Professional Documents
Culture Documents
BAB I
TINJAUAN PUSTAKA
1.1 Biomekanika
Biomekanika merupakan studi tentang karakteristik- karakteristik tubuh
manusia dalam istilah mekanik. Biomekanika dioperasikan pada tubuh manusia
baik saat tubuh dalam keadaan statis ataupun dalam keadaan dinamis. Contoh
dari penerapan ilmu biomekanika adalah untuk menjelaskan efek getaran dan
dampak yang timbul akibat kerja, menyelidiki karakteristik kolom tulang
belakang, menguji penggunaan alat prosthetic, dll.
(Kroemer,2001)
Sebuah lembaga di Amerika yang bernama NIOSH (National Institute Of
Occopational Safety And Health) pada tahun 1981 melakukan analisa terhadap
kekuatan manusia dalam mengangkat atau memindahkan beban,
merekomendasikan batas beban yang dapat diangkat oleh manusia tanpa
menimbulkan cedera meskipun pekerjaan tersebut dilakukan secara berulang-
ulang dan dalam jangka waktu yang cukup lama.
1.2 Faktor penyebab terjadinya keluhan muskuloskeletal
Peter Vi(2000) menjelaskan bahwa, terdapat beberapa faktor yang dapat
menyebabkan terjadinya keluhan otot skeletal .
1. Peregangan otot yang berlebihan
Peregangan otot yang berlebihan (over exertion) biasanya dialami
pekerja yang mengalami aktifitas kerja yang menuntut tenaga yang
LAPORAN PRAKTIKUM PSK DAN ERGONOMI
MODUL 2A: BIOMEKANIKA DAN FISIOLOGI
1. Cheklist
Cheklist merupakan alat ukur ergonomi yang paling sederhana
dan mudah, oleh karena itu biasanya menjadi pilihan pertama
untuk melakukan pengukuran yang masih umum. Cheklist berisi
pertanyaan umum yang biasanya mengarah pada pengumpulan
data tentang tingkat beban kerja dan pertanyaan khusus yang
berisi data yang lebih spesifik seperti berat beban, jarak angkat,
jenis pekerjaan, dan frekeunsi kerja. Cheklist merupakan cara
yang mudah untuk digunakan, tetapi hasilnya kurang teliti. Oleh
karena itu cheklist lebih cocok digunakan untuk studi
pendahuluan dan identifikasi masalah.
2. Model Biomekanik
Model Biomekanik menerapkan konsep mekanik teknik pada
fungsi tubuh untuk mengetahui reaksi otot yang terjadi akibat
tekanan beban kerja. Beberapa faktor yang harus dicermati
apabila pengukuran dilakukan dengan model biomekanik adalah
sebagai berikut :
a. Sifat dasar mekanik (static atau dinamik)
b. Dimensi model (dua atau tiga dimensi)
c. Ketepatan dalam mengambil asumsi
d. Input yang diperlukan cukup kompleks
3. Tabel Psikofisik
Psikofisik merupakan cabang ilmu psikologi yang digunakan untuk
menguji hubungan antara persepsi dari sensasi tubuh terhadap
rangsangan fisik. Melalui persepsi dan sensansi tubuh, dapat
diketahui kapasitas kerja seseorang. Steven (1962) dan Snook &
Ciriello (1991) menjelaskan bahwa tingkat kekuatan seseorang
dalam menerima beban kerja dapat diukur melalui perasaan
subjektif, dalam arti persepsi seseorang terhadap beban kerja
dapat digunakan untuk mengukur efek kombinasi dari tekanan
fisik dan tekanan biomekanik akibat aktivitas yang dilakukan.
LAPORAN PRAKTIKUM PSK DAN ERGONOMI
MODUL 2A: BIOMEKANIKA DAN FISIOLOGI
RWLH = LC X HM X VM X DM X AM X FM X CM
…………1.1
Dimana :
RWLH : batas beban yang direkomendasikan
LC : konstanta pembebanan = 23 kg
HM : faktor penggali horizontal = 25 / H (table 2A.1)
VM : faktor penggali vertical = (1-0.003/ V-75) (table 2A.2)
VM = 1 – 0,0132 ( V – 69 ) ………………1.2
LAPORAN PRAKTIKUM PSK DAN ERGONOMI
MODUL 2A: BIOMEKANIKA DAN FISIOLOGI
VM = 1 – 0,0145 ( 69 – V ) ................1.3
Lifting Index (LI) adalah estimasi sederhana terhadap resiko cedera yang
diakibatkan oleh overexertion. Berdasarkan beban dan nilai RWL, dapat
ditentukan, besarnya LI dengan rumus sebagai berikut.
