You are on page 1of 33

DISUSUN OLEH 1. DEWI MUTIARAWATI S (4315116637) 2. INTAN PERMATA SARI (4315116628) 3. PRAMESTI (4315115993) 4. SITI NURAISAH (4315116631) 5.

WIDI ANDHIKA SANDY (4315115981)

PENDIDIKAN GEOGRAFI 2011 FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan karunianya kepada kami ,sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik,tanpa halangan suatu apapaun. Dalam makalah ini kami akan menjelaskan mengenai BIMBINGAN KONSELING. Dalam penyusunan makalah ini masih banyak sekali hambatan yang kami hadapi. Namun kami ini menyadari, lain bahwa kelancaran dalam dan penyusunan makalah tidak berkat bantuan,dorongan

bimbingan dosen, orang tua dan teman-teman . Oleh karena itu kami mengucapkan terima kasih kepada: 1. Ibu dosen selaku pembimbing matakuliah profesi pendidikan telah memberikan bantuan dalam menyelesaikan makalah ini. 2.Teman-teman yang telah memberikan dukungan dan membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini. 3.Orang tua,saudara yang telah memberikan dukungan kepada kami. Semoga makalah ini bermanfaat bagi semuanya,serta dapat yang

menambah pengetahuan bagi yang membacanya. Makalah ini masih jauh dari sempurna maka dari itu kami selalu mengharapakan kritik dan saran dari semuanya.Sekian dari kami ada kurang lebihnya kami mohon maaf.Terimakasih

Jakarta, Oktober 2012

Penyusun i

DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR .i DAFTAR ISI .ii BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Masalah.1 1.2 Rumusan

Masalah ..2 1.3 Tujuan

..2 BAB II PEMBAHASAN 2.1. Bagaimanakah Hakikat dan Latar Belakang Pentingnya BK di

Sekolah?..3 2.2. Apakah Pengertian

BK?.............................................................................4 2.3. Apakah Tujuan dan Fungsi

BK?..................................................................5

2.4.

Apakah

Prinsip

Pelaksanaan

BK

dan

Azas

BK

di

Sekolah?........................7 2.5. Bagaimanakah Aplikasi Layanan

BK?......................................................11 2.6. Bagaimanakah Orientasi Layanan BK di

Sekolah?...................................14 2.7. Apakah Program BK di

Sekolah?..............................................................15 2.8. Bagaimanakah Peran Guru Dalam Pelaksanan BK di

Sekolah?...............18 BAB III PENUTUP 4.1 Kesimpulan ..23 4.2 Saran 23 DAFTAR PUSTAKA .24 ii

BAB I PENDAHULUAN
I.I. Latar Belakang Masalah Bimbingan dan konseling merupakan kegiatan yang bersumber pada kehidupan manusia. Kenyataan menunjukkan bahwa manusia di

dalam kehidupannya menghadapi persoalan-persoalan yang silih berganti. Manusia tidak sama satu dengan yang lain, baik dalam sifat maupun kemampuannya. Ada manusia yang sanggup mengatasi persoalan tanpa bantuan pihak lain, tetapi tidak sedikit manusia yang tidak mampu mengatasi persoalan bila tidak dibantu orang lain. Khususnya bagi yang terakhir inilah bimbingan dan konseling diperlukan. Pada pelaksanaan bimbingan dan konseling di Sekolah guru memiliki perananan yang sangat penting karena guru merupakan sumber yang sangat menguasai informasi tentang keadaan siswa. Di dalam melakukan bimbingan dan konseling, kerja sama konselor dengan personel lain di sekolah merupakan suatu syarat yang tidak boleh ditinggalkan. Kerja sama ini akan menjamin tersusunnya program bimbingan dan konseling yang komprehensif, memenuhi sasaran, serta realistik. Meskipun keberadaan layanan bimbingan dan konseling di sekolah sudah lebih diakui sebagai profesi, namun masih ada persepsi negatif tentang bimbingan dan konseling terutama keberadaannya di sekolah dari para guru, sebagian pengawas, kepala sekolah, para siswa, orang tua siswa bahkan dari guru BK sendiri. Selain persepsi negatif tentang BK, juga sering muncul tudingan miring terhadap guru bimbingan dan konseling di sekolah. Dalam makalah ini akan saya khususkan pembahasan tentang bimbingan dan konseling di sekolah oleh guru bimbingan konseling dan tenaga-tenaga lainnya disekolah. Sekolah merupakan lembaga formal yang secara khusus dibentuk untuk menyelenggarakan pendidikan Bagi warga masyarakat. 1 I.2. Rumusan Masalah

1. Sekolah?

Bagaimanakah Hakikat dan Latar Belakang Pentingnya BK di

2. Apakah Pengertian BK? 3. Apakah Tujuan dan Fungsi BK? 4. Apakah Prinsip Pelaksanaan BK dan Azas BK di Sekolah? 5. Bagaimanakah Aplikasi Layanan BK? 6. Bagaimanakah Orientasi Layanan BK di Sekolah? 7. Apakah Program BK di Sekolah? 8. Bagaimanakah Peran Guru Dalam Pelaksanan BK di Sekolah? I.3. Tujuan 1. Untuk Mengetahui Hakikat dan Latar Belakang Pentingnya BK di Sekolah 2. Untuk Mengetahui Pengertian BK 3. Untuk Mengetahui Tujuan dan Fungsi BK 4. Untuk Mengetahui Prinsip Pelaksanaan BK dan Azas BK 5. Untuk Mengetahui Aplikasi Layanan BK 6. Untuk Mengetahui Orientasi Layanan BK 7. Untuk Mengetahui Program BK di Sekolah 8. Peran Guru Dalam Pelaksanan BK

