You are on page 1of 19

PENGARUH PENGGUNAAN ALAT PERAGA DAN LEMBAR KERJA SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR FARMAKOLOGI PADA POKOK BAHASAN

SINONIM OBAT PADA SISWA KELAS XII SEMESTER 1 DI SMK NEGERI 2 SIMPANG EMPAT KABUPATEN TANAH BUMBU TAHUN PELAJARAN 2011/2012 PROPOSAL TESIS

Oleh : HENDRI HERMAWAN NIM : 10702259039 Program Studi : Pendidikan Teknologi Kejuruan

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA TAHUN 2011

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH Berdasarkan atas Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional model kurikulum untuk meningkatkan mutu pendidikan yang diterapkan di semua jenjang pendidikan di Indonesia adalah berbasis kompetensi (selanjutnya: KBK). KBK dimaksudkan untuk dapat mencapai Keunggulan bangsa, sehingga mampu bersaing di dunia (nation competetiveness) (Depdiknas,2002d:4; Mulyasa,2002:8; cf.Higher Education Long-Term Strategy,2003). Sekolah menengah kejuruan, dalam hal ini SMKN 2 Simpang Empat Tanah Bumbu jurusan farmasi memiliki tujuan untuk menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi dalam bidangnya. Kompetensi yang harus dimiliki tersebut antara lain kecakapan dan ketrampilan dalam melakukan pelayanan resep secara cepat dan tepat. Salah satu indicator tercapainya kompetensi siswa farmasi adalah kemampuannya untuk memahami dan menghapalkan nama-nama obat yang sangat beragam, mulai dari nama paten, nama dagang obat-obatan pabrik, obat generic, serta kegunaan dan efek samping dari masing-masing obat. Selain itu juga mekanisme kerja obat dan cirri khas dari setiap golongan obat. Untuk bisa mencapai kompetensi kejuruan yang dimaksud, tentunya diperlukan adanya kerjasama dan usaha yang sungguh-sungguh dari setiap masyarakat sekolah, yang meliputi kepala sekolah, para guru, siswa, orang tua siswa, dan juga masyarakat di sekitar lingkungan sekolah. Kepala sekolah berkewajiban menyediakan sarana dan prasarana yang memadai untuk proses kegiatan belajar, siswa berkewajiban untuk bersungguhsungguh memanfaatkan segala potensi dan daya kreasinya untuk menyerap ilmu yang diberikan sekolah. Para guru berkewajiban untuk mentransfer ilmu dengan berbagai metode yang tepat, sehingga para siswa dengan

berbagai tingkatan kemampuan daya pikir dan daya ingatnya bisa menerima setiap ilmu yang diberikan. Sedangkan masyarakat disekitar lingkungan sekolah berkewajiban turut serta menciptakan suasana yang kondusif untuk kegiatan belajar mengajar. Farmakologi merupakan salah satu mata diklat dalam jurusan farmasi. Dalam mata diklat ini akan dipelajari penggolongan obat, mekanisme kerja obat, kegunaan dan efek samping obat, juga spesialite atau nama-nama obat dari berbagai pabrik. Dalam mata diklat ini bukan hanya pemahaman yang dituntut dari para siswa, tapi juga kemampuan untuk menghapal bermacam-macam nama obat. Karena itulah banyak siswa yang merasa takut dengan mata diklat farmakologi disebabkan banyaknya hapalan sehingga berimbas terhadap motivasi belajar dan nilai ujian siswa. B. Identifikasi Masalah Ada beberapa faktor yang menjadi penyebab rendahnya kompetensi kejuruan siswa farmasi di SMKN 2 Simpang Empat, antara lain sarana prasarana yang masih kurang memadai, input siswa yang mayoritas menjadikan jurusan farmasi sebagai jurusan pilihan kedua ketika mereka tidak diterima di jurusan pilihan pertama, sehingga jurusan farmasi seolaholah hanya sebagai jurusan dari orang-orang buangan, yang masuk bukan karena keinginan hati, tapi lebih karena keterpaksaan daripada tidak bersekolah. Faktor lain yang menjadi penyebab rendahnya kompetensi kejuruan siswa farmasi di SMKN 2 Simpang Empat adalah cara mengajar guru yang tidak tepat dan hanya menggunakan satu metode saja yang mungkin tidak cocok dan sulit dimengerti oleh siswa. Upaya meningkatkan kualitas hasil pendidikan senantiasa dicari dan diteliti melalui kajian berbagai komponen pendidikan. Perbaikan dan penyempurnaan proses pembelajaran dilakukan untuk memajukan dan meningkatkan kualitas hasil pendidikan. Teknologi pengajaran adalah salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas pengajaran. Konsep teknologi pengajaran merupakan suatu sistem dari teknologi pendidikan yang memberikan alternatif terhadap rancangan

