You are on page 1of 26

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latarbelakang Laporan keuangan menyediakan bermacam informasi keuangan yang bersifat kuantitatif dan diperlukan sebagai sarana pengambilan keputusan oleh pihak internal maupun pihak eksternal perusahaan. Menurut FASB, ada dua karakteristik terpenting yang harus ada dalam laporan keuangan yaitu relevan (relevance) dan dapat diandalkan (reliable). Kedua karakteristik tersebut sangatlah sulit untuk diukur, sehingga para pemakai informasi membutuhkan jasa pihak ketiga yaitu auditor untuk memberi jaminan bahwa laporan keuangan tersebut memang relevan dan dapat diandalkan serta dapat meningkatkan kepercayaan semua pihak yang berkepentingan dengan perusahaan tersebut (Singgih dan Bawono, 2010). Akuntan publik atau auditor dalam tugasnya mengaudit perusahaan klien memiliki posisi yang strategis sebagai pihak ketiga dalam lingkungan perusahaan klien yaitu ketika akuntan publik mengemban tugas dan tanggung jawab dari manajemen (agen) untuk mengaudit laporan keuangan perusahaan yang dikelolanya. Dalam hal ini manajemen ingin supaya kinerjanya terlihat selalu baik dimata pihak eksternal perusahaan terutama pemilik (prinsipal). Akan tetapi disisi lain, pemilik (prinsipal) menginginkan supaya auditor melaporkan dengan sejujurnya keadaan yang ada pada perusahaan yang telah dibiayainya. Dari uraian

di atas terlihat adanya suatu kepentingan yang berbeda antara manajemen dan pemakai laporan keuangan (Elfarini, 2007 dalam Lingga dan Meythi, 2011). Kepercayaan yang besar dari pemakai laporan keuangan auditan yang diberikan oleh akuntan publik inilah yang akhirnya mengharuskan auditor memperhatikan kualitas audit yang dihasilkannya.Kualitas audit ini menjadi penting karena kualitas audit yang tinggi akan menghasilkan laporan keuangan yang dapat dipercaya sebagai dasar pengambilan keputusan (Indah, 2010). Kualitas audit didefinisikan sebagai probabilitas dimana seorang auditor menemukan dan melaporkan tentang adanya suatu pelanggaran dalam sistem akuntansi kliennya (De Angelo 1981 dalam Alim dkk, 2007). Agar laporan audit yang dihasilkan auditor berkualitas, maka auditor harus menjalankan

pekerjaannya secara professional. Auditor harus mematuhi standar auditing dalam melakukan audit atas laporan keuangan, memperoleh bukti audit yang cukup untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan dan melakukan tahap-tahap proses audit secara lengkap (Sari, 2011). Pengalaman merupakan suatu proses pembelajaran dan penambahan perkembangan potensi bertingkah laku baik dari pendidikan formal maupun non formal atau bisa juga diartikan sebagai suatu proses yang membawa seseorang kepada suatu pola tingkah laku yang lebih tinggi. Pengalaman merupakan atribut yang penting yang harus dimiliki oleh auditor, hal ini terbukti dengan tingkat kesalahan yang dibuat oleh auditor yang tidak berpengalaman lebih banyak daripada auditor yang berpengalaman. Hal tersebut menunjukkan bahwa semakin

lama masa kerja dan pengalaman yang dimiliki oleh seorang auditor maka akan menghasilkan kualitas audit yang baik. Auditor tidak hanya perlu memiliki pengalaman atau keahlian saja tetapi auditor juga harus memiliki sikap independen dalam pengauditan. Tanpa adanya independensi, auditor tidak berarti apa-apa. Karena tanpa adanya independensi suatu hasil audit tidak mencerminkan keadaan laporan keuangan sebenarnya. Independensi menurut Mulyadi (2002) berarti sikap mental yang bebas dari pengaruh, tidak dikendalikan oleh pihak lain, tidak tergantung pada orang lain. Auditor independen tidak hanya berkewajiban mempertahankan fakta bahwa ia independen, namun auditor juga harus menghindari keadaan yang dapat menyebabkan pihak luar meragukan sikap independensinya.Semakin independen seorang auditor dalam melaksanakan tugasnya, maka semakin baik kualitas audit yang dihasilkannya. Kompetensi adalah kualifikasi yang dibutuhkan oleh auditor untuk melakukan audit dengan benar. Semakin banyak kompetensi yang dimiliki oleh auditor maka semakin meningkat pula kualitas audit yang dihasilkannya. Kompetensi semacam itu diperoleh melalui baik jenjang pendidikan secara formal maupun informal, serta pengalaman dalam praktik audit. Selain memiliki kompetensi, seorang auditor harus memiliki sikap integritas. Integritas merupakan kualitas yang melandasi kepercayaan publik dan merupakan patokan bagi anggota dalam menguji semua keputusannya. Integritas mengharuskan seorang auditor untuk bersikap jujur dan transparan, berani, bijaksana dan berttanggung jawab dalam melaksanakan audit. Keempat unsur itu diperlukan untuk membangun kepercayaan dan memberikan dasar bagi pengambilan keputusan yang andal