BAB II PEMBAHASAN
2.I. Hakikat Latar Belakang Pentingnya BK di Sekolah Keberadaan manusia di masyarakat termasuk peserta didik baik secara perse-orangan maupun secara kelompok terlihat gejala yang mendasar, yakni: (a) terdapat persamaan dan perbedaan antara orang yang satu dengan lainnya, (b) setiap orang memerlukan orang lain, (c) hidup manusia mengikuti aturan-aturan tertentu, (d) hidup itu tidak hanya di dunia fana tetapi juga menjangkau kehidupan di akhirat. Gejala yang mendasar ini dapat dirumuskan sebagai dimensi kemanusiaan, yang mencakup: dimensi keindividualan (individualitas), dimensi kesosialan (sosialitas), dimensi kesusilaan (moralitas), dan dimensi keberagamaan (religiusitas) (Prayitno, 1990). Selayaknya seutuhnya makhluk yang manusia menunjukkan suatu keutuhan. manusia Manusia sebagai

selayaknya

mencerminkan

kualitas

paling tinggi derajatnya serta berkembangnya secara

optimal keempat dimensi kemanusiaannya tersebut. Fenomena atau gejala di sisi lain, menunjukkan bahwa keadaan masyarakat Indonesia bahkan dunia kian Teknologi berkembang atau berubah. Informasi demikian pesat perkembangannya, masyarakat dunia.

dan

demikian pula globalisasi membuat perubahan

Manusia tidak dapat mengelak dari perubahan-perubahan itu. Dalam menghadapi perubahan itu ada yang pesimis namun juga ada yang optimis. Dengan kata lain, globalisasi dan derasnya arus informasi akan memberikan dampak yang besar terhadap seluruh warga masyarakat termasuk peserta didik maupun yang optimistik. baik yang menyikapinya secara pesimistik

Sebagai peserta didik, khususnya peserta didi sekolah menengah, mereka tengah melakukan proses-proses untuk mencapai tugas-tugas perkembangannya yang merupakan tugas yang harus dilakukan. 3 Tugas perkembangan adalah tugas-tugas yang muncul pada saat atau suatu peride tertentu dari kehidupan individu, yang jika berhasil akan menimbulkan rasa bahagia dan membawa ke arah keberhasilan dalam melaksa-nakan tugas-tugas berikutnya; sementara kegagalan kesulitan dalam dalam melaksanakan tugas tersebut akan menimbulkan rasa tidak bahagia, ditolak oleh masyarakat dan mengalami menghadapi tugas-tugas berikutnya (Havighurst, 1961:2). Untuk dapat mewujudkan dirinya sebagai individu yang utuh, warga masyarakat termasuk peserta didik mutlak perlu melakukan penyesuaian pribadi yang diri sedemikian itu rupa sehingga dapat terhindar dari diri sebagai bantuan layanan kemungkinan mengalami kegagalan dalam mewujudkan utuh.Untuk diperlukan suatu

profesional yang salah satunya dan selama ini sudah berjalan adalah layanan bimbingan dan konseling. 2.2. Pengertian BK Secara kebahasaan istilah bimbingan dan konseling berasal dari bahasa Inggris yaitu Guidance and Counseling.Bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh seorang yang ahli kepada seseorang atau beberapa orang individu, baik anak-anak, remaja, maupun dewasa, agar orang yang dibimbing mendapat mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri, dengan memanfaatkan kekuatan individu yang ada dan dapat dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku. Pada prinsipnya bimbingan mengandung unsur pokok sbb:

1. Merupakan proses yang berkelanjutan. Bahwa bimbingan dilakukan secara sistematis, disengaja, berencana, terus menerus, dan terarah kepada tujuan. 2. Bisa diberikan kepada individu maupun kelompok. 3. Dapat diberikan kepada siapa saja. 4. Bertujuan agar seserang bisa mengembangkan diri secara optimal. 5. Adanya penggunaan media dan pendekatan pribadi. 6. Bimbingan hendaknya dilaksanakan sesuai dengan norma-norma yang berlaku.

4 Konseling adalah suatu proses memberi bantuan yang dilakukan melalui wawancara konseling oleh seorang ahli (yang disebut konselor)kepada individu yang sedang mengalami suatu masalah (disebut klien)yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi klien. Namun pada dasarnya konseling mengandung hal-hal pokok sbb: 1. Konseling melibatkan dua orang yang saling berinteraksi dan mengadakan komunikasi langsung. 2. Interaksi antara klien dan konselor berlangsung dalam waktu yang relatif lama. 3. Tujuan hubungan konseling adalah terjadinya perubahan tingkah laku klien. 4. Model interaksi terbatas pada interaksi verbal antara klien dan konselor. 5. Merupakan proses yang dinamis 6. Didasari atas penghargaaan harkat dan martabat manusia.

Dengan demikian maka dapat dirumuskan bahwa konseling adalah suatu proses memberi bantuan yang dilakukan melalui wawancara konseling oleh seorang ahli (konselor) kepada individu yang sedang mengalami suatu masalah (klien) yang bertujuan mengatasi masalah yang dihadapi klien. 2.3. Tujuan dan Fungsi BK Tujuan Bimbingan Konseling meliputi: 1.Tujuan umum Pada dasarnya tujuan Bimbingan Konseling secara umum

adalahuntuk membantu individu memperkembangkan diri secara optimal sesuai dengan tahap perkembangan dan predisposisi yang dimilikinya (seperti kemempuan dan bakat-bakatnya), berbagai latar belakang yang ada (keluarga, pendidikan, status sosial ekonomi), serta dengan tuntutan positif lingkungannya.

5 2.Tujuan khusus Tujuan khusus Bimbingan Konseling merupakan penjabaran tujuan umum yang dikaitkan sengan masalah individu yang bersangkutan sesuai dengan kompleksitas permasalahan yang dialami individu tersebut. Fungsi Bimbingan dan Konseling adalah : 1. Fungsi Pemahaman, yaitu fungsi bimbingan dan konseling

membantu konseli agar memiliki pemahaman terhadap dirinya (potensinya) dan lingkungannya (pendidikan, pekerjaan, dan norma agama). Berdasarkan pemahaman ini, konseli diharapkan mampu

