You are on page 1of 17

Polisi Bongkar Sindikat Narkoba Asal

Malaysia

Jakarta - Kepolisian Daerah (Polda) Sumatera Utara (Sumut) berhasil


membongkar sindikat pengedar narkoba yang berasal dari Malaysia. Lima
tersangka dibekuk berikut barang bukti 775 butir ekstasi dan satu ons lebih
shabu-shabu. Para tersangka beserta barang bukti kini diamankan di Markas
Polda Sumut.

Kelima tersangka masing-masing Syaiful Bahri (24), Fahrur Rozi (37), M Ayub
Yusuf (41) yang merupakan warga Medan, seta Hamdan Sulaiman (30) dan
Rusli Hanafiah (50), yang merupakan warga Biruen, Nanggroe Aceh
Darussalam (NAD). Mereka diamankan polisi dari dua lokasi berbeda di
Medan.

Menurut Direktur Narkoba Polda Sumut Kombes Pol Anjan Pramuka Putra,
terbongkarnya sindikat narkoba asal Malaysia ini berawal dari tertangkapnya
Syaiful Bahri, Fahrur Rozi, M Ayub Yusuf saat akan bertransaksi dengan
petugas di Jalan Selangge, Medan, yang merupakan kediaman Syaiful Bahri.
Dari sini petugas berhasil menyita barang bukti shabu-shabu seberat satu
ons lebih atau senilai Rp 120 juta.

Dari ketiga tersangka, petugas memperoleh informasi barang haram


tersebut diperoleh dari Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) melalui tersangka
Hamdan Sulaiman dan Rusli Hanafiah. Polisi berhasil menciduk kedua warga
NAD tersebut saat bertransaksi di Jl. Gagak Hitam, Medan. Dari kedua
tersangka terakhir diperoleh informasi barang haram yang mereka edarkan
itu berasal dari Malaysia. Pengiriman ke NAD melalui jalur laut dari Malaysia.

"Sindikat ini berencana akan diedarkan barang haram itu di Medan dan
Jakarta melalui jalur darat," ujar Anjan Pramuka kepada wartawan di Markas
Polda Sumut, Jl. Medan Tanjung Morawa, Medan (Kamis (12/2/2009).

Hingga saat ini petugas masih terus mengadakan pengembangan


penyelidikan. Petugas juga masih memburu dua tersangka lainnya yang
berperan sebagai pemasok narkoba dari Malaysia. Sementara para
tersangka dijerat pasal 62 jo 71 UU No 5 tahun 1997 tentang Psikotropika
dengan ancaman kurungan 15 tahun penjara.
Anak TK Korban Coklat Narkoba Masih
Dirawat di RS

Jakarta - Seorang anak siswa TK Sekar Bangsa yang mengkonsumsi narkoba


yang dikira coklat masih menjalani perawatan di RS Fatmawati. Kondisi
Andrian masih lemah akibat pingsan setelah menelan 5 pil coklat narkoba
itu.

"Sekarang sudah sadar tapi masih dirawat," kata Kapolsek Cilandak Kompol
Makmur Simbolon saat dihubungi detikcom, Selasa (10/6/2008).

Andrian, Noval, Rushi Ilalang, Valerian Andri menikmati coklat narkoba


pemberian Rida Wahyu yang juga ikut memakannya. Setelah memakan
penganan yang mereka kira coklat asli, sontak para siswa TK Sekar Bangsa
yang masih lugu itu langsung sempoyongan.

5 Pil coklat narkoba telah membuat Andrian tidak sadarkan diri dan harus
menjalani perawatan lebih lama di RS Fatmawati. Sri, ibu dari bocah yang
membawa coklat, mengaku tidak tahu coklat tersebut adalah narkoba.

Ia mengaku mendapat barang yang tergolong pil koplo itu dari suaminya.
Akibat kejadian ini, Sri terpaksa harus berurusan dengan polisi karena coklat
pemberiannya itu dapat mengakibatkan hal fatal bagi siswa TK malang
tersebut.
Bawa Narkotika, Warga Australia Dituntut 7
Bulan Penjara

Bali - John Julian Pyle (43), warga negara Australia, dituntut hukuman 7
bulan penjara karena diduga membawa 1,8 gram hasis, narkotika golongan I.
Tuntutan itu dibacakan Jaksa Penuntut Umum (JPU) Ida Ayu Surasmi dalam
sidang di Pengadilan Negeri (PN) Gianyar, Jalan Ciung Wanara, Bali, Selasa
(2/8/2005).

