You are on page 1of 26

LAPORAN PRAKTIKUM

KARBOHIDRAT
NAMA NIM KELOMPOK TGL. PRAKTIKUM ASISTEN : MUH. YUSUF M. : H311 11 262 : II (DUA) : 11 APRIL 2013 : HERLINA K.

LABORATORIUM BIOKIMIA JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2013

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari, kita tidak terlepas dari segala aktivitas dan rutinitas yang tentu saja memerlukan energi. Energi yang diperlukan untuk beraktivitas ini kita peroleh dari bahan makanan yang kita makan sehari-hari (Poedjiadi, 1994). Karbohidrat adalah komponen makanan yang merupakan sumber energi utama bagi kita. Karbohidrat dalam bentuk gula dan pati melambangkan bagian utama kalori total yang dikonsumsi manusia (Poedjiadi, 1994). Karbohidrat biasanya digolongkan menurut strukturnya sebagai

monosakarida, oligosakarida, dan polisakarida. Pati (starch) adalah salah satu polisakarida penyimpan yang paling penting di alam, yang khas bagi sel tanaman. Pati, terutama terdapat dalam jumlah tinggi dalam golongan umbi seperti kentang dan pada biji-bijian seperti jagung (Hart, dkk., 2003). Komponen karbohidrat pada makanan telah tersusun dalam kadarnya masing-masing. Dalam percobaan ini, dilakukan isolasi starch (pati) dari kentang, sehingga dapat diketahui kadar amilum dalam kentang. Selain itu, juga dilakukan reaksi uji amilum menggunakan iodida dalam suasan netral, asam, dan basa, sehingga dapat diketahui bagaimana pengaruh kondisi atau suasana reaksi terhadap reaksi amilum dengan iodide (Hart, dkk., 2003). Untuk lebih memahami dan mengetahui bagaimana proses isolasi starch dari kentang serta uji amilum dengan iodida, maka dilakukanlah percobaan ini.

1.2 Maksud dan Tujuan Percobaan 1.2.1 Maksud Percobaan Maksud dilakukannya percobaan ini adalah untuk mengetahui dan mempelajari isolasi starch dari kentang dan mereaksikan amilum dengan iodida. 1.2.2 Tujuan Percobaan Tujuan dilakukannya percobaan ini adalah: 1. Menentukan kadar amilum dari kentang. 2. Mereaksikan amilum dengan iodida dalam suasana asam, basa, dan netral. 1.3 Prinsip Percobaan 1.3.1 Isolasi Starch dari Kentang Mengisolasi starch dari kentang dengan cara menghomogenkan dan mendekantasikan menggunakan akuades dan etanol beberapa kali hingga didapat starch murni. 1.3.2 Uji Iodida terhadap Amilum Mereaksikan amilum dengan iodida dengan menambahkan pereaksi yang bersifat asam, basa, dan netral. Kemudian melihat perubahan warna yang terjadi, setelah dipanaskan dan didinginkan. 1.4 Manfaat Percobaan Manfaat dari percobaan ini adalah kita dapat mengetahui kadar amilum pada kentang serta identifikasi terhadap amilum dengan uji Iodida. Dimana pengujian ini sangat bermanfaat misalnya dalam analisis bahan makanan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Karbohidrat adalah polihidroksi aldehida atau keton atau senyawa yang menghasilkan senyawa-senyawa ini bila dihidrolisis. Nama karbohidrat berasal dari kenyataan bahwa kebanyakan senyawa dari golongan ini mempunyai rumus empiris, yang menunjukan bahwa senyawa tersebut adalah karbon hidrat, dan memiliki nisbah karbon terhadap hidrogen dan terhadap oksigen sebagai 1:2:1. Sebagai contoh, rumus empiris D-glukosa adalah C6H12O6, yang juga dapat ditulis sebagai (CH2O)6. Walaupun banyak karbohidrat yang umum sesuai dengan rumus empiris (CH2O)n, yang lain tidak memperlihatkan nisbah ini dan beberapa yang lain juga mengandung nitrogen, fosfor, atau sulfur (Lehninger, 1995). Karbohidrat juga bisa didefinisikan sebagai senyawa-senyawa polihidroksi yang juga mengandung gugus lain, yang dapat berupa aldehid atau keton. Meskipun karbohidrat merupakan senyawa biologis yang paling banyak jumlahnya di muka bumi ini, karbohidrat tubuh manusia hanyalah 1 % saja dari keseluruhan tubuh manusia. Senyawa ini diolah oleh tubuh sebagai bahan makanan, disimpan sebagai bentuk glikogen dan digunakan sebagai bahan bakar sel yang utama. Karbohidrat juga penting dalam membentuk rawan dan tulang (Pine, dkk., 1988). Karbohidrat merupakan senyawa yang terbentuk dari molekul karbon, hidrogen dan oksigen. Sebagai salah satu jenis zat gizi, fungsi utama karbohidrat adalah penghasil energi di dalam tubuh. Tiap 1 gram karbohidrat yang

