Neuron konektor
Berfungsi sebagai penghubung antara neuron yang satu dengan yang lainnya

d. Neuron adjustor
Berfungsi menghubungkan neuron sensorik dan neuron motorik disumsum tulang belakang atau otak.

Skema sistem saraf








2. Pembagian Sistem Saraf
a. Sistem Saraf Pusat
Berfungsi menerima informasi dari semua bagian tubuh menganalisis dan menyimpan informasi serta
mengirimkan perintah berdasarkan informasi yang diterimanya.
Sistem saraf pusat terdiri atas otak yang terletak dalam tulang belakang tengkorak dan sumsum tulang
belakang yang terletak di ruas ruas tulang belakang

b. Sistem Saraf
Berfungsi membawa impuls saraf reseptor ke pusat dan serabut saraf membawa impuls dari pusat
efektor.
Sistem saraf tepi dibagi menjadi sistem saraf sadar (somatik) dan sistem saraf tak sadar (otonom).








3. Fungsi Otak Dan Tulang Sumsum Tulang Belakang
Otak besar (cerebrum) :
Pusat ingatan kesadaran, kemauan dan kemampuan
Pusat pengendalian semua kegiatan tubuh yang bergerak

Otak kecil (cereblum) :
Pengatur keseimbangan tubuh
Koordinasi buat kerja otot pada waktu bergerak

Sumsum lanjutan :
Pengendalian keolatan kegiatan tubuh yang tidak disadari

Sumsum tulang belakang
Sebagai penghubungn impuls dari otak
Memberi kemungkinan jalan yang terpendek pada gerak refleks










4. Gerak Reflek Dan Gerak Biasa
a. Gerak Reflek
Adalah gerakan sebagai tanggapan dari luar tanpa melalui pusat kesadaran:
Rangsang Reseptor Saraf Sensori Sumsum Tulang Belakang Saraf Motor Efektor Tanggapan
b. Gerak Biasa
Adalah gerakan sebagai tanggapan dari luar melalui pusat kesadaran:
Rangsang Reseptor Saraf Sensori sistem saraf pusat (otot) Saraf Motor Efektor Tanggapan

B. Sistem Indra
Alat indar merupakan organ yang berperan penting dalam mengenal lingkungan dan memberi respons
terhadap segala rangsangan yang terjadi terhadap tubuh. Dengan adanya indra tubuh memiliki
kemampuan merespons rangsangan dari lingkungan, dan memproteksi diri dari bagian gangguan yang
disebabkan oleh reseptor yang dimiliki oleh indra.
Pada tubuh manusia ada 4 reseptor utama :
a) Mekanoreseptor
Untuk mendeteksi stimulus yang berupa energi mekanis
b) Kemoreseptor
Untuk mendeteksi stimulus yang berupa energi kimia

c) Termoreseptor
Untuk mendeteksi stimulus yang berupa energi suhu

d) Fotoreseptor
Untuk mendeteksi stimulus yang berupa energi elektromagnetik

Tubuh manusia mempunyai lima alat indra yang dikenal dengan panca indra
1) Kinestesis
Adalah propioseptor, yaitu indra yang terdapat didalam otot, urat, otot jaringan ikat sendi dan sendi
yang dapat membantu koordinasi dalam sikap tubuh dan perasaan tertentu

2) Alat peraba
Terdapat dikulit dan sering disebut dengan tangoreseptor yang mampu menerima rangsangan dari luar.
Kulit juga melindungi tubuh dari luka dan infeksi membuat tubuh tahan air dan mengatur suhu tubuh.