mengembangkan potensi dirinya secara optimal, dan menyesuaikan dirinya dengan lingkungan secara dinamis dan konstruktif. 2. Fungsi Preventif, yaitu fungsi yang berkaitan dengan upaya konselor untuk senantiasa mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin terjadi dan berupaya untuk mencegahnya, supaya tidak dialami oleh konseli. Melalui fungsi ini, konselor memberikan bimbingan kepada konseli tentang cara menghindarkan diri dari perbuatan atau kegiatan yang membahayakan dirinya. 3. Adapun teknik yang dapat digunakan adalah pelayanan orientasi, informasi, dan bimbingan kelompok. Beberapa masalah yang perlu diinformasikan kepada para konseli dalam rangka mencegah terjadinya tingkah laku yang tidak diharapkan, diantaranya : bahayanya minuman keras, merokok, penyalahgunaan obatobatan, drop out, dan pergaulan bebas (free sex). 4. Fungsi Pengembangan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang sifatnya lebih proaktif dari fungsi-fungsi lainnya. Konselor senantiasa berupaya untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, yang memfasilitasi perkembangan konseli. Konselor dan personel Sekolah/Madrasah lainnya secara sinergi sebagai teamwork berkolaborasi atau bekerjasama merencanakan dan melaksanakan program bimbingan secara sistematis dan berkesinambungan dalam upaya membantu konseli mencapai tugas-tugas perkembangannya. Teknik bimbingan yang dapat digunakan disini adalah pelayanan informasi, tutorial, diskusi kelompok atau curah pendapat (brain storming), home room, dan karyawisata. 5. Fungsi Penyembuhan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang bersifat kuratif. Fungsi ini berkaitan erat dengan upaya pemberian bantuan kepada konseli yang telah mengalami masalah, baik menyangkut aspek pribadi, sosial, belajar, maupun karir. Teknik yang dapat digunakan adalah konseling, dan remedial teaching.

6. Fungsi Penyaluran, yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu konseli memilih kegiatan ekstrakurikuler, jurusan atau program studi, dan memantapkan penguasaan karir atau jabatan yang sesuai dengan minat, bakat, keahlian dan ciri-ciri kepribadian lainnya. Dalam melaksanakan fungsi ini, konselor perlu bekerja sama dengan pendidik lainnya di dalam maupun di luar lembaga pendidikan. 7. Fungsi Adaptasi, yaitu fungsi membantu para pelaksana pendidikan, kepala Sekolah/Madrasah dan staf, konselor, dan guru untuk menyesuaikan program pendidikan terhadap latar belakang pendidikan, minat, kemampuan, dan kebutuhan konseli. 8. Fungsi Penyesuaian, yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu konseli agar dapat menyesuaikan diri dengan diri dan lingkungannya secara dinamis dan konstruktif. 9. Fungsi Perbaikan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling untuk membantu konseli sehingga dapat memperbaiki kekeliruan dalam berfikir, berperasaan dan bertindak (berkehendak). Konselor melakukan intervensi (memberikan perlakuan) terhadap konseli supaya memiliki pola berfikir yang sehat, rasional dan memiliki perasaan yang tepat sehingga dapat mengantarkan mereka kepada tindakan atau kehendak yang produktif dan normatif. 10. Fungsi Fasilitasi, memberikan kemudahan kepada konseli

dalam mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal, serasi, selaras dan seimbang seluruh aspek dalam diri konseli.

6 11. untuk Fungsi Pemeliharaan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling membantu konseli supaya dapat menjaga diri dan

mempertahankan situasi kondusif yang telah tercipta dalam dirinya.

Fungsi ini memfasilitasi konseli agar terhindar dari kondisi-kondisi yang akan menyebabkan penurunan produktivitas diri. Pelaksanaan fungsi ini diwujudkan melalui program-program yang menarik, rekreatif dan fakultatif (pilihan) sesuai dengan minat konseling 2.4. Prinsip Pelaksanaan BK dan Azas BK Terdapat beberapa prinsip dasar yang dipandang sebagai fundasi atau landasan bagi pelayanan bimbingan. Prinsip-prinsip ini berasal dari konsep-konsep filosofis tentang kemanusiaan yang menjadi dasar bagi pemberian pelayanan bantuan atau bimbingan, baik di Sekolah/Madrasah maupun di luar Sekolah/Madrasah. Prinsip-prinsip itu adalah: 1. Bimbingan dan konseling diperuntukkan bagi semua konseli . Prinsip ini berarti bahwa bimbingan diberikan kepada semua konseli atau konseli, baik yang tidak bermasalah maupun yang bermasalah; baik pria maupun wanita; baik anak-anak, remaja, maupun dewasa. Dalam hal ini pendekatan yang digunakan dalam bimbingan lebih bersifat preventif dan pengembangan dari pada penyembuhan (kuratif); dan lebih diutamakan teknik kelompok dari pada perseorangan (individual). 2. Bimbingan dan konseling sebagai proses individuasi . Setiap konseli bersifat unik (berbeda satu sama lainnya), dan melalui bimbingan konseli dibantu untuk memaksimalkan perkembangan keunikannya tersebut. Prinsip ini juga berarti bahwa yang menjadi fokus sasaran bantuan adalah konseli, meskipun pelayanan bimbingannya menggunakan teknik kelompok. 3. Bimbingan menekankan hal yang positif . Dalam kenyataan masih ada konseli yang memiliki persepsi yang negatif terhadap bimbingan, karena bimbingan dipandang sebagai satu cara yang menekan aspirasi.

7 4. Sangat dan berbeda dengan karena pandangan tersebut, bimbingan cara diri untuk sendiri,

sebenarnya merupakan proses bantuan yang menekankan kekuatan kesuksesan, bimbingan yang positif merupakan terhadap membangun pandangan

memberikan dorongan, dan peluang untuk berkembang. 5. Bimbingan dan konseling Merupakan Usaha Bersama. Bimbingan bukan hanya tugas atau tanggung jawab konselor, tetapi juga tugas guru-guru dan kepala Sekolah/Madrasah sesuai dengan tugas dan peran masing-masing. Mereka bekerja sebagai teamwork. 6. Pengambilan Keputusan Merupakan Hal yang Esensial dalam Bimbingan dan konseling.Bimbingan diarahkan untuk membantu konseli agar dapat melakukan pilihan dan mengambil keputusan. Bimbingan mempunyai peranan untuk memberikan informasi dan nasihat kepada konseli, yang itu semua sangat penting baginya dalam mengambil keputusan. Kehidupan konseli diarahkan oleh tujuannya, dan bimbingan

memfasilitasi konseli untuk memper-timbangkan, menyesuaikan diri, dan menyempurnakan tujuan melalui pengambilan keputusan yang tepat. Kemampuan untuk membuat pilihan secara tepat bukan kemampuan kemampuan bawaan, konseli tetapi untuk kemampuan yang harus dan dikembangkan. Tujuan utama bimbingan adalah mengembangkan memecahkan masalahnya mengambil keputusan. 7. Bimbingan dan konseling Berlangsung dalam Berbagai Setting (Adegan) Kehidupan. Pemberian pelayanan bimbingan tidak hanya berlangsung keluarga, pemerintah/swasta, di Sekolah/Madrasah, dan tetapi pada juga di lingkungan Bidang perusahaan/industri, masyarakat lembaga-lembaga umumnya.

