Professional Documents
Culture Documents
Sifat2 air murni: z Dalam keadaan murni tidak berasa, tidak berbau dan tidak berwarna z Titik leleh dan titik didihnya bergantung pada tekanan z Titik leleh dan titik didihnya dapat dicapai pada kondisi termodinamik yang praktis z Merupakan pelarut yang baik, sehingga praktis selalu mengandung zat-zat terlarut / tersuspensi z Merupakan penghantar panas yang baik z Tidak dapat terbakar z Kapasitas panas pada temperatur ruang dan tekanan atmosferik ~ 1 kal/g.K z Panas penguapan pada tekanan atmosferik ~ 540 kal/g
Entalpi = energi yang dikandung / dibawa oleh air / kukus Pemanasan & penguapan berakibat pada bertambahnya entalpi Karena sifat-sifat termodinamiknya, air dapat diuapkan pada T & P praktis Air merupakan fluida pembawa panas yang baik karena memiliki titik didih cukup rendah, panas penguapan (pengembunan) besar, murah, serta relatif aman (tidak terbakar atau tersulut oleh api) z diberi masukan energi dengan cara dipanaskan & diuapkan z kukus dipindahkan ke titik-titik penggunaan z entalpi kukus dimanfaatkan di titik-titik penggunaan z kukus yang mendingin & mengembun dapat diresirkulasikan & dipanaskan kembali
Sumber-sumber air
z z z z
Air senantiasa bergerak di bumi melalui siklus hidrologik Laut berfungsi sebagai reservoir / penampung utama Air laut menguap & membentuk awan Pada kondisi tertentu, awan / uap air di atmosfer mengembun menjadi air presipitasi (hujan, salju, dsb.) Sebagian air yang jatuh ke daratan mengalir di permukaan tanah sebagai air permukaan (sungai, danau, parit, dll.) Sebagian sisanya terserap ke dalam tanah & mengalir sebagai air tanah (mata air, aquifer, dll.)
Di sepanjang siklus hidrologik, air menyerap & membawa berbagai macam zat. Zat-zat ini berupa:
z z z
padatan terlarut: dari pelarutan mineral gas terlarut: dari udara, penguraian senyawa organik padatan tersuspensi: dari erosi batuan
z z
Air juga menyerap berbagai macam buangan industri dan domestik Air tanah relatif lebih murni daripada air permukaan. Komposisi air permukaan sangat dipengaruhi oleh musim, kondisi geologik badan air, keberadaan pemukiman dan industri, dan sebagainya.
Dep.Teknik Kimia ITB / TK-2206 Sist.Utilitas I
Untuk keperluan industri, air dapat diperoleh dari beberapa titik dalam siklus hidrologik. Air dapat diambil dari cadangan air tanah, dari sungai, danau serta laut. Air tanah: lebih murni & konsisten kualitasnya, sehingga pengolahannya lebih mudah Air permukaan: mengandung lebih banyak pengotor, komposisi lebih bervariasi terhadap waktu, namun umumnya lebih banyak tersedia dibandingkan air tanah Air laut: sangat berlimpah, namun mengandung sangat banyak mineral (sekitar 35000 mg mineral / kg air); jika harus diolah menjadi air tawar terlebih dahulu memerlukan biaya tinggi
z
Keluaran air laut yang digunakan sebagai pendingin pada proses refrijerasi gas alam di PT Badak NGL, Bontang, Kaltim
Dep.Teknik Kimia ITB / TK-2206 Sist.Utilitas I
Kation: Na+, K+, Ca2+, Mg2+, Fe2+, Mn2+, Ba2+, Sr2+, Al3+ Anion: Cl-, SO42-, CO32-, HCO3-, OHGas: O2, H2S, CO2
mg/L ppm (kira-kira setara dg mg/L) meq/L = (mg/L) / berat ekivalen ekivalen CaCO3 = (mg/L ion) x (50 / berat ekivalen ion) %-wt z *) berat ekivalen = BM / valensi ion
Zat-zat pengotor
Padatan tersuspensi:
z z z
Terutama terdiri dari lumpur, humus, serta buangan industri & domestik Menyebabkan kekeruhan / turbiditas air Masalah-masalah yang ditimbulkan oleh turbiditas: z pembentukan kerak & pembusaan pada boiler z dalam sistem air pendingin dapat menimbulkan korosi di bawah endapan yang terbentuk di perpipaan z secara umum, padatan tersuspensi menghambat proses-proses pengolahan air selanjutnya melalui pembentukan kerak / endapan Oleh karena itu, penghilangan padatan tersuspensi terletak pada bagian hulu proses pengolahan air
Kesadahan:
z z
= kesukaran air membentuk busa dengan sabun disebabkan oleh adanya garam-garam logam yang bereaksi dengan sabun & membentuk endapan kesadahan terutama disebabkan oleh garamgaram Ca & Mg; selain itu juga oleh senyawasenyawa Fe, Al, asam organik dan asam mineral Ukuran kesadahan:
z
Kesadahan total (total hardness) dari segi kation = penjumlahan dari kesadahan Ca & kesadahan Mg TH = CaH + MgH dari segi anion = penjumlahan dari kesadahan karbonat (atau kesadahan sementara) & kesadahan non-karbonat (atau kesadahan tetap) TH = KH + NH
dimana: TH = kesadahan total CaH = kesadahan Ca = kadar Ca2+ MgH = kesadahan Mg = kadar Mg2+ KH = kesadahan karbonat = kadar Ca(HCO3)2, Mg(HCO3)2 NH = kesadahan non-karbonat = kadar CaSO4, MgSO4, CaCl2, MgCl2,dsb.
z z
membentuk kerak dalam sistem air pendingin & air umpan boiler membentuk endapan dalam sistem air proses meningkatkan pemakaian sabun dalam air domestik, air pembilas, dsb.