(Pusdiklatwas BPKP, 2005 dalam Sukriah, 2009). Dengan integritas yang tinggi, maka auditor dapat meningkatkan kualitas audit yang dihasilkannya. Beberapa penelitian telah dilakukan mengenai kualitas audit ini. Alim dkk (2007) telah menemukan bahwa kompetensi dan independensi berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas audit. Elfarini (2007) menunjukkan bahwa kompetensi dan independensi berpengaruh terhadap kualitas audit. Sukriah dkk (2009) juga menunjukkan bahwa independensi dan integritas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan dan pengalaman kerja, objektifitas dan kompetensi berpengaruh positif terhadap kualitas hasil pemeriksaan.Efendy MT (2010) menunjukkan bahwa kompetensi berpengaruh terhadap kualitas audit, sedangkan independensi tidak berpengaruh terhadap kualitas audit.Singgih dan Buwono (2010) menunjukkan bahwa secara simultan independensi, pengalaman, due professional care dan akuntabilitas berpengaruh terhadap kualitas audit, sedangkan secara parsial pengalaman tidak berpengaruh terhadap kualitas audit.Lingga dan Meythi (2011) juga menunjukkan bahwa kompetensi dan independensi secara parsial tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kualitas audit.Rahmawati (2011) menunjukkan kompetensi mempengaruhi kualitas audit, sedangkan independensi tidak berpengaruh terhadap kualitas audit.Tarigan (2011) menunjukkan bahwa secara parsial pengalaman kerja tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja manajerial SKPD, sedangkan independensi, objektifitas, integritas dan kompetensi secara simultan berpengaruh terhadap kualitas hasil pemeriksaan.

No

Tahun

Nama Peneliti & Sumber

Judul

Hasil

2011

Annisa, Kamaliah, Elfi Ilham.

Pengaruh Pengalaman Indenpendensi, Kompetensi Integritas

variabel Pengalaman Kerja, Kerja, Independensi, dan Integritas Kompetensi memiliki

dan pengaruh terhadap Kualitas terhadap Audit.

Kualitas Audit (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik Di Kepulauan Riau,

Sumatera Barat Dan Riau) 2 2011 Rahmawati, Annisa. Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Kualitas menunjukkan kompetensi

mempengaruhi kualitas audit, sedangkan independensi

Audit (Studi Pada Kantor Publik Surabaya). Universitas Airlangga. Surabaya. Akuntan Di Skripsi

tidak berpengaruh terhadap kualitas audit.

2011

Lingga, salsalina Meythi.

Ita Pengaruh dan Kompetensi dan

Lingga dan Meythi (2011) jugamenunjukkan bahwa

Independensi Auditor terhadap Audit. Kristen Kualitas Universitas Maranatha

kompetensi dan independensi secara parsial tidak memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap kualitas audit.

Bandung. Skripsi. 4 2010 Singgih, Elisa Pengaruh Independensi, Pengalaman, Professional dan Due Care menunjukkan bahwa secara simultan independensi,

Muliani dan Icuk Rangga Bawono

pengalaman, dueprofessional care dan akuntabilitas terhadap sedangkan pengalaman

Akuntabilitas Kualitas

berpengaruh kualitas audit,

terhadap

Audit. SNA XIII. Purwokerto. Jurnal.

secaraparsial tidak

berpengaruhterhadap

kualitas audit.

penelitian ini merupakan replikasi Gabungan yang dilakukan oleh Singgih, Elisa Muliani dan Icuk Rangga Bawono (2010) serta Lingga dan Meythi (2011) dan Annisa, Kamaliah, Elfi Ilham (2011). Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terletak pada ojek penelitian, yaitu Kantor Akuntan Publik (KAP) yang ada di Kota Jambi. Oleh karena itu, selain ketiga variabel tersebut, dalam

penelitian ini ditambahkan satu variabel lain yaitu Akuntabilitas untuk dianalisis pengaruhnya terhadap kualitas audit. Dari latar belakang dan uraian di atas, maka dalam penelitian ini mengambil judul PENGARUH INDEPENDENSI, KOMPETENSI DAN AKUNTABILITAS TERHADAP KUALITAS AUDIT (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik Di Kota Jambi)

1.2 Perumusan Masalah Dengan didasari latar belakang yang telah dijelaskan di atas maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Pengaruh Pengalaman Kerja, Independensi, Kompetensi dan Integritas terhadap Kualitas Audit Rumusan masalah di atas dapat dirinci menjadi beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut : 1. Apakah Akuntanbilitas berpengaruh terhadap kualitas audit ? 2. Apakah independensi berpengaruh terhadap kualitas audit ? 3. Apakah kompetensi berpengaruh terhadap kualitas audit ? 4. Apakah integritas berpengaruh terhadap kualitas audit ?

