Professional Documents
Culture Documents
Page | 1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas selesainya Prosedur Operasional Standar (POS) dalam rangka Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013. SOP ini dimaksudkan sebagai bahan pembelajaran wajib dalam rangka pelatihan calon instruktur Nasional, Kepala Sekolah Berprestasi, dalam memberikan pemahaman kepada Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah tentang Kurikulum 2013 dan penerapannya dalam proses pembelajaran di sekolah. Kurikulum 2013 ini diberlakukan secara bertahap mulai tahun ajaran 2013-2014 melalui pelaksanaan terbatas khususnya bagi sekolah-sekolah yang sudah siap melaksanakan kurikulum 2013. Pada tahap pertama yaitu Tahun Ajaran 2013/2014, Kurikulum 2013 akan dilaksanakan secara terbatas untuk kelas 1 dan IV Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI), kelas VII Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs), dan kelas X Sekolah Menengah Atas/Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah (SMA/SMK/MA/MAK).Selanjutnya pada Tahun Ajaran 2015/2016 diharapkan Kurikulum 2013 telah dilaksanakan di seluruh kelas I sampai dengan kelas XII. Menjelang implementasi Kurikulum 2013, penyiapan tenaga kependidikan dan guru sebagi pendidik sebagai pelaksanaan kurikulum di lapangan perlu dilakukan. Sehubungan dengan hal tersebut, sesuai dengan tugas dan fungsinya, Badan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan (BPSDMPK dan PMP), telah menyiapkan strategi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 bagi, kepala sekolah, dan pengawas dan guru. Pada tahun 2013 pelatihan akan dilakukan bagi pengawas SD/SMP/SMA/SMK, kepala sekolah SD/SMP/SMA/SMK, dan guru kelas I dan IV SD, guru kelas VII SMP untuk 9 mata pelajaran, dan guru kelas X SMA/SMK untuk 3 mata pelajaran. Guna menjamin kualitas pelatihan tersebut, maka BPSDMPK dan PMP telah menyiapkan 5 buku/ Materi l Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013, sesuai dengan tugas kepala sekolah dan pengawas sekolah pada jenjang pendidikan. Pada kesempatan ini saya sampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan atas partisipasi aktif kepada pejabat dan staf di jajaran BPSDMPK dan PMP, dosen perguruan tinggi, konsultan, widyaiswara, pengawas, kepala sekolah, dan guru yang terlibat di dalam penyusunan SOP dan Bahan Ajar maupun Materi-Materi tersebut di atas. Semoga keberadaan SOP dan materi diklat ini dapat membantu para nara sumber menjalankan tugas dalam Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013. Selain hal tersebut, dengan menggunakan Materi diklat yang sama, kualitas Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 diseluruh tanah air dapat terjaga kualitasnya. Jakarta, Juni 2013 Kepala Badan PSDMPK-PMP Prof. Dr. Syawal Gultom NIP.196202031987031002
Page | 2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAGIAN I PENDAHULUAN A. Tujuan Umum Pelatihan B. Indikator Umum Ketercapaian Tujuan C. Kompetensi Inti Peserta Yang Harus Dicapai D. Hasil Kerja Peserta Selama Pelatihan Tahapan, Nara Sumber, dan Peserta Pelatihan Implementasi E. Kurikulum 2013 Struktur Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013, Untuk Guru, F. Kepala Sekolah, dan Pengawas G. Penilaian H. Panduan Narasumber dan Fasilitator I. Kode Etik Narasumber J. Panduan Penggunaan Materi Pelatihan Kurikulum 2013
i iii 2 2 3 3 3 5 5 6 7 8
BAGIAN II, III, DAN IV MATERI PELATIHAN OLEH PRODIK (15 Materi)
BAGIAN V KEPEMIMPINAN, MANAJEMEN PERUBAHAN DAN BUDAYA SEKOLAH 5.1 Kepemimpinan pembelajaran 5.2 Manajemen perubahan 5.3 Membangun budaya sekolah BAGIAN VI PENGELOLAAN PEMBELAJARAN 6.1 Pengelolaan pembelajaran tematik integratif (perencanaan, implementasi, penilaian) 6.2 Pengelolaan Pembelajaran Kontekstual Dan Terpadu (SMP) 6.3 Pengelolaan Pembelajaran Berdasarkan Peminatan (Sma/Smk
Page | 3
Page | 4
BAGIAN I PENDAHULUAN
Materi Pelatihan dalam bentuk SOP ini disiapkan untuk digunakan para Pelatih dan Peserta Pelatihan apakah sebagai Nara Sumber Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 sesuai dengan kelas, mata pelajaran dan jenjang pendidikan. Nara Sumber yang dimaksudkan adalah Nara Sumber Nasional, Instruktur Nasional, Guru Inti, Kepala Sekolah i, dan Pengawas Inti. Materi ini memberi panduan bagi para pengguna mengenai (1) Tahapan Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013; (2) Struktur Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013; (3) Panduan Narasumber; (4) Panduan Penilaian; (5) Bahan/Materi Pelatihan untuk masing-masing tema. Bahan/Materi Pelatihan yang dimaksud meliputi dokumendokumen, handouts, lembar kerja/worksheet, bahan tayang baik dalam bentuk slide power point maupun rekaman video. Sesuai dengan Kebijakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Badan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan (BPSDMPK dan PMP) telah menetapkan jenjang atau tahapan pelatihan, sasaran pelatihan, dan struktur pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 untuk tahun kalender 2013. A. Tujuan Tujuan umum Diklat Implementasi Kurikulum 2013 adalah meningkatkan kemampuan kepala sekolah dalam mengelola perubahan, bertindak sebagai pemimpin perubahan dan menciptakan budaya sekolah yang bermutu dalam rangka menjamin terlaksananya implementasi Kurikulum 2013 secara efektif dan efisien di sekolah. Tujuan khusus diklat ini adalah: 1. Memahami konsep pengembangan Kurikulum 2013 dengan pendekatan kompetensi sesuai dengan kebijakan dan pembaharuan kurikulum dari berbagai aspek; 2. Mengelola perubahan dari kurikulum lama kepada kurikulum baru; Page | 5
3. 4. 5.
Meningkatkan kemampuan bertindak sebagai pemimpin perubahan yang berfokus pada pembelajaran Mampu membangun budaya sekolah dalam rangka meningkatkan mutu secara berkelanjutan meningkatkan kemampuan dalam mengelola implementasi Kurikulum 2013 secara komprehensif di sekolah.
B. Hasil yang Diharapkan Pada akhir diklat, peserta diharapkan dapat mengelola perubahan dari kurikulum lama ke Kurikulum 2013 sesuai dengan konsep dan karakteritiknya sehingga pembelajran di sekolah dapat berjalan secara efektif dan efisien pada semua jenjang pendidikan. Indikator keberhasilan diklat ini adalah: 1. Peserta diklat memahami konsep Kurikulum 2013, meliputi rasional, elemen perubahan kurikulum berdasarkan SKL, KI dan KD dengan berbagai pendekatan dan strategi implementasi Kurikulum 2013; 2. Tersususunnya analisis materi ajar; 3. Tersususunnya rancangan model pembelajaran sesuai jenjang pendidikan (SD,SMP,SMA/SMK); 4. Tersusunnya perangkat implementasi pelaksanaan praktik pembelajaran terbimbing; 5. Tersusunnya perangkat implementasi pengelolaan perubahan untuk menjamin terlaksananya implementasi Kurikulum 2013; 6. Tersususunnya rancangan implementasi pengelolaan pembelajaran tematik integratif (Kepala Sekolah Dasar); 7. Tersususunnya rancangan implementasi pengelolaan pembelajaran kontekstual dan terpadu ( Kepala SMP); 8. Tersususunnya rancangan implementasi tehnik penjurusan dan peminatan (Kepala SMA dan SMK); C. Sasaran Peserta Sasaran diklat Implementasi Kurikulum 2013, yaitu: Page | 6
a. Diklat Nara Sumber Nasional, jumlah peserta sebanyak 56 orang, terdiri dari unsur Puskur, Pusbang Prodik, dan Pusbang Tendik. b. Diklat Instruktur Nasional, jumlah peserta sebanyak 566 orang, yang terdiri dari Widyaiswara P4TK/LPPKS/LPMP sebanyak 15 orang dan Kepala Sekolah Berprestasi sebanyak 6 orang. c. Diklat Kepala Sekolah sebanyak 6.410 orang yang terdiri dari kepala SD (2.598 orang), SMP (1.521 orang), SMA (1.270 orang), SMK (1.021 orang).
Tahapan pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 dapat dilihat pada diagram 1 di atas. Diagram tersebut menunjukan terdapat 3 tahap pelatihan yatau 3 jenjang pelatihan yaitu pelatihan tingkat nasional, tingkat provinsi, dan tingkat Kabupaten/Kota. Secara keseluruhan terdapat 7 jenis pelatihan.
Page | 7
1.1Struktur Pelatihan Implementasi Kurikulum Untuk Guru, Kepala Sekolah, dan Pengawas.
2013,
KONSEP KURIKULUM 2013 Rasional Elemen perubahan Kurikulum 2013 SKL, KI dan KD Strategi Implementasi Kurikulum 2013 0,5 0,5 2 1
ANALISIS MATERI AJAR SEMESTER I Konsep pembelajaran Tematik pada proses dan hasil belajar Analisis Buku Guru (Kesesuaian, Kecukupan, dan Kedalaman Materi Analisis Buku Siswa (Kesesuaian, Kecukupan, dan Kedalaman Materi ) 3 PERANCANGAN MODEL BELAJAR SEMESTER I Perancangan RPP (aktivitas belajar dengan pendekatan scientific), Analisis dan Pemilihan Model Pembelajaran Perancangan Penilaian (Tes, Portofolio serta rancangan penerapan Authentic Asessment) 5 3 5
3 24 8 16
PRAKTEK PEMBELAJARAN TERBIMBING Simulasi Pembelajaran (aktivitas siswa belajar dan guru) Peer Teaching (perencanaan bersama, observasi, dan refleksi: menggunakan APKG)
Page | 8
No.
MATA DIKLAT
Membangun budaya sekolah Manajemen perubahan Kepemimpinan pembelajaran dan Supervisi Akademik
2 4 4 (8*)
6.1 PENGELOLAAN PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU ( SD ) 6.2 PENGELOLAAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DAN TERPADU (SMP) 6.3 PENGELOLAAN PEMBELAJARAN BERDASARKAN PEMINATAN (SMA/SMK) 7 PENDAMPINGAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 8 Penjelasan Strategi Pendampingan Implementasi Kurikulum 2013
(8*)
(8*)
2 2
70
(8*) :
Page | 9
A. Evaluasi 1. Penilaian Peserta a. Aspek yang dievaluasi Evaluasi hasil pembelajaran dilakukan untuk mengetahui tingkat penguasaan kompetensi peserta yang dilakukan dengan menggunakan metode authentic assessment, Evaluasi dilakukan pada awal, proses dan akhir pelatihan. Aspek yang dievaluasi terdiri dari aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan. b. Pelaksanaan evaluasi 1) Penialain awal (pre test), dilakukan untuk mengukur kemampuan awal peserta. Pre test dilakukan dengan menggunakan instrumen tes. 2) Penilaian proses, dilakukan melalui pengamatan terhadap performasi peserta pada saat praktik terbimbing, dengan menggunakan instrumen pengamatan. komponen yang dinilai meliputi persiapan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran. Sedangkan aspek yang dinilai meliputi: 1) keterampilan psikomotor (tindakan fisik dan motorik), 2) keterampilan reaktif (respon yang efektif) 3), keterampilan interaktif (sosial dan efektivitas komunikasi), 4) kontribusi individu dalam kelompok, 5) kepemimpinan dalam kelompok 6) produk yang dihasilkan. 3) Penilaian sikap, dilakukan dengan mengamati peserta sejak awal sampai akhir Pelatihan untuk melihat: keikutsertaan, kedisiplinan, keaktifan, keseriusan, komitmen, kesantunan, dan tanggung jawab. 4) Penilaian akhir (post test), dilakukan dengan menggunakan instrumen tes. Post test dilakukan pada setiap akhir mata Pelatihan untuk mengetahui kemampuan kognitif peserta. Page | 10
c. Kriteria evaluasi Nilai post test setiap mata Pelatihan inimal 70 Nilai performasi minimal 70 Nilai sikap minimal baik 70
Peserta diwajibkan mengikuti tatap muka minimal 95 % dari total jam tatap muka pada In Service Learning d. Nilai akhir Penentuan nilai akhir untuk menentukan kelulusan peserta ditetapkan dengan ketentuan sebagai berikut: Rumus Nilai Akhir
Nilai Nilai akhir akhir Pelatihan Pelatihan = = 30% 30% post post Test Test + + 30% 30% sikap sikap + + 40%Nilai 40%Nilai performansi. performansi. Kualifikasi nilai kelulusan peserta Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 bagi Sekolah diatur sesuai dengan table berikut ini.: Tabel 8. Kualifikasi Nilai Kelulusan Peserta NILAI 92.50 -100 85.00-92.49 77.50-84.99 70.00-77.49 < 70.00 PREDIKAT Sangat Memuaskan Memuaskan Baik Sekali Baik Tidak Lulus
Evaluasi nara sumber/fasiltator adalah sebagai umpan balik bagi nara sumber/fasilitator dalam meningkatkan pelayanannya kepada peserta. Evaluasi dilakukan oleh peserta. Komponen yang dievaluasi meiputi: a. b. c. d. e. f. g. h. i. j. k. l. Pencapaian tujuan pelatihan Sistematika penyajian Penguasaan materi pelatihan Penyajian materi Ketepatan waktu Penggunaan metode pelatihan Penggunaan media pelatihan Sikap dalam penyajian Cara menjawab pertanyaan peserta Penggunaan bahasa jelas dan mudah dimengerti Pemberian motivasi kepada peserta Kerapian berpakaian
Page | 12
Page | 13
Page | 14
5.1 Membangun Budaya Sekolah 5.2 Manajemen Perubahan 5.3 Kepemimpinan Pembelajaran Dan Supervisi Akademik
Page | 15
Page | 16
EVALUASI :
Penilian otentik Instrumen pengamatan
1. Tujuan Pelatihan
Kepala sekolah mampu mengelola sumber daya yang sekolah miliki secara efektif dalam menjamin terwujudnya keunggulan pemenuhan standar kompetensi lulusan pada melaksanakan kurikulum 2013 melalui pembangunan budaya sekolah.
Meningkatnya keyakinan dalam melaksanakan program Mengaktualisasikan nilai positif dalam memotivasi pelaksanaan perubahan. Menunjukkan komitmen mendukung kurikulum 2013 Berinsiatif dengan harapan yang tinggi b. Pengetahuan Mendeskripsikan definisi budaya sekolah Merumuskan elemen budaya sekolah. Membandingkan kondisi nyata dan kondisi yang diharapkan Merancang strategi pembangunan budaya. c. Keterampilan Melaksanakan perbaikan kegiatan pembangunan budaya pembelajaran Mengembangkan budaya mutu pengembangan dalam karya siswa Mengolah data perkembangan budaya sekolah dalam menunjang efektivitas implementasi kurikulum 2013 Mengolah data hasil penilaian. Menggunakan data hasil perbaikan budaya sekolah. penilaian sebagai dasar
3. Ruang Lingkup Materi Budaya Sekolah Materi diklat kepala sekolah dalam persiapan pelaksanaan kurikulum 2013 yang meliputi: 1) Pentingnya kepala sekolah memiliki sikap menerima rencana perubahan dengan harapan dan keyakinan yang tinggi bahwa perubahan akan menjadikan mutu pendidikan lebih baik.
Ruang lingkup pengembnagan Budaya Sekolah (BS): Apakah BS? Mengapa BS penting? Bagaimana pelaksanaannya? Apakah kepsek berhasil menerapkan BS? Page | 18 apa Program alternatif yang mungkin? Apa yang menjadi prioritas? Bagaimana mengukur keberhasilannya?
2) Fakta tentang peran kepala sekolah dalam pengembangan budaya sekolah 3) Definisi budaya sekolah. 4) Analisis keberhasilan peran kepala sekolah dalam pengembangan budaya sekolah . 5) Identifikasi penyebab keberhasilan kepala sekolah dalam pengembangan budaya sekolah 6) Rumusan alternatif kegiatan dalam pengembangan budaya sekolah. 7) Prioritas program pengembangan budaya sekolah. 8) Instrumen evaluasi diri peran kepala sekolah dalam pengembangan budaya sekolah. 4. Memahami Budaya Sekolah Budaya sekolah sangat erat kaitanya dengan pembentukan suasana sekolah yang kondusif. Efektivitasnya pengembangan kondisi sekolah mengacu pada materi diskusi Partnership For Glabal Learning (2012) harus memenuhi 6 indikator di bawah ini: 1. Memusatkan fokus pembelajaran pada hasil belajar siswa. 2. Menjamin keseimbungan antara kegiatan belajar individual, kolaborasi, dan belajar dalam interaksi sosial. 3. Selaras dengan kebutuhan pengembangan motivasi siswa. 4. Sensitif terhadap perbedaan individu 5. Menantang siswa dengan tidak memberikan lebih dari kapasitasnya.
Belum semua
semua sekolah
sekolah
memahami
pentingnya
budaya
sekolah. Hal ini terlihat pada fakta bahwa belum memiliki program pengembangannya. dan terampil Kondisi ini terjadi karena dalam merencanakan,
Tingkat pemahaman dan kepatuhan pada norma,nilai-nilai, keyakinan, ritual, tradisi, mite yang sekolah miliki menyebabkan tradisi, penampilan fisik, dan prestasi sekolah berbeda beda.
sebagian kepala sekolah belum memahami dan melaksanakan pengembangan, dan mengukur efektivitas pengembangan budaya sekolah. Hal
Page | 19
itu yang
tidak
berarti
kepala
sekolah akan
tidak
memperhatikan membangun
pengembangannya. Pada kenyataannya banyak kepala sekolah sangat memperhatian pentingnya suasana sekolah, suasana kelas, membangun hubungan yang harmonis untuk menunjang terbentuknya norma, keyakinan, sikap, karakter, dan motif berprestasi sehingga tumbuh menjadi sikap berpikir warga sekolah yang positif. Hanya saja kenyataan itu sering tidak tampak pada dokumen program pengembangan budaya.
a. Pengertian
Kebudayaan menurut Koetjaraningkat (1987) merupakan keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan miliknya melalui belajar. Penyebaran dan perkembangannya berproses seiring
dengan perkembangan kehidupan. Stolp dan Smith (1994 ) menyatakan budaya sekolah pun perkembangan bersamaan dengan sejarah sekolah. Wujudnya dalam bentuk norma, nilainilai, keyakinan, tata upacara, ritual, tradisi, mitos yang dipahami oleh seluruh warga sekolah. Karena perbedaan tingkat keyakinan, norma, dan nilai-nilai yang diyakini oleh warga sekolah telah menyebabkan sekolah miliki tradisi berbeda-beda. Data beberapa keungan menunjukkan sekolah yang yang sama meskipun memiliki besar, terdapat sumber namun
beda. Tingkat pemahaman dan kepatuhan pada norma, nilai,dan keyakinan sekolah diperoleh melalui proses belajar. Maka jadikanlah Page | 20 sekolah sebagai organisasi pembelajar
Lebih dari itu, bisa terjadi sekolah dalam satu kompleks, lingkungan masyarakat yang sama,
latar belakang pendidikan kepala sekolah dan guru-gurunya sama, namun karena memiliki budaya sekolah yang berbeda, iklim maupun artefak sekolah pun berbeda, maka prestasinya menjadi berbeda. Perbedaan tersebut dipengaruhi oleh dan keyakinan yang mereka pula junjung. pemahaman Makin kuat pada
dan kepatuhan warga sekolah terhadap norma, nilai-nilai, keyakinan dan kepatuhan warga terhadap norma dan nilai-nilai semakin tinggi keterikatannya sekolahnya, semakin besar rasa memiliki sekolahnya, dan makin kuat motif belajarnya. Berkenaan dengan itu, Stolp dan Smith (1994: xiii) menyatkaan Sekolah bahwa, bagaimana kondisi pun keadaannya, Karena
Kepala sekolah menghadapi masalah yang berubah dan krisis silih berganti. Untuk itu diperlukan ide yang terbarukan dan inovatif
perubahan budaya lingkungan sebenarnya menjadi tantangan yang berat. berada dalam ketidakpastian. itu, sekolah memerlukan tidak pasti. Homer Dixon yang dikutip oleh Fullan (2001: hal 4) menyatakan bahwa kepala sekolah menghadapi tantangan dalam mengelola masalah yang makin kompleks. Ketidakpastian menyebabkan krisis datang tanpa aba-aba. Daya kendalinya selalu memerlukan dukungan pemikiran yang handal. Gelombang masalah yang datang selalu berbeda. Karena itu kepala sekolah harus selalu membaharui idenya secara inovatif untuk mendukung kebijakan dan tindakan yang efektif atau mencapai tujuan. Tantangan utama kepala sekolah dalam Keberhasilan mengembangkan budaya sekolah ditentukan dengan efektivitas komunikasi dan interaksi kepsek dengan pemangku kepentingan sehingga membangkitkan kepatuhan, disiplin, dan motif berpartisipasi untuk mewujudkan keunggulan. perhatian pimpinan yang cerdas, yang pandai memecahkan
mengembangkan budaya
suasana sekolah yang kondusif melalui pengembangan komunikasi dan interaksi yang sehat antara kepala sekolah dengan siswa, guru-guru, staf, orang tua siswa, masyarakat, dan pemerintah. Komunikasi dan interaksi yang sehat memilki dua indikator yaitu tingkat
Page | 21
sekolah
perlu
mengembangkan
komunikasi
multi
arah
untuk
b. Kerangka Pengembangan
Hubungan antara unsur dalam peran kepala sekolah terhadap penguatan budaya dapat dilihat dalam gambar berikut:
Pada
diagram
pengembangan
budaya
kepala
sekoah
bertugas
mengembangkan kondisi sekolah yang kondusif dan kelas yang kondusif. Kondisi itu memerlukan komunikasi dan interaksi antara kepala sekolah dengan guru, orang tua siswa, staf dan siswa harmonis. Kerja sama yang baik semua pihak diharapkan dapat menunjang pengembangan interaksi yang
Page | 22
positif menumbuhkan pola pikir dan pola tindak dalam bentuk terhadap norma, nilai-nilai yang sekolah junjung. Di samping itu, diharapkan pula dengan dukungan sekolah yang kondusif para pemangku kepentingan
memiliki keyakinan bahwa sekolahnya dapat mewujudkan prestasi terbaik karena ditunjang dengan motif berprestasi yang tinggi. Untuk lebih memahami bidang garapan yang menjadi tantangan membangun sekolah yang kondusif tergambarkan pada diagram.
Dalam gambar terlihat jelas bahwa tugas kepala sekolah meliputi tiga bidang utama, yaitu: Pertama mengembangkan keharmonisan hubungan yang direalisasikan dalam komunikasi, kolaborasi untuk meningkatkan partisipasi. Kedua mengembangkan keamanan baik secara psikologis, fisi, sosial, dan keamanan kultural. Sekolah menjaga agar setiap warga sekolah kerasan dalam komunitasnya. Ketiga mengembangkan lingkungan sekolah yang agamis, lingkungan fisik sekolah yang bersih, indah, dan nyaman, mengembangkan lingkungan sekolah yang kondusif secara akademik. Guru dan siswa memiliki
Page | 23
motif berprestasi serta keyakinan yang tinggi untuk mencapai target belajar yang bernilai dengan suasana yang berdisiplin dan kompetitif. Untuk mendukung ini kepala sekolah hendaknya memperhatikan
kemampuan diri dalam mengendalikan kepribadian, prilaku, dan sikap kepemimpinan kepala sekolah yang mendukung sehingga semua pihak dapat menjaga harmoni kerja sama yang baik. Keterampilan lain yang diperlukan adalah membangun kreasi dalam memberikan pelayanan agar memenuhi harapan semua pihak. Dan, ini merupakan bagian terpenting dalam kepemimpinan (Celtus R Bulach, 2011). Tinggi rendahnya semangat kerja sama, kepatuhan terhadap norma atau nilai-nilai yang baik, kebiasaan baik, kayakinan yang tinggi, motif berprestasi guru dan siswa sangat bergantung pada karakter kepemimpinan kepala sekolah. Dalam menunjang pengembangan budaya sekolah, Fullan (2001) menyatakan prinsip berikut : 1) selalu berorientasi pada pencapain tujuan; mengembangkan visi dengan jelas dan kandungannya menjadi milik bersama. 2) menerapkan kepemimpinan partisipatif dengan memperluas peran pendidik dalam pengambilan keputusan. 3) berperan sebagai kepala sekolah yang inovatif dengan meningkatkan keyakinan bahwa pendidik dapat mengembangkan prilaku yang mendukung perubahan. 4) memerankan kepemimpinan yang meyakinkan pendidik sehingga mereka berpersepsi bahwa kepala sekolahnya benar menunjang efektivitas mereka bekerja. 5) mengembangkan kerja sama yang baik antar pendidik dalam interaksi formal maupun informal. Bagi kepala sekolah aspek mana pun kembali ke pemikiran awal yang menyatakan bahwa seluruh unsur kebudayaan berkembang melalui proses belajar. Oleh karena itu inti dari pengembangan kultur adalah membangun hubungan yang baik, meningkatkan keamanan sekolah secara fisik maupun psikologis, meningkatkan lingkungan yang kondusif. Untuk itu kepala sekolah bahwa kepala sekolah hendaknya menegakkan lima
Page | 24
dan seluruh pemangku kepentingan perlu terus belajar karena konteks budaya sekolah terus berubah tanpa henti. Relevan dengan kondisi itu, Peter Senge menyatakan bahwa kepala sekolah perlu memerankan diri sebagai teladan yang ditunjukkan dengan indikator : 1) Menjadi personal yang bersiplin tinggi dalam memfokuskan energi dalam mewujudkan visi-misi, bersabar, dan memahami fakta secara objektif. 2) Menjadi mental model dalam mempengaruhi dan memahami keadaan sekitar dan serta dapat merespon dengan tepat. 3) Mengembangkan visi-misi bersama sebagai dasar untuk mengembangkan komitmen yang berkembang secara berkelanjutan sehingga kepala sekolah tidak hanya mengembangkan kepatuhan. 4) Mengembangkan tim pembelajar yang dialogis, mengembangkan kapasitas tim, mengganti asumsi dengan pemikiran bersama. 5) Mengembangkan berpikir sistem yang mengintegrasikan dengan keempat disiplin di atas. Dari uraian itu dapat disimpulkan bahwa keberhasilan pengembangan budaya sekolah menjadi penentu keberhasilan meningkatkan lulusan yang bermutu. Karena itu, kepala sekolah penting memperhatikan berbagai prinsip utama di bawah ini. Budaya merupakan norma, nilai, keyakinan, ritual, gagasan, tindakan, dan karya sebagai hasil belajar. Perubahan budaya mencakup proses pengembangan norma, nilai, keyakinan, dan tradisi sekolah yang dipahami dan dipatuhi warga sekolah yang dikembangkan melalui komunikasi dan interaksi sehingga mengukuhkan partisipasi. Kepala sekolah yang efektif mendukung pengembangan budaya sekolah: Visioner, tujuan terukur dan objektif Pemimpin partisipatif, mengambil keputusan bersama Inovatif dan yakin guru dan siswa dapat berprestasi Membangun persepsi dia pemimpin enar Mengembangkan kerja sama pendidik secara formal dan nonformal
Page | 25
Untuk dapat mengubah budaya sekolah memerlukan pemimpin inspiratif dan inovatif dalam mengembangkan perubahan perilaku melalui proses belajar
Efektivitas perubahan budaya sekolah dapat terwujud dengan mengembangkan sekolah sebagai organisasi pembelajar melalui peran kepala sekolah menjadi teladan.
Mengembangkan budaya sekolah memerlukan ketekunan, keharmonisan, dan perjuangan tiada henti karena budaya di sekitar sekolah selalu berubah ke arah yang tidak selalu sesuai dengan harapan sekolah. Berikut giliran kepala sekolah untuk mengembangkan ide inovatif
mengenai tindak lanjut yang akan kepala sekolah lakukan. Menghadapi tantang besar ini kepala sekolah dapat mengeksplorasi ide dengan pertanyaan seperti yang terlihat pada contoh.
Page | 26
Langkah pertama adalah Analisis Lingkungan eksternal dan internal. Pada tahap ini apabila dilihat dari model analisis lingkungan adalah mengidentifikasi peluang dan ancaman yang datang dari budaya sekitar sekolah. Di samping itu analisis lingkungan diperlukan untuk mengidentifikasi kekuatan kelemahan dari dalam. Dari analisis lingkungan akan diperoleh sejumlah masalah yang sekolah perlu selesaikan. Langkah Kedua adalah merumuskan strategi yang meliputi penetapan visi-misi yang menjadi arah pengembangan, tujuan pengembangan, stategi pengembangan, dan penetapan kebijakan. Arah pengembangan dapat dapat dijabarkan dari visi-dan misi menjadi indikator pada pencapaian tujuan. Contoh dalam pengembangan keyakinan akan dibuktikan dengan sejumlah target yang tinggi pada setiap indikator pencapaian. Contoh ini dapat dijabarkan lebih lanjut pada model operasional penguatan nilai kerja sama
Page | 27
dan yang kompetitif. Misalnya sekolah membagi kelompok kerja dengan semangat kebersamaan, namun antar kelompok dikondisikan agar selalu berkompetisi untuk mencapai target yang terbaik. Oleh karena itu, sekolah secara internal tidak mengembangkan model kompetisi individual karena dapat mengurangi makna pengembangan nilai kebersamaan dan kekompakan. Program kerja berbasis kolaborasi pada model ini dapat dikukuhkan melalui penetapan kelompok kerja yang ditetapkan dalam surat tugas dari kepala sekolah sebagai pemangku kebijakan. Selanjutnya sekolah dapat mengembangkan model lain yang dipandang lebih inovatif dan sesuai dengan kebutuhan sekolah.
