You are on page 1of 3

FAKTUR PAJAK STANDAR (BERLAKU MULAI TAHUN 2007)

1. Landasan Hukum SE. No. SE - 13 /PJ.52/2006 tentang Penyampaian Peraturan Dirjen Pajak No. PER- 159 /PJ./2006 tentang Saat Pembuatan, Bentuk, Ukuran, Pengadaan, Tata Cara Penyampaian, dan Tata Cara Pembetulan Faktur Pajak Standar Saat Pembuatan Faktur Pajak Standar. a. Faktur Pajak Standar harus dibuat paling lambat: - pada akhir bulan berikutnya setelah bulan terjadinya penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak dalam hal pembayaran diterima setelah akhir bulan berikutnya setelah bulan penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak; - pada saat penerimaan pembayaran dalam hal pembayaran terjadi sebelum akhir bulan berikutnya setelah bulan penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau penyerahan Jasa Kena Pajak; - pada saat penerimaan pembayaran dalam hal penerimaan pembayaran terjadi sebelum penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau sebelum penyerahan Jasa Kena Pajak; - pada saat penerimaan pembayaran termin dalam hal penyerahan sebagian tahap pekerjaan; atau - pada saat Pengusaha Kena Pajak rekanan menyampaikan tagihan kepada Bendaharawan Pemerintah sebagai Pemungut Pajak Pertambahan Nilai. b.. Faktur Pajak Gabungan harus dibuat paling lambat : - pada akhir bulan berikutnya setelah bulan penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak, dalam hal pembayaran baik sebagian atau seluruhnya terjadi setelah berakhirnya bulan penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak; atau - pada akhir bulan penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak, dalam hal pembayaran baik sebagian atau seluruhnya terjadi sebelum berakhirnya bulan penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau penyerahan Jasa Kena Pajak

2.

3.

Format Kode dan Nomor Seri Faktur Pajak Standar. a.. Kode Faktur Pajak Standar terdiri dari 6 (enam) digit, dengan rincian sebagai berikut : - 2 (dua) digit pertama adalah Kode Transaksi, dengan rincian sebagai berikut : Kode Digunakan untuk Transaksi 01 penyerahan kepada selain Pemungut PPN 02 penyerahan kepada Pemungut PPN Bendaharawan Pemerintah 03 penyerahan kepada Pemungut PPN Lainnya (selain Bendaharawan Pemerintah) 04 penyerahan yang menggunakan DPP Nilai Lain kepada selain Pemungut PPN; 05 penyerahan yang Pajak Masukannya diDeemed kepada selain Pemungut PPN; Mulai April 2010 dihapus (Kep.13/PJ/2010) 06 penyerahan Lainnya kepada selain Pemungut PPN; 07 penyerahan yang PPN atau PPN dan PPn BM-nya Tidak Dipungut kepada selain Pemungut PPN; 08 digunakan untuk penyerahan yang Dibebaskan dari pengenaan PPN atau PPN dan PPn BM kepada selain Pemungut PPN; 09 digunakan untuk penyerahan Aktiva Pasal 16D kepada selain Pemungut PPN - 1 (satu) digit berikutnya adalah Kode Status, dengan rincian sebagai berikut: Kode Status 0 1 Digunakan untuk Normal Penggantian

- 3 (tiga) digit berikutnya adalah Kode Cabang.

b. Nomor Seri Faktur Pajak Standar, terdiri dari 10 (sepuluh) digit, dengan rincian sebagai berikut: - 2 (dua) digit pertama adalah Tahun Penerbitan. Cara penulisan Tahun Penerbitan pada Nomor Seri Faktur Pajak Standar adalah dengan mencantumkan dua digit terakhir dari tahun diterbitkannya Faktur Pajak Standar, contohnya tahun 2007 ditulis 07. - 8 (delapan) digit selanjutnya adalah Nomor Urut. Jadi format Kode dan Nomor Seri Faktur Pajak Standar secara keseluruhan menjadi sebagai berikut: 0 0 0 . 0 0 0 - 0 0 . 0 0 0 0 0 0 0 0
Kode Transaksi Kode Status Kode Cabang Th Penerbitan Nomor Urut

Kode FP Standar

Nomor Seri FP Standar

You might also like