You are on page 1of 17

KONSEP DASAR KEPERAWATAN ANAK

1. PENGERTIAN ANAK Menurut UU RI No. IV thn 1979 ttg kesejahteraan anak, disebutkan bahwa anak adalah seseorang yang belum mencapai umur 21 tahun dan belum menikah. Sedangkan menurut UU RI No. I thn 1974 Bab IX ps 42 disebutkan bahwa anak yang sah adalah yang dilahirkan dalam atau sebagai perkawinan yang sah. Dari kedua pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pengertian anak adalah seseorang yang dilahirkan dalam atau sebagai perkawinan yang sah yang belum mencapai usia 21 tahun dan belum menikah. 2. KEDUDUKAN ANAK DI INDONESIA Di Indonesia anak dipandang sebagai pewaris keluarga, yaitu penerus keluarga yang kelak akan melanjutkan nilai nilai dari keluarga serta dianggap sebagai seseorang yang bisa memberikan perawatan dan perlindungan ketika kedua orang tua sudah berada pada tahap lanjut usia (jaminan hari tua). Anak masih dianggap sebagai sumber tenaga murah yang dapat membantu ekonomi keluarga. Keberadaan anak dididik menjadi pribadi yang mandiri. 3. FILOSOFI KEPERAWATAN ANAK Perawat dalam memberikan asuhan keperawatan kepada anak harus memahami bahwa semua asuhan keperawatan anak harus berpusat pada keluarga ( family center care) dan mencegah terjadinya trauma (atraumatic care) Family center care (perawatan berfokus pada keluarga) merupakan unsur penting dalam perawatan anak karena anak merupakan bagian dari anggota keluarga, sehingga kehidupan anak dapat ditentukan oleh lingkungan keluarga., Untuk itu keperawatan anak harus mengenal keluarga sebagai tempat tinggal atau sebagai konstanta tetap dalam kehidupan anak yang dapat mempengaruhi status kesehatan anak Sedangkan maksud dari atraumatic care adalah semua tindakan keperawatan yang ditujukan kepada anak tidak menimbulkan trauma pada anak dan keluarga dengan memperhatikan dampak dari setiap tindakan yg diberikan. Prinsip dari atraumatic care adalah

menurunkan dan mencegah dampak perpisahan dari keluarga, meningkatkan kemampuan orang tua dalam mengontrol perawatan pada anak, mencegah dan mengurangi cedera (injury) dan nyeri (dampak psikologis), tidak melakukan kekerasan pada anak dan modifikasi lingkungan fisik 4. PRINSIP KEPERAWATAN ANAK Dalam keperawatan anak, perawat harus mengetahui bahwa prinsip keperawatan anak adalah : a. c. d. e. Anak bukan miniatur orang dewasa Pelayanan keperawatan anak berorientasi pada pencegahan & peningkatan derajat kesh, bukan mengobati anak sakit Keperawatan anak merupakan disiplin ilmu kesehatan yang berfokus pada kesejahteraan anak sehingga perawat bertanggung jawab secara komprehensif dalam memberikan askep anak Praktik keperawatan anak mencakup kontrak dengan anak & keluarga untuk mencegah, mengkaji, mengintervensi & meningkatkan kesejahteran dengan menggunakan proses keperawatan yang sesuai dengan moral (etik) & aspek hukum (legal) f. Tujuan keperawatan anak & remaja adalah untuk meningkatkan maturasi / kematangan g. Berfokus pada pertumbuhan & perkembangan 5. PARADIGMA KEPERAWATAN ANAK a. Manusia (Anak) Anak baik sebagai individu maupun bagian dari keluarga merupakan salah satu sasaran dalam pelayanan keperawatan. Untuk dapat memberikan pelayanan keperawatan yang tepat sesuai dengan masa tumbuh kembangnya, anak di kelompokkan berdasarkan masa tumbuh kembangnya yaitu 1. Bayi 2. Toddler 3. Pra Sekolah 4. Sekolah 5. Remaja : 0 1 th : 1 2,5 th : 2,5 5 th : 5 11 th : 11 18 th b. Anak sebagai individu unik & mempunyai kebutuhan sesuai tahap perkembangan

Terdapat perbedaan dalam memberikan pelayanan keperawatan antara orang dewasa dan anak sebagai sasarannya. Perbedaan itu dapat dilihat dari struktur fisik, dimana secara fisik anak memiliki organ yang belum matur sepenuhnya. Sebagai contoh bahwa komposisi tulang pada anak lebih banyak berupa tulang rawan, sedangkan pada orang dewasa sudah berupa tulang keras. Proses fisiologis juga mengalami perbedaan, kemampuan anak dalam membentuk zat penangkal anti peradarangan belum sempurna sehingga daya tahan tubuhnya masih rentan dan mudah terserang penyakit. Pada aspek kognitif, kemampuan berfikir anak serta tanggapan terhadap pengalaman masa lalu sangat berbeda dari orang dewasa, pengalaman yang tidak menyenangkan selama di rawat akan di rekam sebagai suatu trauma, sehingga pelayanan keperawatan harus meminimalisasi dampak traumatis anak. b. Konsep Sehat Sakit Menurut WHO, sehat adalah keadaan keseimbangan yang sempurna baik fisik, mental, sosial, dan tidak semata-mata hanya bebas dari penyakit atau cacat. Konsep sehat & sakit merupakan suatu spektrum yang lebar & setiap waktu kesehatan seseorang bergeser dalam spektrum sesuai dengan hasil interaksi yang terjadi dengan kekuatan yang mengganggunya c. Lingkungan Lingkungan berpengaruh terhadap terjadinya suatu kondisi sehat maupun sakit serta status kesehatan. Faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi kesehatan berupa lingkungan Internal dan lingkungan external . Lingkungan Internal yang mempengaruhi kesehatan seperti tahap perkembangan, latar belakang intelektual, persepsi terhadap fungsi fisik, faktor Emosional, dan spiritual. SEdangkan lingkungan external yang mempengaruhi status kesehatan antara lain keluarga, sosial ekonomi, budaya d. Keperawatan Merupakan salah satu bentuk pelayanan kesehatan yang komprehensif meliputi biologi, psikologis, social dan spiritual yang ditujukan pada individu, keluarga, masyarakat dan kelompok khusus yang mengutamakan pelayanan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif yang diberikan dalam kondisi sehat maupun sakit.