pelayanan bimbingan pun bersifat multi aspek, yaitu meliputi aspek pribadi, sosial, pendidikan, dan pekerjaan.

8 Keterlaksanaan dan keberhasilan pelayanan bimbingan dan konseling sangat ditentukan oleh diwujudkannya asas-asas berikut. 1. Asas Kerahasiaan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang

menuntut dirahasiakanya segenap data dan keterangan tentang konseli (konseli) yang menjadi sasaran pelayanan, yaitu data atau keterangan yang tidak boleh dan tidak layak diketahui oleh orang lain. Dalam hal ini guru pembimbing berkewajiban penuh memelihara dan menjaga semua data dan keterangan itu sehingga kerahasiaanya benar-benar terjamin. 2. Asas kesukarelaan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki adanya kesukaan dan kerelaan konseli (konseli) mengikuti/menjalani pelayanan/kegiatan yang diperlu-kan baginya. Dalam hal ini guru pembimbing berkewajiban membina dan mengembangkan kesukarelaan tersebut. 3. Asas keterbukaan, yaitu agar asas bimbingan (konseli) dan konseling menjadi yang

menghendaki

konseli

yang

sasaran

pelayanan/kegiatan bersifat terbuka dan tidak berpura-pura, baik di dalam memberikan keterangan tentang dirinya sendiri maupun dalam menerima berbagai informasi dan materi dari luar yang berguna bagi pengembangan dirinya. 4. Dalam hal ini guru pembimbing berkewajiban mengembangkan keterbukaan konseli (konseli). Keterbukaan ini amat terkait pada terselenggaranya asas kerahasiaan dan adanya kesukarelaan pada diri konseli yang menjadi sasaran pelayanan/kegiatan. Agar konseli

dapat terbuka, guru pembimbing terlebih dahulu harus bersikap terbuka dan tidak berpura-pura. 5. Asas kegiatan, yaitu agar asas konseli bimbingan (konseli) dan yang konseling menjadi yang

menghendaki

sasaran

pelayanan berpartisipasi secara aktif di dalam penyelenggaraan pelayanan/kegiatan bimbingan. Dalam hal ini guru pembimbing perlu baginya. mendorong konseli untuk aktif dalam setiap pelayanan/kegiatan bimbingan dan konseling yang diperuntukan

9 6. Asas kemandirian, yaitu (konseli) asas bimbingan dan konseling bimbingan yang dan

menunjuk pada tujuan umum bimbingan dan konseling, yakni: konseli sebagai sasaran pelayanan konseling diharapkan menjadi konseli-konseli yang mandiri dengan ciri-ciri mengenal dan menerima diri sendiri dan lingkungannya, mampu mengambil keputusan, mengarahkan serta mewujudkan diri sendiri. segenap 7. Asas Guru pembimbing hendaknya mampu mengarahkan yang yang dan pelayanan bimbingan asas objek dan dan konseling konseling bimbingan

diselenggarakannya bagi berkembangnya kemandirian konseli. Kekinian, yaitu agar bimbingan sasaran menghendaki pelayanan

konseling ialah permasalahan konseli (konseli) dalam kondisinya sekarang. Pelayanan yang berkenaan dengan masa depan atau kondisi masa lampau pun dilihat dampak dan/atau kaitannya dengan kondisi yang ada dan apa yang diperbuat sekarang. 8. Asas Kedinamisan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar isi pelayanan terhadap sasaran pelayanan (konseli) yang sama kehendaknya selalu bergerak maju, tidak

monoton, dan terus berkembang serta berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan dan tahap perkembangannya dari waktu ke waktu. 9. Asas Keterpaduan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar berbagai pelayanan dan kegiatan bimbingan dan konseling, baik yang dilakukan oleh guru pembimbing maupun pihak lain, saling menunjang, harmonis, dan terpadu. Untuk ini kerja sama antara guru pembimbing dan pihak-pihak yang berperan dalam penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling perlu terus dikembangkan. 10. Asas Keharmonisan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang

menghendaki agar segenap pelayanan dan kegiatan bimbingan dan konseling didasarkan pada dan tidak boleh bertentangan dengan nilai dan norma yang ada, yaitu nilai dan norma agama, hukum dan peraturan, adat istiadat, ilmu pengetahuan, dan kebiasaan yang berlaku. 11. Asas Keahlian, yaitu asas bimbingan dan konseling yang agar pelayanan dan kegiatan bimbingan dan

menghendaki

konseling diselenggarakan atas dasar kaidah-kaidah profesional. Dalam hal ini, para pelaksana pelayanan dan kegiatan bimbingan dan konseling hendaklah tenaga yang benar-benar ahli dalam bidang bimbingan dan konseling. 10 12. yang Asas Alih Tangan Kasus, yaitu asas bimbingan dan konseling menghendaki agar pihak-pihak yang tidak mampu (konseli)

menyelenggarakan pelayanan bimbingan dan konseling secara tepat dan tuntas atas suatu permasalahan konseli mengalihtangankan permasalahan itu kepada pihak yang lebih ahli. 2.5. Aplikasi Layanan BK