"Menjatuhkan pidana penjara selama 7 bulan. Menyatakan terdakwa terbukti


secara sah dan menyakinkan melakukan tindak pidana narkotika tanpa hak
dan melawan hukum menggunakan narkotika golongan I," urai Surasmi.
Terdakwa Pyle dijerat dengan dakwaan subsider, yakni pasal 85 huruf a UU
Nomor 22 Tahun 1997, dengan ancaman hukuman maksimal 4 tahun
penjara.

Terdakwa Pyle pantas bernafas lega karena JPU membebaskannya dari


dakwaan primer pasal 78 ayat 1 huruf b dengan ancaman maksimal 10
tahun penjara. Alasannya, terdakwa menggunakan hasis dalam tahap terapi
penyembuhan. Hal ini didukung surat keterangan dari dokter Australia, yakni
dr Josephine LP. "Memang benar hasis dikonsumsi sendiri sebanyak satu
sampai dua kali seminggu untuk konsentrasi dalam bekerja, karena terdakwa
masih menjalani terapi. Maka terdakwa dibebaskan dari dakwaan primer,"
jelas Surasmi. Ketua majelis hakim Nyoman Dese Wirya memutuskan akan
melanjutkan sidang pada Senin depan, 8 Agustus 2005, dengan agenda
pembacaan pledoi dari kuasa hukum terdakwa, yakni M Rivan. Pyle
ditangkap di Bungalow Ubud Giayar pada Minggu 8 Mei 2005. Saat
digeledah, polisi menemukan 1,8 gram hasis. Barang bukti tersebut disimpan
Pyle di atas meja kerja. Ada juga yang tersimpan di dalam kondom dan botol
kecil.
Kasus Narkotika, Warga Afsel Divonis Penjara
Seumur Hidup

Denpasar - Pengadilan Negeri Denpasar kembali menjatuhkan hukuman


penjara seumur hidup dalam kasus narkotika. Kali ini pesakitannya adalah
pengedar narkotika berkewarganegaraan Afrika Selatan John Gabrielle (37)
alias Mpedinyane Bigboy. Ketua majelis hakim Linton Sirait, dalam
persidangan di PN Denpasar, Jl. Sudirman, Denpasar, Jumat (29/4/2005),
menyatakan terdakwa terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah
melakukan tindak pidana tanpa hak dan melawan hukum menyediakan
narkotika golongan I. Martin dijerat dengan pasal 80 ayat 1 huruf a, UU
nomor 22 tahun 1997 tentang Narkotika, dan dijatuhi hukuman penjara
seumur hidup.

Sebelumnya terdakwa dituntut hukuman mati oleh jaksa penuntut umum


Wayan Armeini. Sebelumnya, Senin (25/4/2005) lalu, majelis hakim yang
sama menjatuhkan hukuman penjara seumur hidup kepada terdakwa
narkoba yang juga WN Afsel, Martin Christoper Akuyabi (40). Martin adalah
kolega Gabrielle dalam bisnis barang haram ini. Gabrielle dan Martin
ditangkap di Hotel Taman Ayu Cottage, Jl. Peti Tenget, Kerobokan, Kuta, Bali,
pada 31 Agustus 2004. Keduanya ditangkap dengan barang bukti berupa
heroin seberat 2 kilogram lebih. Sebanyak 1,103 kilogram milik Martin, dan
906,08 gram milik Gabrielle. Saat ditangkap keduanya baru saja tiba dari
Jakarta. Mereka naik bus Pahala Kencana dan tiba di terminal Ubung
Denpasar pukul 16.30 WITA. Kemudian mereka menuju hotel dengan
mengendarai taksi. Selama di Bali mereka sudah dikuntit petugas kepolisian.
Saat ditangkap di hotel pukul 20.00 Wita, barang bukti disimpan dalam kotak
biskuit Oreo dan krim, kotak sabun, dan kotak parfum. Atas putusan ini
pengacara Gabrielle, Christo Emanuel Dugis, menyatakan masih menunggu
sikap JPU. Jika JPU banding, mereka juga banding.

Polisi Tangkap Anak dan Bapak Pengedar


Narkotika

Jakarta - Direktorat Narkoba Polda Metro Jaya menangkap tersangka


pengedar narkotika. Mereka adalah YD (60) dan DR (24), yang merupakan
bapak dan anak.

"DR kami tangkap di Menteng Tenggulung, Jakarta Pusat," ujar Kasat III Obat
Berbahaya AKBP Krisno H Siregar saat jumpa pers di Mapolda Metro Jaya,
Kamis (30/10/2008).

Menurut Krisno, anak dan bapak tersebut sering melakukan transaksi


narkotika jenis shabu di kawasan tersebut. YD ditangkap 18 Oktober lalu di
kawasan Bogor.

YD merupakan DPO dan telah melakoni usaha haramnya selama 15 tahun.