1.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini dijalankan dengan beberapa tujuan. 1. Untuk menganalisis dan menguji pengaruh Akuntabilitas terhadap kualitas audit. 2. Untuk menganalisis dan menguji pengaruh independensi terhadap kualitas audit

3. Untuk menganalisis da menguji pengaruh kompetensi terhadap kualitas audit. 4. Penelitian ini dijalankan dengan tujuan untuk menganalisis dan menguji pengaruh integritas terhadap kualitas audit.

1.4 Manfaat Penelitian a. Bagi Penulis. Sebagai alat untuk mempraktekkan teori-teori yang telah diperoleh selama di bangku kuliah sehingga penulis dapat menambah pengetahuan secara praktis tentang masalah-masalah yang dihadapi oleh Kantor Akuntan Publik. b. Bagi KAP. Hasil penelitian ini dapat membantu KAP dalam melihat kualitas audit yang dilakuakan. c. Bagi Pihak lain. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dan sebagai referensi bagi peneliti lain yang melakukan penelitian serupa.

1.5 Hipotesa 1.5.1 Hubungan Akuntabilitas dan Kuaitas Audit Tingkat akuntabilitas individu dalam menyelesaikan pekerjaannya dapat mempengaruhi kualitas hasil kerja berdasarkan tingkat kompleksitas pekerjaan auditor yang akan berimbas pada informasi yang dihasilkan, informasi yang

dihasilkan tersebut akan mempengaruhi proses pengambilan keputusan. (Diani Mardisar dan Ria Nelly Sari, 2007). Hal Tersebut menunjukan akuntabilitas memiliki pengaruh terhadap kualitas hasil kerja auditor dengan kompleksitas pekerjaan pemeriksaan. H1 : Akuntabilitas berpengaruh terhadap kuaitas audit.

1.5.2 Hubungan Independensi dan Kualitas Audit Independensi juga berarti adanya kejujuran dalam diri auditor

dalammempertimbangkan fakta dan adanya pertimbangan yang objektif tidak memihakdalam diri auditor dalam merumuskan dan menyatakan yang

pendapatnya.Auditor harus dapat

mengumpulkan setiap informasi

dibutuhkan dalam pengambilan keputusan audit dimana hal tersebut harus didukung dengan sikap independen. Hal ini menunjukkan bahwa semakin independen seorang auditor maka semakin baik kualitas audit yang dihasilkannya. H2 : Independensi berpengaruh terhadap kualitas audit

1.5.3 Hubungan Kompetensi dan Kualitas Audit Kompetensi adalah kualifikasi yang dibutuhkan auditor untuk

melaksanakan audit dengan benar. Kompetensi auditor diukur melalui banyaknya ijasah/sertifikat yang dimiliki serta jumlah/banyaknya keikutsertaan yang bersangkutan dalam pelatihan-pelatihan, seminar atau simposium. Hal tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi kompetensi yang dimiliki oleh auditor maka semakin meningkat pula kualitas audit yang dihasilkannya.

H3 : Kompetensi berpengaruh terhadap kualitas audit

10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori 2.1.1 Kuaitas Audit


Kualitas audit didefinisikan sebagai probabilitas dimana seorang auditor menemukan dan melaporkan tentang adanya suatu pelanggaran dalam sistem akuntansi kliennya. Menurut Rosnidah (2010) kualitas audit adalah pelaksanaan audit yang dilakukan sesuai dengan standar sehingga mampu mengungkapkan dan melaporkan apabila terjadi pelanggaran yang dilakukan klien. Ada empat hal dianggap mempunyai hubungan dengan kualitas audit yaitu (1) lama waktu auditor telah melakukan pemeriksaan terhadap suatu perusahaan (tenure), semakin lama seorang auditor telah melakukan audit pada klien yang sama maka kualitas audit yang dihasilkan akan semakin rendah, (2) jumlah klien, semakin banyak jumlah klien maka kualitas audit akan semakin baik karena auditor dengan jumlah klien yang banyak akan berusaha menjaga reputasinya, (3) kesehatan keuangan klien, semakin sehat kondisi keuangan klien maka akan ada kecenderungan klien tersebut untuk menekan auditor agar tidak mengikuti standar, dan (4) review oleh pihak ketiga, kualitas sudit akan meningkat jika auditor tersebut mengetahui bahwa hasil pekerjaannya akan direview oleh pihak ketiga (De Angelo, 1981, dalam Alim dkk., 2007). Dari pengertian diatas, agar laporan audit yang dihasilkan auditor berkualitas, maka auditor harus menjalankan pekerjaannya secara professional. Auditor harus bersikap independen terhadap klien, mematuhi standar auditing dalam melakukan audit atas laporan keuangan, memperoleh bukti kompeten yang cukup untuk

11

menyatakan pendapat atas laporan keuangan dan melakukan tahap-tahap proses audit secara lengkap(Sari, 2011).

