You are on page 1of 15

PRAKTIKUM II Pemeriksaan Golongan Darah ABO dan Rhesus

Tanggal praktikum : 25 Maret 2013 I. Tujuan Praktikum 1. Untuk dapat melakukan pemeriksaan golongan darah ABO dan Rhesus. 2. Untuk dapat mengetahui golongan darah ABO dan Rhesus pada sampel yang diperiksa. II. Prinsip Antigen + Antibodi = Aglutinasi III. Metode Metode yang digunakan dalam praktikum ini adalah metode plate/bioplate. IV. DASAR TEORI Golongan darah merupakan ciri khusus darah dari suatu individu karena adanya perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel darah merah. Golongan darah ditentukan oleh jumlah zat (kemudian disebut antigen) yang terkandung di dalam sel darah merah (Fitri, 2007). Dua jenis penggolongan darah yang paling penting adalah penggolongan ABO dan Rhesus (faktor Rh). Di dunia ini sebenarnya dikenal sekitar 46 jenis antigen selain antigen ABO dan Rh, hanya saja lebih jarang dijumpai. (Anonim, 2011) 1. Pemeriksaan Golongan Darah ABO Golongan darah menurut sistem A-B-O dapat diwariskan dari orang tua kepada anaknya. Land-Steiner dalam Suryo (1996) membedakan darah manusia kedalam empat golongan yaitu A, B, AB dan O. Penggolongan darah ini disebabkan oleh macam antigen yang dikandung oleh eritrosit (sel darah merah). Sebagian besar gen yang ada dalam populasi sebenarnya hadir dalam lebih dari dua bentuk alel. Golongan darah ABO pada manusia merupakan satu contoh dari alel berganda dari sebuah gen tunggal. Ada empat

kemungkinan fenotip untuk untuk karakter ini: Golongan darah seseorang mungkin A, B, AB atau O. Huruf huruf ini menunjukkan dua karbohidrat, substansi A dan substansi B, yang mungkin ditemukan pada permukaan sel darah merah. Sel darah seseorang mungkin mempunyai sebuah substansi (tipe A atau B), kedua-duanya (tipe AB), atau tidak sama sekali (tipe O). Golongan darah yang berbeda yaitu A, B, AB dan O. ditentukan oleh sepasang gen, yang diwarisi dari kedua orang tua. Setiap golongan darah dapat dikenal dari zat kimia yang disebut antigen, yang terletak di permukaan sel darah merah. Ketika seseorang membutuhkan transfusi darah, maka darah yang disumbangkan haruslah sesuai dengan golongan darah tertentu. Kesalahan dalam melakukan transfusi akan dapat menimbulkan komplikasi yang serius. (Australia Red Cross, 2008). Pemeriksaan golongan darah mempunyai berbagai manfaat dan mempersingkat waktu dalam identifikasi. Golongan darah penting untuk diketahui dalam hal kepentingan transfusi, donor yang tepat serta identifikasi pada kasus kedokteran forensik seperti identifikasi pada beberapa kasus kriminal (Azmielvita, 2009). Kesesuaian golongan darah sangatlah penting dalam transfusi darah. Jika darah donor mempunyai faktor (A atau B) yang dianggap asing oleh resipien, protein spesifik yang disebut antibodi yang diproduksi oleh resipien akan mengikatkan diri pada molekul asing tersebut sehingga menyebabkan sel-sel darah yang disumbangkan menggumpal. Penggumpalan ini dapat membunuh resipien (Azmielvita, 2009). Untuk menentukan golongan darah diperlukan suatu serum penguji yang disebut tes serum yang terdiri dari tes serum A dan tes serum B. Darah yang akan kita periksa dimasukkan kedalam suatu tabung yang berisi 2cc gram fisiologis lalu dikocok. Darah tersebut ditaruh di atas object glass kemudian diteteskan tes serum A dan tes serum B.

