You are on page 1of 6

TANGGAPAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA KABUPATEN CIANJUR NOMOR 3 TAHUN 2006 TENTANG GERAKAN PEMBANGUNAN MASYARAKAT BERAKLAQUL

KARIMAH

I.

TANGGAPAN UMUM Setelah mempelajari Peraturan Daerah Kota Kabupaten Cianjur Nomor 3 Tahun 2006 tentang Gerakan Pembangunan Masyarakat Beraklaqul Karimah (Gerbang Marhamah) terdapat beberapa hal yang dapat dikemukakan yaitu: 1. Dipertanyakan tentang pemberlakuan Peraturan Daerah Kota Kabupaten Cianjur Nomor 3 Tahun 2006 tentang Gerbang Marhamah, yaitu ditujukan kepada siapa berlakunya Perda tersebut? Dalam Peraturan Daerah Kota Kabupaten Cianjur Nomor 3 Tahun 2006 tentang Gerakan Pembangunan Masyarakat Beraklaqul Karimah (Gerbang Marhamah), pemberlakukan Perda berdasarkan Pasal 1 angka 5 dikenakan kepada masyarakat. Masyarakat dalam Pasal 1 angka 5 tersebut didefinisikan adalah himpunan orang-orang yang berdomisili di Kabupaten Cianjur. Domisili berasal dari bahasa Belanda, Domicilie yang artinya tempat kedudukan yang dibuktikan dengan KTP pada daerah yang bersangkutan. Dengan demikian dapat diartikan bahwa Perda ini dikenakan bagi penduduk yang menetap di daerah Kabupaten Cianjur (baik yang beragama Islam maupun non Islam), tidak berlaku bagi pendatang atau orang yang tidak memiliki KTP. Di sisi lain, beberapa pasal seperti Pasal 3, Pasal 4, Pasal 5, dan Pasal 13 ayat (1) menggunakan istilah setiap orang. Istilah setiap orang dapat diartikan sebagai siapapun, baik perorangan maupun badan usaha yang berbadan hukum atau tidak berbadan hukum. Penerapan setiap orang dikenakan bagi penduduk atau bukan penduduk, beragama Islam atau non Islam. Perda ini berarti dikenakan bagi siapapun yang berada di Kabupaten Cianjur. Berdasarkan hal tersebut, Perda ini menerapkan ketentuannya terhadap semua orang tanpa mempertimbangkan suku, agama, jenis kelamin, ras, dan antargolongan, asalkan mempunyai KTP setempat. 2. Substansi Perda ini mengatur mengenai gerakan masyarakat berakhlaqul karimah. Istilah Akhlaqul karimah dan penerapannya hanya dikenal dari sisi agama Islam. Agama non Islam tidak mengenal prinsip-prinsip yang terkandung dalam agama Islam (khususnya yang terkandung dalam Al-Quran dan Sunnah Nabi Muhammad SAW). Oleh karena itu, Perda ini akan sulit diterapkan bahkan dianggap bertentangan dengan Hak Asasi Manusia khususnya bagi agama non Islam.