2.1.2 Akuntanbilitas
Akuntabilitas sebagai bentuk dorongan psikologi yang membuat seseorang berusaha mempertanggungjawabkan semua tindakan dan keputusan yang diambil kepada lingkungannya. (Tetcock dalam Diani Mardisar dan Ria Nelly Sari 2007:6) Bahwa peran dan tanggung jawab auditor diatur dalam Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia ataupun Statement on Auditing Standards (SAS) yang dikeluarkan oleh Auditing Standards Boards (ASB). Peran dan tanggung jawab auditor adalah sebagai berikut: (a)Tanggung jawab mendeteksi dan melaporkan kecurangan (fraud), kekeliruan, dan ketidakberesan. SPAP Seksi 316 pendeteksian terhadap kekeliruan dan ketidakberesan dapat berupa kekeliruan dan pengumpulan dan pengolahan data akuntansi, kesalahan estimasi akuntansi, kesalahan penafsiran prinsip akuntansi tentang jumlah, klasifikasi dan cara penyajian, penyajian laporan keuangan yang menyesatkan serta penyalahgunaan aktiva. (b) Tanggung jawab mempertahankan sikap independensi dan menghindari konflik. SPAP Seksi 220 harus bersikap jujur, bebas dari kewajiban klien, dan tidak mempunyai kepentingan dengan klien baik terhadap manajemen maupun pemilik. (c) Tanggung jawab mengkomunikasikan informasi yang berguna tentang sifat dan hasil proses audit. SPAP Seksi 341 menyatakan bahwa hasil evaluasi yang dilakukan mengindikasikan adanya ancaman terhadap kelangsungan hidup perusahaan, auditor wajib mengevaluasi rencana manajemen untuk memperbaiki kondisi tersebut. Bila ternyata tidak memuaskan, auditor boleh tidak memberikan pendapat dan perlu

12

diungkapkan. (d) Tanggung jawab menemukan tindakan melanggar hukum dari klien. SPAP Seksi 317 memberikan arti penting tentang pelanggaran terhadap hukum atau perundang-undangan oleh satuan usaha yang laporan keuangannya diaudit. Penentuan pelanggaran tersebut bukan kompetensi auditor tetapi hasil penilaian ahli hukum. Indikasinya adalah pengaruh langsung yang material terhadap laporan keuangan sehingga auditor melakukan prosedur audit yang dirancang khusus agar diperoleh keyakinan memadai apakah pelanggaran hukum telah dilakukan. (Nini Sofryanti dalam Slamet Sugiri dan Nasuhi Hidayat 2003:305-306) Bahwa untuk mengukur akuntabilitas indikator yang digunakan sebagai berikut: Seberapa besar motivasi mereka untuk meyelesaikan pekerjaan tersebut. Motivasi secara umum adalah keadaan dalam diri seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatankegiatan tertentu untuk mencapai tujuan. Seberapa besar usaha (daya pikir) yang diberikan untuk menyelesaikan sebuah pekerjaan. Orang dengan akuntabilitas tinggi mencurahkan usaha (daya pikir) yang lebih besar dibanding orang dengan akuntabilitas rendah ketika menyelesaikan pekerjaan. Seberapa yakin mereka bahwa pekerjaan mereka akan diperiksa oleh atasan. Keyakinan bahwa sebuah pekerjaan akan diperiksa atau dinilai orang lain dapat meningkatkan keinginan dan usaha seseorang untuk menghasilkan pekerjaan yang lebih berkualitas. (diani Mardisar dan Ria Nelly Sari 2007:6-7)

2.1.3 Independensi Independensi menurut Mulyadi (2002:26-27) berarti sikap mental yangbebas dari pengaruh, tidak dikendalikan oleh pihak lain, tidak tergantung padaorang lain. Independensi juga berarti adanya kejujuran dalam diri auditor

