Professional Documents
Culture Documents
Identitas pasien: Nama : An. D Umur : 12 tahun JK : perempuan Agama : Islam Alamat : Sei Harapan Tgl msk: 30 Januari 2012
ANAMNESA
Anamnesis dilakukan secara Autoanamnesis dan
Alloanamnesis dengan orangtua pasien pada tanggal 31 Januari 2012 Keluhan utama: Demam sejak 4hari SMRS Keluhan tambahan: mual, pusing, lemah seluruh tubuh
turun. Minum obat penurun panas, tetapi demam naik lagi Teras lemah seluruh badan Nyeri sendi, terutama sendi lutut yang hilang timbul sejak 3 hari SMRS Pusing seperti berputar sejak 3 hari SMRS Nyeri ulu hati sejak 3 hari SMRS Mual (+), muntah (-) Mimisan dan gusi berdarah disangkal Batuk dan pilek disangkal BAB dan BAK normal
pasien jarang sakit hanya batuk dan pilek. Gejala seperti ini baru pertama kali dirasakan oleh pasien. Pasien tidak pernah dirawat di RS sebelumnya
Berdiri
Bicara Berjalan
RIWAYAT IMUNISASI
BCG
Hep B 3x Polio 2x
DTP 2x
Campak 1x
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum: 1. Kesan sakit : sakit sedang 2. Kesadaran : compos mentis 3. Status gizi : baik Tanda vital 1. Tensi : 100/70 mmHg 2. Nadi : 100 x/mnt 3. Suhu : 24 x/mnt 4. RR : 37,20C Berat badan: 44,5 kg
PEMERIKSAAN FISIK
Kepala
Wajah Mata Telinga Hidung Lidah
: normocephali, rambut hitam, distribusi merata, tidak mudah dicabut : simteris : pupil bulat, isokor, RCL +/+, RCTL +/+, konjungtiva anemis +/+, sclera ikterik -/: normotia, serumen -/-, secret -/: deviasi septum (-), deformitas (-), mukosa hiperemis -/: lidah kotor (-), tonsil dan faring tidak hiperemis, mukosa bibir pucat
PEMERIKSAAN FISIK
Leher : KGB tidak teraba membesar, tiroid tidak teraba membesar Kulit : sianosis (-), oedem (-), turgor baik Thorax : Cor : Inspeksi : tidak dilakukan Palpasi : tidak dilakukan Perkusi : tidak dilakukan Auskultasi : S1S2 reguler, murmur (-), Gallop (-) Pulmo : Inspeksi : simetris dalam keadaan statis dan dinamis Palpasi : tidak dilakukan Perkusi : sonor dikedua hemithorax Auskultasi : SN vesikuler, Rhonki -/-, wheezing -/-
PEMERIKSAAN FISIK
Abdomen: : Datar : Supel, nyeri tekan epigastrium (+), turgor kulit baik, hepar tidak teraba membesar Perkusi : Timpani Auskultasi : Bising usus (+) Extremitas: Akral hangat, ptekie extremitas atas +/-, extremitas bawah -/Inspeksi Palpasi
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tanggal Jam TD Nadi Suhu Hb Ht Tro Leu
30-01-12
12.30
18.04
100/70
100/70 100/70 90/70 90/70 90/80
100
97 100 95 100 92
38,0
37,5 37,2 37,2 36,2 36,5
12,0
13,1 13,1 13,2 13,1 12,7
37,2
40,2 40,2 40,5 40,1 39,2
175
146 146 124 98 149
2,6
4,7 4,7 3,3 5,7 9,5
31-01-12
5.45 17.50
01-02-12
6.00 19.21
02-02-12
6.15
90/80
86
36,5
13,0
40,1
152
9,5
PEMERIKSAAN PENUNJANG
LED: 12 mm/jam
ICT Malaria: Dengue Blood:
RESUME
Pasien perempuan umur 12 tahun datang ke IGD dengan
keluha demam sejak 4 hari SMRS, mual, pusing, sakit perut, nyeri sendi terutama sendi lutut serta lemah seluruh tubuh. Tidak ada batuk, pilek, mimisan atau gusi berdarah. Pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umu sakit sedang, compos mentis. Konjungtiva dan bibir pucat, lidah tidak kotor. Terdapat nyeri tekan epigastrium, hepar dan lien tidak teraba membesar, bising usus (+), tampak ptekie pada lengan kanan atas. Dari pemeriksaan lab ditemukan adanya trombositopeni, ICT malaria (-), IgM (-), IgG (+)