program

pengajaran.

Pendayagunaan

media

pembelajaran

dapat

memperbaiki efektivitas dan efisiensi proses pembelajaran. Pembelajaran dengan metode ceramah membuat siswa kurang tertarik pada materi yang disampaikan guru, siswa cenderung pasif dan kurang serius dalam proses pembelajaran. Sehingga materi yang disampaikan oleh guru tidak tertanam dalam benak siswa (Suyitno, 2004: 2)
Proses belajar siswa dan proses mengajar guru merupakan keterpaduan yang memerlukan pengaturan dan perencanaan yang seksama sehingga menimbulkan minat belajar siswa. Minat belajar siswa akan dapat tumbuh dan terpelihara apabila proses mengajar guru dilaksanakan secara bervariasi, antara lain dengan bantuan media pembelajaran. Penggunaan alat peraga dan LKS dalam pembelajaran farmakologi di SMKN 2 Simpang Empat belum pernah dilakukan, sehingga siswa sulit membayangkan hal yang sifatnya abstrak dan mengaitkannya dengan hal-hal yang berkaitan dengan kehidupannya sehari-hari. Berdasarkan uraian di atas, maka diambil judul penelitian Pengaruh

Penggunaan Alat Peraga Dan Lembar Kerja Siswa Terhadap Hasil Belajar Farmakologi dalam Pokok Bahasan Sinonim Obat Pada Siswa Kelas XII Semester 1 di SMKN 2 Simpang Empat Kabupaten Tanah Bumbu Tahun Pelajaran 2011/2012. C. Pembatasan Masalah Dalam tesis ini, penelitian dibatasi pada masalah media pembelajaran dengan menggunakan alat peraga dan LKS pada mata ajar farmakologi dengan pokok bahasan sinonim obat. Sedangkan masalah-masalah lain seperti input siswa, ketiadaan sarana dan prasarana serta lingkungan sekolah tidak kita masukkan sebagai variable dalam penelitian ini. D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dirumuskan masalah apakah pembelajaran dengan menggunakan alat peraga dan lembar kerja siswa berpengaruh terhadap hasil belajar farmakologi dalam pokok bahasan

sinonim obat pada siswa kelas XII semester 1 di SMKN 2 Simpang Empat Kabupaten Tanah Bumbu Tahun Pelajaran 2011/2012? E. Tujuan penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pembelajaran dengan menggunakan alat peraga dan lembar kerja siswa terhadap hasil belajar farmakologi dalam pokok bahasan sinonim obat pada siswa kelas XII semester 1 di SMKN 2 Simpang Empat Kabupaten Tanah Bumbu Tahun Pelajaran 2011/2012 F. Manfaat Penelitian
1. Bagi Guru Guru dapat ikut menerapkan alat peraga dan Lembar Kerja Siswa (LKS) dalam proses pembelajaran farmakologi. Kreatifitas guru yang tinggi dapat menciptakan alat peraga dan LKS untuk pembelajaran mata pelajaran farmakologi yang dianggap masih sukar. 2. Bagi Siswa Pembelajaran dengan alat peraga dan LKS dapat meningkatkan daya tarik siswa, sehingga muncul perasaan senang untuk belajar farmakologi dan membuat lebih interaktif. 3. Bagi Peneliti Peneliti akan memiliki dasar-dasar kemampuan mengajar dan kemampuan mengembangkan media pembelajaran, dalam hal ini pembelajaran dengan menggunakan alat peraga dan LKS.

BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. Pengertian Belajar dan Pembelajaran Belajar dan pembelajaran adalah suatu kegiatan yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia. Secara umum pengertian belajar merupakan suatu kegiatan yang mengakibatkan terjadinya perubahan tingkah laku (Darsono, 2000: 24). Pengertian balajar menurut Fortana (Suherman: 2003, 7-8) adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu yang relatif tetap sebagai hasil dari pengalaman. Seorang psikologi terkenal, Brunner mengatakan bahwa : Bagi anak berumur antara 7 sampai dengan 17 tahun, untuk mendapat daya serap dan daya tangkap yang meliputi ingatan, pemahaman, dan penerapan masih memerlukan mata dan tangan. Mata berfungsi untuk mengamati, sedang tangan berfungsi untuk meraba. Piaget menerangkan bahwa seorang anak itu berfikir sepanjang ia berbuat. Tanpa perbuatan berarti anak itu tidak berfikir. Oleh karena itu agar anak berfikir sendiri, maka harus diberi kesempatan untuk berbuat sendiri. Sedangkan pembelajaran merupakan upaya penataan lingkungan yang memberi nuansa agar program belajar tumbuh dan berkembang secara optimal. Dengan demikian proses belajar bersifat internal dan unik dalam diri individu siswa, sedangkan proses pembelajaran bersifat eksternal yang sengaja direncanakan dan bersifat rekayasa perilaku (Suherman, 2003: 7). 2. Pengertian Hasil Belajar Hasil belajar adalah penguasaan pengetahuan/ketrampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran yang biasanya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan guru. Hasil belajar merupakan hal yang penting yang akan dijadikan sebagai tolak ukur keberhasilan siswa dalam belajar dan sejauh mana sistem pembelajaran yang diberikan guru berhasil atau tidak. Suatu proses belajar mengajar dikatakan berhasil apabila kompetensi dasar yang diinginkan tercapai. Untuk mengetahui tercapai tidaknya kompetensi tersebut, guru mengadakan tes setelah selesai menyajikan pokok bahasan kepada siswa.

Dari hasil tes ini diketahui sejauh mana keberhasilan siswa dalam belajar. Hasil belajar dalam periode tertentu dapat dinilai dari nilai raport, yang secara nyata dapat dilihat dalam bentuk angka-angka. Siswa yang belajar dengan baik akan mendapatkan hasil yang lebih baik dibanding siswa yang cara belajarnya asal-asalan atau tidak secara teratur. 3. Tinjauan Tentang Alat Peraga Pembelajaran farmakologi Pada dasarnya anak belajar melalui benda/objek konkret. Untuk memahami konsep abstrak, anak-anak memerlukan benda-benda konkret (riil) sebagai perantara atau visualisasinya. Konsep abstrak itu dicapai melalui tingkat-tingkat belajar yang berbeda-beda. Bahkan orang dewasa pun yang pada umumnya sudah dapat memahami konsep abstrak, pada keadaan tertentu sering memerlukan visualisasi. Belajar anak akan dapat meningkat bila ada motivasi. Karena itu dalam pengajaran diperlukan faktor-faktor yang dapat memotivasi anak belajar, bahkan untuk pengajar. Misalnya : pengajaran supaya menarik, dapat menimbulkan minat, sikap guru dan penilaian baik, suasana sekolah menyenangkan, ada imbalan bagi guru yang baik, dan lain-lain. Selanjutnya konsep abstrak yang baru dipahami siswa itu akan melekat dan tahan lama bila siswa belajar melalui perbuatan dan dapat dimengerti, bukan hanya mengingat fakta. Dengan menggunakan alat peraga maka: 1) Proses belajar mengajar termotivasi. Baik siswa maupun guru, dan terutama siswa, minatnya akan timbul. Ia akan senang, terangsang, tertarik dan karena itu akan bersikap positif terhadap pengajaran farmakologi. 2) Siswa akan lebih mudah menghapal nama-nama obat ketika mereka melihat langsung wujud asli kemasan dari obat-obat tersebut. 3) Siswa akan lebih mudah untuk menghubungkan nama-nama obat tersebut dengan apa yang terjadi dalam lingkungannya sehari-hari. Menurut Brunner (Suherman, 2003: 43) dalam proses belajar anak sebaiknya diberi kesempatan untuk memanipulasi benda-benda (alat peraga). Menurut Sugiarto dan Hidayah (2004: 5), penggunaan media dalam pembelajaran mempunyai arti penting, yaitu: a. mampu mengatasi keterbatasan perbedaan pengalaman pribadi siswa, b. mampu mengatasi keterbatasan ruang kelas,