Kegiatan layanan bimbingan konseling merupakan kegiatan dalam rangka memenuhi fungsi-fungsi bimbingan dan konseling. Sedangkan kegiatan pendukung merupakan kegiatan untuk menopang terhadap keberhasilan layanan yang diberikan. Dalam perspektif kebijakan pendidikan nasional saat ini terdapat tujuh jenis layanan bimbingan konseling dan lima kegiatan pendukung. Namun sangat mungkin ke depannya akan semakin berkembang, baik dalam jenis layanan maupun kegiatan pendukung. Para ahli bimbingan di Indonesia saat ini sudah mulai meluncurkan dua jenis layanan baru yaitu layanan konsultasi dan layanan mediasi. Namun, kedua jenis layanan ini belum dijadikan sebagai kebijakan formal dalam sistem pendidikan. Kegiatan Layanan Bimbingan dan Konseling

Layanan Orientasi: Layanan orientasi merupakan layanan yang memungkinan peserta didik memahami lingkungan baru, terutama lingkungan sekolah dan obyek-obyek yang dipelajari, untuk mempermudah dan memperlancar berperannya peserta didik di lingkungan yang baru itu, sekurang-kurangnya diberikan dua kali dalam satu tahun yaitu pada setiap awal semester. Tujuan layanan orientasi adalah agar peserta didik dapat beradaptasi dan menyesuaikan diri dengan lingkungan baru secara tepat dan memadai, yang berfungsi untuk pencegahan dan pemahaman.

Layanan Informasi: merupakan layanan yang memungkinan peserta didik menerima dan memahami berbagai informasi (seperti : informasi belajar, pergaulan, karier, pendidikan lanjutan). Tujuan layanan informasi adalah membantu peserta didik agar dapat mengambil keputusan secara tepat. Layanan informasi pun berfungsi untuk pencegahan dan pemahaman. 11

Layanan Pembelajaran: merupakan layanan yang memungkinan peserta didik mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang baik dalam menguasai materi belajar atau penguasaan kompetensi yang cocok dengan kecepatan dan kemampuan dirinya serta berbagai aspek tujuan dan kegiatan belajar lainnya, dengan tujuan agar peserta didik dapat mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang baik. Layanan pembelajaran berfungsi untuk pengembangan.

Layanan Penempatan dan Penyaluran: merupakan layanan yang memungkinan peserta didik memperoleh penempatan dan penyaluran di dalam kelas, kelompok belajar, jurusan/program studi, program latihan, magang, kegiatan ko/ekstra kurikuler, dengan tujuan agar peserta didik dapat mengembangkan segenap bakat, minat dan segenap potensi lainnya. Layanan Penempatan dan Penyaluran berfungsi untuk pengembangan.

Layanan

Konseling

Perorangan:

merupakan

layanan

yang

memungkinan peserta didik mendapatkan layanan langsung tatap muka (secara perorangan) untuk mengentaskan permasalahan yang dihadapinya dan perkembangan dirinya. Tujuan layanan konseling perorangan adalah agar peserta didik dapat mengentaskan masalah yang dihadapinya. Layanan Konseling Perorangan berfungsi untuk pengentasan dan advokasi.

Layanan

Bimbingan

Kelompok:

merupakan

layanan

yang

memungkinan sejumlah peserta didik secara bersama-sama melalui dinamika kelompok memperoleh bahan dan membahas pokok bahasan (topik) tertentu untuk menunjang serta pemahaman dan pengembangan kemampuan sosial, untuk pengambilan

keputusan atau tindakan tertentu melalui dinamika kelompok, dengan tujuan agar peserta didik dapat memperoleh bahan dan membahas pokok bahasan (topik) tertentu.

Layanan

Konseling

Kelompok:

merupakan

layanan

yang

memungkinan peserta didik (masing-masing anggota kelompok)

memperoleh kesempatan untuk pembahasan dan pengentasan permasalahan pribadi melalui dinamika kelompok, dengan tujuan agar peserta didik dan dapat memperoleh kesempatan pribadi untuk melalui pembahasan pengentasan permasalahan

dinamika kelompok. Layanan Konseling Kelompok berfungsi untuk pengentasan dan advokasi. 12 Bidang layanan Bidang layanan konselor pendidikan di sekolah adalah

Bimbingan pribadi-sosial: untuk mewujudkan pribadi yang taqwa, mandiri, dan bertanggungjawab. Bimbingan karier: untuk mencapai tujuan dan tugas perkembangan pendidikan.

Bimbingan produktif.

belajar:

untuk

mewujudkan

pribadi

pekerja

yang

Jenis layanan Layanan yang diberikan kepada peserta didik di sekolah meliputi:

Layanan orientasi: memperkenalkan seseorang pada lingkungan yang baru dimasukinya, misalnya memperkenalkan siswa baru pada sekolah yang baru dimasukinya.

Layanan informasi: bersama dengan layanan orientasi memberikan pemahaman kepada individu-individu yang berkepentingan tentang berbagai hal yang diperlukan untuk menjalani suatu tugas atau kegiatan, atau untuk menentukan arah suatu tujuan atau rencana yang dikehendaki. Informasi yang dapat diberikan di sekolah di anataranya: informasi pendidikan, informasi jabatan,informasi tentang cara belajar yang efektif dan informasi sosial budaya.

Layanan

bimbingan

penempatan dalam

dan

penyaluran: yang di

membantu untuk dalamnya:

menempatkan perkembangan

individu

lingkungan

sesuai

potensi-potensinya.

Termasuk

penempatan ke dalam kelompok

belajar, pemilihan kegiatan

ekstrakurikuler yang diikuti, penyaluran ke jurusan/program studi, penyaluran untuk studi lanjut atau untuk bekerja.

Layanan bimbingan belajar: membantu siswa untuk mengatasi masalah belajarnya dan untuk bisa belajar dengan lebih efektif.

Layanan konseling individual: konseling yang diberikan secara perorangan.

Layanan bimbingan dan konseling kelompok: konseling yang dilaksanakan pada sekelompok orang yang mempunyai permasalahan yang serupa. 13

Fungsi layanan

Pemahaman: dipahaminya diri klien, masalah klien, dan lingkungan klien baik oleh klien itu sendiri, konselor, maupun pihak-pihak lain yang berkepentingan.

Pencegahan: mengupayakan tersingkirnya berbagai hal yang secara potensial dapat menghambat atau mengganggu perkembangan kahidupan individu.