BeratBeban
LI 3 .0
RWLH
LAPORAN PRAKTIKUM PSK DAN ERGONOMI
MODUL 2A: BIOMEKANIKA DAN FISIOLOGI
Jumlah gerakan
Kerja otot statis
Gaya
Postur kerja yang ditentukan oleh perlengkapan dan perabotan
Waktu kerja tanpa istirahat
Untuk menilai empat faktor beban eksternal pertama yang disebutkan di
atas (jumlah gerakan, kerja otot statis, gaya dan postur), RULA dikembangkan
untuk :
1. Menyediakan metode penyaringan populasi kerja yang cepat, untuk
penjabaran kemungkinan resiko cidera dari pekerjaan yang berkaitan
dengan anggota tubuh bagian atas;
2. Mengenali usaha otot berkaitan dengan postur kerja, penggunaan gaya
dan melakukan pekerjaan statis atau repetitif, dan hal–hal yang dapat
menyebabkan kelelahan otot;
3. Memberikan hasil yang dapat digabungkan dalam penilaian ergonomi
yang lebih luas meliputi faktor-faktor epidemiologi, fisik, mental,
lingkungan dan organisasional; dan biasanya digunakan untuk
melengkapi persyaratan penilaian dari UK Guidelines on the prevention
of work-related upper limb disorder (Panduan dalam pencegahan cidera
kerja yang berkaitan dengan anggota tubuh bagian atas di negara
Inggris).
1.4.2 Prosedur
Prosedur dalam pengembangan metode RULA meliputi tiga tahap.
Tahap pertama adalah pengembangan metode untuk merekam postur kerja,
tahap kedua adalah pengembangan sistem penilaian dengan skor, dan yang
ketiga adalah pengembangan dari skala tingkat tindakan yang memberikan
panduan pada tingkat resiko dan kebutuhan tindakan untuk mengadakan
penilaian lanjut yang lebih detail.
LAPORAN PRAKTIKUM PSK DAN ERGONOMI
MODUL 2A: BIOMEKANIKA DAN FISIOLOGI
o 1 jika duduk dan tersangga baik dengan sudut antara pinggul dan
punggung 90° atau lebih;
o 2 untuk fleksi 0-20°;
o 3 untuk fleksi 20-60°;
o 4 untuk fleksi lebih dari 60°.
Jika punggung memuntir, maka skor postur ditambahkan 1.
Jika punggung melentur ke samping, maka skor postur ditambahkan 1.
2 1 2 3 3 3 3 4 4 4
2 3 3 3 3 3 4 4 4
3 3 4 4 4 4 4 5 5
3 1 3 3 4 4 4 4 5 5
2 3 4 4 4 4 4 5 5
3 4 4 4 4 4 5 5 5
4 1 4 4 4 4 4 5 5 5
2 4 4 4 4 4 5 5 5
3 4 4 4 5 5 5 6 6
5 1 5 5 5 5 5 6 6 7
2 5 6 6 6 6 7 7 7
3 6 6 6 7 7 7 7 8
6 1 7 7 7 7 7 8 8 9
2 8 8 8 8 8 9 9 9
3 9 9 9 9 9 9 9 9
4 5 5 5 6 6 7 7 7 7 7 8 8
5 7 7 7 7 7 8 8 8 8 8 8 8
6 8 8 8 8 8 8 8 9 9 9 9 9
Sistem penilaian dilanjutkan dengan melibatkan otot (mucle) dan tenaga (force)
yang digunakan. Skor yang melibatkan penggunaan otot dikembangkan
berdasarkan penelitian Drury, yaitu sebagai berikut:
o Tambahkan (+) 1 jika postur statis (dipertahankan dalam waktu 1
menit) atau penggunaan postur tersebut berulang lebih dari 4 kali
dalam 1 menit.
