Professional Documents
Culture Documents
Malaysia
Kelima tersangka masing-masing Syaiful Bahri (24), Fahrur Rozi (37), M Ayub
Yusuf (41) yang merupakan warga Medan, seta Hamdan Sulaiman (30) dan
Rusli Hanafiah (50), yang merupakan warga Biruen, Nanggroe Aceh
Darussalam (NAD). Mereka diamankan polisi dari dua lokasi berbeda di
Medan.
Menurut Direktur Narkoba Polda Sumut Kombes Pol Anjan Pramuka Putra,
terbongkarnya sindikat narkoba asal Malaysia ini berawal dari tertangkapnya
Syaiful Bahri, Fahrur Rozi, M Ayub Yusuf saat akan bertransaksi dengan
petugas di Jalan Selangge, Medan, yang merupakan kediaman Syaiful Bahri.
Dari sini petugas berhasil menyita barang bukti shabu-shabu seberat satu
ons lebih atau senilai Rp 120 juta.
"Sindikat ini berencana akan diedarkan barang haram itu di Medan dan
Jakarta melalui jalur darat," ujar Anjan Pramuka kepada wartawan di Markas
Polda Sumut, Jl. Medan Tanjung Morawa, Medan (Kamis (12/2/2009).
"Sekarang sudah sadar tapi masih dirawat," kata Kapolsek Cilandak Kompol
Makmur Simbolon saat dihubungi detikcom, Selasa (10/6/2008).
5 Pil coklat narkoba telah membuat Andrian tidak sadarkan diri dan harus
menjalani perawatan lebih lama di RS Fatmawati. Sri, ibu dari bocah yang
membawa coklat, mengaku tidak tahu coklat tersebut adalah narkoba.
Ia mengaku mendapat barang yang tergolong pil koplo itu dari suaminya.
Akibat kejadian ini, Sri terpaksa harus berurusan dengan polisi karena coklat
pemberiannya itu dapat mengakibatkan hal fatal bagi siswa TK malang
tersebut.
Bawa Narkotika, Warga Australia Dituntut 7
Bulan Penjara
Bali - John Julian Pyle (43), warga negara Australia, dituntut hukuman 7
bulan penjara karena diduga membawa 1,8 gram hasis, narkotika golongan I.
Tuntutan itu dibacakan Jaksa Penuntut Umum (JPU) Ida Ayu Surasmi dalam
sidang di Pengadilan Negeri (PN) Gianyar, Jalan Ciung Wanara, Bali, Selasa
(2/8/2005).
"DR kami tangkap di Menteng Tenggulung, Jakarta Pusat," ujar Kasat III Obat
Berbahaya AKBP Krisno H Siregar saat jumpa pers di Mapolda Metro Jaya,
Kamis (30/10/2008).
Sementara itu, polisi juga menangkap SB dan TKS yang merupakan kawanan
YD pada keesokan harinya di lokasi yang berbeda. TKS sendiri merupakan
narapidana (napi) di Lembaga Pemasyarakatan (LP) Salemba dan sering
mengedarkan narkotika di dalam tahanan.
Selain itu, polisi juga menangkap RN, seorang ibu rumah tangga di
Kotabambu, Jakarta Barat. Dari tangan tersangka disita barang bukti berupa
heroin seberat 25 gram.
Parade Regenbogen ini selalu diselenggarakan tiap tahun di Wina dan tahun
ini adalah yang ke 25 kalinya dihelat. Event ini terhitung event terbesar yang
diselenggarakan setelah Eurocup usai 2 minggu yang lalu. Event ini rutin
dilaksanakan setiap tahun untuk menunjukkan eksistensi kaum
homoseksual di masyarakat.
Publik Austria sendiri mengenali para kaum homoseksual dengan bendera
warna-warni atau pelangi yang dipasang oleh para kaum Gay di tempat
tinggal mereka.