c. mampu mengatasi keterbatasan ukuran benda, d. mampu mengatasi keterbatasan kecepatan gerak benda, e. mampu mempengaruhi motivasi belajar siswa, f. mampu mempengaruhi abstraksi siswa, dan g. memungkinkan pembelajaran yang lebih bervariasi. Adapun persyaratan umum memanfaatkan media atau alat peraga dalam pembelajaran adalah sebagai berikut. a. tahan lama, b. bentuk dan warna menarik, c. dapat menyajikan dan memperjelas konsep, d. ukuran sesuai dengan kondisi fisik anak/siswa, e. fisibel, f. tidak membahayakan siswa, dan g. mudah disimpan saat digunakan Agar pemanfaatan media/alat peraga dalam pembelajaran efektif, maka strategi pendayagunaannya harus memperhatikan kesesuaian media/alat peraga dengan: a. tujuan pembelajaran, b. materi, c. strategi pembelajaran, d. kondisi ; ruang kelas, waktu, banyak siswa, dan e. kebutuhan siswa. 4. Tinjauan Lembar Kerja Siswa (LKS) a. Pengertian Lembar Kerja Siswa (LKS) LKS adalah media cetak yang berupa lembaran kertas yang berisi informasi soal/pertanyaan yang harus dijawab siswa. LKS ini sangat baik dipakai untuk menggalakkan keterlibatan siswa dalam belajar, baik dipergunakan dalam strategi heuristik maupun strategi ekspositorik. Dalam strategi heuristik, LKS dipakai dalam penerapan metode penemuan terbimbing, sedang strategi ekspositorik LKS dipakai untuk memberikan latihan pengembangan. LKS ini sebaiknya dirancang oleh guru sendiri sesuai dengan pokok bahasan dan tujuan pembelajarannya (Suyitno, 1997: 7). LKS dalam kegiatan belajar mengajar dapat dimanfaatkan pada tahap penanaman konsep (menyampaikan konsep baru) atau pada tahap pemahaman konsep (tahap

lanjutan dari penanaman konsep) karena LKS dirancang untuk membimbing siswa dalam mempelajari topik. Pada tahap pemahaman konsep, LKS dimanfaatkan untuk mempelajari suatu topik dengan maksud memperdalam pengetahuan tentang topik yang telah dipelajari sebelumnya yaitu penanaman konsep. b. Kriteria Pembuatan Lembar Kerja Siswa (LKS) LKS yang digunakan siswa harus dirancang sedemikian rupa sehingga dapat dikerjakan siswa dengan baik dan dapat memotivasi belajar siswa. c. Kelebihan dan Kekurangan Lembar Kerja Siswa (LKS) 1) Kelebihan Penggunaan Lembar Kerja Siswa (LKS) Kelebihan dari penggunaan LKS (Pandoyo, 1983) adalah: a) meningkatkan aktivitas belajar, b) mendorong siswa mampu bekerja sendiri, dan c) membimbing siswa secara baik ke arah pengembangan konsep. 2) Kekurangan Penggunaan Lembar Kerja Siswa (LKS) Kekurangan dari penggunaan LKS adalah. a) Bisa disalahgunakan guru. Sewaktu siswa mengerjakan LKS, guru yang seharusnya mengamati bisa meninggalkannya. Hal tersebut terjadi bila guru tidak bertanggungjawab atas proses belajar mengajar yang dipimpinnya. b) Memerlukan biaya yang belum tentu dianggap murah 5. Kerangka Berfikir Pembelajaran merupakan upaya penataan lingkungan yang memberi nuansa agar program belajar tumbuh dan berkembang secara optimal. Dengan demikian proses belajar bersifat internal dan unik dalam diri individu siswa, sedangkan proses pembelajaran bersifat eksternal yang sengaja direncanakan dan bersifat rekayasa perilaku. Pembelajaran ini sudah dapat dikatakan baik atau tidak, dapat dilihat dari hasil belajar. Untuk mendapatkan hasil belajar yang maksimal perlu diperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhinya yaitu faktor dari dalam dan faktor dari luar siswa tersebut. Faktor dari dalam diantaranya minat siswa untuk mengikuti pelajaran. Faktor luar yang berpengaruh adalah cara mengajar guru yang tidak tepat. Beberapa guru hanya

