You are on page 1of 6

HUBUNGAN ANTARA STATUS PERNIKAHAN PADA WANITA USIA 25-35 TAHUN DENGAN TINGKAT DEPRESI

Oleh : Kelompok 7

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN JURUSAN KEDOKTERAN PURWOKERTO 2012

USUL KARYA TULIS ILMIAH HUBUNGAN ANTARA STATUS PERNIKAHAN PADA WANITA USIA 25-35 TAHUN DENGAN TINGKAT DEPRESI

Diajukan Sebagai Pedoman Pelaksanaan Penelitian (Karya Tulis Ilmiah) Pada Fakultas Kedokteran dan Ilmu Ilmu Kesehatan Purwokerto

Disetujui dan disahkan Pada tanggal ..

Pembimbing I

Pembimbing II

. NIP. Mengetahui : Pembantu Dekan I

NIP. ..

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Ilmu Kesehatan

. NIP.

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Depresi merupakan gangguan mental yang sering terjadi di tengah masyarakat. Berawal dari stres yang tidak diatasi, maka seseorang bisa jatuh ke fase depresi. Penyakit ini kerap diabaikan karena dianggap bisa hilang sendiri tanpa pengobatan.Padahal, depresi yang tidak diterapi dengan baik bisa berakhir dengan bunuh diri. Selain itu, depresi yang berat juga menimbulkan munculnya berbagai penyakit fisik, seperti gangguan pencernaan (gastritis), asma, gangguan pada pembuluh darah (kardiovaskular), serta menurunkan produktivitas (Belmarker, 2008). World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa depresi berada pada urutan keempat penyakit di dunia pada tahun 2000. Pada tahun 2020, depresi diperkirakan menempati urutan kedua penyakit di dunia. Hal ini menunjukkan suatu masalah yang serius bagi dunia. Di Indonesia sendiri masih banyak kejadian depresi yang dimuat di surat kabar maupun ditayangkan di televisi. Ketua Komite Medik RS Jiwa Dr.Soeharto Heradjan, Jakarta, dr. Gerald Mario Semen SpKJ (2012) menyatakan sekitar 15 persen penduduk di Indonesia diketahui mengalami depresi yang disebabkan tekanan hidup yang semakin berat . Pernyataan tersebut dikemukakan beliau saat pelatihan 140 orang dokter umum dari seluruh puskesmas di Nusa Tenggara Barat. Kejadian depresi yang dipublikasikan di media Indonesia lebih sering menimpa wanita. Depresi pada wanita memang sangat umum. Bahkan, wanita dua kali lipat untuk mengembangkan kemungkinan depresi klinis dibanding pria. Tinggi tingkat depresi pada wanita berhubungan dengan faktor biologi dan faktor sosial. Depresi terjadi paling sering wanita di usia 25 hingga 35 tahun pada wanita karena pada usia tersebut umumnya seorang wanita sudah ingin berkeluarga dan hidup bahagia dengan pasangannya (Danesh, 2007; Grigoriadis, 2007). Depresi pada wanita dapat disebabkan oleh berbagai hal seperti peristiwa besar dalam hidup (kematian orang yang dicintai, pindah tempat tinggal, kehilangan pekerjaan),

terkena penyakit berat, serta dampak obat-obatan dan narkoba. Penyebab lain dari depresi pada wanita seperti usia, status pernikahan, kepribadian, stresor sosial, dukungan sosial, pekerjaan, hubungan pernikahan yang tidak memuaskan, dan kurangnya dukungan sosial dari orang-orang terdekat (Durand, 2006; Danesh, 2007; Grigoriadis, 2007). Faktor status pernikahan masih menjadi hal yang menarik untuk diteliti, sebab riset tentang hubungan status pernikahan dengan tingkat depresi masih sedikit terutama di Indonesia Hubungan status pernikahan dengan depresi pernah diteliti di Kanada tahun 2012. Para peneliti dari University of Toronto, Kanada, mengadakan riset yang melibatkan lebih dari 6.000 wanita, baik yang sudah menikah, lajang, maupun yang tinggal bersama pasangannya tanpa ikatan pernikahan.Hasil riset menunjukkan wanita yang sudah menikah memiliki resiko depresi yang jauh lebih rendah ketimbang wanita yang masih melajang. Pimpinan riset, Dr Marcelo Urquia memaparkan, sumber stress terbesar yang dialami para wanita dalam hubungan hidup seatap tanpa ikatan pernikahan ialah kemungkinan terjadinya kekerasan fisik maupun ketergantungan terhadap obat-obatan terlarang. Penelitian tersebut menunjukkan, ada sekitar 20 hingga 35 persen wanita lajang yang rentan terhadap depresi, dibandingkan dengan wanita menikah yang hanya tercatat 10 persen. Di pihak lain Profesor Hans Ulrich Wittchen dari Universitas Teknologi Dresdean, Jerman menungkapkan bahwa pernikahan pada pria dapat menurunkan risiko serangan deperesi sedangkan pada wanita pernikahan meningkatkan risiko depresi. Menurut Profesor Wittchen wanita yang sudah menikah belum tentu tingkat depresi lebih rendah dari wanita yang belum menikah, karena masih masalah rumah tangga yang bisa memicu depresi. Wanita yang sudah menikah tetapi sering mengalami masalah internal dengan suaminya akan memicu depresi. Berdasarkan uraian di atas peneliti ingin mengetahui hubungan status pernikahan pada wanita usia 25-35 tahun dengan tingkat depresi di salah satu desa di Kabupaten Banyumas. Sebab penelitian ini cukup feasible dilakukan dari segi sampel, dana, tempat yang dekat, waktu, dan peneliti. Peneliti juga merasa tertarik meneliti hubungan status perkawinan dengan depresi karena depresi sendiri oleh WHO pada tahun 2020 diperkirakan menempati urutan kedua penyakit di dunia. Selain itu peneliti ingin mengetahui tingkat depresi dari wanita lajang, menikah, maupun bercerai di salah satu desa di Kabupaten Banyumas.

B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana perbandingan antara jumlah responden yang telah menikah dan yang belum menikah ? 2. Apakah terdapat hubungan antara status pernikahan dengan tingkat depresi pada wanita usia 25-35 tahun yang menjadi responden ? 3. Bagaimana cara pencarian solusi untuk mengatasi depresi pada responden ? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui hubungan antara status pernikahan dengan tingkat depresi pada wanita usia 25-35 tahun 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui perbandingan antara jumlah responden yang telah menikah dan yang belum menikah b. Menggambarkan cara pencarian solusi untuk mengatasi depresi pada wanita usia 2535 tahun yang telah menikah dan yang belum menikah

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Memberikan dan menambahkan informasi tentang hubungan antara status perkawinan dengan tingkat depresi pada wanita usia 25-35 tahun 2. Manfaat Praktis Memberikan informasi pada responden untuk dapat mengatasi masalah depresi yang terjadi

DAFTAR PUSTAKA

Belmaker, R.H., Galila Agam. 2008. Major Depressive Disorder. The New England Journal of Medicine, 358; 55-68. Durand, V. Mark, & Barlow, David H. 2006. Psikologi Abnormal. Edisi Keempat. Jilid Pertama. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Grigoriadis, Sophie, Gail Erlick Robinson. 2007. Gender Issues in Depression. Annals of Clinical Psychiatry. Volume 19: 247-255. Danesh, Noori Akhtar, Janet Landeen. 2007. Relation between Depression and Sociodemographic Factors. International Journal of Mental Health Systems . 1:4.

You might also like