Dari tangan YD dan DR, polisi menyita barang bukti berupa 10 gram shabu.

Sementara itu, polisi juga menangkap SB dan TKS yang merupakan kawanan
YD pada keesokan harinya di lokasi yang berbeda. TKS sendiri merupakan
narapidana (napi) di Lembaga Pemasyarakatan (LP) Salemba dan sering
mengedarkan narkotika di dalam tahanan.

Selain itu, polisi juga menangkap RN, seorang ibu rumah tangga di
Kotabambu, Jakarta Barat. Dari tangan tersangka disita barang bukti berupa
heroin seberat 25 gram.

Parade Gay ala Wina

Jakarta - Jika di Indonesia tengah marak kampanye partai politik, di Wina,


Austria kaum gay berkampanye mengelilingi jalan-jalan utama di Wina.
Berjuluk Parade Regenbogen atau Pelangi, karnaval menggunakan 43 truk
pun digelar selama 3 jam lebih.

Kaum homoseksual baik pria maupun wanita yang diperkirakan berjumlah


10.000 lebih itu berparade menyusuri kota Wina sambil menebar pesona
yang kebablasan, Minggu (13/7/2008). Banyak adegan yang tak layak
dipertontonkan dipamerkan oleh para pecinta sesama jenis ini.

Sebagian besar dari mereka bahkan mengenakan pakaian yang boleh


dibilang tak senonoh. Tak urung, iring iringan gay ini mendapatkan perhatian
besar dari publik yang menonton di kanan kiri jalanan.

Parade Regenbogen ini selalu diselenggarakan tiap tahun di Wina dan tahun
ini adalah yang ke 25 kalinya dihelat. Event ini terhitung event terbesar yang
diselenggarakan setelah Eurocup usai 2 minggu yang lalu. Event ini rutin
dilaksanakan setiap tahun untuk menunjukkan eksistensi kaum
homoseksual di masyarakat.
Publik Austria sendiri mengenali para kaum homoseksual dengan bendera
warna-warni atau pelangi yang dipasang oleh para kaum Gay di tempat
tinggal mereka.

Dalam parade Regenbogen itu juga, para aktivis gay ini menggandeng
beberapa partai politik Austria agar mendukung undang undang perkawinan
sesama jenis di Austria. Seusai perhelatan, tak pelak jalanan di kota pun
menjadi penuh sampah bekas parade. Namun, hal ini bisa ditangani dengan
cepat oleh MA 48, dinas kebersihan kota.

Siswi SMP Lampung Korban Pemerkosaan


Putus Sekolah

Jakarta - Kondisi siswi SMP korban pemerkosaan di Way Kanan, Lampung


saat ini telah membaik. Namun Bunga -- sebut saja demikian -- tidak
melanjutkan sekolahnya karena disibukkan dengan pemeriksaan polisi. "Dia
sudah membaik dan dapat bercerita. Keinginan sekolahnya juga ada. Tapi
kan harus menghadiri pemeriksaan polisi," kata Ketua Lembaga Perlindungan
Anak (LPA) Kabupaten Way Kanan Ferry Yanto kepada detikcom, Selasa
(23/10/2008).

Menurut Ferry, LPA telah menyarankan agar korban pindah sekolah, sehingga
dapat memulai lagi dari awal. "Sebenarnya pihak sekolah tidak
mempersoalkan apa-apa. Namun kan kondisi psikologisnya tidak nyaman di
sekolahnya yang lama," katanya. Saran yang sama dilontarkan Ferry untuk
tiga tersangka pemerkosa Bunga. Mereka hingga saat ini tidak bersekolah.
"Mereka biasa-biasa saja dan masih bisa bermain," katanya. Bunga dan tiga
tersangka sama-sama bersekolah di SMP I Blambangan Umpu, Way Kanan,
Lampung.
Bunga yang saat itu duduk di kelas 1 SMP dipaksa meladeni sekitar 10
temannya di bawah ancaman selama setahun. Video pemerkosaan kemudian
disebarluaskan melalui HP ketika Bunga tidak sanggup diperas uangnya.
Dalam video itu terlihat Bunga dikerjai 2 teman pria, serta 1 teman pria yang
merekam dengan HP. Polres Way Kanan kemudian menyelidiki kasus
penyebaran video pemerkosaan dari HP ke HP pada September 2008. Sejak
saat itulah Bunga dan tiga tersangka putus sekolah. Ketiga tersangka
berstatus tahanan kota.