dikonsumsi akan menghasilkan energi sebesar 4 kkal dan energi hasil proses

oksidasi (pembakaran) karbohidrat ini kemudian

akan digunakan oleh tubuh

untuk menjalankan berbagai fungsi-fungsinya seperti bernafas, kontraksi jantung dan otot serta juga untuk menjalankan berbagai aktivitas fisik seperti berolahraga atau bekerja (Irawan, 2007). Karbohidrat tubuh manusia hanyalah 1% saja dari keseluruhan tubuh manusia. Senyawa ini diolah oleh tubuh sebagai bahan makanan, disimpan sebagai glikogen dan digunakan sebagai bahan bakar sel yang utama. Karbohidrat juga penting dalam membentuk tulang rawan (Schumm, 1993). Karbohidrat terdapat dalam semua tumbuhan dan hewan dan penting bagi kehidupan. Lewat fotosintesis, tumbuhan mengonversi karbon dioksida atmosfer menjadi karbohidrat, terutama selulosa, pati, dan gula. Selulosa adalah blok pembangun pada dinding sel yang kaku dan jaringan kayu dalam tumbuhan, sedangkan pati adalah bentuk cadangan utama dari karbohidrat untuk nantinya digunakan sebagai makanan atau sumber energi. Beberapa tumbuhan (tebu dan bit gula) menghasilkan sukrosa. Gula lain, yakni glukosa, merupakan komponen penting dalam darah. Dua gula lainnya, ribosa dan 2-deoksiribosa, ialah komponen material genetik RNA dan DNA. Karbohidrat lain penting sebagai komponen koenzim, antibiotik, tulang rawan, cangkang krustasea, dinding sel bakteri, dan membran sel mamalia (Hart, dkk., 2003). Nila merupakan salah satu kelompok spesies budidaya terpenting di dunia. Menurut FAO (2005), total produksi global budidaya nila mencapai 1,7 juta metrik ton (mt) dengan total nilai sebesar 178 juta dollar Amerika. Produksi nila pada tahun 2009 di Indonesia mencapai 323.389 ton atau meningkat 11,12% dibandingkan tahun 2008 (Dirjen Budidaya, 2010). Nila sebagai komiditas ikan

mempunyai nilai ekonomi yang sangat penting sebagai penopang ekonomi masyarakat karena nila mempunyai beberapa keunggulan, diantaranya; mudah di budidayakan, pertumbuhan relatif cepat, mudah berkembang biak, dan relatif tahan terhadap penyakit. Teknologi bioflok menjadi salah satu alternatif pemecahan masalah limbah budidaya yang paling menguntungkan karena selain dapat menurunkan limbah nitrogen anorganik, teknologi ini juga dapat menyediakan pakan tambahan berprotein untuk kultivan sehingga dapat menaikan pertumbuhan dan efisiensi pakan. Teknologi bioflok dapat dilakukan dengan menambahkan karbohidrat organik kedalam media pemeliharaan untuk

merangsang pertumbuhan bakteri heterotrof dan meningkatkan rasio C/N (Crab et al., 2007) (Panca, 2012). Karbohidrat biasanya digolongkan menurut strukturnya sebagai

monosakarida, oligosakarida, atau polisakarida. Istilah sakarida berasal dari kata latin (sakarum, gula) dan merujuk pada rasa manis beberapa karbohidrat sederhana. Ketiga golongan karbohidrat ini berkaitan satu dengan lainnya lewat hidrolisis.