mengajar dengan satu metode sulit dimengerti oleh siswa. Selain itu penggunaan media pembelajaran masih jarang digunakan dalam proses pembelajaran. Alat peraga dan LKS merupakan jenis media yang digunakan dalam proses pembelajaran dengan metode penemuan terbimbing dapat dimanfaatkan pada tahap penanaman konsep sebagai usaha untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Pembelajaran dengan alat peraga dan LKS, diharapkan proses belajar mengajar yang berlangsung tidak didominasi oleh guru sehingga minat, keaktifan, dan motivasi belajar siswa dapat meningkat.

B. Hipotesis Hipotesis dalam penelitian ini adalah pembelajaran dengan penggunaan alat peraga dan Lembar Kerja Siswa (LKS) memiliki pengaruh terhadap kompetensi siswa dalam hal ini hasil belajar pada pokok bahasan sinonim obat pada siswa kelas XII semester 2 di SMKN 2 Simpang Empat Kabupaten Taah Bumbu tahun pelajaran 2011/2012.

BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XII semester 1 di SMK Negeri 2 Simpang Empat Kabupaten Tanah Bumbu tahun pelajaran 2011/2012, yang terdiri dari 2 kelas, yaitu kelas XII A dan kelas XII B. 2. Sampel Pengambilan sampel dilakukan dengan metode pengambilan sampel acak ( random sampling). Pengambilan sampel dilakukan dengan cara diundi. 3. Variabel Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu : a. Variabel bebas Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah penggunaan alat peraga dan Lembar Kerja Siswa (LKS). b. Variabel terikat

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah hasil belajar siswa. B. Teknik Pengumpulan Data 1. Metode Pengumpulan Data Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini, digunakan beberapa metode pengumpulan data, yaitu: a. Metode Dokumentasi Metode dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk mendaftar nama siswa, jumlah siswa, dan semua data yang diperlukan dalam penelitian. Data yang diperoleh dianalisis untuk menentukan uji normalitas, uji homogenitas, dan uji kesamaan dua rata-rata kelas sampel. b. Metode Eksperimen Metode eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah memberikan perlakuan pada kelas eksperimen yaitu memberikan pembelajaran dengan penggunaan alat peraga dan Lembar Kerja Siswa (LKS), kemudian mengadakan tes akhir untuk melihat hasil pembelajarannya. Pada kelas kontrol yaitu memberikan pembelajaran dengan hanya menggunakan alat peraga., kemudian mengadakan tes akhir untuk melihat hasil pembelajarannya. c. Metode Tes Metode tes digunakan untuk memperoleh data hasil belajar pada pokok bahasan sinonim obat. Tes ini diberikan pada siswa-siswa kelas eksperimen yang diberi pembelajaran dengan menggunakan alat peraga dan LKS dan pada kelas kontrol yang diberi pembelajaran dengan metode ceramah. Tes yang diberikan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki bentuk yang sama. Dari data tes inilah yang dijadikan acuan untuk menarik simpulan pada akhir penelitian. 2. Pelaksanaan Pembelajaran Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang terbagi dalam 2 kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli-Oktober 2012 pada siswa kelas XII A dan siswa kelas XII B SMK Negeri 2 Simpang Empat Kabupaten Tanah Bumbu. Sebelum kegiatan penelitian dilaksanakan, peneliti menentukan materi pelajaran dan pokok bahasannya, serta menyusun rencana