Perbaikan:

membebaskan

klien

dari

berbagai

masalah

yang

dihadapinya.

Pemeliharaan dan Pengembangan: memelihara segala sesuatu yang baik pada diri individu atau kalau mungkin mengembangkannya agar lebih baik.

2.6. Orientasi Layanan BK

Yang dimaksud dengan orientasi disini ialah pusat perhatian atau titik berat pandangan. Menurut Prayitno, 2004 ada tiga orientasi yaitu : 1. Orientasi perorangan Orientasi perorangan maksudnya adalah guru pembimbing dalam kegiatan bimbingan dan konseling selalu menitikberatkan pandangannya pada siswa secara individual. Satu persatu siswa yang menjadi tanggung jawab guru pembimbing perlu mendapat perhatian, dikenali secara perorangan dan didekati serta dilayani secara perorangan. Guru pembimbinglah orang atau pendidik disekolah yang paling mengetahui siapa, bagaimana, mengapa siswa asuhnya secara perorangan guru pembimbinglah yang paling dekat dan paling peduli kepada siswa asuhnya. Sehubungan dengan orientasi dalam pimbingan dan konseling ada beberapa kaidah atau ketentuan yang perlu diketahui, prayitno (1994) mengemukakan sebagai berikut : a. semua kegiatan yang di selenggarakan dalam rangka pelayanan bimbingan dan konseling diarahkan bagi peningkatan perwujudan diri sendiri setiap individu yang menjadi sasaran layanan. b.Pelayanan bimbingan dan konseling meliputi kegiatan berkenaan dengan individu untuk memahami kebutuhan-kebutuhannya, motivasimotivasinya dan kemampuan-kemampuan potensialnya, yang semuanya unik, serta untuk membantu individu agar dapat menghargai kebutuhan, motivasi dan potensinya itu kearah pengembangannya yang optimal, dan pemanfaatan yang sebesar-besarnya bagi diri dan lingkungannya. 14 c. Setiap klien harus diterima sebagai individu dan harus ditangani secara individu. d. Merupakan tanggung jawab konselor untuk memahami minat, kemampuan dan perasaan klien serta untuk menyesuaikan programprogram pelayanan dengan kebutuhan klien secepat mungkin. 2. Orientasi perkembangan perkembangan individu merupakan konsep inti serta menjadi tujuan dari segenap layanan bimbingan dan konseling. Merupakan suatu

kewajiban

bagi

guru

pembimbing

di

sekolah

untuk

mendorong,

meransang dan meningkatkan perkembangan siswa, meransang dan hendaknya peduli terhadap perkembangan siswa yang optimal secara peroranganlah yang menjadi tujuan upaya guru pembimbing untuk semua siswa asuhnya. 3. Orientasi permaslahan Sehubungan dengan kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah maka guru pembimbing sebagai orang yang bertanggung jawab dalam perkembangan bermasalah, siswa guru memperhatikan pembimbing permasalahan siswa asuhnya secara perorangan terutama yang sedang dialami siswa. Jika siswa bertanggung jawab membantu pengentasannya. Jika ia tidak bermasalah, guru pembimbing tetap waspada melakukan berbagai upaya pencegahan agar siswa tersebut tidak mengalami masalah. Guru pembimbing teramat peduli terhadap permasahan seluruh siswa asuhnya secara perorangan. 2.7. Program BK di Sekolah A. Program Bimbingan dan Konseling Program Bimbingan dan KonselingProgram pelayanan Bimbingan dan Konseling di sekolah disusun berdasarkan kebutuhan peserta didik (need assessment) yang diperoleh melalui aplikasi instrumentasi, dengan substansi program pelayanan mencakup: (1) empat bidang, (2) jenis layanan dan kegiatan pendukung, (3) format kegiatan, sasaran pelayanan (4) , dan (5) volume/beban tugas konselor.

15 Program pelayanan Bimbingan dan Konseling pada masing-masing satuan sekolah/madrasah dikelola dengan memperhatikan keseimbangan dan kesinambungan program antarkelas dan antarjenjang kelas, dan mensinkronisasikan program pelayanan Bimbingan dan Konseling dengan

kegiatan pembelajaran mata pelajaran dan kegiatan ekstra kurikuler, serta mengefektifkan dan mengefisienkan penggunaan fasilitas sekolah/ madrasah. Dilihat dari jenisnya, program Bimbingan dan Konseling terdiri 5 (lima) jenis program, yaitu: 1. Program Tahunan, yaitu program pelayanan Bimbingan dan

Konseling meliputi seluruh kegiatan selama satu tahun untuk masing-masing kelas di sekolah/madrasah. 2. Program Semesteran, yaitu program pelayanan Bimbingan dan Konseling meliputi seluruh kegiatan selama satu semester yang merupakan jabaran program tahunan. 3. Program Bulanan, yaitu program pelayanan Bimbingan dan

Konseling meliputi seluruh kegiatan selama satu bulan yang merupakan jabaran program semesteran. 4. Program Mingguan, yaitu program pelayanan Bimbingan dan Konseling meliputi seluruh kegiatan selama satu minggu yang merupakan jabaran program bulanan. 5. Program Harian, yaitu program pelayanan Bimbingan dan Konseling yang dilaksanakan pada hari-hari tertentu dalam satu minggu. Program harian merupakan jabaran dari program mingguan dalam bentuk satuan layanan (SATLAN) dan atau satuan kegiatan pendukung (SATKUNG) >Bimbingan dan Konseling. B. Manajemen Bimbingan dan Konseling Secara keseluruhan manajemen Bimbingan dan Konseling mencakup tiga kegiatan utama, yaitu : 1. Perencanaan Perencanaan kegiatan pelayanan Bimbingan dan Konseling mengacu pada program tahunan yang telah dijabarkan ke dalam program semesteran,