Dalam parade Regenbogen itu juga, para aktivis gay ini menggandeng
beberapa partai politik Austria agar mendukung undang undang perkawinan
sesama jenis di Austria. Seusai perhelatan, tak pelak jalanan di kota pun
menjadi penuh sampah bekas parade. Namun, hal ini bisa ditangani dengan
cepat oleh MA 48, dinas kebersihan kota.
Menurut Ferry, LPA telah menyarankan agar korban pindah sekolah, sehingga
dapat memulai lagi dari awal. "Sebenarnya pihak sekolah tidak
mempersoalkan apa-apa. Namun kan kondisi psikologisnya tidak nyaman di
sekolahnya yang lama," katanya. Saran yang sama dilontarkan Ferry untuk
tiga tersangka pemerkosa Bunga. Mereka hingga saat ini tidak bersekolah.
"Mereka biasa-biasa saja dan masih bisa bermain," katanya. Bunga dan tiga
tersangka sama-sama bersekolah di SMP I Blambangan Umpu, Way Kanan,
Lampung.
Bunga yang saat itu duduk di kelas 1 SMP dipaksa meladeni sekitar 10
temannya di bawah ancaman selama setahun. Video pemerkosaan kemudian
disebarluaskan melalui HP ketika Bunga tidak sanggup diperas uangnya.
Dalam video itu terlihat Bunga dikerjai 2 teman pria, serta 1 teman pria yang
merekam dengan HP. Polres Way Kanan kemudian menyelidiki kasus
penyebaran video pemerkosaan dari HP ke HP pada September 2008. Sejak
saat itulah Bunga dan tiga tersangka putus sekolah. Ketiga tersangka
berstatus tahanan kota.
Jakarta - Tak selamanya jika cinta ditolak, dukun bertindak. Contohnya saja
Irwansyah (31), warga Sukapura, Cilincing Jakarta Utara. Dia nekat
memperkosa wanita yang dicintainya, Imas (34). Kejadian ini bermula saat
Imas hendak menutup salon Amigo, tempat dia bekerja, pada Senin 15
Oktober 2007. Sekitar pukul 21.00 WIB, Irwansyah yang sehari-hari sebagai
tukang ojek menghampiri Imas. "Bagaimana, mau dianterin nggak?" tawar
Irwansyah kepada Imas. Namun Imas menolaknya. "Ah nggak. Rumahnya
dekat kok. Naik angkutan saja," jawabnya. Tak ada angin tak ada hujan, tiba-
tiba Irwansyah menyatakan perasaannya. "Eh bagaimana kita? Aku suka
kamu loh," ujarnya. Lagi-lagi pernyataan Irwansyah ditolak Imas. "Lah kamu
kayak adik saya. Kamu baik," alasan Imas. Jawaban Imas ternyata membuat
Irwansyah tertantang. Kali ini, Irwansyah tak hanya mengucapkan lewat
lisan, dia pun menyentuh tangan Imas. Namun Imas langsung menepisnya.
Ternyata usaha Irwansyah belum berhenti, dia pun mulai menggerayangi
tubuh Imas dan terjadilah pemerkosaan. Imas berusaha berontak dan
berteriak. Namun Imas tak bisa melawan Irwansyah. Mulutnya dibekap oleh
Irwansyah. Usai diperkosa, ternyata Imas tak ditinggalkan begitu saja. Imas
diantar pulang oleh pria kurus tinggi itu. "Ntar kalau ada apa-apa, saya
tanggung jawab," kata Irwansyah. Imas pun tak hanya diam. Pada Selasa
(16/10/2007) pagi dia melaporkan tindakan tak senonoh Irwansyah ke
Mapolsek Metro Cilincing, Jakarta Utara. Pelaku akhirnya dibekuk. Sementara
itu, Irwansyah kepada wartawan menjelaskan dia melakukan hal itu agar
Imas mau jadian dengan dirinya. "Pokoknya kan labrak duluan. Kalau ntar
sudah jadi, masa sih nggak mau nikah sama saya," ujar Irwansyah dengan
enteng. Akibat perbuatannya, Irwansyah dikenai pasal 285 KUHP. Dia
terancam hukuman 12 tahun penjara.
