You are on page 1of 13

LO I TANDA DAN GEJALA DM Jika air seni anda dikerubuti semut, itu adalah bisa jadi tanda awal

dari penyakit diabetes. Karena seseorang yang memiliki penyakit diabetes maka air seni yang dibuang masih mengandung gula. Ini terjadi karena ketika gula darah yang masuk ke dalam tubuh di proses oleh organ ginjal tidak terserap sempurna oleh tubuh. Kemudian akan dikeluarkan oleh tubuh melalui air seni atau pipis. Penyakit diabetes adalah gangguan penggunaan glukosa yang terjadi di dalam tubuh. Diabetes tidak terjadi secara begitu saja. Sebelum seseorang didiagnosis menderita diabetes, mereka mengalami fase normal, lalu meningkat menjadi prediabetes dan akhirnya menderita diabetes. Penyakit yang sering disebut dengan silent killer ini tidak langsung menyebabkan kematian, tapi komplikasi yang dihasilkan dari diabetes ini bisa menurunkan kualitas hidup seseorang hingga berakhir dengan kematian, dan beberapa kasus sepertinya sama dengan penderita HIV AIDS yang pengidapnya secara kontinyu mengalami penurunan kualitas hidup dan dapat berakhir pada kematian, meski ternyata penderita HIV AIDS dapat disembuhkan (Baca: HIV ADIS Dapat Disembuhkan Dengan Nutrisi).

5. Sering kesemutan di kaki dan tangan Gejala ini disebut neuropati. Terjadi secara bertahap dari waktu ke waktu karena glukosa dalam darah tinggi akan merusak sistem saraf. Pada penderita diabetes tipe 2 kejadiannya secara bertahap, dan orang-orang sering tidak menyadari bahwa itu salah satu pertanda. Kondisi gula darah tinggi kemungkinan telah terjadi beberapa tahun sebelum diagnosa. Kerusakan saraf dapat menyebar tanpa pengetahuan kita. 6. Penglihatan kabur, kulit kering atau gatal, sering infeksi atau luka dan memar, yang membutuhkan penyembuhan dalam waktu lama merupakan tanda-tanda lain dari diabetes. Jika melihat ada tanda-tanda itu maka Anda punya alasan untuk khawatir soal diabetes. Lalu komplikasi penyakit apa yang timbul dari diabetes? Berikut adalah komplikasi penyakit dari diabetes: 1. Penyakit saraf Penyakit saraf adalah komplikasi jangka panjang dari diabetes. Diperkirakan bahwa 60-70 persen penderita diabetes mengalaminya. Penyakit saraf ini menyerang hampir semua sistem saraf di tubuh mulai dari yang ringan kram, nyeri kepala, sakit perut, punggung nyeri, tidak berkeringat. Hingga yang berat mengganggu sistem saraf pembulah darah seperti jantung hingga saraf di kelamin yang bisa menyebabkan impotensi serta gangren dengan risiko amputasi. 2. Penyakit mata (Retinopathy) Karena penyempitan, pengerasan atau pemutusan pembuluh darah dan kapiler retina menyebabkan komplikasi serius yang dikenal sebagai retinopathy dan dapat menyebabkan kehilangan penglihatan. Dua komplikasi yang parah adalah katarak dan glaukoma. 4. Penyakit kardivaskular (jantung) Akibat memiliki tekanan darah yang tinggi dan melemahnya fungsi-fungsi otot jantung. 3. Penyakit ginjal Karena memiliki tekanan darah tinggi membuat fungsi ginjal terganggu. 4. Hipoglikemia Terjadi karena penderita diabetes harus mendapat suntikan insulin dalam tubuh. Jika kemudian insulin lebih banyak dibandingkan dengan jumlah gula darah akan membuat gula darah turun di bawah level normal, inilah yang dinamakan hipoglikemia. Hipoglikemia bisa membuat seseorang pusing, bingung dan kehilangan kesadaran atau pingsan. 4. Gangguan pencernaan Seperti gangguan lambung, divertikulitis, gejala sindrom iritasi usus besar, sakit perut, sembelit, diare dan batu empedu. 5. Komplikasi di mulut Seperti sering mengalami gigi copot terutama pada penderita diabetes tipe 1. 6. Mudah infeksi Risiko terkena infeksi cukup tinggi seperti infeksi luka, influenza, infeksi pernafasan hingga TBC tulang.

Oke kita kembali lagi ke Penyakit Diabetes, sebenarnya Jika penderita diabetes bisa mengontrol kadar gula darahnya dengan baik, maka komplikasi yang diakibatkan oleh penyakit ini bisa dicegah. Komplikasi dari diabetes ini bisa menyerang hampir seluruh organ tubuh manusia. Dan berikut adalah tanda-tanda seseorang yang terkena diabetes, diambil dari sumber diabeteslibrary : 1. Sering buang air kecil Buang air kecil akan menjadi sering jika terlalu banyak glukosa dalam darah. Jika insulin (yakni hormon yang mengendalikan gula darah) tidak ada atau sedikit maka ginjal tidak dapat menyaring glukosa untuk kembali ke dalam darah. Kemudian ginjal akan menarik tambahan air dari darah untuk menghancurkan glukosa. Hal ini membuat kandung kemih penuh dan membuat seseorang sering pipis. 2. Sering merasa haus Karena sering buang air kecil, Anda akan menjadi lebih sering haus, karena proses penghancuran glukosa yang sulit maka air di dalam darah tersedot untuk menghancurkannya. Sehingga seseorang perlu minum lebih banyak untuk menggantikan air yang hilang. 3. Berat badan turun cepat Terutama terjadi pada penderita diabetes tipe 1 (faktor genetik). Pankreas pada penderita diabates berhenti membuat insulin akibat serangan virus pada sel-sel pankreas atau respons autoimun yang membuat tubuh menyerang sel-sel yang memproduksi insulin. Akibatnya tubuh akan kesulitan mencari sumber energi karena sel-sel tidak memperoleh glukosa. Kemudian tubuh mulai memecah jaringan otot dan lemak untuk energi sehingga berat badan terus menyusut. Pada penderita diabetes tipe 2 (faktor perubahan gaya hidup), penurunan berat badan terjadi secara bertahap dengan peningkatan resistensi insulin sehingga penurunan berat badan tidak begitu terlihat. 4. Merasa lemah dan gampang kelelahan Karena produksi glukosa terhambat sehingga sel-sel makanan dari glukosa yang harusnya didistribusikan ke semua sel tubuh untuk membuat energi jadi tidak berjalan. Karena sel energi tidak mendapat asupan sehingga orang akan merasa cepat lelah.

7. Komplikasi kehamilan Tingkat kematian bayi lebih tinggi pada ibu yang menderita diabetes. 8. Ketoasidosis (darah menjadi asam) Gejala awal dari ketoasidosis diabetikum adalah rasa haus dan sering kencing, mual, muntah, lelah dan nyeri perut (terutama pada anak-anak). Pernafasan menjadi dalam dan cepat karena tubuh berusaha untuk memperbaiki keasaman darah. Bau nafas penderita tercium seperti bau aseton. Cara mudah mendeteksi diabetes: 1. Lihatlah apakah air seni yang didiamkan sebentar dikerubuti semut atau tidak. Jika dikerebuti semut adalah pertanda kandungan gula di darah tinggi yang dibuang melalui urine. 2. Gunakan kertas uristix yang banyak dijual perusahaan farmasi. Masukkan kertas uristix ke air seni jika kertas berubah warna maka itu pertanda ada gejala diabetes. 3. Diagnosis laboratorium untuk mengetes glukosa darah. Pengujian kadar glukosa darah dengan puasa jika hasilnya lebih besar atau sama dengan 126 mg/dl menunjukkan adanya diabetes. GEJALA DM Gejala diabetes

dikerubungi semut karena terdapat kadar gula dalam urine tersebut. - Mengalami rabun penglihatan secara tiba-tiba - Kehilangan berat badan yang tidak jelas sebabnya - Apabila luka/tergores (korengan) lambat penyembuhannya - Cepat lelah dan lemah setiap waktu - Mudah terkena infeksi terutama pada kulit. - Frekwensi urine meningkat/kencing terus (Glycosuria) - Sering atau cepat merasa haus/dahaga (Polydipsia) - Kesemutan/mati rasa pada ujung syaraf ditelapak tangan & kaki - Jumlah urine yang dikeluarkan lebih banyak (Polyuria) - Lapar yang berlebihan atau makan banyak (Polyphagia) Untuk kondisi kadar gula yang tiba-tiba drastis menurun menyebabkan seseorang tidak sadarkan diri bahkan memasuki tahapan koma. Gejala diabetes militus akan berkembang dengan cepat dari waktu ke waktu, terutama pada seorang anak yang menderita penyakit diabetes mellitus tipe 1. Ciri-ciri kencing manis & gejala diabetes Gangguan metabolisme karbohidrat ini menyebabkan tubuh kekurangan energi, itu sebabnya penderita diabetes melitus umumnya terlihat lemah, lemas dan tidak bugar. Gejala umum yang dirasakan bagi penderita diabetes yaitu :

Pada diabetes tipe 2, kontrol gula darah dapat dilakukan melalui perubahan gaya hidup dan pola makan. Menurut berbagai penelitian, perubahan tersebut terbukti efektif menekan risiko diabetes. Oleh karena itu, sangat penting bagi Anda untuk menyadari bila diabetes sudah ada dalam diri Anda. Sekitar 8.6% penduduk Indonesia menurut WHO mengidap diabetes, sayangnya banyak yang tidak menyadari sampai kasusnya menjadi kronis. Seseorang dikatakan menderita diabetes bila kadar gula dalam darahnya di atas 126 mg/dl (puasa) atau 200 mg/dl (tidak puasa). Namun, kebanyakan gejala diabetes baru terlihat bila gula darah sudah di atas 270 mg/dl. Jangan mengandalkan gejala untuk mengetahui kehadiran diabetes. Satu-satunya cara yang akurat untuk mengetahuinya adalah dengan tes darah dan urin. Gejala atau tanda-tanda diabetes yang umum terjadi adalah:

Banyak kencing (polyuria) terutama pada malam hari Gampang Haus dan banyak minum (polydipsia) Mudah lapar dan banyak makan (polyphagia) Mudah lelah dan sering mengantuk Penglihatan kabur Sering pusing dan mual Koordinasi gerak anggota tubuh terganggu Berat badan menurun terus Sering kesemutan dan gatal-gatal pada tangan dan kaki


Catatan:

Dehidrasi Rasa haus terus-menerus Peningkatan frekuensi kencing Kelelahan Penurunan berat badan Gangguan penglihatan Penyembuhan luka yang lama

Semua Gejala itu merupakan efek dari kadar gula darah yang tinggi yang akan mempengaruhi ginjal menghasilkan air kemih dalam jumlah yang berlebihan untuk mengencerkan glukosa sehingga penderita sering buang air kecil dalam jumlah yang banyak (poliuri) dan Akibat poliuri ini maka penderita merasakan haus yang berlebihan sehingga banyak minum (polidipsi). Sejumlah besar kalori hilang ke dalam air kemih, penderita mengalami penurunan berat badan. Untuk mengkompensasikan hal ini penderita seringkali merasakan lapar yang luar biasa sehingga banyak makan (polifagi). Jika anda mengalami ciri-ciri dan gejala seperti daiatas sebaiknya anda segera memerikasakan kadar gula dan jangan lupa untuk selalu membiasakan diri dengan gaya hidup sehat. 8 Bentuk kaki sebagai tanda untuk mendeteksi gejala diabetes. Tahukah anda bahwa kaki bisa dijadikan sebagai parameter sebagai alat untuk deteksi dini serangan diabetes. Dalam artikel ini akan disampaikan 8 parameter diabetes atau penyakit gula atau kencing manis yang dapat di deteksi pada kaki secara mudah.