Polisakarida

H2O H

Oligosakarida

H2O H

Monosakarida

Contohnya, hidrolisis pati, yaitu polisakarida, mula-mula menghasilkan maltosa dan kemudian glukosa (Hart, dkk., 2003).
n H2O n H2O

C12H20O10

n C12H22O11

2n C6H12O6

glukosa maltosa pati (monosakarida) (disakarida) (polisakarida) Monosakarida atau gula sederhana, terdiri dari hanya satu unit polisakarida

aldehida atau keton. Oligosakarida (bahasa Yunani oligos, sedikit) terdiri dari rantai pendek unit monosakarida yang digabungkan bersama-sama oleh ikatan kovalen. Diantaranya disakarida, yang mempunyai dua unit monosakarida. Teristimewa adalah sukrosa atau gula tebu, yang terdiri dari gula D-glukosa dan D-fruktosa yang digabungkan dengan ikatan kovalen. Kebanyakan oligosakarida yang mempunyai tiga atau lebih unit monosakarida tidak terdapat secara bebas, tetapi digabungkan digabungkan sebagai rantai samping polipeptida pada glikoprotein dan proteoglikan (Lehninger, 1995). Pada umumnya polisakarida mempunyai molekul besar dan lebih kompleks daripada monosakarida dan oligosakarida. Molekul polisakarida terdiri atas banyak molekul monosakarida. Polisakarida yang terdiri atas satu macam monosakarida saja disebut homopolisakarida, sedangkan yang mengandung senyawa lain disebut heteropolisakarida. Umumnya polisakarida berupa senyawa berwarna putih dan tidak berbentuk kristal, tidak mempunyai rasa manis, dan tidak mempunyai sifat mereduksi. Berat molekul polisakarida bervariasi dari beberapa ribu hingga lebih dari satu juta. Polisakarida yang dapat larut dalam air akan membentuk larutan koloid. Beberapa polisakarida yang penting diantaranya adalah amilum, glikogen, dekstrin, dan selulosa (Poedjiadi, 1994). Starch (pati) adalah polisakarida yang terdiri dari berbagai proporsi polimer glukosa, yaitu amilosa dan amilopektin. Pati dijumpai banyak dalam tumbuhan, terutama dalam akar, umbi, biji, dan buah, sebagai simpanan energi dalam bentuk karbohidrat. Jika dicerna, pati pada akhirnya menghasilkan glukosa. Granula pati tidak larut dalam air dingin tetapi pecah jika dipanaskan, membentuk larutan seperti gelatin. Larutan pati memberikan warna biru tajam dengan larutan

iodin, sehingga pati digunakan (Daintith, 1994).

sebagai

indikator

dalam

titrasi

tertentu

Amilum atau pati dapat dihidrolisis sempurna dengan menggunakan asam sehingga menghasilkan glukosa. Hidrolisis juga dapat dilakukan dengan bantuan enzim amilase. Dalam ludah dan dalam cairan yang dikeluarkan oleh pankreas terdapat amilase yang bekerja terhadap amilum yang terdapat dalam makanan kita. Oleh enzim amilase, amilum diubah menjadi maltosa dalam bentuk maltosa (Poedjiadi, 1994). Pati adalah karbohidrat penyimpan energi bagi tumbuhan. Pati merupakan komponen utama pada bebijian, jagung dan beras. Inilah bentuk cadangan glukosa yang disimpan oleh tumbuhan untuk digunakan kemudian. Pati tersusun atas unitunit glukosa yang bergabung terutama lewat ikatan 1,4--glikosidik, meskipun rantainya dapat mempunyai sejumlah cabang yang melekat lewat ikatan 1,6-glikosidik. Hidrolisis parsial dari pati menghasilkan maltosa dan hidrolisis sempurna hanya menghasilkan D-glukosa (Hart, dkk., 2003). Gelatinisasi starch (pati) dapat dicapai tidak hanya melalui pemanasan starch dengan air, tetapi juga melalui perlakuan tekanan hidrostatik tinggi (HHP). Gelatinisasi-tekanan starch memiliki sifar gelatinisasi dan retrogradasi yang berbeda dengan gelatinisasi-panas. Pada gelatinisasi tekanan, starch

mempertahankan struktur granularnya dan menunjukan penurunan jumlah amilosa yang dilepas, laju awal aktivitas enzimatik yang lebih rendah, serta daya bengkak lebih rendah dibandingkan dengan gelatinisasi panas (Djukri dan Purwoko, 2003).