Korban Pemerkosaan Polisi, Perawat di RS


Polda Riau

Pekanbaru - Korban dugaan pemerkosaan yang dilakukan seorang oknum di


jajaran Poltabes Pekanbaru, ternyata seorang perawat. Wanita ini bertugas di RS
Bayangkara, Polda Riau. Sejak mencuatnya kasus pemerkosaan yang dilakukan
oknum Poltabes Pekanbaru itu, korban pun sangat sulit untuk ditemui. Sejumlah
sumber detikcom, menyebut korban dugaan pemerkosaan ini, berinisial RM itu
bertugas sebagai perawat di RS Polda Riau, Jl Kartini, Pekanbaru. Rabu
( 6/06/2007 ), detikcom mencoba mencari tahu korban. Beberapa perawat yang
sempat ditemui, membenarkan inisial RM bertugas di rumah sakit tersebut. Pun
ketika detikcom menghampir piket jaga, seorang wanita mengenakan baju putih
yang terlihat juga sebagai perawat membenarkan RM bertugas di sana . "Benar Pak,
nama RM perawat di rumah sakit ini," terang penjaga piket yang tidak bersedia
menyebutkan namanya. Lantas apakah RM perawat ini merupakan korban
pelecehan seksual yang kasusnya bergulir di Poltabes Pekanbaru, seorang perawat
yang tengah piket siang itu tidak bersedia berkomentar. "Entahlah saya kurang tahu
Pak," katanya dengan gaya tak acuh. Ketika didesak apakah bisa bertemu dengan
RM, piket penjaga menyebut, bahwa RM sedang tidak bertugas. "Dia hari ini tidak
masuk, lagi off. Jadi nggak mungkin bisa ketemu dia," jelas penjaga piket itu. Lantas
kapan RM masuk bertugas lagi?. Lagi-lagi penjaga piket ini menunjukan sikap tidak
bersahabat. Seakan penjaga piket ini menutupi keberadaan RM yang kini lagi
bermasalah dalam kasus dugaan korban pencabulan oknum polisi. "Saya tidak tahu
kapan dia masuk lagi," ketus wanita itu. Apakah besok RM sudah bertugas kembali?
" Mohon maaf, kayaknya sampai besok pun dia tidak masuk. Kayaknya dia cuti. Jadi
kami tidak tahu kapan pastinya dia masuk kerja lagi," kata penjaga piket di bagian
ruang Perawat. Sebagaimana diketahui, RM sebelumnya melaporkan kasus dugaan
pemerkosaan yang menimpa dirinya. Dia diperkosa di salah satu hotel di bawah
ancaman pistol sang oknum plisi itu. Pelakunya merupakan anggota jajaran
Poltabes Pekanbaru. Informasi yang dihimpun, pelaku itu merupakan anggota Polsek
Tenayan Raya, Pekanbaru bernama Patijalawa Hulu (30) berpangkat Brigadir.
Kabarnya, pelaku baru sekitar sebulan ini kembali ke Pekanbaru setelah sebelumnya
di BKO-kan di Aceh. Kapoltabes Pekanbaru, Kombes Syafrizal Nursal kepada
wartawan menyebut, bahwa antara RM dan Patijalawan sudah satu bulan terakhir
ini berpacaran. Mereka berdua pergi ke hotel untuk saling curhat. Dimana kedua
bersepakat untuk melanjutkan hubungan mereka ke jenjang pernikahan. Hanya
saja, kabarnya pihak keluarga perempuan ada yang tidak setuju atas hubungan
mereka. Ketika mereka dalam satu kamar hotel, tiba-tiba RM menerima telepon dari
keluarganya dan menyuruh segara pulang. "Begitu menerima telepon, wanita itu
panik. Dan berusaha keluar dari jendela hotel. Saat itu pacarnya mencoba
menolong. Dan membiarkan RM keluar dari kamar. Itu keterangan dari anggota kita
yang tengah dalam penyelidikan," kata Syafril. Soal todongan senjata, Kapoltabes
juga membantahnya. Menurut keterangan anggotanya, memang saat itu dia
membawa pistol. Tapi pistol itu tidak dia todongkan kepada pacaranya. Pistol itu
diletakan di atas lemari yang tersedia di kamar hotel. "Untuk membuktikan ada
tidaknya tindak pemerkosaan, tentulah harus ada hasil visum. Dari sana akan
diketahui ada tidaknya tindakan pencabulan itu. Karena itu kasus ini masih dalam
proses penyelidikan. Kalau memang bersalah, ya kita tindak," terang Syafril.