Anak sebagai individu maupun salah satu anggota keluarga merupakan sasaran dalam pelayanan keperawatan Sehingga perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan harus memandang anak sebagai individu yang unik yang memiliki kebutuhan tersendiri sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangannya. 6. PERAN PERAWAT DALAM KEPERAWATAN ANAK a. Pemberi perawatan Merupakan peran utama perawat yaitu memberikan pelayanan keperawatan kepada individu, keluarga, kelompok atau masyarakat sesuai dengan masalah yang terjadi mulai dari masalah yang bersifat sederhana sampai yang kompleks. Contoh peran perawat sebagai pemberi perawatan adalah peran ketika perawat memenuhi kebutuhan dasar seperti memberi makan, membantu pasien melakukan ambulasi dini. b. Sebagai Advocat keluarga Sebagai client advocate, perawat bertanggung jawab untuk memebantu klien dan keluarga dalam menginterpretasikan informasi dari berbagai pemberi pelayanan daninfo rmasi yang diperlukan untuk mengambil persetujuan (inform concent) atas tindakan keperawatan yang diberikan kepadanya. Peran perawat sebagai advocate keluarga dapt ditunjukkan dengan memberikan penjelasan tentang prosedur operasi yang akan di lakukan sebelum melakukan operasi. c. Pendidik Perawat bertanggung jawab dalam hal pendidikan dan pengajaran ilmu keperawatan kepada klien, tenaga keperawatan maupun tenaga kesehatan lainya. Salah satu aspek yang perlu diperhatikan dalam keperawatan adalah aspek pendidikan, karena perubahan tingkah laku merupakan salah satu sasaran dari pelayanan keperawatan. Perawat harus bisa berperan sebagai pendidik bagi individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. Memberi penyuluhan kesehatan tentang penanganan diare merupakan salah satu contoh peran perawat sebagai pendidik ( health educator ) d. Konseling pasien

Tugas utama perawat adalah mengidentifikasi perubahan pola interaksi klien terhadap keadaan sehat sakitnya. Adanya perubahan pola interaksi ini merupakan dasar dalam perencanaan tindakan keperawatan. Konseling diberikan kepada individu, keluarga dalam mengintegrasikan pengalaman kesehatan dengan pengalaman masa lalu. Pemecahan masalah difokuskan pada; masalah keperawatan, mengubah perilaku hidup sehat (perubahan pola interaksi). e. Kolaborasi Dalam hal ini perawat bersama klien, keluarga, team kesehatan lain berupaya mengidentfikasi pelayanan kesehatan yang diperlukan termasuk tukar pendapat terhadap pelayanan yang diperlukan klien, pemberian dukungan, paduan keahlian dan ketrampilan dari berbagai professional pemberi palayanan kesehatan. Sebagai contoh, perawat berkolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan diet yang tepat pada anak dengan nefrotik syndrome. Perawat berkolaborasi dengan dokter untuk menentukan dosis yang tepat untuk memberikan Antibiotik pada anak yang menderita infeksi f. Peneliti Seorang perawat diharapkan dapat menjadi pembaharu (innovator) dalam ilmu keperawatan karena ia memiliki kreativitas, inisiatif, cepat tanggap terhadap rangsangan dari lingkunganya. Kegiatan ini dapat diperoleh diperoleh melalui penelitian. Penelitian, pada hakekatnya adalah melakukan evalusai, mengukur kemampuan, menilai, dan mempertimbangkan sejauh mana efektifitas tindakan yang telah diberikan. Dengan hasil penelitian, perawat dapat mengerakan orang lain untuk berbuat sesuatu yang berdasarkan kebutuhan, perkembangan dan aspirasi individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. Oleh karena itu perawat dituntut untuk selalu mengikuti perkembangan memanfaatkan media massa atau media informasi lain dari berbagai sumber. Selain itu perawat perlu melakukan penelitian dalam rangka mengembagkan ilmu keperawatan dan meningkatkan praktek profesi keperawatan. 7. LINGKUP PRAKTEK KEPERAWATAN ANAK Menurut, Gartinah, dkk ( 1999), Lingkup praktek keperawatan anak merupakan batasan asuhan keperawatan yang diberikan pada klien anak usia 28 hari sampai usia 18 th atau BBL ( Bayi Baru Lahir ) sampai usia 12 th. Sedangkan Sularso ( 1993 ) memberikan penjelaskan

bahwa asuhan keperawatan anak meliputi

tumbang anak yang mencakup ASAH ( stimulasi

mental ), ASIH ( Kasih sayang ), ASUH ( pemenuhan kebutuhan fisik )