BAB III METODE PERCOBAAN

3.1 Bahan Percobaan Bahan yang digunakan dalam percobaan ini antara lain kentang, etanol 95%, akuades, larutan HCl 6 M , larutan NaOH 6 M, larutan iod 0,01 M, kertas saring, kertas label, larutan amilum 1%, sabun dan tissue roll. 3.2 Alat Percobaan Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah pisau, blender, batang pengaduk, kain penyaring, gelas ukur 100 mL, gelas kimia 250 mL, erlenmeyer 250 mL, neraca Ohaus, oven, corong, tabung reaksi, pipet tetes, rak tabung, penjepit tabung reaksi (gegep), penangas air, neraca digital, dan sikat tabung. 3.3 Prosedur Percobaan 3.3.1 Isolasi Starch dari Kentang Kentang yang akan digunakan ditimbang sebanyak 75 gram, dikupas dan dicuci lalu dipotong kecil-kecil dan dihomogenasikan dengan 100 mL air dalam blender sehingga terbentuk suspensi. Campuran tersebut disaring dengan kain kasa dan cairannya ditampung dalam gelas piala sedangkan residunya ditambahkan akuades 50 mL dan diblender kembali. Campuran tersebut disaring dan cairannya dimasukkan dalam gelas piala dan residunya dibuang. Cairan tersebut dibiarkan mengendap. Setelah terbentuk endapan, kemudian didekantasi dengan cara cairannya dibuang dan endapan yang tersisa ditambahkan 50 mL air

dan dibiarkan mengendap. Endapan yang terbentuk didekantasi lagi dengan 50 mL air. Kemudian didekantasi lagi dengan 25 mL etanol 95%. Kemudian dicuci dengan etanol dan disaring dengan kertas saring yang sudah diketahui bobotnya. Setelah itu starch tersebut dikeringkan dalam oven selama beberapa menit dan setelah kering ditimbang. Dicatat hasil penimbangan dan dihitung kadar amilum dalam kentang. 3.3.2 Uji Iodida untuk Kentang 3 buah tabung reaksi disiapkan kemudian 3 mL amilum dipipet ke dalam masing-masing tabung reaksi. Pada tabung reaksi I ditambahkan 2 tetes air, tabung reaksi II ditambahkan 2 tetes HCl 6 M dan tabung reaksi III ditambahkan 2 tetes NaOH 6 M. Masing-masing tabung ditambahkan 3 tetes iod 0,01 M kemudian warna yang terbetuk diamati. Kemudian dilanjutkan dengan pemanasan dan warna yang terbentuk kembali diamati. Kemudian larutan didinginkan dalam air es dan warna yang tebentuk kemudian diamati lagi.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4. 1 Hasil Pengamatan 4.1.1 Isolasi Starch dari Kentang 1. 2. Berat contoh (kentang) = 75 gram Kentang setelah diblender akan terjadi campuran homogen dari kentang dan air. 3. Amilum dalam suspensi alkohol berwarna putih, setelah kering berwarna putih. 4. Berat amilum setelah kering = 2,7616 gram

4.2 Uji Iodida terhadap Amilum Pada percobaan ini, pati atau starch direaksikan dengan pereaksi iodin. Pereaksi iodin dengan starch akan menghasilkan warna biru karena iodin dan amilum jika bereaksi akan membentuk warna biru. Pada percobaan ini starch direaksikan dengan iodin dalam suasana asam, basa, dan netral. Berdasarkan percobaan yang dilakukan maka didapatlah data pengamatan di bawah ini : Tabel 1. Data Hasil Pengamatan Uji Iodida Perubahan Warna sebelum Tabung I (H2O) ditambah Keruh Tabung II (HCl) Keruh Biru tua Keruh Biru tua Tabung III (NaOH) Keruh Keruh Keruh Keruh

Iod 0,01 M Warna setelah ditambah iod Biru muda 0,01M Warna setelah pemanasan Warna setelah pendinginan Keruh Biru muda

4.2 Reaksi 4.2.1 Reaksi amilum + H2O + I2


CH2OH H H OH O H O O CH2OH O H OH H O

+ H2O + nI2

OH

OH

amilum / keruh

CH2OH H H OH O H O

I
O

CH2OH O H OH H

dipanaskan
O

OH

OH

I biru muda

4.2.2 Reaksi amilum + HCl + I2

CH2OH H H OH O H O

CH2OH O H OH H

+ HCl + nI2
O

OH

OH

amilum / keruh

CH2OH H H OH O H O

I
O

CH2OH O H OH H

dipanaskan
O

OH

OH

I biru

CH2OH H H OH O H O

CH2OH O H OH H

+ nI2
O

didinginkan

OH

OH

amilum / bening

CH2OH H H OH O H O

I
O

CH2OH O H OH H

OH

OH

I biru

4.2.3 Reaksi Amilum + NaOH + I2

4.3 Perhitungan Berdasarkan dari hasil pengamatan isolasi starch dari kentang yang telah dilakukan maka dapat kita menghitung kadar amilum yang terdapat pada kentang yaitu sebagai berikut : Berat kentang = 75 gram Berat kertas saring = 1,0385 gram