Skor untuk penggunaan tenaga (beban) dikembangkan berdasarkan
penelitian Putz-Anderson dan Stevenson dan Baida, yaitu sebagai berikut:
o Jika pembebanan sesekali atau tenaga kurang dari 2 Kg dan ditahan
maka skor tidak ditambah.
o Tambahkan (+) 1 jika beban sesekali antara 2 – 10 Kg.
o Tambahkan (+) 2 jika beban 2 – 10 Kg bersifat statis atau berulang-
ulang atau beban sesekali namun lebih dari 10 Kg.
o Tambahkan (+) 3 jika beban (tenaga) lebih dari 10 Kg dialami secara
statis atau berulang dan atau jika pembebanan seberapapun
besarnya dialami dengan sentakan cepat
o Skor penggunaan otot (muscle) dan skor tenaga (force) pada Grup
tubuh bagian A dan B diukur dan dicatat dalam kotak-kotak yang
tersedia kemudian ditambahkan dengan skor yang berasal dari tabel
A dan B seperti pada lembar skor berikut :
Upper Arm
Neck
Use Table B
Trunk Posture Score Muscle Force Score D
B + + =
Legs
Berdasarkan grand score dari Tabel C, tindakan yang akan dilakukan dapat
dibedakan menjadi 4 action level berikut :
o Action Level 1
Skor 1 atau 2 menunjukkan bahwa postur dapat diterima selama
tidak dijaga atau berulang untuk waktu yang lama.
o Action Level 2
Skor 3 atau 4 menunjukkan bahwa penyelidikan lebih jauh
dibutuhkan dan mungkin saja perubahan diperlukan.
o Action Level 3
Skor 5 atau 6 menunjukkan bahwa penyelidikan dan perubahan
dibutuhkan segera.
o Action Level 4
Skor 7 menunjukkan bahwa penyelidikan dan perubahan
dibutuhkan sesegera mungkin (mendesak).
(McAtamney, 1993)
LAPORAN PRAKTIKUM PSK DAN ERGONOMI
MODUL 2A: BIOMEKANIKA DAN FISIOLOGI
Berat ringannya beban kerja yang diterima oleh seorang tenaga kerja
dapat digunakan untuk menentukan berapa lama seorang tenaga kerja
dapat melakukan aktivitas kerjanya sesuai dengan kemampuan atau
LAPORAN PRAKTIKUM PSK DAN ERGONOMI
MODUL 2A: BIOMEKANIKA DAN FISIOLOGI
10 Denyut
Denyut Jantung (Denyut/Menit) = 60
Waktu Perhitungan ……. (1.1)
T W S
R ................................................................................ 1.4
W 1,5
Dimana :
R = Waktu istirahat yang dibutuhkan dalam menit
T = Total waktu kerja dalam menit
W = Konsumsi energi rata–rata untuk bekerja dalam kilokalori / menit
S = Pengeluaran energi cadangan yang direkomendasikan dalam
kilokalori / menit (biasanya 4 atau 5 kkal / menit)
Bentuk regresi hubungan energi dengan kecepatan denyut jantung
secara umum adalah regresi kuadratis dengan persamaan :
KE = Et – Ei ................................................................................ 1.6
Dimana :
KE = Konsumsi energi untuk suatu kegiatan kerja tertentu (kilokalori /
menit
LAPORAN PRAKTIKUM PSK DAN ERGONOMI
MODUL 2A: BIOMEKANIKA DAN FISIOLOGI
1.12 Kelelahan
Kelahan adalah suatu mekanisme perlindunagn tuguh agar tubuh
terhindar dari kerusakkan lebih lanjut, sehingga terjadi oemulihan selama
istirahat. (Tarwaka, Solichul, H.A Bakri, 2004). Kelelahan diatur secara
sentral oleh otak. Di otak terdapat sistem aktivasi (bersimpat simaptis) dan
inhibisi (bersifat parasimpatis). Istilah kelelahan biasanya menunjukkan
kondisi yang berbeda-beda dari tubuh, namun semuanya bermuara pada
kehilangan kapasitas dan efisiensi tubuh. Kelelahan dikalsifikasikan menjadi
dua, yaitu kelelahan otot yang berupa rasa nyeri pada otot dan kelalahan
umum yang ditandai dengan berkurangnya kemamuan untuk bekerja karena
monotoni; intensitas, dan lamanya kerja fisik; keadaan lingkungan; sebab-