Jakarta - Dunia seks bagi kalangan remaja masih misterius dan ditutup-
tutupi. Yang tidak mengerti, akan salah melangkah dan terjerumus dalam
seks bebas. Data kehamilan remaja di Indonesia menunjukkan hamil di luar
nikah karena diperkosa sebanyak 3,2 %; karena sama-sama mau sebanyak
12,9 % dan tidak terduga sebanyak 45 %. Seks bebas sendiri mencapai 22,6
%. Demikian dibeberkan oleh pengamat kesehatan reproduksi remaja Dr Boy
Abidin SpOG usai menjadi salah satu pembicara sex education di SMA 68, Jl
Salemba Raya, Jakarta Pusat, Kamis (31/5/2007). "Hal itu karena minimnya
pengetahuan remaja mengenai kesehatan reproduksi sehingga mencari tahu
sendiri jawabannya," kata Boy Abidin tanpa menjelaskan berapa jumlah
responden dan waktu riset tersebut. Ia menambahkan, akibat ketidaktahuan
mengenai seks banyak remaja terjebak pada penyakit seks bebas seperti
sifilis, gonorhoe dan HIV/AIDS. "Ini yang kita hindari. Dengan pendidian seks
yang cukup, diharapkan siswa/siswi bisa mengerti bahaya seks bebas," kata
Boy. Riset di Jakarta Di Jakarta saja, hasil survei Boy dkk terbaru masih
menyatakan, siswi SMU tahu informasi seks dari teman (69%), dari orangtua
(14 %) dari sekolah (13%) dan dari pacar (4%). Riset itu dilakukan dengan
melibatkan 1.400 siswi pada 1-30 Mei 2007. Temuan lainnya dalam riset ini
adalah tentang pemahaman siswi Jakarta mengenai keperawanan. Siswi SMU
Jakarta menyatakan bahwa keperawanan masih penting. Sehingga dengan
hilangnya keperawanan, berarti pula kehilangan masa depan (63%).
Kemudian, akibat hilangnya keperawanan, menjadikan "hidup enggan mati
tak mau" sebanyak 23 %. Hanya 6 persen saja yang menilai keperawanan
hanya simbol semata. Berikut hasil lengkap survei itu: Survei "Perilaku Seks"
Siswi DKI Jakarta yang diselenggarakan oleh produsen pembalut perempuan
Laurier. Jumlah responden 1400 siswi se-DKI Jakarta dengan sistem acak.
Survei dilakukan sejak 1 Mei 2007 hingga 30 Mei 2007. 1. Sumber informasi
seks Teman (69%), Orangtua (14%) Sekolah (13%), pacar (4%) 2. Makna
kehilangan keperawanan Tidak terpengaruh, hanya simbol saja (6 %), Hidup
enggan mati tak mau (23%) Kehilangan masa depan (63%) Sudah mengikuti
tren (6 %), lain-lain (8%) 3. Makna seks Berpelukan (1 %), berciuman dan
bercumbu (1 %), melakukan hubungan intim (95%) 4. Yang dilakukan saat
pacaran Hang out/makan/nonton (79%), Bercumbu, petting, seks oral (1 %),
hubungan badan, ciuman (13%), lain-lain (7%). 5. Definisi tidak perawan
Sudah melakukan hubungn seks (85%), sudah menikah (1%), masturbasi
(1%), tidak berdarah saat malam pertama (9%), sudah punya anak (4%). 6.
Makna selaput dara Tanda fisik keperawanan (27%), selaput di tengah vagina
(53%), tidak tahu (20%).
Ngeseks di Pantai, Sejoli Terancam Penjara 6
Tahun
Kedua orang tersebut adalah Michelle Palmer (30) dan Vince Acors (34).
Sejoli itu akan disidang pada 21 Agustus mendatang. Keduanya terancam
hukuman penjara maksimum 6 tahun setelah kepolisian Dubai menuntut
mereka atas dakwaan berhubungan seks dan mabuk di tempat umum.