13

dalammempertimbangkan fakta dan adanya pertimbangan yang objektif tidak memihakdalam diri auditor dalam merumuskan dan menyatakan pendapatnya. Dalam melaksanakan pemeriksaan akuntan, akuntan publik

memperolehkepercayaan diri dari klien dan para pemakai laporan keuangan untukmembuktikan kewajaran laporan keuangan yang disusun dan disajikan olehklien. Oleh karena itu, dalam memberikan pendapat mengenai kewajaran laporankeuangan yang diperiksa harus bersikap independen terhadap kepentingan klien,para pemakai laporan keuangan, maupun terhadap kepentingan akuntan publikitu sendiri (Indah, 2010). Dalam Standar Professional Akuntan Publik (SPAP) seksi 220, Standar inimengharuskan auditor bersikap independen, artinya tidak mudah dipengaruhi, karena ia melaksanakan pekerjaannya untuk kepentingan umum (dibedakan dalam hal ia berpraktik sebagai auditor intern).Auditor secara intelektual harus jujur, bebas dari kewajiban terhadap kliennya dan tidak mempunyai kepentingan dengan klien, baik terhadap manajemen maupun pemilik.

2.1.4 Kompetensi Kompetensi adalah kualifikasi yang dibutuhkan oleh auditor untuk melakukan audit dengan benar. Kompetensi semacam itu dapat diperoleh melalui baik jenjang pendidikan secara formal maupun informal, serta pengalaman dalam praktik audit. Karena dalam melakukan peran audit, seorang auditor harus mengumpulkan serta mengevaluasi bukti-bukti yang digunakan untuk mendukung judgment yang diberikannya. Dari bukti-bukti yang dikumpulkan ini harus memadai guna meyakinkan auditor dalam memberikan opini (Tarigan, 2011).

14

Standar umum pertama (SA seksi 210 dalam SPAP, 2001) menyebutkan bahwa audit harus dilaksanakan oleh seorang atau yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor. Sedangkan standar umum ketiga (SA seksi 230 dalam SPAP, 2001) menyebutkan bahwa dalam pelaksanaan audit akan penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama. Oleh karena itu, maka setiap auditor wajib memiliki kemahiran profesionalitas dan keahlian dalam melaksanakan tugasnya sebagai auditor. Kompetensi berkaitan dengan pendidikan dan pengalaman memadai yang dimiliki akuntan publik dalam bidang auditing dan akuntansi. Dalam melaksanakan audit, akuntan publik harus bertindak sebagai seorang yang ahli di bidang akuntansi dan auditing. Selain itu, akuntan publik harus menjalani pelatihan teknis yang cukup yang mencakup aspek teknis maupun pendidikan umum.

2.1.5 Integritas Integritas merupakan kualitas yang melandasi kepercayaan publik dan merupakan patokan bagi anggota dalam menguji semua keputusannya. Integritas adalah menjalankan tugas dan pekerjaan dengan selalu memegang teguh Kode Etik dan prinsip-prinsip moral. Integritas mengharuskan seseorang auditor untuk bersikap jujur dan transparan, berani, bijaksana dan bertanggung jawab dalam melaksanakan audit. Keempat unsur itu diperlukan untuk membangun kepercayaan dan memberikan dasar bagi pengambilan keputusan yang andal (Pusdiklatwas BPKP, 2005 dalam Sukriah, 2009).

15

Menurut Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik Integritas No. 102 adalah dalam menjalankan tugasnya, anggota KAP harus mempertahankan integritas dan objektivitas, harus bebas dari benturan kepentingan (Conflict Of Interest) dan tidak boleh membiarkan faktor salah saji material (material misstatement) yang diketahuinya atau mengalihkan (mensubordinasikan) pertimbangannya kepada pihak lain. Pada dasarnya integritas akuntan adalah suatu sikap akuntan yang mampukah ia bersikap jujur dan berterus terang tanpa harus mengorbankan rahasia penerima jasa yang berhubungan langsung dengan kepercayaan publik. Dalam menghadapi aturan, standar, panduan khusus atau menghadapi pendapat yang bertentangan, anggota harus menguji keputusan atau perbuatannya dengan bertanya apakah anggota telah melakukan apa yang seharusnya dilakukan dan apakah anggota telah menjaga integritas dirinya. Integritas mengharuskan anggota untuk mentaati bentuk standar teknis dan etika. Selain itu juga mengharuskan anggota untuk mengikuti prinsip objektivitas dan kehati-hatian professional (Sari, 2011).

