Professional Documents
Culture Documents
Faktor-Faktor
1. Genetik 2. Laktasi 3. Infeksi 4. Immulogi 5. Lingkungan 6. Keseimbangan Hormonal 7. Pakan 8. Umur induk 9. Kesuburan air mani 10. Embrio /Fetus dalam uterus
FAKTOR GENETIK
Imbreding: Sifat-sifat jelek muncul Sebelum implantasi Mutasi genetik meliputi Chromosomal Abberation Poliploid) Kromosom normal 2n (2n+1) Poliploid (2n-1) aneuploid Kuda Betina 63 (Xo), Kuda jantan (XXy) Triploid dan Tetra ploid terjadi pada babi
FAKTOR LAKTASI
Perpanjangan siklus birahi Kadar hormon progesteron saat laktasi embrio tidak cukup pakan untuk perkembangannya Berkurangnya pakan embrio karena produksi susu yang tinggi
FAKTOR INFEKSI
Spesifik bakteri:
Vibrio fetus brusella abortus Protozoa tricomonas fetus
Non spesifik:
Corine bakterium phiogenes Escesheria coli Strepto coccus Staffilo cocus Pseudomonas aeroginosa
Cara penularan: Kawin alam Pakan Proses implantasi terganggu Infeksi Racun endogen endotoxin bakteri Contoh penularan bakteri secara general dari kuku, ambing dan Paru-paru
Faktor Immunologi
Atigen berasal dari sel spermatozoa (acrosin) dan embrio Immunosupressi Ketidak cocokan unsur anti bodi Sapi mengandung Transferin sebagai antigen serum darah merupakan beta globulin Babi faktor kekebalan hb BB x AB Transferin penyebab kematian embrio dini
Faktor Lingkungan
Peningkatan temperatur lingkungan terjadi stres panas dapat terjadi kematian embrio dini Pada sapi perah peningkatan temperatur menjadi 32 C selama 72 jam menyebabkan kematian embrio pada usia kebuntingan 19 hari setelah inseminasi
FAKTOR PAKAN
Defesiensi pakan menyebabkan terjadinya kematian embrio Pada babi pemberian kalori yang berlebih berakibat ovulasi berlebih Obesitas Pemberian pakan leguminosa berlebih lamtoro yg mengandung mimosin dan non estrogen genistein +BiochianinA berpengaruh pada metabolisme hormonal dan pembuahan
. Estrogenic pasture sweet clover, Trifolium sp Isoflavons alkaloid merupakan like estrogen Rumput liar, kangkung rawa (KNO3)- Abortus Pinus panderosa Defesiensi Beta karoten, mineral Selenium, Phospor dan Cu.
UMUR INDUK
Umur Hewan terlalu tua terjadi penurunan fungsi endokrin Umur hewan > 5 tahun pada babi, kambing domba Pada sapi berumur lebih 9 tahun
ABORTUS
Bila > 42 hari setelah IB janin dikeluarkan Mumifikasi Maserasi Empisematosa
Mekanisme - terjadi kontraksi uterus Estrogen, oksitosi dan PGF2alfa bekerja secara bersama -sama
CAUSA ABORTUS
A. NON INFEKSI B. INFEKSI C. ABORTUS BUATAN
NON INFEKSI
Faktor Predisposisi, Terjadinya seleksi induk terlalu jauh seperti memperoleh produksi yang tinggi pada sapi perah, mendekati filial aslinya seperti simental pada sapi potong hasil IB mudah mengalami stres dan infertil Ambing besar prod tinggi- Makanan fetus (-) Induk terlalu muda atau tua kwalitas embryo menurun
GENETIK
Gen Lethal yg berasal dr induk Jantan & Betina Inbreeding Kembar pada kuda Kelainan kromosom autosom Faktor herediter abortus pada kambing usia 3 bulan Kelinan kromosom babi terjadi abortus
RACUN
KNo3 Rumput liar, cemara, Lamtoro (Mimosin) Sweet clover like estrogen Secale cornotum- ergotamin Obat cacing phenothiazine Naftalen, alue, minyak kastor Pb, NaI dan arsen
HORMONAL
Penyuntikan estradiol > 4 mg Stiibestrol > 20 40 mg Hidrokortison (glucocortikoid), kortison , dexa metason dan kortikosteroid lainnya Prostaglandin (PGf2 alfa)
MUMIFIKASI FETUS
Fetus mati steril cairan diserap setelah autolisis fetus kering keras Terjadi pada pertengahan dan akhir kebuntingan Terapi 50 -80 stilbestrol 32-72jam abortus, 5 10mg estradiol benzoas, oksitosin atau PGF2 alfa intra muscular 25 mg
MASERASI FETUS
Fetus mati dalam uterus, masa seperti bubur, tulang tulang terapung adanya infiltrasi micro organisme masuk kedalam uterus endometritis Antibiotika + PGF2 alfa 25 mg Esrogen dosis 5 10 mg estradiol benzoas 50 80 mg stilbestrol EMPISEMA FETUS : Seperti maserasi fetus terjadi pembusukan dan timbunan udara dibawah kulit fetus