Sistem darah ABO Jika darah di A menggumpal, sedangkan di B tidak maka termasuk golongan darah A Jika darah di A tidak menggumpal sedangkan di B menggumpal maka termasuk golongan darah B Jika darah di A dan B menggumpal maka termasuk golongan darah AB Jika darah di A dan B tidak menggumpal maka termasuk golongan darah O

Gambar : Pengamatan pada pemberian serum

2. Pemeriksaan Rhesus (factor Rh) Sistem Rhesus merupakan suatu sistem yang sangat kompleks. Masih banyak perdebatan baik mengenai aspek genetika, nomenklatur maupun interaksi antigeniknya. Rhesus positif (rh positif) adalah seseorang yang mempunyai rh-antigen pada eritrositnya sedang Rhesus negatif (rh negatif) adalah seseorang yang tidak mempunyai rh-antigen pada eritrositnya. Antigen pada manusia tersebut dinamakan antigen-D, dan merupakan antigen yang berperan penting dalam transfusi. Tidak seperti pada ABO sistem dimana seseorang yang tidak mempunyai antigen A/B akan mempunyai antibodi yang berlawanan dalam plasmanya, maka pada sistem Rhesus pembentukan antibodi hampir selalu oleh suatu eksposure apakah itu dari transfusi atau kehamilan. Sistem golongan darah Rhesus merupakan antigen yang terkuat bila dibandingkan dengan sistem golongan darah lainnya. Dengan pemberian darah Rhesus positif (D+) satu kali saja sebanyak 0,1 ml secara parenteral pada individu yang mempunyai golongan darah Rhesus negatif (D-), sudah dapat menimbulkan anti Rhesus positif (anti-D) walaupun golongan darah ABO nya sama (Alimin,2012). Anti D merupakan antibodi imun tipe IgG dengan berat molekul 160.000, daya endap (sedimentation coefficient) 7 detik, thermo stabil dan dapat ditemukan selain dalam serum juga cairan tubuh, seperti air ketuban, air susu dan air liur. Imun antibodi IgG anti-D dapat melewati plasenta dan masuk kedalam sirkulasi janin, sehingga janin dapat menderita penyakit hemolisis (Alimin,2012). Setiap orang terlahir dengan golongan darah A, B, AB, atau O dan factor Rh positif (+) atau negatif (-). Faktor Rh ini menggambarkan partikel protein dalam sel darah seseorang. Mereka yang memiliki Rh (-) berarti kekurangan protein dalam sel darah merahnya. Sebaliknya, jika Rh (+), berarti ia memiliki protein yang cukup (Alimin,2012).

V.

ALAT DAN BAHAN 5.1 ALAT 1. Bloodgrouping plate 2. Pipet Pasteur 5.2 BAHAN 1. Serum/plasma 2. Sel darah merah suspensi 10% dan 40% 3. Reagensia : Tes Sera Anti-A Tes Sera Anti-B Tes Sera Anti-D Test Sel A 10 % Test Sel B 10 % Test Sel O 10 % Bovine albumin 22% Saline/NaCl 0,9% : Februari 2014 : Nopember 2013 : April 2013 tertera pada labelnya adalah 20-80C (suhu

Exp Date : a. Test Sera Anti-A dan Anti-B b. Bovine albumin 22 % c. Tes Sera Anti-D

Suhu Penyimpanan : Untuk semua reagensia suhu penyimpangan yang refregrator) VI. Cara Kerja 1. Alat dan bahan disiapkan 2. Masing-masing sumur diberi etiket. 3. Masing-masing sumur diisi dengan : a. Sumur 1 b. Sumur 2 : 2 tetes Anti-A : 2 tetes Anti-B

c. Sumur 3 d. Sumur 4 e. Sumur 5 f. Sumur 7 g. Sumur 8

: 1 tetes Test Sel A 10% : 1 tetes Test Sel B 10% : 1 tetes Test Sel O 10% : 2 tetes Anti-D : 2 tetes Bovine albumin 22%

4. Suspensi sel OS/DN 10% diteteskan sebanyak 1 tetes pada sumur 1,2,6. 5. Suspensi sel OS/DN 40% diteteskan sebanyak 1 tetes pada sumur 7 dan 8. 6. Serum/plasma diteteskan sebanyakj 2 tetes pada sumur 3,4,5 dan 6. 7. Bloodgrouping digoyangkan kedepan dan kebelakang hingga tercampur. 8. Diamati aglutinasi yang terbentuk 9. Hasil pengamatan dicatat. VII. 7.1 HASIL PENGAMATAN Reagensia GAMBAR KETERANGAN Cell grouping, terdiri atas :
Tutup Biru = Anti - A

NO. 1.

Tutup Kuning = Anti - B Tutup Merah = Anti - D

2.

Serum Grouping, terdiri atas : Sel A 10% Sel B 10% Sel O 10%

3.