16

BAB III METODELOGI PENELITIAN

3.1 Metode Analisis Data Sebelum melakukan penelitian perlu dilakukan analisis data yang terdiri atas uji validitas dan uji reliabilitas. Uji validitas dilakukan dengan melakukan korelasi antara skor butir pertanyaan dengan total skor konstruk atau variabel (Ghozali, 2005). Berdasarkan hasil uji validitas item variabel Akuntanbilitas, independensi, kompetensi, integritas dan kualitas audit didapatkan nilai koefisien untuk semua item lebih besar dari 0.224. Dengan demikian setiap item pernyataan dalam tiaptiap variabel (pengalaman kerja, independensi, kompetensi, integritas dan kualitas audit) dinyatakan valid. Sedangkan, uji reliabilitas dilakukan dengan melihat nilai Croncbach Alpha. Hasil uji reliabilitas menunjukkan bahwa semua variabel penelitian dinyatakan reliabel dengan nilai Cronbach Alpha lebih besar dari 0.6 (pengalaman kerja = 0.709; independensi = 0.711; kompetensi = 0.753; integritas = 0.746 dan kualitas audit = 0.784). Untuk melakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan model regresi, maka asumsi klasik perlu dipenuhi terlebih dahulu. Asumsi klasik yang perlu dipenuhi yaitu uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heterokedastisitas dan uji autokorelasi. Hasil uji asumsi klasik yang dilakukan menunjukkan bahwa data penelitian telah memenuhi asumsi klasik yang disyaratkan. Uji goodness of fit adalah uji F yang bertujuan untuk menguji apakah variabel independen secara simultan mempengaruhi variabel dependen (Ghozali, 2005). Hasil uji F ysng dilakukan menunjukkan terdapat pengaruh yang signifikan

17

antara variabel akuntanbilitas, independensi, kompetensi dan integritas terhadap kualitas audit.

3.2 Metode Pengujian Hipotesis Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini diuji dengan teknik analisis regresi berganda (Multiple Regression Analysis) versi 17. Analisis ini bertujuan untuk menguji hubungan antar variabel penelitian dan mengetahui besarnya pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat. Model yang digunakan dalam regresi berganda untuk melihat pengaruh Akuntanbilitas, independensi, kompetensi dan integritas terhadap kualitas audit dalam penelitian ini adalah : Y = + 1 X1 + 2 X2 + 3 X3 + Keterangan : Y = Kualitas Audit : Konstanta = Konstanta 1 2 3 = Koefisien regresi X1 = Akuntanbilitas X2 = Independensi X3 = Kompetensi = error

3.3 Teknik Pengumpulan Data 1. Studi Lapangan

18

Yaitu penelitian yang dilakukan secara langsung pada perusahaan yang bersangkutan untuk memperoleh data primer dan informasi yang dibutuhkan, dengan cara : a. Observasi Observasi merupakan suatu teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dengan cara melakukan pengamatan secara langsung ke tempat yang dijadikan objek penelitian. b. Wawancara Wawancara merupakan salah satu teknik untuk mengumpulkan data dengan cara menanyakan secara langsung kepada pihak yang berkaitan dengan penelitian. c. Kuesioner Kuesioner adalah suatu teknik pengumpulan data dengan cara memberikan suatu daftar pertanyaan dalam lembaran kertas untuk dijawab oleh pihak yang berkaitan. d. Dokumentasi Dokumentasi adalah suatu teknik pengumpulan data dengan cara mengumpulkan semua hal yang diperlukan yang dapat menunjang keberhasilan penelitian. 2. Studi Kepustakaan Yaitu mencari dan mengumpulkan bahan yang berhubungan dengan masalah yang diteliti untuk memperoleh data sekunder dengan membaca, mempelajari, dan mendalami literatur-literatur yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

19

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Responden dan Analisis Deskriptif Dari 75 kuesioner yang diolah, berdasarkan umur diketahui yang

menjadiresponden antara umur 20-30 tahun berjumlah 45 orang (60%), antara umur 31-40 15 orang (20%), antara umur 41-50 7 orang (9,33%) dan antara 51-60 sebanyak 8 orang (10,67%). Berdasarkan tingkat pendidikan terakhir responden, responden dengan latar belakang pendidikan diploma berjumlah 2 orang (2,67%), S1 sebanyak 55 orang (73,33%), S2 sebanyak 15 orang (20%) dan S3 sebanyak 3 orang (4%). Berdasarkan bidang kerja yang ditangani oleh responden, responden yang bekerja dibidang auditing berjumlah 39 orang (52%), yang bekerja dibidang konsul sebanyak 15 orang (20%), yang bekerja dibidang perpajakan sebanyak 20 orang (26,67%) dan yang bekerja dibidang sistem 1 orang (1,33%). Berdasarkan lama responden bekerja, responden yang bekerja selama 1 tahun 12 orang (16%), lama bekerja 2 tahun sebanyak 25 orang (33,33%), lama bekerja 3-5 tahun sebanyak 20 orang (26,67%) dan lama bekerja lebih dari 10 tahun berjumlah 8 orang (10,67%).Berdasarkan posisi jabatan responden, reponden yang berposisi magang berjumlah 0 (0%), responden yang berposisi supervisor sebanyak 10 orang (13,33%), responden yang berposisi staff auditor sebanyak 28 orang (37,33%), responden yang berposisi auditor junior sebanyak 12 orang (16%), responden yang berposisi auditor senior sebanyak 17 orang (22,67%) dan responden yang berposisi sebagai manajer kap sebanyak 8 orang (10,67%).