Gara-gara Cinta Ditolak, Irwansyah Perkosa


Imas

Jakarta - Tak selamanya jika cinta ditolak, dukun bertindak. Contohnya saja
Irwansyah (31), warga Sukapura, Cilincing Jakarta Utara. Dia nekat
memperkosa wanita yang dicintainya, Imas (34). Kejadian ini bermula saat
Imas hendak menutup salon Amigo, tempat dia bekerja, pada Senin 15
Oktober 2007. Sekitar pukul 21.00 WIB, Irwansyah yang sehari-hari sebagai
tukang ojek menghampiri Imas. "Bagaimana, mau dianterin nggak?" tawar
Irwansyah kepada Imas. Namun Imas menolaknya. "Ah nggak. Rumahnya
dekat kok. Naik angkutan saja," jawabnya. Tak ada angin tak ada hujan, tiba-
tiba Irwansyah menyatakan perasaannya. "Eh bagaimana kita? Aku suka
kamu loh," ujarnya. Lagi-lagi pernyataan Irwansyah ditolak Imas. "Lah kamu
kayak adik saya. Kamu baik," alasan Imas. Jawaban Imas ternyata membuat
Irwansyah tertantang. Kali ini, Irwansyah tak hanya mengucapkan lewat
lisan, dia pun menyentuh tangan Imas. Namun Imas langsung menepisnya.
Ternyata usaha Irwansyah belum berhenti, dia pun mulai menggerayangi
tubuh Imas dan terjadilah pemerkosaan. Imas berusaha berontak dan
berteriak. Namun Imas tak bisa melawan Irwansyah. Mulutnya dibekap oleh
Irwansyah. Usai diperkosa, ternyata Imas tak ditinggalkan begitu saja. Imas
diantar pulang oleh pria kurus tinggi itu. "Ntar kalau ada apa-apa, saya
tanggung jawab," kata Irwansyah. Imas pun tak hanya diam. Pada Selasa
(16/10/2007) pagi dia melaporkan tindakan tak senonoh Irwansyah ke
Mapolsek Metro Cilincing, Jakarta Utara. Pelaku akhirnya dibekuk. Sementara
itu, Irwansyah kepada wartawan menjelaskan dia melakukan hal itu agar
Imas mau jadian dengan dirinya. "Pokoknya kan labrak duluan. Kalau ntar
sudah jadi, masa sih nggak mau nikah sama saya," ujar Irwansyah dengan
enteng. Akibat perbuatannya, Irwansyah dikenai pasal 285 KUHP. Dia
terancam hukuman 12 tahun penjara.

22,6% Remaja Indonesia Penganut Seks


Bebas

Jakarta - Dunia seks bagi kalangan remaja masih misterius dan ditutup-
tutupi. Yang tidak mengerti, akan salah melangkah dan terjerumus dalam
seks bebas. Data kehamilan remaja di Indonesia menunjukkan hamil di luar
nikah karena diperkosa sebanyak 3,2 %; karena sama-sama mau sebanyak
12,9 % dan tidak terduga sebanyak 45 %. Seks bebas sendiri mencapai 22,6
%. Demikian dibeberkan oleh pengamat kesehatan reproduksi remaja Dr Boy
Abidin SpOG usai menjadi salah satu pembicara sex education di SMA 68, Jl
Salemba Raya, Jakarta Pusat, Kamis (31/5/2007). "Hal itu karena minimnya
pengetahuan remaja mengenai kesehatan reproduksi sehingga mencari tahu
sendiri jawabannya," kata Boy Abidin tanpa menjelaskan berapa jumlah
responden dan waktu riset tersebut. Ia menambahkan, akibat ketidaktahuan
mengenai seks banyak remaja terjebak pada penyakit seks bebas seperti
sifilis, gonorhoe dan HIV/AIDS. "Ini yang kita hindari. Dengan pendidian seks
yang cukup, diharapkan siswa/siswi bisa mengerti bahaya seks bebas," kata
Boy. Riset di Jakarta Di Jakarta saja, hasil survei Boy dkk terbaru masih
menyatakan, siswi SMU tahu informasi seks dari teman (69%), dari orangtua
(14 %) dari sekolah (13%) dan dari pacar (4%). Riset itu dilakukan dengan
melibatkan 1.400 siswi pada 1-30 Mei 2007. Temuan lainnya dalam riset ini
adalah tentang pemahaman siswi Jakarta mengenai keperawanan. Siswi SMU
Jakarta menyatakan bahwa keperawanan masih penting. Sehingga dengan
hilangnya keperawanan, berarti pula kehilangan masa depan (63%).
Kemudian, akibat hilangnya keperawanan, menjadikan "hidup enggan mati
tak mau" sebanyak 23 %. Hanya 6 persen saja yang menilai keperawanan
hanya simbol semata. Berikut hasil lengkap survei itu: Survei "Perilaku Seks"
Siswi DKI Jakarta yang diselenggarakan oleh produsen pembalut perempuan
Laurier. Jumlah responden 1400 siswi se-DKI Jakarta dengan sistem acak.
Survei dilakukan sejak 1 Mei 2007 hingga 30 Mei 2007. 1. Sumber informasi
seks Teman (69%), Orangtua (14%) Sekolah (13%), pacar (4%) 2. Makna
kehilangan keperawanan Tidak terpengaruh, hanya simbol saja (6 %), Hidup
enggan mati tak mau (23%) Kehilangan masa depan (63%) Sudah mengikuti
tren (6 %), lain-lain (8%) 3. Makna seks Berpelukan (1 %), berciuman dan
bercumbu (1 %), melakukan hubungan intim (95%) 4. Yang dilakukan saat
pacaran Hang out/makan/nonton (79%), Bercumbu, petting, seks oral (1 %),
hubungan badan, ciuman (13%), lain-lain (7%). 5. Definisi tidak perawan
Sudah melakukan hubungn seks (85%), sudah menikah (1%), masturbasi
(1%), tidak berdarah saat malam pertama (9%), sudah punya anak (4%). 6.
Makna selaput dara Tanda fisik keperawanan (27%), selaput di tengah vagina
(53%), tidak tahu (20%).
Ngeseks di Pantai, Sejoli Terancam Penjara 6
Tahun