sebab mental; status kesehatan dan keadaan gizi
(Tarwaka, Solichul, H.A Bakri, 2004)
BAB II
PENGUMPULAN DATA
2.2 Data Denyut Nadi Sebelum dan Pada Saat Melakukan Kerja
2.2.1 Data denyut nadi pada saat melakukan kerja berdasarkan waktu
percobaan
a. Beban Kerja 1N
Tabel 2.1 Tabel Data Pada Saat Melakukan Kerja dengan Beban 1 N
1 253
2 180
3 139
4 143
5 180
6 158
7 223
8 108
9 188
10 198
Rata-rata 177
b. Beban Kerja 2N
Tabel 2.2 Tabel Data Pada Saat Melakukan Kerja dengan Beban 2 N
1 179
2 159
3 141
4 170
5 168
Rata-rata 163,4
c. Beban Kerja 4N
LAPORAN PRAKTIKUM PSK DAN ERGONOMI
MODUL 2A: BIOMEKANIKA DAN FISIOLOGI
Tabel 2.3 Tabel Data Pada Saat Melakukan Kerja dengan Beban 4N
1 127
2 120
3 147
4 287
5 160
Rata-rata 168,2
1 169
2 178
3 119
4 126
5 170
6 179
7 118
8 177
9 83
10 162
Rata-rata 148,1
b. Beban Kerja 2N
LAPORAN PRAKTIKUM PSK DAN ERGONOMI
MODUL 2A: BIOMEKANIKA DAN FISIOLOGI
Tabel 2.7 Tabel Data Pada Saat Melakukan Istirahat dengan Beban 2N
1 89
2 123
3 189
4 139
5 116
Rata-rata 131,2
c. Beban Kerja 4N
Tabel 2.7 Tabel Data Pada Saat Melakukan Istirahat dengan Beban 4 N
1 100
2 136
3 119
4 121
5 138
Rata-rata 122,8
BAB III
PENGOLAHAN DATA
LAPORAN PRAKTIKUM PSK DAN ERGONOMI
MODUL 2A: BIOMEKANIKA DAN FISIOLOGI
Dimana :
Y : energi (kilokalori per menit)
X : kecepatan denyut jantung (denyut per menit)
Dimana :
KE : konsumsi energi untuk suatu kegiatan kerja tertentu
(kilokalori/menit)
LAPORAN PRAKTIKUM PSK DAN ERGONOMI
MODUL 2A: BIOMEKANIKA DAN FISIOLOGI
Dimana :
R : waktu istirahat yang dibutuhkan dalam menit
T : total waktu kerja dalam menit
W : konsumsi energi rata-rata yang direkomendasikan dalam
kkal/menit
S : standart beban normal yamg diaplikasikan (Kkal/menit)
Dimana :
Y : energi (kilokalori per menit)
X : kecepatan denyut jantung (denyut per menit)
Dimana :
Y : energi (kilokalori per menit)
X : kecepatan denyut jantung (denyut per menit)
Dimana :
KE : konsumsi energi untuk suatu kegiatan kerja tertentu
(kilokalori/menit)
Et : pengeluaran energi pada saat waktu kerja tertentu
(kilokalori/menit)
Ei : pengeluaran energi pada saat istirahat (kilokalori/menit),
= 1,35122
Dimana :
R : waktu istirahat yang dibutuhkan dalam menit
T : total waktu kerja dalam menit
W : konsumsi energi rata-rata yang direkomendasikan dalam
kkal/menit
S : standart beban normal yamg diaplikasikan (Kkal/menit)
300
250
200
Pulse
150 pulse
100
50
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Waktu
Gambar 3.1 Grafik Denyut Nadi terhadap Waktu pada saat Kerja dengan Beban 1 N
200
150
Pulse
100 pulse
50
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Waktu
Gambar 3.2 Grafik Denyut Nadi terhadap Waktu pada saat Istirahat dari Percobaan 1
Newton
LAPORAN PRAKTIKUM PSK DAN ERGONOMI
MODUL 2A: BIOMEKANIKA DAN FISIOLOGI
200
150
Pulse
100 pulse
50
0
1 2 3 4 5
Waktu
Gambar 3.3 Grafik Denyut Nadi terhadap Waktu pada saat Kerja dengan Beban 2 N
200
150
Pulse
100 pulse
50
0
1 2 3 4 5
Waktu
Gambar 3.4 Grafik Denyut Nadi terhadap Waktu pada saat Istirahat dari Percobaan 2
Newton
LAPORAN PRAKTIKUM PSK DAN ERGONOMI
MODUL 2A: BIOMEKANIKA DAN FISIOLOGI
350
300
250
Pulse
200
pulse
150
100
50
0
1 2 3 4 5
Waktu
Gambar 3.5 Grafik Denyut Nadi terhadap Waktu pada saat Kerja dengan Beban 4 N
160
140
120
100
Pulse
80 pulse
60
40
20
0
1 2 3 4 5
Waktu
Gambar 3.6 Grafik Denyut Nadi terhadap Waktu pada saat Istirahat dari Percobaan 4