Berat starch = 3,8001 gram Berat amilum = Berat starch berat kertas saring = 3,8001 gr 1,0385 gr = 2,7616 gr Berat amilum Kadar amilum = Berat kentang 2,7616 gr = 75 gr = 3,68 % 4.4 Pembahasan 4.4.1 Isolasi Kanji (Starch) dari Kentang Percobaan pertama yaitu mengisolasi starch dari kentang. Terlebih dahulu kentang dicuci agar bersih dari kotoran yang dapat mengurangi hasil rendamen kanji. Kemudian ditimbang berat kentang seberat 75 gram dengan menggunakan neraca Ohaus. Hal ini dilakukan agar kita dapat menghitung rendamen starch. Kemudian kentang dipotong kecil agar mempermudah proses homogenasi dengan air yang dilakukan menggunakan blender, yang dapat mengubah kentang dari ukuran padat menjadi ukuran koloid yang tersuspensi dengan air. Kemudian campuran disaring dengan menggunakan kain putih tipis untuk mengurangi zat pengotor yang tertinggal sebagai residu. Filtrat yang diperoleh disuspensi dengan air dan dibiarkan mengendap agar pengotor yang tersisa dapat terpisah, cairan di atasnya didekantasi untuk memisahkan pati dan pengotor yang tidak ikut mengendap, kemudian pekerjaan x 100 %

yang tersuspensi dan dekantasi diulangi sekali lagi agar pengotor benar-benar terpisah. Penggunaan air disini untuk menghilangkan pengotor yang bersifat polar. Dekantasi merupakan proses pemisahan endapan, sehingga yang tertinggal adalah starch atau amilumnya saja. Kemudian dilakukan dekantasi dengan etanol 95 % dengan tujuan untuk menghilangkan zat-zat pengotor yang bersifat nonpolar yang mungkin masih ada atau terikat dalam starch. Sehingga diperoleh starch yang lebih murni, kemudian proses suspensi dan dekantasi diakhiri dengan penyaringan dengan menggunakan kertas saring untuk memantapkan proses pemisahan. Penggunaan etanol 95 % juga bertujuan untuk mempercepat proses pengeringan starch di dalam oven, karena sifat dari etanol yang mudah menguap. Starch yang berhasil diisolasi, dikeringkan dengan menggunakan oven. Saat kering, amilum berubah menjadi warna putih. Fungsi pengeringan ini adalah untuk menghilangkan molekul etanol yang masih terikat dalam starch agar diperoleh amilum murni. Setelah dikeringkan, kemudian ditimbang dengan menggunakan neraca digital. Berat amilum yang diperoleh adalah sebesar 3,8001 gram, atau dengan rendamen sebesar 3,68 % dimana ini merupakan kadar amilum yang terkandung di dalam 75 gram kentang. 4.4.2 Uji Iodida Pada percobaan uji amilum dengan larutan Iodida, akan dilakukan pengujian amilum dengan menggunakan larutan Iodida. Pengujian akan dilakukan dalam suasana asam, basa dan netral dimana pada suasana asam digunakan larutan HCL, pada suasana basa digunakan NaOH dan pada suasana netral digunakan

