You are on page 1of 5

Pengendalian Biaya Produksi: Bahan & Upah langsung

Adalah merupakan suatu tanggung jawab penting untuk dapat menghasilkan produk
bermutu secara ekonomi sesuai dengan yang dijadwalkan, yang mengakibatkan
pemuasan kebutuhan pelanggan dan yang menghasilkan pengambilan yang sesuai
bagi para pemegang saham perusahaan.

Controller harus mengembangkan suatu sistem penghitungan biaya yang akan


mengendalikan sumber daya dan menyediakan informasi akuntansi yang cukup untuk
pengambilan keputusan yang berhubungan dengan banyak masalah produksi yang
terlibat.

Tujuan dasar dari penetapan suatu sistem biaya, yaitu:

1. Untuk pengendalian biaya.


2. Untuk perencanaan dan pengukuran prestasi pelaksanaan (performance).
3. Untuk penetapan harga.
4. Untuk penilaian persediaan.
Tanggung jawab controller adalah untuk menjamin, bahwa telah ditetapkan sistem
biaya produksi untuk melayani keinginan dan kebutuhan para eksekutif produksi.
Controller juga merupakan pengumpul fakta biaya, dan adl menjadi tanggungjawabnya
utk melihat bahwa kepada manajer produksi telah tersedia informasi biaya yg cukup
pada waktu yang tepat utk melaksanakan pengendalian & perencanaan yg wajar.

Pengendalian Biaya Produksi: Bahan & Upah Langsung


Tujuan ditetapkannya akuntansi untuk biaya produksi:

1. Untuk mengendalikan biaya.


2. Untuk perencanaan dan pengukuran prestasi pelaksanaan (performance).
3. Untuk penetapan harga.
4. Untuk penilaian persediaan.

• Bahan langsung (direct material) adl: bahan-bahan yang dapat dibebankan


secara pasti atau secara spesifik pada suatu produk, proses atau job tertentu,
dan yang menjadi suatu bagian komponen dari barang jadi.
• Pengendalian Bahan, berarti:

Penyediaan bahan dengan kuantitas dan kualitas yang disyaratkan dan pada waktu dan
tempat yang diperlukan dalam proses produksi.

Hal ini mengandung arti:


• Bahan yang diperoleh tidak boleh berlebihan jumlahnya.
• Jmlh yg diperoleh harus dapat dipertanggungjawabkan.
• Jmlj yang dipergunakan harus sesuai dengan yang
dimaksudkan/penggunaannya.

Jadi pengendalian meliputi:


1. Rencana dan spesifikasi,
2. Pembelian, penerimaan, pemeliharaan,
3. Penggunaan dan bahan sisa serta pemborosan
Keuntungan atau manfaat dari pengendalian bahan:
1. Mengurangi penggunaan yg tidak efisien/pemborosan.
2. Mengurangi/mencegah penundaan produksi karena kekurangan bahan.
3. Mengurangi resiko kecurian dan kecurangan.
4. Mengurangi investasi dalam persediaan.
5. Mengurangi investasi yang diperlukan dalam fasilitas pergudangan.
6. Menyediakan laporan keuangan intern yang lebih cermat.
7. Membantu departemen pembelian melalui program dan rencana pembelian yang
dikoordinasikan dengan lebih baik.

Controller dalam pengendalian bahan, meliputi:

1. Pembelian dan Penerimaan:


a. Penetapan dan pemeliharaan pengecekan intern untuk memastikan bhw
bahan yang dibayar telah diterima dan dipakai sesuai dengan tujuan.
b. Audit prosedur pembelian untuk meyakinkan bhw telah diterima
penawaran, bilamana hal ini dapat diterapkan.
c. Studi perbandingan mengenai harga yang dibayar untuk barang dengan
harga dalam jenis industri yang bersangkutan atau dengan indeks-indeks.
d. Pengukuran tendensi harga bahan baku.
e. Penetapan varians harga atas pembelian sekarang, melalui perbandingan
biaya yang sebenarnya dengan standard.

2. Pemakaian:
a. Perbandingan kuantitas yang sebenarnya dipergunakan dalam produksi
dengan standard.
b. Penyiapan formula biaya standard (untuk menekan unsur-unsur biaya utama
dan sebagai suatu bagian dari program pengurangan biaya).
c. Penyiapan laporan tentang bahan sisa, pemborosan, dan sebagainya
sebagaimana dibandingkan dengan standard.
d. Kalkulasi harga pokok untuk membuat sendiri bila dibandingkan dengan
harga perolehan melalui pembelian.