Kedua turis asal Inggris itu membantah tuduhan itu. Namun hasil tes DNA
memastikan bahwa mereka telah melakukan penetrasi. Vince pun telah
mengakuinya. Demikian seperti dilansir News.com.au, Senin (4/8/2008).
Michelle dan Vince ditangkap bulan Juli lalu setelah polisi melihat mereka
sedang ngeseks di pantai Dubai. Padahal ada larangan hubungan seks di luar
nikah di emirat tersebut.
Menurut sumber kepolisian Dubai, Michelle marah kepada polisi itu karena
telah mengganggunya. Dia memaki polisi bahkan berusaha memukulnya
dengan sepatu hak tingginya. Tak ayal lagi, wanita itu beserta pasangannya
digiring ke kantor polisi.
Sejak insiden itu, otoritas Dubai melancarkan operasi anti-bugil dan bentuk
perilaku tidak senonoh lainnya di kawasan pantai. Polisi-polisi berpakaian
preman pun dikerahkan untuk melakukan patroli di pantai-pantai.
Tawuran Mahasiswa Kembali Meledak di
Salemba
Ia mengatakan, tawuran itu tidak meluas ke tempat lain karena puluhan polisi
langsung diturunkan untuk mengamankan lokasi kejadian. "Saat ini situasi telah
terkendali. Tawuran dapat dilerai, namun kami tetap meminta para anggota tetap di
sana untuk menjaga agar tawuran tidak kembali terjadi," katanya.
Menurut dia, belum ada tersangka pelaku tindakan anarkis tersebut yang ditangkap
sebab fokus polisi saat ini adalah mengamankan lokasi. "Kami terus menjaga agar
situasi tetap aman sehingga masyarakat dapat beraktifitas seperti biasa," katanya.
Ke-11 pelajar tersebut berhasil diamankan dari 2 cafe di Lokasi Wisata Lebak
Tumpang, di Kelurahan Pojok, Kecamatan Mojoroto. Dari mereka, polisi
mengamankan 2 botol miras, masing-masing merek Coller Apera dan Topi Miring.
Ke-11 pelajar itu yakni HH (15), MP (17) dan MT (15) dari SMA PD, DR (15) dan NW
(17) dari SMK Negeri Kediri, IA (18) dari SMA Diponegoro, HM (17) dari SMK PGRI,
serta DA (17) dari Madrasah Aliyan Negeri III Kediri. Sementara 2 dari 3 pelajar
lainnya perempuan berhasil melarikan diri saat dalam perjalanan menuju ke Kantor
Satpol PP.
"Kalau dibiarkan, kenakalan itu kan bisa merugikan pelajar itu sendiri. Dengan razia
ini, kami juga ingin berpartisipasi, bagaimana mereka bisa menjadi anak yang baik,"
ujar Djatmiko kepada sejumlah wartawan, di Kantor Satpol PP Kota, Jalan Mayjen
Sungkono, Kamis (11/12/2008).
Dia menambahkan, para pelajar akan diberi pembinaan dan akan kembali
dilepaskan setelah diwajibkan membuat surat pernyataan untuk tidak mengulangi
perbuatannya.
"Tapi kali beda, nanti yang memberi pembinaan adalah guru dan orang tua mereka
yang akan kami datangkan. Surat pernyataannya, juga akan ditandatangani oleh
guru dan orang tua masing-masing," imbuh Djatmiko.
Secara terpisah, MH, salah satu pelajar yang terjaring razia mengaku hanya
mengikuti ajakan teman-temannya. Dia mengaku terpaksa bolos sekolah, setelah
kehabisan uang saku.
"Kiriman dari orang tua belum datang, jadinya saya belum bayar SPP. Dari pada
dimarahi guru, saya ikut saja ketika diajak teman-teman bolos," ujarnya polos.