www.djpp.depkumham.go.id

Dalam Pasal 1 angka 7 didefinisikan bahwa akhlaqul karimah adalah tabiat, sifat, sikap, dan prilaku atau kebiasaan sesuai dengan prinsipprinsip ajaran Islam yakni akhlaq yang bersumber dari Al Quran dan Assunnah. Tabiat, sifat, sikap, dan prilaku atau kebiasaan yang bagaimana yang sesuai dengan prinsip-prinsip ajaran Islam? Tabiat, sifat, sikap, dan prilaku atau kebiasaan yang sesuai dengan prinsip-prinsip ajaran Islam yang bagaimana yang dapat diterapkan atau diterima oleh agama non Islam? Apabila ingin menerapkan Perda ini, perlu jelas pedoman/prinsip/nilai/tuntunan/misi akhlaqul karimah yang bagaimana yang dapat diterima oleh agama non Islam, karena dalam beberapa pasal seperti Pasal 3, Pasal 5, Pasal 6, Pasal 7 ayat (2), Pasal 8 ayat (1), Pasal 9, Pasal 10, Pasal 11, dan Pasal 12, tidak diatur secara tegas tentang prinsip/nilai/tuntunan/misi dari akhlaqul karimah. Perlu ada sosialisasi atas prinsip/nilai/tuntunan/misi dari akhlaqul karimah yang ditujukan bukan hanya kepada pemeluk agama Islam tetapi kepada pemeluk agama non Islam. Apakah ada perbedaan makna ketika menggunakan istilah pedoman/prinsip/nilai/tuntunan/misi dari akhlaqul karimah? 3. Dalam Rancangan Peraturan Daerah ini perlu diberikan Penjelasan yang berfungsi sebagai tafsiran resmi pembentuk Peraturan Daerah atas norma-norma yang ada dalam batang tubuh. Secara teknik penyusunan perundang-undangan, perlu disesuaikan dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan.

4.

II.

TANGGAPAN KHUSUS 1. Irah-irah Berdasarkan UU Nomor 10 Tahun 2004, frase DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA diganti dengan DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA. Konsiderans Menimbang Peraturan Daerah Kota Kabupaten Cianjur Nomor 3 Tahun 2006 tentang Gerakan Pembangunan Masyarakat Beraklaqul Karimah (Gerbang Marhamah) memuat uraian singkat secara filosofis, yuridis, dan sosiologis yang menjadi latar belakang dibentuknya Peraturan Daerah tersebut. Jika memuat lebih dari 1 (satu) pertimbangan, rumusan pertimbangan terakhir berbunyi sebagai berikut :

2.

www.djpp.depkumham.go.id

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu membentuk Peraturan Daerah tentang ............ . 3. Dasar Hukum Dasar Hukum Mengingat memuat dasar kewenangan pembuatan Peraturan Perundang-undangan dan Peraturan Perundangundangan yang memerintahkan pembuatan Peraturan Perundangundangan. Dengan demikian peraturan perundang-undangan yang dapat dicantumkan sebagai dasar hukum dalam Peraturan Daerah Kota Kabupaten Cianjur Nomor 3 Tahun 2006 tentang Gerakan Pembangunan Masyarakat Beraklaqul Karimah (Gerbang Marhamah) adalah: a. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sebagai dasar kewenangan pembuatan Perda; b. angka 2 dan angka 4 Pasal 2 Lihat tanggapan umum angka 2 Dalam merumuskan peraturan perundang-undangan perlu menggunakan bahasa Indonesia yang diketahui dan dimengerti oleh masyarakat. Dengan demikian, penggunaan bahasa masyarakat Cianjur sugih Mukti tur Islami perlu diperjelas. Pasal 3 Ayat (1) Lihat tanggapan umum angka 1 Ayat (2) a. Lihat tanggapan umum angka 2 b. Apa yang dimaksud dengan akhlak manusia terhadap Allah SWT, sesama manusia, dan alam lingkungannya? Bagaimana rincian terhadap hal tersebut? Pasal 4 Ayat (1) Ayat ini merupakan ayat yang mengatur hubungan manusia dengan Tuhan-Nya. Hubungan manusia dan Tuhan-Nya merupakan hubungan personal yang dilakukan secara sukarela dan dengan kesadaran masing-masing orang. Bagaimana bila kewajiban tersebut tidak dilaksanakan oleh yang bersangkutan? Apakah yang bersangkutan dikenakan sanksi oleh negara? Ayat (2) a. Apakah hanya kegiatan yang melibatkan banyak orang saja yang disediakan tempat atau waktu/kesempatan ibadah?

4.

5.

6.

www.djpp.depkumham.go.id

b. 7.

perlu jelas ditegaskan jenis kegiatan tersebut.