3) Indra pengecap dan pembau
a. Indra Pengecap
Tersusun atas sel sel reseptor pengecap yang terdapat dilidah. Lidah merupakan organ yang tersusun
atas otot dan terdapat didalam rongga mulut. Selain lidah, sel sel reseptor pengecap juga terdapat
dilangit langit mulut. Sel sel reseptor pengecap bukan merupakan sel saraf melainkan sat sel.
Lidah manusia mendeteksi hanya empat rasa, manis, asam, asin, pahit. Hal ini disebabkan satu macam
rasa dibandingkan dengan lainnya.




b. Indra pembau
Indra pembau pada manusia tersusun atas sel sel reseptor pembau yang disebut dengan sel sel
olfaktori. Sel sel alfaktori merupakan modifikasi sel saraf dan sel biasa. Dendrit pada sel sel alfaktori
berupa silia yang berfungsi menerima rangsang zat kimia dalam bentuk gas (didalam hidung).
Karsa indra pembau etat kaitanya dengan kerja indra pengecap kerjasama keduanya menyebabkan kita
dapat mendeteksi aroma makanan.

4) Indra pendengaran















Alat pendengaran pada manusia terdiri 3 bagian :
a. Telinga luar. Terdiri dari daun telinga, saluran telinga, gendang telinga

b. Telinga tengah. Tediri atas tulang martil, tulang landasan dan tulang sanggurd serta buluh eustachius
c. Telinga dalam. Terdiri atastingkup jurung dan rumah siput

5) Indra penglihatan







Indra penglihatan pada manusia adalah sepasang mata. Mata berfungsi sebagais fotoreseptor, yaitu
reseptor yang mendeteksi atau mengenali stimulus yang berupa cahaya kita dapat melihat benda
benda disekitar kita karena mata mengeluarkan pantulan cahaya dari matahari kemudian mengubahnya
menjadi rangsang saraf.
Mata memiliki struktur yang kompleks, terdiri dari sejumlah sel reseptor cahaya dan warna. Beberapa
bagian penting : sklera, konjungtiva, kornea, koroid, bintik buta, saraf optik dan otot mata.

C. Sistem Hormon
Karena hormon berasal dari kata hormaein yang merarti mamacu. Hormon adalah getah yang dihasilkan
oleh suatu kelenjat dan langsung diedarkan oleh darah. Sistem hormon mempunyai fungsi : mengatur
homoestatis memacu pertumbuhan, mengatur reproduksi dan mengatur tingkah laku.

Sebagai kompinen sistem koordinasi, hormon mempunyai hubungan erat dengan saraf :
SISTEM SARAF SISTEM HORMON
komunikasi menggunakan rangsang sinyal listrik melalui serabut saraf
rangsang mencapai sel sel khusus melalui serabut saraf
menyebabkn otot otot berkontraksi
rangsang hasilkan pengaruh dalam waktu beberapa mili detik
pengaruh stimulasi saraf cepat dan dapat balik komunikasi menggunakan rangsang bahan kimia
pembawa pesan melalui peredaran darah
hormon beredar ke sel sel sasarannya diseluruh tubuh
menyebabkan perubahan aktivitas metabolik
hormon hasilkan pengaruh dalam waktu beberapa menit (lebih lama)
pengaruh stimulasi endoktrin agak lama















Sistem endokrin yang ada pada tubuh manusia tersusun atas beberapa kelenjar endokrL, tetapi yang
utama adalah tujuh buah kelenjar endokrin yang tersebar di seluruh tubuh. Ketujuh kelenjar endokrin
itu adalah kelenjar hipofisis, kelenjar tiroid, kelnjar paratiroid, kelenjar adrenalin, kelenjar pankreas,
ovarium pada perempuan, dan testis pada laki-laki. Tiap tiap kelenjar menyekresikan satu atau lebih
hormon.

a. Kelenjar Hipofisis
Terletak diatas otak besar
Berfungsi mengatur kelenjar hormon lainnya

b. Kelenjar Tiroid
Terdiri atas dua lobus dan terletak dibagian tengah dan bagian anterios dan posterior
Berfungsi sebagai :
1. Mempengaruhi metabolisme sel. Proses produksi panas oksidasi disel sel tubuh
2. Mempengaruhi pertumbuhan perkembangan dan deferensial jaringan tubuh
3. Mempengaruhi dalam mengubah tirosin