Penetapan Standard kuantitas bahan:


Controller berkepentingan dalam metode penetapan standard kuantitatif ini, melalui:
1. Membantu memberikan informasi mengenai pengalaman yang lalu, dan
2. Bertindak sebagai seorang pengecek dalam melihat, bahwa disatu pihak
standard tsb tidak terlalu longgar dilain pihak standard tsb menggambarkan
pelaksanaan yang realistis dapat dicapai.

Adapun untuk menetapkan standard melalui:


1. Penelitian rekayasa utk menetapkan jenis dan kualitas terbaik dari bahan, dgn
mempertimbangkan persyaratan desain produk dan metode produksi.
2. Analisa mengenai prestasi pelaksanaan yang lalu, untuk operasi-operasi yang
sama atau yang serupa.
3. Uji-coba dalam kondisi yang terkendali.
Faktor mempengaruhi penetapan pengendalian bahan:
1. Metode Produksi yang dipergunakan.
2. Jenis dan nilai bahan (kerugian/pemborosan)
3. Tingkat sejauh mana laporan biaya dipergunakan oleh manajemen untuk tujuan
pengendalian biaya.

untuk proses produksi job order seperti perakitan pesawat, prosedur lebih
sederhana. Dalam hal tsb akan dikeluarkan suatu perintah produksi disertai suatu bon
pengambilan bahan atau “permintaan standard” yg menentukan jumlah bahan yang
dapat dikeluarkan untuk menyelesaikan order itu. Jika ada part atau suku cadang yang
rusak atau hilang, maka perlu diperoleh penggantian dengan menggunakan bon
permintaan non-standard atau bon untuk pemakaian yang berlebihan. Dalam hal ini,
pengendalian bahan/part dapat dilakukan secara langsung sehingga melalui bon tsb
dapat dilakukan pengendalian atas bahan-bahan atau part atau suku cadang yang
dipakai secara berlebihan untuk dapat diiktisarkan dan dilaporkan kepada eksekutif
manajemen untuk dipertanggung jawabkan kepada pemilik perusahaan.

Untuk proses yang berjalan terus, maka suatu perbandingan periodik dpt
dilakukan mengenai bahan yang dipakai dalam hubungannya dengan barang jadi.
Disini tindakan perbaikan tidak dapat diambil secara cepat, tetapi dapat diambil
langkah-langkah untuk menghindari kerugian dimasa yang akan datang.

dalam proses tsb, untuk menemukan kerugian bahan, maka perlu ditentukan
titik-titik inspeksi dimana proses produksi berlangsung . Di tiap titik, bahan yang ditolak
dapat dihitung atau ditimbang dan dihitung biayanya bila perlu, sehingga dapat
dikalkulasi semua pemborosan bahan-bahan dalam proses produksi dari awal sampai
dengan akhir.

suatu prinsip pokok dalam pengendalian biaya adalah untuk memberikan


tekanan utama pada bahan-bahan yang tinggi nilainya. Untuk bahan-bahan yang
nilainya tinggi maka akan diidentifikasi dengan mencantumkan nomor seri dan
diperhitungkan secara cermat. Begitupun sebaliknya bila bahan-bahan nilai tidak
material maka tidak perlu dibuat nomor serinya, namun perlu diperhitungkan secara
cermat. Maksud daripada pelaporan cotroller agar manajer persediaan lebih
memperhatikan nilai yang hilang dibandingkan hanya mengetahui kuantitas yang
hilang.

untuk laporan yang dibuat, maka semakin banyak orang yang berkepentingan
dalam laporan tsb, maka laporan tsb akan semakin detail dan rinci, dibandingkan bila
pemakai laporan hanya sedikit dimana hanya menggambarkan nilai kerugian untuk
mengambil tindakan yang lebih lanjut.

Upah langsung
Adl: upah atau gaji pabrik yang dpt diidentifikasikan terhadap suatu departemen yang
produktif, sebagai lawan dari suatu departemen jasa/penunjang, serta yang penting
artinya pada departemen tersebut.
Pengendalian biaya tenaga kerja langsung ini berkisar pada pengukuran prestasi
pelaksanaan yang sebenarnya terhadap tolok ukur atau standard dan mengadakan
tindak lanjut terhadap alasan terjadinya penyimpangan dari standard ini.