Berikut adalah beberapa ciri kaki yang menunjukkan gejala dini diabetes : Gejala penyakit diabetes militus Untuk gejala awal penyakit diabetes militus dapat dilihat dari tanda terdapatnya peningkatan gula darah, yang pada umumnya peningkatan kadar gula dalam darah mencapai nilai 160 180 mg/dL dan air seni (urine) pada penderita akan 1. Jari bengkok 2. Penonjolan tulang 3. Telapak kaki datar Staf Divisi Metabolik Endokrin Departemen Ilmu Penyakit Dalam, dr Em

Yunir Sp PD KEMD, pada seminar ''Jangan Abaikan Kelainan Kaki Diabetik! Lakukan Deteksi Dini''. 4. Kaki penuh mata ikan dan luka. 5. Penebalan (kalus) pada kulit, rambut, permukaan telapak kaki, dan kuku. 6. Pembengkakan deformitas, mobilitas gerak sendi, warna serta jaringan nekrosis. 7. Diabetes menyebabkan kulit kaki kering dan mudah mengelupas. Sama halnya dengan kuku kaki yang terlalu tebal atau terlalu rapuh. 8. sela jari kaki banyak luka ''Pemeriksaan diabetes juga bisa dilakukan pada sela jari kaki. Apabila sela jari kaki banyak luka, penderita wajib mewaspadai diabetes,'' katanya. Pemeriksaan kaki penderita diabetes (diabetisi) harus dilakukan secara menyeluruh. Pemeriksaan dilakukan dengan penelusuran riwayat penyakit diabetes, pemeriksaan kelainan kulit, adanya gangguan pembuluh darah pada tungkai, dan ada tidaknya gangguan saraf (neuropati). dan Gejala Diabetes Mellitus Tanda awal yang dapat diketahui bahwa seseorang menderita DM atau kencing manis yaitu dilihat langsung dari efek peningkatan kadar gula darah, dimana peningkatan kadar gula dalam darah mencapai nilai 160 180 mg/dL dan air seni (urine) penderita kencing manis yang mengandung gula (glucose), sehingga urine sering dilebung atau dikerubuti semut. Penderita kencing manis umumnya menampakkan tanda dan gejala dibawah ini meskipun tidak semua dialami oleh penderita : 1. Jumlah urine yang dikeluarkan lebih banyak (Polyuria) 2. Sering atau cepat merasa haus/dahaga (Polydipsia) 3. Lapar yang berlebihan atau makan banyak (Polyphagia) 4. Frekwensi urine meningkat/kencing terus (Glycosuria) 5. Kehilangan berat badan yang tidak jelas sebabnya 6. Kesemutan/mati rasa pada ujung syaraf ditelapak tangan & kaki 7. Cepat lelah dan lemah setiap waktu 8. Mengalami rabun penglihatan secara tiba-tiba 9. Apabila luka/tergores (korengan) lambat penyembuhannya 10.Mudah terkena infeksi terutama pada kulit. Kondisi kadar gula yang drastis menurun akan cepat menyebabkan seseorang tidak sadarkan diri bahkan memasuki tahapan koma. Gejala kencing manis dapat berkembang dengan cepat waktu ke waktu dalam hitungan minggu atau bulan, terutama pada seorang anak yang menderita penyakit diabetes mellitus tipe 1. Lain halnya pada penderita diabetes mellitus tipe 2, umumnya mereka tidak mengalami berbagai gejala diatas. Bahkan mereka mungkin tidak mengetahui telah menderita kencing manis.

tidak semua orang gemuk mengidap penyakit diabetes mellitus ini. Diabetes Mellitus atau Kencing Manis atau Sakit Gula merupakan kelainan metabolis yang disebabkan oleh banyak faktor, dengan simtoma berupa hiperglisemia kronis dan gangguan metabolisme karbohidrat, lemak dan protein, sebagai akibat dari: 1. defisiensi sekresi hormon insulin, aktivitas insulin, atau keduanya. 2. defisiensi transporter glukosa. 3. atau keduanya. Bagi semua orang, yang perlu diwaspadai tanda-tanda diabetes mellitus atau ciri-ciri kencing manis atau gejala sakit gula : 1. Sering buang air kecil terutama pada malam hari 2. Cepat merasa lapar dan dahaga 3. Berat badan menurun sebaliknya nafsu makan bertambah 4. Cepat merasa lelah dan mengantuk 5. Mudah timbul bisul atau asbes atau infeksi kulit dengan kesembuhan yang lama 6. Gatal-gatal terutama pada kelamin bagian luar 7. Sering kesemutan 8. Gairah sex menurun 9. Penglihatan kabur dan menurunnya penglihatan ditandai dengan seringnya berganti ukuran kacamata 10. Penurunan daya dengar 11. Ibu yang melahirkan bayi lebih dari 4 kg 12. Hyperglaisimia (Peningkatan abnormal kandungan gula dalam darah) 13. Glaikosuria (glukosa dalam urine air kencing) 14. Ukuran payudara membesar 15. Warna alis tetap hitam sedangkan rambut telah mulai memutih 16. Mudah marah dan tersinggung

Gejala dan Tanda-Tanda Awal Adanya penyakit diabetes ini pada awalnya seringkali tidak dirasakan dan tidak disadari oleh penderita. Beberapa keluhan dan gejala yang perlu mendapat perhatian ialah : 1. keluhan klasik 1. Penurunan berat badan (BB) dan rasa lemah

Penurunan BB yang berlangsung dalam waktu relative singkat harus menimbulkan kecurigaan. Rasa lemah hebat yang menyebabkan penurunan prestasi di sekolah dan lapangan olah raga juga mencolok. Hal ini disebabkan glukosa dalam darah tidak dapat masuk ke dalam sel, sehingga sel kekurangan bahan bakar untuk menghasilkan tenaga. Untuk kelangsungan hidup, sumber tenaga terpaksa diambil dari cadangan lain yaitu sel lemak dan otot. Akibatnya penderita kehilangan jaringan lemak dan otot sehingga menjadi kurus. 1. Banyak kencing

Karena sifatnya, kadar glukosa darah yang tinggi akan menyebabkan banyak kencing. Kencing yang sering dan dalam jumlah banyak akan sangat mengganggu penderita, terutama pada waktu malam hari. 1. Banyak minum

Rasa haus amat sering dialami oleh penderita karena banyaknya cairan yang keluar melalui kencing. Keadaan ini justru sering disalahtafsirkan. Dikiranya sebab rasa haus ialah udara yang panas atau beban kerja yang berat. Untuk menghilangkan rasa haus itu penderita minum banyak. 1. Banyak makan

Tanda Gejala Diabetes Mellitus kadang tidak disadari penderita dan menganggap hal itu biasa sampai ketika gejala-gejala diabetes mellitus sudah sangat mengganggu. Banyak penderita diabetes mellitus yang tidak menyadari dirinya mengidap penyakit diabetes mellitus yang biasa disebut penyakit (sakit) gula atau kencing manis ini. Mungkin saja karena informasi yang kurang tentang penyakit tersebut. Banyak penderita mengidap kencing manis berada di Diabetes Mellitus Tipe 2 yaitu penyakit yang disebabkan karena keturunan. Tetapi hal ini tidak cukup menyebabkan seseorang menjadi penderita sakit gula atau kencing manis ini. Penyakit ini akan dipicu oleh kebiasaan makan sampai terjadi kegemukan atau obesitas. Walaupun

Kalori dari makanan yang dimakan, setelah dimetabolisasikan menjadi glukosa dalam darah tidak seluruhnya dapat dimanfaatkan, penderita selalu merasa lapar. 1. keluhan lain 1. gangguan saraf tepi/ kesemutan

penderita mengeluh rasa sakit atau kesemutan terutama pada kaki di waktu malam, sehingga mengganggu tidur.