Kerak yang terbentuk pada permukaan logam sistem pemindahan panas (baik sistem pendinginan maupun ketel) akan menurunkan efisiensi pemindahan panas, meningkatkan hilang tekan pemompaan fluida, menimbulkan pemanasan lokal serta (paling parah) kegagalan logam alat proses
Alkalinitas
z
Merupakan ukuran kebasaan air, dinyatakan sebagai banyaknya larutan baku HCl 0,1 N yang diperlukan untuk menetralkan 100 mL air. Digunakan 2 indikator dalam penetralan:
z z
Jenis-jenis utama alkalinitas adalah hidroksida, karbonat & bikarbonat, yang dapat dihitung dengan terlebih dahulu memperbandingkan nilai alkalinitas-p (P) dan alkalinitas-m (M):
Kasus 2P > M 2P = M 2P < M M (2P = 0) OH 2P M CO3 2(M P) 2P 2P HCO3 M 2P M
Dalam sistem air umpan boiler, alkalinitas yang cukup tinggi diperlukan untuk mencegah korosi Namun demikian, kadar OH- yang terlalu tinggi dapat menimbulkan caustic embrittlement atau kerapuhan logam oleh hidroksida
bergantung pada nilai relatif kesadahan total (TH) & alkalinitas metil jingga (M)
Kesadahan Kesadahan non-karbonat karbonat TH M M TH TH Kesadahan semu M - TH
Gas terlarut:
z
Gas-gas terlarut yang dapat menyebabkan permasalahan dalam sistem air adalah CO2, O2, dan NH3. Gas-gas ini menyebabkan korosi pada boiler, turbin, sistem air pendingin, dsb. Reaksi pelarutan karbon dioksida: CO2 + H2O H2CO3 H+ + HCO3Hasil pelarutan bersifat asam, sehingga mempercepat proses korosi bahan konstruksi logam
Zat-zat organik:
z z
Air permukaan sering mengandung zat-zat organik dalam konsentrasi relatif tinggi Zat organik dapat menyebabkan permasalahan operasional boiler, misalnya pembusaan yang menurunkan efisiensi perpindahan panas dan mengganggu pemompaan air umpan boiler.
Sebuah pipa penyalur BFW yang mengalami korosi pitting oleh oksigen terlarut
No. 1
Efek Air menjadi keruh, membentuk deposit pada pipa-pipa, alat-alat, ketel dll. Timbul buih dalam ketel, menghambat proses pengendapan pada penghilangan besi dan hot phosphate softening. Membentuk scale/kerak pada sistem penukar panas, ketel, pipa, dan menghambat daya cuci dengan sabun. Timbul buih dan carry over (lolosnya) padatan ke dalam uap panas mengakibatkan karatan pada pipa ketel. Bikarbonat dan karbonat menghasilkan CO2 dalam uap panas yang bersifat korosif.
Cara Pengolahan Koagulasi, pengendapan dan filtrasi. Koagulasi, filtrasi, khlorinasi, adsorpsi dengan karbon aktif.
Warna
Tidak ada
Hardness (kesadahan)
Kalsium dan Magnesium dinyatakan sebagai CaCO3 Bikarbonat (HCO3) Karbonat (CO3) Hidroksida (OH) dinyatakan sebagai CaCO3 H2SO4, HCl dan sebagainya dinyatakan sebagai CaCO3 CO2
Alkalinity(alkal initas)
Pelunakan dengan kapur dan kapur-soda, demineralisasi, penambahan asam, dealkilasi dengan penukar ion, distilasi.
Korosif
Karbondioksida
Korosif terhadap jaringan pipa. Perubahan pH dipengaruhi oleh keasaman atau kebasaan dalam air. pH air alam biasanya 6 8.
Aerasi, deaerasi, netralisasi dengan alkali, filming dan neutalizing amines. pH dapat dinaikkan dengan penambahan alkali dan sebaliknya dengan asam. Demineralisasi, distilasi.
pH
Sulfate
Menaikkan kandungan padatan dalam air, bereaksi dengan Ca membentuk kerak Dep.Teknik Kimia ITB / TK-2206 CaSO 4 Sist.Utilitas I
Chloride
Cl-
Menaikkan kandungan padatan dalam air dan bersifat korosif. Menaikkan kandungan padatan, konsentrasi tinggi mengakibatkan penyakit methemoglobin pada bayi, berguna untuk mencegah keretakan logam dalam ketel. Membentuk kerak pada ketel dan sudu-sudu turbin. Membentuk deposit pada pipa-pipa dan boiler. Membentuk deposit. Membentuk kerak, lumpur dan buih dalam ketel.
Demineralisasi, distilasi.