Konsep Dasar Keperawatan Anak


Filosofi keperawatan anak merupakan keyakinan atau pandangan yang dimiliki perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan pada anak yang berfokus pada keluarga (family centered care), pencegahan terhadap trauma (atraumatic care) dan manjemen kasus. 1. Perawatan berfokus pada keluarga Keluarga merupakan unsur penting dalam perawatan anak mengingat anak bagian dari keluarga. Dalam Pemberian Askep diperlukan keterlibatan keluarga karena anak selalu membutuhkan orang tua di Rumah Sakit seperti aktivitas bermain atau program perawatan lainnya. Pentingnya keterlibatan keluarga ini dapat mempengaruhi proses kesembuhan anak. Program terapi yang telah direncanakan untuk anak bisa saja tidak terlaksana jika perawat selalu membatasi keluarga dalam memberikan dukungan terhadap anak yang dirawat, hal ini hanya akan meningkatkan stress dan ketidaknyamanan pada anak. Perawat dengan menfasilitasi keluarga dapat membantu proses penyembuhan anak yang sakit selama dirawat. Kebutuhan keamanan dan kenyamanan bagi orang tua pada anaknya selama perawatan merupakan bagian yang penting dalam mengurangi dampak psikologis anak sehingga rencana keperawatan dengan berprinsip pada aspek kesejahteraan anak akan tercapai 2. Atrumatic care Atrumatic care adalah perawatan yang tidak menimbulkan trauma pada anak dan keluarga. Atraumatik care sebagai bentuk perawatan terapeutik dapat diberikan kepada anak dan keluarga dengan mengurangi dampak psikologis dari tindakan keperawatan yang diberikan., seperti memperhatikan dampak psikologis dari tindakan keperawatan yang diberikan dengan melihat prosedur tindakan atau aspek lain yang kemungkinan berdampak adanya trauma.. untuk mencapai perawatan tersebut beberapa prinsip yang dapat dilakukan oleh perawat antara lain: a. Menurunkan atau mencegah dampak perpisahan dari keluarga Dampak perpisahan dari keluarga akan menyebabkan kecemasan pada anak sehingga menghambat proses penyembuhan dan dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan anak. b. Meningkatkan kemampuan orang tua dalam mengontrol perawatan pada anak Kemampuan orang tua dalam mengontrol perawatan pada anak dapat meningkatkan kemandirian anak dan anak akan bersikap waspada dalam segala hal. c. Mencegah atau mengurangi cedera (injuri) dan nyeri (dampak psikologis) Proses pengurangan rasa nyeri sering tidak bisa dihilangkan secara cepat akan tetapi dapat dikurangi melalui berbagai tenik misalnya distraksi, relaksasi dan imaginary. Apabila tindakan pencegahan tidak dilakukan maka cedera dan nyeri akan berlangsung lama pada anak sehingga dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan anak. d. Tidak melakukan kekerasan pada anak Kekerasan pada anak akan menimbulkan gangguan psikologis yang sangat berarti dalam kehidupan anak, yang dapat menghambat proses kematangan dan tumbuh kembang anak. e. Modifikasi lingkungan Melalui modifikasi lingkungan yang bernuansa anak dapat meningkatkan keceriaan dan nyaman

bagi lingkungan anak sehingga anak selalu berkembang dan merasa nyaman dilingkungan. 3. Manajemen kasus Pengelolaan kasus secara komprehensif adalah bagian utama dalam pemberian asuhan keperawatan secara utuh, melalui upaya pengkajian, penentuan diagnosis, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi dari berbagai kasus baik yang akut maupun kronis. Kemampuan perawat dalam mengelola kasus secara baik akan berdampak pada proses penyembuhan. Pendidikan dan ketrampilan mengelola kasus pada anak selama di RS akan mampu memberikan keterlibatan secara penuh bagi klg PRINSIP-PRINSIP KEPERAWATAN ANAK Terdapat prinsip atau dasar dalam keperawatan anak yang dijadikan sebagai pedoman dalam memahami filosofi keperawatan anak. Prinsip dalam asuhan keperawatan anak adalah: 1. Anak bukan miniatur orang dewasa tetapi sebagai individu yang unik, dimana tidak boleh memandang anak dari ukuran fisik saja melainkan anak sebagai individu yang unik yang mempunyai pola pertumbuhan dan perkembangan menuju proses kematangan. 2. Anak adalah sebagai individu yang unik dan mempunyai kebutuhan yang sesuai dengan tahap perkembangan. Kebutuhan tersebut meliputi kebutuhan fisiologis (seperti nutrisi, dan cairan, aktivitas, eliminasi, istirahat, tidur dan lain-lain), kebutuhan psikologis, sosial dan spritual. 3. Pelayanan keperawatan anak berorientasi pada upaya pencegahan dan peningkatan derjat kesehatan, bukan hanya mengobati anak yang sakit. 4. Keperawatan anak merupakan disiplin ilmu kesehatan yang berfokus pada kesejahteraan anak sehingga perawat bertanggung jawab secara komprehensif dalam memberikan asuhan keperawatan anak. Anak dikatakan sejahtera jika anak tidak merasakan ganggguan psikologis, seperti rasa cemas, takut atau lainnya, dimana upaya ini tidak terlepas juga dari peran keluarga. 5. Praktik keperawatan anak mencakup kontrak dengan anak dan keluarga untuk mencegah, mengkaji, mengintervensi dan meningkatkan kesejahteraan hidup, dengan menggunakan proses keperawatan yang sesuai dengan aspek moral (etik) dan aspek hukum (legal). Sebagai bagian dai keluarga anak harus dilibatkan dalam pelayanan keperawatan, dalam hal ini harus terjadi kesepakatan antara keluarga, anak dan tim kesehatan. 6. Tujuan keperawatan anak dan remaja adalah untuk meningkatkan maturasi atau kematangan yang sehat bagi anak dan remaja sebagai makhluk biopsikososial dan spritual dalam kontek keluarga dan masyarakat 7. Pada masa yang akan datang kecendrungan perawatan anak berfokus pada ilmu tumbuh kembang, sebab ilmu tumbuh kembang ini akan mempelajari aspek kehidupan anak. PARADIGMA KEPERAWATAN ANAK Paradigma keperawatan anak merupakan landasar berfikir dalam penerapan ilmu keperawatan anak, dimana landasar berfikir tersebut terdiri atas empat komponen Anak Dalam keperawatan anak yang menjadi individu (klien) adalah anak,anak diartikan sebagai seseorang yang berusia kurang dari delapan belas tahun dalam masa tumbuh kembang dengan kebutuhan khusus baik kebutuhan fisik, psikologis, sosial dan spritual. Masa anak merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan yang dimulasi dari bayi (0-1 tahun), usia bermain/ todler (1-2,5 tahun), pra sekolah (2,5-5 tahun), usia sekolah (5 11 tahun), remaja (11-18 tahun).