DIAGNOSIS
DIAGNOSIS KERJA Demam berdarah dengue, sakit hari ke 4 DIAGNOSA BANDING Demam tifoid Demam chikunguya
PROGNOSIS
Ad Vitam
Ad Functionam Ad Sanationam
PENATALAKSANAAN
Bed rest total
Kebutuhan cairan: 1500+20x(BB-20) = 1500+20x(24,5) =
Inpepsa 3 x 1 CTH (PO) Inj. OMZ 1 x 40 mg (IV) Inj. Onetic 2 x 1 amp (IV) IVFD Farmadol 3 x 1 (IV)
ANALISA KASUS
Dasar penegakan diagnosis: Demam Berdarah Dengue
Diagnosis ditegakkan berdasarkan adanya gejala gejala demam dengue (demam, lemah, nyeri sendi) ditambah manifestasi perdarahan (ptekie pd fossa cubiti kanan)
FOLLOW UP
Tanggal 30/01/12 UK: 12 TH UP: 1 HR BB: 44,5 KG S Demam (+) Kejang (-) Pusing (+) Sakit perut (+) Mual (+) Muntah (-) BAB (+), BAK (+) Gusi berdarah (-) Mimisan (-) Nyeri sendi (+) O KU: TSS/CM Kepala: Normocephali, CA +/+, SI -/-, PCH (-), sianosis (-), mukosa bibir hiperemis (-) Leher: retraksi SS (-) Thorax: S1S2 Reg, M(-), G(-), SN Vesi. Rh -/-, W /Abdomen: supel, datar, A DHF Sakit hari ke 4 P Tirah baring Kebutuhan cairan: IVFD Asering 30 TPM, minum Inpepsa 3 x 1 cth PO Inj OMZ 1 x 40 mg IV Inj Onetic 2 x 1 amp IV K/P
Makan (+)
Minum (+)
IVFD Farmadol 3 x
1 IV Observasi TTV Cek DL/12 jam
FOLLOW UP
Tanggal 31/01/12 UK: 12 TH UP: 2 HR BB: 44,5 KG S Demam (+) Kejang (-) Pusing (+) Sakit perut (+) Mual (+) Muntah (-) BAB (+), BAK (+) Gusi berdarah (-) Mimisan (-) Nyeri sendi (+) Makan (+) Minum (+) O KU: TSS/CM Kepala: Normocephali, CA +/+, SI -/-, PCH (-), sianosis (-), mukosa bibir hiperemis (-) Leher: retraksi SS (-) Thorax: S1S2 Reg, M(-), G(-), SN Vesi. Rh -/-, W /Abdomen: supel, datar, BU(+), NTE (+), H/L TTM Extremitas: akral hangat, oedem -/-, sianosis -/-, ptekie +/ A DHF Sakit hari ke 5 P Tirah baring Kebutuhan cairan: IVFD Asering 30 TPM, minum Inpepsa 3 x 1 cth PO Inj OMZ 1 x 40 mg IV Inj Onetic 2 x 1 amp IV K/P IVFD Farmadol 3 x 1 IV Observasi TTV
FOLLOW UP
Tanggal 01/02/12 UK: 12 TH UP: 3 HR BB: 44,5 KG S Demam (-) Kejang (-) Pusing (+) Sakit perut (-) Mual (-) Muntah (-) BAB (+), BAK (+) Gusi berdarah (-) Mimisan (-) Nyeri sendi (-) Makan (+) Minum (+) O KU: TSS/CM Kepala: Normocephali, CA -/-, SI -/-, PCH (-), sianosis (-), mukosa bibir hiperemis (-) Leher: retraksi SS (-) Thorax: S1S2 Reg, M(-), G(-), SN Vesi. Rh -/-, W /Abdomen: supel, datar, BU(+), NTE (+), H/L TTM Extremitas: akral hangat, oedem -/-, sianosis -/-, ptekie +/ A DHF Sakit hari ke 6 P Tirah baring Kebutuhan cairan: IVFD Asering 30 TPM, minum Inpepsa 3 x 1 cth PO Inj OMZ 1 x 40 mg IV Inj Onetic 2 x 1 amp IV K/P IVFD Farmadol 3 x 1 IV Observasi TTV
FOLLOW UP
Tanggal 02/02/12 UK: 12 TH UP: 4 HR BB: 44,5 KG S Demam (-) Kejang (-) Pusing (-) Sakit perut (-) Mual (-) Muntah (-) BAB (+), BAK (+) Gusi berdarah (-) Mimisan (-) Nyeri sendi (-) Makan (+) Minum (+) O KU: TSS/CM Kepala: Normocephali, CA -/-, SI -/-, PCH (-), sianosis (-), mukosa bibir hiperemis (-) Leher: retraksi SS (-) Thorax: S1S2 Reg, M(-), G(-), SN Vesi. Rh -/-, W /Abdomen: supel, datar, BU(+), NTE (-), H/L TTM Extremitas: akral hangat, oedem -/-, sianosis -/-, ptekie -/ A DHF Sakit hari ke 7 P Tirah baring Kebutuhan cairan: IVFD Asering 30 TPM, minum Inpepsa 3 x 1 cth PO Inj OMZ 1 x 40 mg IV Inj Onetic 2 x 1 amp IV K/P IVFD Farmadol 3 x 1 IV Observasi TTV