bulanan serta mingguan. Perencanaan kegiatan pelayanan Bimbingan dan Konseling harian yang merupakan penjabaran dari program mingguan disusun dalam bentuk SATLAN dan SATKUNG. 16 Terdiri dari : (a) sasaran layanan/kegiatan pendukung (b) substansi layanan/kegiatan pendukung (c) jenis layanan/kegiatan pendukung, serta alat bantu yang digunakan (d) pelaksana layanan/kegiatan pendukung dan pihak-pihak yang terlibat (e) waktu dan tempat. Rencana kegiatan pelayanan Bimbingan dan Konseling mingguan meliputi kegiatan di dalam kelas dan di luar kelas untuk masing-masing kelas peserta didik yang menjadi tanggung jawab konselor. Satu kali kegiatan layanan atau kegiatan pendukung Bimbingan dan Konseling berbobot ekuivalen 2 (dua) jam pembelajaran. Volume keseluruhan kegiatan pelayanan Bimbingan dan Konseling dalam satu minggu minimal ekuivalen dengan beban tugas wajib konselor di sekolah/ madrasah. 2. Pelaksanaan Kegiatan Bersama pendidik dan personil sekolah/madrasah lainnya, konselor berpartisipasi secara aktif dalam kegiatan pengembangan diri yang bersifat rutin, insidental dan keteladanan. Program pelayanan Bimbingan dan Konseling yang direncanakan dalam bentuk SATLAN dan SATKUNG dilaksanakan sesuai dengan sasaran, substansi, jenis kegiatan, waktu, tempat, dan pihak-pihak yang terkait. Pelaksanaan kegiatan pelayanan Bimbingan dan Konseling di dalam jam pembelajaran sekolah/madrasah dapat berbentuk:

(1) kegiatan tatap muka secara klasikal (2) kegiatan non tatap muka. 17 Kegiatan tatap muka secara klasikal dengan peserta didik untuk menyelenggarakan layanan informasi, penempatan dan penyaluran, penguasaan konten, kegiatan instrumentasi, serta layanan/kegiatan lain yang dapat dilakukan di dalam kelas. Volume kegiatan tatap muka klasikal adalah 2 (dua) jam per kelas per minggu dan dilaksanakan secara terjadwal.Sedangkan kegiatan non tatap muka dengan peserta didik untuk menyelenggarakan layanan konsultasi, kegiatan konferensi kasus, himpunan data, kunjungan rumah, pemanfaatan kepustakaan, dan alih tangan kasus. Kegiatan pelayanan Bimbingan dan Konseling di luar jam

pembelajaran sekolah/madrasah dapat berbentuk kegiatan tatap muka maupun non tatap muka dengan peserta didik, untuk menyelenggarakan layanan orientasi, konseling perorangan, bimbingan kelompok, konseling kelompok, dan mediasi, serta kegiatan lainnya yang dapat dilaksanakan di luar jam kelas. Satu kali kegiatan muka layanan/pendukung dalam kegiatan kelas. Bimbingan dan Konseling di luar kelas/di luar jam pembelajaran ekuivalen dengan 2 (dua) pembelajaran 50% tatap Kegiatan pelayanan dan Bimbingan dan Konseling di luar jam pembelajaran sekolah/madrasah maksimum dari seluruh pelayanan Bimbingan Konseling, diketahui dan dilaporkan kepada pimpinan sekolah/madrasah. Setiap kegiatan pelayanan Bimbingan dan Konseling dicatat dalam laporan pelaksanaan program (LAPELPROG).. 3. Penilaian Kegiatan Penilaian kegiatan bimbingan dan konseling terdiri dua jenis yaitu: (1) penilaian hasil; dan (2) penilaian proses. Penilaian hasil kegiatan pelayanan Bimbingan dan Konseling dilakukan melalui:

1. Penilaian segera (LAISEG), yaitu penilaian pada akhir setiap jenis layanan dan kegiatan pendukung Bimbingan dan Konseling untuk mengetahui perolehan peserta didik yang dilayani. 2. Penilaian jangka pendek (LAIJAPEN), yaitu penilaian dalam waktu tertentu (satu minggu sampai dengan satu bulan) setelah satu jenis layanan dan atau kegiatan pendukung. 18 3. Penilaian jangka panjang (LAIJAPANG), yaitu penilaian dalam waktu tertentu (satu bulan sampai dengan satu semester) setelah satu atau beberapa layanan dan kegiatan pendukung Bimbingan dan Konseling diselenggarakan untuk mengetahui lebih jauh dampak layanan dan atau kegiatan pendukung Bimbingan dan Konseling terhadap peserta didik. 2.8. Peran Guru Dalam Pelaksanan BK Guru konseling bimbingan terhadap dan konseling/konselor didik. Tugas guru memiliki bimbingan tugas, dan

tanggungjawab, wewenang dalam pelaksanaan pelayanan bimbingan dan peserta konseling/konselor terkait dengan pengembangan diri peserta didik yang sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, minat, dan kepribadian peserta didik di sekolah/madrasah. Tugas guru bimbingan dan konseling/konselor yaitu membantu peserta didik dalam: 1. Pengembangan kehidupan pribadi, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik dalam memahami, menilai bakat dan minat. 2. Pengembangan kehidupan sosial, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik dalam memahami dan menilai serta mengembangkan kemampuan hubungan sosial dan industrial yang harmonis, dinamis, berkeadilan dan bermartabat.

3. Pengembangan kemampuan belajar, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik mengembangkan kemampuan belajar untuk mengikuti pendidikan sekolah/madrasah secara mandiri. 4. Pengembangan karir, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik dalam memahami dan menilai informasi, serta memilih dan mengambil keputusan karir. Dalam melakukan proses pembelajaran dikelas maupun

membimbing anak-anak dan siswa guru harus memperhatikan segala aspek psikologi ,perkembangan ,ingatan, memori dan pola berpikir anak .