Dubai - Sepasang pria dan wanita kepergok sedang bercinta di sebuah


pantai di Dubai, Uni Emirat Arab. Kedua warga Inggris itu terancam hukuman
penjara.

Kedua orang tersebut adalah Michelle Palmer (30) dan Vince Acors (34).
Sejoli itu akan disidang pada 21 Agustus mendatang. Keduanya terancam
hukuman penjara maksimum 6 tahun setelah kepolisian Dubai menuntut
mereka atas dakwaan berhubungan seks dan mabuk di tempat umum.

Kedua turis asal Inggris itu membantah tuduhan itu. Namun hasil tes DNA
memastikan bahwa mereka telah melakukan penetrasi. Vince pun telah
mengakuinya. Demikian seperti dilansir News.com.au, Senin (4/8/2008).

Kabarnya pasangan itu telah melangsungkan seremoni pernikahan sipil


seadanya untuk meringankan hukuman yang akan dijatuhkan pada mereka.

Michelle dan Vince ditangkap bulan Juli lalu setelah polisi melihat mereka
sedang ngeseks di pantai Dubai. Padahal ada larangan hubungan seks di luar
nikah di emirat tersebut.

Awalnya polisi yang memergoki mereka hanya memberi peringatan dan


menyuruh mereka menghentikan hubungan intim itu. Namun pasangan itu
mengabaikan peringatan tersebut. Mereka terus melanjutkan permainan
cinta mereka sampai polisi itu pun kembali mendatangi mereka.

Menurut sumber kepolisian Dubai, Michelle marah kepada polisi itu karena
telah mengganggunya. Dia memaki polisi bahkan berusaha memukulnya
dengan sepatu hak tingginya. Tak ayal lagi, wanita itu beserta pasangannya
digiring ke kantor polisi.

Sejak insiden itu, otoritas Dubai melancarkan operasi anti-bugil dan bentuk
perilaku tidak senonoh lainnya di kawasan pantai. Polisi-polisi berpakaian
preman pun dikerahkan untuk melakukan patroli di pantai-pantai.
Tawuran Mahasiswa Kembali Meledak di
Salemba

JAKARTA, SELASA — Puluhan mahasiswa Universitas Kristen Indonesia (UKI) dan


Yayasan Akutansi Indonesia (YAI) terlibat tawuran di Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat,
Selasa (14/10) siang. Selain lempar batu, para mahasiswa juga membakar ban
bekas di jalan. "Mereka saling melempar batu sehingga mengganggu para
pengguna jalan dan warga sekitar," kata Kepala Polres Metro Jakarta Pusat Kombes
Pol Ike Erwin.

Ia mengatakan, tawuran itu tidak meluas ke tempat lain karena puluhan polisi
langsung diturunkan untuk mengamankan lokasi kejadian. "Saat ini situasi telah
terkendali. Tawuran dapat dilerai, namun kami tetap meminta para anggota tetap di
sana untuk menjaga agar tawuran tidak kembali terjadi," katanya.

Menurut dia, belum ada tersangka pelaku tindakan anarkis tersebut yang ditangkap
sebab fokus polisi saat ini adalah mengamankan lokasi. "Kami terus menjaga agar
situasi tetap aman sehingga masyarakat dapat beraktifitas seperti biasa," katanya.