Langkah ketiga; Implementasi strategi; langkah ini harus dapat menjawab bagaimana caranya sekolah melaksanakan program. Jika pada model pertama sekolah berencana untuk mengembangkan nilai kebersamaan melalui pelaksanaan kegiatan kolaboratif dan kompetitif, maka sekolah hendaknya menyusun strategi pada kegiatan yang mana yang dapat dikolaborasikan dan dikompetisikan. Sekolah dapat memilih bidang yang akan dikolaborasikan bersifat kompetitif dari berbagai bidang kegiatan sebagaimana yang telah dipelajari pada diagram di bab 2. Contoh, sekolah berencana untuk mengembangkan lingkungan fisik sekolah yang nyaman. Pada kegiatan ini diperkukan nilai kebersamaan, semangat berkolaborasi, semangat berpartisipasi dari seluruh pemangku kepentingan di sekolah. Pengembangan nilai harus diwujudkan dalam kepatuhan atas kesepatan yang dituangkan dalam pengaturan. Oleh karena itu pengembangan budaya sekoah sangat erat kaitannya dengan peraturan dan kepatuhan seluruh warga sekolah pada pelaksanaan kegiatan sehari-hari di sekolah. Pada langkah ketiga, peran kepala sekolah yang penting adalah; a. menetapkan kebijakan atas kesepakatan bersama; b. Merealisasikan strategi. c. Melaksanakan perbaikan proses berdasarkan data yang diperoleh dari pemantauan. d. Melakukan evaluasi kegiatan berbasi data hasil pemantauan. Memperhatikan kelima langkah kegiatan yang penting dalam pelaksanaan stategi mengisyaratkan bahwa kepala sekolah perlu memahami benar tentang (1) kebutuhan pengembangan budaya (2) tujuan pelaksanaan (3) indikator dan target keberhasilan (4) memastikan bahwa rencana dapat diimplementasikan (5) memastikan bahwa proses pelaksanaan dan hasil pengembangan budaya sekolah sesuai dengan yang diharapkan. Langkah keempat adalah monitoring dan evaluasi. Langkah ini merupakan bagian dari sistem penjaminan mutu. Kepala sekolah melalui monitoring memenuhi kewajiban untuk memastikan bahwa proses pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana. Jadwal pelaksanaan memenuhi target waktu. Tahap pelaksanaan sesuai dengan yang direncanakan. Lebih dari itu hasil yang diharapkan sesuai dengan target.
Page | 28
Jika dalam proses pelaksanaan dan hasil yang dicapai meleset dari target maka kepala sekolah segera melakukan perbaikan proses agar hasil akhir yang dicapai sesuai dengan yang diharapkan.
Yang Lalu
Elemen Perubahan Pembelajaran berpusat pada siswa. Memperhatikan siswa berinteraksi, beragumen, berdebat, dan berkolaborasi. Guru menjadi fasilitator. Aktivitas belajar mengembangkan perilaku khas yang meliputi; Domain sikap : menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, dan mengamalkan. Domain keterampilan: mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyaji, menalar, dan mencipta. Domain pengetahuan: mengetahui, memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi
1. Faktual,
pembelajaran berpusat pada guru. Guru berbicara dan siswa mendengar dan menyimak, dan menulis. Guru mengajar.
5.
Kegiatan utama kepala sekolah dalam pelatihan adalah melaksanakan aktivitas berikut: 1) 2) Berdiskusi tentang pentingnya budaya Memonton video tentang budaya sekolah
Page | 29
3) 4) 5) 6) 7)
Berdiskusi tentang isi video sebagai pemicu perubahan budaya. Praktik merancang pengembangan budaya sekolah dalam menunjang implementasi krikulum 2013 Praktik menggunakan instrumen pemantuan perkembangan dan rekomendasi perbaikan budaya sekolah Praktik menilai keterlaksanaan dan keberhasilan Menyusun saran dan rencana tindak lanjut perbaikan
6. Peningkatan Keterampilan Pada aktivitas di atas tampak jelas keterampilan yang perlu kepala sekolah kembangkan, meliputi: 1) 2) 3) 4) Keterampilan merancang pengembangan budaya sekolah dalam menunjang implementasi krikulum 2013 Keterampilan menggunakan instrumen pemantuan perkembangan dan rekomendasi perbaikan budaya sekolah Keterampilan menilai keterlaksanaan dan keberhasilan Keterampilan menyusun saran dan rencana tindak lanjut perbaikan
7.
Hasil karya yang menjadi target pelatihan adalah pengembangan budaya sekolah adalah: Rancangan pengembangan budaya sekolah yang meliputi:
8. Lembar Tujuan pengembangan Analisis kondisi saat ini dan kondisi yang diharapkan Strategi pengembangan Teknik pemantauan dan mengolah data hasil pemantauan
Kerja
1. Elemen Perubahan
Yang Lalu 1. Faktual, pembelajaran berpusat pada guru. Elemen Perubahan Pembelajaran berpusat pada siswa. Memperhatikan siswa Page | 30
Yang Lalu Guru berbicara dan siswa mendengar dan menyimak, dan menulis. Guru mengajar. 2. Faktual, pembelajaran satu arah, guru mengajari siswa.
Elemen Perubahan berinteraksi, beragumen, berdebat, dan berkolaborasi. Guru menjadi fasilitator.
Pembelajaran interkatif. Guru berusaha membuat kelas semenarik mungkin dengan menggunakan pendekatan tematik integratif, sains, kontekstual yang terencana.
3.
Pembelajaran menerapkan model isolasi, sebelumnya siswa bertanya kepada guru dan berguru pada buku yang ada di dalam kelas semata
Pembelajaran dalam konteks jejaring. Siswa menimba ilmu dari berbagai sumber; dari siapa saja, dari mana saja, dari internet, dari perpustakaan sekolah, dari hasil praktik di luar kelas, dari praktik di dalam kelas, dari pengalaman teman-teman, dari pengalaman orang-orang sukses. Pembelajaran siswa aktif. Guru memfasilitasi siswa aktif dengan cara merumuskan berbagai pertanyaan yang ingin mereka cari jawabannya.
4.
Faktual banyak guru melaksanakan pembelajaran model siswa pasif. Siswa mendengarkan yang guru sampaikan agar peserta didik mengerti.
2)
Program apa yang penting dalam pengembangan budaya sekolah? Prioritas apa yang menuru Saudara penting? Apa tujuan, indikator, dan target yang Saudara harapkan dalam pengembangan budaya sekolah
Bagaimana memantau keberhasilannya.
3)
4)
5)
6)
Cobalah olah data yang dapat Saudara himpun dan Saudara tafsirkan.
Kesimpulan:
Page | 32
9. Presentasi Hasil Karya Mengingat pendeknya waktu belajar, maka setiap kelompok menyajika hasil karya secara simultan dengan cara menunjukkan pada papan pameran karya atau tempat yang sekiranya memungkinkan dan seluruh anggota kelas memberikan penilaian karya setiap kelompok. Dialog tentang karya dilakuikan untuk menjawab pertanyaan peserta pelatihan.
Page | 33
Responden No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. Pernyataan Saya merasa aman berada di dalam sekolah Saya merasa mendapat perhatian guru-guru. Saya merasa guru membantu saya sukses belajar. Saya merasa bahwa siswa di sekolah ini mempercayai dan menghormati guru-guru. Saya merasa guru-guru berlaku adil terhadap seluruh siswa. Saya merasa guru-guru menaruh perhatian serius jika terjadi pelecehan atau tindak kekerasan terhadap siswa.
Sangat setuju setuju Biasa saja Kurang setuju Sangat tidak setuju
Page | 34
Page | 35
Page | 36
EVALUASI :
Penilian otentik Instrumen pengamatan
1.
Latar Belakang
Apa pun di sekitar kita selalu berubah. Hal ini berarti perubahan itu selalu terjadi. Bila lingkungan berubah dan kita tidak mengikuti perubahan, maka kita sesungguhnya sedang membiarkan diri dari perubahan. Pendidikan di Indonesia saat ini menghadapi beberapa tantangan antara lain adalah pemerataan, mutu dan relevansi. Pemerataan berkaitan dengan belum meratanya pelayanan pendidikan yang diberikan oleh pemerintah untuk seluruh anak usia sekolah di Indonesia. Mutu pendidikan terkait dengan kualitas dan komptensi lulusan yang masih belum setara bila dibandingkan lulusan pendidikan dari negara-negara maju. Selain itu lulusan pendidikan belum sepenuhnya mampu
Page | 37
membangun kemandirian bangsa, menciptakan ilmu dan teknologi yang modern. Relevensi pendidikan terkait dengan kesesuaian antar isi kurikulum dan pembelajaran dengan komptensi lulusan dengan dunia usaha dan dunia indutri. Berkaitan dengan hal tersebut, dalam rangka meningkatkan mutu dan relevansi pendidikan dengan perubahan lingkungan global, maka pemerintah, dalam hal ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengambil kebijakan dengan mengembangkan kurikulum sekolah dari KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) dengan kurikulum baru yang disebut dengan kurikulum tahun 2013. Berubahnya kurikulum sekolah dari KTSP menjadi kurikulum 2013, akan membawa perubahan dalam pengelolaan sekolah. Oleh karena itu kepala sekolah sebagai pimpinan setiap satuan pendidikan harus memahami manajemen perubahan dan mampu mengelola perubahan agar kinerja sekolah dalam mengimplementasikan kurikulum 2013 tercapai pada gradasi yang tinggi. Supaya perubahan itu dapat terlaksana secara efektif dan efisien dan menemukan bentuk seperti yang diharapkan, maka perubahan itu perlu dikelola dengan baik. Mengelola perubahan itu untuk selanjutnya dinamakan manajemen perubahan.
2. Tujuan Umum
Setelah mengikuti pelatihan kepala sekolah mampu mengelola sumber daya yang sekolah miliki secara efektif dalam menjamin terwujudnya keunggulan pemenuhan standar kompetensi lulusan pada melaksanakan kurikulum 2013 melalui penerapan manajemen perubahan di sekolah.
3.
Indikator Pencapaian
Page | 38
Meningkatnya daya inisiatif dalam melakukan perubahan. Meningkatnya motivasi Berinsiatif dengan harapan yang tinggi b. Pengetahuan Mendiskusikan makna manajemen perubahan Membandingkan kondisi nyata dan kondisi yang diharapkan Merancang strategi perubahan manajemen sekolah c. Keterampilan Mengarahkan perubahan Memantau keterlaksanaan dan keberhasilan perubahan Melakukan perbaikan proses perubahan. Menerapkan teknik memantau dalam merealisasikan kurikulum 2013 Mengidentifikasi data yang diperlukan untuk melakukan perbaikan proses perubahan 4. Ruang Lingkup Materi Manajemen Perubahan
Konsep dan implementasi manajemen perubahan dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi kurikulum 2013 tingkat satuan pendidikan;
1) Data tentang tindakan kepala sekolah dalam pelaksanaan KTSP. 2) Data keberhasilan kepala sekolah dalam melaksanakan manajemen
meliputi;
Page | 39
a) Tujuan dan indikator pencapaian b) Ruang lingkup perubahan c) Strategi perubahan d) Penentuan batas waktu e) Peningkatan dukungan f) Pertimbangan resiko g) Penyiapan sumber daya 8) Pengukuran keberhasilan proses dan output perubahan.
Menurut Tim Creacev, Direktor of Research and Development Prosci Research (2011) manajemen perubahan diartikan sebagai berikut. "Change management: the process, tools and techniques to manage the people-side of change to achieve a required business outcome. Ultimately, the goal of change is to improve the organization by altering how work is done". Manajemen perubahan adalah suatu proses, alat dan teknik untuk mengelola orang-orang untuk berubah dalam rangka mencapai tujuan bisnis yang telah ditentukan. Tujuan utama dari perubahan itu adalah untuk meningkatkan kinerja organisasi dengan cara merubah bagaimana cara mengerjakan pekerjaan yang lebih baik. Wikipedia (2012) menyatakan bahwa, "Change management is an approach to shifting/transitioning individuals, teams, and organizations from a current state to a desired future state". Manajemen perubahan adalah suatu pendekatan untuk merubah individu, tim dan organisasi dari keadaan sekarang menuju keadaan masa depan. Selanjutnya dalam English Collins Dictionary, dinyatakan bahwa "Change management is a systematic approach to dealing with change, both from the perspective of an organization and on the individual level (English Collins Dictionary". Manajemen perubahan adalah pendekatan yang
Page | 40
sistematis yang berkenaan dengan perubahan, baik dari perspektif individu maupun organisasi. Kementerian Kehutanan, (2012), menyatakan bahwa: Manajemen Perubahan atau change management merupakan pengelolaan sumber daya dalam rangka mencapai tujuan organisasi dengan kinerja yang lebih baik. Perubahan merupakan pergeseran organisasi dari keadaan sekarang menuju keadaan yang diinginkan. Dalam organisasi, perubahan tersebut meliputi struktur, proses, orang, pola pikir dan budaya kerja. Berdasarkan beberapa definisi tersebut, dapat dikemukakan di sini bahwa, manajemen perubahan adalah suatu pendekatan, alat, teknik dan proses pengelolaan sumber daya untuk membawa organisasi pada keadaan sekarang menuju keadaan baru yang diinginkan, agar kinerja organisasi menjadi lebih baik. Dalam organisasi, perubahan itu meliputi individu, tim, organisasi, struktur, proses, pola fikir dan budaya kerja. Hal ini dapat digambarkan seperti gambar 2.1 berikut.
Kondisi Sekarang
Manajemen Perubahan
Berdasarkan gambar 2.1 tersebut, terlihat bahwa manajemen perubahan adalah proses pengelolaan sumber daya untuk membawa keadaan sekarang ini menuju keadaan baru yang diharapkan. Kalau dikaitkan dengan organisasi sekolah, maka dapat dinyatakan bahwa, manajemen perubahan sekolah adalah
Page | 41
proses pengelolaan sumber daya sekolah untuk membawa keadaan sekolah sekarang (sekolah dengan KTSP) menuju keadaan sekolah yang diinginkan (sekolah dengan kurikulum tahun 2013) Pada gambar 2.2 dapat dikemukakan bahwa, sebelum proses pengelolaan sumber daya dilakukan, maka terlebih dulu diketahui keadaan sekarang (existing condition) secara lengkap, akurat dan obyektif. Setelah kondisi sekarang ditetapkan, maka selanjutnya ditentukan arah kondisi yang diinginkan juga ditetapkan. Dengan mengetahui secara pasti kondisi sekarang dan kondisi yang akan datang, maka kegiatan pengelolaan sumber daya (manajemen) untuk mencapai tujuan perubahan dapat dilakukan.
Manajemen peubahan sering disebut dengan manajemen transisi dan manajemen inovasi. Dikatakan manajemen transisi, karena mengelola keadaan yang bersifat transisi dari kondisi lama menuju kondisi baru. Dikatan manajemen inovasi, karena tujuan dari perubahan adalah untuk pembaruan, dari yang lama ke yang baru supaya lebih baik Perbedaan utama antara manajemen perubahan dengan manajemen yang konvensional/biasa adalah terletak adanya faktor-faktor kuat yang menghambat
Page | 42
perubahan. Faktor-faktor penghambat tersebut perlu dikelola agar berubah menjadi faktor pendorong perubahan. Karena adanya hambatan, maka kemungkinan perjalanan dalam mencapai tujuan perubahan ditunjukkan pada gambar 2.3. Berdasarkan gambar 2.3 tersebut terlihat bahwa, pencapaian perubahan yang efektif ditunjukkan dalam lintasan 1. Lintasan 1 merupakan garis lurus, garis yang terpendek untuk mencapai visi perubahan. Lintasan 2, 3, dan 4, adalah suatu lintasan untuk mencapai visi yang tidak efisien, karena harus berbelok-belok baru mencapai tujuan. Lintasan 5, adalah suatu contoh manajemen perubahan yang tidak mencapai sasaran.
Setiap perubahan, baik fisik maupun sosial dan budaya, ada hambatan dan daya dorongnya. Orang yang duduk di mobil (atau kendaraan lain), pada saat mobil mulai berjalan dengan mendadak, badan tertarik ke belakang, demikian juga pada saat duduk di dalam mobil yang sedang berjalan, kalau tiba-tiba mobil di rem, maka badan akan terdorong ke depan. Hal ini menunjukkan bahwa setiap terjadi perubahan (bergerak atau direm mendadak) badan akan melakukan perlawawan. Pada saat ada model kendaraan baru, pada awalnnya kita
Page | 43
menyatakan modelnya jelek, tetapi lama-lama menjadi bagus. Lagu yang baru dimunculkan awalnya terdengan kurang bagus, lama-lama menjadi bagus. Berdasarkan derajat kedalaman perubahan dan metodenya maka jenis perubahan yang dihadapi meliputi perubahan rutin, darurat, mutu, radikal, dan kondisi makro: 1) Perubahan rutin hampir selalu dihadapi setiap hari, perubahan hampir terjadi dari waktu ke waktu yang menuntut tindakan cepat. misalnya produktivitas kerja, ketidakhadiran, perputaran/rotasi, atau keluhan-keluhan. 2) Perubahan darurat yaitu perubahan yang boleh jadi sangat mendadak dan tidak terduga sebelumnya. Misalnya, pemutusan hubungan kerja mendesak, perubahan pesanan jumlah dan mutu produk tertentu, terjadi kebakaran, terjadi banjir, pengambilalihan perusahaan oleh pihak berwajib, atau perubahan jadwal ujian. 3) Perubahan dalam hal mutu yaitu perubahan yang terjadi tentang mutu produk yang diminta Dalam situasi itu perlu ada perubahan penggunaan teknologi (keras dan lunak), strategi mutu kerja, bahan baku, dan budaya mutu (ISO) termasuk perlu dilakukannya survei pasar yang kontinyu, atau melakukan studi komparasi. 4) Perubahan radikal yaitu perubahan sistem manajemen atau struktur organisasi karena adanya perundang-undangan baru. Bagaimana pula misalnya proses pengembangan mutu SDM yang terbaik untuk menjawab perubahan itu. 5) Perubahan kondisi makro yaitu perubahan kondisi perekonomian, politik dan keamanan, kodisi lingkungan dsb. Perubahan eksternal tersebut tidak mungkin mampu dikendalikan, namun yang terpenting perlu dicermati dan diantisipasi kaitannya dengan mutu SDM, kinerja karyawan dan kinerja organisasi. b. Mengapa Organisasi Perlu Berubah
Page | 44
Organisasi adalah suatu organisme yang hidup. Kehidupan suatu organisai akan tergantung kemampuannya untuk beradaptasi dengan perubahan lingkungannya. Strategi adaptasi dapat bersifat proactif atau reaktif. Berdasarkan pernyataan tersebut dapat dinyatakan bahwa organisasi pendidikan adalah suatu organisasi yang hidupnya itu sangat dipengaruhi oleh lingkungan luar. Bila organisasi pendidikan akan tetap hidup (survive) dan efektif, maka organisasi tersebut harus menyesesuaikan dengan perkembangan lingkungan luar. Perkembangan lingkungan luar yang sangat berpengaruh terhadap organisasi pendidikan adalah perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, pasar kerja dan kebijakan pemerintah. c. Arah Perubahan Seperti telah dikemukakan bahwa, suatu organisasi itu berubah karena supaya menjadi organisasi yang efektif. Tentang organisasi yang efektif Chung and Megginson (1995) menyatakan "An organization is most effective when it is able to recognize enviromental change and to change its internal components accordingly'. Suatu organisasi akan sangat efektif bila mempunyai kemampuan untuk memahami perubahan lingkungan, dan selanjutnya organisasi tersebut mampu merubah komponen internalnya supaya sesuai dengan perkembangan di luar. Berdasarkan hal tersebut, maka secara teoritis arah pengembangan organisasi adalah mengembangkan komponen internal organisasi agar sesuai dengan perubahan yang terjadi di lingkungan luar. Menurut Chung and Megginson, komponen internal orgnisasi yang dirubah adalah, struktur, jenis dan sifat pekerjaan, kualifikasi dan komptensi individu sebagai pekerja, sarana dan prsarana kerja, serta sistem manajemen, termasuk kepemimpinannya. Perubahan di luar yang terkait dengan pendidikan adalah komptensi manusia di masa depan. Menuurt Griffin (2010) komptensi manusia pada masa depan abad 21 ada empat komptensi utama yaitu: way of thingking; way of
Page | 45
working; tools of working dan living in the world. Hal ini ditunjukkan pada gambar 2.9 berikut. Way of thingking (Jalan berfikir) meliputi: Creativity and Innovation dan Critical thinking, problem solving, decision, learning to learn, metacognition (kreatif dan inovatif; berfikir kritis, pemecahan masalah, mampu membuat keputusan yang tepat; belajar bagimana cara belajar yang baik, dan mmeiliki metakognisi) Way of working (cara kerja) meliputi: Communication and Collaboration (komunikasi dan kolaborasi/kerjasama). Tool of working melipui: Information literacy and ICT Literacy (melek informasi dan melek ICT/Infomation Communication Technology/TIK: Teknologi Informasi dan Komunikasi).
d. Langkah-langkah Melakukan Perubahan Robbin & Coulter menyatakan "Change is a constant for organization and thus for managers. Because change can't be eliminated, manager must learn how to manage succesfully". Perubahan itu tetap bagi organisasi dan juga bagi pada
Page | 46
para manajer. Karena perubahan itu tidak dapat dieliminasi, maka manajer harus belajar bagaimana mengelola perubahan itu dengan sukses. Terdapat beberapa model manajemen perubahan yang berisi langkahlangkah dalam melakukan perubahan organisasi, termasuk organisasi sekolah adalah sebagai berikut. Model yang akan dikemukan, adalah model Kurt Lewin (bapak manajemen perubahan); Mike Green; ADKAR; Julian Randall. Dengan diketahui model-model manajemen perubahan tersebut, maka kepala sekolah dapat memilih satu model yang cocok untuk mengelola perubahan di sekolahnya
1) Model Kurt Lewin.
Kurt Lewin dalam Chung and Megginson (1990) mengemukakan langkahlangkah dalam pengembangan organisasi ditunjukkan pada gambar 2.10 berikut. Manajemen perubahan organisasi yang dikemukakan oleh Kurt Lewin menggunakan konsep ilmu fisika dan teknik, di mana suatu benda misalnya besi, bila akan dirubah bentuknya, maka harus dicairkan (unfreezing) terlebih dulu agar mudah dibentuk. Setelah benda yang akan dibentuk dicairkan maka, selanjutnya dimasukkan dalam cetakan sehingga diharapkan diperoleh bentuk baru seperti yang diinginkan. Setelah besi cair dimasukkan dalam cetakan (change), maka selanjutnya didinginkan (refreezing) sehingga akan diperoleh bentuk baru yang permanen.
Gambar 2.10. Langkah-langkah Manajemen Perubahan Organisasi, menuurt Kurt Lewin Page | 47
Berdasarkan konsep tersebut, langkah-langkah manajemen perubahan yang dikemukakan oleh Kurt Lewin adalah sebagai berikut. a. Pada tahap pertama, dinamakan tahap pencairan. Pada tahap "pencairan" dalam organisasi, kegiiatan yang dilakukan adaah dengan identified the need for change, increasing the driving force to change; reducing the resisting force to change. Pada tahap ini yang dilakukan pimpinan adalah menjelaskan tentang arti pentingnya perubahan, memperkuat dorongan untuk berubah, dan mengurangi hambatan perubahan. Terkait dengan manajemen perubahan sekolah, karena terjadinya perubahan dari KTSP menuju kurikulum 2013, maka pada tahap ini kepala sekolah perlu menjelaskan tentang pentingnya perubahan dari KTSP menuju kurikulum 2013, mencari dan memperkuat dukungan untuk berubah, dan mengurangi hambatan dan memperkecil adanya penolakan terhadap perubahan dari KTSP ke kurikulum 2013.
b. Pada tahap kedua dinamakan tahap mengubah. Pada tahap ini yang dilakukan adalah mengubah Individual Componen, Group Components Structural Component. Komponen individu, kelompok dan struktur.
c. Pada tahap ketiga tahap pembekuan atau tahap pemeliharaan agar perubahan yang terjadi bisa lebih permanen. Pada tahap ini yang dilakukan adalah, reinforcing the newly learnd behavio (memberi dorongan kepada perilaku baru) finding fit between organizational components (penyesuaikan antar komponen organisasi), maintaining fits between organizational components, memelihara antar komponen organisasi yang telah sesuai.
Page | 48
2) Model ADKAR
Proci, mengembangkan manajemen perubahan yang sederhana yang disingkat dengan ADKAR, yang merupakan singkatan dari Awareness, Desire, Knowledge, Ability, Reinforcement. Model ini dapat digambarkan seperti gambar 2.13. berikut. a. Awareness: pimpinan meningkatkan kesadaran para anggotanya tentang pentingnya dan rencana perubahan yang akan dilakukan. b. Desire, pimpinan mengajak dan mendorong para anggotanya agar mau mendukung dan melaksanakan perubahan c. Knowledge, para anggota organisasi ditingkatkan pengetahuan agar memiliki bekal untuk melaksanakan perubahan yang telah ditentukan d. Ability, meningkatkan kemampuan para anggota agar dapat
mengimplementasikan perubahan yang telah dotetapkan. e. Reinforcement, pimpinan memberikan dorongan dan motivasi kepada seluruh anggota organisasi secara terus menerus agar hasil perubahan yang telah dicapai dapat dapat dijaga dan dipertahankan. e. Kepemimpinan Perubahan Perubahan yang telah direncakan akan sukses kalau organisasi atau sekolah memiliki kepemimpinan yang kuat. Seperti dinyatakan oleh Mike Gren (2007) bahwa "Successful implementation and control of change rely on strong and effective leadership and a clear school vision". Suksesnya pelaksanaan dan kontrol perubahan yang telah direncanakan akan tergantung pada kuat dan efektivitasnya kepemimpinan dan visi sekolah yang jelas. Berdasarkan hal tersebut, maka suksesnya perubahan sekolah dengan KTSP menuju kurikulum 2013 akan terletak pada kempimpinan kepala sekolah, dalam memimpin perubahan.
Page | 49
Northouse (2007) menyatakan bahwa "Leadership is a process where by an individuals influence a group of individuals to achieve a common goal ". Kepemimpinan adalah suatu proses di mana seseorang mempengaruhi suatu kelompokindividu untuk mencapai tujuan bersama. Selanjutnya Robbins and Coulter (2009) menyatakan bahwa : "Leader is someone who can influence others, and who has managerial authority. Leadership is what leaders do. it's a process of leading a group and influencing that group to acheve its goal ". Pemimpin adalah seseorang yang dapat mempengaruhi orang lain, dan seseorang yang mempunyai otoritas managerial. Kepemimpinan adalah apa yang dikerjakan pemimpinan, yaitu suatu proses memimpin kelompok dan mempengaruhi kelompok yang dipimpin untuk mencapai tujuan. Berdasarkan pengertian tersebut, maka kepala sekolah sebagai seorang manajer dan pimpinan sekolah, harus mampu memimpin dan mempengaruhi warga sekolah untuk melaksanakan perubahan sekolah dari KTSP ke sekolah dengan kurikulum 2013. Dalam melaksanakan kepemimpinan perubahan dapat menggunakan trilogi kepemimpinan Ki Hajar Dewantara yaitu: Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mangun Karso, dan Tut Wuri Handayani. Ing ggarso sung tulodo (di depan memberikan teladan) berarti dalam melakukan perubahan ini seorang pemimpin memberikan contoh dan teladan dalam melaksanakan perubahan. Ing Madyo Mangun Karso (di tengah membangun semangat), berarti seorang pemimpinan di tengah-tengah angggota yang sedang melaksanakan perubahan harus dapat memberi dorongan dan motivasi. Selanjutnya tut wuri handayani (di belakang memberikan kekuatan), artinya pada saat pimpinan di belang para anggota yang sedang melakukan perubahan, maka harus dapat memberikan memberikan penguatan untuk maju terus, kalau salah dibetulkan. Seperti telah dikemukakan bahwa, manajemen perubahan sering diartikan sebagai manajemen transisi dan transformasi. Kata transformasi berasal dari kata to transform, yang bermakna mentransformasikan atau mengubah sesuatu menjadi bentuk lain yang berbeda, misalnya merubah struktur organisasi sekolah, kultur sekolah, tugas-tugas, teknologi, dan perilaku warga sekolah (Manning & Curtis,
Page | 50
2003). Oleh karena itu model kepemimpinan yang sesuai adalah kepemimpinan transformasional. Kepemimpinan transformasional ialah kepemimpinan yang memiliki visi jauh ke depan dan mampu mengidentifikasi perubahan lingkungan serta mampu mentransformasi perubahan tersebut ke dalam organisasi; memelopori perubahan dan memberikan motivasi dan inpsirasi kepada individu-individu karyawan untuk kreatif dan inovatif, serta membangun team work yang solid; membawa pembaharuan dalam etos kerja dan kinerja manajemen; berani dan bertanggung jawab memimpin dan mengendalikan organisasi (Bass,1985). Esensi kepemimpinan transformasional adalah sharing of power dengan melibatkan bawahan secara bersama-sama untuk melakukan perubahan. Dalam merumuskan perubahan biasanya digunakan pendekatan transformasional yang manusiawi, dimana lingkungan kerja yang partisipatif dengan model manajemen yang kolegial yang penuh keterbukaan dan keputusan diambil bersama. Dengan demikian kepemimpinan transformasional adalah kepemimpinan yang mampu menciptakan perubahan yang mendasar dan dilandasi oleh nilai-nilai agama, sistem dan budaya untuk menciptakan inovasi dan kreativitas pengikutnya dalam rangka mencapai visi yang telah ditetapkan. Bass dan Avolio (1994) menyatakan seorang pemimpin dapat
mentransformasikan anak buahnya melalui prinsip 4i. a. Individualized Influence (charisma). Upaya ini penting bagi pemimpin transformasional untuk menunjukkan integritas perilakunya, dimana ada kongruensi antara apa yang dikatakan atau diucapkan dengan apa yang dilakukan.. b. Inspiration motivation. Pemimpin transformasional mampu memotivasi dan memberi inspirasi kepada anak buahnya dengan jalan mengkomunikasikan secara jelas dan simpatik tentang harapan yang tinggi dan tantangan kerja yang harus dihadapi bersama, serta mampu membangkitkan semangat kerja tim dan menampilkan optimisme.