20

Berdasarkan analisis deskriptif yang dilakukan terhadap variabel penelitian diperoleh nilai rata-rata, nilai minimum dan maksimum serta standar deviasi variabel penelitian seperti yang disajikan pada tabel 3.1 berikut ini : Tabel 4.1 Tabel Analisis Deskriptif Data Descriptive Statistics N Minimum Maximum Kualitas Audit 75 Pengalaman 75 Kerja Independensi 75 Kompetensi 75 Integritas 75 Valid N (listwise) Sumber : Data Olahan (2012) 30.00 30.00 28.00 42.00 30.00 50.00 40.00 45.00 62.00 50.00 75

Mean 41.3600 33.9333 35.8800 56.6667 41.8933

Std. Deviation 4.56674 2.98344 3.52581 3.96721 4.84231

Berdasarkan tabel 3.1 diatas dapat dilihat bahwa kualitas audit mempunyai nilai minimum 30, maksimum 50 dan rata-rata jawaban responden adalah sebesar 41.3600 dengan standar deviasi 4.56674. Pengalaman kerja mempunyai nilai minimum 30, maksimum 40 dan rata-rata jawaban responden adalah sebesar 33.9333 dengan standar deviasi 2.98344. Independensi mempunyai nilai minimum 28, maksimum 7 dan rata-rata jawaban responden adalah sebesar 35.8800 dengan standar deviasi 3.52581. Kompetensi mempunyai nilai minimum 42, maksimum 62 dan rata-rata jawaban responden adalah sebesar 56.6667 dengan standar deviasi 3.96721. Sedangkan integritas mempunyai nilai minimum 30, maksimum 50 dan rata-rata jawaban responden adalah sebesar 41.8933 dengan standar deviasi 4.84231.

4.2 Pengujian Hipotesis

21

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan model regresi. Untuk menggunakan model regresi maka uji asumsi klasik terlebih dahulu harus dilakukan. Uji asumsi klasik yang perlu dilakukan meliputi uji multikolinearitas, uji autokorelasi, uji heteroskedastisitas dan uji normalitas. Uji asumsi klasik telah dilakukan dan hasil uji asumsi klasik menunjukkan data penelitian telah terdistribusi dengan normal serta bebas dari heterokedastisitas, autokorelasi dan multikolinearitas. Tabel 4.2 Hasil Analisis Regresi Coefficientsa Model Unstandar dized Coefficient s Std. Error (Constant) .225 .119 .374 .122 .396 .095 .375 .094 Standardiz ed Coefficient s Beta 2.301 .147 .289 .420 .326 T Sig. Collinearit y Statistics

B 1 PK I K IN

5.515 3.898 3.070 4.166 3.973

Tolerance .417 .000 .003 .000 .000

VIF .678 .816 1.226 .553 1.809 .481 2.078 .727 1.375

4.2.1 Pengalaman kerja berpengaruh terhadap kualitas audit Berdasarkan hasil perhitungan regresi pada tabel 3.2 diperoleh nilai p value (sign) 0.000 yang artinya lebih kecil dari 0.05 yang menunjukkan adanya pengaruh antara pengalaman kerja terhadap kualitas audit. Hal ini berarti bahwa auditor yang berpengalaman diasumsikan dapat memberikan kualitas audit yang lebih baik dibandingkan dengan auditor yang belum berpengalaman. Secara teknis, semakin banyak tugas yang auditor kerjakan, akan semakin mengasah keahliannya dalam mendeteksi suatu hal yang memerlukan perlakuan khusus yang banyak dijumpai dalam melakukan pekerjaannya.

22

4.2.2 Independensi berpengaruh terhadap kualitas audit Berdasarkan hasil perhitungan regresi pada tabel 3.2 diperoleh nilai p value (sign) 0.003 yang artinya lebih kecil dari 0.05 yang menunjukkan adanya pengaruh antara independensi terhadap kualitas audit. Hal ini berarti bahwa jika seorang auditor bersikap independen, maka penilaiannya akan mecerminkan kondisi yang sebenarnya dari sebuah perusahaan yang diperiksa. Dengan demikian maka jaminan atas keandalan laporan yang diberikan oleh auditor dapat dipercaya oleh semua pihak yang berkepentingan. Maka auditor dituntut untuk mempertahankan sikap independensi sehingga dapat menghasilkan kualitas audit yang tinggi.