10
Nitrat
NO3-
Demineralisasi, distilasi.
11
Silika
SiO2
Penghilangan secara proses panas dengan garam Mg, demineralisasi, distilasi. Aerasi, koagulasi dan flitrasi, pelunakan kapur, penukar ion. Aerasi, pelunakan kapur. Baffle separators, strainers,koagulasi dan filtrasi, filtrasi dengan diatomaceous earth.
12 13 14
Fe2+ (ferro) Fe3+ Mn Dinyatakan sebagai Oil atau chloroform extractible matter. O2
15
Oksigen
Korosi
Deaerasi, sodim sulfate, hydrazine, zat pencegah korosi. Aerasi, khlorinasi, penukar ion berbasa tinggi. Penukar kation dengan zeolite hidrogen, khlorination, deaerasi. Demineralisasi, pelunakan kapur, dan sebagainya.
16 17
H2S NH3
Bau telur busuk, korosi Korosi pada tembaga dan seng Konduktivitas yang tinggi maka sifat korosi makin tinggi.
18
Konduktivitas
19
Padatan terlarut
Padatan terlarut menunjukkan jumlah zat-zat yang terlarut, menyebabkan buih. Menyebabkan deposit Padatan total adalah padatan terlarut ditambah padatan Dep.Teknik Kimia ITB / TK-2206 tersuspensi Sist.Utilitas I
Pelunakan kapur, penukar kation dengan zeolite hidrogen, demineralisasi, distilasi. Pengendapan, filtrasi dan koagulasi. Sama dengan 19 dan 20.
20 21
Analisis air
1.
2.
3. 4.
5.
6.
Keasaman (acidity) z menyatakan kapasitas air untuk menetralkan basa; disebabkan oleh CO2, asam organik, asam mineral & produk hidrolisis Alkalinitas z menyatakan kapasitas air untuk menetralkan asam; berasal dari ion HCO3-, CO32- & OHpH z menyatakan aktivitas ion H+ Salinitas z menyatakan kadar garam (NaCl) sebagai konsentrasi total Cl- atau NaCl Padatan terlarut total (TDS / total dissolved solids) z menyatakan kuantitas total ion terlarut, diukur dg menguapkan air & menimbang residu yg tertinggal Densitas z berat per satuan volume air
Dep.Teknik Kimia ITB / TK-2206 Sist.Utilitas I
Specific gravity z perbandingan antara densitas air dg densitas air murni pada 4 oC z kandungan ion-ion meningkatkan s.g. air 8. Padatan tersuspensi total (TSS / total suspended solids) z menyatakan berat zat-zat tak larut, diukur melalui penyaringan zat-zat tersebut 9. Kekeruhan (turbidity) z menyatakan kadar zat tak larut berdasarkan penyerapan & penyebaran cahaya (perubahan intensitas cahaya setelah melalui air) z tidak terlalu akurat namun mudah diukur 10. Biochemical Oxygen Demand / BOD z menyatakan kebutuhan oksigen terlarut selama penguraian zat-zat organik secara biokimiawi-aerobik 11. Chemical Oxygen Demand / COD z menyatakan kebutuhan oksigen untuk mengoksidasi zat-zat organik secara kimiawi pada kondisi tertentu
7.
Dep.Teknik Kimia ITB / TK-2206 Sist.Utilitas I
Pengolahan air
z
Pengolahan air dalam sistem utilitas pabrik berfungsi meningkatkan kemurnian air untuk mencegah berbagai permasalahan yang dapat ditimbulkan oleh zat-zat pengotor yang terlarut dan / atau tersuspensi dalam air baku Permasalahan: korosi dan pengerakan (fouling) peralatan proses, penyumbatan perpipaan, pembusaan, gangguan kesehatan personil, penampilan visual, dsb. Pengolahan air dibedakan menjadi: z Pengolahan eksternal: diluar titik penggunaan air, dilaksanakan oleh berbagai macam unit proses dengan tujuan utama meningkatkan kemurnian z Pengolahan internal: pada titik penggunaan air, dilaksanakan dg menambahkan zat-zat tertentu utk menyesuaikan sifat-sifat air dg penggunaannya
Dep.Teknik Kimia ITB / TK-2206 Sist.Utilitas I
B.
C.