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI
Demam Dengue adalah demam virus akut yang
disertai manifestasi perdarahan bisa terjadi kegagalan sirkulasi darah dan pasien jatuh dalam shock hipovolemik
ETIOLOGI
virus genus Flavivirus, 4 jenis serotype yaitu Den-1, Den-2, Den-3 dan Den-4 Den-3 merupakan
serotype dominan dan banyak berhubungan denagn kasus berat, diikuti serotype Den-2
EPIDEMIOLOGI
DBD telah menjadi penyakit yang endemis dibanyak
kota besar bahkan pedesaan. Virus Dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus.
Hampir diseluruh pelosok Indonesia, kecuali ditempat
yang terjangkit
PATOGENESA
Manusia sebagai host dengan vector yang membawa
virus. Manusia menjadi terinfeksi virus setelah nyamuk Aedes aegypti menghisap darah manusia yang sudah terinfeksi virus. Patofisiologi pasti!?
Teori Virulensi Virus Teori Imunopatologi
terinfeksi Uji coba sukarelawan digigit nyamuk infeksius, hasilnya ada yang sakit dan ada yang tidak. Mereka yang sakit umumnya memiliki pertahanan tubuh yang lemah.
Teori Imunopatologi
Infeksi untuk kedua kalinya dengan virus dengue
serotype heterolog Antibody bentuk antigen antibody Oleh karena antibodi yang heterolog maka virus tidak dapat dinetralisir dan terjadilah replikasi virus sekresi mediator vasoaktif permeabilitas pembuluh darah meningkat hipovolemi dan shock.
PERUBAHAN HEMATOLOGI
Hematokrit dan Hemoglobin Ht meningkat pada hari ketiga (kebocoran plasma) shock hipovolemic dan kegagalan sirkulasi Hb naik mengikuti peningkatan Ht Jumlah leukosit dan hitung jenis Leukopenia Leukositosis Limfosit Plasma Biru Trombosit Trombositopenia kontroversi!?
Trombopoesis menurun dan destruksi trombosit meningkat Kompleks imun pada permukaan trombosit agregasi trombosit
permeabilitas pembuluh darah meningkat ekstravasasi plasma darah ke extra vaskuler kekurangan volume plasma darah hipovolemia shock Agregasi trombosit trombositopenia Keadaan homeostatic yang tidak normal gangguan vaskuler karena kerusakan endotel pembuluh darah (vaskulopati) aktivasi system pembekuan darah kelainan koagulasi
MANIFESTASI KLINIS
Dengue Fever Anak < 15 tahun demam nonspesifik mungkin juga disertai makulopapular rash, dan disertai gejala berikut: Nyeri seluruh badan dan kelemahan Demam tinggi > 39o C Sakit kepala Nyeri retro orbita Nyeri otot dan tulang Leukopenia IgM/IgG (+) Tidak ditemukan kebocoran plasma (hemokonsentrasi, efusi pleura, ascites, hipoproteinemia)
Gejala klinis khas DHF: Gejala hampir sama dengan demam dengue Flashing pada daerah muka Nyeri epigastrium, anoreksia dan muntah Hepatomegali Manifestasi perdarahan: ptekie, hematuria, hematemesis, epistaksis, melena, perdarahan gusi Uji Rumple Leed (+)
Dengue Shock Syndrome Gejala umum akan terjadinya shock yaitu nyeri perut, muntah dan lemas. Pasien juga memiliki gejala yang berhubungan dengan kegagalan sirkulasi:
Hari demam 4 5 Suhu turun, kulit dingin dan lembab Nadi cepat, lemah