1.

gangguan penglihatan

berikut ini faktor yang dapat menyebabkan seseorang beresiko terkena diabetes

pada fase awal penyakit diabetes sering dijumpai gangguan penglihatan yang mendorong penderita untuk mengganti kacamatanya berulang kali agar ia tetap dapat melihat dengan baik. 1. gatal/bisul

kelainan kulit berupa gatal, biasanya terjadi di daerah kemaluan atau daerah lipatan kulit seperti ketiak dan di bawah payudara. Seringpula dikeluhkan timbulnya bisul dan luka yang lama sembuhya. Luka ini dapat timbul akibat hal yang sepele seperti luka lecet karena sepatu atau tertusuk peniti. 1. gangguan ereksi

Faktor keturunan Kegemukan / obesitas biasanya terjadi pada usia 40 tahun Tekanan darah tinggi Angka Triglycerid (salah satu jenis molekul lemak) yang tinggi Level kolesterol yang tinggi Gaya hidup modern yang cenderung mengkonsumsi makanan instan Merokok dan Stress Terlalu banyak mengkonsumsi karbohidrat Kerusakan pada sel pancreas

Faktor Pencetus Factor bibit merupakan penyebab utama timbulnya penyakit diabetes di samping penyebab lain seperti infeksi, kehamilan, dan obat-obatan. Tetapi, meskipun demikian, pada orang dengan bibit diabetes, belumlah menjamin timbulnya penyakit diabetes. Masih mungkin bibit ini tidak menampakkan diri secara nyata sampai akhir hayatnya. Beberapa factor yang dapat menyuburkan dan sering merupakan factor perncetus diabetes mellitus adalah :

gangguan ereksi ini menjadi masalah tersembunyi karena sering tidak secara terus terang dikemukakan penderitanya. Hal ini terkait dengan budaya masyarakat yang masih merasa tabu membicarakan masalah seks, apalagi menyangkut kemampuan atau kejantanan seseorang. 1. Keputihan

Pada wanita, keputihan dan gatal merupakan keluhan yang sering ditemukan dan kadang-kadang merupakan satu-satunya gejala yang dirasakan. D. Gejala 1) Gejala akut Pada tahap permulaan, gejala yang ditunjukkan meliputi: banyak makan atau polifagia, banyak minum atau polidipsia, dan banyak kencing atau poliuria. Pada fase ini, biasanya penderita menunjukkan berat badan yang terus naik, karena pada saat ini jumlah insulin masih mencukupi (Tjokroprawiro, 2001). 2) Gejala Kronik Gejala kronik yang sering timbul adalah kesemutan, kulit terasa panas atau seperti tertusuk-tusuk jarum, rasa tebal dikulit, kram, lelah, mudah mengantuk, mata kabur, gatal disekitar kemaluan terutama wanita, gigi mudah goyah dan mudah lepas, kemampuan seksual menurun, pada ibu hamil sering mengalami keguguran atau kematian janin dalam kandungan, atau dengan bayi berat lahir lebih dari 4 kg (Tjokroprawiro, 2001).

kurang gerak/ malas makanan berlebihan kehamilan kekurangan produksi hormone insulin penyakit hormone yang kerjanya berlawanan dengan insulin

ETIOLOGI DM Penyebab Diabetes Mellitus

Etiologi Menurut Mansjoer dkk. (1999), etiologi penyakit Diabe -tes Mellitus adalah sebagai berikut : a. Diabetes mellitus Tipe I (DMT I) Diabetes Mellitus tipe ini disebabkan oleh deskripsi sel beta pulau langer haus akibat proses auto imun, sebab -sebab multi faktor seperti presdisposisi genetik. b. Diabetes Mellitus Tipe II (DMT II) Diabetes mellitus tipe ini disebabkan kegagalan relatif sel beta dan resistensi insulin, resistensi insulin adalah tu -runnya kemampuan insulin untuk merangsang pengambilan glukkosa oleh jaringan perifer dan untuk menghambat pro-duksi glukosa oleh hati. Sel beta tidak ada maupun mengimbangi resestensi insulin ini se penuhnya, artinya ter-jadi defisiensi relatif insulin. Ketidakmampuan ini terlihat dari berkurangnya sekresi insulin pada rangsangan gluko-sa, maupun pada rangsangan glukosa bersama bahan perangsang sekresi insuin lain. Berarti sel beta pankreas mengalami desensetisasi terhadap glukosa Etiologi Diabetes Mellitus dibedakan menjadi dua yaitu Tipe I atau IDDM ( InsulinDependen DM) dan Tipe II atau NIDDM (Non Insulin-Dependent DM). DM tipe I atau IDDM terjadi akibat kekurangan insulin karena kerusakan sel beta pankreas (Moore,1997). Sedangkan DM tipe II disebabkan oleh berbagai hal seperti bertambahnya usia harapan hidup, berkurangnya kematian akibat infeksi dan meningkatnya faktor resiko akibat cara hidup yang salah seperti kegemukan, kurang gerak, dan pola makan yang tidak sehat (Suyono, 2002). PATOFISIOLOGI DM

Pada umumnya penyakit diabetes ini ditemukan di daerah perkotaan. banyak yang menganggap bahwa penyakit diabetes ini adalah penyakit keturunan padahal dari sejumlah penderita penyakit kencing manis ini sangat sedikit yang tercatat karena disebabkan oleh faktor keturunan. Penyakit kencing manis pada umumnya diakibatkan oleh konsumsi makanan yang tidak terkontrol atau sebagai efek samping dari pemakaian obat-obat tertentu,

Pancreas yang disebut kelenjar ludah perut, adalah kelenjar penghasil insulin yang terletak di belakang lambung. Di dalamnya terdapat kumpulan sel yang berbentuk seperti pulau pada peta, karena itu disebut pulau-pulau Langerhans yang berisi sel beta yang mengeluarkan hormone insulin yang sangt berperan dalam mengatur kadar glukosa darah. Insulin yang dikeluarkan oleh sel beta tadi dapat diibaratkan sebagai anak kunci yang dapat membuka pintu masuknya glukosa ke dalam sel, untuk kemudian di dalam sel glukosa tersebut dimetabolisasikan menjadi tenaga. Bila isulin tidak ada, maka glukosa dalam darah tidak dapat masuk ke dalam sel dengan akibat kadar glukosa dalam darah tidak dapat masuk ke dalams el dengan akibat kadar glukosa dalam darah meningkat. Keadaan inilah yang terjadi pada diabetes mellitus tipe 1. Pada keadaan diabetes mellitus tipe 2, jumlah insulin bisa normal, bahkan lebih banyak, tetapi jumlah reseptor (penangkap) insulin di permukaan sel kurang. Reseptor insulin ini dapat diibaratkan sebagai lubang kunci pintu masuk ke dalam sel. Pada keadaan DM tipe 2, jumlah lubang kuncinya kurang, sehingga meskipun anak kuncinya (insulin) banyak, tetapi karena lubang kuncinya (reseptor) kurang, maka glukosa yang masuk ke dalam sel sedikit, sehingga sel kekurangan bahan bakar (glukosa) dan kadar glukosa dalam darah meningkat. Dengan demikian keadaan ini sama dengan keadaan DM tipe 1, bdanya adalah pada DM tipe 2 disamping kadar glukosa tinggi, kadar insulin juga tinggi atau normal. Pada DM tipe 2 juga bisa ditemukan jumlah insulin cukup atau lebih tetapi kualitasnya kurang baik, sehingga gagal membawa glukosa masuk ke dalam sel. Di samping penyebab di atas, DM juga bisa terjadi akibat gangguan transport glukosa di dalam sel sehingga gagal digunakan sebagai bahan bakar untuk metabolism energy. Patofisiologi Diabetes Mellitus a. Menurut Brunner

konsentrasi glukosa dalam darah cukup tinggi, ginjal tidak dapat menyerap kembali semua glukosa yang tersaring keluar : akibatnya, glukosa tersebut muncul dalam urin (glukosuria). Ketika glukosa yang berlabihan diekskresikan ke urin, ekskresi ini akan disertai pengeluaran cairan dan elektrolit yang berlebihan pula. Keadaan ini dinamakan diuresis osmotik. Sebagai akibat dari kehilangan cairan yang berlebihan, pasien akan mengalami peningkatan dalam berkemih (poliuria) dan rasa haus (polidipsia). Defisiensi insulin juga mengganggu metabolis -me protein dan lemak yang menyebabkan penu-runan berat badan. Pasien dapat mengalami pening - katan seera makan (Polifagia), akibat menurunnya simpanan kalori, gejala lainnya mencakup kelelahan dan kele-mahan. 2). Diabetes Tipe II Pada diabetes tipe II terdapat dua masalah utama yaitu yang berhubungan dengan insulin, yaitu : resistensi insulin dan gangguan sekresi insulin. Normalnya insulin akan terikat dengan reseptor khusus pada permukaan sel sebagai akibat terikatnya insulin dengan reseptor tersebut, terjadi sel resistensi insulin pada diabetes tipe II disertai dengan penurunan reaksi intra sel ini. Dengan demikian insuliin menjadi tidak efektif untuk menstimulasi pengambilan glukosa oleh jaringan. Untuk mengatasi resistensi insulin dan mence -gah terbentuknya glukosa dalam darah, harus terdapat peningkatan jumlah insulin yang disekresikan pada penderita toleransi glukosa terganggu, keadaan ini ter-jadi akibat sekresi insulin yang berlebihan, dan kadar glukosa akan dipertahankan pada tingkat yang normal atau sedikit meningkat. Namun untuk mengimbangi pe-ningkatan kebutuhan akan insulin, maka kadar glukosa akan meningkat dan terjadi diabetes tipe II . Patofisiologi Insulin memegang peranan yang sangat penting dalam proses metabolisme karbohidrat, yaitu bertugas memasukan glukosa ke dalam sel dan digunakan sebagai bahan bakar. Insulin diibaratkan sebagai anak kunci yang dapat membuka pintu masuknya glukosa ke dalam sel, yang kemudian di dalam sel tersebut glukosa akan dimetabolisme menjadi tenaga. Bila insulin tidak ada, maka glukosa tidak dapat masuk ke sel, yang mengakibatkan glukosa tetap berada di dalam pembuluh darah yang artinya kadar glukosa di dalam darah meningkat (Suyono,2002). Pada DM tipe II, jumlah insulin normal atau mungkin jumlahnya banyak, tetapi jumlah reseptor insulin yang terdapat dalam permukaan sel berkurang. Akibatnya glukosa yang masuk ke dalam sel sedikit dan glukosa di dalam pembuluh darah meningkat (Suyono, 2002). KLASIFIKASI DM 3 tipe yang diklasifikasikan oleh WHO. Tipe 1 Diabetes militus tipe pertama ini bisa terjadi pada anak-anak maupun orang dewasa dikarenakan berkurangnya insulin pada sirkulasi darah yang disebabkan hilangnya sel beta pada pankreas penghasil insulin. Sampai saat ini untuk pencegahan dan pengobatan pada tipe 1 belum dapat disembuhkan, namun jika anda menderita tipe pertama ini sebaiknya diobati dengan penggantian insulin sebab tanpa insulin si penderita akan mengalami koma dan bahkan menyebabkan kematian. Untuk itu perlu pengawasan lebih teliti pada tingkat gulkosa darah menggunakan alat medis penguji darah. Untuk pemberian insulin sendiri dapat melalui pump sekitar 24 jam sehari dalam dosis yang telah ditentukan. Sebaiknya imbangi juga dengan pola hidup yang sehat yaitu olahraga teratur dan diet selain itu insulin juga dapat diberikan pada penderitanya saat makan atau dengan inhaled powder.