Proses praperlakuan (pretreatment): sebagai proses penyediaan air pendingin atau sebagai proses awal produksi air berkualitas tinggi Proses filtrasi: secara khusus menghilangkan padatan tersuspensi Proses pengurangan/penghilangan padatan terlarut, tanpa pengendapan kimiawi
Sedimentation
Filtration
Group B process
Manganese zeolite
Clear water, paper, cooling, rinsing, potable
Adsorption
Sodium cation Low & medium P boilers Dealkalizer Low & medium P boilers Desilicizer Pure water, high P boilers, process water Ultrapure water, high P boiler >1500 psig Low & medium P boilers
Group C process
Medium P boilers
Mixed bed
Air pendingin = air yang dialirkan melalui peralatan penukar panas untuk menyerap & memindahkan panas Masalah umum air pendingin:
z
korosi z menyebabkan penyumbatan & kerusakan perpipaan, kontaminasi produk karena kebocoran, & penurunan efisiensi termal pembentukan kerak & deposit z penurunan efisiensi pemindahan panas, peningkatan hilang tekan & penyumbatan perpipaan fouling oleh aktivitas mikroba z menyebabkan korosi lokal, penyumbatan & penurunan efisiensi pemindahan panas
Dep.Teknik Kimia ITB / TK-2206 Sist.Utilitas I
z z
Persyaratan kemurnian air pendingin relatif tidak terlalu berat Contoh spesifikasi air pendingin:
Parameter Nilai < 1000 < 10 < 10 < 100 < 1,0 0,5 1,0 < 150 1,5 2,5 6,5 7,5
Konduktivitas (mmhos/cm) Turbiditas (ppm) TSS (ppm) Total hardness (ppm as CaCO3) Total iron (ppm as Fe) Residual chlorine (ppm as Cl2) Silicate (ppm as SiO2) Total chromate (ppm as CrO4) pH
Air umpan boiler (BFW / boiler feed water = air yang diumpankan ke ketel / boiler untuk membangkitkan kukus Permasalahan umum BFW:
z
pengerakan z menurunkan efisiensi pemindahan panas, menyebabkan pemanasan lokal & kegagalan logam perpipaan ketel korosi z menurunkan efisiensi pemindahan panas pembentukan busa (foaming) z terbentuk pada boiler drum z menyebabkan terbawanya tetesan air & partikel kotoran bersama kukus (carryover), yang kemudian menyebabkan endapan & korosi pada permukaan logam sistem ketel
Spesifikasi BFW bergantung pada tekanan kerja ketel Semakin tinggi tekanan, semakin ketat persyaratan kemurnian BFW
TDS (ppm) 3500 3000 2500 2000 1500 1250 alkalinitas TSS (ppm) (ppm) 700 600 500 400 300 250 200 150 100 300 250 150 100 60 40 20 10 5 silika (ppm) 125 90 50 35 20 8 2.5 1.0 0.5
Baku mutu Depkes RI (907/Menkes/SK/VII/2002) Parameter TDS (mg/L) Kekeruhan (NTU) Fe (mg/L) Kesadahan (mg/L CaCO3) Klorida (mg/L) Mangan (mg/L) Natrium (mg/L) pH Sulfat (mg/L) Batas ambang 1000 5 0.3 500 250 0.1 200 6.5-8.5 250
Pengendapan Pendahuluan
z
Pengendapan secara sederhana, hanya mengandalkan gravitasi; digunakan untuk mengurangi kadar padatan tersuspensi Merupakan proses pengolahan air yang termurah Meskipun efisiensi pemisahan tidak setinggi klarifikasi, pengendapan gravitasi efektif sebagai unit pra-perlakuan air baku Laju pengendapan padatan bergantung pada: z densitas partikel z bentuk partikel z ukuran partikel z viskositas air baku z pola aliran dalam bak pengendap
Prinsip rancangan: z hanya memisahkan sebagian dari padatan tersuspensi z bergantung pada sifat fisik padatan tersuspensi z kecepatan aliran diupayakan seragam, dan tidak turbulen Rancang bangun bak pengendap: z dapat berupa bak silindris atau persegi empat z dilengkapi dengan saluran masukan, efluen air, serta drainase lumpur Parameter rancangan: z waktu tinggal air; biasanya dirancang 4-24 jam
waktu lewat: dari pengukuran konsentrasi zat perunut (tracer) vs. waktu, merupakan ukuran penyimpangan dari aliran sumbat
[tracer]
kecepatan alir (linier) horisontal: merupakan ukuran kecepatan nominal bak pengendap
VH = (q/3600) / (b x d) dimana: b = lebar bak, m d = dalam bak, m tidak boleh melebihi 0,005 m/detik
Dep.Teknik Kimia ITB / TK-2206 Sist.Utilitas I
dianggap air bergerak ke atas dg kecepatan Vo , padatan bergerak ke bawah dg kecepatan Vs supaya pengendapan berlangsung, Vs Vo Vo ditentukan oleh luas permukaan bak: Vo = (q/3600) / (l x b) dimana l = panjang bak, m Nilai Vs : partikel bundar: 0,5-6,5 m/jam partikel amorf: 1,3-3,4 m/jam
Klarifikasi
z z
Merupakan tahap utama penghilangan padatan tersuspensi Padatan tersuspensi terbagi menjadi dua golongan:
z z
Padatan tersuspensi yang tidak dapat diendapkan begitu saja berinteraksi dengan ion-ion terlarut dalam air, membentuk suatu sistem yang stabil Proses klarifikasi diselenggarakan di hulu proses pengolahan air, karena padatan tersuspensi dapat mengganggu tahap-tahap pemrosesan selanjutnya
Stabilitas suspensi:
z
Partikel-partikel padatan tersuspensi (lempung, mikroba, dll.) umumnya memiliki muatan listrik statik negatif pada permukaannya Di dalam air, partikel-partikel padatan menarik ion-ion bermuatan positif dari fasa curah air Konsentrasi ion-ion positif yang tertarik oleh permukaan partikel ini pada gilirannya menarik ion-ion negatif dari fasa curah air Terbentuk lapisan ganda (double layer) ionik. Potensial elektrostatik di sepanjang lapisan ganda ini disebut potensial zeta, yang menimbulkan gaya tolak-menolak di antara partikel yang berdekatan. Pada suspensi yang stabil, potensial zeta lebih besar daripada gaya tarik-menarik van der Waals antar partikel. Besarnya potensial zeta dipengaruhi oleh konsentrasi ion-ion di dalam air (atau pH air)
Dep.Teknik Kimia ITB / TK-2206 Sist.Utilitas I
+ Diffuse layer
Partikel
0
potensial
-potential
shear plane jarak double layer
bulk solution
Koagulasi:
1.