: demam disertai gejala tidak khas dan satu satunya manifestasi perdarahan adalah uji Torniquet (+) Derajat II : derajat I disertai perdarahan spontan dikulit dan atau perdarahan lain (gusi berdarah, perdarahan gastrointestinal, epistaksis) Derajat III : ditemukan kegagalan sirkulasi, yaitu nadi cepat dan lembut, tekanan nadi menurun (<20 mmHg) atau hipotensi disertai kulit yang dingin, lembab dan penderita menjadi gelisah Derajat IV : renjatan berat dengan nadi yang tidak dapat diraba dan tekanan darah yang tidak dapat diukur
DIAGNOSA BANDING
Infeksi bakteri, virus atau protozoa seperti demam tifoid,
campak, influenza, hepatitis, demam chikunguya, leptospirosis dan malaria. Sepsis, meningitis meningokok, idiophatic thrombocytopenic purpura (ITP), leukemia dan anemia aplastik. Chikunguya Haemorrhagic Fever (Arbovirus grup A). Demam Chikunguya sangat menular dan biasanya seluruh anggota keluarga terkena dengan gejala:
Demam mendadak, lebih pendek, diatas 400C. Ruam
makulopapular, injeksi konjungtiva, nyeri pada sendi. Uji bendung (+), ptekie dan epistaksis hampir sama dengan demam berdarah dengue. Tidak ditemukan perdarahan gastrointerstinal dan shock.
KOMPLIKASI
Shock
Enchepalopathy Konvulsi
Encephalitis
Kerusakan hepar Acute renal failure
PEMERIKSAAN LAB
Pada pemeriksaan darah ditemukan: Leucopenia Limfositosis Hemokonsentrasi Trombositopenia Perubahan metabolic: Hiponatremia Asidosis metabolic urea nitrogen darah meninggi Kelainan koagulasi: Masa protrombin memanjang Masa tromboplastin parsial memanjang Kadar fibrinogen menurun Pemeriksaan fungsi hati Kadar transaminase sedikit meningkat Kadar albumin rendah
PENATALAKSANAAN
Suportif: atasi kehilangan cairan plasma sebagai akibat
peningkatan permeabilitas kapiler dan sebagai akibat perdarahan. Rasa haus dan dehidrasi timbul akibat demam tinggi, anoreksia dan muntah. Pasien perlu diberi minum banyak, 50 mL/kgBB dalam 4 6 jam pertama. Setelah keadaan dehidrasi dapat diatasi, berikan cairan rumatan 80 100 mL/kgBB dalam 24 jam berikutnya. Antipiretik dan kompres es dan alcohol 70%. Parasetamol direkomendasikan untuk mengatasi demam dengan dosis 10 15 mg/kgBB/kali.
Larutan Ringer Laktat (RL) atau dextrose 5% dalam larutan Ringer Laktat (D5/RL) Larutan Ringer Asetat (RA) atau dextrose 5% dalam larutan Ringer Asetat (D5/RA) Larutan NaCl 0,9% (garam Faali=GF) atau dextrose 5% dalam larutan garam faali (D5/GF) Dextran 40
Koloid
PENANGANAN SHOCK
Ringer Laktat secara cepat (guyur) selama 30 menit
ganti cairan dengan koloid 10 20 mL/kgBB/jam (maks 30 mL/kgBB) perbaikan kristaloid (tetesan 20 mL/kgBB).
PENANGANAN SHOCK
Shock tidak berat 20 mL/kgBB/jam. Shock telah diatasi: nadi sudah jelas teraba, amplitude nadi cukup besar, tekanan sistolik 80 mmHg atau lebih, kecepatan tetesan dikurangi menjadi 10 mL/kgBB/jam. Cairan intravena diberikan bila Ht turun sekitar 40
Chemical control
DAFTAR PUSTAKA
Buku kuliah :Ilmu Kesehatan Anak : jilid 2: Balai Penerbit
FKUI, Jakarta Cetakan 2007 : 607 621 Behrman, Kliengman, Arvin.Ilmu Kesehatan Anak NELSON, Edisi ke 15 Mansjoer, Arif. Kapita Selekta Kedokteran, edisi ke 3, Indonesia, 2000, Jakarta Sutaryo. Masalah Demam Berdarah di Indonesia, Indonesia, 2002, Jakarta, hal 32 42 http://en.m.wikipedia.org/wiki/Dengue_fever http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/001373. html Tumbelaka, R Alan. Diagnosa Demam Dengue, Indonesia, 1999, Jakarta