Sehat dan Sakit Rentang sehat sakit adalah suatu kondisi anak berada dalam status kesehatan yang meliputi sejahtera, sehat optimal, sehat, sakit, sakit kronis dan meninggal. Rentang ini suatu alat ukur dalam menilai status kesehatan yang bersifat dinamis dalam setiap waktu, selama dalam batas rentang tersebut anak membutuhkan bantuan perawat baik secara langsung maupun tidak langsung, seperti apabila anak berada pada rentang sehat maka upaya perawat untuk meningkatkan derjat kesehatan sampai mencapai taraf sejahtera baik fisik, sosial maupun spritual. Lingkungan Lingkungan dalam paradigma keperawatan anak yang dimaksud adalah lingkungan eksternal maupun internal yang berperan dalam status kesehatan anak, seperti keturunan, jenis kelamin, emosi dan lain-lain. Keperawatan Komponen ini merupakan bentuk pelayanan keperawatan yang diberikan kepada anak dalam mencapai pertumbuhan dan perkembangan secara optimal dengan melibatkan keluarga seperti adanya dukungan, pendidikan kesehatan dan upaya dalam rujukan ke tenaga kesehatan dalam program perawatan anak.

PERAN PERAWAT DALAM PERAWATAN ANAK 1. Pemberi perawatan 2. Sebagai advokat keluarga 3. Pencegahan penyakit 4. Pendidikan 5. Konseling 6. Kolaborasi 7. Pengambilan keputusan etik 8. Peneliti LINGKUP PRAKTEK KEPERAWATAN ANAK Dalam memberikan askep pada anak harus berdasarkan kebutuhan dasar anak yaitu: kebutuhan untuk pertumbuhan dan perkembangan seperti asuh, asih dan asah 1. Kebutuhan asuh Kebutuhan dasar ini merupakan kebutuhan fisik yang harus dipenuhi dalam pertumbuhan dan perkembangan. Kebutuhan ini dapat meliputi kebutuhan akan nutrisi atau gizi, kebutuhan pemberian tindakan keperawatan dalam meningkatkan dan mencegah terhadap penyakit, kebutuhan perawatan dan pengobatan apabila anak sakit, kebutuhan akan tempat atau perlindungan yang layak dan lain-lain. 2. Kebutuhan asih Kebutuhan ini berdasarkan adanya pemberian kasih sayang pada anak atau memperbaiki

psikologi anak. 3. kebutuhan asah kebutuhan ini merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi pada anak, untuk mencapai pertumbuhan dan perkembangan secara optimal dan sesuai dengan usia tumbuh kembang.

Visi & Misi Indonesia Sehat : Visi : Anak Indonesia yang sehat, tumbuh dan berkembang, cerdas-ceria, berahlak mulia, terlindungi, dan aktif berpartisipasi Misi: Menyediakan pelayanan kesehatan yang komprehensif, merata, dan berkualitas, pemenuhan gizi seimbang, pencegahan penyakit menular termasuk HIV/AIDS, pengembangan lingkungan dan perilaku hidup sehat. Menyediakan pelayanan pendidikan yang merata, bermutu, dan demokratis bagi semua anak sejak usia dini. Membangun sistem pelayanan sosial dasar dan hukum yang responsif terhadap kebutuhan anak agar dapat melindungi anak dari segala bentuk kekerasan, eksploitasi, dan diskriminasi. Membangun lingkungan yang kondusif untuk menghargai pendapat anak dan memberi kesempatan untuk berpartisipasi sesuai dengan usia dan tahap perkembangan anak. Tujuan kesehatan anak adalah : a) Menurunkan angka kematian neonatal, bayi, dan balita b) Meningkatkan kesehatan ibu c) Meningkatkan kesehatan neonatal bayi, balita dan remaja d) Meningkatkan status gizi, memasyarakatkan keluarga sadar gizi (kadarzi), menurunkan prevalensi BBLR e) Promosi perkembangan psikososial dan kesehatan jiwa anak dan remaja f) Pencegahan dan pemberantasan penyakit menular dan penyakit lainnya yang terkait dengan kelangsungan hidup dan tumbuh kembang anak