6 Pelajar Diamankan Saat Pesta Miras di Tempat
Wisata
"Kita amankan mereka di lokasi wisata Gunung Klotok. Lokasi tersebut sesuai
laporan yang kami terima, memang langganan mangkalnya anak-anak sekolah
bolos," kata Kepala Satpol PP Kota Kediri Djatmiko saat dikonfirmasi wartawan
seusai operasi simpatik, Selasa (18/11/2008).
"Kemungkinan memang perencanaan operasi ini bocor. Ini juga terbukti dengan
sedikitnya pelajar yang kami amankan," imbuh Djatmiko.
Sementara untuk tujuan digelarnya operasi simpatik sendiri, Djatmiko mengaku hal
ini didasari atas kepedulian semakin meningkatnya kenakalan remaja.
"Jelas kami bergerak karena adanya laporan dari masyarkat, yang menyebut
kenakalan remaja di lokasi tersebut sangat meresahkan. Nah, sebagai abdi negara
tentunya itu juga menjadi tanggung jawab kami untuk bisa menanggulanginya,"
jelasnya.
Untuk langkah selanjutnya atas 6 pelajar nakal yang diamankan, Djatmiko mengaku
akan berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan dan Dinas Sosial.
"Itu kami putuskan karena mereka berstatus pelajar. Jadi nanti akan kami data dan
pembinan lebih lanjut kami serahkan ke satuan kerja terkait," ujarnya.
Menekan tingkat kenakalan remaja di Kota Tahu, Satpol PP Kota Kediri melakukan
razia pelajar di Lokasi wisata Goa Selomangleng, atau tepatnya di Jalur Wisata
Lebak Tumpang. Hasilnya, 3 orang pelajar masih berseragam sekolah diamankan
saat sedang bermesraan dengan pasangannya.
3 Orang pelajar yang berhasil diamankan adalah Ekasari (17) siswi kelas II SMK
Dharmawanita Kota Kediri. Yufi Liasari (16) dan Desi Dessy Susanti Liana (16), yang
tercatat sebagai siswi kelas I SMA Negeri 5 Kota Kediri.
Para siswi tersebut saat ditangkap saat sedang bermesraan dengan pasangannya.
Bahkan Ekasari yang merupakan anak seorang guru saat ditangkap kedapatan
tengah melakukan tindakan yang mengarah keperbuatan mesum.
"Kita tidak ingin lokasi wisata tersebut disalahgunakan, apalagi oleh siswa yang
masih berseragam. Razia ini juga dilakukan sebagai antisipasi semakin
meningkatnya kenakalan remaja dengan melakukan hal-hal berbau mesum," lanjut
Jatmiko.
"Saya pulang sekolah langsung dijemput dan diajak ke tempat itu. Saya tidak
berbuat yang macam-macam kok," jelasnya dengan wajah ditutupi tas jinjing yang
dipegangnya.
Setelah mendapatkan pembinaan dari petugas, para siswa diizinkan pulang dengan
diwajibkan membuat surat pernyataan untuk tidak kembali mengulangi
perbuatannya.
Teheran - Seorang wanita Iran yang dituduh terlibat sebuah pembunuhan berantai,
mengaku terinspirasi dari novel kriminal dari Inggris karya Agatha Christie.
Perempuan ini disebutkan sebagai wanita pembunuh berantai pertama di Iran.
Seperti yang dikutip dari BBC, Minggu (24/5/2009), perempuan ini mengatakan
kepada polisi bahwa dia mendapat ide pembunuhan itu dari novel Agatha Christie.
Sama seperti penjahat dalam novel Agatha Christie, perempuan itu membuah
rencana sangat hati-hati sebelum melaksanakan aksinya.
Target pembunuhannya adalah wanita paruh baya atau tua yang sedang berdoa di
tempat-tempat ibadah. Setelah menawarkan tumpangan, dia kemudian memberi
korban jus buah yang sudah diberi racun, setelah itu dia mencekik korbannya dan
mengambil perhiasan dan barang milik korbannya, kemudian jasad korban dibuang
ditempat sampah.