Biovine Albumine 22%

7.2 Pemeriksaan Golongan Darah ABO dan Rhesus

Gambar Hasil Pemeriksaaan Golongan Darah Dan Rhesus Uknown Cells Against Unkown Serum Against Auto ABO ABO Antibodies Unkown Cells RH

Anti-A +

AntiB +

A Cells -

B Cells -

O Cells -

control

Group

In Serum Group None

Against AntiD Group BA Rh (+)

AB

Tabel Interpretasi Hasil Pemeriksaan Golongan Darah ABO dan Rhesus Keterangan: VIII. PEMBAHASAN Golongan darah adalah ciri khusus darah dari suatu individu karena adanya perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel darah merah. Dua jenis penggolongan darah yang paling penting adalah penggolongan ABO dan Rhesus (faktor Rh).Golongan darah manusia ditentukan berdasarkan jenis antigen dan antibodi yang terkandung dalam darahnya. Pada parktikum ini, dilakukan penentuan golongan darah sistem ABO dan Rhesus dengan metode bioplate. Metode bioplate adalah metode penentuan golongan darah yang dilakukan dengan mereaksikan antigen dan antibodi dalam darah pada sebuah plate sehingga dapat dilihat aglutinasinya. + (positive) : terjadinya aglutinasi - (negative) : tidak terjadinya aglutinasi

a. Penentuan Golongan Darah Sistem ABO Ditinjau dari golongan darah ini, manusia dikelompokan menjadi 4 golongan. Pengelompokan ini didasarkan atas ada tidaknya suatu zat tertentu didalam sel darah merah, yaitu dikenal dengan nama aglutinogen (antigen). Ada 2 macam aglutinogen yaitu aglutinogen A dan aglutinogen B. Aglutinogen merupakan polisakarida dan terdapat tidak hanya di dalam sel darah merah tapi juga dikelenjar ludah, hati,ginjal,dan paru-paru.

Antigen utama dalam sistem ini disebut antigen A dan B dan antibodi utama adalah anti-A dan anti-B. Setiap antibodi dibentuk khusus untuk menghadapi protein asing yang pada umumnya berbentuk kuman penyakit. Antibodi menemukan perbedaan-perbedaan antibodi dan antigen yang terdapat dalam darah manusia.atas dasar inilah maka golongan darah dapat dibagi menjadi 4 golongan yaitu: A, B, AB, dan O. Individu dengan golongan darah A memiliki sel darah merah dengan antigen A di permukaan membran selnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen B dalam serum darahnya. Individu dengan golongan darah B memiliki antigen B pada permukaan sel darah merahnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen A dalam serum darahnya. Individu dengan golongan darah AB memiliki sel darah merah dengan antigen A dan B serta tidak menghasilkan antibodi terhadap antigen A maupun B. Sehingga, orang dengan golongan darah AB-positif dapat menerima darah dari orang dengan golongan darah ABO apapun dan disebut resipien universal. Namun, orang dengan golongan darah AB-positif tidak dapat mendonorkan darah kecuali pada sesama AB-positif. Individu dengan golongan darah O memiliki sel darah tanpa antigen, tapi memproduksi antibodi terhadap antigen A dan B. Sehingga, orang dengan golongan darah O-negatif dapat mendonorkan darahnya kepada orang dengan golongan darah ABO apapun dan disebut donor universal. Namun, orang dengan golongan darah O-negatif hanya dapat menerima darah dari sesama O-negatif.

Pada praktikum ini, penentuan golongan darah sistem ABO dilakukan dengan metode bioplate cara langsung (cell grouping) dan tidak langsung (serum grouping). Penentuan golongan darah cara langsung adalah menentukan antigen atau agglutinogen seseorang dengan antisera yang telah diketahui (Anti-A, -B, -AB: Ab poliklonal). Sedangkan, penentuan golongan darah cara tidak langsung adalah menentukan antibodi atau agglutinine seseorang dengan suspensi sel yang telah diketahui (suspensi sel-A, -B, -O).