g) Meningkatkan kepemilikan sarana sanitasi dasar dan menjamin kesinambungan lingkungan hidup yang sehat bagi kelangsungan hidup dan tumbuhkembang anak. Sasaran yang hendak dicapai untuk Kesehatan Anak adalah: a) Menurunnya AKB dan AKBA pada tahun 2015 menjadi 1/3 dari kondisi 2001 b) Menurunnya AKI pada tahun 2015 menjadi 1/3 dari kondisi pada tahun 2001 c) Menurunnya masalah kurang gizi pada tahun 2015 menjadi 1/3 dari kondisi pada tahun 2001 d) Menurunnya proporsi rumah tangga yang tidak memiliki aksesibilitas terhadap fasilitas sanitasi dan air bersih yang terjangkau pada tahun 2015 menjadi 1/3 dari proporsi pada tahun 2001 e) Penyelenggaraan program nasional perkembangan anak usia dini (early child development) f) Penyelenggaraan program kesehatan nasional remaja g) Penyelenggaraan program nasional kesehatan reproduksi. Lima strategi utama untuk mewujudkan visi dan menjalankan misi Program Nasional Kesehatan Bagi Anak Indonesia adalah: 1. Pembangunan nasional berwawasan kesehatan 2. Profesionalisme 3. Jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat 4. Desentralisasi Kematian Bayi : Adalah : Jumlah kematian per 1000 kelahiran hidup selama umur satu tahun Angka tsb dibagi menjadi: 1.Kematian neonatus ( umur < 28 hari ) 2.Mortalitas pasca neonatus (28 hari 11 bulan) Childhood Mortality : Bagi anak yang berusia diatas 1 tahun, angka kematian hampir selalu lebih rendah dibandingkan angka kematian bayi. Proporsi Penyakit Penyebab Kematian Bayi : a. Penyakit Sistem Pernafasan : 29,5 % b. Gangguan Perinatal : 29,3 % c. Diare : 13,9 % d. Penyakit Sistem Syaraf : 5,5 % e. Tetanus : 3,68 % f. Infeksi dan Parasit lain : 3,5 % Konsep Dasar Keperawatan Anak Definisi : Anak seseorang yang belum mencapai umur 21 tahun dan belum pernah kawin. Batasan umur ini ditetapkan oleh karena berdasarkan pertimbangan usaha : Kesejahteraan sosial Kematangan pribadi, dan Kematangan mental seorang anak dicapai pd usia 21 tahun.

Prinsip Keperawatan Anak 1. Anak Bukan miniatur orang dewasa tetapi merupakan sosok individu yang unik yang mempunyai keb. Khusus sesuai dengan tahapan tukemnya. 2. Berdasarkan pada tukem anak sehingga permasalahan perawatan terhadap anak sesuai dgn tahapan perkembangan anak. 3. Asuhan kesehatan yang diberikan menggunakan pendekatan sistem. 4. Selain memenuhi keb. Fisik, juga harus memperhatikan keb. Psikologis dan sosial. 5. Dalam pelaksanaan ASKEP, perawat harus berperan sebagai ibu ( ortu ). Dlm hal segi emosional, misal : dgn bercerita yg disertai dgn kasih sayang dgn kelembutan shg menimbulkan rasa aman dan menyenangkan serta menumbuhkan rasa intimasi. Tujuan Keperawatan Anak mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan serta tingkat kesehatan anak setinggi mungkin yg bisa dicapai oleh setiap anak dalam sistem keluarga. Optimal yqng dimaksud sangat individual bagi masing masing anak : 1. Mencapai yg tertinggi yang bisa dicapai setiap anak pada setiap aspek tumbuh kembangnya (kemandirian dan bergaul, motorik halus, berbahasa dan bernalar serta motorik kasar) 2.Yang mungkin dicapai anak dikaitkan dengan keadaan anak tersebut, baik keadaan kesehatan maupun tahapan tumbuh kembangnya.

PERSPEKTIF KEPERAWATAN ANAK


Diposkan oleh fani_afnan_janati_arysa , 09, April

KESEHATAN ANAK Kesehatan merupakan fenomena kompleks yang didefenisikan sebagai suatu keadaan kesejahteraaan fisik, mental dan social yang komplet dan bukan semata-mata terbebas dari penyakit.( WHO ). Indikator yang perlu diperhatikan adalah: Mortalitas Morbiditas Dimana, informasi tentang keduanya memberikan informasi tentang: Penyebab kematian dan kesakitan Kelompok usia berisiko tinggi terhadap gangguan/penyakit tertentu Kemajuan pengobatan dan pencegahan Bidang/area tertentu dalam konseling kesehatan MASYARAKAT SEHAT TAHUN 2010 Di tetapkan berdasarkan inisiatif untuk melanjutkan Masyarakat Sehat 2000. Tujuan dan sasarannya saat ini dikembangkan melalui konsultasi yang luas dan bersifat memiliki kolaborasi dan melibatkan masyarakat. Adapun tujuan Indonesia sehat 2010 adalah:

Meningkatkan usia hidup sehat Menghilangkan kesenjangan kesehatan Meningkatkan prilaku sehat, perlindungan kesehatan Menjamin akses ke pelayanan, kesehatan berkualitas Menekankan pecegahan di komunitas MORTALITAS DAN MORBIDITAS PADA BAYI DAN ANAK-ANAK 1. MORTALITAS Mortalitas adalah ukuran jumlah kematian (umumnya, atau karena akibat yang spesifik) pada suatu populasi, skala besar suatu populasi, per dikali satuan. Mortalitas khusus mengekspresikan pada jumlah satuan kematian per 1000 individu per tahun, hingga, rata-rata mortalitas sebesar 9.5 berarti pada populasi 100.000 terdapat 950 kematian per tahun. Mortalitas Bayi Angka mortalitas bayi merupakan jumlah kematian per 1000 kelahiran hidup selama tahun pertama kehidupan, yang kemudian dibagi menjadi mortalitan neonatal (usia <28 hari) dan mortalitas pascanatal (usia 28 hari-11 bulan) Proporsi Penyakit penyebab kematian bayi (Depkes, 2004): : Penyakit system pernafasan 29,5 % Gangguan perinatal 29,3 % Diare 13,9 % Penyakit sistem syaraf 5,5 % Tetanus 3,68% Infeksi dan parasit lain 3,5 % Mortalitas anak-anak Yang dimaksud dengan anak (1-4 tahun) disini adalah penduduk yang berusia satu sampai menjelang 5 tahun atau tepatnya 1 sampai dengan 4 tahun 11 bulan 29 hari. Angka Kematian Anak mencerminkan kondisi kesehatan lingkungan yang langsung mempengaruhi tingkat kesehatan anak. Angka Kematian Anak akan tinggi bila terjadi keadaan salah gizi atau gizi buruk, kebersihan diri dan kebersihan yang buruk, tingginya prevalensi penyakit menular pada anak, atau kecelakaan yang terjadi di dalam atau di sekitar rumah (Budi Utomo, 1985). 2. MORBIDITAS Morbiditas dapat merujuk kepada: pernyataan terkena penyakit (dari bahasa Latin morbidus: sakit, tidak sehat), derajat kerasnya penyakit, meratanya penyakit: jumlah kasus pada populasi, insiden penyakit: jumlah kasus baru pada populasi. Cacat terlepas dari akibat (contoh cacat disebabkan oleh kecelakaan). Morbiditas anak-anak Banyak disebabkan oleh penyakit akut (penyakit pernapasan 50%, infeksi dan penyakit parasit 11%), cedera 15 %, dan ketidakmampuan yang dapat diukur dengan aktivitas dalam derajat tertentu (Pless dan Pless,1997) Morbiditas meningkat pada mereka yang mengalami kesulitan ekonomi.Penyebab utama hal ini adalah terbatasnya akses ke pelayanan kesehatan. 11 juta balita dunia meninggal/tahun karena infeksi, 54% berkaitan dengan kurang gizi ( WHO,

2002).Angka kurang gizi (Depkes, 2004): 1989 ; 37,% 2000 : 24,7% 2001 : 26,1% 2002 : 27,3% 2003 : 27,5% BBLR : 350.000 bayi / tahun EVOLUSI PELAYANAN KESEHATAN ANAK DI INDONESIA Perkembangan pelayanan keperawatan terkini Era globalisasi dan era informasi yang akhir-akhir ini mulai masuk ke Indonesia telah membuat tuntutan-tuntutan baru di segala sektor dalam Negara kita. Tidak terkecuali dalam sektor pelayanan kesehatan, era globalisasi dan informasi seakan telah membuat standar baru yang harus dipenuhi oleh seluruh pemain di sektor ini. Hal tersebut telah membuat dunia keperawatan di Indonesia menjadi tertantang untuk terus mengembangkan kualitas pelayanan keperawatan yang berbasis teknologi informasi. Namun memang kita tidak bisa mnutup mata akan hambatanhambatan yang dihadapi oleh keperawatan di Indonesia, diantaranya adalah keterbatasan SDM yang menguasai bidang keperawatan dan teknologi informasi sevara terpadu, masih minimnya infrastruktur untuk menerapkan sistem informasi di dunia pelayanan, dan masih rendahnya minat para perawat di bidang teknologi informasi keperawatan. Kualitas atau mutu pelayanan keperawatan di rumah sakit bergantung kepada kecepatan, kemudahan, dan ketepatan dalam melakukan tindakan keperawatan yang berarti juga pelayanan keperawatan bergantung kepada efisiensi dan efektifitas struktural yang ada dalam keseluruhan sistem suatu rumah sakit. Pelayanan rumah sakit setidaknya terbagi menjadi dua bagian besar yaitu pelayanan medis dan pelayanan yang bersifat non-medis, sebagai contoh pelayanan medis dapat terdiri dari pemberian obat, pemberian makanan, asuhan keperawatan, diagnosa medis, dan lain-lain. Ada pun pelayanan yang bersifat non medis seperti proses penerimaan, proses pembayaran, sampai proses administrasi yang terkait dengan klien yang dirawat merupakan bentuk pelayanan yang tidak kalah pentingnya. Pelayanan yang bersifat medis khususnya di pelayanan keperawatan mengalami perkembangan teknologi informasi yang sangat membantu dalam proses keperawatan dimulai dari pemasukan data secara digital ke dalam komputer yang dapat memudahkan pengkajian selanjutnya, intervensi apa yang sesuai dengan diagnosis yan sudah ditegakkan sebelumnya, hingga hasil keluaran apa yang diharapkan oleh perawat setelah klien menerima asuhan keperawatan, dan semua proses tersebut tentunya harus sesuai dengan NANDA, NIC, dan NOC yang sebelumnya telah dimasukkan ke dalam database program aplikasi yang digunakan. Namun ada hal yang perlu kembali dipahami oleh semua tenaga kesehatan yang menggunakan teknologi informasi yaitu semua teknologi yang berkembang dengan pesat ini hanyalah sebuah alat bantu yang tidak ada gunanya tanpa intelektualitas dari penggunanya dalam hal ini adalah perawat dengan segala pengetahuannya tentang ilmu keperawatan. Contoh nyata yang dapat kita lihat di dunia keperawatan Indonesia yang telah menerapkan sistem informasi yang berbasis komputer adalah terobosan yang diciptakan oleh kawan-kawan perawat di RSUD Banyumas. Sebelum menerapkan sistem ini hal pertama yang dilakukan adalah membakukan klasifikasi diagnosis keperawatan yang selama ini dirasa masih rancu, hal ini dilakukan untuk menghilangkan ambiguitas dokumentasi serta memberikan manfaat lebih lanjut terhadap sistem kompensasi, penjadwalan, evaluasi efektifitas intervensi sampai kepada upaya identifikasi error dalam manajemen keperawatan. Sistem ini mempermudah perawat memonitor klien dan segera dapat memasukkan data terkini dan intervensi apa yang telah