c. Kelenjar Paratiroid
Terletak menempel pada permukaan belakang kelenjar gondok
Berfungsi mengeskresikan parathormon yang memiliki fungsi mempertahankan kadar (a dan p dalam
darah)

d. Kelenjar Pankreas
Berada dibwah lambung
Berfungsi menghasilkan enzim enzim pencernaan, tetapi beberapa diantaranya menghasilkan hormon
hormon

e. Kelenjar adrenal
Berada diatas ginjal
Memiliki bagian tengah (modulla) dan bagian luar (korteks)

f. Kelenjar kelamin
Pada wanita terdapat dalam rongga perut sedangkan laki laki terdapat dalam zakar dalam kanting
skrotum
Ovarium berfungsi memproduksi sel telur atau ovum testis berfungsi menghasilkan sel sel sperma.







BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari makalah ini saya simpulkan bahwa tubuh manusia memiliki sistem pengaturan disebut dengan
koordinasi yang terdiri atas sistem saraf, sistem indra dan sistem hormon.
Sebagai pengatur kerja organ tubuh antara sistem saraf sistem indra dan sistem hormon bekerja saling
mempengaruhi. Diantara sistem saraf dan sistem hormon terdapat persamaan dan perbedaan, yaitu :
PERSAMAAN
Sistem Saraf
- Membantu mengatur dalam memelihara homoestatis
- Mengekresikan messengger kimiatul neurohmor Sistem Hormon
- Membantuk mengatur dan memelihara homoestatis
- Mengekresikan messengger kimiatul neurohmor

Perbedaan cara kerja
1. Sistem Hormon
Stimulus

Kelenjar doktrin mengekresikan hormon

Hormon diangkut
Oleh darah

Hormon mempengaruhi,
Jaringan seperti jantung
Pembuluh darah, hati
Dan organ kelamin

2. Sistem saraf
diterima reseptor saraf sensorik

saraf pusat

saraf morotik
efektor

B. Saran
Menjauhkan diri dan tidak menggunakan obat obatan karena dapat mempengaruhi kinerja sistem
saraf
Mengkonsumsi sayuran dan buah buahan yang banyak mengandung vitamin A
Menggunakan garam beryodium
Mengikuti gerakan KB (keluarga berencana)
Olahraga secara rutin

Tugas Makalah Biologi Tentang

Sistem saraf

Alat indra

Sistem hormone
D I S U S U N
O
leh ;


Leni Natalia Situmorang


Kls ; XI IPA



KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dankarunia-Nya
penulis dapat menyelesaikan tugas ini.Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan tugas ini masih
banyak kekurangan, baik darisegi isi, penulisan maupun kata-kata yang digunakan. Oleh karena itu,
segala kritik dan saran yang bersifat membangun guna perbaikan laporan kerja praktek ini lebih lanjut,
akan penulis terimadengan senang hati. Tidak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telahmembantu dalam penyusunan tugas ini. Akhirnya, tiada gading yang tak retak, meskipun
dalam penyusunan makalah ini penulis telahmencurahkan semua kemampuan, namun penulis sangat
menyadari bahwa hasil penyusunanmakalah ini jauh dari sempurna dikarenakan keterbatasan data dan
referensi maupun kemampuanpenulis. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran serta kritik
yang membangun dariberbagai pihak.
Medan,2011Penulis

D
aftar Isi
Kata Pengantar ......................................................................................................... IDaftar Isi
......................................................................................................... IIBabI Pendahuluan
........................................................................................................ IIIBabII Isi
......................................................................................................... IV BabIII
Kesimpulan........................................................................................................ V


Daftar Pustaka
[ADA] American Diabetes Association. 2004. Gestational Diabetes Mellitus.Diabetes Care 27: S88-
S90.[Anonim]. 2006.Regulasi Glukosa.http://fac ult y.uc a.edu/~ we ij iul/gr aphs / glucose-regulation-
1.jpg . diakses 11 Agustus 2008. AOAC, 1990. Official Methods of Analysis, 15th Edn. Association of
Official Analytical Chemists, Washington D.C.

You might also like