19 Dalam belajar haruslah diperhatikan faktor yang memperbaruhi sisiwa dalam memperoleh dan mengingat pengetahuan . Oleh sebab itu guru haruslah memperhatikan hal tersebut dalam memlakukan pembelajaran dikelas dengan memperhatikan hal tersebut. Orang tua, guru dan masyarakat harusnya memahami bahwa tugas sebagai guru hanya kesuksesan anak itu bukan hanya mampu mendapatkan nilai yang tinggi tetapi juga mampu mengembangan nilai spritual (kecerdasan spritual) dan kecerdasan emosian yang terkadang kecerdasan emosian dan spiritual yang mampu membawa kesuksesan terhadap anak dalam kehidupan di masyarakat. 1. Perkembangan pendidikan Perkembangan pendidikan akan selalu terkait dengan perkembangan lingkungna secara umum. Salah satu ciri perkembangan pendidikan adalah perubahan dalam berbagai komponen sistem pendidikan seperti kurikulum, strategi belajar-mengajar, alat bantu mengajar dan sebagainya. Perkembangannya ini akan mempengaruhi kehidupan siswa baik dalam bidang akademik. Sosial maupun pribadi. Dengan demikian

siswa diharapkan mampu melakukan penyesuaian diri untuk mencapai sukses yang berarti dalam keseluruhan proses belajarnya. 2. Peranan guru Tugas dan tanggung jawab pendidik yang paling utama ialah mendidik siswa untuk mencapai kedewasaan. Untuk dapat melaksanakan tugasnya dengan baik guru perlu memahami segala aspek pribadi anak didik. Guru hendaknya mengenal dan memahami tingkat perkembangna anak didik, hal yang terkait dengan motovasi, kecakapan, kesehatan mental dan sebagainya. Tiga hal pokok yang menjadi latar belakang perlunya bimbingan dilihat dari segi pendidikan. Pertama, dilihat dari hakikat pendidikan sebagai suatu usaha sadar dalam mengembangkan kepribadian. 20 Proses pendidikan menuntut adanya pendekatan yang lebih luas dari sekedar pengajaran, yaitu pendekatan senantiasa berkembang secara dinamis, dengan demikian siswa sebagai subjek didik memerlukan bantuan dalam penyesuaian diri melalui layanan bimbingan. Ketiga, guru tudak hanya sebagai pengajar namun juga sebagai pendidik. Guru seyogyanya dapat menggunakan pendekatan pribadi dalam mendidik para siswanya melalui layanan bimbingan. Salah satu tugas guru yang berkaitan dengan hal tersebut yaitu guru perlu mengenai dan memahami dirinya sendiri. Guru harus punya informasi yang cukup untuk dirinya sehubungan dengan peranannya, pekerjaannya, kebutuhan dan motivasinya, kesehatan mentalnya dan tingkat kecakapan mental yang harus dimilikinya. Dilihat dari segi dirinya, seorang guru harus berperan sebagai: a. Petugas sosial

Dalam

kegiatan-kegiatan

masyarakat,

guru

senantiasa

merupakan

petugas yang dapat dipercaya untuk berpartisipasi di dalamnya. b. Pelajar dan ilmuan Guru harus senantiasa belajar untuk mengikuti pengetahuan dan menjadi spesialis sesuai dengan bidang yang dikuasainya. c. Orang tua Sekolah merupakan lembaga pendidikan setelah keluarga. Dalam arti luas sekolah merupakan keluarga dan guru sebagai orang tua bagi siswasiswanya d. Pemberi keteladanan Guru senantiasa menjadi teladan bagi siswa dan menjadi ukuran bagi norma tingkah laku.

21 e. Pemberi keamanan Guru senantiasa mencarikan rasa aman bagi siswanya, menjadi tempat berlindung bagi siswa untuk memperoleh rasa aman dan puas di dalamnya. Ditinjau dari aspek psikologi, guru dapat dipandang sebagai: a. Ahli psikologi pendidikan Guru sebagai petugas psikologi pendidikan yang melaksanakan tugasnya atas dasar prinsip-prinsip psikologi. b. Seniman

Guru diharap mampu membuat hubungan antara manusia untuk tujuan tertentu dengan menggunakan teknik tertentu khususnya dalam kegiatan pendidikan. c. Pembentuk kelompok Guru berperan sebagai pembentuk kelompok sebagai jalan atau alat dalam pendidikan. d. Catalytic agent Guru sebagai orang yang mempunyai pengaruh dalam menimbulkan pembaharuan e. Petugas kesehatan mental Guru bertanggung jawab terhadap pembinaan kesehatan mental

khususnya bagi siswanya. J. Guru Sebagai Direktur Belajar Proses belajar-mengajar mempunyai arti yang lebih luas daripada pengertian mengajar. Dalam proses belajar-mengajar tersirat adanya suatu kesatuan aktivitas yang tak terpisahkan dan interaksi antara guru dan siswa. Dalam hal ini akan terjadi proses perubahan tingkah laku. 22

BAB III PENUTUP


3.1. Kesimpulan Kesimpulan dari makalah kami adalah, bahwa Program Bimbingan Konseling di Sekolah merupakan suatu program yang sangat penting dan dibutuhkan Bimbingan untuk memajukan Disekolah sekolah. dapat Dengan membantu adanya sekolah Program dalam Konseling

menangani masalah-masalah yang dialami oleh siswa. Program BK disekolah sangat membantu pengembangan potensi siswa, jika siswa dapat mengetahui potensi nya maka siswa dapat lebih mengasah dan mengembangkan potensinya tersebut. Menjadi seorang konselor merupakan suatu hal yang berat, dikarenakan seorang konselor harus mempunyai program-program dan tanggung jawab yang sangat besar. Maka seorang konselor harus mempunyai kemauan yang keras untuk memajukan sekolah dan memajukan pendidikan. Dengan adanya Program BK di Sekolah dapat membantu pihak sekolah menyalesaikan masalah-masalah yang dihadapi oleh peserta didik. 3.2 Saran Saran kami adalah perlunya peningkatan kualitas seorang konselor, dengan adanya peningkatan kualitas konselor maka akan memberikan dampak yang positif bagi perkembangan dunia pendidikan.

23

DAFTAR PUSTAKA
http://baehaqi.blogspot.com/2010/12/bimbingan-konseling-dan-peranguru.html

http://febroeldefila.files.wordpress.com/2012/04/peranan-guru-dalambimbingan-konseling-sekolah http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/03/14/fungsi-prinsip-danasas-bimbingan-dan-konseling/ http://www.infodiknas.com/program-bimbingan-dan-konseling-di-sekolahdan-peranan-guru-dalam-pelaksanaannya/ http://ewintri.wordpress.com/tag/program-bimbingan-konseling-disekolah/

24

You might also like