2.
3. 4.
Ditambahkan koagulan yang mengganggu adsorpsi ion-ion pada permukaan partikel padatan, potensial zeta suspensi berkurang, gaya tarik-menarik Van der Waals lebih dominan partikel-partikel dapat bergabung atau teraglomerasi. dilaksanakan dengan pengadukan cepat untuk menjamin distribusi koagulan yang baik dan untuk meningkatkan kontak antar partikel padatan.
koagulan anorganik:
Al2(SO4)3, Fe2(SO4)3, AlCl3, FeCl3, Na2Al2O4 sering menyebabkan penurunan pH, sehingga perlu penambahan basa rentang kerja pH: Al2(SO4)3 6.0-7.0, Fe2(SO4)3 5.0-11.0
koagulan organik:
poliakrilamida, poly(DADMAC), poliamina kuaterner, poliamina menghasilkan volume lumpur < koagulan anorganik tidak mengubah pH lumpur mengandung lebih sedikit air kimiawi kurang efektif untuk turbiditas rendah
Dep.Teknik Kimia ITB / TK-2206 Sist.Utilitas I
2.
Flokulasi:
Bertujuan menumbuhkan aglomerat menjadi flok (aglomerat lebih besar) yang padat & berat Dilakukan pengadukan lambat untuk menghasilkan kontak antar aglomerat tanpa geseran (shear) berlebihan yang justru merusak aglomerat dapat dibantu dengan menambahkan bahan-bahan flokulan. Flok-flok yang telah cukup besar dan berat dipisahkan dari fasa curah air melalui pengendapan gravitasi. memerlukan kondisi aliran yang relatif tenang, dengan waktu tinggal yang cukup untuk mengendapkan flok.
3.
Sedimentasi:
Rancangan unit clarifier mengakomodasi 3 proses di atas: 1. pengadukan dengan gaya geser tinggi untuk koagulasi 2. pengadukan dengan gaya geser rendah & waktu tinggal panjang untuk flokulasi 3. pemisahan padatan & cairan
Tipe-tipe clarifier
z
z z z
terdiri dari 3 kolam / bak tersendiri, masing2 menjalankan fungsi pengadukan cepat, pengadukan lambat & sedimentasi koagulan ditambahkan di bak pengadukan cepat air umpan mengalir secara horisontal dari satu kolam ke kolam berikutnya efisiensi penyisihan tinggi, namun memerlukan lahan luas
berbentuk tangki silindris tegak dg sebuah tabung vertikal yg terpasang di tengah tangki tangki terbagi menjadi zone pencampuran cepat, pencampuran lambat & sedimentasi pencampuran cepat terjadi di tabung sentral (zone reaksi) air yg mengandung flok kemudian mengalir vertikal melalui ruangan yg berisi lapisan lumpur (sludge blanket) yg terbentuk terlebih dahulu di dalam sludge blanket terjadi flokulasi & pemisahan flok-air oleh adsorpsi pada permukaan partikel-partikel lumpur
Upflow solids-recirculation clarifier z prinsip serupa dengan tipe sebelumnya z namun, pada zona reaksi terjadi pencampuran air baku, koagulan, dan lumpur yang disirkulasikan dari sludge blanket z sirkulasi (sebagian) lumpur ini dimaksudkan untuk membantu pembibitan flok di zona reaksi
Aerasi
z
Tujuan:
z z
menurunkan kadar CO2 terlarut oksidasi ion Fe & Mn (lazim dikandung air tanah) pelucutan (stripping) NH3 & H2S terlarut waterfall: air dijatuhkan dalam wujud tetesan melalui udara (udara = fasa kontinu) air diffusion: gelembung2 udara dipompakan melalui air (air = fasa kontinu)
Proses umum:
z
proses air diffusion umumnya lebih efisien karena luas antarmuka gascair yang lebih besar
Contoh-contoh aerator
Multicone aerator
Forced-draft aerator
Dep.Teknik Kimia ITB / TK-2206 Sist.Utilitas I
Fe, Mn dianggap berada dalam bentuk garam bikarbonat Oksigen dari udara mengoksidasi garam2 tersebut: z 4Fe(HCO3)2 + O2 + 2H2O 4Fe(OH)3 + 8CO2 z 2Mn(HCO3)2 + O2 2MnO2 + 4CO2 + 2H2O Produk2 oksidasi di atas memiliki kelarutan rendah lebih mudah dipisahkan pada proses2 selanjutnya (klarifikasi, filtrasi)
Proses oksidasi dapat dipercepat dengan menambahkan zat2 oksidator (Cl2, KMnO4)
Dep.Teknik Kimia ITB / TK-2206 Sist.Utilitas I
z z
CO2 : H 2S : NH3 :
Pelucutan dilaksanakan melalui pergeseran kesetimbangan reaksi2 di atas Konsentrasi (kesetimbangan) gas2 terlarut sangat bergantung pada:
z
CO2
H2S
NH3
Dep.Teknik Kimia ITB / TK-2206 Sist.Utilitas I