dilakukan ke dalam komputer yang sudah tersedia di setiap bangsal sehingga akan mengurangi kesalahan dalam dokumentasi dan evaluasi hasil tindakan keperawatan yang sudah dilakukan. PENGARUH BUDAYA, AGAMA DAN KEPERCAYAAN TERHADAP KESEHATAN ANAK Keyakinan keluarga tentang kesehatan, pola didik dan pola asuh terhadap anak juga dipengaruhi oleh nilai budaya, agama dan moral yang dianutnya. Ini akan mempengaruhi kesehatan anak bahkan dimulai sejak ia masih di dalam kandungan ibunya. Setiap keluarga memiliki pandangan yang berbeda dalam membesarkan anaknya, seperti yang memiliki perbedaan budaya antara keluarga dengan budaya minang dan keluarga berbudaya batak. Hal-hal yang ditanamkan terhadap anak-anak mereka berbeda sehingga pola hidup dan kesehatan anaknya juga berbeda misalnya dalam kesehatan emosional. KEPERAWATAN PEDIATRIK Pediatrik berkenaan dengan kesehatan bayi, anak remaja, , pertumbuhan dan perkembagannya dan kesempatannya untuk mencapai potensi penuh sebagai orang dewasa.Lebih dari seabad yang lalu ilmu pediactrik muncul sebagai kekhususan dalam menanggapi meningkatan kasadaran bahwa problem kesehatan anak berbeda dengan orang dewasa dan bahwa respon anak terhadap sakit dan stres berdeda beda sesuai dengan umur FILOSOFI KEPERAWATAN ANAK KEPERAWATAN ANAK konsisten dengan pengertian keperawatan merupakan keyakinan atau pandangan yang dimiliki perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan pada anak yang berfokus pada keluarga, pencegahan terhadap trauma dan manajemen kasus. TUJUAN DAN MANFAAT Pencapaian derajat kesehatan yang tinggi bagi anak sebagai satu bagian dari sistem pelayanan kesehatan di keluarga. Meningkatkan kepuasaan anak dan keluarga Mengurangi fragmentasi pemberian asuhan PERAWATAN BERFOKUS PADA KELUARGA (FAMILY CENTERED CARE) Keluarga sebagai suatu kehidupan yang konstan dan individu mendukung, menghargai dan meningkatkan kekuatan dan kompetensi dalam memberikan asuhan terhadap anak (Johson, 1989). System pelayanan dan personel harus juga mendukung, menghargai, mendorong dan meningkatkan kekuatan dan kompetensi keluarga melalui pemberdayaan pendekatan dan pemberian bantuan efektif (Duns dan Trivette, 1996) Sebagai seorang perawat, kita harus mampu memfasilitasi keluarga dalam pemberian tindakan keperawatan langsung, pemberian pendidikan kesehatan pada anak, memperhatikan bagaimana kehidupan social, budaya dan ekonomi keluarga sehingga dapat membantu mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan dari keluarga tersebut dalam memberikan pelayanan keperawatan. Perawat juga melibatkan keluarga dalam hal ini yaitu dengan cara mengajak kerjasama/ melibatkan dan mengajarkan pada keluarga tentang perawatan anak ketika sehat maupun sakit. Konsep dasar Family Center Care Enabling: melibatkan keluarga (memampukan, memberdayakan, dan kemitraan) Empowering : pengambil keputusan ATRAUMATIC CARE

Tujuan utama : DO NO HARM yaitu : Mencegah/mengurangi anak berpisah dari orang tua Perlindungan Mencegah/mengurangi trauma fisik dan nyeri PRIMARY NURSING Mendukung pelaksanaan askep anak Menjadikan asuhan yang konsisten dan berfokus pada keluarga sebagai komponen integral pada perencanaan dan pelaksanaan. MANAJEMEN KASUS (CASE MANAGEMENT) Sistem pemberian asuhan yang seimbang antara biaya dan kualitas. PERAN KELUARGA DALAM KEPERAWATAN ANAK KELUARGA: Suatu sistem terbuka terdapat sub / komponen, memiliki tujuan/fungsi, interrelasi dan interdependensi, dipengaruhi oleh system luar. FUNGSI KELUARGA: Merawat fisik anak Mendidik anak untuk menyesuaikan dengan kultur Bertanggung jawab terhadap kesejahteraan anak secara psikologis/emosional. ELEMEN KUNCI FAMILY-CENTERED CARE Mengenal bahwa keluarga bersifat menetap pada kehidupan anak, sedangkan personil dan sistem pelayanan berfluktuasi Memfasilitasi kolaborasi orang tua dan perawat pada semua tingkat asuhan Menghormati keanekaragaman ras, budaya, dan sosio ekonomi dalam keluarga Mengenali kekuatan keluarga dan perorangan serta menghormati perbedaan Mendorong dan memfasilitasi dukungan keluarga dan jaringan kerja Mengerti dan memasukkan kebutuhan perkembangan bayi, anak, remaja dan keluarga dalam sistem asuhan. Menerapkan sistem asuhan yang dpt dilaksanakan secara fleksibel PRINSIP PERAWATAN ANAK Perawat tidak boleh mengabaikan ketrampilan & pengetahuan orang tua anak Perawat tidak boleh mengabaikan kepercayaan anak Perawat harus selalu memperhatikan keadaan kesehatan mental, spiritual dan fisiknya sendiri Perawat juga tidak boleh mengabaikan kemampuannya sendiri untuk mengubah sesuatu menjadi lebih baik PERAN PERAWAT PEDIATRIK Hubungan terapeutik Diterapkan dalam berkomunikasi dengan anak dan keluarga, bersifat empati dan professional dengan memisahkan peran perawat dari keluarga tanpa mengganggu kenyamanan anak dan keluarga Family advocacy/caring

