You are on page 1of 48

Banu Muhammad H

KETERKAITAN ANTARA PENDUDUK DAN PEMBANGUNAN


kelahiran kematian konsentrasi penduduk kesehatan distribusi umur pendidikan kebutuhan keluarga

produktifitas kerja kualitas kerja

PENDUDUK
JUMLAH KEPADATAN PERTUMBUHAN
TEMPAT TINGGAL

investasi kesempatan kerja

akumulasi kapital tabungan investasi pelayanan sosial

kesejahteraan pekerja dan konsumen

lingkungan strategis birokrasi, good governance

kebutuhan barang yang dirasakan

jumlah permintaan jumlah investor

teknologi dan ekonomi jumlah besar

Jumlah penduduk yang besar mengakibatkan kepadatan penduduk dan migrasi Laju pertumbuhan penduduk tinggi mengakibatkan

Proporsi penduduk muda (non produktif) menurun tetapi

masih tinggi Meningkatkan permintaan kebutuhan pokok Sumber daya terserap untuk investasi untuk barang konsumsi

Konsentrasi penduduk tinggi meningkatkan daya saing antar penduduk Memicu peningkatan kreativitas dan inovasi Konsentrasi penduduk yang tinggi membuat akses terhadap pelayanan sosial mudah terjangkau (memperpendek jarak) dan efisien (ekonomi jumlah besar)

Penambahan penduduk berarti penambahan penawaran jumlah tenaga kerja kesempatan kerjanya? pengangguran. Konsep diminishing returns berlaku

Pertambahan output tidak sebanding dengan peningkatan

jumlah pekerja

Konsentrasi penduduk dengan kesejahteraan rendah meningkatkan kerawanan sosial

Tingkat pertumbuhan penduduk Proses demografi masa lalu


Menurunnya tingkat kelahiran
Menurunnya tingkat kematian

Migrasi dan mobilitas

Komposisi umur penduduk menentukan jenis kebutuhan dan konsumsi keluarga


kebutuhan konsumsi bayi dan balita berbeda

dengan kebutuhan penduduk usia kerja, berbeda dengan kebutuhan penduduk lansia dsb. Pertumbuhan penduduk yang tinggi menentukan tingkat konsumsi yang tinggi

Tingkat pertumbuhan penduduk tinggi menyebabkan proporsi penduduk muda tinggi dan meningkatkan rata rata jumlah anggota keluarga
kebutuhan untuk konsumsi lebih besar

daripada kemampuan untuk memproduksi mengurangi kemampuan keluarga untuk menabung

Pertambahan jumlah penduduk meningkatkan kebutuhan fasilitas umum dan permintaan pelayanan sosial (pendidikan, kesehatan, pelayanan lansia dsb.) Jenis permintaan ditentukan oleh jumlah penduduk menurut komposisi umur penduduk
10

Jumlah penduduk besar meningkatkan permintaan barang dan jasa Daya beli tinggi memicu pertumbuhan ekonomi Jumlah permintaan besar memungkinkan produksi masal Dengan teknologi tinggi permintaan besar akan meningkatkan efisiensi dan menekan ongkos per unit output

11

12

Population, Estimates and Projection, Indonesia, 1950-2050


325 300 275

UN Projection Iskandar CBS Projection

Number (million)

250 225 200 175 150 125 100 75 50 25 0


19 50 19 60 19 70 19 80 19 90 20 00 20 10 20 20 20 30 20 40 20 50

Widjojo Estimates

Year
13

Demographic Transition, Indonesia, 1950-2050


6.0 5.0

Numbers in millions

4.0 3.0 2.0 1.0

Births

Deaths

Rate of growth 0.0

19 50 -5 5 19 60 -6 19 5 70 -7 19 5 80 -8 5 19 90 -9 20 5 00 -0 5 20 10 -1 20 5 20 -2 20 5 30 -3 5 20 40 -4 5
Years
14