Adapun kontribusi Controller thd pengendalian:

1. Menetapkan prosedur2 utk membatasi banyaknya pegawai yang dimasukkan


dalam daftar upah sampai sejumlah yang diperlukan untuk rencana produksi.
2. Menyediakan informasi pra-perencanaan yang akan dipergunakan dalam
menetapkan standar regu kerja dgn menghitung standard jam manusia yang
diperlukan untuk program produksi.
3. Melaporkan per-jam, per-hari atau per-minggu prestasi kerja dari buruh yang
sebenarnya dibandingkan dengan standardnya.
4. Menyediakan data tentang prestasi pelaksanaan masa yang lalu dalam
hubungannya dengan penetapan standard.
5. Memelihara catatan2 yang memadai mengenai standard2 tenaga kerja dan tetap
siap terhadap revisi2 yang diperlukan.
6. Menyediakan laporan2 tambahan mengenai:
- jam dan biaya premi lembut, utk pengendalian lembur.
- biaya2 kontrak, dan komparatif.
- jam kerja rata2 perminggu.
- analisa terperinci mengenai biaya tenaga kerja yang berada dibawah atau
diatas standard.
- data statistik tentang perputaran tenaga kerja, masa kerja dan biaya latihan.

Penetapan standard prestasi tenaga kerja.

Untuk pengendalian biaya, maka memerlukan standard2 tenaga kerja, yaitu: Standard
jam kerja dan standard biaya. Penetapan standar pelaksanaan kerja memerlukan
pekerjaan analitis yang tinggi yang memerlukan suatu latar belakang teknis mengenai
proses produksi dan juga pengetahuan mengenai metode2 studi waktu.

Penetapan standard waktu kerja memerlukan penetapan waktu yang diperlukan untuk
menyelesaikan setiap operasi bilaman bekerja dalam kondisi standard/normal. Oleh
karena itu, penelitian mencakup kondisi kerja, termasuk rencana pengendalian bahan,
perencanaan dan penjadwalan produksi, dan penyusunan peralatan dan fasilitasnya.

Penetapan biaya standard harus konsisten dan informasi biaya perlu


mempertimbangkan bagaimana standard ditetapkan dan bagaimana
penyimpangannya (variances) akan dianalisa.

Penggunaan standard tarif upah

Umumnya tarif upah ditentukan oleh faktor2 ekstern. Bila standard ini ditetapkan maka
tidak akan terjadi perbedaan yang besar dalam pembayaran upah karena adanya tarif
standard tsb. Namun bila terdapat perbedaan yang besar, maka hal itu adalah:

1. Lembur yang melebihi ketentuan dalam standard.


2. Penggunaan (tenaga kerja yang lebih tinggi klasifikasinya pada suatu pekerjaan).
3. Kegagalan menempatkan atau mempekerjakan manusia atas dasar insentif.
4. Memakai komposisi tenaga kerja yang berbeda dari standard (lebih banyak
klasifikasi yang tinggi dan lebih sedikit klasifikasi yang rendah).
• Pengendalian melalui Pra-Perencanaan

Cara pendekatan ini mencakup pengendalian anggaran (budgetary control) dan dapat
diterapkan pada pengendalian biaya tenaga kerja. Sebagai contoh: jika kebutuhan
tenaga kerja untuk program produksi satu bulan dapat ditentukan satu bulan
sebelumnya, maka dapat diambil langkah2 untuk memperoleh kepastian bahwa biaya
tenaga kerja yang berlebihan tidak akan terjadi karena terlalu banyak orang yang
dimasukan pada daftar upah.

Pelaksanaan pendekatan ini juga tergantung pada kondisi industri dan kondisi khusus
dalam perusahaan. Contoh: apakah kondisi2 perusahaan cukup stabil sehingga
berbagai perencanaan yang cukup cermat dapat dilakukan? Dapatkah departemen
penjualan menunjukkan dengan cukup cermat apakah kebutuhannya dalam jangka
pendek?

jadi semakin kondisi2 perusahaan semakin stabil dan cermat mengenai apa saja
yang dibutuhkan, maka kebutuhan tenaga kerja dapat dimasukan kedalam anggaran
sehingga penyimpangan tenaga kerja dapat diminimalisir.

You might also like