Penentuan golongan darah cara langsung dan tidak langsung ini dilakukan secara bersamaan pada satu bioplate. Untuk penentuan golongan darah cara langsung (cell grouping) dilakukan dengan cara : 2 tetes Anti A dan Anti B ditambahkan pada 2 tempat berbeda. Kemudian ditambahkan suspense sel darah merah 10% sebanyak 1 tetes. Goyang blood grouping plate ke atas dan ke bawah hingga tercampur dengan baik. Kemudian dibaca ada tidaknya aglutinasi (< 2 menit). Untuk penentuan golongan darah cara tidak langsung (serum grouping) dilakukan dengan cara: suspense sel-A, sel-B,dan sel-O diteteskan sebanyak 1 tetes pada 3 tempat berbeda. Serum /plasma kemudian ditambahkan sebnyak 2 tetes. Kemudian blood group plate digoyangkan ke atas dan ke bawah hingga tercampur dengan baik dan dibaca ada tidaknya aglutinasi (< 2 menit). Selain itu, dibuat juga auto control yaitu memeriksa antibodi dalam serum dengan cara mereaksikannya dengan sel darah merah sendiri. Fungsi dari auto control ini adlah sebagai control terhadap cells grouping dan serum grouping. Pada pembacaan hasil untuk penentuan golongan darah, auto control harus diamati terlebih dahulu. Apabila aglutinasinya negative, maka pembacaan hasil penentuan golongan darah dapat dilanjutkan. Namun apabila auto control mendapatkan hasil positif yaitu terjadi aglutinasi, maka pemeriksaan harus diulang. Karena adanya aglutinasi pada autocontrol kemungkinan disebabkan oleh adanya kesalahan pada pengerjaan atau adanya kelainan pada sel darah probandus itu sendiri. Ada atau tidaknya aglutinasi harus dibaca kurang dari dua menit karena apabila lebih dari 2 menit akan dapat menyebabkan reaksi positif palsu. Pada praktikum yang dilakukan, tidak tampak adanya reaksi aglutinasi pada autocontrol sehingga penentuan golongan darah dapat dilanjutkan. Pada darah yang diperiksa, tampak adanya aglutinasi atau penggumpalan pada suspense sel darah merah yang ditambahkan dengan Anti A dan suspense sel darah merah yang ditambah dengan Anti B. Namun, tidak tampak adanya aglutinasi pada serum yang ditambahkan dengan suspense sel A 10%, suspense sel B 10%, dan suspense sel O 10%. Sehingga dapat ditentukan bahwa golongan darah pada sampel yang diperiksa adalah AB. Golongan darah AB memiliki sel darah merah dengan antigen A dan B serta tidak menghasilkan antibodi terhadap antigen A maupun B sehingga apabila

ditetesi serum anti A darahnya akan menggumpal, dan apabila ditetesi serum anti B darahnya juga akan menggumpal. karena serum anti A mengandung aglutinin yang dapat menggumpalkan darah golongan A dan AB. Sedangkan B mengandung aglutinin yang dapat menggumpalkan darah B dan AB. Penggunaan suspensi sel darah merah 10 % pada praktikum ini adalah berdasarkan pada ketentuan sebagai berikut : (dr. T.G.Oka,2013)

% SUSP. 5%

ENDAPAN SDM 5 bagian

MEDIUM (SALIN) 95 bagian

KEGUNAAN pemeriksaan 1. Gol. Darah (tube test) 2. USS (CM) Gol. Darah (slide test) Gol. Darah Rh

10% 40%

10 bagian 40 bagian

90 bagian 60 bagian

b. Penentuan Golongan Darah Sistem Rhesus Setelah sistem ABO, maka sistem Rhesus (Rh) merupakan golongan darah yang mempunyai makna klinis terpenting. Tidak seperti halnya anti-A dan anti-B

yang selalu ada pada orang normal. Anti Rhesus tidak terdapat dalam darah seorang tanpa rangsangan imunisasi. Sel darah yang memiliki antigen Rh disebut Rh+ (Rhesus Positif), sedangkan yang tidak mempuyani antigen Rh disebut Rh- (Rhesus Negatif). Apabila orang yang memiliki darah Rh negative ditransfusi dengan darah Rh Positif, orang bergolongan darah Rh negative tersebut akan membentuk anti Rh, sehingga terjadi aglutinasi darah. Antigen utama dalan sistem Rhesus adalah antigen D, yang mampu merangsang pembentukan antibodi bila eryhtrosit dengan antigen itu dimasukkan dalam sirkulasi seorang yang tidak mempunyai antigen Rh. Orangorang dengan eryhtrosit yang mengandung antigen D disebut Rh positif atau Rh (+) sedangkan mereka yang tidak mempunyai antigen D disebut Rh negative. Karena antigen D merupakan yang paling mudah merangsang pembentukan antibodi maka antigen D lah yang pertama-tama harus dicari. Pada praktikum penentuan golongan darah sistem rhesus ini juga menggunakan sampel yang sama dengan metode bioplate, dimana dilakukan pada waktu yang bersamaan dengan penentuan golongan darah ABO. Seperti halnya penentuan golongan darah sistem ABO, pada penentuan golongan darah rhesus ini juga harus dibuat suatu control agar pemeriksaan yang dilakukan memperoleh hasil yang valid. Kontrol pada penentuan golongan darah sistem Rhesus merupakan Bovine albumin 22 %, dimana diteteskan sebanyak 2 tetes dan ditambahkan dengan 1 tetes suspense sel darah merah 40%. Bovine serum albumin adalah protein albumin serum yang biasa digunakan sebagai standar konsentrasi protein dan tidak memberi reaksi aglutinasi bila direaksikan dengan Anti D. Apabila control bovine albumin memberi hasil aglutinasi negative, maka penentuan dapat dilanjutkan kembali, dan apabila memberi hasil aglutinasi positif maka prosedur harus diulang dari awal. Penentuan golongan darah sistem Rhesus ini dilakukan dengan mereaksikan 1 tetes suspense sel 40% dengan 2 tetes Anti D. kemudian digoyangkan ke depan dan ke belakang kemudian diamati ada tidaknya aglutinasi (< 2menit). Pada praktikum yang dilakukan, tidak terjadi aglutinasi pada control bovine albumin, sehingga penentuan golongan darah dapat dilanjutkan. Pada sampel suspense sel yang diperiksa, terjadi aglutinasi pada sel darah yang direaksikan