Proses pelunakan bertujuan menurunkan kadar kesadahan & alkalinitas air Konsep: tambahkan bahan-bahan yg bereaksi dg mineral terlarut & membentuk padatan yg mudah mengendap Proses yang banyak digunakan adalah proses pelunakan dengan kapur (lime softening) atau kapur & soda (lime-soda softening) Penggolongan lime softening berdasarkan temperatur operasi:
z z z
cold lime softening: temperatur ruang warm lime softening: 49-60 oC hot lime softening: 108-116 oC + tekanan tinggi
Ca(HCO3)2 + Ca(OH)2 2CaCO3 + 2H2O Mg(HCO3)2 + 2Ca(OH)2 Mg(OH)2 + 2CaCO3 + 2H2O CO2 + Ca(OH)2 CaCO3 + 2H2O
Mekanisme penyisihan kesadahan nonkarbonat / tetap: z kesadahan Ca non-karbonat tidak dpt dihilangkan dg Ca(OH)2 z kesadahan Mg non-karbonat:
z z
Kesadahan Ca non-karbonat dikurangi melalui reaksi dg soda abu (Na2CO3): z CaSO4 + Na2CO3 CaCO3 + Na2SO4 z CaCl2 + Na2CO3 CaCO3 + 2NaCl Pengurangan kesadahan Mg nonkarbonat memerlukan soda abu & kapur sekaligus: z MgSO4 + Ca(OH)2 + Na2CO3 Mg(OH)2 + CaCO3 + Na2SO4 z MgCl2 + Ca(OH)2 + Na2CO3 Mg(OH)2 + CaCO3 + 2NaCl
kelarutan senyawa Ca, Mg & Si berkurang terhadap T kandungan silika berkurang karena adsorpsi pada permukaan endapan Mg(OH)2 jika air baku tidak mengandung cukup Mg untuk mengadsorpsi silika, dapat ditambahkan dalam bentuk MgSO4, MgO atau dolomit T tinggi menuntaskan reaksi-reaksi presipitasi CO2 terlucutkan dari air karena pemanasan, sehingga tidak turut mengkonsumsi Ca(OH)2
Warm & hot lime softening digunakan jika diperlukan kadar Si rendah, misalnya untuk umpan proses demineralisasi
Dep.Teknik Kimia ITB / TK-2206 Sist.Utilitas I
Filtrasi
z
Tujuan umum: memisahkan padatan tersuspensi dari suatu fluida (cair, gas) dengan cara melewatkan campuran fluidapadat melalui lapisan berpori (media filtrasi) Pemisahan cair-padat:
Slurry
Filtrasi
Filtrasi digunakan untuk mengolah keluaran unit klarifikasi atau pelunakan pada kondisi tertentu dapat digunakan secara langsung untuk proses penjernihan air
Dep.Teknik Kimia ITB / TK-2206 Sist.Utilitas I
mulai dg media bersih selama proses filtrasi, timbunan padatan pada media menyebabkan: berkurangnya laju filtrasi (constant pressure filtration) atau meningkatnya hilang tekan (constant rate filtration) setelah laju / P mencapai harga tertentu, filtrasi dihentikan (atau dialihkan ke unit cadangan) media dibersihkan melalui cuci-balik (backwashing) menggunakan air / air+udara yang dialirkan berlawanan arah dg operasi normal setelah cuci-balik, unit dioperasikan kembali
Dep.Teknik Kimia ITB / TK-2206 Sist.Utilitas I
z z
z z z
kuantitas slurry yang diolah sifat2 slurry: viskositas, densitas, korosivitas, toksisitas dll. konsentrasi padatan slurry ukuran, distribusi, bentuk & kecenderungan berflokulasi dari partikel padatan tingkat pemisahan yg diinginkan kuantitas & bentuk produk yg diinginkan biaya bentuk media: bed, plate & frame, leaf, rotary siklus operasi: batch atau kontinu produk yg diinginkan: filtrat atau filter cake gaya pendorong: gravitasi, vakum atau tekanan
Untuk pengolahan air, jenis filter yang banyak digunakan adalah bed filter Media filtrasi berbentuk unggun material granular Gaya pendorong: gravitasi (gravity filter) atau tekanan (pressure filter) Pressure filter digunakan jika:
z z
Jenis lain yang digunakan untuk pengolahan air: upflow filter Air mengalir dari bawah ke atas
Media filtrasi:
z
Jenis unggun media filtrasi yang umum digunakan adalah: z unggun tunggal pasir atau antrasit (batu bara tua) z unggun serial, antrasit di atas pasir z unggun campuran antrasit dan pasir Selain jenis-jenis media di atas, dapat digunakan pula: tanah diatomit / kieselguhr, batu bara, pasir silika, serta kerikil (gravel)
Distribusi ukuran partikel media dicirikan oleh (1) ukuran efektif dan (2) koefisien keseragaman
z
z z
Ukuran efektif = defektif = d10 = ukuran ayakan standar yang melewatkan 10% massa media Koefisien keseragaman = U = d60/d10 Contoh: untuk filter pasir cepat (rapid sand filter) digunakan defektif = 0,4 - 0,55 mm, dan U = 1,35 1,75