Trend IMR dan Life Expectancies, Indonesia, 1950-2050

220 200 180 160

Rates/years

140 120 100 80 60 40 20 0

IMR

Life Expectancies

19 50 -5 5 19 60 -6 5 19 70 -7 5 19 80 -8 5 19 90 -9 5 20 00 -0 5 20 10 -1 5 20 20 -2 5 20 30 -3 5 20 40 -4 5

Years

15

Ideal family size is higher than the actual fertility IFS76, IDHS 1987, 91, 94, 97, 2002/3
5.5 5 4.5 4 3.5 Ideal Ideal FS TFR TFR

Number

3 2.5 2 1.5 1 0.5 0 1976 1987 1991 1994 1997 2002/3 Years

16

Proporsi anak dibawah usia 15 tahun lebih kecil dibandingkan proporsi penduduk usia kerja. Beban ketergantungan menurun drastis sampai tahun 2015 2025

17

Population by Age and Sex, Indonesia Census 1971 Population by Age and Sex, Indonesia Census 1961
85 + 80 - 84 75 - 79 70 - 74 65 - 69 60 - 64 60 - 64 55 - 59 55 - 59 Not Stated 85 + 80 - 84 75 - 79 70 - 74 65 - 69

Age Group

50 - 54 45 - 49 40 - 44 35 - 39 30 - 34 25 - 29 20 - 24 15 - 19 10 - 14 5-9 0-4

Age Group

50 - 54 45 - 49 40 - 44 35 - 39 30 - 34 25 - 29 20 - 24 15 - 19 10 - 14 5-9 0-4 20 15 10 5 0 5 10 15 20

20

15

10

0 0

10

15

20

Percentage Male Female

Percentage

Percentage Male Female

Percentage

18

Population by Age and Sex, Indonesia Census 1980

Population by Age and Sex, Indonesia Census 1980

Not Stated 85 + 80 - 84 75 - 79 70 - 74 65 - 69 60 - 64 55 - 59

Not Stated 85 + 80 - 84 75 - 79 70 - 74 65 - 69 60 - 64 55 - 59

Age Group

50 - 54 45 - 49 40 - 44 35 - 39 30 - 34 25 - 29 20 - 24 15 - 19 10 - 14 5-9 0-4 20 15 10 5 0 0 5 10 15 20

Age Group

50 - 54 45 - 49 40 - 44 35 - 39 30 - 34 25 - 29 20 - 24 15 - 19 10 - 14 5-9 0-4 20 15 10 5 0 0 5 10 15 20

Percentage Male Female

Percentage

Percentage Male Female

Percentage

Population by Age and Sex, Indonesia Census 2000

Population by Age and Sex, Indonesia Census 2000

75+ 70-74 65-69 60-64 55-59 50-54

75+ 70-74 65-69 60-64 55-59 50-54

Age Group

40-44 35-39 30-34 25-29 20-24 15-19 10-14 5-9 0-4 20 15 10 Percentage 5 0 5 10 Percentage 15 20

Age Group

45-49

45-49 40-44 35-39 30-34 25-29 20-24 15-19 10-14 5-9 0-4 20 15 10 Percentage 5 0 5 10 Percentage 15 20

Male

Female

Male

Female

19

Population by Age and Sex, Indonesia 2020

Population by Age and Sex, Indonesia 2030

75+ 70-74 65-69 60-64 55-59 50-54

75+ 70-74 65-69 60-64 55-59 50-54

Age Group

Age Group

45-49 40-44 35-39 30-34 25-29 20-24 15-19 10-14 5-9 0-4 20 15 10 Percentage 5 0 5 10 Percentage 15 20

45-49 40-44 35-39 30-34 25-29 20-24 15-19 10-14 05-9 0-4 20 15 10 Percentage 5 0 5 10 Percentage 15 20

Male

Female

Males Male

Female

Population by Age and Sex, Indonesia 2030

Population by Age and Sex, Indonesia 2050

75+ 70-74 65-69 60-64 55-59 50-54

75+ 70-74 65-69 60-64 55-59 50-54

Age Group

40-44 35-39 30-34 25-29 20-24 15-19 10-14 05-9 0-4 20 15 10 Percentage 5 0 5 10 Percentage 15 20

