You are on page 1of 20

FARMAKOLOGI SISTEM MUSKULOSKELETAL (NSAID)

SYLVI ALVEOLITA PRIMAYANI RAHMAYANI LATIF SYAIFULLAH ALFARUQI DITA FEBRIANA FATMAWATI M. BURHANUDIN ANDI

DEFINISI NSAID

NSAID (Non Steroidal Anti Inflammatory Drugs) atau obat anti inflamasi non steroid (AINS) adalah suatu kelompok obat yang berfungsi sebagai anti inflamasi, analgetik dan antipiretik.

KLASIFIKASI
NSAID COX-nonselektif
NSAID COX-2-preferential

1. 2. 3. 4. 5. 6.

Aspirin Indometasin Piroksikam Ibuprofen Naproksen Asam mefenamat

1. 2. 3. 4. 5.

Nimesulid Meloksikam Nabumeton Diklofenak Etodolak

NSAID COX-2-SELEKTIF

Generasi 1 : 1. Celecoxib 2. Etoricoxib 3. Meloxicam 4. Valdecoxib 5. Rofecoxib

Generasi 2 : Lumirakoksib

PENGGOLONGAN NSAID MENURUT BUKU FARMAKOLOGI DAN TERAPI :


Gol. Indomethacine Gol. Sulindac Gol. Arylacetic Acid Gol. Arylpropionic Acid Gol. Piroxicam Gol. Nimesulide

BEBERAPA OBAT YANG TERMASUK NSAID/AINS :

1.

2.

3.

Aspirin merupakan senyawa asam organik yang lemah, seperti juga beberapa obat antiinflamasi non steroid lain seperti ibuprofen, naproksen, dan sebagainya. Obat ini mampu: Menghambat biosintesis prostaglandin Menurunkan produksi free radicals dan superoksid Interaksi dengan adenilatsiklase untuk merubah konsentrasi seluler dari CAMP

FARMAKODINAMIKA:
1.

Efek antiinflamasi: Aspirin menghambat biosintesis prostaglandin, dengan memblok enzim siklooksigenase, suatu katalisator reaksi asam arakhidonat ke senyawa endoperoksid. Efek analgesik: Aspirin efektif untuk mengobati nyeri ringan sampai sedang, dengan berbagai sumber seperti muskuler, vaskulerdan dental. Efek antipiretik: Aspirin menurunkan suhu badan yang naik, tapi suhu badan normal hanya sedikit terpengaruh. Turunnya temperatur itu disebsbkan oleh banyaknya pembuangan panas yang disebabkan oleh vasodilatasi perife. Efek platelet: Aspirin mempengaruhi hemostasis. Pemberian aspirin akan memperpanjang waktu perdarahan. Hal ini disebabkan karena aspirin menghambat agregasi platelet secara sekunder

2.

3.

4.

EFEK SAMPING/TOKSISITAS:
1.

Pada gastrointestinal Terjadi iritasi pada lambung karena: Iritasi mukosa oleh tablet yang tidak larut Absorpsi melalui lambung salisilat yang tidak terionisasi Penghambatan pada prostaglandin protektif

2. Pada sistem saraf pusat Pada dosis yang lebih tinggi, dapat terjadi: salisilisme yakni: tinnitus, kurangnya pendengaran dan vertigo. Dosis yang lebih besar: hipernea oleh karena efek langsung pada medulla oblongata. Pada toksisitas rendah terjadi alkalosis respirasi karena naiknya akumulasi derivate asam salisilat dan depresi pusat respirasi. dll

TOKSISITAS OVERDOSIS

Keracunan terjadi pada dosis yang melebihi 150175 mg/kg bb pada anak-anak. Dalam hal ini kemudian dilakukan cuci lambung, hipertermi diatasi dengan kompres alkohol, mengatasi keseimbamgan asam- basa, kadang perlu infus sodium bikarbonat.

INTERAKSI OBAT:
1.

2.

3.

Obat yang menambah efek intoksitasi salisilat termasuk: asetazolamid, amonium klorid. Alkohol menambah resiko perdarahan lambung. Aspirin mendesak ikatan obat dari protein plasma, yakni pada: tolbutamid, klorpropamid, obat antiinflamasi nonsteroid, metotreksat, fenitoin, probensid. Kortikosteroid mengurangi aktivitas farmakologik spironolakton, antagonis efek heparin, kompetisi dengan penisilin G untuk sekresi tubuler rend an menghambat efek urikosurik dari sulfinpirazon dan probenesid.