dan Suddarth(2001), patofisiologi DM yaitu: 1). Diabetes Tipe I Pada diabetes tipe I terdapat ketidak mampuan untuk menghasilkan insulin karena sel-sel beta pan-kreas telah dihancurkan oleh proses autoimun. Hiper-glikemia puasa terjadi akibat produksi glukosa yang tidak terukur oleh hati. Di samping itu, glukosa yang berasal dari makanan tidak dapat disimpan dalam hati meskipun tetap berada dalam darah dan menimbulkan hiperglikemia post prandial (sesudah makan). Jika

Diabetes karena tubuh tidak memproduksi insulin sehingga penderita harus disuntik insulin setiap hari untuk mengendalikan kadar gula darah. Diabetes tipe 1 terjadi pada anak-anak dan remaja dan perkembangannya berlangsung cepat. Diabetes tipe 1 adalah diabetes yang bergantung pada insulin dimana tubuh kekurangan hormon insulin,dikenal dengan istilah Insulin Dependent Diabetes Mellitus (IDDM). Hal ini disebabkan hilangnya sel beta penghasil insulin pada pulau-pulau Langerhans pankreas. Diabetes tipe 1 banyak ditemukan pada balita, anak-anak dan remaja. Sampai saat ini, Diabetes Mellitus tipe 1 hanya dapat di obati dengan pemberian therapi insulin yang dilakukan secara terus menerus berkesinambungan. Riwayat keluarga, diet dan faktor lingkungan sangat mempengaruhi perawatan penderita diabetes tipe 1. Pada penderita diebetes tipe 1 haruslah diperhatikan pengontrolan dan memonitor kadar gula darahnya, sebaiknya menggunakan alat test gula darah. Terutama pada anak-anak atau balita yang mana mereka sangat mudah mengalami dehidrasi, sering muntah dan mudah terserang berbagai penyakit. Tipe 2 Untuk tipe yang satu ini karena kelainan metabolisme dalam tubuh dikarenakan mutasi yang terjadi pada banyak gen termasuk juga disfungsi sel dan lain sebagainya. Selain itu hormon insulin tidak berfungsi dengan normalnya sehingga berakibat penyakit diabetes. Untuk tipe yang kedua ini terapi insulin sangat dibutuhkan selain itu perubahan pola hidup juga sangat berpengaruh sebaiknya gantilah dengan pola hidup sehat dengan olahraga dan diet khusus penderita diabetes. Pada diabetes tipe 2, pankreas memproduksi insulin, namun sel-sel tubuh tidak meresponnya secara normal. Jenis diabetes ini biasanya terkait dengan kegemukan dan beberapa kasus kehamilan serta baru berjangkit pada usia di atas 40 tahun. Kadar gula darah tinggi secara lambat laun akan mengakibatkan kerusakan pembuluh darah dan saraf yang mengakibatkan gangguan fungsi mata, ginjal dan saraf serta meningkatkan risiko serangan jantung, stroke dan impotensi. Diabetes tipe 2 adalah dimana hormon insulin dalam tubuh tidak dapat berfungsi dengan semestinya, dikenal dengan istilah Non-Insulin Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM). Hal ini dikarenakan berbagai kemungkinan seperti kecacatan dalam produksi insulin, resistensi terhadap insulin atau berkurangnya sensitifitas (respon) sell dan jaringan tubuh terhadap insulin yang ditandai dengan meningkatnya kadar insulin di dalam darah. Ada beberapa teori yang mengutarakan sebab terjadinya resisten terhadap insulin, diantaranya faktor kegemukan (obesitas). Pada penderita diabetes tipe 2, pengontrolan kadar gula darah dapat dilakukan dengan beberapa tindakan seperti diet, penurunan berat badan, dan pemberian tablet diabetik. Apabila dengan pemberian tablet belum maksimal respon penanganan level gula dalam darah, maka obat suntik mulai dipertimbangkan untuk diberikan.

pernapasan. Selain itu juga dapat pula berakibat oprasi sesar jika terdapat ancaman bagi si janin dan beresiko kematian sebelum melahirkan.

Jenis Diabetes Melitus Tipe 1 : Pada penderita Diabetes tipe 1 dikenal sebagai diabetes yang tergantung insulin. tipe ini berkembang jika sel-sel beta pankreas memproduksi insulin terlalu sedikit atau bahkan tidak memproduksi sama sekali. Jenis ini biasanya muncul sebelum usia 40 tahunan bahkan termasuk pada usia anak-anak. Sampai saat ini diabetes tipe 1 tidak dapat dicegah karena penyebabnya bukan dari pola makan yang tidak sehat melainkan karena adanya kesalahan reaksi autoimunitas yang menghancurkan sel beta pankreas. Reaksi autoimunitas tersebut dapat dipicu oleh adanya infeksi pada tubuh. Diet dan olah raga tidak bisa menyembuhkan ataupun mencegah diabetes tipe 1. Kebanyakan penderita diabetes tipe 1 memiliki kesehatan dan berat badan yang baik saat penyakit ini mulai dideritanya. Selain itu, sensitivitas maupun respons tubuh terhadap insulin umumnya normal pada penderita diabetes tipe ini, terutama pada tahap awal. dimana Penderita dirawat dengan menyuntikkan insulin dan dianjurkan untuk melakukan diet khusus diabetes serta melakukan pengawasan yang teliti terhadap tingkat glukosa darah melalui alat monitor pengujian darah. 5-10% dari penderita diabetes menderita diabetes tipe 1 Jenis Diabetes Melitus Tipe 2 : Diabetes Tipe 2 dikenal sebagai diabetes melitus yang tidak tergantung Insulin. Diabetes tipe 2 ini berkembang ketika tubuh masih mampu menghasilkan insulin tetapi tidak cukup dalam pemenuhannya atau bisa juga disebabkan karen insulin yang dihasilkan mengalami resistance insulin dimana insulin tidak bekerja secara maksimal. Sekitar 90-95% penderita diabetes termasuk dalam tipe diabetes 2. Penderita dirawat dengan mangatur pola makan, latihan dan menyuntikkan insulin untuk mencapai kadar gula dan tekanan darah yang senormal mungkin. Jenis Gestational Diabetes Melitus Gestational diabetes melitus (GDM) diakibatkan oleh kombinasi dari kemampuan reaksi dan pengeluaran hormon insulin yang tidak cukup, seperti Tipe 2 di beberapa kesaksian. Biasanya terjadi selama kehamilan dan dapat sembuh setelah melahirkan. GDM kemungkinan dapat merusak kesehatan janin atau kesehatan ibu, dan sekitar 2050% dari wanita penderita GDM bertahan hidup. GDM terjadi di sekitar 25% dari semua kehamilan. GDM bersifat temporer dan bisa menyebabkan permasalahan dengan kehamilan, termasuk macrosomia (kelahiran yang tinggi menimbang), janin mengalami kecacatan dan menderita penyakit jantung sejak lahir. Penderita memerlukan pengawasan secara medis sepanjang kehamilan.

Tipe 3 Bagi penderita diabetes tipe ke 3 sebaiknya hati-hati, walaupun terbilang temporer namun jika tidak ditangani akan berakibat buruk bagi si penderitanya. Untuk diabetes tipe 3 ini hanya menyerang pada ibu hamil (selama kehamilan) dan akan pulih setelah melahirkan. Akan tetapi penyakit ini dapat beresiko pada janin dan si ibu, resiko yang dapat di alami janin berakibat penyakit jantung bawaan dan kelainan sistem saraf pusat, makrosomia (berat bayi yang tinggi/diatas normal) dan cacat otot rangka. Jika terdapat peningkatan hormon insulin akan menghampat produksi surfaktan janin dan mengakibatkan sindrom gangguan

PENATALAKSANAAN DM

Pengobatan dan Penanganan Penyakit Diabetes Penderita diabetes tipe 1 umumnya menjalani pengobatan therapi insulin (Lantus/Levemir, Humalog, Novolog atau Apidra) yang berkesinambungan, selain itu adalah dengan berolahraga secukupnya serta melakukan pengontrolan menu makanan (diet). Pada penderita diabetes mellitus tipe 2, penatalaksanaan pengobatan dan penanganan difokuskan pada gaya hidup dan aktivitas fisik. Pengontrolan nilai kadar gula dalam darah adalah menjadi kunci program pengobatan, yaitu dengan mengurangi berat badan, diet, dan berolahraga. Jika hal ini tidak mencapai hasil yang diharapkan, maka pemberian obat tablet akan diperlukan. Bahkan pemberian suntikan insulin turut diperlukan bila tablet tidak mengatasi pengontrolan kadar gula darah. Pengobatan Tujuan utama pengobatan diabetes mellitus yaitu :

Masyarakat perlu dilibatkan dalam program pencegahan dan pengelolaan penyakit diabetes ini. Dengan pengetahuan yang memadai, masyarakat dilibatkan dalam program skrining kasus baru terutama pada kelompok risiko tinggi untuk timbulnya penyakit diabetes mellitus, disebut pencegahan primer. Sementara itu untuk kelompok masyarakat yang telah menjadi penyandang diabetes, dapat diajak melakukan pencegahan mandiri terhadap kemungkinan timbulnya komplikasi, disebut pencegahan sekunder atau mencegah berlanjutnya koomplikasi menjadi lebih buruk atau fatal, disebut pencegahan tersier. Dengan program pencegahan pada tingkat manapun, akans angat membantu penyandang DM dan keluarga serta masyarakat secara keseluruhan.

Mengembalikan konsentrasi glukosa darah menadi senormal mungkin agar penyandang DM merasa nyaman dan sehat. Mencegah atau memperlambat timbulnya komplikasi Mendidik penderita dalam pengetahuan dan motivasi agar dapat merawat sendiri penyakitnya sehingga mampu mandiri.

Pokok-pokok pengobatan :

Edukasi penyandang DM Mengatur makanan Latihan jasmani Obat-obatan Pemantauan

Pengelolaan diabetes mellitus tanpa komplikasi akut pada umumnya selalu dimulai dengan pengaturan makanan dan latihan jasmani dulu. Apabila dengan pendekatan tersebut belum mencapai target yang diinginkan, baru diberikan obat-obatan baik oral maupun suntikan sesuai indikasi. Mengingat sifat diabetes mellitus yang menahun, tak dapat dipungkiri bahwa edukasi yang terus menerus dan berkesinambungan menjadi sangat penting. Pada akhirnya tujuan pengobatan diabetes mellitus harus ditetapkan bersama antara penyandang DM dengan tim yang mengelola. Komplikasi Betapa seriusnya penyakit diabetes yang menyerang penyandang DM dapat dilihat pada setiap komplikasi yang ditimbulkannya. Lebih rumit lagi, penyakit diabetes tidak menyerang satu alat saja, tetapi berbagai komplikasi dapat diidap secara bersamaan yaitu :

Jantung diabetes Ginjal diabetes Mata diabetes Saraf diabetes Kaki diabetes

Pencegahan Pencegahan pada diabetes mellitus sangat penting mengingat sifat penyakitnya yang menahun dan bila telah timbul komplikasi, biaya perawatannya sangat mahal.