Age Group

45-49

45-49 40-44 35-39 30-34 25-29 20-24 15-19 10-14 5-9 0-4 20 15 10 Percentage 5 0 5 10 Percentage 15 20

Males Male

Female

Male

Female

20

Ledakan penduduk usia kerja, ledakan penduduk lansia dan menurunnya jumlah anak <15 tahun , Indonesia, 1950-2050
250

200

Population in millions

working-age 150

100 children 0-14 50

older persons 65+

19 50

19 60

19 70

19 80

19 90

20 00

20 10

20 20

20 30

20 40

Year

20 50

21

Ekonom menilai bahwa pengangguran adalah social bad, sebagai lawan dari output yang social good Biaya yang diakibatkan oleh pengangguran ada dua, yaitu

Lost output, hilangnya output karena tidak bekerjanya seseorang. Dalam recessionary gap peningkatan pengangguran akan dibarengi dengan penurunan output Personal cost, seseorang yang tidak bekerja akan merasa rendah diri karena tidak mampu mendapatkan penghasilan. Hal ini akan semakin parah jika tidak ada sistem jaminan sosial bagi pengangguran seperti di Indonesia.

Total Penduduk

Usia Produktif 15 64 tahun

Non Usia Produktif 15 64 tahun

Bukan Angkatan Kerja

Angkatan Kerja

Bekerja

Tidak Bekerja

35 jam sepekan < 35 jam sepekan (underemployed)

Pekerja adalah orang yang berusia minimal 15 tahun Yang bekerja dan dibayar selama minimal 1 jam sepekan di perusahaan orang lain atau perusahaannya sendiri Yang bekerja tanpa dibayar minimal 15 jam sepekan di perusahaan keluarga Yang bekerja paruh waktu dengan atau tanpa dibayar. Pengangguran adalah orang yang berusia minimal 15 tahun yang: Tidak bekerja dan sedang mencari pekerjaan Telah mencari pekerjaan selama 4 pekan

labor force = employed + unemployed population = labor force + not in labor force
unemployed unemployment rate = employed + unemployed
labor force labor force participation rate = population

Unemployment rate adalah rasio jumlah pengangguran terhadap jumlah angkatan kerja. Pengangguran friksional bersifat sementara dan terjadi karena adanya kesenjangan waktu, informasi maupun karena kondisi geografis antara pencari kerja dan kesempatan kerja. Mereka yang termasuk kategori pengangguran sementara, umumnya rela menganggur untuk mendapat pekerjaan. Misalnya fresh graduate yang mencari pekerjaan, orang yang sedang menunggu pekerjaan, pensiun dsb

Structural unemployment adalah pengangguran yang terjadi karena ada ketidakcocokan antara karakteristik penawaran tenaga kerja dengan permintaan tenaga kerja. Hal ini terjadi karena perubahan struktur ekonomi, dari pertanian ke industri misalnya. Perubahan dalam struktur perekonomian ini menimbulkan kebutuhan akan tenaga kerja dengan jenis atau keterampilan yang berbeda. Keadaan ini menyebabkan keterampilan yang dimiliki oleh para pencari kerja berbeda dengan tuntutan yang ada. Pengangguran struktural terjadi karena pencari kerja tidak mampu memenuhi persyaratan yang dibutuhkan untuk lowongan pekerjaan yang tersedia

Cyclical unemployment adalah pengangguran yang terjadi pada saat recessionary gap (actual output kurang dari potential output), misalnya petani, di luar musim menanam dan panen akan menganggur. Natural rate of unemployment adalah pengguran yang terjadi pada saat ekonomi sedang berjalan dengan normal

Cyclical unemployment dapat dikurangi dengan meningkatkan Aggregate Demand Structural unemployment dapat dikurangi dengan membuat peraturan yang mempermudah tenaga kerja to move between jobs, dan tentunya menstabilkan perekonomian Pengangguran friksional dikurangi dengan meningkatkan pengetahuan mereka mengenai market opportunities, selain itu, adanya unemployment insurance dapat mengurangi beban pengangguran itu sendiri