pembelajaran, lembar observasi/pengamatan untuk mengetahui aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Pokok bahasan yang dipilih adalah sinonim obat. Pembelajaran yang digunakan pada kelas eksperimen yaitu dengan penggunaan alat peraga dan Lembar Kerja Siswa (LKS), dan pada kelas kontrol yaitu menggunakan metode ceramah saja. a. Proses Pembelajaran Pada Kelas Eksperimen Sebelum proses pembelajaran dimulai, guru menyampaikan tujuan pembelajaran secara jelas, menumbuhkan motivasi dengan menjelaskan manfaat dalam kehidupan sehari-hari setelah mempelajari sinonim obat, sehingga diharapkan siswa menjadi lebih tertarik untuk mengikuti proses pembelajaran. Kemudian siswa diingatkan kembali tentang berbagai hal yang berhubungan dengan sinonim obat/nama-nama obat dengan serangkaian pertanyaan-pertanyaan. Selanjutnya guru membagi siswa menjadi 7 kelompok dengan masing-masing kelompok terdiri dari dari 4 siswa. Setelah terbentuk kelompok, guru membagikan alat peraga dan LKS pada masing masing kelompok serta memberikan petunjuk kerjanya. Kemudian dengan kerja kelas siswa mengerjakan soal yang sesuai dengan petunjuk yang ada di LKS dan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan, serta guru membimbing siswa apabila dalam kerja kelompok mengalami kesulitan. Setelah waktu yang telah ditentukan habis, guru mengkondisikan siswa supaya memperhatikan peragaan yang akan dilakukan oleh guru. Dengan bantuan seorang siswa, guru melakukan peragaan seperti apa yang dilakukan siswa sebelumnya sesuai dengan yang ada di LKS. Setelah guru selesai memperagakan, guru memberikan soalsoal yang sesuai dengan subpokok bahasan yang bersangkutan dan membahas soalsoal tersebut dengan menunjuk beberapa siswa untuk mengerjakan soal tersebut. Sebelum proses pembelajaran ditutup, guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari, memberikan pekerjaan rumah (PR), dan menyampaikan materi untuk pertemuan mendatang, serta melakukan evaluasi pembelajaran. b. Proses Pembelajaran Pada Kelas Kontrol Seperti pada kelas eksperimen, sebelum proses pembelajaran dimulai, guru menyampaikan tujuan pembelajaran secara jelas, menumbuhkan motivasi dengan menjelaskan manfaat dalam kehidupan sehari-hari setelah mempelajari sinonim obat, sehingga diharapkan siswa menjadi lebih tertarik untuk mengikuti proses