Page | 51
c.
Intellectual stimulation. Pemimpin transformasional mampu meningkatkan kreativitas dan menciptakan iklim yang kondusif untuk inovasi, mampu melakukan sharing power dengan anak buahnya untuk mendorong munculnya ide baru dan solusi kreatif atas tantangan yang dihadapi organisasi..
d. Individualized concideration. Pemimpin transformasional mampu memberikan perhatian khusus pada kebutuhan setiap individu untuk berprestasi dan berkembang dengan jalan memposisikan dirinya sebagai pelatih dan mentor. Dalam menyikapi perubahan diperlukan agen perubahan (agent of change) adalah individu/kelompok yang terlibat dalam merencanakan perubahan dan mengimplementasikannya. Dalam sebuah proses perubahan, para agen perubahan ini berperan sebagai role model. Biasanya agen perubahan adalah mereka yang dapat dijadikan contoh, baik dalam prestasi kerjanya dan dalam perilakunya. Agen perubahan terdiri dari pimpinan organisasi (sebuah keharusan) dan pegawaipegawai yang dipilih berdasarkan kriteria tertentu, sesuai dengan tuntutan peran agen perubahan. Adapun peran agen perubahan adalah sebagai berikut : 1) Katalis adalah peran kepala sekolah sebagai pemimpin untuk meyakinkan pendidik/guru-gur dan tenaga kependidikan di masing-masing sekolah yang pimpinnya bahwa perubahan yang akan dilakukan akan membuat sekolah menjadi lebih baik, 2) Pemberi Solusi adalah peran kepala sekolah sebagai pemimpin dapat memberi pemecahan kalau ada warga sekolah yang mengalami kesulitan dalam melakukan perubahan 3) Mediator adalah peran kepala sekolah sebagai pemimpin untuk membantu melancarkan proses perubahan, terutama menyelesaikan masalah yang muncul di dalam pelaksanaan perubahan
4) Penghubung Sumber Daya adalah peran kepala sekolah sebagai pemimpin
untuk menghubungkan pegawai yang ada di dalam satu sekolah untuk melaksanakan kerjasama dalam rangka melaksanakan perubahan f. Pengendalian Manajemen Perubahan
Page | 52
Perubahan yang telah dilaksanakan harus dikontrol, agar rencana perubahan yang telah ditetapkan dapat dilaksanakan dan hasilnya tercapai. Hussey (2000) menyatakan terdapat paling tidak 10 (sepuluh) penyebab kegagalan dalam melaksanakan perubahan antara lain : 1. Implementasi memerlukan waktu lebih lama dari yang diperkirakan 2. Banyak masalah yang tidak teridentifikasi sebelumnya 3. Aktivitas perubahan tidak cukup terorganisir 4. Aktivitas dan krisis bersaing memecahkan perhatian sehingga keputusan dan rencana tidak dilaksanakan sebagimana mestinya 5. Manajer kurang memiliki kapabilitas untuk melakukan perubahan 6. Instruksi dan pelatihan yang diberikan kepada sub-ordinat tidak cukup. 7. Faktor eksternal yang tidak terkendali berdampak serius terhadap implementasi perubahan 8. Manajer unit kerja tidak cukup dalam memberikan arahan dan lemah dalam kepemimpinan 9. Tugas pokok implementasi tidak terdefinisikan secara rinci. 10. Sistem informasi yang tersedia tidak cukup untuk memonitor implementasi
Untuk mengantisipasi agar perubahan tidak gagal, maka diperlukan langkah-langkah sebagai berikut. a. Pendidikan dan Komunikasi. 1) Berikan penjelasan secara tuntas tentang latar belakang, tujuan, akibat, perubahan. Komunikasikan dalam berbagai macam bentuk kesempatan 2) Ini digunakan bila ada kekurangan atau ketidaktepatan informasi dan analisis b. Partisipasi.
Page | 53
dan
1) Ajak serta semua pihak untuk mengambil keputusan. Pimpinan hanya bertindak sebagai fasilitator dan motivator. 2) Digunakan bila inisiator tidak mempunyai informasi yg dibutuhkan untuk merancang perubahan dan orang lainnya mempunyai kekuasaan untuk menolak. c. Memberikan kemudahan dan dukungan. 1) Jika pegawai takut atau cemas, lakukan konsultasi atau bahkan terapi. Beri keterampilan yg memper-mudah dan mendukung proses perubahan 2) Taktik ini digunakan bila penolakan berkembang sebagai hasil ketidakmampuan adaptasi
d. Negosiasi dan persetujuan 1) Pengambil inisiatif perubahan bersedia menyesuai-kan perubahan dengan kebutuhan dan kepentingan para penolak aktif atau potensial 2) Cara ini biasa dilakukan jika yg menentang mempu-nyai kekuatan yg tidak kecil. e. Manipulasi dan Kooptasi. 1) Manipulasi adalah menutupi kondisi yg sesungguh-nya. Misalnya memlintir (twisting) fakta agar tampak lebih menarik, tidak mengutarakan hal yang negatif, dsb.. Kooptasi dilakukan dengan cara memberikan kedudukan penting kpd pimpinan penentang perubahan dlm mengambil keputusan. 2) Digunakan bila taktik lain tidak akan berhasil atau mahal f. Paksaan. 1) Berikan ancaman dan jatuhkan hukuman bagi siapapun yang menentang dilakukannya perubahan. 2) Bila kecepatan adalah esensial, dan inisiator perubahan mempunyai kekuasaan cukup besar.
Page | 54
A. Lingkup Manajemen Perubahan di sekolah Seperti telah dikemukakan bahwa, pada dasarnya manajemen perubahan adalah proses pengelolaan sumber daya untuk membawa organisasi pada kondisi saat ini menuju kondisi yang baru, secara efektif dan efisien. Dalam kaitannya dengan manajemen perubahaan sekolah pada saat ini, maka dapat dikemukakan bahwa manajemen perubahan adalah proses pengelolaan sumber daya sekolah untuk membawa kinerja sekolah dengan KTSP menuju kinerja sekolah dengan kurikulum tahun 2003. Lingkup manajemen perubahan di sekolah, sebagai akibat berubahnya sekolah dari KTSP menuju kurikulum 2012 ditunjukkan pada gambar 3.1 berikut. Berdasarkan gambar 3.1 berikut terlihat bahwa, langkah awal dalam manjemen perubahan adalah merubah pola fikir (mind set) warga sekolah, baik kepala sekolah, guru, guuru BP dan tenaga kependidikan yang lain, komite sekolah,dan orang tua murid
Dari berbagai referensi dan pengalaman, mengelola perubahan yang paling sulit adalah merubah polafikir, budaya dan kebiasaan orang-orang yang sudah mapan. Setelah pola fikir dapat dirubah, maka selanjutnya perlu diketahui apa yang perlu berubah. Dengan adanya kurikulum 2013, maka perubahan yang utama adalah merubah model kepemimpinan dari model konvensional, berubah menjadi kepemimpinan perubahan. Kepala sekolah harus menjadi agen perubahan di sekolah, mampu merubah polafikir pendidik dan tenaga kependidikan yang ada di sekolah yang dipimpinnya, memberi motivasi sehingga menjadi daya dorong untuk melaksanakan perubahan. Sebagai pimpinan, kepala sekolah juga harus berbeperan sebagai manajer yang berfungsi mengelola perubahan melalui pelaksnakan fungsi-fungsi manajemen sekolah dalam rangka perubahan sekolah. Dengan perubahan kurikulum sekolah dari KTSP menjadi kurikulum 2013, maka elemen perubahan di kelas yang inti adalah proses pembelajaran. Pada kurikulum sebelumnya proses pembelajaran menekankan pada "guru memberi tahu" maka proses pembelajaran berubah menjadi model pembelajaran "siswa mencari tahu" Proses pembelajaran yang baik, akan didukung oleh isi kurikulum yang relevan, pendidik yang profesional, sarana dan prsarana pembelajaran yang memadai, pengelolaan pembelajaran yang profesional, biaya yang memadai, dan sistem evaluasi yang susuai dengan tujuan, materi dan proses pembelajaran. Dengan demikian elemen perubahan sekolah dari KTSP menuju kurikulum 2012, setelah perubahan dalam pola fikir, kepemimpinan, manajemen, juga isi kurikulum, komptensi pendidikan dan tenaga kependidikan, sarana dan prsarana, pengelolaan, pembiayaan, sistem evaluasi dan komptensi lulusan. Elemen perubahan tersebut secara rinci ditunjukkan pada tabel 3.1 berikut.
Page | 56
Sudah ada beberapa model yang dapat digunakan dalam mengelola perubahan sekolah, namun kegiatan yang perlu dilakukan dalam manajemen perubahan sekolah dari KTSP menuju sekolah dengan kurikulum 2013 adalah: menentukan kinerja sekolah dengan KTSP sekarang, menentukan kinerja sekolah dengan kurikulum 2013, merencanakan perubahan sekolah, mengorganisasikan kegiatan dan sumber daya sekolah, mempimpin perubahan dan mengendalaikan perubahan. Hal ini dapat digambarkan seperti gambar 2.17 berikut.
a. Perencanaan perubahan sekolah Perencanaan pada dasarnya adalah adalah proses untuk menentukan program dan kegiatan untuk melaksanakan perubahan, waktu pelaksanaan, dan strategi untuk melaksanakan dan mencapai setiap program kegiatan yang telah ditentukan. Oleh karena itu setelah kinerja sekolah sekarang dan yang diharapkan ditetapkan, maka langkah selanjutnya adalah melakukan perencanakan kegiatan untuk mencapai kinerja sekolah yang diharapkan. Secara garis besar perencanaan
Page | 57
perubahan sekolah dari KTSP menuju sekolah dengan kurikulum 2013 ditunjukkan pada tabel 2.4 berikut.
b. Pengorganisasian Pengorganisasian dalam hal ini yang utama adalah membentuk tim kerja yang akan memandu pelaksanaan perubahan. Tim bisa dipimpin oleh kepala sekolah atau orang yang ditunjukkan kepala sekolah untuk melaksanakan perubahan. Anggota tim dipilih dari guru-guru senior yang komptensi kerja tinggi dipercaya oleh warga sekolah. Selain mengorganisaikan orang, sekolah juga mengorganisasikan kembali kurikulum dan silabe, tim teaching dan sacara serta sarna yang dapat mendukung pelaksanaan kurikulum tahun 2013.
c. Pelaksanan perubahan Rencana perubahan yang telah ditetapkan selanjutnya dilaksanakan. Dalam awal pelaksanaan perubahan, biasanya akan muncul hambatan-hambatan. Oleh karena itu peran kepala sekolah sebagai agen perubahan menjadi sangat penting. Kepala sekolah harus dapat menyadarkan warga sekolah tentang arti pentingnya perubahan kurikulum, memotivasi pelaksanaan perubahan, mampu mengatasi kalau ada kesulitan dalam melaksanakan perubahan, memfasilitasi perubahan, memonitor dan evaluasi pelaksanaan perubahan, dan mengambil tindakan yang lebih efektif dan efisien untuk melaksanakan perubahan. Dalam manajemen perubahan, atau manajemen transformasi, kepala sekolah harus dapat memimpin perubahan dengan kepemimpinan transformasional. Karena perubahan lebih pada perubahan pembelajaran, maka kepemimpinan tranformasional lebih ditekankan pada kepemimpinan pembelajaran.
Page | 58
d. Pengendalian Perubahan Pada dasarnya pengendalian merupakan kegiatan pengawasan dan melakukan tindak lanjut hasil dari pengawasan. Dalam kaitan ini Kepala sekolah perlu membentuk tim pengawas dalam rangkan melaksanakan perubahan. Pengawasan dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh rencana perubahan dilaksanakan dan tujuan perubahan tercapai. Pengawasan terhadap proses pembelajaran pada awalnya dilakukan pada setiap hari pada setiap pembelajaran. Deangan adanya pengawasan ini, maka akan dapat diketahui hambatan, dan kelemahan dalam melaksanakan perubahan. Berdasarkan kelamahan dan hambatan tersebut, selanjutnya dianalisis untuk mencari sebab-sebab timbulnya hambatan. Berdasarkan sebab-sebab tersebut selanjutnya ditentukan tindaklanjut untuk mengatasinya.
6. Kegiatan Kepala Sekolah dalam Pelatihan Kegiatan kepala sekolah dalam pelatihan meliputi aktivitas utama sebagai berikut: 1) Memonton video tentang budaya sekolah 2) Berdiskusi tentang isi video untuk mengubah sikap dan pengetahuan 3) Praktik merancang rencana impelementasi manajemen perubahan 4) Praktik menggunakan instrumen pemantauan keterlaksanaan dan keberhasilan perubahan 5) Praktik mengevaluasi pelaksanaan dan keberhasilan melaksanakan manajemen perubahan.
7. Peningkatan Keterampilan Keterampilan yang ditingkatkan adalah sebagai berikut: 1) Praktik membandingkan kondisi nyata dan kondisi yang diharapkan
Page | 59
2) Praktikk merancang strategi perubahan manajemen sekolah 3) Bermain peran mengarahkan perubahan 4) Merumuskan instrumen pemantauan keterlaksanaan dan keberhasilan perubahan 5) Membuat rekomendasi perbaikan proses perubahan. 6) Mendisain rencana perubahan
Analisis Perencanaan Kegiatan Secara umum ruang lingkup perubahan terlihat pada kegiatan yang dideskripsikan dalam diagram.
Dengan mengacu pada diagaram terlihat bahwa ruang lingkup kegiatan program perubahan pada dasarnya untuk mewujudkan visi-misi yang dikembangkan melalui tiga tahapan kegiatan besar, yaitu Tahap 1: Penyiapan infrastrukur, meliputi pengembangan sistem untuk mencapai 8 standar nasional pendidikan; pelaksanaan program dan dukungan sumber daya manusia.
Page | 60
Tahap 2: Pengembangan motivasi dan pencegahan munculnya penolakan atau resistensi terhadap pelaksanaan perubahan. Tahap 3: Prasyarat perubahan yang berlandaskan visi-misi, kepemimpinan, dan tata kelola untuk menunjang kelancaran perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian perubahan kepala sekolah hendaknya menyiapkan;
Detil komponen dan proses perubahan, meliputi tujuan, strategi, teknik, kinerja, dan resiko. Kesiapan instrumen evaluasi Mengkomunikasikan rencana perubahan Pengembangan struktur organisasi Pelatihan pemimpin sikap, pengetahuan, keterampilan, dan pembiasaan. Peningkatan mutu sumber daya manusia, pendidik dan tenaga kependidikan agar memiliki kompetensi yang dibutuhkan. Analisis kemungkinan terjadinya penolakan Menghimpun data perkembangan pelaksanaan sebagai dasar perbaikan proses dan hasil. Merayakan keberhasilan.
Untuk menindaklanjuti perubahan pada komponen dan ruang lingkupnya, kepala sekolah dapat belajar dari pengalaman terdahulu dalam pengelolaan mengelola perubahan pada pelaksanaan kurikulum terdahulu. Selanjutkan konsep kepala sekolah terapkan dalam rencana tindakan pada perubahan yang akan datang. Perhatikan elemen perubahan pada standar isi seperti berikut: Kondisi Nyata
Secara faktual dalam pembelajaran siswa pada umumnya hanya menerima apa yang diberikan guru saja, sehingga daya inisiatif dan kreativitas berkarya yang
tidak optimal.
Domain sikap : menerima, mejalankan, menghargai, menghayati, dan mengamalkan. Domain keterampilan: mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyaji, menalar, dan mencipta. Domain pengetahuan: mengetahui, memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi.
Secara faktual dalam pembelajaran siswa pada umumnya hanya menerima apa yang diberikan guru saja, sehingga daya inisiatif dan kreativitas berkarya yang tidak optimal.
Pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik, sehingga memiliki perilaku khas yang berkaitan dengan kebutuhan siswa pada hidupnya, meliputi; Domain sikap : menerima, mejalankan, menghargai, menghayati, dan mengamalkan. Domain keterampilan: mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyaji, menalar, dan mencipta. Domain pengetahuan: mengetahui, memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi.
Page | 62
Yang Lalu Secara faktual dalam pembelajaran siswa pada umumnya hanya menerima apa yang diberikan guru saja, sehingga daya inisiatif dan kreativitas berkarya yang tidak optimal.
Elemen Perubahan Pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik, sehingga memiliki perilaku khas yang berkaitan dengan kebutuhan siswa pada hidupnya, meliputi; Domain sikap : menerima, mejalankan, menghargai, menghayati, dan mengamalkan. Domain keterampilan: mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyaji, menalar, dan mencipta. Domain pengetahuan: mengetahui, memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi.
Jumlah mata pelajaran untuk SD sebanyak 10 mata pelajaran dan untuk SMP 12 mata pelajaran
Jumlah mata pelajaran dikurangi, tetapi jam belajar untuk setiap mata pelajaran maupun keseluruhan ditambah. Jumlah mata pelajaran di SD menjadi 6 MP dan untuk SMP menjadi 10 MP.
Dari kondisi yang lalu terdapat sejumlah fakta yang terindetifikasi sebagai berikut :
Sebagian guru mengembangkan materi pembelajaran belum mendorong siswa aktif. Sebagian besar siswa memiliki kebiasaan belajar hanya menerima informasi dari guru. Pemanfaatan sumber belajar masih sangat terbatas. Daya insiatif guru untuk memanfaatkan sumber belajar dengan memanfaatkan perpustakaan dan TIK masih belum optimal.
Page | 63
Memperhatikan beberapa model fakta kondisi nyata dalam pelaksanaan kurikulum terdahulu kepala sekolah dapat mengeksplorasi sejumlah tindakan yang telah dilakukan dengan menggunakan pertanyaan seperti di bawah ini.
No 1) Pertanyaan Apa yang kepala rencanakan dalam dalam pelaksanaan KTSP? 2) Apakah kepala sekolah melaksanakan tindakan sesuai rencana? Analisis Informasi Tindakan
Kepala sekolah melaksanakan perubahan, namun belum mengembangkan kegiatan berdasarkan rencana tertulis.
Belum semua rencana perubahan dalam penerapan kurikulum belum terlaksanakan Bidang kegiatan, tujuan, dan indikator kegiatan belum tertulis dalam dokumen program. Kepala sekolah meningkatkan kompetensi guru untuk meningkatkan pengetahuan dan motivasinya.
3)
Bagaimana kepala sekolah berhasil atau tidak berhasil mencapai target pelaksanaan kurikulum?
Pencapaian program belum terpantau dengan menggunakan terpantau dengan menggunakan instrumen sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Rendahnya keberhasilan kepala sekolah dalam mengawal perubahan karena belum mendisain perubahan secara sistematis.
4)
Pemantauan belum dilakukan secara sistematis dengan menggunakan instrumen secara berkelanjutan
Belajar dari pengalaman terdahulu dalam pengelolaan perubahan terdahulu kepala sekolah selanjutnya perlu merumuskan rencana implementasi manajemen perubahan dengan panduan sejumlah kegiatan di bawah ini.
Page | 64
3)
Apa target Saudara dalam menerapkan manajemen perubahan dalam penerapan kurikulum 2013?
4)
Dari setiap alternatif rencana tindakan atau program yang Saudara tetapkan, yang mana yang paling efektif?
5)
Berdasarkan penilaian yang telah Saudara lakukan maka tindakan prioritas yang mana yang akan Saudara pilih?
6)
Hasil pemikiran di atas coba Saudara susun dalam bentuk struktur program seperti model di bawah
............................................................... ................................................................
Page | 65
No ini:
Pertanyaan
a)
b)
c)
d)
Sampai kapan pelaksanaannya? Memerlukan dukungan siapa? Resiko apa yang perlu diperhitungkan?
e)
f)
g)
7)
8. Hasil Karya Peserta Pelatihan Hasil karya pelatihan berupa rencana perubahan, instrumen pemantauan, dan kesimpulan pelaksanaan perubahan. Pentahapan pembuatan karya meliputi 1) Merumuskan tujuan
Page | 66
Mentukan komponen perubahan Menentukan tujuan Analisis kondisi saat ini dan kodisi yang diharapkan Mendisain strategi Merencanakan instrumen pemantauan Penyusunan rekomendasi perbaikan proses.
Page | 67
Page | 68
EVALUASI :
Penilian otentik Instrumen pengamatan
A. Pengantar
Pembaharuan kurikulum selalu menjadi tantangan dari waktu ke waktu. Pergantian menjadi keharusan. Kini kepala sekolah hadapi tantangan perubahan, menerapan kurikulum 2013. Kesiapan yang perlu kepala sekolah perlu mencermati adalah mengenali elemen perubahan dengan sikap terbuka, meningkatkan pengetahuan dan keterampilan agar dapat mengelola perubahan sehingga menjadi sekolah yang adaptif terhadap perubahan. Menjadi kepala sekolah profesional memerlukan daya adaptasi terhadap perubahan dengan menjadi kepala sekolah pembelajar sehingga memandang perubahan kurikulum sebagai sesuatu yang seharusnya. Alasannya jelas, karena ilmu pengetahuan, teknologi, dan tantangan kehidupan terus berubah, maka kebutuhan siswa pun terus berubah menyesuaikan dengan kebutuhan jamannya. Lebih dari itu, kenyataan dari pengalaman kita bekerja membuktikan bahwa
Kepala Kepala sekolah sekolah dalam dalam dinamika dinamika iptek adaptif iptek adaptif terhadap terhadap perubahan perubahan kurikulum kurikulum
Page | 69
apa yang kita hasilkan terdahulu selalu memerlukan perbaikan sehingga perubahan merupakan keharusan. Tugas kepala sekolah pada konteks ini amat strategis. Kepala Sekolah menjadi penentu utama keberhasilan sekolahnya. Tugas memimpin perubahan ada di tangannya. Selain sebagai pendidik, pengajar, pelatih, pembimbing, ia juga berperan sebagai pemimpin pembelajaran, manajer perubahan, dan pengembang budaya sekolah. Dalam menyongsong pelaksanaan perubahan, kepala sekolah perlu belajar dari pengalaman menerapkan kurikulum 2006. Pengalaman dapat menunjukkan fakta keberhasilan maupun kegagalan. Berangkat dari pengalaman diri sendiri, maupun belajar dari pengalaman rekan sejawat, kepala sekolah dapat merancang rencana tindakan yang akan diperankannya dalam menerapkan kurikulum 2013. Karena itu, mengenali data atau fakta tentang keberhasilan atau ketidakberhasilan sebelumnya merupakan
Belajaralah dari keberhasilan sebelumnya demi perbaikan berkelanjutan!
input yang berharga dalam dalam pelatihan ini. Daya analisisnya dikuatkan dengan kemampuan menggunakan teori sehingga dapat memilah data yang sudah sesuai dengan yang seharusnya tidak sesuai dengan yang seharusnya dalam menunjang pembelajaran yang efektif. Hubungan fungsional antara kempimpinan pembelajaran, manajemen perubahan, pengembangan kultur sekolah yang bersinergi dengan manajemen pembelajaran terlihat pada gambar di bawah ini.
Page | 70
Diagram menjelaskan bahwa peran pemimpin pembelajaran, manajer perubahan, dan pengembang budaya sekolah merupakan input terhadap efektivitas pelaksanaan pembelajaran. Semakin berdaya peran kepala sekolah dalam ketiga hal tadi akan meningkatkan efektivitas guru mengajar-siswa belajar. Pembelajaran dalam pelatian ini untuk meningkatkan peran kepemimpinan pembelajaran, pengelolaan perubahan, dan peningkatan budaya sekolah agar dapat menjadi sekolah yang kondusif sebagai wahana transformasi nilai dalam peningkatan strategi pembelajaran seperti yang tergambar di bawah ini.
Page | 71
Pada gambar terlihat jelas bahwa konteks pembelajaran interaktif merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kepentingan mengembangkan yang terintegrasi pada sistem nilai lokal, nasional, dan global. Pembelajaran memerlukan dukungan interaksi sosial yang sehat dalam internal sekolah serta dalam hubungan siswa dengan lingkungan sekitar. Persoalan kritis di sini, sebagian kepala sekolah masih saja mengharapkan masa depan sekolahnya menjadi lebih baik dengan mempertahankan strategi yang sama dengan yang dilakukan sebelumnya. Pernyataan itu menegaskan bahwa untuk perbaikan mutu sekolah di masa depan memerlukan kepala sekolah yang inovatif.
Jika Jika menghedaki menghedaki hasil hasil lebih lebih baik, baik, terapkan terapkan strategi strategi yang yang lebih lebih inovatif! inovatif!
Page | 72
B. Pendahuluan Tugas utama kepala sekolah adalah mewujudkan keunggulan sekolah yang dipimpinnya. Ciri keunggulan utama sekolah adalah keunggulan mutu lulusan yang memenuhi bahkan melebihi standar. Berkaitan dengan itu, secara sistem efektivitas kepala sekolah ditentukan dengan keunggulannya dalam meningkatkan kompetensi guru dalam memberikan pelayanan belajar. Keunggulan guru-guru ditentukan dengan motivasi dan kreasi dalam belajarnya, terutama belajar dari pengalaman melaksanakan tugas dalam melaukan perbaikan berkelanjutan. Pelatihan ini difokuskan pada pengembangan kompetensi pengetahuan dan keterampilan yang menunjang kepemimpinan yang bersifat terbuka terhadap inovasi dan kolaborasi dalam memfasilatasi guru melaksanakan perubahan yang berdampak pada membaiknya proses pelaksanaan dan hasil belajar siswa. Ketajamannya diasah melalui komunikasi dan kolaborasi dengan teman sejawat sehingga berkembang inspirasi, menemukan ide-ide baru, memperbaiki strategi dan mepertajam daya analisis peserta untuk melalui pengambilan keputusan bersama. Seusai pelatihan diharapkan kepala sekolah membawa bekal pengetahuan dan ketrampilan baru yang dapat kepala sekolah dalam merencanakan tindakan pada proses penerapan kurikulum 2013. C. memecahkan masalah Tugas Tugas utama utama kepala kepala sekolah sekolah : : mewujudkan mewujudkan keunggulan! keunggulan!
Menjadi pemimpin fasilitatif, interaktif, kolaboratif, inspiratif, dan membuat keputusan bersama .
Sekolah
Sekolah adalah tempat siswa dapat belajar. Oleh karena itu, tugas
Sekolah Sekolah adalah adalah tempat tempat siswa siswa dapat dapat belajar. belajar.
utama seluruh pemangku kewenangan adalah memastikan bahwa setiap siswa dapat belajar di sekolah, memastikan bahwa sekolah sebagai tempat belajar yang aman dan kondusif untuk seluruh siswa, memastikan bahwa seluruh siswa mendapat pelayanan belajar yang bermutu sehingga siswa mengembangkan potensi dan prestasinya dirinya secara alamiah untuk meraih keunggulan yang optimal.
Kepala sekolah memiliki tanggung jawab menjamin seluruh siswa belajar dan guru melaksanakan tugas pendidik dalam mendidik,
Tanggung Tanggung jawab jawab kepala kepala sekolah: sekolah: menjamin menjamin guru guru efektif efektif mengajar mengajar dan dan siswa siswa belajar. belajar.
Page | 73
mengajar, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi siswa. Strategi pembelajaran berkembang sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, sosial, ekonomi yang semakin cepat. Fokus belajar menguatkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan siswa secara berimbang. Teknik pembelajaran makin efektif seiring dengan penggunaan teknologi sesuai kebutuhan siswa bersaing pada konteks lokal, nasional, dan global. Dalam tantangan yang amat kompleks, Kotter (1990) membedakan antara kepala sekolah sebagai pemimpin dan sebagai manajer. Tugas pemimpin adalah (1) menentukan arah pengembangan sekolah, mengembangkan visi masa depan, strategi jangka panjang yang menghasilkan perubahan sesuai dengan visi. (2) menyelaraskan hubungan orang-orang berkomunikasi dalam mengembangkan kerja sama, menciptakan kerja sama untuk lebih memahami visi dan membangun komitmen untuk mewujudkannya. (3) Memotivasi dan menginspirasi pendidik, tenaga kependidikan, dan siswa dapat bergerak ke arah yang sesuai tujuan (p.7) Tugas kepala sekolah adalah mengawal pengelolaan, pada tiga kelompok tugas (1) mengembangkan perencanaan dan anggaran (2) mengembangkan organisasi, struktur organisasi dan pembagiatan tugas, meningkatkan kapasitas staf, dan mengisi struktur dengan mempertimbangkan kemampuan individu, mengkomunikasikan rencana, dan mengembangkan sistem monitor pelaksanaan (3) mengontrol kegiatan dan memecahkan masalah dalam kegiatan formal seperti dalam rapat atau dalam pertemuan informal (p.4) Pengaruh kepala sekolah ditentukan dengan peningkatan integritas diri, berdisiplin, dan menjadi personal pembelajar. Ia mendapat pengakuan dan perlakuan sebagai pemimpin. Pengaruhnya ditentukan dengan pengambilan keputusan yang harapan pendidik, peserta didik, dan pemangku kepentingan lainnya. Semakin tinggi tingkat kesesuaian dan pengakuan semakin kuat pengaruhnya. Dalam situasi seperti itu tumbuh kepatuhan kepada pemimpin. Kuatnya kepemimpinan kepala sekolah bergantung pada pengambilan keputusan berlandaskan data. Ia pandai memecahkan masalah karena tidak hanya mengandalkan pikirannya sendiri, melainkan pandai memfasilitasi pemikiran bersama. Pembaharu budaya sekolah merupakan sisi penting yang tidak kalah menentukan keberhasilan. Pemahamannya tentang
Budaya Budaya sekolah sekolah yang yang baik baik diraih diraih dari dari kebiasaan kebiasaan belajar; belajar; berpikir berpikir logis: logis: faktual, faktual, konseptual, konseptual, prosedural; prosedural; percaya percaya diri, diri, dan dan berkarya. berkarya. Tugas Tugas kepala kepala sekolah sekolah sebagai sebagai perencana perencana kegiatan kegiatan dan dan anggaran, anggaran, meningkatkan meningkatkan kapasitas kapasitas SDM, SDM, dan dan pemantau pemantau perkembangan perkembangan kegiatan. kegiatan.