Menurutnya, setelah terkendali polisi akan mengambil langkah-langkah hukum


dengan meminta keterangan pihak-pihak yang terlibat tawuran. Tawuran dengan
saling melempar batu itu membuat Jalan Diponegoro terganggu hingga arus lalu
lintas dari Matraman dan Salemba dialihkan ke Jalan Borobudur, Jakarta Pusat.
11 Pelajar Digaruk Saat Kepergok Pesta Miras

Kediri - Demi meminimalisir kenakalan remaja yang diindikasikan meningkat,


Satpol PP Kota Kediri menggelar razia. Hasil razia di beberapa lokasi, 11 pelajar
yang kedapatan menggelar pesta minuman keras (miras) berhasil diamankan dan
barang buktinya.

Ke-11 pelajar tersebut berhasil diamankan dari 2 cafe di Lokasi Wisata Lebak
Tumpang, di Kelurahan Pojok, Kecamatan Mojoroto. Dari mereka, polisi
mengamankan 2 botol miras, masing-masing merek Coller Apera dan Topi Miring.

Ke-11 pelajar itu yakni HH (15), MP (17) dan MT (15) dari SMA PD, DR (15) dan NW
(17) dari SMK Negeri Kediri, IA (18) dari SMA Diponegoro, HM (17) dari SMK PGRI,
serta DA (17) dari Madrasah Aliyan Negeri III Kediri. Sementara 2 dari 3 pelajar
lainnya perempuan berhasil melarikan diri saat dalam perjalanan menuju ke Kantor
Satpol PP.

Kepala Seksi Ketentraman dan Ketertiban Satpol PP Kota Kediri, Djatmiko


mengungkapkan, razia tersebut digelar untuk menekan kenakalan remaja.

"Kalau dibiarkan, kenakalan itu kan bisa merugikan pelajar itu sendiri. Dengan razia
ini, kami juga ingin berpartisipasi, bagaimana mereka bisa menjadi anak yang baik,"
ujar Djatmiko kepada sejumlah wartawan, di Kantor Satpol PP Kota, Jalan Mayjen
Sungkono, Kamis (11/12/2008).

Dia menambahkan, para pelajar akan diberi pembinaan dan akan kembali
dilepaskan setelah diwajibkan membuat surat pernyataan untuk tidak mengulangi
perbuatannya.

"Tapi kali beda, nanti yang memberi pembinaan adalah guru dan orang tua mereka
yang akan kami datangkan. Surat pernyataannya, juga akan ditandatangani oleh
guru dan orang tua masing-masing," imbuh Djatmiko.

Secara terpisah, MH, salah satu pelajar yang terjaring razia mengaku hanya
mengikuti ajakan teman-temannya. Dia mengaku terpaksa bolos sekolah, setelah
kehabisan uang saku.

"Kiriman dari orang tua belum datang, jadinya saya belum bayar SPP. Dari pada
dimarahi guru, saya ikut saja ketika diajak teman-teman bolos," ujarnya polos.
6 Pelajar Diamankan Saat Pesta Miras di Tempat
Wisata

Kediri - Degradasi moral kalangan pelajar memang sudah sangat


mengkhawatirkan. Di Kota Kediri, sebanyak 6 pelajar yang kedapatan bolos sekolah
dan menggelar pesta minuman keras (miras) diamankan oleh Satuan Polisi Pamong
Praja (Satpol PP).

6 Pelajar nakal tersebut diamankan dalam operasi simpatik penyakit masyarakat,


dengan menyisir sejumlah lokasi wisata.

"Kita amankan mereka di lokasi wisata Gunung Klotok. Lokasi tersebut sesuai
laporan yang kami terima, memang langganan mangkalnya anak-anak sekolah
bolos," kata Kepala Satpol PP Kota Kediri Djatmiko saat dikonfirmasi wartawan
seusai operasi simpatik, Selasa (18/11/2008).

Djatmiko menambahkan, selain menyisir lokasi wisata, pihaknya dalam operasi


simpatik tersebut juga mendatangi sejumlah lokasi pusat perbelanjaan. Namun dari
beberapa yang didatangi, tak satupun pelajar bolos yang diamankan.

"Kemungkinan memang perencanaan operasi ini bocor. Ini juga terbukti dengan
sedikitnya pelajar yang kami amankan," imbuh Djatmiko.

Dalam keberhasilan mengamankan 6 pelajar nakal tersebut, pihak Satpol PP


sedikitnya juga berhasil menemukan 7 botol minuman keras. Selain itu, beberapa
kendaraan bermotor milik pelajar juga ikut diamankan.

Sementara untuk tujuan digelarnya operasi simpatik sendiri, Djatmiko mengaku hal
ini didasari atas kepedulian semakin meningkatnya kenakalan remaja.

"Jelas kami bergerak karena adanya laporan dari masyarkat, yang menyebut
kenakalan remaja di lokasi tersebut sangat meresahkan. Nah, sebagai abdi negara
tentunya itu juga menjadi tanggung jawab kami untuk bisa menanggulanginya,"
jelasnya.