pembelajaran. Kemudian siswa diingatkan kembali tentang berbagai hal yang berhubungan dengan sinonim obat dengan serangkaian pertanyaan-pertanyaan. Setelah ceramah selesai, guru memberikan soal-soal yang sesuai dengan sub pokok bahasan yang bersangkutan dan membahas soal-soal tersebut dengan menunjuk beberapa siswa untuk mengerjakan soal tersebut. Sebelum proses pembelajaran ditutup, guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari, memberikan pekerjaan rumah (PR), dan menyampaikan materi untuk pertemuan mendatang, serta melakukan evaluasi pembelajaran. 3. Alat Pengumpul Data (Instrumen) a. Tahap Persiapan Uji Coba Soal 1) Materi dan Bentuk Tes Materi tes yang digunakan adalah materi pada pelajaran farmakologi semester terakhir pada pokok bahasan sinonim obat. Perangkat tes yang digunakan pada penelitian ini adalah tes bentuk objektif, yaitu tes dengan bentuk soal pilihan ganda yang masing-masing butirnya terdiri dari empat jawaban dan hanya satu jawaban yang benar. 2) Metode Penyusunan Perangkat Tes Langkah-langkah dalam penyusunan perangkat tes adalah sebagai berikut. a) menentukan materi, b) menentukan alokasi waktu yang disediakan untuk mengerjakan soal selama 80 menit, c) menentukan bentuk tes, d) menentukan kisi-kisi soal, e) membuat perangkat tes, yaitu dengan membuat butir soal dan membuat kunci jawaban, f) mengujicobakan instrument, dan g) menganalisis hasil uji coba, dalam hal validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya beda. b. Tahap Uji Coba Soal Untuk mengetahui mutu perangkat tes, soal-soal yang telah dibuat diujicobakan terlebih dahulu kepada siswa. c. Tahap Analisis Uji Coba Soal

Hasil uji coba kemudian dianalisis dan siap digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa dari kelas penelitian. Suatu tes dapat dikatakan baik sebagai alat ukur hasil belajar harus memenuhi persyaratan tes, yaitu validitas, reliabelitas, tingkat kesukaran, dan daya beda. Berdasarkan data hasil tes uji coba perangkat tes, dihitung validitas, reliabelitas, tingkat kesukaran, dan daya beda soal sebagai berikut. 1) Validitas Sebuah tes dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa yang hendak diukur (Arikunto, 1987: 65). Untuk menghitung validitas digunakan rumus korelasi biserial, yaitu: rpbis = Mp Mt p/q St keterangan: rpbis = koefisien korelasi biserial Mp = rerata skor dari subjek yang menjawab benar bagi butir yang dicari validitasnya. Mt = rerata skor soal St = standar deviasi dari skor total P = proporsi siswa yang menjawab benar P=banyaknya siswa yang menjawab benar Jumlah seluruh siswa q = proporsi siswa yang menjawab salah (q=1p) (Arikunto, 1987: 79) Setelah didapat harga rpbis, kemudian dikonsultasikan dengan harga tabel r product moment. Dengan harga = 5 %, maka butir soal dikatakan valid jika rpbis > rtabel.. 2) Reliabilitas Sebuah tes dikatakan reliabel jika tes tersebut memberikan hasil yang tetap. Jika tes tersebut diberikan pada kesempatan yang lain akan memberikan hasil yang relatif sama. Untuk mencari reliabilitas soal bentuk objektif dan soal jawaban singkat/uraian digunakan rumus Kuder dan Richardson, yaitu KR-20. R11 = K s2 pq

K-1 keterangan:

s2 (Arikunto, 1987: 100)

k = banyaknya butir soal s2 = varian total p = proporsi siswa yang menjawab soal dengan benar q = proporsi siswa yang menjawab soal dengan salah q=1p

pq = jumlah hasil perkalian p dan q

Tolak ukur untuk mengintepretasikan derajar reliabilitas suatu instrumen dapat digunakan tolak ukur yang digunakan oleh J.P Guilford, yaitu sebagai berikut: R11 0,20 = derajat reliabilitas sangat rendah, 0,20 <r11 0,40 = derajat reliabilitas rendah, 0,40 < r11 0,60 = derajat reliabilitas sedang, 0,60 < r11 0,80 = derajat reliabilitas tinggi, dan 0,80 < r11 1,00 = derajat reliabilitas sangat tinggi. (Suherman, 1990: 177)

3) Tingkat Kesukaran Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Untuk mengetahui tingkat kesukaran butir soal digunakan rumus:

IK = JBA + JBB JSA + JSB


(Suherman, 1990: 213) keterangan: IK = indeks kesukaran JBA = jumlah siswa yang menjawab benar pada kelas atas JBB = jumlah siswa yang menjawab benar pada kelas bawah JSA = banyak siswa pada kelas atas JSB= banyak siswa pada kelas bawah