Berikut ini adalah kriteria diagnostik diabetes melitus menurut WHO pada tahun 2006. PEMERIKSAAN PENUNJANG DM Diabetes melitus merupakan penyakit gangguan fungsi insulin, yang menyebabkan glukosa yang dikonsumsi tidak dapat dipakai oleh sel. Insulin itu sendiri berfungsi menyalurkan glukosa menuju sel-sel yang membutuhkannya sebagai bahan bakar metabolisme. Insulin dapat terganggu pada kerusakan sel beta dari pulau Langerhans pada pankreas, atau karena resistensi insulin; atau karena kombinasi keduanya. Resistensi insulin artinya insulin yang diproduksi pankreas tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan aktual insulin. Biasanya ini terjadi pada orang gemuk. Gejala khas diabetes melitus adalah gejala yang timbul akibat hiperglikemia; antara lain sering haus, sering lapar, dan banyak kencing. Oleh dokter sering disingkat sebagai 3 P (polidipsia, polifagia, dan poliuria). Berat badan dapat turun drastis tanpa sebab yang jelas. Ada pula ciri-ciri yang tidak terlalu khas seperti penglihatan yang kadang kabur dan sering merasa lelah. Infeksi atau luka lebih lambat sembuhnya. Dari genitalia, mungkin timbul keputihan atau rasa gatal. Kadang sering pula merasa kesemutan pada ujung-ujung tangan atau kaki. Apa saja pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk menyaring penderita diabetes melitus? Glukosa darah puasa (fasting blood glucose) adalah pemeriksaan gula darah terhadap seseorang yang telah dipuasakan semalaman. Biasanya orang tersebut disuruh makan malam terakhir pada pukul 22.00; dan keesokan paginya sebelum ia makan apa-apa, dilakukan pemeriksaan darah. Nilai normal untuk dewasa adalah 70-110 mg/dL. Seseorang dinyatakan diabetes melitus apabila kadar glukosa darah puasanya lebih dari 126 mg/dL. Sedangkan kadar glukosa darah puasa di antara 110 dan 126 mg/dL menunjukkan gangguan pada toleransi glukosa, yang perlu diwaspadai dapat berkembang menjadi diabetes melitus di masa mendatang. Glukosa darah sewaktu atau glukosa darah 2 jam postprandial (2 jam setelah makan) adalah pemeriksaan gula darah terhadap seseorang yang tidak dipuasakan terlebih dahulu. Perbedaannya adalah untuk skrining atau pemeriksaan penyaring, biasanya diperiksa glukosa darah sewaktu. Tanpa ditanya apa-apa atau disuruh apa-apa, glukosa darah langsung diperiksa. Sedangkan untuk keperluan diagnostik, dilakukan pemeriksaan glukosa darah 2 jam postprandial segera setelah glukosa darah puasa diperiksa. Beban yang diberikan adalah glukosa 75 gram yang dilarutkan dalam 200 mL air yang dihabiskan dalam 5 menit. Selanjutnya subjek diistirahatkan selama 2 jam (tidak boleh beraktivitas fisik berlebihan). Nilai normal untuk dewasa adalah kurang dari 140 mg/dL. Seseorang dinyatakan diabetes melitus apabila kadar glukosa darah sewaktunya lebih dari 200 mg/dL. Di antaranya dinyatakan mengalami gangguan toleransi glukosa. Glycosylated hemoglobin (HbA1c) adalah pemeriksaan penunjang diabetes melitus yang ditujukan untuk menilai kontrol glikemik seorang pasien. HbA1c adalah salah satu fraksi hemoglobin (bagian sel darah merah) yang berikatan dengan glukosa secara enzimatik. HbA1c ini menunjukkan kadar glukosa dalam 3 bulan terakhir, karena sesuai dengan umur eritrosit (sel darah merah) yaitu 90-120 hari. Nilai HbA1c yang baik adalah 4-6%. Nilai 6-8% menunjukkan kontrol glikemik sedang; dan lebih dari 8%-10% menunjukkan kontrol yang buruk. Pemeriksaan ini penting untuk menilai kepatuhan seorang pasien diabetes dalam berobat. Bisa saja seorang pasien yang sudah tahu akan diperiksa glukosa darahnya melakukan olahraga ekstra keras atau menjaga makanannya dengan hati-hati agar saat diperiksa glukosa darah sewaktunya memberi hasil yang normal; namun dengan pemeriksaan HbA1c, semua itu tidak bisa dibohongi. Kepatuhan pasien dalam 3 bulan terakhir terlihat dari tinggi rendahnya kadar HbA1c. Selain itu, HbA1c juga dapat meramalkan perjalanan penyakit, apakah pasien berpeluang besar mengalami komplikasi atau tidak; berdasarkan kadar kontrol glikemiknya.

Metode Pemeriksaan Kadar Glukosa Metode pemeriksaan gula darah meliputi metode reduksi, enzimatik, dan lainnya. Yang paling sering dilakukan adalah metode enzimatik, yaitu 1,2,8,9 metode glukosa oksidase (GOD) dan metode heksokinase. Metode GOD banyak digunakan saat ini. Akurasi dan presisi yang baik (karena enzim GOD spesifik untuk reaksi pertama), tapi reaksi kedua rawan interferen (tak spesifik). Interferen yang bisa mengganggu antara 2,8 lain bilirubin, asam urat, dan asam askorbat. Metode heksokinase juga banyak digunakan. Metode ini memiliki akurasi dan presisi yang sangat baik dan merupakan metode referens, karena 8 enzim yang digunakan spesifik untuk glukosa. Untuk mendiagosa DM, digunakan kriteria dari konsensus Perkumpulan Endokrinologi Indonesia 3,4,7 tahun 1998 (PERKENI 1998) Pemeriksaan untuk Pemantauan Pengelolaan DM Yang digunakan adalah kadar glukosa darah puasa, 2 jam PP, dan 1C, pemeriksaan glycated hemoglobin, khususnya HbA serta pemeriksaan 2,3,4,7,10 fruktosamin. Pemeriksaan fruktosamin saat ini jarang dilakukan karena pemeriksaan ini memerlukan prosedur yang memakan waktu 7 lama. Pemeriksaan lain yang bisa dilakukan ialah urinalisa rutin. Pemeriksaan ini bisa dilakukan sebagai self-assessment untuk memantau 1,7 terkontrolnya glukosa melalui reduksi urin. Pemeriksaan HbA
1C 1C

HbA adalah komponen Hb yang terbentuk dari reaksi non-enzimatik antara glukosa dengan N terminal valin rantai b Hb A dengan ikatan Almidin. Produk yang dihasilkan ini diubah melalui proses Amadori 7,10,11 menjadi ketoamin yang stabil dan ireversibel. Metode pemeriksaan 1C HbA : ion-exchange chromatography, HPLC (high performance liquid chromatography), Electroforesis, Immunoassay, Affinity chromatography, 1,2,10,11 dan analisis kimiawi dengan kolorimetri.

Metode Ion Exchange Chromatography: harus dikontrol perubahan suhu reagen dan kolom, kekuatan ion, dan pH dari bufer. Interferens yang mengganggu adalah adanya HbS dan HbC yang bisa memberikan hasil 2,10 negatif palsu. Metode HPLC: prinsip sama dengan ion exchange chromatography, bisa diotomatisasi, serta memiliki akurasi dan presisi yang baik sekali. Metode 10 ini juga direkomendasikan menjadi metode referensi. Metode agar gel elektroforesis: hasilnya berkorelasi baik dengan HPLC, tetapi presisinya kurang dibanding HPLC. Hb F memberikan hasil positif palsu, tetapi kekuatan ion, pH, suhu, HbS, dan HbC tidak banyak 2 berpengaruh pada metode ini. Metode Immunoassay (EIA): hanya mengukur HbA tidak mengukur 1C 1A 1B 2 HbA yang labil maupun HbA dan HbA , mempunyai presisi yang baik. Metode Affinity Chromatography: non-glycated hemoglobin serta bentuk 1C labil dari HbA tidak mengganggu penentuan glycated hemoglobin, tak dipengaruhi suhu. Presisi baik. HbF, HbS, ataupun HbC hanya sedikit mempengaruhi metode ini, tetapi metode ini mengukur keseluruhan glycated hemoglobin, sehingga hasil pengukuran dengan metode ini lebih 2,10 tinggi dari metode HPLC. Metode Kolorimetri: waktu inkubasi lama (2 jam), lebih spesifik karena tidak dipengaruhi non-glycosylated ataupun glycosylated labil. Kerugiannya waktu lama, sampel besar, dan satuan pengukuran yang 10 kurang dikenal oleh klinisi, yaitu m mol/L. Interpertasi Hasil Pemeriksaan HbA
1C 1C 1C,

LO II HIPERTIROID TANDA DAN GEJALA Hipertiroid, mungkin penyakit ini terdengar asing di telinga. Tapi tahukah anda bahwa hipertiroid tengah mengintai?? Berikut adalah gejala-gejala yang umum terjadi : Penderita hiperaktif, tidak bisa diam, banyak bicara. Badan kurus atau tidak gemuk-gemuk padahal nafsu makan meningkat tajam dan sering merasa lapar. Badan berkeringat berlebihan walau kadang-kadang sudah berada di suhu yang tidak panas. Kulit hangat, lembab, kuku kecil, rapuh, rambut tipis dan mudah rontok. Rasa gemetar (tremor) pada tangan dan jari tangan. Jantung berdebar cepat dan mudah lelah. Gugup, lekas marah, cemas, gelisah, dan tidak bisa tidur. Sering buang air besar atau diare.

