You are on page 1of 25

BAB I PENDAHULUAN 1.

LATAR BELAKANG Indonesia adalah Negara berkembang yang sedang giat membangun berbagai macam sektor yang potensial bagi kemajuan negara, salah satu diantaranya adalah dunia maritim. Karena letak negara Indonesia adalah negara kepulauan yang sangat memerlukan sarana transportasi laut sebagai penghubung, maka industri perkapalan memegang penuh pernanan penting didalamnya. Dengan majunya perkembangan teknologi dan semakin pesatnya arus perdagangan regional maupun internasional, membuat kita dituntut untuk lebih mengetahui perkembangan teknologi di galangan kapal. Sebagai langkah awal untuk mencapai hal tersebut, maka kami sebagai mahasiswa yang berkecimpung di dunia maritim mencoba untuk menggali ilmu lebih dalam tentang dunia teknologi di galangan kapal yang ada di Indonesia. Untuk kesempatan pertama ini kami memilih PT. Dok & Perkapalan Kodja Bahari (Persero) untuk mencari informasi dan belajar mengenai dunia perkapalan lebih dalam serta melihat kesesuaian teori yang kami dapatkan di kuliah dengan yang ada di lapangan. PT. Dok & Perkapalan Kodja Bahari (Persero) merupakan salah satu galangan terbesar yang ada di Indonesia, di mana PT. Dok & Perkapalan Kodja Bahari (Persero) memilki beberapa cabang di wilayah Indonesia. Untuk wilayah Jakarta saja memiliki empat unit dan enam unit di luar Jakarta yaitu Sabang, Padang, Palembang, Cirebon, Semarang, dan Banjarmasin. 2. MAKSUD DAN TUJUAN Pelaksanaan kerja praktek di PT Dok & Perkapalan Kodja Bahari (Persero) Jakarta dimaksudkan untuk lebih mengetahui dunia kerja yang sebenarnya dalam kaitannya dengan ilmu yang didapat dari perkuliahan. Adapun tujuan kami untuk mengikuti Kerja Praktek Mahasiswa di PT Dok dan Perkapalan Kodja Bahari ini antara lain : 1. Untuk membandingkan teori yang didapat pada perkuliahan dengan kenyataan yang terjadi di lapangan sehingga apabila terjadi perbedaan maka dapat dilakukan analisa lebih lanjut. 1. Terjun langsung ke lapangan serta pengenalan lingkungan kerja untuk mengetahui seluk beluk dari PT Dok dan Perkapalan Kodja Bahari baik dari segi teknis maupun struktur manajemen perusahaan. 1. Untuk mengetahui bagaimana proses pembuatan kapal mulai dari tahap desain sampai tahap pengaplikasian desain tersebut untuk menjadi sebuah kapal. 1. Mengetahui bagaimana cara membenahi atau merepair bagian kapal yang rusak baik itu dari bagian propeller yang rusak hingga sampai bagian terbesar semacam lambung kapal yang bocor. 1. Apabila dimungkinkan, kita dapat mengetahui bagaimana proses awal owner kapal memesan kapal kepada pihak galangan, kontrak kerja dengan pihak galangan dengan

class, serta pemilihan semua equipment yang dibutuhkan terutama pemilihan mesin kapal yang akan digunakan pada kapal tersebut. 3. BATASAN MASALAH Program kerja praktek di PT Dok & Perkapalan Kodja Bahari (Persero) Jakarta dilaksanakan selama satu bulan, yang menitikberatkan pada masalah masalah pembangunan kapal baru dan reparasi kapal. Adapun penulisan laporan ini di dasarkan pada apa yang sebenarnya terjadi dan diamati di lapangan oleh penulis pada saat melaksakan kerja praktek di PT. Dok & Perkapalan Kodja Bahari (Persero) Jakarta. 4. WAKTU DAN PELAKSAAN KERJA PRAKTEK Waktu dan pelaksanaan kerja praktek di mulai pada tanggal 21 Juni sampai dengan tanggal 21 Juli 2010 di PT. Dok & Perkapalan Kodja Bahari ( Persero) Jakarta Galangan 1. 5. METODE PENGUMPULAN DATA Pengamatan Pencarian dan pengumpulan data dilaksanakan dengan mengamati dan mempelajari proses yang dilakukan oleh pekerja di lapangan secara langsung. Wawancara Pengambilan data dilakukan dengan berdialog serta wawancara kepada pihakpihak yang dianggap bisa memberi informasi tentang suatu pekerjaan yang dilakukan. Literature Pengambilan dan Pengumpulan data dilakukan berdasarkan dari bahan atau literature ilmiah sebagai penunjang kelengkapan data sesuai dengan pelaksanaan di lapangan Kamera Digital Pengambilan gambar menggunakan kamera digital untuk memperjelas data yang sudah diperoleh. BAB II TINJAUAN PERUSAHAAN