Pasal 5 Apakah pengamalan Akhlaqul Karimah pada bidang pemerintahan hanya pada kegiatan mengambil kebijakan atau keputusan? Bagaimana terhadap penyelenggaraan pemerintahan?Apakah pengamalan ini hanya dikenakan pada Pemerintah Daerah atau aparatur pemerintah? Pasal 6 Apakah pengamalan Akhlaqul Karimah pada bidang politik hanya pada kegiatan menyampaikan aspirasi politik dan/atau pengambilan keputusan politik? Pasal 7 ayat (2) Apakah lembaga pendidikan formal, non formal, dan informal harus melaporkan kegiatan pengintegrasian dari nilai akhlaqul karimah? Bagaimana bentuk pelaporan tersebut? Bagaimana penilaian dan pengawasan terhadap pengintegrasian dari nilai akhlaqul karimah oleh lembaga pendidikan formal, non formal, dan informal? Bagaimana sanksi yang diberikan ketika pengintegrasian dari nilai akhlaqul karimah tidak dilakukan oleh lembaga pendidikan formal, non formal, dan informal? Ayat (3) Bagaimana sanksi yang diberikan ketika peserta didik yang beragama Islam tidak mengikuti pendidikan agama?Apakah pendidikan agama Islam harus dilakukan melalui madrasah diniyah, pondok pesantren, atau lembaga pendidikan keagamaan yang sejenis? Pasal 8 Ayat (1) Bagaimana cara menumbuhkembangkan dawah Islamiyah? Ayat (2) Bagaimana mengarahkan lembaga/badan dawah memiliki wawasan keilmuan? Pasal 9 Lapangan kerja dan usaha yang bagaimana yang bersifat akhlaqul karimah? Pasal 10 Perlu jelas apa yang dimaksud dengan bidang kemasyarakatan, kehidupan kemasyarakatan, dan kegiatan kemasyarakatan? apa yang dimaksud dengan subyek dalam ketatanegaraan?

8.

9.

10.

11.

12.

www.djpp.depkumham.go.id

13.

bagaimana bentuk program pembinaan? Apakah program pembinaan ini dilakukan pula oleh masyarakat?

Pasal 11 ayat (1) Produk hukum daerah berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 15 Tahun 2006 tentang Jenis dan Bentuk Produk Hukum Daerah, terdiri atas: a. peraturan daerah; b. peraturan kepala daerah; c. peraturan bersama kepala daerah; d. keputusan kepala daerah; e. instruksi kepala daerah. Tidak semua produk daerah dapat diarahkan atau disesuaikan dengan nilai akhlaqul karimah, karena terkait dengan daerah lain. Produk hukum daerah tersebut adalah peraturan bersama kepala daerah. Dalam hal daerah lain mau menerima, tidak akan ada masalah. Bagaimana sebaliknya? Nilai akhlaqul karimah yang bagaimana yang dapat diterima oleh daerah lain? Ayat (2) apakah hanya prinsip keadilan yang diutamakan? Bagaimana degan prinsip kepastian dan ketertiban hukum? Pasal 15 Hindari penggunaan delegasi blanko (butir 172 Lampiran UndangUndang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan). Dalam merumuskan pendelegasian, perlu jelas materi yang didelegasikan dan instrumen hukum yang digunakan.

14.

www.djpp.depkumham.go.id

DEPARTEMEN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN Jakarta, 21 Agustus 2007 MEMORANDUM Kepada Dari : Yth. Bapak Direktur Fasilitasi Perancangan Peraturan Daerah : Kasie Penyiapan dan Pelaksanaan Konsultasi dan Mediasi Sehubungan dengan penugasan secara lisan Bapak kepada kami tanggal 20 Agustus 2007 perihal pemberian tanggapan terhadap Peraturan Daerah Kota Kabupaten Cianjur Nomor 3 Tahun 2006 tentang Gerakan Pembangunan Masyarakat Beraklaqul Karimah (Gerbang Marhamah), bersama ini dengan hormat kami sampaikan tanggapan atas Peraturan Daerah tersebut. Atas perhatian Bapak, kami mengucapkan terima kasih.

Cahyani Suryandari, S.H.

www.djpp.depkumham.go.id

You might also like