Newton
LAPORAN PRAKTIKUM PSK DAN ERGONOMI
MODUL 2A: BIOMEKANIKA DAN FISIOLOGI
Grafik Denyut Nadi Terhadap Waktu pada Saat Kerja dari Data
Percobaan
350
300
250
Denyut nadi
1N
200
2N
150
4N
100
50
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Waktu kerja
Gambar 3.7 Grafik Hubungan Waktu dan Denyut Nadi Kerja dengan Beban 1 N, 2 N dan
4N
Grafik Denyut Nadi Terhadap Waktu pada Saat Istirahat dari Data
Percobaan
200
180
160
140
Denyut nadi
120 1N
100 2N
80 4N
60
40
20
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Waktu Istirahat
Gambar 3.8 Grafik Hubungan Denyut Nadi Istirahat dan Waktu Pada Saat Istirahat
dengan Beban 1 N, 2 N dan 4 N
LAPORAN PRAKTIKUM PSK DAN ERGONOMI
MODUL 2A: BIOMEKANIKA DAN FISIOLOGI
BAB IV
ANALISA
300
250
200
Pulse
150 pulse
100
50
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Waktu
Gambar 4.1 Grafik Denyut Nadi terhadap Waktu pada saat Kerja dengan Beban 1 N
200
150
Pulse
100 pulse
50
0
1 2 3 4 5
Waktu
Gambar 4.2 Grafik Denyut Nadi terhadap Waktu pada saat Kerja dengan Beban 2 N
LAPORAN PRAKTIKUM PSK DAN ERGONOMI
MODUL 2A: BIOMEKANIKA DAN FISIOLOGI
350
300
Pulse 250
200
pulse
150
100
50
0
1 2 3 4 5
Waktu
Gambar 4.3 Grafik Denyut Nadi terhadap Waktu pada saat Kerja dengan Beban 4 N
Grafik Hubungan Antara Denyut Nadi dan Waktu Pada Saat Kerja
350
300
250
Denyut nadi
1N
200
2N
150
4N
100
50
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Waktu kerja
200
150
50
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Waktu
Gambar 4.5 Grafik Denyut Nadi terhadap Waktu pada saat Istirahat dari Percobaan 1
Newton
200
150
Pulse
100 pulse
50
0
1 2 3 4 5
Waktu
Gambar 4.6 Grafik Denyut Nadi terhadap Waktu pada saat Istirahat dari Percobaan 2
Newton
LAPORAN PRAKTIKUM PSK DAN ERGONOMI
MODUL 2A: BIOMEKANIKA DAN FISIOLOGI
160
140
120
100
Pulse
80 pulse
60
40
20
0
1 2 3 4 5
Waktu
Gambar 4.7 Grafik Denyut Nadi terhadap Waktu pada saat Istirahat dari
Percobaan 4 Newton
200
180
160
140
Denyut nadi
120 1N
100 2N
80 4N
60
40
20
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Waktu Istirahat
Berdasarkan grafik denyut nadi dan waktu pada saat istirahat tersebut,
kita dapat melihat bahwa grafik tersebut secara umum mengalami
penurunan serta kenaikan yang drastis. Pada saat beban 1 N, penurunan
terjadi pada menit ke-2 yaitu dari 178 denyut/menit menjadi 119
denyut/menit, kemudian naik pada menit ke-4 sebesar 126 denyut/menit.
Kemudian turun drastis pada menit ke-8 yaitu dari 177 denyut/menit menjadi
83 denyut/menit kemudian naik kembali pada menit berikutnya. Untuk beban
sebesar 2 N, grafik mengalami kenaikan pada menit ke-1 sebesar 89
denyut/menit menjadi 123 denyut/menit pada menit ke-2, penurunan drastis
grafik terjadi pada menit ke-3 dan ke-4. Pada beban 4 N, kenaikan grafik
terjadi pada menit ke-3 sampai menit ke-5, kemudian penurunan terjadi
pada menit ke-2 sebesar 136 denyut/menit menjadi 119 denyut/menit.
Pada setiap beban menunjukkan kenaikan pada denyut jantung, hal ini
disebabkan karena operator mengalami kelelahan pada beban kerja yang
dilakukan dalam waktu lama sehingga tubuh tidak mempunyai waktu yang
cukup untuk memulihkan diri. Kemudian penyebab yang lainnya antara lain
ketidakkonstanan kecepatan gerak operator, kondisi awal operator, metode
pemasangan alat ukur, kondisi lain yang terjadi saat operator kerja misalnya
sedang berbicara dengan orang lain.