1. SEJARAH PERUSAHAAN PT. Dok & Perkapalan Kodja Bahari (Persero) didirikan oleh pemerintah Belanda pada tanggal 12 Mei 1891 dengan nama NV.DROOGDOCK MAATSCHAAPPDIJ TANJUNG PRIOK, namun sejak tanggal 1 September 1975 kemudian di ubah menjadi perusahaan

persero dengan nama PT. Dok & Perkapalan (Persero), yang Pembina teknisnya dilaksanakan oleh Departemen Perhubungan, namun setelah Inpres No. 10 tahun 1984 pembina teknisnya dialihkan kepada Departemen Perindustrian terhitung mulai tanggal 24 November 1984. Berdasarkan peraturan pemerintah No. 59 tanggal 13 Desember 1990 PT. Dok & Perkapalan : Tanjung Priok digabung dengan PT. KODJA (PERSERO) dan PT. PELITA BAHARI (PERSERO) dan diubah namanya menjadi PT. Dok & Perkapalan Kodja Bahari (Persero) Unit Produksi Jakarta II dan dimulai dengan notaris Ny. Sulaiman Mustofa , SH dengan akte No. 21 Maret 1991. Pembangunan ini dimaksudkan untuk meningkatkan produktifitas dok dan galangan kapal sehingga mempunyai skala ekonomi yang lebih besar dalam menjalankan kegiatan usahanya. PT. Dok &Perkapalan Kodja Bahari di wilayah Jakarta memiliki 4(empat) unit dan untuk luar Jakarta memiliki 6 (enam ) unit diantaranya Sabang, Padang, Palembang, Cirebon, Semarang, Dan Banjarmasin. 2. FASILITAS GALANGAN Fasilitas yang ada di Perusahaan ini meliputi : 1. Luas Peralatan kurang lebih 90.000m2, perairan kurang lebih 100.000m2, panjang kade kurang lebih 1.000 m2. 2. Dok dan Galangan Kapal yang terdiri dari : a. Dok Apung III Dok Apung III mempunyai kapasitas normal 6000 TLC tetapi karena usia dan pemakaian yang berkala, pada kenyataanya pemakaian dok adalah 3500 pengambilan TLC. Dok ini adalah dok apung yang terbuat dari konstruksi plat baja, berbentuk pontoon yang dapat mengapung bila airnya di pompa keluar dan tenggelam bila diisi dengan air. Dok ini mempunyai ukuran panjang 130, 00 m dan lebar 19,40 m. b. Dok Apung IV Dok apung ini merupakan dok apung dengan kapasitas terbesar yang dimilki PT. DKB Galangan I. Dok apung IV mempunyai kapasitas normal 12.000 TLC tetapi karena usia dan pemakaian yang berkala, dok ini tidak bisa dipakai karena pontonya ada yang tenggelam sehingga sedang dilakukan pembuatan pontoon baru. Dok ini mempunyai ukuran panjang 175.00 m dan 29,00 m. c. Dok Apung V Dok apung V mempunyai kapasitas normal 3.500 TLC tetapi karena usia dan pemakaian yang berkala, pada kenyataanya pemakaian dok adalah 2000 TLC. Dok ini mempunyai ukuran panjang 100,00 m dan lebar 19,20 m. d. Slipway Selain itu mempunyai fasilitas dok apung PT. DKB Galangan I juga mempunyai Slipway atau galangan tarik sejak tahun 1982 dan mempunyai kapasitas normal 700 TLC.