Pengaruh kepsek dipengaruhi integritas diri, disiplin, dan cerdas dalam pengambilan keputusan...
Page | 74
nilai, pola pikir, keyakinan, motivasi, semangat berinovasi warga sekolah sangat penting untuk terus menerus dicermati. Pemahaman ini menjadi dasar dalam memperjelas visi-misi, tujuan sekolah, mutu proses, dan output yang diharapkan menjadi salah satu pendukung efektivitas peran kepala sekolah dalam pengembangan budaya berkarya. Keberhasilan dalam penerapkan kurikulum 2013 akan sangat ditentukan dengan keberhasilan kepala sekolah mengembangkan budaya yang direalisasikan dalam kebiasan berpikir, bertindak dan berkarya. Keterampilan berpikir ilmiah serta terampil pada berpikir level tinggi akan tumbuh jika melalui sekolah strategi mengembangkannya
pengembangan pembiasaan dalam aktivitas sekolah sehari-hari. Belajar menerapkan berpikir ilmiah tidak hanya dalam batas interaksi belajar di dalam kelas, tetapi dilakukan di luar kelas. Guru dan siswa berinteraksi konsep, (3) dalam prosedur, penguasaan dan (4) keterampilan menggunakan (1) fakta, (2) metakognitif.
D.
membutuhkan perhatian kepala sekolah secara bersungguh-sungguh karena mereka peran kepala sekolah menjadi salah satu faktor utama keberhasilan. Fokus utama perubahan
kurikulum meliputi empat standar, yaitu standar kompetensi lulusan, isi, proses, dan penilaian. Ruang lingkup perubahan terdapat pada irisan keempat standar seperti terlihat pada diagaram berikut:
Page | 75
Pemahaman kepala sekolah terhadap berbagai elemen perubahan sangat bermanfaat dalam menentukan prioritas kegiatan yang perlu kepala sekolah laksanakan. Ada pun pergeseran dari kurikulum sebelumnya ke kurikulum 2013 dapat digambarkan dalam matrik di bawah ini.
Yang Lalu
Elemen Perubahan Memiliki pengetahuan faktual dan konseptual yang berwawasan kemanusiaan, lingkungan, kebangsaan, kenegaraan, peradaban. Pembelajaran mengembangkan kemampuan menguasai fakta, konsep, prosedur, metakognitif. SD: menguasai fakta dan konsep SMP: menguasai fakta, konsep, dan prosedur. SMA/SMK: menguasai fakta, konsep, prosedur, dan metakognitif. SKL dikembangkan menjadi kompetensi inti sebagai pengikat dan acuan bagi pengembangan kompetensi dasar.
3.
SKL
pada
tiap
mata
pelajaran
belum optimal memberikan kepada mempelajari lingkungan dan dalam permasalahan masyarakatnya mengaplikasikannya
kehidupan sehari-hari. 2. Secara faktual pembelajaran tematik di SD diberikan hanya di kelas I, II dan III saja. 3. Secara faktual dalam pembelajaran siswa pada umumnya hanya menerima apa yang diberikan guru
Pendekatan pembelajaran tematik integratif pada semua jenjang kelas. Pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik, sehingga memiliki perilaku khas yang berkaitan dengan kebutuhan siswa Page | 77
Yang Lalu saja, sehingga daya inisiatif dan kreativitas optimal. berkarya yang tidak
Elemen Perubahan pada hidupnya, meliputi; Domain sikap : menerima, mejalankan, menghargai, menghayati, dan mengamalkan. Domain keterampilan: mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyaji, menalar, dan mencipta. Domain pengetahuan: mengetahui, memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi.
4. Jumlah mata pelajaran untuk SD sebanyak 10 mata pelajaran dan untuk SMP 12 mata pelajaran
Jumlah mata pelajaran dikurangi, tetapi jam belajar untuk setiap mata pelajaran maupun keseluruhan ditambah. Jumlah mata pelajaran di SD menjadi 6 MP dan untuk SMP menjadi 10 MP.
5. Jam belajar di SD untuk kelas I, II, III masing masing 26, 27, dan 27 jam, dan untuk kelas IV, V dan VI masing-masing 32 Jam Pelajaran 6. Secara faktual pembelajaran di kelas masing-masing berdiri sendiri
Jam belajar di SD untuk kelas I, II, III masing masing 30, 32, dan 34 jam, dan untuk kelas IV,V dan VI adalah 36 Jam Pelajaran Pembelajaran kontekstual dan terpadu di SMP merupakan pemaduan materi yang dipelajari dengan pengalaman keseharian siswa akan menghasilkan dasar-dasar pengetahuan yang mendalam. Siswa akan mampu menggunakan pengetahuannya untuk menyelesaikan masalah-masalah baru dan belum pernah dihadapinya dengan peningkatan pengalaman sehingga dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dengan memadukan materi pelajaran yang Page | 78
Yang Lalu
Pembelajaran interkatif. Guru berusaha membuat kelas semenarik mungkin dengan menggunakan pendekatan tematik integratif, sains, kontekstual yang terencana.
4. Pembelajaran
menerapkan
model
isolasi, sebelumnya siswa bertanya kepada guru dan berguru pada buku yang ada di dalam kelas semata
Siswa menimba ilmu dari berbagai sumber; dari siapa saja, dari mana saja, dari internet, dari perpustakaan sekolah, dari hasil praktik di luar kelas, dari praktik di dalam kelas,
Page | 79
Yang Lalu
5. Faktual banyak guru melaksanakan pembelajaran sampaikan model agar siswa peserta pasif. guru didik Siswa mendengarkan yang
Pembelajaran siswa aktif. Guru memfasilitasi siswa aktif dengan cara merumuskan berbagai pertanyaan yang ingin mereka cari jawabannya. Pembelajaran menggunakan contoh yang diperoleh dari analisis bacaan, dari kenyataan pada kehidupan sehari-hari hasil pengamatan dan pengalaman belajar siswa.
mengerti. 6. Faktual, pembelajaran disampaikan secara verbal dan abstrak. Contohcontoh diberikan guru yang artifisial (buatan atau bukan diangkat dari fakta yang sesungguhnya). 7. Faktual mengembangkan individu. pembelajaran kapasitas tiap
Pembelajaran berbasis tim. Guru mengembangkan kapasitas belajar individu melalui kerja sama dalam kelompok.
Belajar merupakan proses interaksi sosial dengan sesama siswa yang saling mengasah, saling membantu untuk meraih keberhasilan kelompok dan keberhasilan individu. 8. Faktual: Proses pembelajaran Pembelajaran menstimulasi seluruh panca indra, komponen jasmani dan rohani terlibat aktif dalam kegiatan Page | 80
Elemen Perubahan
Memberdayakan perilaku khas dengan menggunakan kaidah keterikatan dengan menyederhanakan kurikulum, mengurangi mata pelajaran, dan menambah jam belajar.
11. Faktual: penilaian lebih dominan Penilaian mencakup SKL, KI, dan KD yang menekankan pada penguasaan meliputi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. materi pelajaran.
Elemen Perubahan Kepemimpinan pembelajaran: Kepsek memiliki kekuatan moral dalam memobilisasi orang, membangun
Page | 81
pembelajaran,
Yang Lalu
Elemen Perubahan
kekuatan moral secara optimal insiatif, mentraksikan target, interaksi dalam memobilisasi warga yang komunikatif dan produktif, sekolah, menentukan target yang memotiviasi, melalui kegiatan tinggi dalam meningkatkan mutu pengembangan kurikulum, peningkatan pembelajaran melalui supervisi kompetensi pendidik, proses pembelajaran.
13. Manajemen Perubahan;
pembelajaran, serta penilaian. Manajemen perubahan Perubahan struktur organisasi dan prilaku atau kebiasaan dalam memperbaiki kinerja organisasi melalui perbaikan rencana, menentukan tujuan, indikator keberhasilan, target yang terukur, dan strategi sehingga meningkatakan kepuasan pelanggan, serta meredam guncangan akibat perubahan sehingga meraih hasil lebih baik. Kepala sekolah sebagai manajer perubahan perlu memiliki kompetensi kewirausahaan.
Faktual; belum semua kepala sekolah memberdayakan kompetensi kewirausahaan dalam merancang perubahan perilaku melalui penentuan tujuan, indikator, dan target yang terukur, mengembangkan strategi dan metode baru secara inovatif untuk meningkatkan kepuasan pelanggan.
14. Kepala
sekolah
sebagai Kepala Sekolah sebagai pembangun budaya sekolah: Kepala sekolah piawai dalam mengembangkan gagasan, norma, nilai, keyakinan, tindakan, dan karya yang mendasari motif warga sekolah membangun pembiasaan baik melalui peran kepala sekolah sebagai teladan.
pembaharu budaya sekolah; Kurang piawai dalam membangun gagasan, norma, nilai keyakinan, tindakan, karya inovatif melalui proses belajar berkelanjutan sehingga kepala sekolah mampu menjadi pemimpin inspiratif.
Page | 82
2 JPL
Page | 83
Page | 84
Kepala sekolah mampu mengelola sumber daya yang sekolah miliki secara efektif dalam menjamin terwujudnya keunggulan pemenuhan standar kompetensi lulusan pada melaksanakan kurikulum 2013 melalui pembangunan budaya sekolah.
2. Indikator Pencapaian
a. Sikap Meningkatnya keyakinan bahwa supervisi akademik sebagai strategi utama penjamin keberhasilan pelaksanaan kurikulum Memiliki komitmen melaksanakan supervisi akademik b. Pengetahuan Merumuskan konsep kepemimpinan pembelajaran Membandingkan kondisi nyata dengan kondisi yang diharapkan Mengembangkan strategi meningkatkan peran kepemimpinan pembelajaran c. Keterampilan Membimbing guru dalam melaksanakan pembelajaran sesuai dengan karakteristik kurikulum 2013 Memantau kurikulum Melaksanakan pembinaan pendidik. Menerapkan teknik memantau dalam merealisasikan kurikulum 2013 Mengidentifikasi data yang diperlukan untuk melakukan perbaikan proses perubahan keterlaksanaan dan keberhasilan implementasi
Page | 85
Ruang lingkup Kempemimpinan Pembelajaran (KP): Apakah KP? Mengapa KPpenting? Bagaimana pelaksanaannya? Apakah kepsek berhasi menerapkan KP? Bagaimana KP dalam pelaksanaan kurikulum 2013? Bagaimana mengukur keberhasilannya?
Pembelajaran Materi diklat kepala sekolah dalam persiapan pelaksanaan kurikulum 2013 yang meliputi: 1) Definisi kepemimpinan pembelajaran.
2) Pentingnya penerapan kepemimpinan pembelajaran 3) Prosedur penerapan konsep kepemimpinan. 4) Analisis kondisi nyata dan kondisi yang diharapkan. 5) Rencana tindakan dalam dimensi kepemimpinan pembelajaran pada penerapan kurikulum 2013
4.
Uraian Materi
Ada sejumlah penjelasan tentang makna kepemimpinan pembelajaran telah disampaikan oleh para ahli. Namun pada dasarnya dapat disarikan bahwa kepemimpinan pembelajaran merupakan tindakan kepala sekolah yang mengarah pada terciptanya iklim sekolah yang mampu mendorong terjadinya peningkatan mutu pengelolaan internal sekolah sehingga memungkinkan terselenggaranya proses pembelajaran yang merangsang para siswa untuk mencapai prestasi belajar yang tinggi. Pemimpin pembelajar yang efektif terlibat dalam masalahmasalah kurikuler dan pembelajaran, yang kesemuanya itu mempengaruhi prestasi belajar siswa (Cotton, 2003). Tujuan kepemimpinan pembelajaran adalah untuk memfasilitasi
pembelajaran agar terjadi peningkatan prestasi belajar, kepuasan belajar, motivasi belajar, keingintahuan, kreativitas, inovasi, jiwa kewirausahaan, dan kesadaran untuk belajar sepanjang hayat - karena ilmu pengetahuan dan teknologi serta seni berkembang dengan pesat. Kepemimpinan pembelajaran sangat penting untuk diterapkan di sekolah karena mampu: (1) meningkatkan prestasi belajar siswa
Page | 86
secara signifikan; (2) mendorong dan mengarahkan warga sekolah untuk meningkatkan prestasi belajar siswa; (3) memfokuskan kegiatan-kegiatan warga sekolah untuk menuju pencapaian visi, misi, dan tujuan sekolah; dan (4) membangun komunitas belajar warga dan bahkan mampu menjadikan sekolahnya sebagai sekolah pembelajar (learning school). Kepemimpinan pembelajaran dapat terjadi secara langsung (direct instructional leadership) ataupun tidak langasung (indirect instructional leadership) (Kleine-Kracht, 1993:12, dalam Sulistyorini). Kepemimpinan pembelajaran secara langsung terjadi ketika kepala sekolah bekerja dengan para guru dan staf lainnya untuk mengembangkan proses belajar mengajar. Sebagai contoh, ketika kepala sekolah melakukan kegiatan supervisi guru di kelas, kegiatan diskusi untuk memberi umpan balik terhadap proses pembelajaran yang telah dilaksanakan seorang guru, dan pemberian contoh pelaksanaan pembelajaran. Sedangkan kepemimpinan pembelajaran secara tidak langsung terjadi ketika kepala sekolah, antara lain memberikan sejumlah kemudahan dan mendorong para guru dan staf untuk mengembangkan diri, melakukan pengambilan keputusan secara bersama-sama (sharing on decision making), dan mengubah tata nilai serta visi sekolah yang mengarah kepada peningkatan kualitas pembelajaran. Beberapa ahli pendidikan mengajukan istilah kepemimpinan kependidikan (educational leadership) untuk menggantikan istilah kepemimpinan pembelajaran. Hal ini dilatarbelakangi oleh pendapat bahwa istilah kepemimpinan pembelajaran cenderung fokus kepada kepala sekolah sebagai pusat kekuasaan dan otoritas. Sementara kepemimpinan kependidikan dinilai memiliki makna yang lebih luas dan komprehensif. (Gurr, Drysdale, dan Mulford, 2007: 3).
Kepala sekolah dalam memerankan dirinya sebagai pemimpin pembelajaran hedaknya dapat memenuhi enam prinsip berikut (1) membangun tujuan bersama (2) meningkatkan kreasi dan inovasi dalam mengembangkan kurikulum 3) mengembangkan motivasi pendidik dalam mengembangkan kompetensi (4) menjamin pelaksanaan mutu proses pembelajaran melalui pelaksanaan monitoring atau supervisi (5) mengembangkan Page | 87
sistem penilaian dalam memantau perkembangan belajar siswa (6) mengambil keputusan berbasis data. Dalam menunjang efektivitas pengambilan keputusan kepala sekolah hendaknya menghimpun data dengan menggunakan strategi berikut: menjadi pendengar, berbagi pengalaman, menggunakan contoh, memberikan peluang untuk memilih, menyikapi dengan arif kebijakan terdahulu mendorong pendidik berani mengambil resiko menyediakan sumber belajar untuk pengembangan keprofesian berkelanjutan ; Dalam tugas utama memantau atau melaksanakan supervisi, menurut Joseph Blase and Jo Blase (1999), dalam kegiatan sehari-hari kepala sekolah melakukan strategi berikut: Memberikan saran; Memberikan umpan balik terhadap aktivitas pendidik; Mengembangkan model; Menggunakan hasil riset, Meminta pendapat; Memberikan pujian atau penghargaan. Dari telaahan pada akhirnya dapat kita peroleh kesimpulan bahwa tugas kepala sekolah dalam perannya sebagai pemimpin pembelajaran adalah mengembangkan daya inisiatif dan interaktif dengan seluruh pemangku kepentingan untuk mencapai tujuan. Kepala sekolah membangun kekuatan moral yang terintegrasi dengan nilai-nilai, tujuan, dan keyakinan bersama dalam merencanakan, melaksanakan, mensupervisi, dan mengevaluasi program. Agar dapat mengembangkan moral kebersamaan kepala sekolah perlu bertindak efektif yang ditunjukkan dalam aktivitas berikut; 1) Meminta pendapat Page | 88
2) Mendengarkan saran atau gagasan 3) Memberikan umpan balik 4) Berbagi pengalaman 5) Mengembangkan contoh atau model 6) Memberi peluang untuk memimilih 7) Menyikapi kebijakan baru dengan arif 8) Memberi peluang kepada guru berani mengambil resiko 9) Menyediakan sumber belajar 10) Memberi pujian atau menghargai. Konsep di atas memandu para kepala sekolah dalam memerankan diri sebagai pemimpin pembelajaran meliputi tiga bidang tugas yaitu menentukan arah pengembangan sekolah, menyelaraskan hubungan kerja, dan meningkatkan motivasi pendididik, siswa, dan tenaga kependidikan lainnya. Hubungan antara ketiganya dapat dilihat pada gambar berikut :
Peran pertama kepala sekolah adalah menentukan arah pengembangan sekolah. Peran penting kepemimpinannya terefleksikan dalam tugas menetapkan keputusan berbasis data dan penetapan kebijakan sekolah. Dampak lanjutannya kepala sekolah
Page | 89
memfasilitasi tiap satuan pendidikan menentukan visi-misi, tujuan, dan strategi dalam meningkatkan efektivitas perannya sebagai pimpinan sekolah. Tugas penting berikutnya adalah menyeleraskan hubungan kerja antarpersonal seluruh pemangku kepentingan. Hubungan yang harmonis antarguru, antarsiswa, antartenaga kependidikan serta hubungan antara para pemangku kepentingan merupakan prasyarat tercapainya tujuan. Hubungan yang efektif perlu dikembangkan melalui komunikasi, penciptaan kerja sama, dan koordinasi dan sinkronisasi antar komponen sistem internal sekolah. Tugas berikutnya adalah meningkatkan motivasi para pemangku kepentingan. Pengembangan menggunakan dua strategi yaitu motivasi internal dan eksternal. Motivasi dari dalam bapat kepala skolah kembangkan melalui penentuan target yang lebih tinggi daripada pencapaian sebelumnya dan memberikan penghargaan kepada para pemangku kepentingan yang mencapai target mutu yang ditetapkan. Sedangkan peningkatan motivasi eksternal dapat kepala sekolah lakukan melalui pengembangan semangat berkompetisi dan penetapan bencmarking sekolah pesaing yang sejenis.
5.
kemampuannya mencapai tujuan pembelajaran. Esensi supervisi akademik bukan menilai kinerja guru, melainkan membantu guru mengembangkan kemampuan profesinya. Meskipun demikian, supervisi akademik tidak terlepas dari penilaian, karena proses supervisi sendiri berangkat dari data hasil penilaian atau penilaian merupakan bagian dari pelaksanaan kegiatan supervisi. Prinsip pelaksanaan supervisi akademik: a. menciptakan hubungan kemanusiaan yang harmonis, bersifat terbuka, kesetiakawanan, dan informal. b. Pelaksanaannya secara berkesinambungan pelaksanaannya sebagai bagian dari perbaikan mutu berkelanjutan.
Page | 90
c. Sifatnya terbuka, demokratis, aktif, dan kooperatif. Supervisor dalam mengarahkan bersikap dominan namun tidak boleh mendominasi. pelaksanaan supervisi akademiknya. d. Program supervisi akademik integratif dengan rencana kerja sekolah dan kebijakan mutu pendidikan secara keseluruhan. e. Supervisi akademik bersifat komprehensif. Programnya mencakup
keseluruhan aspek pengembangan akademik yang berkaitan dengan SKL, isi, proses, dan penilaian
Pendekatan pelaksanaan supervisi akademik meliputi; a. Langsung; Supervisor memberikan arahan langsung dan memberi penguatan langasung pula. Pendekatan seperti ini dapat dilakukan dengan perilaku supervisor adalah: menjelaskan, menyajikan, mengarahkan, memberi contoh, menetapkan kriteria, dan menguatkan. b. Tidak langsung
Pelaksanaan supervisi denga pendekatan tidak langsung supervisor aktif terlebih dulu mendengarkan informasi dari guru. Ia memberi kesempatan sebanyak mungkin kepada guru untuk mengemukakan informasi yang mereka dapatkan dari pengalamannya bertugas. Supervisor mendengarkan, memahami, dan menindaklanjuti dengan memberikan bantuan untuk mengembangkan gagasan bersama dalam memperbaiki pelaksanaan tugasnya. c. Pendekatan Terpadu Yang dimaksud dengan pendekatan terpadu adalah cara memadukan langsung dan tidak langsung. Pada pendekatan ini baik supervisor maupun guru berkolaborasi, bersepakat untuk menetapkan struktur, proses dan kriteria proses dan hasil yang hendak diwujudkan. Pendekatan ini berhubungan dua arah. Teknik pelaksanaannya dapat dilakukan dengan cara, menjelaskan,
Page | 91
mendengarkan, memecahkan masalah, negosiasi, kolaborasi, dan konsultasi berperantara melalui jejaring teknologi infomrasi dan komunikasi.
6.
Kegiatan Kepala Sekolah dalam Pelatihan Dalam pelatihan kepala sekolah melakukan kegiatan berikut: (1) Memonton video tentang pembelajaran efektif atau lesson study (2) Berdiskusi tentang isi video (3) Praktik merancang kegiatan supervisi pembelajaran (4) Mendisain instrumen supervisi (5) Praktik menggunakan instrumen melaksanakan supervisi (6) Praktik merumuskan hasil supervisi sebagai bahan pembimbingan dan pembinaan. (7) Praktik evaluasi hasil penilaian kinerja sekolah dalam memenuhi target SKL
7.
Untuk mendalami lebih jauh tentang perankepala sekolah kita dapat menelusurinya dengan menggunakan terdapat dalam contoh berikut: 1) Apa yang kepala sekolah rencanakan dalam perannya dalam pelaksanaan kegiatan supervisi sebagai salah kegiatan pemimpin pembelajaran? 2) Apakah kepala sekolah melaksanakan tindakan sesuai rencana yang dibuat? 3) Apakah kepala sekolah berhasil atau tidak berhasil mencapai targetnya? 4) Mengapa berhasil atau tidak berhasil? 5) Tindaklanjut apa yang kepala sekolah rencanakan untuk meningkatkan efektivitas kepemimpinannya?
Page | 92
8. Peningkatan Keterampilan
Cobalah ubah model perangkat supervisi perencanaan pembelajaran di bawah ke dalam format supervisi pembelajaran, lalu lakukan supervsi terhadap pembelajaran yang dapat Saudara saksikan dalam video yang ditayangkan dalam kelas.
Page | 93
Model: PELAKSANAAN TUGAS SUPERVISI AKADEMIK Nama Pengawas NIP Tempat Kegiatan Kelas Jam Hari/Tanggal Semester/Tahun Yang disupervisi : : : : : : : : : : ................................................................. ................................................................. ................................................................. ................................................................ ................................................................ ................................................................. ................................................................. ................................................................. ................................................................. .................................................................
Meningkatkan penjaminan guru melaksanakan tugas pengembangan perangkat perencanaan pembelajaran sesuai dengan standar isi, proses, dan penilaian. 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7)
Menerapkan prinsip-pinsip tematik-integratif dalam pengembangan perencanaan pembelajaran Mengembangkan RPP yang sesuai dengan Silabus, Buku Guru, Buku Siswa, dan prinsip-pinsip pembelajaran Menilai kesesuaian kompetensi pada KI, KD, RPP, materi pelajaran, dan penilaian Mempertimbangkan keseimbangan antara sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Mengembangkan sumber dan sarana belajar siswa yang varitatif. Merapkan konsep penerapan pendekatan proyek, strategi pembelajaran saintifik, dan metode inquiri, dan pemecahan masalah dalam rencana kegiatan pembelajaran. Mengembangkan instrumen dan administrasi penilaian otentik, PAK, dan portofolio yang mengukur seharusnya diukur.
Page | 94
2) 3)
Guru-guru dapat mengembangkan RPP yang selaras dengan Silabus, Buku Guru, Buku Siswa, dan prinsip-pinsip pembelajaran, dan penilaian . Guru-guru dapat menilai kesesuaian kompetensi siswa pada RPP dengan SKL, KI, KD, materi pelajaran, dan penilaian sehingga kompetensi siswa yang diharapkan menjadi dasar pengembangan perencanaan pembelajaran.
4)
Guru-guru mengembangkan kompetensi dengan menggunakan peta sebaran kompetensi yang menggambarkan keseimbangan antara sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
5) 6) 7)
Guru-guru menggunakan alam sekitar sebagai sumber belajar dengan dukungan teknologi tepat guna. Guru-guru menerapkan pendekatan proyek, strategi pembelajaran saintifik, dan metode inquiri dalam rencana kegiatan pembelajaran Guru-guru merumuskan instrumen dan administrasi penilaian otentik, PAP, dan portofolio yang mengukur target sesuai target program.
Guru-guru dalam
belum
Page | 95
SKL, materi
KI,
KD,
RPP, dan
matrik
untuk
kreativitas mandiri.
melalui
pelajaran,
menguji keselarasan RPP, SKL, KI, KD, materi pelajaran, dan penilaian?
dan penilaian
3.
mampu secara
kesesuaian
kesesuaian siswa
pada RPP dengan SKL, KI, KD, materi pelajaran, penilaian dan
pada RPP dengan SKL, KI, KD, materi pelajaran, penilaian? Bagaimana guru dan
dan penilaian
4.
belum dalam
Mengembangkan matrik untuk menilai keseimbangan kompetensi peta tiap dalam sebaran
5.
Guru
menjadi
Guru siswa
studi
menggunakan jejaring dapat menggunakan sumber belajar dan media belajar yang varitatif.
dan
6.
Guru penerapan
merancang
Bagaimana
guru
Studi
dokumen,
pendekatan proyek.
7.
Guru dominan
masih
Guru melaksanakan
Bagaimana
guru
Melaksnakan dokumen,
studi diskusi,
dapat meningkatkan
Page | 96
tes dan
penilaian otentik
menilai
otentik
pembelajaran?
E.
1.
tematik integratif. 2. Guru-guru menggunakan matrik KI, untuk KD, menilai keselarasan RPP, SKL,
materi
Guru-guru
mampu
menilai secara mandiri kesesuaian kompetensi siswa pada RPP dengan SKL, KI, KD, materi pelajaran, dan penilaian
4.
Guru-guru mendeskripsikan keseimbangan pengembangan kompetensi keterampilan, pengetahuan. Page | 97 sikap, dan
5.
Guru memfasilitasi siswa aktif menggunakan sumber jejaring sehingga dapat menggunakan belajar dan media belajar yang variatif.
6.
7.
8.
9.
10.
Guru
menggunakan
penilaian otentik
F.
H. Rekomendasi ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ BUKTI PARTISIPASI DALAM KEGIATAN SUPERVISI Nama Sekolah Alamat Hari/Tanggal Kelas Waktu Semester/Tahun Materi Supervisi Yang disupervisi: : : : : : : : .................................................................. ................................................................. ................................................................. ................................................................. ................................................................. ................................................................. .................................................................
Page | 99
No.
Nama
Tanda Tangan
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
9. Presentasi Kelompok
Presentasi dilakukan secara serentak dan saling antar kelompok saling berbagi karya untuk dinilai dan dikompentari oleh kelompok lainnya.
Page | 100
Referensi:
Anderson, D. & Anderson, LA 2001. Beyon Change Management: Advanced Strategies for Todays Transformational Leaders. San Francisco: Jossey-Bass. Bradford, D.L. and Burke, W.W. 2005. Reinventing Organization Development. New Approaches to Change in Organizations San Francisco, CA: Pfeiffer. MacGregor Burns, James. 1978. Leadership, Harper & Row, London. Celtus R. Bulach, Fred C. Lunenburg, and Les Potter, 2011. High-Performing School: A comprehensive Approach to School Reform, Dropout Prevention, and Bullying Behavior , Second Edition, Rowman & Littlefield education, USA. Fullan Michael, 2001. Leading in A Culture of Change , JosseyBass, San Francisco. Glickman, C.D., Gordon, S.P. and Ross-Gordon, J.M. 1995. Supervision of Instruction: A Developmental Approach , 3rd ed., Allyn and Bacon, Boston, MA.