ANALGESIK ANTI-INFLAMASI NONSTEROID LAINNYA

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.

DIFLUNISAL PIROKSIKAM FENILBUTAZON TOLMETIN ASAM MEFENAMAT MEKLOFENAMAT INDOMETASIN NAPROKSEN DAN FENOPROFEN SULINDAK IBUPROFEN

1. 2. 3.

4.
5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.

MELOKSIKAM (MELOXICAM) DIKLOFENAK FENBUFEN KETOPROFEN NAPROKSEN ASAM TIAPROFENAT NABUMETON CELECOXIB ETORICOXIB VALDECOXIB ROFECOXIB

MEKANISME KERJA

EFEK FARMAKODINAMIK

Semua obat NSAID bersifat antipiretik, analgesik, dan anti-inflamasi. Ada perbedaan aktivitas diantara obat-obat tersebut, misalnya: parasetamol bersifat antipiretik dan analgesik tetapi sifat antiinflamasinya lemah sekali.

1. Sebagai analgesik, obat NSAID hanya efektif terhadap nyeri dengan intensitas rendah sampai sedang misalnya sakit kepala, mialgia, artralgia dan nyeri lain yang berasal dari integument, juga efektif terhadap nyeri yang berkaitan dengan inflamasi.

2. Sebagai antipiretik, obat NSAID akan menurunkan suhu badan hanya pada keadaan demam. Walaupun kebanyakan obat ini memperlihatkan efek antipireti in vitro, tidak semuanya berguna sebagai antipiretik karena bersifat toksik bila digunakan secara rutin atau terlalu lama.

3. Kebanyakan obat NSAID, terutama yang baru, lebih dimanfaatkan sebagai anti-inflamasi pada pengobatan kelainan musculoskeletal, seperti arthritis rheumatoid, osteoarthritis dan spondilitas ankilosa. Tetapi harus diingat bahwa obat NSAID ini hanya meringankan gejala nyeri dan inflamasi

EFEK SAMPING

Selain menimbulkan efek terapi yang sama, obat NSAID juga memiliki efek samping serupa, karena didasari oleh hambatan pada sistem biosintesis PG. Efek samping yang paling sering terjadi adalah induksi tukak lambung atau tukak peptik yang kadang-kadang disertai anemia sekunder akibat perdarahan saluran cerna. Efek samping lain ialah gangguan fungsi trombosit akibat penghambatan biosintesis tromboksan A2 (TXA2) dengan akibat perpanjangan waktu perdarahan.

PERAN PERAWAT
Bertanggung jawab penuh terhadap penggunaan obat-obat kimia untuk meningkatkan derajat kesehatan dan meminimalkan efek obat yang merugikan (adverse affects). Menguasai dan mengerti persoalan yang bersusila dan legal dan tidak hanya pengetahuan tentang ilmu fisika dan sosial saja. Mempunyai kemampuan untuk mengelola, mengontrol & memberikan obat secara aman (safety).

SEBELUM MEMBERIKAN OBAT KE PASIEN, PERAWAT HARUS MENGETAHUI TENTANG :


1.

2.
3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.

Nama obat Golongan obat / kelas farmakoterapi Efek yg diinginkan & mekanisme aksi Efek samping Efek yg merugikan Efek toksik Interaksi Kontraindikasi & tindakan pencegahannya Regimen dosis & rute pemberian Data farmakokinetika Implikasi keperawatan

PRINSIP PEMBERIAN OBAT (6 BENAR)


Klien/pasien yang benar Obat yang benar Dosis yang benar Waktu yang benar Rute/cara pemberian yang benar Dokumentasi/pencatatan yang benar.

HAK-HAK KLIEN DALAM PEMBERIAN OBAT


1.

2.

Hak Klien Mengetahui Alasan Pemberian Obat Hak Klien untuk Menolak Pengobatan

DAFTAR PUSTAKA
Ganiswarna, Sulistia G. 2001. Farmakologi dan Terapi. Edisi 4. Jakarta : Gaya Baru Joyce. L.K. and Hayes.,E.R. 1996. Farmakologi Pendekatan Proses Keperawatan. Alih Bahasa : Dr. Peter Anugrah. Jakarta : EGC. Katzung, B.G. Farmakologi Dasar dan Klinik. Edisi Ketiga. Jakarta : EGC Deglin, Vallerand. 2005. Pedoman Obat Untuk Perawat. Jakarta : EGC

You might also like