Table
Percent

Inflation and Unemployment, 1979-1985


1979 1980 1981 1982 1983 1984 1985

GDP growth

2.5 5.8

0.5 7.1 12.5 1.0 0.8 1.25

1.8 7.6

2.2 9.7

3.9 9.6

6.2 7.5

3.2 7.2

Unemployment rate

CPI inflation
Cumulative unemployment Cumulative disinflation Sacrifice ratio

13.3

8.9
2.6 4.4 0.59

3.8
6.3 9.5 0.66

3.8
9.9 9.5 1.04

3.9
11.4 9.4

3.8
12.6 9.5

1.21 1.32

Cumulative unemployment is the sum of point-years of excess unemployment from 1980 on, assuming a natural rate of unemployment of 6%. Cumulative disinflation is the difference between inflation in a given year and inflation in 1979. The sacrifice ratio is the ratio of cumulative unemployment to cumulative disinflation.

80.0

71.4
62.9 65.1

69.8

69.4

69.0

69.2

69.1

69.5

60.0

40.0 28.6 20.0

37.1

34.9
30.2 30.6

31.0

30.8

30.9

30.5

0.0

1990

1995

2000

2004

2005

2006

2007

2008

2009

Informal
Source: Badan Pusat Statistik.

Formal

Tenaga kerja (manpower) adalah seluruh penduduk dalam usia kerja (berusia 15 tahun atau lebih) yang potensial dapat memproduksi barang dan jasa. Sebelum tahun 2000, Indonesia menggunakan patokan seluruh penduduk berusia 10 tahun ke atas Tenaga kerja termasuk yang:
Berusaha atau bekerja sendiri adalah mereka yang berusaha/bekerja atas risiko sendiri dan tidak mempekerjakan pekerja keluarga maupun buruh. Contohnya sopir taksi yang membawa mobil atas risiko sendiri, kuli-kuli di pasar, stasiun atau tempat-tempat lainnya yang tidak mempunyai majikan tertentu.

Berusaha dibantu dengan buruh tidak tetap adalah status pekerjaan

bagi mereka yang bekerja sebagai orang yang berusaha atas resiko sendiri dan dalam usahanya mempekerjakan buruh tidak tetap. Contohnya, pengusaha warung yang dibantu oleh anggota rumah tangganya atau orang lain yang diberi upah tidak tetap, penjaja keliling yang dibantu anggota rumah tangganya atau seseorang yang diberi upah hanya pada saat membantu saja. Berusaha dibantu dengan buruh tetap adalah mereka yang bekerja sebagai orang yang berusaha atas risiko sendiri dan dalam usahanya mempekerjakan paling sedikit satu orang buruh tetap. Buruh tetap adalah buruh/karyawan yang bekerja pada orang lain atau instansi/kantor/perusahaan dengan menerima upah atau gaji secara tetap, baik ada kegiatan maupun tidak. Contohnya pemilik toko yang mempekerjakan satu / lebih buruh tetap dan pengusaha sepatu yang memakai buruh tetap.

Buruh/Karyawan/Pekerja dibayar adalah mereka yang bekerja pada

orang lain atau instansi/kantor/perusahaan dengan menerima upah/gaji baik berupa uang maupun barang. Pekerja tidak dibayar adalah status pekerjaan bagi mereka yang bekerja membantu memperoleh penghasilan atau keuntungan seseorang dengan tidak mendapat upah / gaji baik berupa uang maupun barang. Contohnya anggota rumah tangga dari orang yang dibantunya, seperti istri yang membantu suami di sawah dan bukan sebagai anggota rumah tangga tetapi keluarga dari orang yang dibantunya, seperti saudara yang membantu melayani penjualan di warung.

