You are on page 1of 5

KEPEMIMPINAN DAN ORGANISASI PELAYANAN KESEHATAN

1. Pendahuluan Dalam organisasi apapun bentuknya diperlukan adanya kepemimpinan, atau dengan kata lain organisasi mampu menjalankan aktivitasnya karena adanya proses kepemimpinan yang digerakan oleh pemimpin organisasi tersebut. Organisasi berhasil dalam mencapai tujuan serta mampu memenuhi tanggug jawab sosialnya sangat tergantung pada pimpinan. Bila pimpinan mampu melaksanakan dengan baik, sangat mungkin organisasi tersebut akan mencapai sasarannya. Jadi, seorang pemimpin atau kepala suatu organisasi akan diakui sebagai seorang pemimpin apabila ia dapat mempunyai pengaruh dan mampu mengarahkan bawahannya kearah pencapaian tujuan organisasi.

2. Konsep Organisasi Pelayanan Kesehatan Konsep organisasi pelayanan kesehatan dalam makalah ini mencakup tiga bagian yaitu: apa organisasi pelayanan kesehatan itu? Bagaimana proses organisasi pelayanan kesehatan dan hambatan apa dalam proses organisasi pelayanan kesehatan 2.1. Apa Organisasi Pelayanan Kesehatan itu Organisasi pelayanan kesehatan merupakan suatu organisasi yang aktivitas pokoknya melakukan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dengan salah satu tujuan yang ingin dicapai adalah memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu atau berkualitas. 2.2. Proses Organisasi Pelayanan Kesehatan Unit Pelayanan Kesehatan sangat bergantung pada komunikasi dan koordinasi antar atasan dan bawahan. Karena ini menyangkut hubungan pelimpahan tanggung jawab dan wewenang dari atasan (pimpinan) kepada bawahan (pegawai/petugas), maka hal ini tak lepas dari bagaimana kepemimpinan yang diberlakukan oleh pimpinan Unit Pelayanan Kesehatan yang bersangkutan. 2.3. Hambatan Organisasi Pelayanan Kesehatan

3. Mengapa kesehatan?

kepemimpinan

penting

dalam

Organisasi

Pelayanan

Dalam Jurnal yang diedit oleh Chatila Maharani tentang Sistem Manajemen Mutu Iso 9000 Sebagai Alat Peningkatan Kualitas Organisasi Pelayanan Kesehatan Organisasi pelayanan kesehatan menggunakan alat seperti akreditasi dan Sistem Manajemen Mutu (SMM) ISO 9000 yang menekankan pada standar struktur serta belum terkait dengan kepuasan pelanggan. Organisasi pelayanan kesehatan yang telah mengimplementasikan SMM ISO 9000 adalah rumah sakit, puskesmas, dan balai kesehatan. Menurut Suardi (2004), terdapat delapan prinsip manajemen mutu dalam ISO 9001: 2000 salah satunya yaitu prinsip kepemimpinan. Organisasi pelayanan kesehatan tersebut disediakan oleh pemerintah, swasta, maupun berasal dari pemberdayaan masyarakat. Kinerja pemimpin kesehatan masyarakat berkaitan dengan tugastugasnya sebagai mitra pemerintah di bidang kesehatan adalah sejauhmana dan/atau bagaimana pemimpin kesehatan masyarakat menjalankan misi, tugas dan tanggung jawabnya. Standar pelayanan yang dilakukan pemimpin kesehatan masyarakat dalam penerapan norma dan tingkat kinerja yang diperlukan mencapai hasil yang diinginkan. Penerapan standar pelayanan akan sekaligus melindungi masyarakat, karena penilaian terhadap proses dan pelayanan dapat dilakukan dengan dasar yang jelas.

4. Keterampilan Organisasi pelayanan kesehatan bagi para pemimpin Menurut Veithzal Rivai (2004) gaya kepemimpinan adalah pola menyeluruh dari tindakan seorang pemimpin, baik yang tampak maupun yang tidak tampak oleh bawahannya. Gaya kepemimpinan menggambarkan kombinasi yang konsisten dari falsafah, keterampilan, sifat, dan sikap yang mendasari perilaku seseorang. Beberapa keterampilan dalam organisasi pelayanan kesehatan bagi kepemimpinan melibatkan lebih dari sekedar menggunakan kekuasaan dan menjalankan wewenang, serta ditampilkan pada tingkat yang berbeda. Pada tingkat individu, misalnya, kepemimpinan melibatkan pemberian nasehat, bimbingan, inspirasi, dan motivasi. 4.1 Kepemimpinan dalam Puskesmas