Untuk langkah selanjutnya atas 6 pelajar nakal yang diamankan, Djatmiko mengaku
akan berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan dan Dinas Sosial.
"Itu kami putuskan karena mereka berstatus pelajar. Jadi nanti akan kami data dan
pembinan lebih lanjut kami serahkan ke satuan kerja terkait," ujarnya.

3 Pelajar Terjaring Razia Saat Mesum di Tempat


Wisata

Menekan tingkat kenakalan remaja di Kota Tahu, Satpol PP Kota Kediri melakukan
razia pelajar di Lokasi wisata Goa Selomangleng, atau tepatnya di Jalur Wisata
Lebak Tumpang. Hasilnya, 3 orang pelajar masih berseragam sekolah diamankan
saat sedang bermesraan dengan pasangannya.

3 Orang pelajar yang berhasil diamankan adalah Ekasari (17) siswi kelas II SMK
Dharmawanita Kota Kediri. Yufi Liasari (16) dan Desi Dessy Susanti Liana (16), yang
tercatat sebagai siswi kelas I SMA Negeri 5 Kota Kediri.

Para siswi tersebut saat ditangkap saat sedang bermesraan dengan pasangannya.
Bahkan Ekasari yang merupakan anak seorang guru saat ditangkap kedapatan
tengah melakukan tindakan yang mengarah keperbuatan mesum.

"Ketiganya kita amankan dengan masih mengenakan seragam dan sedang


bermesraan dengan pacarnya. Bahkan siwi SMK tersebut sudah mengarah ke arah
yang lebih jauh," kata Kasie Trantib Satpol PP Kota Kediri, Jatmiko disela-sela
memberikan pembinaan kepada siswi yang berhasil diamankan, di kantor Satpol PP
di Kompleks GNI, Jalan Mayjend.Sungkono, Kota kediri, Rabu (11/6/2008).

Jatmiko menambahkan, razia pelajar tersebut diadakan dengan tujuan untuk


menekan semakin meningkatnya kenakalan remaja akhir-akhir ini.

"Kita tidak ingin lokasi wisata tersebut disalahgunakan, apalagi oleh siswa yang
masih berseragam. Razia ini juga dilakukan sebagai antisipasi semakin
meningkatnya kenakalan remaja dengan melakukan hal-hal berbau mesum," lanjut
Jatmiko.

Secara terpisah, Ekasari dalam pembinaan petugas mengelak telah melakukan


tindakan mesum. Dia mengaku hanya menuruti ajakan pacarnya yang gagal
diamankan petugas karena berhasil melarikan diri sesaat setelah petugas datang.

"Saya pulang sekolah langsung dijemput dan diajak ke tempat itu. Saya tidak
berbuat yang macam-macam kok," jelasnya dengan wajah ditutupi tas jinjing yang
dipegangnya.
Setelah mendapatkan pembinaan dari petugas, para siswa diizinkan pulang dengan
diwajibkan membuat surat pernyataan untuk tidak kembali mengulangi
perbuatannya.

Terinspirasi Novel Agatha Christie, Seorang Wanita


jadi Pembunuh

Teheran - Seorang wanita Iran yang dituduh terlibat sebuah pembunuhan berantai,
mengaku terinspirasi dari novel kriminal dari Inggris karya Agatha Christie.
Perempuan ini disebutkan sebagai wanita pembunuh berantai pertama di Iran.

Perempuan tersebut ditetapkan sebagai tersangka pembunuhan enam orang yang


sebagian besar diantaranya wanita paruh baya. Jaksa penuntut dari propinsi Qazvin
menyebutkan perempuan berusia 32 tahun ini dituduh telah melakukan sebuah
pembunuhan berantai yang terencana.

Seperti yang dikutip dari BBC, Minggu (24/5/2009), perempuan ini mengatakan
kepada polisi bahwa dia mendapat ide pembunuhan itu dari novel Agatha Christie.
Sama seperti penjahat dalam novel Agatha Christie, perempuan itu membuah
rencana sangat hati-hati sebelum melaksanakan aksinya.

Target pembunuhannya adalah wanita paruh baya atau tua yang sedang berdoa di
tempat-tempat ibadah. Setelah menawarkan tumpangan, dia kemudian memberi
korban jus buah yang sudah diberi racun, setelah itu dia mencekik korbannya dan
mengambil perhiasan dan barang milik korbannya, kemudian jasad korban dibuang
ditempat sampah.

Wanita tersebut mengatakan kepada polisi bahwa kejahatannya berlangsung dalam


waktu empat bulan, hal ini dilakukannya untuk membayar hutang sebesar USD
25.000

You might also like