Dengan interpretasi nilai tingkat kesukaran butirnya menggunakan tolak ukur sebagai berikut: Tabel 1. Klasifikasi Indeks Kesukaran Interval IK = 0,00 0,00 < IK 0,30 0,30 < IK 0,70 0,70 < IK < 1,00 IK = 1,00 kriteria Terlalu sukar Sukar Sedang Mudah Terlalu Mudah

C. Metode Analisis Data Analisis data merupakan suatu langkah yang paling menentukan dalam suatu penelitian, karena analisis data berfungsi untuk menyimpulkan hasil penelitian. Analisis data dilakukan melalui tahap-tahap sebagai berikut. 1. Analisis Tahap Awal Analisis data merupakan suatu langkah yang paling menentukan dalam suatu penelitian, karena analisis data berfungsi untuk menyimpulkan hasil penelitian. Analisis data dilakukan melalui tahap-tahap sebagai berikut. a. Uji Normalitas Setelah mendapatkan data awal dari nilai semester terakhir mata pelajaran farmakologi kelas XII tahun ajaran 2011/2012, data tersebut diuji kenormalannya apakah data tersebut berdistribusi normal atau tidak. Uji statistik yang digunakan adalah rumus Chi-Kuadrat.
k

(Oi Ei)2
Ei

Keterangan: 2 = harga Chi Kuadrat Oi = frekuensi hasil pengamatan Ei = frekuensi hasil yag diharapkan k = jumlah kelas interval (Sudjana, 1996: 273)

b. Uji Homogenitas Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah kedua kelas mempunyai varian yang sama atau tidak. Jika kedua kelas mempunyai varian yang sama, maka kelas tersebut dikatakan homogen. Untuk menguji kehomogenan suatu data digunakan uji Bartlett dengan statistik Chi Kuadrat dengan rumus: 2 = (ln10){B ( n11) log s12} dengan B = (log s2) (n11)

(n11) s12
s2 =

(ni1)
Keterangan: s2 = varian gabungan dari semua sampel si2 = varian masing-masing kelas c. Uji Kesamaan Dua Rata-rata Sebelum sampel diberi perlakuan, terlebih dahulu dilakukan uji kesamaan dua ratarata untuk mengetahui bahwa kedua sampel mempunyai kondisi awal hasil belajar yang sama. Hipotesis yang di uji adalah. Ho : E K = Ha : E K Rumus yang digunakan: t = X 1 X2

1/n1-1/n2 Dengan s2 = (n11) s12 + (n21) s22 n1 + n2 keterangan:

X1 : nilai rata-rata kelas 1 X2 : nilai rata-rata kelas 2 n1 : banyaknya subjek pada kelas 1 n2 : banyaknya subjek pada kelas 2 s12 : varian data pada kelas 1 s22 : varian data pada kelas 2
2. Analisis Tahap Akhir Setelah kedua sampel diberi perlakuan yang berbeda, maka dilakukan tes akhir. Hasil tes akhir ini akan digunakan sebagai dasar dalam menguji hipotesis penelitian.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2003. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.


Darsono, M. 2000. Belajar dan Pembelajaran. Semarang: IKIP Semarang Press.

Depdiknas. 2002. Kurikulum Berbasis Kompetensi Kebijaksanaan Umum Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta : Depdiknas.
Pusat Data dan Informasi Pendidikan. Sistem Pendidikan Nasional. http://www.depdiknas.go.id/inlink.php?to=uusisdiknas (2 Pebruari 2006). Pandoyo. 1983. Lembar Kerja. Diktat. Semarang: FMIPA IKIP Semarang. Sudjana. 1996. Metode Statistika. Bandung: Tarsito. Sugiarto dan Hidayah, I. 2004. Workshop Pendidikan Matematika. Semarang: Jurusan Matematika FMIPA UNNES. Suherman, E. 2003. Strategi Pengajaran Matematika Kontemporer. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia. Suyitno, A. 1997. Dasar-dasar dan Proses Pembelajaran Matematika . Semarang: Jurusan Matematika FMIPA UNNES.

You might also like