HbA akan meningkat secara signifikan bila glukosa darah meningkat. 1C Karena itu, HbA bisa digunakan untuk melihat kualitas kontrol glukosa darah pada penderita DM (glukosa darah tak terkontrol, terjadi 1C 1C peningkatan HbA -nya ) sejak 3 bulan lalu (umur eritrosit). HbA meningkat: pemberian Tx lebih intensif untuk menghindari komplikasi
2,3,4,5,7,10,11

Nilai yang dianjurkan PERKENI untuk HbA (terkontrol): 4%-5,9%. Jadi, 1C HbA penting untuk melihat apakah penatalaksanaan sudah adekuat 1,18 1C atau belum. Sebaiknya, penentuan HbA ini dilakukan secara rutin 4 tiap 3 bulan sekali.

1C

Di daerah leher terkadang disertai dengan pembesaran kelenjar gondok. Terjadi eksoftalmus (bola mata agak menonjol), edema periorbita, kelopak mata turun. Pada wanita, haid menjadi tidak teratur. Pernahkah anda menemui gejala-gejala di atas pada orang-orang di sekitar anda atau bahkan mungkin pada diri anda sendiri? Jika ya.. Segera periksakan diri anda ke dokter untuk mencegah dampak lebih lanjut penyakit hipertiroid. Kelenjar Tiroid Ukurannya kecil dan terletak di pangkal leher. Jika dilihat sepintas, bentuknya menyerupai kupu-kupu. Itulah kelenjar tiroid. Kelenjar yang berfungsi sebagai pengendali utama metabolisme tubuh ini berperan penting bagi kesehatan tubuh. Sayangnya, banyak orang yang tak menyadari datangnya gangguan tiroid. Inilah yang membuat jumlah penderita tiroid terus meningkat. Tanpa penanganan yang tepat, tiroid bisa berakibat fatal. Gangguan tiroid bisa menyebabkan komplikasi yang berakibat pada kematian. Tapi, banyak penderita tidak menyadari gangguan tiroid ini,

kata Asrul Hasral, Dokter Spesialis Penyakit Dalam Rumah Sakit Kanker Dharmais. Kelenjar tiroid menghasilkan hormon tiroid yang mengendalikan metabolisme tubuh. Hormon tiroid tersebut mempengaruhi kesehatan metabolisme tubuh dengan dua cara. Pertama, merangsang hampir setiap jaringan tubuh untuk menghasilkan protein. Kedua, meningkatkan jumlah oksigen yang digunakan oleh sel. Untuk menghasilkan hormon tiroid, kelenjar tiroid memerlukan zat iodine atau yodium. Sel tiroid adalah satu-satunya sel yang menyerap zat iodin, kata Dokter Mulyadi Tedjapranata, Direktur Medizone Clinic, Jakarta Selatan. Yodium merupakan suatu mineral yang bisa diperoleh dari makanan. Kelenjar tiroid akan menangkap yodium dan mengolahnya menjadi hormon tiroid. Setelah hormon tiroid digunakan, sisa yodium di dalam hormon akan kembali ke kelenjar tiroid dan didaur ulang untuk kembali menghasilkan hormon tiroid. Produksi hormon ini melibatkan banyak sel dan kelenjar-kelenjar lain, ajar Mulyadi. Salah satu organ penting yang menunjang produksi hormon tiroid adalah hipotalamus. Organ yang terletak di otak ini mengeluarkan suatu kelenjar yang disebut thyrotropin releasing hormone (TRH). Hormon ini ditangkap oleh kelenjar pituitary, yang juga berada di dalam otak, dan mengeluarkan thyroid stimulating hormone (TSH). Nah, TSH inilah yang merangsang kelenjar tiroid mengeluarkan hormon tiroid, yaitu T3 (tironin) dan T4 (tiroksin). Sumber : RS.Pertamina Balikpapan Hipertiroid Hipertiroid adalah suatu penyakit yang diakibatkan karena meningkatnya kadar hormon tiroid dalam darah. Fungsi hormon tiroid yaitu mengatur metabolisme tubuh, sehingga segala sesuatunya berjalan lancar dan normal di dalam tubuh seseorang. Jika kadarnya berlebihan, maka akan timbul gejala-gejala yang telah disebutkan di atas. Menurut dr. Sukma Meranti, seorang pencetus Riau Pathology Center. Pada hipertiroid , peradangan kelenjar tiroid maupun adanya neoplasma atau tumor kelenjar gondok, maka kelenjar itu akan membesar, berupa benjolan atau massa yang bisa diraba pada leher tengah bagian depan. Ciri khasnya : benjolan itu akan turut bergerak saat penderita melakukan gerakan menelan. Artinya bila penderita disuruh melakukan gerakan menelan, maka si benjolan tadi bergerak keatas dan kebawah, sesuai dan mengikuti irama gerakan menelan si penderita. Mengenai tumor tiroid, kita mengenal ada yang jinak dan ada yang ganas. Neoplasma jinak biasanya jenis struma adenomatosa dan adenoma folikuler tiroid. Sedangkan neoplasma ganas umumnya yang tersering adalah karsinoma tiroid papilliferum. Penderita kelainan kelenjar gondok biasanya 80-90 persen adalah kaum hawa. Sedangkan laki-laki sangat jarang. Namun demikian, prosentase keganasan pada penderita kaum adam cukup tinggi sekitar 60-70 persen dari seluruh kasus penderita kelainan tiroid pada laki-laki. Pada wanita, hipertiroid menyebabkan gangguan menstruasi dan gangguan kesuburan. Jika berkepanjangan, hipertiroid ini akan membuat penderitanya mengalami osteoporosis atau pengeroposan tulang. Untuk mengatasinya, pengobatan yang harus diberikan adalah menurunkan dengan cepat kadar hormon tiroid dalam darah dengan obat anti tiroid. Definisi Hipertiroid

Hipertiroid adalah suatu kondisi dimana suatu kelenjar tiroid yang terlalu aktif menghasilkan suatu jumlah yang berlebihan dari hormon-hormon tiroid yang beredar dalam darah. Thyrotoxicosis adalah suatu kondisi keracunan yang disebabkan oleh suatu kelebihan hormon-hormon tiroid dari penyebab mana saja. Thyrotoxicosis dapat disebabkan oleh suatu pemasukan yang berlebihan dari hormon-hormon tiroid atau oleh produksi hormon-hormon tiroid yang berlebihan oleh kelenjar tiroid. Karena kedua-duanya dokter dan pasien seringkali menggunakan katakata ini yang dapat dipertukarkan, kami akan mengambil beberapa kebebasan dengan menggunakan istilah "hipertiroid" diseluruh artikel ini. Hormon-Hormon Tiroid Hormon-hormon tiroid menstimulasi metabolisme dari sel-sel. Mereka diproduksi oleh kelenjar tiroid. Kelenjar tiroid bertempat pada bagian bawah leher, dibawah Adam's apple. Kelenjar membungkus sekeliling saluran udara (trachea) dan mempunyai suatu bentuk yang menyerupai kupu-kupu yang dibentuk oleh dua sayap (lobes) dan dilekatkan oleh suatu bagian tengah (isthmus). Kelenjar tiroid mengambil yodium dari darah (yang kebanyakan datang dari makanan-makanan seperti seafood, roti, dan garam) dan menggunakannya untuk memproduksi hormon-hormon tiroid. Dua hormon-hormon tiroid yang paling penting adalah thyroxine (T4) dan triiodothyronine (T3) mewakili 99.9% dan 0.1% dari masing-masing hormon-hormon tiroid. Hormon yang paling aktif secara biologi (contohnya, efek yang paling besar pada tubuh) sebenarnya adalah T3. Sekali dilepas dari kelenjar tiroid kedalam darah, suatu jumlah yang besar dari T4 dirubah ke T3 - hormon yang lebih aktif yang mempengaruhi metabolisme sel-sel. Pengaturan Hormon Tiroid - Rantai Komando Tiroid sendiri diatur oleh kelenjar lain yang berlokasi di otak, disebut pituitari. Pada gilirannya, pituitari diatur sebagian oleh hormon tiroid yang beredar dalam darah (suatu efek umpan balik dari hormon tiroid pada kelenjar pituitari) dan sebagian oleh kelenjar lain yang disebut hipothalamus, juga suatu bagian dari otak. Hipothalamus melepaskan suatu hormon yang disebut thyrotropin releasing hormone (TRH), yang mengirim sebuah signal ke pituitari untuk melepaskan thyroid stimulating hormone (TSH). Pada gilirannya, TSH mengirim sebuah signal ke tiroid untuk melepas hormon-hormon tiroid. Jika aktivitas yang berlebihan dari yang mana saja dari tiga kelenjarkelenjar ini terjadi, suatu jumlah hormon-hormon tiroid yang berlebihan dapat dihasilkan, dengan demikian berakibat pada hipertiroid. Angka atau kecepatan produksi hormon tiroid dikontrol oleh kelenjar pituitari. Jika tidak ada cukup jumlah hormon tiroid yang beredar dalam tubuh untuk mengizinkan fungsi yang normal, pelepasan TSH ditingkatkan oleh pituitari dalam suatu usahanya untuk menstimulasi tiroid untuk memproduksi lebih banyak hormon tiroid. Sebaliknya, ketika ada suatu jumlah berlebihan dari hormon tiroid yang beredar, pelepasan TSH dikurangi ketika pituitari mencoba untuk mengurangi produksi hormon tiroid. Penyebab-Penyebab Hipertiroid Beberapa penyebab-penyebab umum dari hipertiroid termasuk:

Penyakit Graves Functioning adenoma ("hot nodule") dan Toxic Multinodular Goiter (TMNG) Pemasukkan yang berlebihan dari hormon-hormo tiroid Pengeluaran yang abnormal dari TSH