Page | 101
Gordon Mitchell. 1999. Change Management: Best Practice in Whole School Development, Danida, Denmark. Koentjaraningrat. 1987. Kebudayaan, Pembangunan, Gramedia. Jakarta. Mentalitas, dan
Kooter, John P. 1990. A Force For Change: How Leaders Differs From Management. The Free Press. New York. Senge, Peter M. 1990, The Fifth Discipline, Doubleday/Currency, Sergiovanni, T.J. 1996. Moral Leadership, Jossey-Bass, San Francisco, CA Stanley Gordon. 2006. Seven Principles fo Change Management, Faculty of Education and Social Work, University of Sydney, Australia. Stolp, Stephen .1994. Leadership for School Culture, Eric Digest. USA
Page | 102
A. KOMPETENSI Mampu memberikan bantuan teknis kepada sekolah dalam mangatasi hambatan selama implementasi pembelajaran tematik terpadu sesuai Kurikulum 2013 B. INDIKATOR
Page | 103
pengelolaan
pembelajaran tematik
pelaksanaan
pembelajaran
3. Melaksanakan supervisi. 4. Memetakan hasil supervisi. 5. Menindaklanjuti hasil supervisi C. MATERI Pengelolaan Pembelajaran Tematik Terpadu di SD
D. PROSES/ AKTIVITAS 1. Menyaksikan tayangan video tematik terpadu 2. Diskusi dan tanya jawab 3. Kerja Kelompok tematik terpadu merancang pengelolaan pembelajaran dan membuat
E. PERANGKAT PELATIHAN 1. Video tentang contoh pembelajaran tematik terpadu. 2. Bahan Tayang 3. Lembar Kerja 4. Alat dan Media Pembelajaran LCD Laptop Alat tulis kantor
Page | 104
K E T E R A M P IL A N M ER E N CA N A K A N PE N G E L O L A A N P E M B E L A JA R A N T ER P A D U
K ET E R A M P IL A N M E L A K U K A N P E N G E L O L A A N P EM B E L A JA R A N T E R P A D U
IN D IK A T O R
M am p um e n y u s u n ran ca n g a np e n g e lo la an p e m b e la ja ranT e m at ik T e rp a d u
M am p um e lak u k a n P e n g e lo la a n P e m b e la ja ra n T e m a tikT e rp a d u
M A T ER I
M e ran ca n g a n P e n g e lo la a n P e m b e la ja ra nT e m a tik T e rp a d u
T ah a p tah a p p e n g e lo la a n p e m b e la ja ra n te m a t ik te rp a d u
P R O SE S / A K T IV IT A S
Page | 105
PE RBE D A A NKO N S E P
TEMA TIK
S K S K MAPEL S K 2 S K
MAPEL 2
KD INDIKATOR
TEMA S K MAPEL S K S K 3 S K
S K MAPEL S K S K 4 S K
MAPEL 4
KD INDIKATOR
TEMA
Kompetensi Inti 1, 2, 3, 4 MAPEL 3
KD INDIKATOR
Page | 106
1 . 2 . 3 . 4 .
MERANCANG KURIKULUMTINGKAT S ATUAN PENDIDIKAN MERANCANG KALENDER AKADEMIK S ATUAN PENDIDIKAN MELAKS ANAKAN PEMET AAN DAN PENEMP AT AN PTK. MERANCANG JADW AL PELAJARAN TINGKAT S ATUAN PENDIDIKAN 5 . MENGORGANIS AS IKAN S ARANA PRAS ARANA PEMBELAJARAN.
KERJA KELOMPOK
Ke la sdiba gi m e nja di 5 kelom pok m a s ing -m a s ingke lom pok
m e ng erja ka ns a tu pe renca na a n. Ke lom pok 1 m e ndis kus ika n te nta ngpe rum us a n KTS P m e n ya ng kut la ng ka h -la ng ka h , prins ip-prins ip, s is tem a tika , da n s truktur s e rtam ua ta n kurikulum . (L.K. 6.1.2) Ke lom pok 2 m e ndis kus ika n da nm e ra nca ngcontoh ka le nde r a ka de m ik s ekola h . (L.K. 6.1.3) Ke lom pok 3 m e ndis kus ika n da nm e ra nca ngpe ng elola a n PTK de ng a nm e ng a m bil s a m pe ls a la hs a tu s ekola ha ng g otake lom pok (L.K. 6.1.4) Ke lom pok 4 m e ndis kus ika n da nm e ra nca ngja dwa l pe la ja ra n ting ka ts a tua n pe ndidika n. (L.K. 6.1.5) Ke lom pok 5 m e ndis kus ika n da nm e ng org a nis a s ika ns a rpra sya ng dibutuhka n da la mpe m be la ja ra nte m a tik te rpa du. (L.K. 6.1.6)
Page | 107
Me m ua t inform a s i te nta ng : Ha ri Efe ktif Be la ja r Ke gia ta nPe nila ia n(UTS ,UKK, Ujia nS e k) La pora nKe m a jua n/ ke nda laBe la ja rs is wa Pe rte m ua npe m e ca ha nm a s a la h Ke gia ta npe na m pila nka ryas is wa Ke gia ta ne va lua s i Ke gia ta npe ng e m ba ng a ndiri g uru
Ka le nde r P e ndidika n
Page | 108
PERANCANGAN KTSP
BAB I BAB II BAB III
La ta r be la ka ng, La nda s a n,T ujua nP e nyus unan, Prins ipP e ng e m ba ng an.
PENY U SU NA N JA DW A L SEKO LA H
MENGATUR JADWAL PELAJARAN S ELURUH KELAS
DENGAN MENEMPATKAN JADWAL UNTUK GURU MAPEL (PENJAS ORKES DAN AGAMA) DAN KEGIATAN EKS TRAKURIKULER.
MEMBERIKAN PELUANG UNTUK KEGIATAN
Page | 109
Page | 110
KERJA KELOMPOK
Pe s e rtabe rkum pul da la mke lom pok berdis kus i te nta ngca ra
m e la kuka na na lis is kondis is e kola h da la mm e m pe rs ia pka n im ple m e nta s i pe m be la ja ra n te m a tik te rpa du. Ba h a n dia m bil da ri kondis is e kola hs a m pe ls a la hs a tu a ng g ota ke lom pok. Me ndis kus ika ns tra te g i da la mm e nyika pi h a s il a na lis is . Me ra nca ngs a ra nape ndukung . L.K. 6.1.7
PERENCANAAN
PENILAIAN
Page | 111
TINDAK LANJUT
S TANDAR
PKB PKB
Page | 112
FORMAT PENILAIAN KETERLAKSANAAN KURIKULUM 2013 DI SEKOLAH DASAR Nama SD Alamat Sekolah : :
Petunjuk Instrumen berikut untuk memantau dan mengevaluasi keterlaksanaan kurikulum 2013 di sekolah anda.
Baca secara cermat pernyataan-pernyataan yang terdapat dalam borang. Tuliskan skor sesuai dengan pernyataan sesuai dengan tindakan yang telah dilakukan di sekolah dengan menunjukkan bukti yang sesuai. Tuliskan data tambahan atau catatan-catatan yang diperlukan pada kolom keterangan.
N o
Dimensi
Indikator
Sk or
Ket .
Page | 113
2.
2. Merancang kalender akademik sekolah dengan memuat 3 - 5 hal (beban belajar, jadwal penjaminan mutu, kegiatan pameran hasil karya siswa, minggu efektif belajar, kegiatan ulangan harian/tengah semester/UKK, dan sebagainya ).
1. Merancang kalender akademik sekolah dengan memuat kurang dari 3 hal (beban belajar, jadwal penjaminan mutu, kegiatan pameran hasil karya siswa, minggu efektif belajar, kegiatan ulangan harian/tengah semester/UKK, dan sebagainya ).
3 Pembagian tugas: 3. Memetakan PTK dengan memperhatikan kompetensi, formasi, sumber daya sekolah. 2. Memetakan PTK dengan memperhatikan kompetensi dan formasi.
Page | 114
1. Memetakan PTK dengan memperhatikan kompetensi. 4 Jadwal Pelajaran 3. Merancang penyusunan jadwal pelajaran dengan menjamin terlaksananya kegiatan guru mata pelajaran (pendidikan agama dan penjasorkes), kegiatan IHT, dan kegiatan KKG. 2. Merancang penyusunan jadwal pelajaran dengan menjamin terlaksananya kegiatan guru mata pelajaran (pendidikan agama dan penjasorkes) dan kegiatan KKG. 1. Merancang penyusunan jadwal pelajaran dengan menjamin terlaksananya secara hermonis kegiatan guru mata pelajaran (pendidikan agama dan penjasorkes). 5 Sarana dan prasarana 3. Mengorganisasikan kebutuhan pra sarana, alat peraga, media, dan sumber belajar untuk menunjang pelaksanaan pembelajaran tematik terpadu. 2. Mengorganisasikan kebutuhan pra sarana dan alat peraga, untuk menunjang pelaksanaan pembelajaran tematik terpadu. 1. Mengorganisasikan kebutuhan pra sarana, alat peraga, media, dan sumber belajar untuk menunjang pelaksanaan pembelajaran tematik terpadu.
2 Keterampi 2. lan mengenda li
Mengidentifikasi komponen perubahan 3. Sekolah memiliki catatan identifikasi perubahan sebagai konsekuensi Page | 115
implementasi kurikulum 2013, memiliki rencana menghadapi perubahan, dan menyiapkan sumberdaya demi suksesnya implementasi kurikulum 2013 di sekolah. 2. Sekolah memiliki catatan identifikasi perubahan sebagai konsekuensi implementasi kurikulum 2013 dan memiliki rencana menghadapi perubahan. 1. Sekolah memiliki catatan identifikasi perubahan sebagai konsekuensi implementasi kurikulum 2013.
3.
Analisis kondisi nyata di sekolah 3. memiliki catatan tentang kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman sekolah, disertai strategi untuk mengatasinya dan target hasil. 2.memiliki catatan tentang kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman sekolah dan disertai strategi untuk mengatasinya. 1.memiliki catatan tentang kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman sekolah.
4.
Merumuskan standar hasil pembelajaran (KKM) 3. merumuskan standar hasil ketuntasan minimal meliputi aspek sikap, ketrampilan, dan pengetahuan. 2. merumuskan standar hasil ketuntasan minimal meliputi aspek ketrampilan, dan pengetahuan 1. merumuskan standar hasil ketuntasan minimal hanya aspek
Page | 116
pengetahuan
5.
Rancangan strategi: 3. memiliki rancangan strategi pencapaian hasil 6 sampai 8 standar 2. memiliki rancangan strategi pencapaian hasil 3 sampai 5 standar 1. memiliki rancangan strategi pencapaian hasil dibawah 3 standar
6.
Rencana penjaminan mutu proses pembelajaran yang telah dirumuskan. 3. menetapkan standar operasional pelaksanaan pembelajaran meliputi: pendekatan pembelajaran tematik integrative, menggunakan metode saintifik, menerapkan penilaian otentik. 2. menetapkan standar operasional pelaksanaan pembelajaran meliputi: pendekatan pembelajaran tematik integrative dan menggunakan metode saintifik. 1. menetapkan standar operasional pelaksanaan pembelajaran meliputi: pendekatan pembelajaran tematik integrative.
7.
Menjamin keterlaksanaan pembelajaran berbasis tematik terpadu: 3. Memberikan penghargaan kepada guru yang berhasil dalam menerapkan pembelajaran berbasis tematik terpadu, dan memberikan bimbingan kepada guru yang belum berhasil. 2. Memberikan penghargaan kepada Page | 117
guru yang berhasil dalam menerapkan pembelajaran berbasis tematik integrative, dan memberikan sanksi kepada guru yang belum berhasil. 1. Memberikan penghargaan kepada guru yang berhasil dalam menerapkan pembelajaran berbasis tematik integrative, dan memberikan bimbingan kepada guru yang belum berhasil.
8.
Melaksanakan pendampingan: 3. Melaksanakan pemantauan terhadap guru dalam penerapan pendekatan saintifik (project based, problem based, inquiry learning), mengumpulkan data, memberikan umpan balik dalam rangka memperbaiki penerapan pendekatan saintifik. 2. Melaksanakan pemantauan terhadap guru dalam penerapan pendekatan saintifik (project based, problem based, inquiry learning) dan mengumpulkan data. 1. Melaksanakan pemantauan terhadap guru dalam penerapan pendekatan saintifik (project based, problem based, inquiry learning.
Melaksanakan supervisi bidang perencanaan pembelajaran.: 3. RPP yang dibuat guru telah memenuhi kesesuaian antara: indikator dengan KD, materi dengan indikator, metode dengan materi, penilaian dengan indikator.
Page | 118
2. RPP yang dibuat guru telah memenuhi kesesuaian antara: indikator dengan KD, materi dengan indikator, metode dengan materi. 1. RPP yang dibuat guru telah memenuhi kesesuaian antara: indikator dengan KD, materi dengan indikator.
10.
Melaksanakan supervisi proses pembelajaran: 3. Guru melaksanakan pembelajaran tematik terpadu, menggunakan pendekatan saintifik, menerapkan otentik. 2. Guru melaksanakan pembelajaran tematik terpadu, menggunakan pendekatan saintifik, tapi belum menerapkan penilaian otentik. 1. Guru melaksanakan pembelajaran tematik terpadu, tapi belum menggunakan pendekatan saintifik, dan belum menerapkan penilaian otentik.
11.
Melaksanakan supervisi pengelolaan kelas: 3. Guru melakukan penataan kelas sesuai dengan tema yang direncanakan, menyiapkan perangkat pembelajaran sesuai dengan tema meliputi: alat peraga, media pembelajaran, sumber belajar. 2. Guru melakukan penataan kelas sesuai dengan tema yang direncanakan, tapi penyiapan perangkat pembelajaran belum sesuai dengan tema. Page | 119
1. Guru melakukan belum melakukan penataan kelas sesuai dengan tema yang direncanakan, menyiapkan perangkat pembelajaran belum disesuaikan dengan tema.
12.
Melaksanakan supervisi penilaian: 3. Guru telah melaksanakan penilaian otentik dibuktikan dengan tersedianya dokumen lengkap tentang: catatan perkembangan kompetensi setiap siswa, portofolio siswa, catatan anekdot, pajangan hasil karya siswa. 2. Guru telah melaksanakan penilaian otentik tetapi bukti dokumen belum lengkap. 1. Guru belum melaksanakan penilaian otentik dan tidak tersedianya bukti.
Melaksanakan analisis hasil supervisi: 3. merumuskan hasil analisis supervisi (perencanaan, pelaksanaan, penilaian), memetakan kebutuhan peningkatan kompetensi berdasarkan analisis hasil supervisi, dan merencanakan tindak lanjut dari hasil supervisi (pembimbingan, IHT, KKG). 2. merumuskan hasil analisis supervisi (perencanaan, pelaksanaan, penilaian), memetakan kebutuhan peningkatan kompetensi berdasarkan analisis hasil supervisi, dan tapi tidak merencanakan tindak lanjut dari hasil supervisi (pembimbingan, IHT, KKG). 1. hanya merumuskan hasil analisis supervisi (perencanaan, pelaksanaan, penilaian).
14.
supervisi 3. menindaklanjuti hasil supervisi dengan pembinaan, tutor sebaya, IHT, KKG, diklat professional. 2. menindaklanjuti hasil supervisi dengan pembinaan, tutor sebaya, IHT, KKG, diklat professional. 1. menindaklanjuti hasil supervisi dengan pembinaan, tutor sebaya, IHT, KKG, diklat professional. JUMLAH
Page | 121
LK 6.1.1 LEMBAR KERJA PENGAMATAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU (VIDEO) Kelompok: .. Berdasarkan isian LK 4.2 isilah format berikut! N o Komponen yang diamati Jumlah Y a Tida k Catatan Strategi tindak lanjut
Page | 122
LEMBAR KERJA PERANCANGAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN Kelompok: .. NO 1 ASPEK KETERANGAN LK 6.1.2
Page | 123
LEMBAR KERJA KALENDER AKADEMIK SEKOLAH TAHUN 2013/2014 Kelompok: BULAN TGL KEGIATAN KET
LK 6.1.3
Page | 124
Page | 125
dst
LEMBAR KERJA
PENGELOLAAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN Kelompok: . Format data PTK NO NAMA PENDIDIKAN/ JURUSAN KOMPETENSI UNGGUL KETERANGAN
Format formasi PTK N O TINGKAT KELAS JUMLAH ROMBONG AN PENDIDIK GURU KELAS MAPEL KEBUTUHAN TENAGA KEPENDIDIKAN TAS PENJAGA PTK LAIN
Page | 127
JUMLAH
Non Fisik
1. 2. . . 3. . .
JAM KE
WAKTU I II
KELAS III IV V VI
Page | 128
LK 6.1.6 LEMBAR KERJA ANALISIS KEBUTUHAN SARANA PRASARANA Kelompok: .. Page | 129
KELA S
TEMA
KEBUTUHA N
TERSEDIA
DIRENCANA KAN
Diriku
Kegemaranku
IV
Page | 130
LK 6.1.7
FAKTOR EKSTERN
KEKUATAN
PELUANG
Page | 131
KELEMAHAN
ANCAMAN
Page | 132
KOMPONEN
STRATEGI
KEERANGAN
(Contoh) Guru
Page | 133
Page | 134
BA G A IM A N ACA R A M EN G U B A HSIK A P K EP A L ASEK O LA H ? P ER U BA H A NSIK A P (M IN D S ET ) M ene r im ape n e r a p an tem atikt er p a d ud iS M P (IP AdanIP S ) Ber in isiat if m ela k u k an peng e lo laa np em b e la ja r an tem atikt er p a d ud iS M P
K ET ER A M P IL A N M ER EN CA N A K A N P EN G E L O L A A N P EM B EL A JA R A N T ER P A D U
K ET ER A M P IL A N M EL A K U K A N P EN G E L O LA A N P EM B EL A JA R A N T ER P A D U
K ET E R A M P IL A N M EL A K U K A N EV A L U A SI P EN G EL O L A A N P EM BE L A JA R A N T ER P A D U M am p um e la k u k a n e v a lu as iK e t e r lak s a n a a n tah a ptah a p p e ng e lola a n p e m b e laja r ante m a t ik te rp a d um e n g g u n ak a n inst r u m e npe n g e n d a lia n k ete rca p a ian
IN D IK A T O R
M am p um en y u su n ra n can g a np e n g e lo laa n p em b e la ja ra nT e m at ik T e rp ad u
M am p um elak u k a n P e n g e lo la a n P e m b e la ja ra n T em at ikT e r p ad u
M A T ER I
P en g e lo laa n P em b e la ja ra nT e m a t ik T e rp a d ud iSM P
P R O SE S / A KT IV IT A S
Page | 135
MATERI PELATIHAN 6:
F.
G. INDIKATOR 6. Menerima penerapan pembelajaran tematik terpadu di SMP (khusus IPA dan IPS) 7. Berinisiatif melakukan pengelolaan pembelajaran tematik terpadu di SMP 8. Merancang pengelolaan pembelajaran Tematik Terpadu 9. Melakukan Pengelolaan Pembelajaran Tematik Terpadu 10.Melakukan evaluasi Keterlaksanaan tahap tahap pengelolaan pembelajaran tematik terpadu menggunakan instrumen pengendalian ketercapaian H. Materi Pengelolaan Pembelajaran Tematik Terpadu di SMP
I.
PROSES/ AKTIVITAS Diskusi dan tanya jawab Kerja Kelompok Merancang pengelolaan pembelajaran tematik terpadu Latihan menggunakan instrumen dan membuat merekomendasi dan tindak lanjut Presentasi
J.
PERANGKAT PELATIHAN 5. Lembar Kerja 6. Dokumen Bahan Bacaan a. Pembelajaran Tematik Terpadu
Page | 137
Page | 138
Materi Pelatihan :
PENGELOLAAN PEMBELAJARAN
Tugas pokok kepala sekolah yang berkaitan dengan kepemimpinan pembelajaran yaitu
Page | 139
2. PEMIMP IN (leader) VISIONER DAN MENELADANI DALAM MEMBANGUN TATA NILAI KEDISIPLINAN, KEJUJURAN , KREATIF DAN INOVATIF MENJADI BUDAYA SEKOLAH
Page | 140
4. ADMINIS TR A T OR KEPALA SEKOLAH MERUPAKAN PENANGGUNG-JAWAB KEGIATAN ADMINISTRASI KETATAUSAHAAN SEKOLAH DALAM MENDUKUNG PELAKSANAAN KEGIATAN PEMBELAJARAN
5.PENY EL IA (Supervisor) KEPALA SEKOLAH MELAKUKAN OBSERVASI KELAS GUNA MEMBERIKAN PENGARAHAN TEKNIS KEPADA GURU DAN MEMBERIKAN SOLUSI BAGI PERMASALAHAN PEMBELAJARAN YANG DIALAMI GURU.
Page | 141
Page | 142
PENGAR AH AN
Pengarahan meliputi: Menyusun kerangka waktu dan biaya secara terperinci Memprakarsai dan menampilkan kepemimpinan dalam melaksanakan rencana dan pengambilan keputusan Mengeluarkan instruksiinstruksi yang spesifik; Membimbing, memotivasi dan melakukan supervisi.
PENGA W AS AN
Pengawasan meliputi: Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan yang mengacu pada rencana; Melaporkan penyimpangan untuk tindakan koreksi dan merumuskan tindakan koreksi, menyusun standar-standar dan saran-saran; Menilai pekerjaan dan melakukan tindakan koreksi terhadap penyimpanganpenyimpangan.
Page | 143
KASUS 1
K asus2.1 Salah seorang guru di sekolah Anda telah berhasil mengikuti pelatihan pembelajaran kontekstual dan terpadu Guru tersebut mencoba menerapkan hasilnya. Sementara guru lain bukannya mencoba mencari tahu dan belajar darinya tetapi malah mencemoohnya. Bagaimana strategi yang harus dilakukan oleh Pengawas Sekolah atau Kepala Sekolah , agar guru lain mau meniru dan mencoba pembaharuan pembelajaran yang telah dilakukan oleh guru tersebut?
KASUS 2
K as us2.2 Beberapa guru kelas VII, VIII dan IX telah mengikuti pelatihan pembelajaran kontekstual dan terpadu . Namun hanya guru-guru kelas VII saja yang menerapkan hasil pelatihan, dan tampak tanda-tanda terjadinya peningkatan mutu proses dan hasil pembelajaran. Semetara guru-guru kelas VIII dan IX tidak mau menerapkan hasil pelatihannya. Bagaimana strategi yang harus dilakukan oleh Pengawas Sekolah atau Kepala Sekolah agar guru-guru kelas VIII dan IX pun menerapkan hasil pelatihan? Bacalah kasus 3 berikut ini dengan seksama,kemudian diskusikan pemecahan masalah dari pertanyaan kasus 3 tersebut
Page | 144
KASUS
K asus2.3 Beberapa orang guru mata pelajaran telah berulang kali mengikuti pelatihan pembelajaran kontekstual dan terpadu . Namun kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru-guru tersebut tidak menampakkan pembaharuan/tidak terlihat adanya peningkatan mutu proses dan hasil pembelajaran. Bagaimana strategi yang sebaiknya dilakukan oleh Pengawas Sekolah atau Kepala Sekolah agar guru-guru yang bersangkutan mau berubah? Bacalah kasus 4 berikut ini dengan seksama,kemudian diskusikan pemecahan masalah dari pertanyaan kasus 3 tersebut
KASUS 4
K asus2.4 Suatu saat Pengawas Sekolah atau Kepala Sekolah mengujungi sebuah Sekolah Gumati yang relatif lebih maju. Kepala Sekolah Gumati menjelaskan bahwa program dan kegiatan yang selalu dilakukan di sekolah tersebut adalah melaksanakan Pembelajaran kontekstual dan terpadu . Sementara itu Pengawas Sekolah atau Kepala Sekolah yang mengunjungi sekolah tersebut menyadari bahwa di sekolahnya program dan kegiatan semacam itu belum dilaksanakan. Bagaimana strategi yang sebaiknya dilakukan oleh Pengawas Sekolah atau Kepala Sekolah agar guru-gurunya mau melakukan hal yang sama?
Penutup
Page | 145
SILABUS DIKLAT KEPALA SEKOLAH Mata Diklat Alokasi Waktu Jenjang : Pengelolaan Pembelajaran Tematik Terpadu : 8 JP : SMP
Penilaian N o Sub Mater i Pelati han Kompet ensi Peserta Pelatiha n Indikat or Kegiat an Pelati han Bent uk Instr ume n Lemb ar peng amat Bahan Pelatihan
W ak tu (JP ) 8 JP
Aspek
Tekni k
Jenis
Deskri psi
Peng amat an
Mo du l
Page | 146
Penilaian N o Sub Mater i Pelati han Kompet ensi Peserta Pelatiha n Indikat or Kegiat an Pelati han Bent uk Instr ume n an
Bahan Pelatihan
W ak tu (JP )
Aspek
Tekni k
Jenis
Deskri psi
tema tik terp 4. M adu engelola di Pembela SMP jaran (IPA Tematik dan Terpadu IPS) 2. Berinis iatif mela kuka n peng elola an pem belaj aran tema tik terp adu di SMP 3. Terpadu Men yusu n ranc anga n peng elola an pem belaj aran Tem atik Terp adu 4. Melak ukan Peng elola an
rapa n tema tik terpa du di SMP (IPA dan IPS) Berin isiatif mela kuka n peng elola an pemb elajar an tema tik terpa du di SMP Peng etah uan Menj elask an cara cara Peng elola an Pemb elajar an Tema tik Terp adu Tes tertul is
Ba ha n Ta ya ng
Power point
Piliha n Gand a
Do ku m en
Penu gasa
Page | 147
Penilaian N o Sub Mater i Pelati han Kompet ensi Peserta Pelatiha n Indikat or Kegiat an Pelati han Bent uk Instr ume n aian
Bahan Pelatihan
W ak tu (JP )
Aspek
Tekni k
Jenis
Deskri psi
Pem belaj aran Tem atik Terp adu 5. Mamp u mela kuka n eval uasi Kete rlaks anaa n taha p taha p peng elola an pem belaj aran tema tik terp adu men ggun akan instr ume n peng enda lian keter capa ian
Page | 148
Page | 149
B.Tujuan Pembelajaran Tematik Terpadu Pembelajaran Tematik Terpadu dikembangkan selain untuk mencapai tujuan pembalajaran pemahaman yang telah yang ditetapkan, dipelajarinya diharapkan siswa juga dapat : 1. Meningkatkan konsep secara lebih bermakna 2. Mengembangkan keterampilan menemukan, mengolah, dan memanfaatkan informasi 3. Menumbuhkembangkan sikap positif, kebiasaan baik, dan nilai-nilai luhur yang diperlukan dalam kehidupan 4. Menumbuhkembangkan keterampilan sosial seperti kerja sama, toleransi, komunikasi, serta menghargai pendapat orang lain 5. Meningkatkan minat dalam belajar 6. Memilih kegiatan yang sesuai dengan minat dan kebutuhannya
Page | 150
C. Karakteristik Pembelajaran Tematik Terpadu Pembelajaran Tematik Terpadu memiliki beberapa macam karakteristik, diantaranya (Panduan Pengembangan Pembelajaran Tematik Terpadu Depdiknas,2004) 1. Berpusat pada peserta didik 2. Memberi pengalaman langsung pada peserta didik 3. Pemisahan antar mata pelajaran tidak begitu jelas 4. .Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran 5. Bersifat luwes. 6. Hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan peserta didik 7. Holistik, artinya suatu peristiwa yang menjadi pusat perhatian dalam pembelajaran Tematik Terpadu diamati dan dikaji dari beberapa mata pelajaran sekaligus, tidak dari sudut pandang yang terkotak-kotak. 8. Bermakna, artinya pengkajian suatu fenomena dari berbagai macam 9. Otentik, artinya aspek memungkinkan terbentuknya informasi dan pengetahuan yang semacam jalinan skemata yang dimiliki peserta didik. diperoleh sifatnya menjadi otentik.
