You are on page 1of 3

Tugas diskusi kelompok

TES PENALA PADA TULI KONDUKTIF

Disusun oleh : Kuntum Putri Unzila, S.Ked Fatimah Syakirah, S.Ked Ilona Amanta, S.ked Maya Rina Santara Manurung, S.Ked Dwi Leonita, S.Ked Ekta Martgaredta, S.Ked

Pembimbing : dr. Yuli Doris Memy, SpTHT-KL

BAGIAN ILMU KESEHATAN THT-KL RUMAH SAKIT UMUM MOHAMMAD HOESIN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2013

Interpretasi Tes Penala Pada Tuli Konduktif 1. Tes Rinne Tujuan melakukan tes Rinne adalah untuk membandingkan hantaran tulang dengan hantaran udara pada satu telinga pasien. Pada Tes Rinne penala digetarkan, tangkainya diletakkan di prosesus mastoid, setelah tidak terdengar penala dipegang di depan telinga kira-kira 2,5 cm. bila masih terdengar disebut Rinne positif (+), bila tidak terdengar disebut Rinne negatif (-). Pada tuli konduktif didapatkan hasil tes Rinne negatif hal itu dikarenakan pada penderita tuli konduktif hantaran tulang lebih baik dibandingkan dengan hantaran udara sehingga getaran dapat didengar melalui tulang lebih lama.

2. Tes Weber Tujuan melakukan tes Weber adalah untuk membandingkan hantaran tulang antara kedua telinga pasien. Penala digetarkan dan tangkai penala diletakkan di garis tengah kepala (di verteks, dahi, pangkal hidung, di tengah-tengah gigi seri atau di dagu). Apabila bunyi penala terdengar lebih keras pada salah satu telinga disebut Weber lateralisasi ke telinga tersebut. Bila tidak dapat dinedakan kearah telinga mana bunyi terdengar lebih keras disebut Weber tidak ada lateralisasi. Pada tuli konduktif didapatkan hasil tes Weber lateralisasi ke telinga sakit, karena hantaran tulang lebih besar daripada hantaran udara.

Pada telinga sakit pasien tuli konduktif, bising lingkungan dihambat oleh AC Route sehingga pasien mendengar getaran penala lebih keras pada telinga sakit.

3. Tes Swabach Tujuan dilakukan tes Swabach adalah membandingkan hantaran tulang antara pemeriksa (normal) dengan probandus. Penala digetarkan, tangkai penala diletakkan pada prosesus mastoideus sampai tidak terdengar bunyi. Kemudian tangkai penala segera dipindahkan pada prosesus mastoideus telinga pemeriksa yang pendengarannya normal. Bila pemeriksa masih dapat mendengar disebut Swabach memendek, bila pemeriksa tidak dapat mendengar, pemeriksaan diulang dengan cara sebaliknya yaitu penala diletakkan pada prosesus mastoideus pemeriksa lebih dulu. Bila pasien masih dapat mendengar bunyi disebut Swabach memanjang dan bila pasien dan pemeriksa kira-kira sama-sama endengarnya disebut dengan Swabach sama dengan pemeriksa. Pada tuli konduktif hasil tes Swabach memanjang pada telinga sakit karena hantaran tulang pasien lebih besar daripada pemeriksa. Sehingga getaran akan terdengar lebih lama oleh penderita dibandingkan pemeriksa.

You might also like