Advokasi meliputi jaminan bahwa keluarga akan mengetahui yankes yang tersedia, diinformasikan tentang prosedur dan pengobatannya secara benar. Caring berarti memberikan yankes secara langsung pada anak. Disease prevention/Health promotion Melakukan dan mengajarkan keluarga tentang bagaimana cara mencegah penyakit baik dari luar maupun dari dalam tubuh. Health education Memberikan pendidikan kesehatan yang bertujuan membantu orangtua dan anak memahami suatu pengobatan medis, mengevaluasi pengetahuan anak tentang kesehatan mereka, memberi pedoman antisipasi Support/counseling Memberikan perhatian pada kebutuhan emosi melalui dukungan dan konseling. Dukungan diberikan dengan mendengar, menyentuh dan kehadiran fisik untuk memudahkan komunikasi nonverbal. Sedangkan, konseling dalam bentuk pertukaran pendapat, melibatkan dukungan, penyuluhan teknik untuk membantu keluarga mengatasi stress dan mendorong ekspresi perasaan dan pikiran. Yang membantu keluarga mengatasi stress dan memampukan untuk mendapatkan tingkat fungsi yang lebih tinggi. Pengambil keputusan etis Prinsipnya, tindakan yang ditentukan adalah yang paling menguntungkan klien, dan sedikit bahayanya terhadap segala aspek yang berhubungan denagn pelaksanaan asuhan keperawatan. Seperti dalam kerangka kerja mesyarakat, standar praktik professional, hukum, aturan lembaga, tradisi religius, sistem nilai keluarga dan nilai pribadi perawat. Coordination/Collaboration bekerjasama dengan spesialis / profesi lain dalam mengatasi kesehatan anak. Peran restoratif Keterlibatan perawat secara langsung dalam aktivitas pemberi asuhan yang dilakukan atas daar konsep teori yang berfokus pada pengkajian dan evaluasi status yang berkesinambungan. Perawat punya tanggung jawab dan tanggung gugat terhadap tindakannya. Research melakukan praktik berasarkan penelitian, menerapkan metode inovatif dalam memberikan intervensi pada anak, melakukannya berdasarkan penelitian dan sesuai rasional. Health care planning menggunakan perencanaan & metode yang tepat untuk perawatan anak. Perawat melibatkan penyediaan layanan yang baru, peningkatan kualitas pelayanan kesehatan Trend masa depan Ada beberapa hal yang dituntut : Pengobatan penyakit (kuratif) menjadi promosi kesehatan (promotif) Filosofi asuhan berpusat pada keluarga bukan pilihan melainkan kewajiban Perawat dituntut meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan, komputer, membuktikan keunikan peran mereka dan dituntut lebih mandiri dan melebihi lingkungan asuhan terdahulu. BERPIKIR KRITIS Berpikir kritis adalah suatu proses berpikir sistematik yang penting bagi seseorang perawatt professional.berpikir kritis akan membatu professional dalm memenuhi kebutuhan klien.Berpikir kritis adalah berpikir dengan tujuan dan mengarah-arahkan yang membatu indivudu membuat penilaian berdasarkan data bukan perkiraan.Berpikir kritis berdasarkan metode penyelidikan

ilmiah yang juga menjadi akar dalam mengambil keputusan PROSES KEPERAWATAN I. PENGKAJIAN Proses yang berkesinambungan, diterapkan di seluruh tahap penyelesaian masalah. Dasar pengambilan keputusan. Terdiri dari pengumpulan, pengelompokan, dan analisis data. Dilakukan secara menyeluruh (bio-psiko-sosiokultural-spiritual). II. DIAGNOSA KEPERAWATAN Adl keputusan klinis tentang respon individu, keluarga, atau komunitas terhadap masalah kesehatan/proses hidup yang aktual maupun potensial (NANDA). Perawat menginterpretasi dan membuat keputusan tentang data yang telah dikumpulkan. Komponen: PES (problem, etiology, symptom). Jenis: aktual, risiko, potensial. III. PERENCANAAN Prinsip: 1. Memahami konsep dan karakterisik tum-bang anak. 2. Memahami hubungan anak dengan pengasuh 3. Melibatkan keluarga 4. Orientasi 5. Menciptakan lingkungan yang kondusif 6. Meminimalkan trauma fisik 7. Universal precaution 8. Membantu keperluan pasien IV. IMPLEMENTASI Menerapkan intervensi yang dipilih dan melakukan umpan balik. Prinsip: 1. Jangan menawarkan pilihan apakah bersedia dilakukan tindakan atau tidak 2. Beri kesempatan anak memilih tempat dilakukannya tindakan 3. Jangan membohongi anak bahwa tindakan yang akan dilakukan tidak menimbulkan rasa sakit 4. Jelaskan tindakan secara singkat dan sederhana 5. Perkenankan anak untuk mengeluh/menangis jika terasa sakit 6. Jangan berbisik kepada perawat lain atau keluarga di depan anak 7. Berpikir positif dan asertif 8. Waktu tindakan sesingkat mungkin 9. Libatkan keluarga. V. EVALUASI Perawat mengumpulkan, mensortir, dan menganalisis data untuk menentukan apakah tujuan tercapai, perlu modifikasi rencana, perlu alternatif. VI. DOKUMENTASI Pengkajian, identifikasi masalah, perencanaan, implementasi, dan evaluasi dilakukan dengan adanya bukti tertulis tentang pencapaian hasil, apakah ada kemajuan dalam proses keperawatan.

You might also like