10. Aktif, artinya peserta didik perlu terlibat langsung dalam proses pembelajaran mulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga proses penilaian. 11. Wujud lain dari implementasi Tematik Terpadu yang bertolak dari tema,
Objek dalam penilaian pembelajaran terpadu mencakup penilaian terhadap proses dan hasil belajar peserta didik. Penilaian proses belajar adalah upaya pemberian nilai terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan peserta didik, sedangkan penilaian hasil belajar adalah proses pemberian nilai terhadap hasil-hasil belajar yang dicapai dengan menggunakan kriteria tertentu. Hasil belajar tersebut pada hakikatnya merupakan pencapaian kompetensikompetensi yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang diwujudkan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Kompetensi tersebut dapat dikenali melalui sejumlah hasil belajar dan indikatornya yang dapat diukur dan diamati. Penilaian proses dan hasil belajar itu saling berkaitan satu dengan lainnya, hasil belajar merupakan akibat dari suatu proses belajar
E. Strategi Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Terpadu Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) yang tersusun secara Tematik Terpadu di dalam kurikulum 2013 adalah mata pelajaran IPA dan IPS. Keberhasilan pelaksanaan pembelajaran Tematik Terpadu bergantung pada kesesuaian rencana yang dibuat dengan kondisi dan potensi peserta didik (minat, bakat, kebutuhan, dan kemampuan). Penentuan Tema Pembelajaran IPA/IPS Terpadu 1. Tidak terlalu luas, namun dengan mudah dapat digunakan memadukan banyak banyak indikator 2. Tema harus bermakna artinya bahwa tema yang dipilih untuk dikaji harus memberikan bekal bagi siswa untuk belajar selanjutnya
Page | 152
3. Tema harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan psikologis anak. 4. Tema yang dipilih hendaknya mempertimbangkan penstiwa peristiwa otentik yang terjadi dalam rentang waktu belajar, 5. Tema yang dipilih hendaknya juga mempertimbangkan ketersediaan sumber belajar. Untuk menyusun perencanaan pembelajaran Tematik Terpadu perlu dilakukan langkah-langkah seperti berikut
Langkah-langkah
perencanaan
pembelajaran
tematik
terpadu seperti yang disajikan pada diagram di atas, dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Menganalisis KI dan KD mata pelajaran IPA atau IPS 2. Menentukan Tema yang sesuai dengan konsep konsep yang ada dalam setiap nomor KD IPA atau IPS
Page | 153
3. Penjabaran (perumusan) Kompetensi Dasar ke dalam indikator sesuai topik/tema 4. Membuat peta hubungan antar indikator dengan judul tema 5. Pengembangan Silabus 6. Menyusun RPP Tematik Terpadu
Page | 154
Contoh Tema :
(Sumber PPPPTK IPA ) Gambar Contoh Tema Pembelajaran IPA Tematik Terpadu kls VII SMP
Page | 155
F. Model Pembelajaran Tematik Terpadu Pembelajaran Tematik Terpadu antar mata peserta didik an Menurut Fogarty dalam bukunya How to Integrate the Curricula (Fogarty,1991:XV) ada sepuluh macam model pembelajaran Tematik Terpadu, yaitu : 1) Model Terhubung (The Connected Model), 2) Model Jaring Laba-Laba (The Webbed Model), 3) Model Nested Model), 5) Model Penggalan KeTematik Terpaduan (The Integrated Model), 4) Model Sarang (The (The Fragmented Model ), 6) Model Terurut (The Sequenced Model), 7) Model Irisan (The Shared Model ), 8) Model Galur (The Threaded Model), 9) Model Celupan (The Immersed Model). Dan 10) Model Jaringan Kerja (The Networked model)
Kepala
sekolah
merupakan
kunci
keberhasilan
dalam
memberdayakan masyarakat dan lingkungan sekolah untuk itu sebagai seorang pemimpin kepala sekolah diharapkan mampu untuk berusaha membina, mengelola dan mengembangkan sumber daya-sumber daya yang ada di sekolah. Kepala Sekolah mempunyai tugas pokok mengelola penyelenggaraan kegiatan pendidikan dan pembelajaran di sekolah. Secara lebih operasional tugas pokok kepala sekolah mencakup kegiatan menggali dan mendayagunakan seluruh sumber daya sekolah secara Tematik Terpadu dalam kerangka pencapaian tujuan sekolah secara efektif dan efisien. A.Peran Kepala sekolah dalam Perencanaan Pembelajaran Dalam perencanaan , kepala sekolah perlu melibatkan sejumlah orang. Bukan hanya orang-orang dalam sekolah yang dilibatkan, tetapi juga orang-orang di luar sekolah. Dengan melibatkan sejumlah orang dalam perencanaan, di samping cukup banyak yang ikut serta berpikir, juga semua aspirasi dan kebutuhan sekolah dan masyarakat akan tertampung B. Peran Kepala Sekolah dalam Pelaksanaan ( Actuating) Pembelajaran Pelaksanaan pembelajaran merupakan dimana seorang guru diharapkan dapat memotivasi, kepada mendorong sehingga dan memberi dapat semangat/inspirasi siswa, siswa
mencapai tujuannya. Kegiatan pelaksanaan pembelajaran di sekolah terutama ditujukan kepada guru sebab merekalah yang terlibat lagi dalam proses pendidikan dan pembelajaran. Kepala sekolah dalam hal ini menekankan kegiatannya pada
Page | 157
usaha mempengaruhi guru-guru dalam melaksanakan tugas mengajar Pelaksanaan adalah kegiatan memimpin bawahan dengan jalan memberi perintah, memberi petunjuk, mendorong semangat kerja, menegakkan disiplin, memberikan berbagai usaha lainnya hingga mereka dalam melaksanakan tugas mengikuti arah yang telah ditetapkan dalam petunjuk, peraturan atau pedoman yang telah ditetapkan Diantara tugas tugas pokok kepala sekolah 1. 2. 3. 4. 5. Pendidik (Educator) Pemimpin (leader) Pengelola (manajer) Administrator Penyelia (Supervisor). Ada yang
C. Tahap Pengelolaan Program Pembelajaran Tahapan pengelolaan kegiatan pembelajaran tematik Tematik Terpadu dapat dilakukan sebagai berikut: 1. Perencanaan Perencanaan meliputi : a. Menetapkan apa yang mau dilakukan, kapan dan bagaimana cara melakukannya b. Membatasi sasaran dan menetapkan pelaksanaan kerja untuk mencapai hasil yang maksimal melalui proses penentuan target c. Mengembangkan alternatif-alternatif d. Mengumpulkan dan menganalisis informasi
Page | 158
e. Mempersiapkan dan mengkomunikasikan rencana-rencana dan keputusan-keputusan. 2. Pengorganisasian Pengorganisasian, meliputi: a. Menyediakan fasilitas, perlengkapan dan tenaga kerja yang diperlukan untuk melaksanakan rencana-rencana melalui proses penetapan kerja b. Pengelompokan komponen kerja ke dalam struktur organisasi secara teratur c. Membentuk struktur wewenang dan mekanisme koordinasi d. Memutuskan dan menetapkan metode dan prosedur e. Memilih, mengadakan pelatihan dan pendidikan guru serta mencari 3. Pengarahan Pengarahan meliputi: a. Menyusun kerangka waktu dan biaya secara terperinci b. Memprakarsai dan menampilkan kepemimpinan dalam melaksanakan rencana dan pengambilan keputusan c. Mengeluarkan instruksiinstruksi yang spesifik d. Membimbing, memotivasi dan melakukan supervisi. 4. Pengawasan Pengawasan meliputi: a. Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan yang mengacu pada rencana b. Melaporkan penyimpangan untuk tindakan koreksi dan merumuskan tindakan koreksi, menyusun standar-standar dan saran-saran c. Menilai pekerjaan dan melakukan tindakan koreksi terhadap penyimpangan-penyimpangan. sumber-sumber lain yang diperlukan dalam kegiatan pembelajaran.
Page | 159
Page | 160
T igatujuanutam a, y akni (1) bagaim anacara m engubahsikapPSpadapelatihanini, (2) pengetahuanapa sajay angharus dikuasai, dan(3) keteram pilanapa sajay angharus dilatihkan
Bagaim anacara m eng ubahsikap KS? PERUBAH ANSIKAP (MIND SET ) Keteram pilan Meny usunm odel superv isi keseuaianprog ramdeng an pedom anPem inatan PesertaD idik Mengidentifikasi kom ponen m odel superv isi kesesuaian programdeng anpedom an pem inatanpesertadidik Merancangstrateg im odel superv isikesesuaianprogram deng anpedom anpem inatan Pesertadidik Menetapkanalat superv isi y angrelev an
Keteram pilan Mensuperv isi KeterlaksanaanProgram Pem inatanPesertaDidik
Keteram pilan m ensuperv isi tindak lanjutketerlaksanaan prog ramPem inatan PesertaD idik
IND IKAT O R
MAT ERI
Perubah anMindset Pem utaranfilmm ekanism e pem inatanpesertadidik Filosofi Perubahan Kurikulu m , StandarNasional Pendidikan, danKonsep Kurikulu m2013
Meny usunm odel superv isi keterlaksan aanprogramPem inatan Pesertadidik Meny usunalatsuperv isi keterlaksan aanProgramPem inatan Pesertadidik D iskusi ram bu-ram bupeny usunan m odel superv isitin daklanjut keterlaksan aanProgramPem inatan Pesertadidik.
Mengalisis tay ang an v ideopelay anan pem inatanpesertadidik Melaksanakansim ulasi superv isi Melakukanrefleksi
D iskusi Peng em banganAlat superv isi Meng analisis hasil superv isi
D. Tujuan Umum Pelatihan Tujuan yang ingin dicapai dari sajian materi ini adalah memberikan pengetahuan, keterampilan dan sikap bagi Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah dalam kaitannya dengan pemilihan dan penetapan peminatan peserta didik. C. Indikator Umum Pencapaian 1. Memahami lingkup dan pelaksanaan peminatan peserta didik; 2. Menyusun program peminatan peserta didiik. 3. Menyelesaian berbagai kasus terkait pemilihan dan penetapan peserta didik
Page | 161
4. Mensupervisi pelaksanakan program peminatan peserta didik. 5. Mengevaluasi program peminatan peserta didik
D. Kompetensi Inti yang Harus Dicapai 1. Menyusun program peminatan peserta didiik. 2. Menyelesaikan berbagai kasus terkait pemilihan dan penetapan peserta didik 3. Mensupervisi pelaksanakan program peminatan peserta didik. 4. Mengevaluasi program peminatan peserta didik 5. Tindak lanjut keterlaksaan program peminatan peerta didik
E. Hasil Kerja Peserta Selama Pelatihan Setelah mengikuti pelatihan kepala sekolah dan pengawas sekolah mampunmewujudkan hasil kerja selama pelatihan secara kolektif: Kepala Sekolah; 1. Laporan komentar terkait mekanisme program peminatan peserta didik. 2. Laporan perhitungan analisis ketersediaan SDM 3. Analisis ketersediaan sarana prasarana 4. Laporan merumuskan jumlah kelompok peminatan dan rombongan belajar 5. Laporan supervisi keterlaksanaan kegiatan peminatan peeerta didik
Page | 162
Pengawas Sekolah: 1. Laporan mekanisme Supervisi Kesesuaian Program Peminatan Peserta Didik dengan Pedoman Peminatan Peserta Didik 2. Laporan mekanisme Supervisi Keterlaksanaan Program Peminatan Peserta Didik dengan Pedoman Peminatan Peserta Didik 3. Laporan mekanisme Supervisi Tindak Lanjut Keterlaksanaan Program Peminatan Peserta Didik
Page | 163
F. Tahapan, Narasumber, dan Peserta Pelatihan Sasaran akhir dari pelatihan adalah Kepala sekolah dan Pengawas Sekolah. Mengingat jumlah sasaran akhir pelatihan dan sebaran pelatihan sangat luas, maka pelatihan ini menerapkan strategi pelatihan terpadu dan berjenjang di tingkat nasional dan di tingkat provinsi (PPPPTK dan LPPKS) G. Struktur Pelatihan 1. Struktur Program Diklat Peminatan Peserta Didik Kepala Sekolah/Pengawas Sekolah SMA/SMK dapat dilihat pada table berikut: No. MATA DIKLAT ALOKASI WAKTU 1. Menyusun Program Peminatan Peserta Didik 2. Koordinasi Menyusun Program Peminatan Peserta Didik 3. Supervisi Keterlaksanaan Program Peminatan Peserta Didik 4. Evaluasi keterlaksanaan Program Peminatan Peserta Didik 5. Tindak Lanjut keterlaksanaan Program Peminatan Peserta Didik
HANDOUT
Page | 164
Tujuan
1. Memahami lingkup dan pelaksanaan peminatan peserta didik; 2. Menyusun program peminatan peserta didiik. 3. Menyelesaian berbagai kasus terkait pemilihan dan penetapan peserta didik 4. Mensupervisi pelaksanakan program peminatan peserta didik. 5. Mengevaluasi program peminatan peserta didik
Page | 165
SMA
3. Kelompok Mata Pelajaran C = 16 JP (PEMINATAN AKADEMIK) a. Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam b. Ilmu Sosial c. Bahasa 4. Matapelajaran pilihan pendalaman dan atau perluasan = 6 JP
SMK
3.Kelompok Mata Pelajaran C=28 JP PEMINATAN AKADEMIK DAN VOKASI) Bidang studi keahlian = 8 Program studi keahlian =45 Kompetensi keahlian =141 4. Tahapan dan Penanggulangan Disiplin
1. PRESTASI BELAJAR
4. MINAT BELAJ AR
Page | 166
Nilai UN
Minat siswa
P erha tianOrang T ua
S MA
3P em inatan S iswa
S MK
8Bidangs tudi k eahlian 45Prog rams tudi 141 K om petens i keahlian
PEMIN ATAN
2 alternatif Waktu
Page | 167
BAGAN 1
DIAGRAM ALIR ALTERNATIVE 1 (Mekanisme Peminatan Peserta Didik Bersamaan dengan Penerimaan Peserta Didik Baru )
Orang Tua
1 2 3 4
Datang Kesekolah
Mengembalikan Formulir
Seleksi Fisik
T ( ditolak)
Penetapan Peminatan
Y ( diterima )
Pengumuman
Lapor Diri
7 8
Proses Pembelajaran
Page | 168
KODE
1,2
7 8
BAGAN 2
DIAGRAM ALIR ALTERNATIF 2 (Mekanisme Peminatan Belajar Minggu Pertama Awal Tahun Pelajaran )
Page | 169
KETERANGAN DIAGRAM ALIR Peserta didik baru mendaftar, mengambil formulir peminatan. Pengisian dapat dilakukan dirumah dan dengan persetujuan Orang Tua. Peserta didik baru mengembalikan formulir peminatan belajar yang telah diisi lengkap kepada Tim Peminatan yang dikoordinir oleh Guru Bimbingan dan Konseling Guru Bimbingan dan Konseling melakukan seleksi administrasi dan wawancara peminatan belajar. Pada bidang tertentu sesuai kebutuhan dapat melakukan pemeriksaan fisik/ kesehatan. Penetapan peminatan belajar peserta didik Sidang penetapan peminatan belajar peserta didik dipimpin oleh Kepala Sekolah. Bentuk penetapan : Ya bagi yang dinyatakan diterima ( memenuhi persyaratan) dan Tdk bagi yang dinyatakan ditolak ( tidak memenuhi persyaratan) Bagi peserta didik yang tidak dapat diterima peminatannya sesuai dengan pilihan pertama dan atau tidak sesuai penetapan peminatannya, dilakukan konsultasi bersama antara guru bimbingan dan konseling dengan peserta didik dan orang tua. Hasil penetapan peminatan belajar peserta didik diumumkan secara tertulis dan terbuka. Peserta didik dikelompokkan berdasarkan peminatan belajarnya, dan selanjutnya lapor diri (herregristrasi) Peserta didik baru menempuh pembelajaran sesuai jadwal yang diselenggarakan oleh sekolah.
KODE
1,2
Page | 170
Page | 171
Page | 172
MATERI PELATIHAN
LINGKUP PEMINATAN PESERTA DIDIK A. Hakekat Peminatan Implementasi kurikulum 2013 akan dapat menimbulkan masalah bagi peserta didik SMA/MA dan SMK yang tidak mampu di dalam menentukan pilihan peminatan, baik kelompok mata pelajaran maupun mata pelajaran secara tepat, sehingga akan menimbulkan kesulitan dan kecenderungan gagal dalam belajar. Penentuan peminatan peserta didik, baik kelompok mata pelajaran dan pilihan mata pelajaran hendaknya sesuai dengan kemampuan dasar umum (kecerdasan), bakat, minat dan kecenderungan pilihan masing-masing peserta didik, untuk itu peminatan peserta didik harus dikelola dengan baik agar peserta didik dapat menentukan pilihan sesuai dan kemungkinan berhasil dalam belajar. Peminatan peserta didik merupakan upaya advokasi dan fasilitasi perkembangan potensi peserta dirinya didik untuk agar secara aktif mengembangkan memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara (arahan Pasal 1 angka 1 UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional) sehingga mencapai perkembangan optimal. Perkembangan optimal bukan sebatas tercapainya prestasi sesuai dengan kapasitas intelektual dan minat yang dimilikinya, melainkan sebagai sebuah kondisi perkembangan yang memungkinkan peserta didik mampu mengambil pilihan dan keputusan secara
Page | 173
sehat dan bertanggung jawab serta memiliki daya adaptasi tinggi terhadap dinamika kehidupan yang dihadapinya. Penetapan peminatan merupakan hal penting dalam
implementasi kurikulum 2013 karena adanya pilihan peminatan di SMA/MA/SMK, pilihan peminatan kelompok mata pelajaran di SMA/MA dan pilihan peminatan kelompok program keahlian di SMK. Peminatan kelompok mata pelajaran dan pilihan mata pelajaran merupakan upaya untuk membantu peserta didik dalam memilih dan mendalami mata pelajaran yang diikuti pada satuan pendidikan, memahami dan memilih arah pengembangan karir, dan menyiapkan diri serta memilih pendidikan lanjutan sampai ke perguruan tinggi sesuai dengan kemampuan dasar umum, bakat, minat dan kecenderungan pilihan masing-masing peserta didik. Upaya mengoptimalkan potensi peserta didik tersebut menuntut adanya kolaborasi yang baik antara guru mata pelajaran, guru wali kelas, Guru BK/Konselor atau konselor, kepala sekolah/madrasah dan orang tua/wali, seperti pelayanan pendalaman materi yang dilakukan guru mata pelajaran merupakan salah satu bentuk pengayaan mata pelajaran. Dengan demikian, penentuan peminatan peserta didik adalah sebuah proses yang akan melibatkan serangkaian pengambilan pilihan dan keputusan oleh peserta didik yang didasarkan atas pemahaman potensi diri dan peluang yang ada di lingkungannya. Permasalahan akan terjadi jika peserta didik tidak mampu untuk menetukan peminatan kelompok mata pelajaran dan pilihan mata pelajaran, sehingga akan menghambat proses pembelajaran. Untuk mencegah terjadinya masalah pada diri peserta didik maka diperlukan adanya pelayanan BK yang membantu memandirikan peserta didik melalui pengambilan keputusan terkait dengan memilih,
Page | 174
menentukan,
meraih
serta
mempertahankan
karier
untuk
mewujudkan kehidupan yang produktif dan sejahtera, serta untuk menjadi warga masyarakat yang peduli kemaslahatan umum melalui (upaya) pendidikan. Peminatan adalah proses yang berkesinambungan untuk memfasilitasi peserta didik mencapai tujuan pendidikan nasional, dan oleh karena itu peminatan harus berpijak pada kaidahkaidah dasar yang secara eksplisit dan implisit, terkandung dalam kurikulum. Pendalaman mata pelajaran merupakan aktivitas tambahan dalam belajar yang dilakukan oleh peserta didik yang memiliki kecerdasan dan bakat istimewa. Tujuan pendalaman mata pelajaran adalah untuk meluaskan dan memperdalam materi mata pelajaran tertentu sesuai dengan arah minatnya. Pendalaman mata pelajaran merujuk pada isi dan proses. Isi merujuk pada apa yang ada dalam materi yang diperkaya dan lebih sulit. Proses merujuk pada prosedur mental pemecahan masalah, pemikiran kreatif, pemikiran ilmiah, pemikiran kritis, perencanaan, analisis, dan banyak keterampilan pemikiran lainnya. Pendalaman didik berbakat mata pelajaran merangsang minat peserta cerdas untuk (1) mengembangkan
dan
keterampilan berpikir pada tingkatan yang lebih tinggi, (2) menginspirasi motivasi akademis tinggi, termasuk ambisi karier dan pendidikan yang tinggi, (3) memenuhi kebutuhan pendidikan, sosial, dan psikologis, termasuk membantu peserta didik berbakat untuk mengembangkan konsep diri yang baik, (4) memaksimalkan pembelajaran dan pengembangan peserta didik serta meminimalkan rasa bosan dan frustrasi, (5) mengembangkan akuntabilitas, keingintahuan, ketekunan, sikap pengambilan risiko, rasa haus akan pengetahuan, partisipasi
Page | 175
aktif, dan refleksi. Pendalaman materi mata pelajaran sifatnya memberi kesempatan peserta didik SMA, MA, dan SMK untuk mendapatkan kesempatan mengikuti mata kuliah di perguruan tinggi, selama yang bersangkutan berada di kelas XII dan atas kerjasama SMA/MA/SMK dengan Pergurutan Tinggi. Pada jenjang pendidikan menengah umum di SMA/MA, Guru BK/Konselor membantu peserta didik menentukan minat terhadap kelompok mata pelajaran pilihan yang tersedia, menentukan mata pelajaran pilihan di luar mata pelajaran kelompok minatnya, dan menentukan minat pendalaman materi mata pelajaran untuk mendapatkan kesempatan mengikuti mata kuliah di perguruan tinggi, selama peserta didik yang bersangkutan berada di kelas XII dan atas kerjasama sekolah dengan perguruan tinggi. Pada jenjang pendidikan menengah kejuruan, yaitu di SMK, Guru BK/Konselor membantu peserta didik menentukan minat dalam memilih program keahlian yang tersedia, dan menentukan mata pelajaran keahlian pilihan di luar mata pelajaran program keahlian minatnya. Guru BK/Konselor di SMA/MA dan SMK membantu peserta didik menentukan minatnya untuk melanjutkan dasar ke perguruan tinggi sesuai bakat, dengan kemampuan umum (kecerdasan), minat,dan
B. Pengertian Peminatan Peserta Didik Penyelenggaraan pendidikan dalam satuan pendidikan di SMA dan SMK selama ini (sebelum kurikulum 2013) terdapat program penjurusan peserta didik, bagi peserta didik SMA dilaksanakan di kelas XI dan di SMK program penjurusan dilaksanakan bersamaan dengan penerimaan siswa baru. Istilah
Page | 176
penjurusan peserta didik tidak tertuang dalam Kurikulum 2013, istilah yang muncul adalah peminatan peserta didik. Peminatan peserta didik dapat diartikan (1) suatu satuan pendidikan; pembelajaran berbasis minat peserta didik sesuai kesempatan belajar yang ada dalam (2) suatu proses pemilihan dan penetapan peminatan peserta didik pada kelompok mata pelajaran atau bidang kompetensi keahlian yang ditawarkan oleh satuan pendidikan; (3) suatu proses pengambilan pilihan dan keputusan oleh peserta didik tentang peminatan kelompok mata pelajaran, mata pelajaran, bidang keahlian atau kompetensi keahlian yang didasarkan atas pemahaman potensi diri dan peluang yang diselenggarakan pada satuan pendidikan; (4) dan suatu proses yang berkesinambungan keberhasilan optimal untuk proses dalam didik memfasilitasi dan hasil rangka dalam peserta belajar didik serta tujuan mencapai
perkembangan Peminatan
mencapai
pendidikan nasional. peserta penyelenggaraan pendidikan tidak sebatas pemilihan dan penetapan saja, namun juga termasuk adanya langkah lanjut yaitu pendampingan, pengembangan, penyaluran, evaluasi dan tindak lanjut. Peserta didik dapat memilih secara tepat tentang peminatannya apabila memperoleh informasi yang memadai atau relevan, memahami secara mendalam tentang potensi dirinya, baik kelebihan maupun kelemahanya. Pendampingan dilakukan melalui proses pembelajaran yang mendidik dan terciptanya suatu kondisi lingkungan pembelajaran yang kondusif. Penciptaan yang dimaksud paling tidak dilakukan oleh guru mata pelajaran bersama guru BK/Konselor serta kebijakan kepala sekolah dan layanan administrasi akademik yang mendukung. Pengembangan dalam arti bahwa adanya upaya yang dilakukan
Page | 177
untuk penyaluran dan pengembangan potensi peserta didik, misalnya dilakukan proses melalui magang, di untuk itu diperlukan pendidikan kerjasama yang baik antara sekolah dengan pihak lain terkait. Dalam pembelajaran satuan SMA/SMK, peserta didik diberikan mata pelajaran wajib yang ditempuh selama pendidikan yaitu kelompok mata pelajaran kelompok A dan kelompok B. Di samping itu, bagi peserta didik SMA diberi kesempatan untuk memilih peminatan akademik dan peserta didik SMK diberi kesempatan untuk memilih peminatan akademik dan vokasi yang di sebut peminatan kelompok mata pelajaran. Setiap peserta didik wajib memilih sejumlah mata pelajaran yang bersifat pendalaman atau perluasan bidang keahlian/peminatan yang dipilihnya. Peserta didik wajib menempuh kelompok mata pelajaran yang ditetapkan, namun juga diwajibkan memilih bidang keahlian dan mata pelajaran pilihan yang relevan dengan pilihan bidang keahliannya. Kerjasama dan sinergisitas kerja antar personal sekolah secara baik, persiapan/penataan kerja secara baik pula di setiap satuan pendidikan dapat menjadi fasilitas pendukung pembelajaran. Penciptaan penghormatan eksistensi bidang keahlian suatu profesi satu dengan profesi lainnya dalam satuan pendidikan sangat diperlukan dalam rangka profesionalitas kerja. C. Macam Pemintan Peserta didik Struktur sejumlah kurikulum pendidikan beban menengah belajar, terdiri dari mata pelajaran, dan kalender
pendidikan. Mata pelajaran terdiri dari mata pelajaran wajib dan mata pelajaran pilihan. Pada hakekatnya peminatan peserta didik antara SMA dan SMK terdapat perbedaan dan kesamaan. Persamaannya adalah bahwa peserta didik SMA dan SMK wajib menempuh kelompok mata pelajaran A dan B sejumlah 24 JP.
Page | 178
Kelompok mata pelajaran A sejumlah 6 mata pelajaran dengan alokasi waktu 17 JP dan 3 mata pelajaran dengan alokasi waktu 7 JP. Kelompok mata pelajaran A untuk peserta didik SMA dan SMK meliputi matapelajaran-matapelajaran dan Budi Pekerti, berikut (2) : (1) Pendidikan Agama Pendidikan
Kewarganegaraan, (3) Bahasa Indonesia, (4) Matematika, (5) Sejarah, (6) Bahasa Inggris. Kelompok matapelajaran B meliputi mata pelajaran: (1) Seni Budaya, (2) Prakarya, (3) Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan. Sedangkan peminatan kelompok mata pelajaran C antara SMA dan SMK adalah berbeda tentang nama mata pelajaran dan JP sebagai berikut. 1. Peminatan Peserta Didik SMA. Peminatan peserta didik sebagaimana tertuang dalam Kurikulum 2013 bagi peserta didik SMA adalah peminatan akademik terdiri dari: a. Peminatan Matematika dan Sains sejumlah 12 JP yang meliputi mata pelajaran Matematika, Biologi, Fisika, dan Kimia b. Peminatan Sosial sejumlah 12 JP yang meliputi matapelajaran Geografi, Sejarah, Sosiologi dan Antropologi, Ekonomi, c. Peminatan Bahasa sejumlah 12 JP yang meliputi mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, Bahasa dan Sastra Inggris, Bahasa dan Sastra lainnya, Antropologi. baru kelas X, disamping pemilihan Bagi peserta didik
peminatan tersebut, peserta didik diwajibkan memilih mata pelajaran sejumlah 6 JP yang dipilih dari mata pelajaran kelompok peminatan, atau mata pelajaran lintas peminatan,
Page | 179
sedangkan bagi peserta didik kelas XI dan XII memilih 4 JP tertuang dalam struktur kurikulum peserta SMA didik tahun SMA 2013 dalam sebagaimana tertuang dalam lampiran 8. Dengan demikian setiap pembelajaran wajib melakukan aktivitas sebagai berikut : a. Menempuh kelompok mata pelajaran A dan B sebagaimana kurikulum yang diberlakukan. b. Memilih dan menempuh pembelajaran peminatan kelompok mata pelajaran C yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan. c. Memilih dan menempuh mata pelajaran peminatan lintas minat dan/atau pendalaman peminatan peserta didik. 2. Peminatan Peserta Didik SMK Peserta didik SMK menempuh kelompok mata pelajaran A dan B sejumlah 24 JP seperti peserta didik SMA. Peminatan peserta didik SMK sebagaimana tertuang dalam Kurikulum 2013 yaitu peminatan akademik dan vokasi yang meliputi bidang studi keahlian, 45 (empat puluh lima) program studi keahlian, dan 141 (seratus empatpuluh satu) kompetensi keahlian sebagaimana tertera dalam lampiran 9. Setiap peserta didik SMK dalam pembelajaran melakukan aktivitas sebagai berikut. a. Menempuh kelompok mata pelajaran A dan B yang telah ditetapkan sebagaimana tertera dalam Kurikulum 2013. b. Memilih dan menempuh pembelajaran peminatan kelompok matapelajaran C (peminatan akademik dan vokasi) terdiri dari 3 (tiga) kelompok besar peminatan akademik dan vokasi yang meliputi : 8 (delapan) bidang studi keahlian, 45 (empat puluh lima) program studi keahlian, dan 145 (seratus empat puluh
Page | 180
lima) kompetensi keahlian. Kegiatan yang dilakukan peserta didik SMK: 1) memilih dan menempuh satu bidang studi keahlian, 2) memilih dan menempuh satu program studi keahlian yang tercakup dalam bidang studi keahlian, 3) memilih dan menempuh satu kompetensi keahlian yang tercakup dalam program studi keahlian. Sekolah diharapkan dapat mensosialisasikan Kurikulum 2013 yang diberlakukan di satuan pendidikan masing-masing secara rinci dan jelas, hal ini dimaksudkan untuk memberikan kemudahan bagi semua calon peserta didik, orang tua. Guru BK/Konselor diharapkan memberikan layanan informasi yang jelas dan detail berkaitan peminatan peserta didik yang diselenggarakan di satuan pendidikan, memberikan layanan konsultasi sesuai pemilihan potensi dan atau penetapan, kompetensi memberikan dan pendampingan, pengembangan dan penyaluran minat belajar dengan keahliannya kesempatan yang ada.