H2O. Selanjutnya ketiga larutan tersebut akan dipanaskan dan diamati perubahan warnanya kamudian didinginkan lalu diamati kembali perubahan warnanya. Dari hasil pengamatan dapat diketahui bahwa uji Iodida memberikan uji positif yaitu munculnya warna biru pada amilum yang direaksikan dalam suasana asam dan warna biru muda pada suasana netral sedang pada suasana basa tidak menghasilkan perubahan warna, larutan tetap bening. Hal tersebut dikarenakan ikatan yang terjadi antara amilum dan larutan iodida adalah ikatan semu sehingga dengan pemanasan akan terjadi pemutusan ikatan. Tetapi setelah pendinginan, ikatan antara amilum dengan larutan iodida akan terjadi kembali sehingga menghasilkan warna biru kembali. Dari reaksi diatas dapat dilihat bahwa pada reaksi antara amilum dan larutan iodida pada suasana asam dan suasana netral terjadi ikatan antara amilum dan I2 dari larutan Iodida. Namun setelah pemanasan, ikatan antara amilum dan iodida putus tetapi akan terjadi kembali setelah pendinginan. Sedangkan pada suasana basa tidak terjadi ikatan antara amilum dengan larutan Iodida karena larutan Iodida tersebut sudah bereaksi duluan dengan Natrium dari NaOH membentuk NaI dan NaOI.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan Berdasarkan percobaan yang dilakukan, dapat disimpulkan: 1. 2. Kadar amilum yang terdapat dalam 75 gram kentang adalah 3,68 % Amilum hanya dapat bereaksi dengan iodida dalam suasan netral dan asam, sedangkan dalam suasana basa amilum tidak bereaksi. 5.2 Saran 5.2.1 Saran untuk Laboratorium Dalam praktikum ini alat-alat yang digunakan cukup baik, tapi perlu ada peningkatan atau penambahan alat agar tidak ada hambatan. 5.2.2 Saran untuk Asisten Asisten dalam menjelaskan mekanisme kerja lumayan baik, tapi perlu ada peningkatan dalam hal membahas teori-teorinya seperti fungsi-fungsi bahan dan alat.

DAFTAR PUSTAKA

Daintith, J., 1994, Kamus Lengkap Kimia, diterjemahkan oleh Suminar Achmadi, Erlangga, Jakarta. Djukri., dan Purwoko, B.S., 2003, Effect of Paranets Shade to Tolerance Characters of Taro (Colocasia Seculenta (L.) Schott), Ilmu Pengetahuan, 10(2), (online), (http://www.Jstage.jst.go.jp/article/hpbb/1/1/ 280/_pdf, diakses tanggal 11 April 2010). Hart, H., Craine, L. E., dan Hart, J. D., 2003, Kimia Organik edisi kesebelas, diterjemahkan oleh Suminar Setiati achmadi, Erlangga, Jakarta. Irawan, A., 2007, Karbohidrat, Sports Science Brief, 01(03), 1-5. Lehninger, A. L., 1995, Dasar-Dasar Biokimia jiid 1, diterjemahkan oleh Maggy Thenawidjaja, Erlangga, Jakarta. Pine, S. H., Hendrickson, J.B., Cram, D.J., dan Hammond, G.S., 1988, Kimia Organik 2: Edisi Keempat diterjemahkan oleh Roenyati Joedodobroto dan Sasanti W, Penerbit ITB, Bandung. Poedjiadi, A., 1994, Dasar-Dasar Biokimia edisi revisi, UI-Press, jakarta. Schumm, D. E., 1993, Intisari Biokimia, diterjemahkan oleh Moch. Sadikin, Binarupa Aksara, Jakarta.

LEMBAR PENGESAHAN

Makassar, 11 April 2013 Asisten Praktikan

( HERLINA K. )

( MUH. YUSUF M. )

Lampiran 1. Bagan Kerja Isolasi Starch dari kentang Kentang - dikupas, dibersihkan, lalu dipotongpotong. - ditimbang sebanyak 75 gram. 75 g kentang - dihomogenasikan dengan 50 mL akuades dalam blender. - disaring menggunakan kain penyaring.

Residu - dibuang

Cairan keruh - ditambahkan 50 mL akuades - dibiarkan mengendap, lalu didekantasi

Filtrat - dibuang

Endapan - Didekantasi dengan 50 mL akuades Endapan - didekantasi dengan 25 mL etanol - disaring menggunakan kertas saring

Filtrat - dibuang

Filtrat - dibuang

Starch - dikeringkan dalam desikator - ditimbang Data

Uji Amilum dengan Iodida Larutan Amilum - dipipet sebanyak 3 mL ke dalam 3 tabung reaksi

Tabung I - ditambahkan 2 tetes akuades

Tabung II - ditambahkan 2 tetes HCl

Tabung III - ditambahkan 2 tetes NaOH

- ditambahkan 1 tetes larutan iod - diamati perubahan warna yang terjadi - Dipanaskan dan diamati perubahan warnanya - Didinginkan dan diamati kembali perubahan warnanya

Hasil

Lampiran 2. Foto hasil pengamatan 1. Dekantasi Air

2. Dekantasi Etanol

3. Amilum

4. Sebelum penambahan Iod

5.

Setelah penambahan Iod

6. Setelah didinginkan

7. Setelah dipanaskan

You might also like