Hidrolika pada operasi normal Persamaan dasar yg digunakan adalah persamaan P aliran fluida melalui unggun tetap Unggun: ukuran partikel seragam atau tak seragam Unggun seragam:
z z
hf = hilang tekan, meter f = faktor gesekan L = tinggi unggun, m e = porositas unggun Vs = kecepatan filtrasi (laju alir volumetrik / luas permukaan filter), m/s g = percepatan gravitasi dp = diameter partikel media
Dep.Teknik Kimia ITB / TK-2206 Sist.Utilitas I
Faktor gesekan:
wVs d p N Re =
z z z z z z
Re < 1 : laminer Re > 104 : turbulen 1 < Re < 104 : transisi w = densitas air, kg/m3 = faktor bentuk (shape factor) = viskositas dinamik, Ns/m2
lakukan analisis ayakan terhadap media hasil analisis: fraksi berat xij vs. diameter rata2 dij tinggi media rata2 utk partikel berdiameter dij = xij.L persamaan hilang tekan unggun seragam dimodifikasi menjadi:
L(1 e)Vs hf = 3 e g
f ij xij d ij
Contoh:
Air baku pada 20 oC difiltrasi pada kecepatan 5,0 m/jam (1,39 mm/s). Unggun media tersusun dari pasir yang seragam, berdiameter 0,4 mm dengan faktor bentuk 0,85 dan specific gravity 2,65. Tinggi unggun 0,67 m dengan porositas 0,4. Hitung hilang tekan melalui unggun tersebut.
zContoh:
Air pada 20 oC difiltrasi dengan kecepatan alir 1,2x10-3 m/s. Tinggi unggun 0,75 m dan tersusun dari pasir tak seragam yang berlapis-lapis sedemikian hingga partikel terhalus berada pada bagian atas dan partikel terkasar berada pada dasar unggun. Specific gravity partikel 2,65, sedangkan porositas dan faktor bentuk sebesar 0,4 dan 0,85. Hitung hilang tekan jika hasil analisis ayakan media adalah sebagai berikut: diameter rata2 dij, mm 1,41 1,13 0,78 0,66 0,55 0,46 0,42 fraksi massa xij 0,01 0,11 0,20 0,32 0,21 0,23 0,02
Pertukaran Ion
z
Prinsip-prinsip:
z z
z z
Resin penukar ion mengandung ion-ion yang terikat relatif lemah pada strukturnya Resin menerima ion positif / negatif dari larutan dan melepaskan ion lain ke dalam larutan dalam jumlah yang setara secara kimiawi Jika yang dipertukarkan adalah kation: resin penukar kation Jika yang dipertukarkan adalah anion: resin penukar anion
Dep.Teknik Kimia ITB / TK-2206 Sist.Utilitas I
Jika resin telah mempertukarkan semua ion yang dimilikinya (yang dapat dipertukarkan), maka proses pertukaran akan terhenti. Resin harus diregenerasi dengan larutan yang mengandung ion semula (misalnya ion Na+ pada contoh pertama) Reaksi regenerasi = kebalikan dari reaksi pertukaran
Dep.Teknik Kimia ITB / TK-2206 Sist.Utilitas I
alamiah atau sintetik sintetik: umumnya kopolimer stirendivinilbenzen (DVB) mengandung gugus-gugus asam / basa (gugus fungsional)
z
jumlah gugus fungsional per satuan volume resin menentukan kapasitas pertukaran ion jenis gugus fungsional menentukan selektivitas & tetapan kesetimbangan reaksi pertukaran
resin penukar kation asam kuat: mengandung gugus sulfonat, fosfonat, atau fenolat resin penukar kation asam lemah: mengandung gugus karboksilat resin penukar anion basa kuat: mengandung gugus amonium kuaterner resin penukar anion basa lemah: mengandung gugus amina primer, sekunder & tersier
1. Resin kation asam kuat z gugus fungsional: sulfonat z menetralisir basa kuat z mengubah garam netral menjadi asamnya z penggunaan: pelunakan, demineralisasi total z reaksi siklus H utk demineralisasi:
Ca 2+ 2 HCO3 Ca 2 H 2 CO3 2 Mg SO 4 + 2 R SO3 H 2 R SO3 Mg + H 2 SO4 2+ 2 Na + 2Cl 2 Na 2 HCl
z
H2CO3 dalam air mudah terurai menjadi H2O dan CO2 ... CO2 terlarut perlu degasifikasi
gugus fungsional: amonium kuaterner menetralisir asam kuat mengubah garam netral menjadi basanya penggunaan: pelunakan, demineralisasi total reaksi pada siklus OH:
H 2 SO4 SO4 2 HCl 2Cl + 2 R OH 2 R + 2H O 2 2 H 2SiO3 2 HSiO3 2 H CO 2 HCO 3 2 3
gugus fungsional: -COOH menetralisir basa kuat penggunaan: dealkalisasi, demin. parsial reaksi dalam siklus H:
kemampuan menghilangkan kation tidak sebesar resin asam kuat, tapi lebih efisien dalam regenerasi (perlu lebih sedikit larutan regeneran) digunakan utk air umpan dg kesadahan & alkalinitas tinggi