4.2.3 Kompetensi berpengaruh terhadap kualitas audit erdasarkan hasil perhitungan regresi pada tabel 3.2 diperoleh nilai p value (sign) 0.000 yang artinya lebih kecil dari 0.05 yang menunjukkan adanya pengaruh antara kompetensi terhadap kualitas audit. Hal ini berarti bahwa kualitas audit dapat dicapai jika auditor memiliki kompetensi yang baik. Auditor sebagai ujung tombak pelaksanaan tugas audit memang harus senantiasa meningkatkan pengetahuan yang telah dimiliki agara penerapan pengetahuan dapat maksimal dalam praktiknya.

4.2.4 Integritas berpengaruh terhadap kualitas audit Berdasarkan hasil perhitungan regresi pada tabel 3.2 diperoleh nilai p value (sign) 0.000 yang artinya lebih kecil dari 0.05 yang menunjukkan adanya pengaruh antara integritas terhadap kualitas audit.

23

Hal ini berarti bahwa Auditor harus melaksanakan audit dengan bersikap jujur, berani, bijaksana dan bertanggung jawab. Jika seorang auditor dapat mempertahankan sikap integritasnya, maka auditor dapat membangun

kepercayaan publik dan memberikan dasar bagi pengambilan keputusan yang andal. Maka auditor dituntut untuk mempertahankan sikap integritas sehingga dapat menghasilkan kualitas audit yang tinggi.

4.3 Kesimpulan Berdasarkan analisis data dan pembahasan pada 20 sampel Kantor Akuntan Publik yang terdaftar di Directory IAPI periode 2011, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil pengujian validitas dan reliabilitas untuk seluruh variabel telah memberikan hasil yang baik. Pengujian terhadap setiap pertanyaan dengan menggunakan korelasi Product Moment Pearson menunjukkan bahwa setiap butir pertanyaan valid, yakni rhitung> rtabeldan untuk reliabilitas setiap instrument dihitung dengan Cronbach Alpha menunjukkan bahwa memiliki nilai yang lebih besar dari 0,60 berarti semua instrument reliable. 2. Pengujian hiipotesis menunjukkan bahwa variabel Pengalaman Kerja, Independensi, Kompetensi dan Integritas memiliki pengaruh terhadap Kualitas Audit. 3. Hasil pengujian koefisien determinasi (R2) sebesar 0.657 memberi pengertian bahwa 65.70% kualitas audit dipengaruhi oleh Pengalaman Kerja, Independensi, Kompetensi dan Integritas. Jumlah koefisien determinasi sebesar

24

65.70% memberi gambaran bahwa masih ada 34.30% variabel lain yang mempengaruhi kualitas audit.

4.4 Saran Terdapat beberapa saran dalam penelitian ini yang nantinya dapat berguna dan dapat memberikan arah bagi penelitian selanjutnya, yaitu sebagai berikut : 1. Peneliti berikutnya dapat melakukan penelitian diprovinsi lain khususnya seSumatera atau diluar pulau Sumatera, sehingga nantinya hasil bias digeneralisasi untuk lingkup yang lebih luas serta mencantumkan waktu pengembalian kuesioner. 2. Peneliti selanjutnya dapat lebih maksimal memperoleh data kueisoner yang baik, bila perlu mengunjungi KAP secara langsung karena tingkat

pengembaliannya lebih jelas dan dapat dipantau secara langsung. 3. Peneliti selanjutnya disarankan menambah variabel penelitian lainnya yang dapat mempengaruhi kulitas audit oleh akuntan publik.

25

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Halim. (2003). Analisis Investasi. Salemba Empat. Jakarta. Alim, M. Nizarul, Trisna Hapsari dan Lilik Purwanti. 2007. Pengaruh Kompetensi Dan Independensi Terhadap Kualitas Audit Dengan Etika Auditor Sebagai Variabel Moderasi. SNA X. Makassar. Jurnal Annisa, Kamaliah, Elfi Ilham.2011 Pengaruh Pengalaman Kerja, Indenpendensi, Kompetensi dan Integritas terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik Di Kepulauan Riau, Sumatera Barat Dan Riau). Jurnal Rahmawati, Annisa. 2011. Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Kualitas Audit (Studi Pada Kantor Akuntan Publik Di Surabaya). Skripsi Universitas Airlangga. Surabaya. Lingga, Ita salsalina dan Meythi. 2011. Pengaruh Kompetensi dan Independensi Auditor terhadap Kualitas Audit. Universitas Kristen Maranatha Bandung. Skripsi. Singgih, Elisa Muliani dan Icuk Rangga Bawono .2010 Pengaruh Independensi, Pengalaman, Due Professional Care dan Akuntabilitas terhadap Kualitas Audit. SNA XIII. Purwokerto. Jurnal.

26

You might also like