Kepemimpinan Puskesmas hendaknya diselenggarakan melalui kepemimpinan kolektif dan integratif (kemanunggalan) antara kepala puskesmas dengan para penanggung jawab program Puskesmas serta menciptakan kebersamaan dengan semua pegawai puskesmas. Menurut Thoha (2009) gaya kepemimpinan konsultasi memiliki esensi di mana pimpinan dan bawahan saling bergantian dalam hal pemecahan masalah. Selain itu gaya kepemimpinan ini juga menunjukkan adanya saling tukar menukar pendapat antara pimpinan dan bawahannya (komunikasi dua arah makin meningkat).Sedangkan untuk hasil penelitian gaya kepemimpinan kepala puskesmas dalam hal pengambilan keputusan lebih bersifat konsultasi yaitu pimpinan secara aktif mendengar apa yang dikatakan oleh bawahannya. Nawawi dan Martini (2009) menyatakan bahwa hak seseorang dalam jabatannya sebagai pemimpin adalah untuk mengambil keputusan dan memerintahkan pelaksanaannya atau

melakukan suatu tindakan/kegiatan dalam rangka mewujudkan eksistensi kelompok/organisasinya. 4.2 Kepemimpinan dalam Rumah Sakit Rumah sakit sebagai organisasi pelayanan kesehatan masyarakat, berfungsi melayani masyarakat secara luas dalam bentuk jasa. Untuk mencapai sasaran yang diinginkan anajemen, rumah sakit menuntut

karyawan untuk meningkatkan kinerjanya. Pasien yang atang baik untuk pelayanan rawat inap ataupun rawat jalan akan memberikan respon yang positif terhadap pelayanan pegawai yang baik, sehingga mampu meningkatkan kunjungan pasien ke rumah sakit. Hasil akhir dari keberhasilan pelayanan rumah sakit dapat dilihat dari tingkat Bed Occupancy Rate (BOR). Semakin tinggi tingkat BOR yang dicapai rumah sakit, dapat dijadikan indikator untuk menilai kinerja karyawan dalam melaksanakan pengobatan maupun perawatan pasien1. Upaya peningkatan kinerja karyawan menuntut peran manajemen dalam melakukan keberhasilan rumah endekatan kepemimpinan yang efektif, bahwa sakit sangat tergantung ada kemampuan

pemimpinnya. Dengan kemampuan yang dimilikinya pemimpin dapat mempengaruhi pegawainya untuk melakukan pekerjaan sesuai dengan

apa yang iinginkannya. Kemudian dalam mengantisipasi permasalahan diperlukan seorang pemimpin yang dapat melihat kondisi dan kebutuhan karyawan (Porte-Lawller, dalam Steers RM, 1996). Dan dibutuhkan seorang pemimpin yang bisa mengerti perilaku organisasi yang sedang dihadapinya sehingga ia mampu membawa organisasinya mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama melalui pencapaian visi organisasi. Gaya kepemimpinan memprakarsai struktur yang diterapkan dimana menghasilkan kinerja yang baik ditemukan bila pimpinan sering mengatur dan mengarahkan, mengawasi serta meminta pertanggung jawaban petugas, sedangkan pimpinan yang jarang menerapakan gaya kepemimpinan memprakarsai struktur kinerjanya cenderung buruk. Sedangkan pimpinan yang jarang menerapkan gaya kepemimpinan memprakarsai struktur kinerjanya buruk. Hal ini disebabkan pemimpin yang gaya kepemimpinan memprakarsai struktur tinggi selalu mengatur dan mengarahkan petugas, mengawasi pekerjaan petugas, dan meminta pertanggung jawaban petugas atas pekerjaanya, sehingga petugas akan lebih mudah dalam menjalankan pekerjaannya. 5. Penutup

DAFTAR PUSTAKA Nurjanah. 2008. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Dan Budaya Organisasi Terhadap Komitmen Organisasi Dalam Meningkatkan Kinerja Karyawan (Studi Pada Biro Lingkup Departemen Pertanian). Tesis Halaman 8-1. Sopianti, Wiwin. 2013. Pengaruh Pelaksanaan Kebijakan Tentang Pelayanan Kesehatan Terhadap Kinerja Koordinasi Lintas Sektoral Untuk Meningkatkan Pengembangan Kader Kesehatan Masyarakat Dan Efektifitas Program Desa Siaga. insanakademika.com/index.php. Diakses pada tanggal 20 Mei 2013. Maharani, Chatila. 2009. Sistem Manajemen Mutu Iso 9000 Sebagai Alat Peningkatan Kualitas Organisasi Pelayanan Kesehatan. http://journal.unnes.ac.id/index.php/kemas. Diakses pada tanggal 16 Mei 2013. Aanparawangsyah, dkk. 2012. Jurnal Hubungan Gaya Kepemimpinan terhadap Disiplin Kerja tenaga Kesehatan di Puskesmas Batua Kota Makassar. FKM Unhas Makassar. [30 April 2013]\

Nursyabani Purnama. 2005. Jurnal Kepemimpinan Organisasi Masa Depan Konsep dan Strategi Keefektifan. Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia. [29 April 2013]

You might also like