Gugus fungsional: amina primer, sekunder atau tersier cocok untuk menghilangkan asam sulfat, nitrat & klorida:
regenerasi dg larutan NaOH atau NH4OH lebih mudah diregenerasi daripada resin basa kuat
1. Pelunakan Air
z
z z
Proses pertukaran ion umumnya digunakan untuk air dengan tingkat kesadahan yang relatif tidak terlalu tinggi (misalnya efluen dari proses pelunakan presipitasi) Resin penukar ion yang digunakan mengandung Na, yang dipertukarkan dengan kation-kation kesadahan Ca, Mg Proses pelunakan: Ca2+, Mg2+ + 2 Rs-Na Rs-Ca,Mg + 2Na+ (larutan) (resin) (resin) (larutan) Kapasitas pertukaran ion berkurang terhadap waktu; jika telah mencapai tingkat tertentu, unggun resin diregenerasi dengan larutan NaCl Rs-Ca,Mg + 2Na+ Rs-Na + Ca2+,Mg2+ Praktek umum - operasikan unggun resin hingga kapasitas pertukaran sekitar 6 g kesadahan (dihitung sebagai CaCO3) / m3 resin
alkalinitas disebabkan oleh anion HCO3-, CO32-, OH-, SiO32-, PO42resin yang digunakan kaya dengan hidrogen reaksi pertukaran:
Asam karbonat selanjutnya terurai menjadi H2O dan CO2 CO2 dapat dihilangkan dengan aerasi Pertukaran dg cara di atas menghasilkan efluen yang bersifat asam (kation logam diganti dengan H+) ... netralisasi dengan menambahkan:
z z z
Setelah kolom resin jenuh, selanjutnya diregenerasi dengan larutan H2SO4 : Rz-Ca + H2SO4 Rz-H + SO42- + Ca2+ Alternatif cara penghilangan alkalinitas: pertukarkan anion alkali menggunakan resin penukar anion basa kuat dalam bentuk klorida: Rz-Cl + HCO3- Rz-HCO3 + Clkeuntungan:
z z
regeneran relatif murah (NaCl) tidak perlu penanganan asam pekat yang berbahaya tidak perlu unit degasifikasi (tidak terbentuk CO2) efluen tidak bersifat asam, tidak perlu netralisasi setelah pertukaran ion
Dep.Teknik Kimia ITB / TK-2206 Sist.Utilitas I
3. Demineralisasi
z
Demineralisasi / deionisasi bertujuan menghilangkan seluruh ion asing dalam air Konsep dasar: mempertukarkan kation, kemudian anion, pada rangkaian unggun penukar ion yang tersusun seri, dengan unit degasifikasi di antara unggun-unggun tersebut untuk menghilangkan CO2 yg terbentuk Ingat bahwa terdapat beberapa jenis resin penukar ion: asam kuat, asam lemah, basa kuat dan basa lemah Desain sistem demineralisasi ada bermacam-macam, bergantung pada karakteristik air umpan dan spesifikasi efluen
A31
Penggunaan: jika kadar silika & CO2 efluen tdk kritis Karakteristik efluen: konduktansi 10-40 mho, kadar silika tetap Karakteristik proses: harga peralatan murah, harga regeneran murah
Asam Kuat
Basa Kuat
Penggunaan: alkalinitas air mentah rendah, perlu penghilangan silika & CO2 Karakteristik efluen: konduktansi <15 mho, silika 0.02-0.10 ppm Karateristik proses: harga peralatan murah, biaya regeneran moderat
Asam Kuat
Degasifikasi
Basa Kuat
Penggunaan: alkalinitas air mentah tinggi, perlu penghilangan silika & CO2 Karakteristik efluen: konduktansi <15 mho, silika 0.02-0.10 ppm Karakteristik proses: harga peralatan rendah, perlu pemompaan ulang
Asam Kuat
Degasifikasi
Basa Lemah
Basa Kuat
Penggunaan: air mentah dg kadar alkalinitas, klorida & sulfat tinggi, perlu penghilangan silika & CO2 Karakteristik efluen: konduktansi <15 mho, silika 0.02-0.10 ppm Karakteristik proses: harga peralatan tinggi, biaya regeneran paling rendah, perlu pemompaan ulang
Degasifikasi
Basa Lemah
Basa Kuat
Penggunaan: air mentah dg kadar kesadahan, alkalinitas, klorida & sulfate tinggi, perlu penghilangan silika & CO2 Karakteristik efluen: konduktansi <15 mho, silika 0.02-0.10 ppm Karakteristik proses: harga peralatan tinggi, biaya regeneran paling rendah, perlu pemompaan ulang
Asam Kuat
Basa Kuat
Asam Kuat
Penggunaan: air mentah dg kadar Na tinggi, modifikasi thd sistem 2-unggun yg telah ada, perlu kadar Na rendah dlm efluen Karakteristik efluen:konduktansi <10 mho, silika 0.020.05 ppm Karakteristik proses: mudah utk memodifikasi sistem, bahaya kebocoran efluen asam atau berkadar anion tinggi