Terdapat dua pendekatan yang dapat digunakan untuk mendefinisikan pengangguran:


Pendekatan angkatan kerja (labor force approach)

dalam mendefinisikan pengangguran, pendekatan ini dimulai dengan definisi tenaga kerja dan angkatan kerja, sehingga pengangguran adalah angkatan kerja yang tidak bekerja dan sedang mencari pekerjaan

Pendekatan pemanfaatan kerja (labor utilization approach)

dalam pendekatan ini, pengangguran berdasarkan tingkat pemanfaatan tenaga kerja. Indikator yang digunakan adalah jam kerja, produktivitas dan pendapatan yang diperoleh
Menganggur (unemployed) atau pengangguran terbuka (open unemployment)keadaan dimana seseorang sama sekali tidak bekerja dan sedang mencari pekerjaan Setengah menganggur (underemployed) keadaan dimana seseorang bekerja tetapi belum dimanfaatkan secara penuh, terbagi atas
Setengah menganggur kentara (visible unemployed) yaitu orang yang bekerja kurang dari 35 jam seminggu Setengah menganggur tidak kentara (invisible unemployed) yaitu orang yang bekerja tetapi pendapatan dan produktivitasnya rendah

Bekerja penuh (employed) orang yang bekerja sama dengan atau lebih dari 35 jam seminggu

Setengah Pengangguran dapat juga dibedakan menjadi dua kelompok :


Setengah Penganggur Terpaksa, yaitu mereka yang

bekerja dibawah jam kerja normal dan masih mencari pekerjaan atau masih bersedia menerima pekerjaan lain. Setengah Penganggur Sukarela, yaitu mereka yang bekerja di bawah jam kerja normal tetapi tidak mencari pekerjaan atau tidak bersedia menerima pekerjaan lain, misalnya tenaga ahli yang gajinya sangat besar.

Labor supply curve menggambarkan jumlah tenaga kerja yang ditawarkan oleh rumah tangga pada tingkat upah tertentu
Labor demand curve menggambarkan jumlah tenaga kerja yang akan dipekerjakan oleh perusahaan pada tingkat upah tertentu

New classical theory mengasumsikan bahwa labor market clear, dan kemudian mereka mencari sebab mengapa terjadi fluktuasi ketenagakerjaan. Implikasinya adalah bahwa orang yang tidak bekerja telah keluar dari pasar tenaga kerja secara sukarela. Tidak ada pengangguran terpaksa Pandangan classical economists adalah ekuilibrium labor demanded dan labor supplied mengikuti fluktuasi tingkat upah sehingga tidak ada pengangguran friksional dan struktural

Pandangan Klasik bahwa upah akan merespon dengan cepat perubahan harga.Ini berarti bahwa kurva AS vertikal. Artinya bahwa kebijakan moneter dan fiskal tidak dapat mempengaruhi jumlah output dan pengagguran dalam perekonomian. Dalam pasar yang kompetitif, wages dan unemployment akan berfluktuasi dengan arah yang sama, artinya bahwa tidak ada pengangguran sukarela

Wage Rate S0 Wage Rate S2 S0 S1 W2 W2 W0 W0 D0 D1 q1 q0 q2 q1 q0 q2 W1 D0

W1

Quantity of Labor

Quantity of Labor

Kurva demand menunjukkan pada saat perekonomian slump, boom, dan pada saat aggregate income sama sama dengan potensialnya. Saat demand meningkat dari D1, ke D0, kemudian ke D2, maka wage akan meningkat dari W1, ke W0, kemudian ke W2

Kurva supply meningkat dari S1, ke S0, kemudian ke S2, maka wage akan meningkat dari W1, ke W0, kemudian ke W2

New Keynesian theory memandang bahwa ada orang yang tidak bekerja yang termasuk dalam pengangguran terpaksa karena mereka harus menerima. Hal ini akan mengakibatkan sticky wages. Teori ini juga memandang bahwa pasar tenaga kerja kompetitif tidak dapat diandalkan untuk mengurangi pengangguran.

Wage Rate S0

W2 W0 W1 D0 D1 q1 q1 q0 q2 Quantity of Labor q2 D2

Demand berada pada tingkat normal, yaitu D0, tingkat upah adalah w0 dan employment adalah q0, dan tidak ada pengangguran. Pada saat resesi, demand berkurang menjadi D1 namun tingkat upah hanya turun menjadi w1. q1q1 adalah pengangguran

Pada saat boom, demand meningkat menjadi D2 namun tingkat upah hanya turun menjadi w2. q2q2 adalah pengangguran

You might also like