dengan Anti D. Sehingga dapat dikatakan bahwa sampel yang diperiksa positif mengandung Antigen D sehingga mengalami aglutinasi saat direaksikan dengan Anti D. Dan dapat ditentukan bahwa sampel yang diperiksa memiliki golongan darah Rhesus positif (Rh+). Penggunaan suspensi sel darah merah 40 % pada praktikum ini adalah berdasarkan pada ketentuan sebagai berikut : (dr. T.G.Oka,2013)

% SUSP. 5%

ENDAPAN SDM 5 bagian

MEDIUM (SALIN) 95 bagian

KEGUNAAN pemeriksaan 3. Gol. Darah (tube test) 4. USS (CM) Gol. Darah (slide test) Gol. Darah Rh

10% 40%

10 bagian 40 bagian

90 bagian 60 bagian

IX.

SIMPULAN Berdasarkan hasil pembahasan dan praktikum yang telah dilaksanakan, diperoleh simpulan sebagai berikut : 1. Pengelompokan golongan darah system ABO didasarkan atas ada tidaknya aglutinogen (antigen) A dan aglutinogen B dan antibodi anti-A dan anti-B dalam darah.

2.

Dari praktikum yang dilakukan dapat ditentukan bahwa golongan darah pada sampel yang diperiksa adalah AB. Dimana sel darah menggumpal ketika direaksikan dengan Anti A dan Anti B, dan tidak menggumpal ketika serum/plasma direaksikan dengan suspense sel A dan suspense sel B.

3.

Pengelompokan golongan darah system Rhesus ini didasarkan atas adanya antigen D dalam sel darah. Orang-orang dengan eryhtrosit yang mengandung antigen D disebut Rh positif atau Rh (+) sedangkan mereka yang tidak mempunyai antigen D disebut Rh negative.

4.

Dari praktikum yang dilakukan, dapat ditentukan bahwa sampel yang diperiksa memiliki golongan darah Rhesus positif (Rh+). Yang ditunjukkan dengan adanya aglutinasi pada sel darah yang direaksikan dengan Anti D.

DAFTAR PUSTAKA

Alimin,

Nur.

2012.

Laporan

Imunologi

Golongan

Darah

ABO

Rhesus.:

http://id.scribd.com/doc/112447660/Laporan-Imunologi-Golongan-Darah-ABORhesus (Diakses tanggal 28 Maret 2013).

Anonim. 2010. Donor Darah. http://www.sodiycxacun.web.id/2010/10/donor-darahdan-penyakit-yang-menular.html. (Diakses pada Jumat, 29 Maret 2013) Anonim. 2011. ABO. http://misc09.files.wordpress.com/2010/10/bgser-aborhgol-lain11.ppt (Diakses pada Jumat, 29 Maret 2013) Anonim. 2011. Golongan Darah. http://id.wikipedia.org/wiki/Golongan_darah

(Diakses pada Jumat, 29 Maret 2013) Anonim. 2011. Transfusi Darah. http://hengki-the-

pretet.blogspot.com/2011/05/transfusi-darah.html (Diakses pada Jumat, 29 Maret 2013). Fitri, 2007. Manfaat Mengetahui Golongan Darah. : http://www.wikimu.com. (Diakses tanggal 28 Maret 2013).

You might also like