You are on page 1of 6

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA I

OKSIDASI BIOLOGI

Disusun oleh:
Meja 18 A

Irma Yosepha (405030103) Sunarto Lomewa (405030115) Edmond Sebastian (405030141)

Bagian Biokimia Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Jakarta 2004

OKSIDASI BIOLOGI
PENDAHULUAN Laporan ini Kami buat berdasarkan praktikum yang telah Kami lakukan pada hari Rabu, 27 Oktober 2004. Pada praktikum ini Kami melakukan percobaan mengenai penentuan kerja enzim dehidrogenase dlm proses oksidasi-reduksi melalui test Schardinger dan memperlihatkan lemak bisa menjadi tengik karena oksidasi. Proses oksidasi berperan dalam metabolisme semua makhluk hidup dan mempunyai berbagai tujuan, terutama dalam reaksi-reaksi untuk menghasilkan energi. Misalnya pada oksidasi glukosa menjadi CO2, H2O, dan energi. Proses oksidasi ini dapat berlangsung secara enzimatik maupun non-enzimatik. Proses enzimatik berlangsung bertahap dengan melibatkan sejumlah enzim. Sedangkan proses non-enzimatik berlangsung secara spontan dan memerlukan logamlogam transisi seperti Fe dan Cu, dan dapat membentuk radikal bebas seperti reactive oxygen species (ROS). ROS yang terbentuk ini dapat bereaksi dengan makromolekul di dalam tubuh seperti protein, lipid, dan asam nukleat. Reaksi radikal bebas dengan protein akan menghasilkan senyawa karbonil, dengan lipid akan menghasilkan peroksida lipid, dan dengan asam nukleat membentuk dimmer timin yang menyebabkan mutasi. Proses kerusakan oleh radikal bebas ini diduga berperan dalam proses inflamasi, penuaan, dan karsinogenesis. Untuk mengatasi kerusakan oleh radikal bebas, tubuh dilengkapi dengan system penangkal (antioksidan) yang bersifat enzimatik dan non-enzimatik. Antioksidan yang bersifat enzimatik contohnya adalah superoksida dismutase (SOD), katalase, glutation peroksidase. Sedangkan antioksidan non-enzimatik contohnya adalah vitamin C, vitamin E, glutation, -karoten, flavonoid, dan lain-lain.

TUJUAN PRAKTIKUM
1. memperlihatkan proses oksidasi melalui kerja enzim dehidrogenase terhadap metilen blue dan memperlihatkan pengaruh suhu pada enzim. 2. memperlihatkan proses oksidasi lipid dimana minyak (lipid) akan menjadi tengik bila mengalami oksidasi.

PERCOBAAN
A. Reaksi SCHARDINGER Tujuan : - memperlihatkan kerja dari enzim dehidrogenase terhadap metilen blue - memperlihatkan pengaruh suhu pada enzim. Dasar : Terjadi reduksi biru metilen oleh enzim dehidrogenase membentuk leukobiru metilen yang tidak berwarna. Hidrogen dan reduksi ini diperoleh dari formaldehid. Susu segar mengandung enzim dehidrogenase. Alat dan Bahan : - 1 ml metilen blue 0,02% - 5 ml susu murni - 5 ml susu pasteurisasi - 1 ml formaldehida 0,4% - penangas air - 2 buah tabung reaksi - termometer

Cara kerja : 1. 5 ml susu murni ditambahkan dengan 1 ml metilen blue lalu ditambah 1 ml formaldehid. Panaskan pada temperatur 60-65o C selama 5-10 menit. 2. 5 ml susu pasteurisasi ditambahkan dengan 1 ml metilen blue lalu ditambah 1 ml formaldehid. Panaskan pada temperatur 6065o C selama 5-10 menit. Pelaksanaan dan Hasil : Bahan Susu segar Susu pasteurisasi Formaldehid Metilen blue Hasil Tabung I Tabung II 5 ml 5 ml 1 ml 1 ml 1 ml 1 ml Dipanaskan 60-65o C selama 5-10 menit Susu putih dengan cincin Tetap berwarna biru, tidak biru pada permukaan berubah warna

Kesimpulan : Pada susu yang masih terdapat enzim dehidrogenase (susu segar) enzim akan bereaksi dengan metilen blue dan terjadi dehidrogenasi sehingga terbentuk 2 permukaan yang berbeda. Permukaan atas berwarna biru (cincin biru) dan bawahnya berwarna putih. Sedangkan pada susu yang enzim dehidrogenasenya sudah rusak akibat pemanasan proses pateurisasi, metilen blue tidak bereaksi dan menyebabkan warna susu menjadi biru.

A.

Uji ketengikan LEMAK

Tujuan : memperlihatkan bahwa lemak bila mengalami oksidasi dapat menjadi tengik (racid).

Dasar : Lemak tidak jenuh bila mengalami oksidasi, ikatan rangkapnya dapat berubah menjadi peroksida lemak yang ditandai dengan perubahan menjadi tengik. Ikatan rangkap yang tersisa dibandingkan dengan lemak jenuh segar dengan mereaksikannya dengan kalium iodida. Alat dan Bahan : - 5 ml minyak tak jenuh segar. - 5 ml minyak tak jenuh tengik (minyak segar + H2O2/dibiarkan diudara terbuka selama 2 minggu) - larutan kalium iodida - 2 buah tabung reaksi - pipet Cara kerja : 1. 2 ml minyak segar ditambahkan larutan kalium iodida setetes demi setetes hingga berubah warnanya. Perhatikan pada tetes berapakah minyak tersebut berubah warnanya. 2. 2 ml minyak tengik ditambahkan larutan kalium iodida setetes demi setetes hingga berubah warnanya. Perhatikan pada tetes berapakah minyak tersebut berubah warnanya. Pelaksanaan dan Hasil : Bahan Tabung I Tabung II Minyak tak jenuh segar 5 ml Minyak tak jenuh tengik 5 ml Larutan kalium iodida tetes demi tetes sambil dikocok sampai iodium Hasil tetap/stabil 35 tetes 16 tetes

Kesimpulan : Penambahan KI lebih banyak diperlukan pada minyak tak jenuh segar dibandingkan minyak tak jenuh tengik karena pada minyak segar belum teroksidasi jadi lebih banyak ikatan rangkap 5

sedangkan pada minyak tengik ikatan rangkapnya sudah berkurang akibat terbentuknya peroksida.

You might also like