Tiroiditis (peradangan kelenjar tiroid) Pemasukkan yodium yang berlebihan

Penyakit Graves Penyakit Graves, yang disebabkan oleh suatu aktivitas yang berlebihan dari kelenjar tiroid yang disama ratakan, adalah penyebab yang paling umum dari hipertiroid. Pada kondisi ini, kelenjar tiroid biasanya adalah pengkhianat, yang berarti ia telah kehilangan kemampuannya untuk merespon pada kontrol yang normal oleh kelenjar pituitari via TSH. Penyakit Graves adalah diturunkan/diwariskan dan adalah sampai lima kali lebih umum diantara wanita-wanita daripada pria-pria. Penyakit Graves diperkirakan adalah suatu penyakit autoimun, dan antibodiantibodi yang adalah karakteristik-karakteristik dari penyakit ini mungkin ditemukan dalam darah. Antibodi-antibodi ini termasuk thyroid stimulating immunoglobulin (TSI antibodies), thyroid peroxidase antibodies (TPO), dan antibodi-antibodi reseptor TSH. Pencetuspencetus untuk penyakit Grave termasuk:

seringkali tidak terdeteksi disebabkan kurangnya follow-up dari pasienpasien yang meminum obat tiroid mereka. Orang-orang lain mungkin menyalahgunakan obat dalam suatu usaha untuk mencapai tujuan-tujuan lain seperti menurunkan berat badan. Pasien-pasien ini dapat diidentifikasikan dengan mendapatkan suatu pengambilan yodium berlabel radioaktif yang rendah (radioiodine) pada suatu thyroid scan. Pengeluaran abnormal dari TSH Sebuah tmor didalam kelenjar pituitari mungkin menghasilkan suatu pengeluaran dari TSH (thyroid stimulating hormone) yang tingginya abnormal. Ini menjurus pada tanda yang berlebihan pada kelenjar tiroid untuk menghasilkan hormon-hormon tiroid. Kondisi ini adalah sangat jarang dan dapat dikaitkan dengan kelainan-kelainan lain dari kelenjar pituitari. Untuk mengidentifikasi kekacauan ini, seorang endocrinologist melakukan tes-tes terperinci untuk menilai pelepasan dari TSH. Tiroiditis (peradangan dari tiroid) Peradangan dari kelenjar tiroid mungkin terjadi setelah suatu penyakit virus (subacute thyroiditis). Kondisi ini berhubungan dengan suatu demam dan suatu sakit leher yang seringkali sakit pada waktu menelan. Kelenjar tiroid juga lunak jika disentuh. Mungkin ada sakit-sakit leher dan nyeri-nyeri yang disama ratakan. Peradangan kelenjar dengan suatu akumulasi sel-sel darah putih dikenal sebagai lymphocytes (lymphocytic thyroiditis) mungkin juga terjadi. Pada kedua kondisi-kondisi ini, peradangan meninggalkan kelenjar tiroid "bocor", sehingga jumlah hormon tiroid yang masuk ke darah meningkat. Lymphocytic thyroiditis adalah paling umum setelah suatu kehamilan dan dapat sebenarnya terjadi pada sampai dengan 8 % dari wanita-wanita setelah melahirkan. Pada kasus-kasus ini,fase hipertiroid dapat berlangsung dari 4 sampai 12 minggu dan seringkali diikuti oleh suatu fase hipotiroid (hasil tiroid yang rendah) yang dapat berlangsung sampai 6 bulan. Mayoritas dari wanitawanita yang terpengaruh kembali ke suatu keadaan fungsi tiroid yang normal. Tiroiditis dapat didiagnosis dengan suatu thyroid scan. Pemasukkan Yodium yang berlebihan Kelenjar tiroid menggunakan yodium untuk membuat hormon-hormon tiroid. Suatu kelebihan yodium dapat menyebabkan hipertiroid. Hipertiroid yang dipengaruhi/diinduksi oleh yodium biasanya terlihat pada pasien-pasien yang telah mempunyai kelenjar tiroid abnormal yang mendasarinya. Obat-obat tertentu, seperti amiodarone (Cordarone), yang digunakan dalam perawatan persoalan-persoalan jantung, mengandung suatu jumlah yodium yang besar dan mungkin berkaitan dengan kelainan-kelainan fungsi tiroid. Gejala-Gejala Hipertiroid Hipertiroid direkomendasikan oleh beberapa tanda-tanda dan gejalagejala; bagaimanapun, pasien-pasien dengan penyakit yang ringan biasanya tidak mengalami gejala-gejala. Pada pasien-pasien yang lebih tua dari 70 tahun, tanda-tanda dan gejala-gejala yang khas mungkin juga tidak hadir. Pada umumnya, gejala-gejala menjadi lebih jelas ketika derajat hipertiroid meningkat. Gejala-gejala biasanya berkaitan dengan suatu peningkatan kecepatan metabolisme tubuh. Gejala-gejala umum termasuk:

stres merokok radiasi pada leher obat-obatan dan organisme-organisme yang menyebabkan infeksi seperti virusvirus.

Penyakit Graves dapat didiagnosis dengan suatu scan tiroid dengan obat nuklir yang standar yang menunjukkan secara panjang lebar pengambilan yang meningkat dari suatu yodium yang dilabel dengan radioaktif. Sebagai tambahan, sebuah tes darah mungkin mengungkap tingkattingkat TSI yang meningkat. Penyakit Grave' mungkin berhubungan dengan penyakit mata (Graves' ophthalmopathy) dan luka-luka kulit (dermopathy). Ophthalmopathy dapat terjadi sebelum, sesudah, atau pada saat yang sama dengan hipertiroid. Pada awalnya, ia mungkin menyebabkan kepekaan terhadap cahaya dan suatu perasaan dari "ada pasir didalam mata-mata". Matamata mungkin menonjol keluar dan penglihatan ganda (dobel) dapat terjadi. Derajat dari ophthalmopathy diperburuk pada mereka yang merokok. Jalannya penyakit mata seringkali tidak tergantung dari penyakit tiroid, dan terapi steroid mungkin perlu untuk mengontrol peradangan yang menyebabkan ophthalmopathy. Sebagai tambahan, intervensi secara operasi mungkin diperlukan. Kondisi kulit (dermopathy) adalah jarang dan menyebabkan suatu ruam kulit yang tanpa sakit, merah, tidak halus yang tampak pada muka dari kaki-kaki. Functioning Adenoma dan Toxic Multinodular Goiter Kelenjar tiroid (seperti banyak area-area lain dari tubuh) menjadi lebih bergumpal-gumpal ketika kita menua. Pada kebanyakan kasus-kasus, gumpal-gumpal ini tidak memproduksi hormon-hormon tiroid dan tidak memerlukan perawatan. Adakalanya, suatu benjolan mungkin menjadi "otonomi", yang berarti bahwa ia tidak merespon pada pengaturan pituitari via TSH dan memproduksi hormon-hormon tiroid dengan bebas. Ini menjadi lebih mungkin jika benjolan lebih besar dari 3 cm. Ketika ada suatu benjolan (nodule) tunggal yang memproduksi secara bebas hormon-hormon tiroid, itu disebut suatu functioning nodule. Jika ada lebih dari satu functioning nodule, istilah toxic multinodular goiter (gondokan) digunakan. Functioning nodules mungkin siap dideteksi dengan suatu thyroid scan. Pemasukkan hormon-hormon tiroid yang berlebihan Mengambil terlalu banyak obat hormon tiroid sebenarnya adalah sungguh umum. Dosis-dosis hormon-hormon tiroid yang berlebihan

Keringat berlebihan Ketidaktoleranan panas Pergerakan-pergerakan usus besar yang meningkat Gemetaran Kegelisahan; agitasi Denyut jantung yang cepat

Kehilangan berat badan Kelelahan Konsentrasi yang berkurang Aliran menstrual yang tidak teratur dan sedikit

Merawat gejala-gejala Ada tersedia obat-obat untuk merawat segera gejala-gejala yang disebabkan oleh kelebihan hormon-hormon tiroid, seperti suatu denyut jantung yang cepat. Satu dari golongan-golongan utama obat-obat yang digunakan untuk merawat gejala-gejala ini adalah beta-blockers [contohnya, propranolol (Inderal), atenolol (Tenormin), metoprolol (Lopressor)]. Obat-obat ini menetralkan/meniadakan efek-efek dari hormon tiroid untuk meningkatkan metabolisme, namun mereka tidak merubah tingkat-tingkat hormon-hormon tiroid dalam darah. Seorang dokter menentukan pasien-pasien mana yang dirawat berdasarkan pada sejumlah faktor-faktor tak tetap (variables) termasuk penyebab yang mendasari hipertiroid, umur pasien, ukuran kelenjar tiroid, dan kehadiran dari penyakit-penyakit medis yang ada bersamaan. Obat-obat Anti-Tiroid Ada dua obat-obat antitiroid utama tersedia untuk penggunaan di Amerika, methimazole (Tapazole) dan propylthiouracil ( PTU). Obat-obat ini berakumulasi di jaringan tiroid dan menghalangi produksi hormonhormon tiroid. PTU juga menghalangi konversi dari hormon T4 ke hormon T3 yang secara metabolisme lebih aktif. Risiko utama dari obatobat ini adalah penekanan sekali-kali dari produksi sel-sel darah putih oleh sumsum tulang (agranulocytosis). Sel-sel putih diperlukan untuk melawan infeksi. Adalah tidak mungkin untuk memberitahukan jika dan kapan efek sampingan ini akan terjadi, jadi penentuan sel-sel darah putih dalam darah secara teratur adalah tidak bermanfaat. Adalah penting untuk pasien-pasien mengetahui bahwa jika mereka mengembangkan suatu demam, suatu sakit tenggorokan, atau tandatanda apa saja dari infeksi ketika meminum methimazole atau propylthiouracil, mereka harus segera mengunjungi seorang dokter. Ketika ada suatu kekhwatiran, risiko sebenarnya dari mengembangkan agranulocytosis adalah lebih kecil dari 1%. Pada umumnya, pasien-pasien harus ditemui oleh dokter pada interval-interval bulanan selama meminum obat-obat antitiroid. Dosis disesuaikan untuk mempertahankan pasien sedekat mungkin pada suatu keadaan tiroid yang normal (euthyroid). Sekali dosis stabil, pasien-pasien dapat ditemui pada interval-interval tiga bulan jika terapi jangka panjang direncanakan. Biasanya, terapi antitiroid jangka panjang hanya digunakan untuk pasienpasien dengan penyakit Graves, karena penyakit ini mungkin sebenarnya sembuh dibawah perawatan tanpa memerlukan radiasi tiroid atau operasi. Jika dirawat dari satu sampai dua tahun, data menunjukkan angka-angka kesembuhan dari 40%-70%. Ketika penyakitnya sembuh, kelenjarnya tidak lagi aktif berlebihan, dan obat antitiroid tidak diperlukan. Studi-studi akhir-akhir ini telah menunjukkan bahwa menambah suatu pil hormon tiroid pada obat antitiroid sebenarnya berakibat pada angkaangka kesembuhan yang lebih tinggi. Dasar pemikiran untuk ini mungkin adalah bahwa dengan menyediakan suatu sumber luar untuk hormon tiroid, dosis-dosis obat-obat antitiroid yang lebih tinggi dapat diberikan, yang mungkin menekan sistim imun yang aktif berlebihan pada orangorang dengan penyakit Graves. Tipe terapi ini tetap kontroversiil (tetap diperdebatkan), bagaimanapun. Ketika terapi jangka panjang ditarik, pasien-pasien harus terus menerus ditemui oleh dokter setiap tiga bulan untuk tahun pertama, karena suatu kekambuhan dari penyakit Graves adalah mungkin dalam waktu periode ini. Jika seorang pasien kambuh, terapi obat antitiroid dapat dimulai kembali, atau yodium ber-radioaktif atau operasi mungkin dipertimbangkan. Yodium ber-radioaktif Yodium ber-radioaktif diberikan secara oral (melalui mulut, dengan pil atau cairan) pada suatu dasar satu kali untuk mengablasi (ablate) suatu

Pada pasien-pasien yang lebih tua, irama-irama jantung yang tidak teratur dan gagal jantung dapat terjadi. Pada bentuk yang paling parahnya, hipertiroid yang tidak dirawat mungkin berakibat pada "thyroid storm," suatu kondisi yang melibatkan tekanan darah tinggi, demam, dan gagal jantung. Perubahan-perubahan mental, seperti kebingungan dan kegila-gilaan, juga mungkin terjadi. Mendiagnosis Hipertiroid Hipertiroid dapat dicurigai pada pasien-pasien dengan:

gemetaran-gemetaran, keringat berlebihan, kulit yang seperti beludru halus, rambut halus, suatu denyut jantung yang cepat dan suatu pembesaran kelenjar tiroid.