D. Tujuan Peminatan Peserta Didik Secara umum peminatan peserta didik bertujuan untuk membantu peserta didik SMA/MA dan SMK menetapkan minat pilihan kelompok mata pelajaran dan pilihan mata pelajaran serta pendalaman mata pelajaran yang diikuti pada satuan pendidikan yang sedang ditempuh, pilihan karir dan/atau pilihan studi lanjutan sampai ke perguruan tinggi. Secara khusus tujuan peminatan kelompok mata pelajaran dan pilihan mata pelajaran di SMA/MA atau SMK adalah:
Page | 181
1. Mengarahkan peserta didik SMA/MA untuk memahami dan mempersiapkan diri bahwa : a. Pendidikan di SMA/MA merupakan pendidikan untuk
menyiapkan peserta didik menjadi manusia dewasa yang mampu hidup mandiri di masyarakat. b. Kemandirian tersebut pada nomor (1) didasarkan pada kematangan pemenuhan potensi dasar, bakat, minat, dan keterampilan pekerjaan/karir. c. Kurikulum SMA/MA memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk memilih kelompok mata pelajaran dan pilihan mata pelajaran tertentu sesuai dengan kemampuan dasar umum (kecerdasan), bakat, minat dan kecenderungan pilihan masing-masing peserta didik. d. Setelah tamat dari SMA/MA peserta didik dapat bekerja di bidang tertentu yang masih memerlukan persiapan/pelatihan, atau melanjutkan ke perguruan tinggi dengan memasuki program studi sesuai dengan pilihan dan pendalaman mata pelajaran sewaktu di SMA/MA. 2. Mengarahkan peserta didik SMK untuk memahami dan
menyiapkan peserta didik menjadi manusia dewasa yang mampu hidup mandiri di masyarakat. b. Kemandirian tersebut pada nomor (1) didasarkan pada kematangan pemenuhan potensi dasar, bakat, minat, dan keterampilan pekerjaan/karir. c. Kurikulum SMK memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk memilih mata pelajaran program keahlian dan
Page | 182
mendalami materi mata pelajaran program keahlian tertentu sesuai dengan kemampuan dasar umum (kecerdasan), bakat, minat dan kecenderungan pilihan masing-masing peserta didik. d. Setelah tamat dari SMK peserta didik dapat bekerja di bidang tertentu sesuai yang ke studi dengan telah sesuai perguruan bidang tinggi studi atau dengan dan keahlian/kejuruan melanjutkan memasuki program dipelajarinya, dengan pilihan
pelajaran
pendalaman materi mata pelajaran sewaktu di SMK. E. Fungsi Peminatan Peserta Didik Fungsi peminatan peserta didik di SMA/MA dan SMK adalah : 1. Fungsi pemahaman, yaitu berkaitan dengan dipahaminya kemampuan, masing-masing bakat, minat, dan kecenderungan lingkungan pilihan untuk peserta didik serta
menentukan Peminatan kelompok mata pelajaran dan pilihan mata pelajaran yang diikuti, arah karir dan/atau studi lanjutan yang dipilihnya. 2. Fungsi pencegahan, yaitu berkaitan dengan tercegahnya berbagai masalah yang dapat mengganggu berkembangnya kemampuan, bakat, minat, dan kecenderungan pilihan masing-masing peserta didik secara optimal dalam kaitan dengan Peminatan kelompok mata pelajaran dan pilihan mata pelajaran yang diikuti, arah karir dan/atau studi lanjutan yang dipilihnya. 3. Fungsi pengentasan, yaitu berkaitan dengan tertentaskannya masalah-masalah peserta didik yang berhubungan dengan Peminatan kelompok mata pelajaran dan pilihan mata
Page | 183
pelajaran yang diikuti, arah karir dan/atau studi lanjutan yang dipilihnya. 4. Fungsi pemeliharaan dan pengembangan, yaitu berkaitan dengan peserta terkembangkan didik secara dan optimal mata terpeliharanya dalam kemampuan, dengan mata bakat, minat, dan kecenderungan pilihan masing-masing kaitannya dan Peminatan dipilihnya. 5. Fungsi advokasi, yaitu berkaitan dengan upaya terbelanya peserta didik dari berbagai kemungkinan yang mencederai hak-hak mereka dalam pengembangan kemampuan, bakat, minat, dan kecenderungan pilihan masing-masing peserta didik secara optimal dalam peminatan kelompok mata pelajaran dan pilihan mata pelajaran serta pendalaman mata pelajaran yang diikuti, arah karir dan/atau studi lanjutan. E, Komponen Peminatan Peserta Didik Minat merupakan gejala psikologis, berkaitan dengan pikiran dan perasaan terhadap suatu objek. Perhatian, pemahaman, dan perasaan yang mendalam terhadap suatu objek dapat menimbulkan minat. Objek yang menarik cenderung akan menimbulkan minat. Minat merupakan perasaan suka, rasa tertarik, kecenderungan dan gairah atau keinginan yang tinggi seseorang terhadap suatu objek. Dalam kaitannya dengan peminatan peserta didik dalam satuan pendidikan SMA, objek yang dimaksudkan adalah bidang peminatan matematika dan sains, sosial dan bahasa. Sedangkan peminatan satuan pendidikan SMK, objek yang dimaksudkan adalah bidang studi keahlian, program studi keahlian, dan kompetensi keahlian.
Page | 184
kelompok
pelajaran
pilihan
Peserta didik dihadapkan kepada objek tersebut, dan diberi kesempatan untuk memilih sesuai dengan potensi yang dimiliki dan kesempatan yang ada. Pemilihan peminatan yang tepat dan mempunyai arti penting bagi prospek kehidupan peserta didik masa depan adalah tidak mudah, untuk itu memerlukan layanan bantuan tepat yang dilakukan oleh tenaga profesional. Dalam konteks ini, profesi bimbingan dan konseling dipandang paling tepat untuk memfasilitasi pemilihan peminatan peserta didik. Minat dipengaruhi oleh faktor dalam diri dan luar diri peserta didik. Komponen pokok yang perlu dipertimbangkan dalam melakukan pemilihan dan penetapan peminatan peserta didik SMA dan SMK dapat meliputi prestasi belajar, prestasi non akademik, pernyataan minat peserta didik, perhatian orang tua dan diteksi potensi peserta didik. Berikut ini disajikan uraian peran masingmasing komponen dalam penetapan peminatan peserta didik. 1. Prestasi belajar yang telah dicapai selama proses pembelajaran merupakan cerminan kecerdasan dan potensi akademik yang dimiliki. Prestasi belajar peserta didik pada kelas VII, VIII, dan IX merupakan profil kemampuan akademik peserta didik, yang dapat dijadikan dasar pertimbangan pokok dalam peminatan. Profil kondisi prestasi belajar yang dicapai dapat sebagai prediksi keberhasilan belajar selanjutnya. Kesungguhan dan keajegan belajar dapat berpengaruh positif terhadap peningkatan prestasi belajar pada program pendidikan selanjutnya. Prestasi belajar merupakan cerminan potensi peserta didik, sehingga dapat dijadikan komponen pokok dalam pertimbangan pemilihan dan penetapan peminatan peserta didik. Data prestasi belajar diperoleh melalui teknik dokumentasi dan diharapkan semua calon
Page | 185
peserta didik menyerahkan fotocopy raport SMP/MTs yang disyahkan oleh kepala sekolah yang bersangkutan. 2. Prestasi non akademik merupakan cerminan bakat tertentu pada diri peserta didik. Prestasi non akademik yang telah dicapai, seperti kejuaraan dalam lomba melukis, menyanyi, menari, pidato, bulu tangkis, tenis meja, dll., merupakan indikasi peserta didik memiliki kemampuan khusus/bakat tertentu. Terdapat relevansi antara kejuaraan suatu lomba dengan kemudahan melakukan aktivitas dan keberhasilan belajar mata pelajaran tertentu yang sesuai dengan kemampuan khusus yang dimiliki. Data ini dapat diperoleh melalui isian (angket) yang disiapkan dan teknik dokumentasi berupa fotocopy piagam penghargaan yang dimiliki calon peserta didik sejak Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah. 3. Nilai ujian nasional (UN) yang dicapai merupakan cerminan kemampuan akademik mata pelajaran tertentu berstandar nasional. Prestasi belajar dapat sebagai pertimbangan untuk pemilihan Diasumsikan dan penetapan peserta peminatan didik peserta didik. bahwa tidak mengalami
kecelakaan fisik atau psikis dan kebiasaan belajar tetap dapat dipertahankan bahkan ditingkatkan, maka nilai UN tepat sebagai pertimbangan penetapan peminatan peserta didik sesuai kelompok mata pelajarannya. Nilai UN diperoleh melalui teknik dokumentasi berupa fotocopy daftar nilai UN dan daftar isian (angket) yang disiapkan. 4. Minat belajar tinggi ditunjukkan dengan perasaan senang yang mendalam terhadap peminatan tertentu (mata pelajaran, bidang studi keahlian, program studi keahlian, kompetensi keahlian) berkontribusi positif terhadap proses dan hasil belajar. Peserta didik merasa senang, antusias, tidak
Page | 186
merasa
cepat
lelah,
sungguh-sungguh
dalam
mengikuti
pembelajaran di sekolah maupun aktivitas belajar di rumah disebabkan memiliki minat yang tinggi terhadap apa yang dipelajarinya. Pernyataan minat dapat secara tertulis. Pernyataan mencerminkan apa yang diinginkan dan merupakan indikasi akan kesungguhan dalam belajar sebab aktivitas belajar berkaitan erat dengan minatnya. 5. Cita-cita peserta didik untuk studi lanjut, pekerjaan, dan jabatan erat hubungannya dengan potensi yang dimilikinya dan dipengaruhi oleh hasil pengamatan terhadap figur dan keberhasilan seseorang/sekelompok dalam kehidupannya. Di samping itu, atas dasar informasi yang diperoleh baik secara langsung maupun tidak langsung juga berpengaruh terhadap munculnya cita-cita peserta didik. Informasi yang jelas dan prospesktif juga dapat merangsang munculnya cita-cita. Keinginan yang kuat untuk mencapai bidang studi lanjut, jabatan, dan pekerjaannya sangat berpengaruh positif terhadap aktivitas belajar. Sinkronisasi antara cita-cita dengan potensi peserta didik dan prestasi yang dicapai dengan kesempatan belajar untuk mencapai cita-cita, dapat menumbuhkan semangat belajar yang dipilihnya. 6. Perhatian orang tua, fasilitasi dan latar belakang keluarga berpengaruh positif terhadap kesungguhan-ketekunankedisiplinan dalam belajar. Restu orang tua merupakan
kekuatan spiritual yang dapat memberikan kemudahan yang dirasakan oleh peserta didik dalam belajar dan mencapai keberhasilan belajar. Anak mempunyai hubungan emosional dengan orang tua, juga berkaitan dengan semangat belajar. Intensitas hubungan orang tua dengan anak dapat
Page | 187
menumbuhkan motivasi belajar yang berdampak kualitas proses dan hasil belajar. Namun disadari bahwa yang belajar adalah anak, dan orang tua sebatas mengharapkan hasil belajar anak dan memfasilitasi belajar. Untuk itu, perhatian, fasilitasi, dan harapan orang tua terhadap peminatan peserta didik penting dipertimbangkan, Bila namun bukan sebagai antara dan penentu dikaji peminatan. mendalam terdapat perbedaan
peminatan peserta didik dengan orang tua, maka yang perlu lebih adalah prospek peminatan kesiapan belajar anak. Orang tua diharapkan lebih pada memberikan dukungan atas pilihan peminatan putra-putrinya. Namun demikian, guru BK/Konselor hendaknya cermat dalam berdialog dengan orangtua tentang penempatan peminatan peserta didiknya, apalagi orang tua yang bersangkutan sangat berharap atas pilihan peminatan putra-putrinya.
Page | 188
A. Penelusuran Peminatan Peserta Didik Ketepatan dalam penetapan peminatan peserta didik memerlukan berbagai macam data atau informasi tentang diri peserta didik. Data yang dapat digunakan dalam layanan peminatan peserta didik antara lain prestasi belajar kelas VII, VIII, dan VIII di SMP/MTs, prestasi non akademik (kejuaraan kegiatan lomba seni, olah raga, dll. mulai dari SD/MI), nilai ujian nasional, minat studi lanjut, minat pekerjaan, minat jabatan, cita-cita kehidupan dimasa depan, perhatian orang tua, fasilitasi pembelajaran, status sosial ekonomi, harapan orang tua dalam pilihan peminatan, dan harapan orang tua setelah putra-putrinya lulus dari sekolah. Teknik memperoleh data untuk peminatan peserta didik tersebut dapat digunakan teknik non tes, meliputi teknik-teknik sebagai berikut : 1. Dokumentasi, sebagai teknik untuk memperoleh data prestasi belajar berdasarkan buku raport peserta didik kelas VII, VIII, dan IX serta nilai ujian nasional di SMP/MTs. Data ini dapat digunakan untuk analisis perkembangan belajar peserta didik yang merupakan cerminan kesungguhan belajar, kecerdasan umum dan kecerdasan khusus yang dimaknakan dari mata pelajaran yang ditempuh relevansinya dengan bidang keahlian atau jenis peminatan peserta didik. 2. Angket, sebagai teknik untuk memperoleh data tentang minat belajar peserta didik dan perhatian orang tua. Isian minat belajar peserta didik sebab dapat isian dipergunakan minat untuk penetapan peminatan merupakan
Page | 189
didik. Isian perhatian orang tua merupakan bukti tertulis yang dapat dipertanggungjawabkan kebenaran data tersebut. 3. Wawancara, sebagai teknik yang dapat digunakan untuk mengklarifikasi isian angket dan hal lain yang diperlukan. 4. Observasi, sebagai teknik yang dapat digunakan untuk memperoleh data kondisi fisik dan perilaku yang nampak sebagai bahan pertimbangan dalam penetapan peminatan peserta didik. Di samping teknik non tes, dapat juga menggunakan teknik tes, seperti tes psikologis yang dilaksanakan oleh tester atau tes peminatan yang dapat dilaksanakan oleh guru BK/Konselor. Data yang dapat diperoleh melalui teknik tes dapat dianalisisis dan dipergunakan dasar penetapan peminatan peserta didik. Data teknik non tes (dokumentasi, angket, wawancara, observasi, dll) secara lengkap dan tepat menganalisis serta interpretasi yang benar dapat dijadikan dasar pemilihan dan penetapan peminatan peserta didik. Pemilihan dan penetapan peminatan peserta didik dengan menggunakan data dari teknik non tes adalah sudah dapat dipertanggungjawabkan. B. Pengorganisasian Peminatan Peserta didik Penetapan peminatan peserta didik diperlukan berbagai data peserta didik dan orang tua yang mempunyai makna dan saling berkaitan dalam pemilihan dan penetapan peminatan peserta didik. Data yang berkaitan dengan peminatan peserta didik dapat diperoleh dengan menggunakan teknik tes dan non tes. Teknik non tes dapat diyakini sebagai teknik untuk memperoleh data pokok untuk penetapan peminatan peserta didik. Namun pada sekolah tertentu yang memiliki daya dukung dana dan tenaga serta mengharapkan data lebih banyak lagi,
Page | 190
maka
potensi peminatan peserta didik. Data yang diperlukan untuk menetapkan peminatan peserta didik meliputi : 1. Data prestasi belajar peserta didik dari sekolah sebelumnya (SMP/MTs) kelas VII, VIII, dan IX dicermati perkembangan dan jumlah nilai setiap mata pelajaran yang terkait dengan peminatan belajar. 2. Data prestasi/nilai belajar UN dicermati relevansinya dengan peminatan dan nilai UN digabungkan dengan nilai raport, sebagai pertimbangan menyusun ranking. 3. Data prestasi non akademik yang diperoleh dicermati relevansinya dengan peminatan dan dapat diberi skore tingkat sekolah =1, kecamatan = 2, kabupaten = 3, nasional = 5, dan internasional =7. diperlukan sebagai bahan menyusun ranking. 4. Data tentang minat studi lanjut, minat pekerjaan, minat jabatan, minat mata pelajaran, cita-cita kehidupan di masa depannya dan bidang peminatan yang dipilih, harus dicermati apakah terdapat relevansinya. Bila terdapat kesesuaian, maka mendukung untuk penetapan peminatan peserta didik. Namun bila tidak relevan dengan peminatannya, maka dalam wawancara lebih ditekankan klarifikasi dan diberikan informasi yang memberikan wawasan lebih luas. 5. Data perhatian, fasilitasi, harapan, pendidikan, pekerjaan, sosial ekonomi orang tua diharapkan memberikan dukungan terhadap peminatan peserta didik, terutama data tentang keinginan bidang keahlian diharapkan terdapat kesesuaian antara anak dan orang tua. Bila hasil pencermatan data orang tua peserta didik tidak memberikan dukungan terhadap peminatan peserta didik, maka perlu dipahami lebih lanjut provinsi = 4, Pemberian skore ini
Page | 191
tentang perhatian orang tua melalui wawancara. Dalam penetapan peminatan perlu lebih mendasarkan pada data prestasi dan minat yang telah diperoleh dan ditambah hasil wawancara dan observasi. 6. Data diteksi potensi peserta didik di SMP/MTs atau rekomendasi Guru BK/Konselor SMP/MTs tentang peminatan peserta didik. 7. Data diteksi potensi peserta didik melalui tes peminatan yang dilaksanakan di SMA/ SMK, akan diperoleh rekomendasi kecenderungan jenis peminatan peserta didik.
Page | 192
Secara skematis dapat dilihat diagram pengorganisaian peminatan peserta didik sebagai berikut.
DIAGR AM PENGOR GANIS AS IANPEMINA T AN PE S ER T ADID IK
Nilai UN
Minat siswa
P erhatianOrang T ua
S MA
3P em inatan S isw a
S MK
8Bidangs tudi k eahlian 45P rog rams tudi 141 K om petens ik eahlian
Memperhatikan data yang dapat diperoleh dalam proses peminatan peserta didik dan diagram tersebut, maka dapat disajikan penetapan peminatan peserta didik yang sesuai dengan kondisi dan daya dukung masing-masing satuan pendidikan sebagai berikut. Guru BK/Konselor dalam proses pemilihan dan menetapkan peminatan peserta didik berdasarkan sebagai berikut : a. Prestasi belajar peserta didik kelas VII, VIII, IX yang diperoleh di SMP/MTs. b. Prestasi UN yang diperoleh di SMP/MTs c. Prestasi non akademik yang diperoleh dari SD/MI s/d SMP/MTs.
Page | 193
6 (enam) komponen
d. Minat belajar peserta didik yang diperoleh dari angket saat pendaftaran/ pendataan. e. Rekomendasi Guru BK/Konselor SMP/MTs. f. Perhatian dan harapan orang tua akan peminatan belajar putra-putrinya.
Proses pemilihan dan penetapan peminatan peserta didik melibatkan berbagai personal, meliputi peserta didik sebagai subjek belajar; orang tua memberikan perhatian dan dukungan; guru BK/Konselor menelusuri dan mengorganisasikan serta menetapkan peminatan peserta didik dan menciptakan kondisi yang kondusif untuk pembelajaran yang mendidik, guru mata pelajaran melaksanakan dan kuota pembelajaran; dan penyelenggaraan kepala sekolah memberikan kebijakan pada umumnya
pendidikan
kelompok peminatan peserta didik yang diselenggarakan. C.Kriteria Penetapan Peminatan Peserta Didik Penetapan peminatan peserta didik yang dilaksanakan bersamaan dengan kegiatan penerimaan siswa baru, maka terdapat dua hal penting yaitu kriteria yang secara formal diselenggarakan ditambah nilai penetapannya adalah nilai ujian secara nasional formal kegiatan/kejuaraan yang
diselenggarakan secara resmi oleh pemerintah atau organisasi profesi atau organisasi sosial. Di samping itu, sesuai dengan karakteristik berupa tes progam fisik peminatan atau belajar tertentu atau kompetensi keahlian tertentu memerlukan persyaratan khusus kesehatan, maka dipersilakan menyelenggarakan tes fisik/ kesehatan bagi peserta didik. Hal ini dimaksudkan untuk kelancaran pembelajaran bagi peserta
Page | 194
didik, sedangkan rambu-rambu kriteria penetapan peminatan peserta didik sebagai berikut : 1. Peminatan Peserta Didik SMA a. Peminatan Matematika dan Sains 1) Diutamakan bagi yang memilih peminatan Matematika dan Sains sebagai pilihan pertama 2) Memiliki Nilai rata-rata Mata pelajaran Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam lebih tinggi 3) Diutamakan memiliki Prestasi Non Akademik Mata Pelajaran yang relevan dengan bidang Matematika dan Sains. 4) Memiliki data perhatian orang tua 5) Memiliki Rekomendasi Guru BK/Konselor SMP/MTs. pada peminatan Matematika dan Sains (kalau ada) b. Peminatan Sosial 1) Diutamakan 2) Memiliki bagi yang memilih Mata peminatan Pelajaran Sosial Ilmu sebagai pilihan pertama Nilai rata-rata Pengetahuan Sosial pada semester 1, 2, 3, 4, 5, 6, dan UN lebih tinggi 3) Diutamakan memiliki Prestasi Non Akademik yang relevan dengan bidang mata Ilmu Pengetahuan Sosial 4) Memiliki data perhatian orang tua 5) Memiliki Rekomendasi dari Guru BK/Konselor SMP/MTs. pada peminatan Sosial (kalau ada) c. Peminatan Bahasa 1) Diutamakan bagi yang memilih Peminatan Bahasa sebagai pilihan pertama Semester 1,2,3,4,5,6 dan UN
Page | 195
2) Memiliki
Nilai
rata-rata
Mata
Pelajaran
Bahasa
(Indonesia dan Inggris), pada semester 1, 2, 3, 4, 5, 6, dan UN lebih tinggi 3) Diutamakan memiliki Prestasi Non Akademik relevan dengan bidang mata pelajaran (Indonesia dan Inggris) 4) Memiliki data perhatian orang tua 5) Memiliki Rekomendasi dari Guru BK/Konselor SMP/MTs pada peminatan Bahasa (kalau ada) 2. Peminatan Peserta Didik SMK a. Teknologi dan Rekayasa 1) Diutamakan bagi yang memilih peminatan Kelompok Teknologi dan Rekayasa sebagai pilihan pertama 2) Hasil tes fisik dan kesehatan = normal (menyesuaikan kebutuhan sekolah) 3) Memiliki Nilai rata-rata matapelajaran Matematika dan Bahasa Inggris pada semester 1, 2, 3, 4, 5, 6, dan UN lebih tinggi 4) Diutamakan memiliki Prestasi Non Akademik yang relevan dengan bidang Teknologi dan Rekayasa 5) Memiliki data perhatian orang tua 6) Memiliki rekomendasi dari Guru BK/Konselor SMP/MTs. pada peminatan Teknologi dan Rekayasa (kalau ada) b. Teknologi Informasi dan Komunikasi 1) Diutamakan bagi yang memilih peminatan Kelompok Teknologi dan Rekayasa sebagai pilihan pertama 2) Hasil tes fisik dan kesehatan = normal (menyesuaikan kebutuhan sekolah) yang Bahasa
Page | 196
3) Memiliki nilai rata-rata Mata pelajaran Matematika dan Bahasa Inggris pada semester 1, 2, 3, 4, 5, 6, dan UN lebih tinggi 4) Diutamakan memiliki Prestasi Non Akademik relevan dengan bidang Informasi dan Komunikasi. 5) Memiliki data perhatian orang tua 6) Memiliki rekomendasi dari Guru BK/Konselor SMP pada peminatan Teknologi dan Rekayasa (kalau ada) c. Kesehatan 1) Diutamakan bagi yang memilih peminatan Kelompok Kesehatan sebagai pilihan pertama. 2) Hasil tes fisik dan kesehatan = normal (menyesuaikan kebutuhan sekolah) 3) Memiliki nilai rata-rata mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan Matematika pada semester 1, 2, 3, 4, 5, 6, dan UN lebih tinggi 4) Diutamakan memiliki Prestasi Non Akademik yang relevan dengan bidang Kesehatan 5) Memiliki data perhatian orang tua 6) Memiliki rekomendasi dari Guru BK/Konselor SMP/MTs pada peminatan Kesehatan (kalau ada) d. Agribisnis dan Agroteknologi 1) Diutamakan bagi yang memilih peminatan Kelompok Agribisnis dan Agroteknologi sebagai pilihan pertama 2) Hasil tes fisik dan kesehatan = normal ( menyesuaikan kebutuhan sekolah) 3) Memiliki nilai rata-rata Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam, Matematika dan Bahasa Inggris yang
Page | 197
4) Diutamakan memiliki Prestasi Non Akademik yang relevan dengan bidang Agribisnis dan Agroteknologi. 5) Memiliki data perhatian orang tua 6) Memiliki rekomendasi dari Guru BK/Konselor SMP/MTs. pada peminatan Agribisnis dan Agroteknologi (kalau ada) e. Perikanan dan Kelautan 1) Diutamakan bagi yang memilih peminatan Kelompok Perikanan dan Kelautan sebagai pilihan pertama 2) Hasil tes fisik dan kesehatan = normal ( menyesuaikan kebutuhan sekolah) 3) Memiliki Nilai rata-rata Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam, Matematika dan Bahasa Inggris yang
pada semester 1, 2, 3, 4, 5, 6, dan UN lebih tinggi 4) Diutamakan memiliki Prestasi Non Akademik relevan dengan bidang Perikanan dan Kelautan. 5) Memiliki data perhatian orang tua 6) Memiliki rekomendasi dari Guru BK/Konselor SMP/MTs. pada peminatan Perikanan dan Kelautan (kalau ada) f. Bisnis dan Manajemen 1) Diutamakan bagi yang memilih peminatan Kelompok Bisnis dan Manajemen sebagai pilihan pertama 2) Memiliki Nilai rata-rata Mata pelajaran Matematika dan Ilmu Pengetahuan Sosial pada semester 1, 2, 3, 4, 5, 6, dan UN lebih tinggi 3) Diutamakan memiliki Prestasi Non Akademik relevan dengan bidang Bisnis dan Manajemen. 4) Memiliki data perhatian orang tua 5) Memiliki rekomendasi dari Guru BK/Konselor SMP/MTs. pada peminatan Bisnis dan Manajemen (kalau ada) yang
Page | 198
g. Pariwisata 1) Diutamakan bagi yang memilih peminatan Kelompok Pariwisata sebagai pilihan pertama 2) Hasil tes fisik dan kesehatan = normal (menyesuaikan kebutuhan sekolah) 3) Memiliki Nilai rata-rata Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam, Matematika dan Bahasa Inggris yang
pada semester 1, 2, 3, 4, 5, 6, dan UN lebih tinggi 4) Diutamakan memiliki Prestasi Non Akademik relevan dengan bidang Pariwisata. 5) Memiliki data perhatian orang tua 6) Memiliki rekomendasi dari Guru BK/Konselor SMP/MTs. pada peminatan Pariwisata (kalau ada) h. Seni Kerajinan 1) Diutamakan bagi yang memilih peminatan Kelompok Seni Kerajinan sebagai pilihan pertama 2) Memiliki Nilai rata-rata Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam, dan Bahasa (Indonesia dan Inggris) pada semester 1, 2, 3, 4, 5, 6, dan UN lebih tinggi 3) Diutamakan memiliki Prestasi Non Akademik yang relevan dengan Kerajinan 4) Memiliki data perhatian orang tua 5) Memiliki rekomendasi dari Guru BK/Konselor SMP/MTs. pada peminatan Seni Kerajinan (kalau ada) Nilai rata-rata lebih tinggi merupakan standar untuk menentukan pilihan peminatan peserta didik. Kondisi SDM dan sarana dan prasarana yang dimiliki oleh satuan pendidikan menjadi penentu penetapan kuota setiap jenis peminatan. Informasi yang jelas disampaikan secara tertulis sebelum proses pemilihan dan penetapan peminatan peserta didik, antara lain
Page | 199
tentang kuota keseluruhan, kuota minimal-maksimal setiap jenis peminatan, komponen pertimbangan penetapan, kriteria penetapan, mekanisme kerja dalam penetapan peminatan, waktu layanan untuk pemilihan dan penetapan peminatan peserta didik. Bila terdapat jumlah peserta didik yang melebihi kuota untuk setiap jenis peminatan, maka dalam penetapannya dilakukan berdasarkan ranking. D. Pemetaan Peminatan Peserta Didik Peminatan peserta didik dapat dimaknai sebagai fasilitasi pengembangan potensi sesuai minat peserta didik sesuai tujuan yang ingin dicapai dalam tujuan pendidikan nasional sebagaimana yang tertuang dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Layanan peminatan peserta didik baik di SMA maupun di SMK senantiasa melalui proses yang meliputi (1) layanan informasi tentang peminatan peserta didik (2) layanan pemilihan dan penetapan peminatan peserta didik, (3) layanan pendampingan melalui pembelajaran yang mendidik dan layanan bimbingan dan konseling, (4) pengembangan potensi peserta didik melalui praktik lapangan dan magang dan pengembangan potensi peserta didik melalui penyaluran bakat dan minat akademik maupun non akademik. Sebagaimana yang telah diuraikan di atas tentang pengorganisasian dan kreteria penetapan peminatan peserta didik, berikut ini disajikan pemetaan peminatan peserta didik dalam diagram berikut :
Page | 200
Keberhasilan belajar dan karir peserta didik dapat dipengaruhi oleh pemilihan dan penetapan peminatan secara tepat, pembinaan minat belajar melalui pembelajaran yang mendidik yang dilakukan oleh guru mata pelajaran dan layanan bimbingan dan konseling yang dilakukan oleh guru BK/Konselor, serta penciptaan kondisi lingkungan yang kondusif untuk pembelajaran yang diciptakan bersama oleh guru mata pelajaran bersama guru BK/Konselor. Peserta didik dalam proses pembelajaran akan melakukan penyesuaianpenyesuaian terhadap bidang keahlian atau peminatannya dan kondisi lingkungan yang baru. Hal ini memerlukan pendampingan agar jangan sampai mengalami kesulitan dan dapat berkembang secara cepat dan optimal sesuai dengan potensinya.
Page | 201
Peminatan peserta didik dapat dimulai saat peserta didik mengenal objek dan diberi kesempatan atau ada kesempatan untuk berbuat. Semenjak anak usia dini yang dikembangan melalui Pendidikan Anak Usia Dini, dilanjutkan ke Pendidikan Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Tingkat Pertama, Sekolah Menengah Tingkat Atas dengan tingkat perkembangannya yang dan sampai di berupa tingkat Perguruan Tinggi. Peminatan peserta didik sesuai dapat peminatan terhadap mata pelajaran, studi lanjut, keahlian, pekerjaan, jabatan, dan kehidupan keluarga. Harapan akhir dari pendidikan adalah peserta didik menjadi manusia yang berakhlak mulia, cerdas dan terampil, serta dapat mencapai kemandirian, kebahagiaan, dan kesejahteraan yang berlandaskan akhlak mulia. E. Langkah Pokok Peminatan Peminatan kelompok mata pelajaran dan pilihan mata pelajaran dimulai sedini mungkin, yaitu sejak peserta didik menyadari bahwa dirinya berkesempatan memilih jenis sekolah dan/atau mata pelajaran dan/atau arah karir dan/atau studi lanjutan. Ketika itulah langkah-langkah peminatan kelompok mata pelajaran dan pilihan mata pelajaran secara sistematik dimulai, mengikuti sejumlah langkah yang disesuaikan dengan tingkat peminatan tertentu. 1. Langkah Pertama: Pengumpulan Data Langkah ini dilakukan untuk mengumpulkan data tentang : a. Data pribadi peserta didik : kemampuan dasar umum (kecerdasan), bakat dan minat serta kecenderungan potensi. b. Keluarga c. Kondisi lingkungan d. Mata pelajaran wajib dan pilihan
Page | 202
e. Sistem pembelajaran, termasuk Sistem Kredit Semester (SKS) f. Informasi pekerjaan/karir g. Bahan informasi karir h. Bahan informasi pendidikan lanjutan i. Data kegiatan belajar j. Data hasil belajar k. Data khusus tentang peserta didik.
