You are on page 1of 4

E. PENATALAKSANAAN Non Medikamentosa 1.

Edukasi dan Terapi Gizi Medik Edukasi merupakan hal yang paling penting diberikan pada pasien ini. Pemberitahuan mengenai masalah yang terjadi, penatalaksanaan yang akan dilakukan, sampai komplikasi yang mungkin dapat terjadi pada pasien. Pemberitahuan mengenai pasien harus menaati anjuran dan pengobatan yang telah diberikan, menjaga pola makan dan hidup yang baik agar mencegah komplikasi lebih lanjut. Edukasi yang dapat diberikan pada pasien ini adalah : a. Menganjurkan pasien untuk diet rendah kolesterol. Berikut beberapa bahan makanan yang harus dihindari pasien : Jerohan Produk susu seperti keju dan es krim Daging olahan yaitu kornet, sosis, bacon, dll Gorengan Margarin bisa diganti dengan memakai minyak zaitun Roti, cake, dan cookies

Dan berikut makanan yang dapat di makan pasien untuk mencegah komplikasi seperti penyakit jantung : Bawang putih : konsumsi teratur bawang putih minimal bawang/hari bisa menurunkan penyakit darah tinggi, mencegah penggumpalan darah, mencegah kenaikan gula darah dan kolesterol yang merupakan faktor resiko penyakit jantung. Ikan salmon : mengandung omega-3 yang dapat mencegah debaran jantung terlalu cepat, mencegah atau menurunkan tingkat pelebaran pembuluh darah arteri, menambah jumlah lemak baik dalam tubuh, dan mencegah kolesterol terpecah dan menjadi sumbatan dalam arteri. Beras merah : merupakan sumber magnesium yang berfungsi memperlancar aliran pembuluh darah. Buah apel : mengandung vitamin C dan vitamin A yang efektif menurunkan tingkat kolesterol dan resiko kanker.

Susu kedelai : mengandung vitamin E yang dapat mencegah plak pada pembuluh darah dan serangan jantung koroner.

b. Banyak mengonsumsi lemak tidak jenuh (MUFA dan PUFA) seperti mengonsumsi minyak jagung, minyak bunga matahari, ikan tuna, ikan trout, ikan salmon yang mengandung asam linolenat yang menyebabkan peningkatan kadar prostaglandin I3 sebagai antiagregator yang kuat sehingga dapat mengurangi proses trombosis oleh LDL, dan konsumsi minyak ikan yang banyak mengandung omega 3 (asam

eicosapentaecnoic=EPA dan asam docasehexaenoic=DHA) yang dapat menurunkan sintesis VLDL sehingga kolesterol pun ikut berkurang. c. Konsumsi tinggi serat seperti sayur dan buah, dapat mengurangi kadar kolesterol dan glukosa dalam darah. d. Diet rendah garam, hal ini ditujukan untuk dapat membantu mengurangi hipertensi pada pasien ini. Intake Natrium yang sedikit dapat membantu tidak terjadinya retensi Na dan air yang menyebabkan kepekatan volume darah sehingga tekanan darah dapat berkurang. e. Merubah pola kebiasaan (gaya hidup) pasien untuk tidak mengonsumsi alkohol, tidak merokok, mengurangi stress. Hal tersebut dapat membantu mengurangi kadar dislipidemia dan kemungkinan komplikasi atherosklerosis dan fatty liver pada pasien. f. Menentukan kebutuhan kalori perhari pada pasien ini. Penentuan kalori per-hari yang dibutuhkan pada pasien ini dapat dihitung sebagai berikut: Penentuan berat badan ideal : (TB cm-100) 10% (175-100)-10% = 67,5kg Status gizi : dari BMI yang didapatkan pasien menderita Obesitas Kebutuhan basal (laki-laki) Kebutuhan untuk aktivitas ringan Koreksi karena obesitas
67,5x30 kalori = 2025 kalori

10%x1620 20%x1620

= 202,5 kalori = (-)405 kalori

Jadi total kebutuhan kalori perhari adalah : 2025+202,5-405 kalori = 1822,5 kalori, dapat digenapkan menjadi 1800 kalori.

2. Latihan Jasmani

Pasien ini sangat dianjurkan untuk melakukan aktivitas fisik seperti berolahraga agar memaksimalkan kerja tubuh untuk mengolah karbohidrat. Untuk menyesuaikan intake makanan dengan penggunaan energi yang harus seimbang. Pasien ini harus dianjurkan latian jasmani dengan menggunakan prinsip CRIPE system yaitu Continous Rhytmical Interval Progressive Endurance. a. Continous : jumlah olahraga perminggu sebaiknya dilakukan teratur minimal 3-

5x/minggu, dengan durasi 30-60 menit b. Rhytmical gerakan c. Interval d. Progressive Heart Rate) e. Endurance : dipilih jenis latihan yang aerobik untuk meningkatkan kemampuan : olahraga dilakukan tetap ada jeda : dengan intensitas dimulai dari ringan hingga sedang (60-70% Maximum : melakukan jenis olahraga yang berirama agar tubuh tetap melakukan

kardiorespirasi seperti jalan, jogging, berenang dan bersepeda. Latihan jasmani ini ditujukkan untuk dapat menurunkan berat badan. Penurunan berat badan harus SMART: Spesific, Measurable, Achievable, Realistic and Time limited. Tujuan awal dari terapi penurunan berat badan adalah untuk mengurangi berat badan sebesar sekitar 10% dari berat awal. Batas waktu yang masuk akal untuk penurunan berat badan sebesar 10% adalah 6 bulan terapi. Untuk pasien dengan rentang BMI 27-35, penurunan kalori sebesar 300-500 kcal/hari akan menyebabkan penurunan berat badan sebesar 0,5 sampai 1 kg/minggu dan penurunan sebesar 10% dalam 6 bulan. Medikamentosa 1. Terapi dislipidemia Keadaan dislipidemia yang terjadi pada pasien ini yaitu peningkatan kadar kolesterol total, trigliserida, LDL, serta penurunan kadar HDL. Pilihan terapi yang diambil adalah golongan Asam Fibrat yaitu fenofibrat dengan dosis 160mg. Golongan ini bekerja dengan cara meningkatkan sintesis enzim lipoprotein lipase yang berfungsi untuk memecah trigliserida, dan

diikuti oleh penurunan kadar kolesterol dan LDL. Obat ini dapat meningkatkan HDL melalui peningkatan apoprotein AI dan AII.

2. Terapi Anti Hipertensi Hipertensi pada pasien ini dapat dikontrol dengan menggunakan obat golongan ACEInhibitor yaitu Captopril. ACEInhibitor bekerja dengan cara menghambat enzim angiotensin coverting enzyme dalam mengubah angiotensin I menjadi angiotensin II sehingga menimbulkan efek vasodilatasi dengan tidak terjadinya retensi Na. Namun, pada penggunaan ACE inhibitor harus tetap memperhatikan efek samping yang dapat ditimbulkan seperti batuk kering, hipotensi.

You might also like