Mungkin ada keadaan bengkak sekeliling mata-mata dan suatu tatapan yang karekteristik disebabkan oleh peninggian dari kelopak-kelopak mata bagian atas. Gejala-gejala yang lebih lanjut biasanya lebih mudah dideteksi, namun gejala-gejala awal, terutama pada orang-orang yang lebih tua, mungkin tidak cukup menyolok mata. Pada semua kasus-kasus, suatu tes darah diperlukan untuk mengkonfirmasi diagnosisnya. Tingkat-tingkat darah dari hormon-hormon tiroid dapat diukur secara langsung dan biasanya meningkat dengan hipertiroid. Bagaimanapun, alat utama untuk mendeteksi hipertiroid adalah pengukuran tingkat darah TSH. Seperti disebutkan lebih awal, TSH dikeluakan oleh kelenjar pituitari. Jika suatu jumlah hormon tiroid yang berlebihan hadir, TSH diatur untuk turun dan tingkat TSH turun dalam suatu usaha untuk mengurangi produksi hormon tiroid. Jadi, pengukuran TSH harus berakibat pada tingkat-tingkat yang rendah atau tidak terdeteksi pada kasus-kasus hipertiroid. Bagaimanapun, ada satu pengecualian. Jika jumlah hormon tiorid yang berlebihan disebabkan oleh suatu tumor pituitari yang mengeluarkan TSH, maka tingkat-tingkat TSH akan menjadi tingginya tidak normal. Penyakit tidak umum ini dikenal sebagai "hipertiroid sekunder". Meskipun tes-tes darah yang disebutkan sebelumnya dapat mengkonfirmasi kehadiran dari hormon tiroid yang berlebihan, mereka tidak menunjuk pada suatu penyebab spesifik. Jika ada kelibatan yang jelas dari mata-mata, suatu diagnosis dari penyakit Graves adalah hampir pasti. Suatu kombinasi dari screening antibodi (untuk penyakit Graves) dan suatu thyroid scan menggunakan yodium yang dilabel radioaktif (yang berkonsentrasi pada kelenjar tiroid) dapat membantu mendiagnosis penyakit tiroid yang mendasarinya. Investigasi-investigasi ini dipilih atas dasar kasus per kasus. Merawat Hipertiroid Pilihan-pilihan untuk merawat hipertiroid termasuk:

Merawat gejala-gejala Obat-obat anti-tiroid Yodium ber-radioaktif Merawat gejala-gejala secara operasi

kelenjar yang hiperaktif. Yodium yang diberikan untuk perawatan ablasi (ablative treatment) adalah berbeda dengan yodium yang digunakan pada suatu scan. Untuk perawatan, isotope yodium 131 digunakan, dimana untuk suatu scan rutin, yodium 123 digunakan. Yodium berradioaktif diberikan setelah suatu scan yodium rutin, dan pengambilan yodium ditentukan untuk mengkonfirmasi hipertiroid. Yodium berradioaktif diambil oleh sel-sel aktif dalam tiroid dan menghancurkan mereka. Karena yodium diambil hanya oleh sel-sel tiroid, penghancuran hanya lokal, dan tidak ada efek-efek sampingan yang menyebar luas dengan terapi ini. Ablasi (ablation) yodium ber-radioaktif telah digunakan dengan aman untuk lebih dari 50 tahun, dan penyebab-penyebab utama untuk tidak menggunakannya hanya adalah kehamilan dan menyusui. Bentuk dari terapi ini adalah pilihan perawatan untuk kekambuhan penyakit Graves, pasien-pasien dengan kelibatan penyakit jantung yang parah, mereka yang dengan multinodular goiter atau toxic adenomas, dan pasien-pasien yang tidak dapat mentoleransi obat-obat antitiroid. Yodium berradioaktif harus digunakan dengan hati-hati pada pasien-pasien dengan penyakit Graves yang berkaitan dengan mata karena studi-studi akhirakhir ini telah menunjukkan bahwa penyakit mata mungkin memburuk setelah terapi. Jika seorang wanita memilih untuk hamil setelah ablation, adalah direkomendasikan ia menunggu 8-12 bulan setelah perawatan sebelum hamil. Pada umumnya, lebih dari 80% dari pasien-pasien disembuhkan dengan suatu dosis tunggal yodium ber-radioaktif. Itu memakan waktu antara 8 sampai 12 minggu untuk tiroid menjadi normal setelah terapi. Hipotiroid adalah komplikasi utama dari bentuk perawatan ini. Ketika suatu keadaan hipotiroid yang sementara mungkin terlihat sampai dengan enam bulan setelah perawatan dengan yodium ber-radioaktif, jika ia menetap dengan gigi lebih lama dari enam bulan, terapi penggantian tiroid (dengan T4 atau T3) biasanya dimulai. Operasi Operasi untuk mengangkat sebagian dari kelenjar tiroid (partial thyroidectomy) pernah sekali waktu dahulu adalah suatu bentuk yang umum perawatan hipertiroid. Tujuannya adalah untuk mengangkat jaringan tiroid yang memproduksi hormon tiroid yang berlebihan. Bagaimanapun, jika terlalu banyak jaringan yang diangkat, suatu produksi hormon tiroid yang tidak memadai (hipotiroid) mungkin berakibat. Pada kasus ini, terapi penggantian tiroid dimulai. Komplikasi utama dari operasi adalah gangguan/kekacauan dari jaringan sekitarnya, termasuk syaraf-syaraf yang menyediakan pita-pita suara (vocal cords) dan empat kelenjar-kelenjar kecil pada leher yang mengatur tingkat-tingkat kalsium dalm tubuh (kelenjar-kelenjar paratiroid). Pengangkatan kelenjar-kelenjar ini yang secara kebetulan mungkin berakibat pada tingkat-tingkat kalsium yang rendah dan memerlukan terapi penggantian kalsium. Dengan perkenalan dari terapi yodium radioaktif dan obat-obat antitiroid, operasi untuk hipertiroid adalah tidak seumum seperti sebelumnya. Operasi adalah memadai untuk:

hiperplasia dan lipatan-lipatan sel-sel folikel ke dalam folikel, sehinggajumlah sel-sel ini lebih meningkat beberapa kali dibandingkan dengan pembesaran kelenjar.Juga, setiap sel meningkatkan kecepatan sekresinya beberapa kali lipat dengan kecepatan 5-15kali lebih besar daripada normal.Pada hipertiroidisme, kosentrasi TSH plasma menurun, karena ada sesuatu yang menyerupaiTSH, Biasanya bahan bahan ini adalah antibodi immunoglobulin yang disebut TSI ( Thyroid Stimulating Immunoglobulin ), yang berikatan dengan reseptor membran yang sama denganreseptor yang mengikat TSH. Bahan bahan tersebut merangsang aktivasi cAMP dalam sel,dengan hasil akhirnya adalah hipertiroidisme. Karena itu pada pasien hipertiroidisme kosentrasiTSH menurun, sedangkan konsentrasi TSI meningkat. Bahan ini mempunyai efek perangsanganyang panjang pada kelenjar tiroid, yakni selama 12 jam, berbeda dengan efek TSH yang hanyaberlangsung satu jam. Tingginya sekresi hormon tiroid yang disebabkan oleh TSI selanjutnyajuga menekan pembentukan TSH oleh kelenjar hipofisis anterior.Pada hipertiroidisme, kelenjar tiroid dipaksa mensekresikan hormon hingga diluar batas,sehingga untuk memenuhi pesanan tersebut, sel-sel sekretori kelenjar tiroid membesar. Gejalaklinis pasien yang sering berkeringat dan suka hawa dingin termasuk akibat dari sifat hormontiroid yang kalorigenik, akibat peningkatan laju metabolisme tubuh yang diatas normal. Bahkanakibat proses metabolisme yang menyimpang ini, terkadang penderita hipertiroidismemengalami kesulitan tidur. Efek pada kepekaan sinaps saraf yang mengandung tonus ototsebagai akibat dari hipertiroidisme ini menyebabkan terjadinya tremor otot yang halus denganfrekuensi 10-15 kali perdetik, sehingga penderita mengalami gemetar tangan yang abnormal.Nadi yang takikardi atau diatas normal juga merupakan salah satu efek hormon tiroid padasistem kardiovaskuler. Eksopthalmus yang terjadi merupakan reaksi inflamasi autoimun yangmengenai daerah jaringan periorbital dan otot-otot ekstraokuler, akibatnya bola mata terdesak keluar

pasien-pasien hamil dan anak-anak yang mempunyai reaksireaksi utama yang kurang baik terhadap obat-obat antitiroid. pasien-pasien dengan kelenjar-kelenjar tiroid yang sangat besar dan pada mereka yang mempunyai gejala-gejala yang bersumber dari penekanan dari jaringan-jaringan yang berdekatan pada tiroid, seperti kesulitan menelan, keparauan suara, dan sesak napas.

PATOFISIOLOGI Penyebab hipertiroidisme biasanya adalah penyakit graves, goiter toksika. Pada kebanyakanpenderita hipertiroidisme, kelenjar tiroid membesar dua sampai tiga kali dari ukuran normalnya,disertai dengan banyak

You might also like