Page | 203
2. Langkah Kedua: Informasi Peminatan Langkah ini dilakukan pada awal masuk sekolah yaitu pada masa orientasi studi, memasuki kelas baru, dan menjelang akhir studi, peserta didik diberikan informasi selengkapnya, sesuai dengan jenis dan jenjang satuan pendidikan peserta didik, yaitu informasi tentang : a. Sekolah ataupun program yang sedang mereka ikuti dan setamat dari sekolah atau selepas dari kelas yang mereka duduki sekarang. b. Kurikulum dan berbagai mata pelajaran baik yang wajib maupun berkenaan pilihan yang diikuti peserta minat didik, terutama mata dengan pilihan arah kelompok
pelajaran dan pilihan mata pelajaran, pendalaman mata pelajaran serta lintas mata pelajaran. c. Informasi tentang karir atau jenis pekerjaan yang perlu dipahami dan/atau yang dapat dijangkau oleh tamatan pendidikan yang sedang ditempuh sekarang, terutama berkenaan dengan peminatan vokasi. d. Informasi tentang studi lanjutan setamat pendidikan yang sedang ditempuh sekarang. Layanan informasi tentang berbagai hal di atas dapat dilakukan melalui layanan klasikal untuk semua peserta didik. Layanan informasi ini dapat dilengkapi dengan layanan orientasi melalui kunjungan ke sekolah/madrasah dan/atau lembaga kerja yang sesuai dengan peminatan/pilihan peserta didik.
Page | 204
Langkah ini terfokus pada kecocokan antara kondisi pribadi peserta didik dengan syarat-syarat atau tuntutan kelompok mata pelajaran dan dan pilihan pada mata pelajaran pilihan dalam dan/atau rangka sekolah/madrasah, arah pengembangan karir, kondisi orang tua lingkungan umumnya, terutama peminatan akademik, kejuruan, pendalaman mata pelajaran, lintas minat mata pelajaran dan studi lanjutan. Keadaan yang diinginkan ialah kondisi pribadi peserta didik benar-benar cocok atau sejajar, atau setidak-tidaknya mendekati, dengan persyaratan dan kesempatan yang ada. Kecocokan itu disertai dengan tersedianya fasilitas yang ada di sekolah dan cukup memadai, serta dukungan moral dan finansial yang memadai pula (terutama dari orang tuanya). Langkah ketiga itu dilaksanakan melalui kontak langsung Guru BK/Konselor, Guru Mata Pelajaran, dan Guru Wali Kelas dengan peserta didik melalui penyajian angket ataupun modul. Kontak langsung ini disertai pembahasan individual, diskusi kelompok dan kegiatan lain melalui strategi transformasionalBMB3 yang mengajak peserta didik berpikir, merasa, bersikap, bertindak, dan bertanggung jawab atas berbagai aspek pilihan yang tersedia dan keputusan yang diambil1). 4. Langkah Keempat : Penyesuaian Langkah ketiga di atas dapat menghasilkan pilihan
peminatan kelompok mata pelajaran atau mata pelajaran yang tepat bagi peserta didik dan orang lain yang berkepentingan (terutama orang tua), atau pilihan yang tepat bagi peserta didik tetapi tidak disetujui oleh orang tuanya. Apabila ketidakcocokan itu terjadi maka perlu dilakukan peninjauan kembali melalui
Strategi transformasional-BMB3 juga perlu ditempuh pada layanan informasi dan langkah pertama.
1)
orientasi pada
Page | 205
layanan
konseling
individual
baik
terhadap
peserta
didik
dan/ataupun orang tuanya. Apabila pilihan dan keputusan peminatan kelompok mata pelajaran dan pilihan mata pelajaran tepat tetapi sekolah/madrasah yang sedang atau akan diikuti tidak tersedia pilihan yang diinginkan, maka peserta didik yang bersangkutan dapat dianjurkan untuk mengambil pilihan itu di sekolah lain. Lebih jauh, apabila pilihan dan keputusan tepat dan fasilitas di sekolah/madrasah tersedia, tetapi dukungan finansial tidak ada, maka perlu dilakukan konseling individual (dengan peserta didik dan orang tuanya untuk membahas kemungkinan mencari bantuan atau beasiswa). Apabila pilihan dan keputusan tidak tepat, maka peserta didik yang bersangkutan perlu mengganti pilihan kelompok mata pelajaran dan pilihan mata pelajaran lain dan perlu dilakukan penyesuaian-penyesuaian pada diri peserta didik dan pihak-pihak yang berkepentingan. Untuk ini diperlukan layananan konseling individual bagi peserta didik yang bersangkutan. Demikian, langkah keempat dilaksanakan
seoptimal mungkin demi kesuksesan studi peserta didik sesuai dengan kemampuan dasar (kecerdasan), bakat, minat, dan kecenderungan pilihan masing-masing peserta didik. 5. Langkah Kelima: Monitoring dan Tindak Lanjut Guru BK/Konselor, Guru Mata Pelajaran, dan Guru Wali Kelas memonitor penampilan dan kegiatan peserta didik asuhnya secara keseluruhan dalam menjalani program pendidikan yang diikutinya, khususnya berkenaan dengan peminatan kelompok mata pelajaran dan pilihan mata pelajaran yang dipilihnya. Perkembangan dan berbagai permasalahan peserta didik perlu diantisipasi dan memperoleh pelayanan bimbingan dan konseling secara tepat.
Page | 206
Kegiatan monitoring dapat menggunakan format-format (lihat lampiran) yang diadministrasikan, secara berkala, minimal setiap tengah dan akhir/awal semester, hasil isian format itu kemudian mendapatkan pembahasan dan tindak lanjut secara tepat.
F. Waktu Pemilihan dan Penetapan Peminatan Peserta Didik Penetapan peminatan peserta didik dilakukan Guru
BK/Konselor bersama tim menyiapkan informasi yang jelas tentang daya tampung, jenis bidang peminatan, persyaratan khusus yang diperlukan pada peminatan mata pelajaran atau bidang keahlian tertentu, kriteria diterima dan ditolak sebagai peserta didik baru dan persyaratan lapor diri (herregristrasi) sebagai peserta didik baru serta proses pembinaan, pengembangan dan penyaluran. Kepala sekolah perlu mengatur personalia sekolah untuk layanan pemilihan dan penetapan peminatan peserta didik, memberikan layanan informasi yang mudah diakses oleh semua pihak. Calon peserta didik dan orang tua calon peserta didik diharapkan lebih aktif mencari informasi, mengisi formulir, menetapkan peminatannya, menyerahkan persyaratan pendaftaran calon peserta didik, peserta didik mengikuti seleksi dan bagi yang dinyatakan diterima dilanjutkan lapor diri sebagai peserta didik baru, dan bagi yang tidak diterima dikembalikan kepada orang tua. Setelah selesai lapor diri, maka peserta didik menempuh pendidikan sesuai dengan peminatannya yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan. Layanan peminatan bagi peserta didik baru SMA dan SMK dapat dilaksanakan dengan menggunakan salah satu alternative
Page | 207
yang meliputi pemilihan dan penetapan pemilihan peminatan bersamaan dengan proses penerimaan peserta didik baru atau pada awal tahun pelajaran baru setelah calon peserta didik baru dinyatakan diterima sebagai peserta didik baru. 1. Alternatif pertama, proses pemilihan dan penetapan peminatan bersamaan dengan penerimaan peserta didik baru (PPDB). Alternatif ini memiliki efisiensi kerja sebab sekali bekerja sekaligus dapat 2 (dua) hasil yaitu proses penerimaan peserta didik baru dan pemilihan peminatan dapat terselesaikan. Peserta didik yang tidak diterima karena macam peminatannya tidak sesuai, maka peserta didik yang bersangkutan masih ada kesempatan mendaftar ke sekolah lain. Untuk kelancaran proses dan ketepatan hasil kerja, maka ada beberapa kegiatan yang perlu dilaksanakan oleh kepala sekolah, guru BK/Konselor, orang tua, dan guru mata pelajaran serta peserta didik sebagai berikut. Adapun uraian tugas dari pelaksana adalah sebagai berikut : a. Kepala sekolah diharapkan dapat: 1) Memfasilitasi penyelenggaraan pembelajaran berbasis peminatan a membentuk kepanitiaan penerimaan peserta didik baru dan layanan peminatan peserta didik b menganalisis peta keahlian guru yang dimiliki dan sarana dan prasarana yang dapat dipergunakan untuk pembelajaran. c menetapkan kuota peserta didik dan bidang
peminatan yang akan diselenggarakan d menyusun pembelajaran rancangan yang pembagian dan tugas layanan
mendidik
Menetapkan criteria calon peserta didik yang dapat diterima sebagai peserta didik baru
Menetapkan
komponen
dan
criteria
peminatan
belajar bagi peserta didik baru h Mengumumkan kuota, bidang peminatan belajar, syarat pendaftaran calon peserta didik baru, syarat Pendaftaran Ulang peserta didik baru, tata tertib sekolah dan waktu mulainya pembelajaran tahun pelajaran baru kepada calon peserta didik baru atau masyarakat luas melalui papan pengumuman di sekolah, sekolah. 2) Memfasilitasi pemilihan dan penetapan peserta didik; melalui kegiatan-kegiatan : a menetapkan alur/mekanisme proses pendafataran dan seleksi calon peserta didik baru b menetapkan kriteria bagi calon peserta didik yang dapat diterima sebagai peserta didik baru c menetapkan syarat dan waktu lapor diri bagi peserta didik baru yang dinyatakan diterima 3) Memfasilitasi dan menugaskan guru BK/Konselor untuk melaksanakan tugas program peminatan peserta didik yang meliputi pemilihan dan penetapan, pendampingan, pengembangan, penyaluran, evaluasi dan tindak lanjut. 4) Bersama-sama Guru BK/Konselor menetapkan Peminatan Peserta Didik, melalui kegiatan : a Memfasilitasi layanan konsultasi bagi orang tua dan peminatan media cetak setempat, dan website
Page | 209
atau peserta didik tentang proses pemilihan dan penetapan peminatan melalui Guru BK/Konselor.
b .
b.Guru BK/Konselor Guru BK/Konselor melaksanakan tugas profesi bimbingan dan konseling secara utuh sesuai dengan konsep bimbingan dan konseling. Dalam kaitannya dengan program peminatan peserta didik, Guru BK/Konselor mempunyai tugas : 1) Menyelenggarakan layanan pemilihan dan
penetapan peminatan yang sesuai dengan potensi peserta didik dan kesempatan yang ada pada satuan pendidikan, dengan uraian tugas sebagai berikut : a) Menetapkan komponen peminatan peserta didik b) Menyiapkan didik c) Menetapkan cara peserta didik d) Menyiapkan mengungkap e) Menyiapkan instrumen peminatan dan (non peserta test) didik untuk dan dalam menetapkan peminatan 210kriteria210 peminatan peserta
dukungan orang tua menyampaikan informasi peminatan peserta didik meliputi kuota, macam peminatan, cara, komponen dan kriteria dalam penetapan pilihan peminatan kepada calon peserta didik baru atau masyarakat luas. f) Mengumpulkan data peminatan peserta didik g) Menganalisis data peminatan peserta didik
Page | 210
h) Menetapkan
peminatan
dan
pengelompokan
belajar peserta didik i) Memberikan layanan konsultasi kepada orang tua atau peserta didik yang memerlukan atau tidak sesuai dengan antara penetapan dari sekolah dengan peminatan pilihan diri peserta didik dalam konseling dan/atau orang tua. 2) Menyelenggarakan dengan cara pendampingan layanan pembelajaran sesuai dengan peminatan peserta didik memberikan individual, konseling kelompok, bimbingan kelompok, dan bimbingan klasikal. 3) Menyelenggarakan pengembangan dan penyaluran potensi peserta didik dengan cara melakukan kegiatan praktik dan atau magang bekerjasama dengan dunia usaha dan dunia usaha serta lembaga terkait. 4) Menyelenggarakan evaluasi penyelenggaraan program peminatan dan tindak lanjut yang perlu dilakukan untuk pengembangan potensi peserta didik dengan memperhatikan kesempatan yang ada. 5) Bekerjasama pendidik dengan guru mata pelajaran dan dan lainnya, melakukan pembinaan
c. Guru Mata Pelajaran: 1) Melaksanakan peminatan proses peserta pembelajaran didik yang berbasis bisa
Page | 211
menumbuhkembangkan potensi peserta didik secara optimal 2) Memberikan dukungan hasil pilihan dan penetapan peminatan 3) Bekerjasama peserta didik. d. Wali Kelas Wali kelas bekerjasama dengan Guru BK/Konselor dan Guru Mata Pelajaran untuk : 1) Melaksanakan pendampingan kepada peserta didik untuk mencapai optimalisasi hasil belajar sesuai pilihan peminatannya. 2) Memberikan pelayanan kepada peserta didik berkenaan dengan : Informasi sekolah/madrasah yang sedang dijalani Informasi peminatan akademik dan sistem sks Peran dan tanggungjawab peserta didik peminatannya. e. Orang tua Peserta Didik Baru ; 1) Mencermati sekolah 2) Mendapingi putra-putrinya saat proses pendaftaran, pengisian format peminatan peserta didik. 3) Memberikan motivasi belajar yang kuat atas dasar pilihan peminatan putra-putrinya. informasi yang disampaikan oleh dalam peserta dengan didik Guru dengan BK/Konselor cara dalam menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik. pembinaan dan pendampingan terhadap peminatan
Page | 212
4) Proaktif
melakukan
konsultasi
kepada
Guru
BK/Konselor dalam rangka pendampingan putraputrinya untuk keberhasilan belajarnya. 5) Mendampingi aktivitas belajar putra-putrinya selama di luar sekolah. f. Calon Peserta Didik; 1) Mencermari informasi tentang pendaftaran peserta didik baru dan peminatan belajar serta membicarakan dengan orang tua, tentang isian formulir pendaftaran dan pilihan peminatannya. 2) Menentukan pemahaman pilihan terhadap peminatan potensi sesuai diri, dengan dan minat,
pertimbangan orang tua serta prospek masa depan. 3) Menerima keputusan penetapan peminatan yang ditetapkan oleh sekolah, namun bila tidak sesuai segera konsultasi kepada Guru BK/Konselor. 4) Menyesuaikan diri secara baik di sekolah dan belajar secara bersungguh-sungguh sesuai peminatannya. 5) Memahami, mentaati dan melaksanakan tatatertip sekolah yang diberlakukan. Berikut ini disajikan alternatif rancangan proses pemilihan dan penetapan peminatan peserta didik yang dilaksanakan bersamaan dengan Penerimaan Peserta Didik Baru SMA/SMK sebagaimana tabel berikut :
Page | 213
Tabel 3.1 Rancangan Kegiatan Pemilihan dan Penetapan Peminatan Peserta Didik Bersamaan dengan Penerimaan Peserta Didik Baru.
No
Uraian Kegiatan Penetapan kuota peserta didik baru dan macam peminatan peserta didik Menyusun kepanitiaan penerimaan peserta didik baru Penetapan system program belajar peserta didik (Paket atau SKS) Penetapan persyaratan mendaftar sebagai calon peserta didik baru Penetapan kriteria calon peserta didik yang dapat dinyatakan diterima sebagai peserta didik baru Penetapan komponen peminatan peserta didik Penetapan syarat pendaftaran ulang bagi peserta didik baru Rancangan tugas guru Sosialisasi tentang kuota/ daya tampung dan macam peminatan
Pelaksana
Sasaran Calon peserta didik baru Pendidik dan Tenaga Kependidi kan Calon peserta didik baru Calon peserta didik baru
Waktu Minggu I bulan Mei Minggu I bulan Mei Minggu I bulan Mei Minggu I bulan Mei
Panitia
Kepala sekolah
Waka Kesiswaan
Kepala sekolah
Waka Kurikulum
Waka Kesiswaan
Panitia
Waka Kesiswaan Koordinator Bimbingan dan Konseling Waka Kesiswaan Kepala sekolah Waka Humas
Panitia
Calon peserta didik baru Calon peserta didik baru Calon peserta didik baru Pendidik Masyaraka t
Minggu I bulan Mei Minggu I bulan Mei Minggu I bulan Mei Minggu ke II bulan Mei Minggu ke II Mei s.d Minggu ke II Juni
Guru BK/Konselor
Panitia
8 9
Page | 214
No
Uraian Kegiatan peserta didik, persyaratan pendaftaran sebagai calon peserta didik baru, kriteria penetapan yang diterima, syarat Pendaftaran Ulang peserta didik baru. Pengambilan formulir pendaftaran calon peserta didik baru Layanan konsultasi bagi peserta didik dan orang tua yang mengalami kesulitan penetapan pilihan peminatan peserta didik Penyerahan persyaratan administrasi akademik persyaratan calon peserta didik baru Seleksi performance (fisik dan kesehatan, peminatan kelompok teknologi/ tertentu) Seleksi administrasi akademik persyaratan calon peserta didik baru Penetapan calon peserta didik baru yang memenuhi
Penanggu ng Jawab
Pelaksana
Sasaran
Waktu
10
Waka Kesiswaan
Panitia
Minggu ke II Juni
11
Guru BK/Konselor
Minggu ke II Juni
12
Waka Kesiswaan
Panitia
13
Koordinator Bimbingan dan Konseling Koordinator Bimbingan dan Konseling Kepala Sekolah
14 15
Calon peserta didik baru Calon peserta didik baru Page | 215
No
Uraian Kegiatan kreteria yang dapat dinyatakan diterima dengan peminatannya, dan bila diperlukan disiapkan daftar cadangan urutan peminatan Pengumuman hasil seleksi dengan kelompok peminatannya, dan bila diperlukan diberikan cadangan daftar cadangan urutan peminatan. Pendaftaran Ulang bagi yang dinyatakan diterima Layanan peserta didik cadangan dapat melakukan Pendaftaran Ulang, apabila ada yang mengundurkan diri Pendaftaran Ulang susulan bila ada cadangan yang dinyatakan diterima sebagai peserta didik baru Orientasi Peserta Didik Baru Penyelenggaraan Pembelajaran
Penanggu ng Jawab
Pelaksana
Sasaran
Waktu
16
Kepala Sekolah
Panitia
Minggu I Juli
17
Waka Kesiswaan
Panitia
Calon peserta didik baru Calon peserta didik baru yang sebagai cadangan
Minggu ke I Juli
18
Minggu ke II Juli
19
Panitia
Calon peserta didik baru Calon peserta didik baru Satuan pendidika n
Minggu ke II Juli
20 21
Page | 216
No
Uraian Kegiatan
Penanggu ng Jawab
Pelaksana
Sasaran r
Waktu
22
Waka Kurikulum
Peserta didik
23
Guru BK/Konselor
Peserta didik
24
Kepala Sekolah
Minggu ke III Juli Minggu ke III Desembe r Minggu ke III Juli Minggu ke III Desembe r Minggu III Juli dan Minggu ke II Desembe r
Secara peminatan
proses peserta
pemilihan didik
dan
penetapan dilaksanakan
yang
bersamaan dengan pendaftaran calon peserta didik baru adalah sebagaimana diagram berikut ini.
Page | 217
KETERANGAN DIAGRAM ALIR Calon peserta didik didampingi/bersama secara detail orang tua
KODE
menggali
informasi
tentang
prosedur 1,2
peminatan (tata cara, kuota, syarat pendaftaran, dll.) di sekolah yang akan dituju. Di samping itu, orang tua menerima kembali putra-putrinya yang dinyatakan tidak diterima dalam penerimaan siswa baru. Calon peserta didik mendaftar, mengambil formulir
Page | 218
peminatan belajar di ruang yang disediakan sekolah. Pengisian formulir dapat dilakukan dirumah dan dilakukan pencermatan secara teliti. Calon peserta didik mengembalikan formulir yang telah diisi lengkap di ruang pengembalian formulir di sekolah Guru BK/Konselor melakukan seleksi : Administrasi, akademik dan melayani wawancara peminatan peserta didik. Bila diperlukan untuk persyaratan jenis peminatan tertentu, dapat dilakukan pemeriksaan kesehatan yang dilakukan oleh tenaga ahli. Penetapan - Sidang penetapan peminatan belajar dipimpin oleh Kepala Sekolah. - Bentuk penetapan : Y adalah bagi yang diterima adalah bagi yang 6 (memenuhi persyaratan) dan T 5 4
ditolak (tidak memenuhi persyaratan) - Hasil penetapan peminatan peserta didik diumumkan secara tertulis dan terbuka Bagi calon peserta didik yang dinyatakan diterima melanjutkan proses berupa lapor diri, sedangkan bagi yang dinyatakan ditolak kembali ke orang tua masingmasing. Calon peserta didik yang diterima, melapor diri
(herregristrasi) Setelah melapor diri, peserta didik sesuai peminatannya menempuh proses
Page | 219
b. Alternatif minggu
kedua, pertama
proses pemilihan dan penetapan peserta didik dilaksanakan pada awal tahun pelajaran baru.
peminatan belajar
Pelaksanaan pemilihan dan penetapan peminatan peserta didik dilaksanakan oleh Guru BK/Konselor bekerjasama dengan pendidik lainnya dan tenaga kependidikan yang ada. Langkah yang dilakukan oleh Guru BK/Konselor meliputi : (1) pemberian informasi dan orientasi tentang macam dan kuota peminatan belajar, mekanisme, komponen yang dipergunakan dalam penetapan, kriteria penetapan; (2) menyiapkan dan menggunakan instrument dan atau format peminatan peminatan peserta didik untuk mengumpulkan data dan orang tuanya; (3)
mengumpulkan data peminatan peserta didik baik data dokumentasi, observasi maupun wawancara, (4) analisis data peminatan yang terkumpul; (5) penetapan peminatan peserta didik berdasarkan hasil analisis; (6) melayani konsultasi peminatan bagi peserta didik dan atau orang tua; (7) mengelompok rombongan belajar berdasarkan peminatan pemilihan peserta dan didik dan satuan kelas. peserta Proses didik Guru penetapan peminatan
dilaksanakan oleh berbagai personalia sekolah sesuai tugas masing-asing yang meliputi kepala sekolah, BK/Konselor, guru matapelajaran, orang tua, dan peserta didik serta tenaga kependidikan. Adapun uraian tugas pelaksana peminatan peserta didik pada dasarnya sama dengan proses pemilihan dan penetapan peminatan yang dilaksanakan bersamaan dengan penerimaan peserta didik baru.
Page | 220
Berikut ini disajikan alternatif rancangan proses pemilihan dan penetapan peminatan peserta didik yang dilaksanakan pada minggu pertama pembelajaran tahun pelajaran baru SMA/SMK sebagaimana tabel berikut.
Tabel 3.3. Rancangan Kegiatan Pemilihan dan Penetapan Peminatan Belajar Peserta Didik pada Minggu Pertama Tahun Pelajaran Baru.
No 1 Uraian Kegiatan Menyusun Panitia Peminatan Penetapan macam dan kuota peminatan peserta didik Penetapan Komponen dan kriteria peminatan sebagai persyaratan rekomendasi peminatan peserta didik Penyiapan Form/Instrumen Peminatan peserta didik Sosialisasi Program Peminatan Peserta Didik Penyampaian Form Peminatan sesuai Komponen yang dipersyaratkan Penanggu ng Jawab Kepala sekolah Kepala sekolah Pelaksana Koordinator BK Panitia Sasaran Guru BK/Konselor Peserta didik baru Waktu Minggu I bulan Mei Minggu I bulan Mei
Kepala Sekolah
Guru BK/Konselor
Komponen
Koordinator Bimbingan dan Konseling Kepala Sekolah Koordinator Bimbingan dan Konseling
Format/inst rumen peminatan Peserta didik baru dan orang tua Peserta didik baru dan orang tua
Minggu II-III bulan Mei Minggu I Awal tahun Pelajaran Minggu I Awal tahun Pelajaran
Guru BK/Konselor
Page | 221
No 7
10
11
12
Uraian Kegiatan Pendampingan pengisian data Peminatan yang dipersyaratkan Layanan konsultasi bagi peserta didik dan orang tua yang mengalami kesulitan penetapan pilihan peminatan. Analisis Form Komponen Peminatan Peserta Didik Pelaporan Hasil Analisis Form Peminatan Peserta Didik Rapat/Sidang Penetapan Peminatan Peserta Didik Pengumuman Hasil Penetapan Peminatan Peserta Didik Penyelenggaraan Pembelajaran
Guru BK/Konselor
Koordinator Bimbingan dan Konseling Koordinator Bimbingan dan Konseling Kepala Sekolah Kepala Sekolah
Form data sesuai Komponen Peminatan Hasil analisis Dokumen hasil analisis Peserta didik baru dan orang tua Satuan pendidikan
Panitia
13
Waka Kurikulum
14
Waka Kurikulum
15
Guru BK/Konselor
Minggu II Awal tahun Pelajaran Minggu II Awal tahun Pelajaran Minggu II Awal tahun Pelajaran Minggu II Awal tahun Pelajaran Minggu III Juli s.d Minggu ke III Desembe r Minggu III Juli s.d Minggu ke III Desembe r Minggu III Juli s.d Minggu ke III Desembe r
Page | 222
No
Penanggu ng Jawab
Pelaksana
16
Kepala Sekolah
Pada dasarnya setiap peserta didik baru (kelas X) boleh melakukan pindah peminatannya dengan catatan masih dapat terselenggara pembelajarannya di satuan pendidikan yang bersangkutan sesuai dengan aturan jumlah satuan kelas. Layanan pemindahan peminatan dilakukan sampai maksimal minggu ke tiga tahun pelajaran baru. Pindah peminatan hendaknya dilakukan atas dasar rekomendasi guru mata pelajaran dan atau hasil konsultasi intensif antara peserta didik-guru mata pelajaran-wali kelas dan Guru BK/Konselor serta orang tua. Proses penetapan peminatan peserta didik hendaknya dilakukan oleh tenaga profesional di sekolah, dengan harapan dapat tepat penetapan peminatan belajar yang berpengaruh positif terhadap kelancaran proses pembelajaran dan hasil belajar optimal. Secara skematis alir proses pemilihan dan penetapan peminatan peserta didik sebagai berikut:
Page | 223
Page | 224
KODE 1,2
Kelebihan dari mekanisme pemilihan dan penetapan peminatan yang dilaksanakan bersamaan dengan penerimaan peserta didik baru adalah peminatan sudah sesuai sejak awal, sehingga bila tidak sesuai peserta didik masih memperoleh kesempatan untuk mencari sekolah lain yang sesuai dengan peminatannya, maka calon peserta didik dapat mencari sekolah lain yang sesuai dengan peminatannya.
Page | 225
DAFTAR RUJUKAN ABKIN (2013), Panduan Konseling. Umum Pelayanan Bimbingan dan
ABKIN (2013), Panduan Khusus Pelayanan Bimbingan dan Konseling (Peminatan Siswa) Anonim (2011), Pedoman Mutu Unit kerja Kesiswaan tentang Penerimaan Peserta Didik Baru SMK Marsudi Luhur I Yogyakarta. Anonim (2012), Pedoman Penerimaan Peserta Didik Baru dan Penjurusan SMA Negeri 2 Kota Yogyakarta. Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta (2012), Petunjuk Teknis Pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru. Depdiknas RI (2008), Penataan Pendidikan Profesional Konselor dan Layanan Bimbingan dan Konseling dalam Jalur Pendidikan Formal. Dirjen Mandikdasmen (Nomor 251/C/KEP/MN/2008), Spektrum Keahlian Pendidikan Menengah Kejuruan. Ditjen PMPTK (2007), Rambu-rambu Penyelenggaraan Layanan Bimbingan dan Konseling dalam Jalur Pendidikan Formal. Dirjen Mandikdasmen (Nomor : 251/C/KEP/MN/2008) tentang Spektrum Keahlian Pendidikan Menengah Kejuruan. Gysbers, N.C., Henderson P. (2012), Developing & Managing Your School Guidance & Counseling Program, American Counseling Association. Masyarakat Profesi Bimbingan dan Konseling Indonesia (2013), Masukan Pemikiran Tentang Peran Bimbingan Dan Konseling Dalam Kurikulum 2013. Puskurbuk, Balitbangdiknas (2010), Model Pengembangan Diri PPPPTK Penjas dan BK, Depdiknas (2010), Pengelolaan Pelayanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah.
Page | 226
LEMBAR KERJA (LK) KEPALA SEKOLAH LK 1 MEKANISME PROGRAM PEMINATAN PESERTA DIDIK
Guru Identifikasi kondisi sekolah Sarpras Animo PD Penetapan Rombel Penerimaan BerkasPeserta DidikBaru Pendaftaran PesertaDidik Baru PenetapanKelp. Peminatan
Sosialisasi ke Masyarakat
Prosses Seleksi
Diterima
Pilihan Peminatan
Sesuai
Penetapa n PDB
Ditolak
Tidak Sesuai
Page | 227
No .
MATAPELAJARAN
JUMLAH GURU
PeminatanMatematikadanIlmuAlam
1. Matematika
PeminatanIlmu-ilmuSosial
1. Geografi
II
PeminatanIlmuBahaasadanBudaya
1. BahasadanSastra Indonesia 2. BahasadanSastraInggris
III
3. BahasaAsing Lain (Arab, Mandarin, Jepang, Korea, Jerman, Perancis) 4. antropologi 1. Agama
5.
Page | 228
MATAPELAJARAN
JUMLAH GURU
Kelompok C (Peminatan Mata PelajaranPeminatanAkademikdanVokasi (SMK/MAK) DasarBidangKeahlian 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10 . 11 . 12 . 13 . 14 . Fisika Kimia GambarTeknik PemrogramanDasar SistemKomputer PengantarEkonomidanBisnis PengantarAkuntansi PengantarAdministrasiPerkantoran IPA Terapan PengantarPariwisata Dasar-dasarDesain PengetahuanBahan WawasanSeniPertunjukan Tata TeknikPentas
Page | 229
15 .
ManajemenPertunjukan
Dasar Program Keahlian PaketKeahlian LK 3 ANALISIS KETERSEDIAAN SARANAPRASARANA (SMK/MAK) No . 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10 . Kelas Laboratorium ..
JUMLAH
Page | 230