Beban kerja 1 N
Konsumsi Energi ( KE ) = 3,77 Kkal / menit
LAPORAN PRAKTIKUM PSK DAN ERGONOMI
MODUL 2A: BIOMEKANIKA DAN FISIOLOGI
Konsumsi energi yang dihasilkan pada saat beban kerja 1 N lebih besar jika
dibandingkan dengan beban kerja 2 N. Hal ini dikarenakan pada saat beban
kerja 1 N, operator belum bisa beradaptasi terhadap lingkungan sekitar.
Sehingga konsumsi energi yang dhasilkan menjadi lebih besar. Hal lain yang
berpengaruh adalah lamanya waktu dalam melakukan kerja sebesar 10
menit. Dengan waktu kerja yang lama, maka tingkat kelelahan operator
juga semakin bertambah dan konsumsi energi menjadi lebih besar.
Beban kerja 2 N
Konsumsi Energi ( KE ) = 3,73 Kkal / menit
Konsumsi energi pada saat beban kerja 2 N lebih kecil daripada konsumsi
energi pada saat beban kerja 1 N. Hal tersebut dikarenakan karena operator
telah mengalami kelelahan pada saat melakukan beban kerja 1 N, sehingga
operator melakukan beban kerja 2 N secara perlahan, tidak seperti saat
melakukan beban 1 N. Dan konsumsi yang dihasilkan menjadi menurun.
Beban kerja 4 N
Konsumsi Energi ( KE ) = 5,9 Kkal / menit
Dengan beban kerja yang lebih besar, maka konsumsi energi yang
dihasilkan juga lebih besar. Pada saat melakukan beban kerja 4 N,
operator merasa sangat kelelahan karena bebannya besar, sehingga
konsumsi yang dihasilkan juga besar.
Dari data perhitungan di atas dapat disimpulkan bahwa dengan berat beban
yang berbeda maka besarnya konsumsi energi dan lama waktu istirahat juga
berbeda. Berat beban sangat berpengaruh terhadap besarnya konsumsi energi
dan lama waktu istirahat. Semakin berat beban maka semakin besar pula
LAPORAN PRAKTIKUM PSK DAN ERGONOMI
MODUL 2A: BIOMEKANIKA DAN FISIOLOGI
konsumsi energi dan semakin kecil lama waktu istirahat. Jadi besarnya konsumsi
energi berbanding lurus terhadap berat beban dan bebanding terbalik terhadap
lama waktu istirahat.
W S
R = W 1,5
103.77 1
=
3.77 1,5
= 12.2
Dimana :
R : waktu istirahat yang dibutuhkan dalam menit
T : total waktu kerja dalam menit
W : konsumsi energi rata-rata yang direkomendasikan dalam
kkal/menit
S : pengeluaran energi cadangan yang direkomendasikan dalam
kkal/menit (biasanya 4 atau 5 kkal/menit)
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Secara teori beban kerja, konsumsi energi, dan lamanya waktu pemulihan
adalah berbanding lurus. Makin besar beban kerja, maka konsumsi energi
LAPORAN PRAKTIKUM PSK DAN ERGONOMI
MODUL 2A: BIOMEKANIKA DAN FISIOLOGI
dan lamanya waktu pemulihan juga makin besar tetapi dalam prakteknya
ternyata semakin besar beban kerja, belum tentu konsumsi energi dan
lamanya waktu pemulihan juga makin besar. Hal ini dikarenakan :
Kondisi fisik operator tidak stabil, hal ini dapat dilihat dari grafik
perbandingan waktu dan denyut nadi.
Ketidakakuratan alat yang digunakan.
Perbedaan kecepatan gerak konstan saat mengayuh sepeda.
2. Fatique dan konsumsi energi semakin besar jika periode kerja yang
dilakukan semakin lama, sehingga dibutuhkan waktu pemulihan yang lebih
lama.
3. Adanya perancangan suatu sistem kerja yang lebih baik, sehingga akan
meningkatkan produktifitas kerja. Dalam merancang sistem kerja antara
lain, kita dapat menentukan waktu kerja dan waktu istirahat yang tepat dan
sesuai dengan jenis pekerjaan yang dilakukan operator.
5.2 Saran
1. Dalam melakukan penghitungan denyut jantung sebaiknya digunakan
peralatan otomatis sehingga jumlah denyut jantung per menit dapat
diketahui dengan tepat.
2. Operator yang melaksanakan kerja sebaiknya dipilih yang memiliki kondisi
stabil.