e. Building Berth 1( Galangan bangunan Baru I ) Building berth ini memiliki ukuran panjang 150,00 m dan lebar 17,00 m dengan posisi peluncuran side launching. f. Building Berth II ( Galangan Baru 2 ) Building berth ini memiliki ukuran panjang 150,00m dan lebar 42,00 m dengan kapasitas ini digunakan sebagai slipway tetapi khusus untuk kapal tongkang. 3. Bengkel- bengkel PT. DKB Galangan I mempunyai fasilitas penunjang berupa bengkel-bengkel berupa : 1. Bengkel Mesin Mekanik 2. Bengkel Konstruksi 3. Bengkel Pipa 4. Bengkel Listrik 5. Bengkel Outfitting 4. Fasilitas Pendukung Disamping itu PT. DKB Galangan I juga mempunyai sarana pendukung yang berfungsi sebagai penunjang di dalam kegiatan operasional PT. DKB Galangan 1 itu sendiri, sehingga semua kegiatan perusahaan dapat berjalan dengan lancar. Adapun sarana pendukung yang dimilki oleh PT. DKB Galangan I adalah sebagai berikut 1. Kapal Tunda sampai 500 BHP 2. Mooring boat 3. Rotary carne, floating crane sampai 100 ton 4. Gudang tertutup dan terbuka 5. Forklift 6. Trailer 7. Poliklinik 8. Dapur umum 9. Dinas pemadam pembakaran 10. Tenaga listrik, air tawar, air laut.

3. URAIAN TUGAS ( JOB DESCRIPTION ) 1. General Manager 1. Sebagai penanggung jawab utama di galangan 2. Memimpin, membina, merencanakan, melaksanakan dan mengendalikan serta mengarahkan seluruh pelaksanaan kegiatan operasioanal produksi yang meliputi pemasaran penjualan produksi dan sarana fasilitas, keuangan dan lain-lain di lingkungan produksi dalam pencapaian RKAP 3. Mengkoordinir dan memimpin penyusunan Rencana dan Anggaran Perusahaan (RKAP) unit Produksi setiap tahunnya. 4. Memberikan petunjuk dan arahan serta mengambil kebijaksanaan untuk meningkatkan mutu, produktifitas efisiensi kerja dalam rangka menjamin tercapainya sasaran. 5. Mengelola keuangan perusahaan sesuai ketentuan yang berlaku. 6. Mengawasi kinerja dari manager manager yang ada di galangan. 7. Menjelaskan kebijakan kepada manajer atas saran dari General Manajer. 8. Memimpin, membina, merencanakan, dan mengendalikan serta mengarahkan pelaksanaan kegiatan produksi sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan. 9. Memberikan solusi terhadap kendala jalanya kegiatan produksi. 10. Membuat jadwal penyelesaian produksi beserta pemakaian fasilitasnya berdasarkan main schedule proyek. 11. Membuat rencana detail untuk bengkel-bengkel dalam rangka pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan secara menyeluruh untuk setiap proyek yang dilaksanakan. 12. Mengatur kebutuhan tenaga kerja, material sesuai dengan kebutuhan penyelesaian pekerjaan sesuai dengan Surat Kerja (SPK), RAB, reparasi list dan perencanaan pekerjaan Rendal Produksi. 13. Bertindak sebagai Penanggung Jawab sementara Manajer Produksi apabila yang bersangkuta berhalangan hadir karena dinas luar,cuyti,atau halangan lainnya. 14. Melakukan koordinasi untuk pengawasan tenaga, peralatan kerja, material, sarana fasilitas sesuai SPK dan repair list dalam melayani kegiatan produksi. 15. Menyusun dan mengusulkan perbaikan, pemeliharaan dan pengadaan sarana fasilitas produksi dan mengajukan permintaan penerbitan SPK untuk pemeliharaan sarfas. 16. Membuat kerja sama dengan semua unit kerja sama dan mitra kerja lainnya 17. Memimpin, mengatur dan mengkoordinasikan seluruh kegiatan unit unti kerja yang berada di bawahnya 18. Membuat rencana kerja sesuai SPK dari Ass. Manager Produksi dan mempersiapkan keperluan yang meliputi gambar kerja, material, alat kerja dan tenaga kerja serta berkoordinasi dengan kepala proyek

19. Mengajukan permintaan dan memesan material yang diperlukan dalam proses produksi sesuai kebutuhan yang terxantum dalam repair list atau perencanaan material Rendal Produksi sesuai ketentuan prosedur yang berlaku 20. Mengajukan surat permintaan SPK pekerja bidang (konstruksi, Outfitting, mesin mekanik, listrik, pipa) untuk sub kontraktor kepala Manager Pemasaran dan Penjualan melalui persetujuan Asisten Manager Produksi dan diketahui oleh Mnager Produksi 21. Mengawasi dan bertanggung jawab atas pekerjaan yang dilakukan oleh bengkel terkait maupun sub kontraktor 22. Membina kerja sama dengan unit kerja yang lainnya 2. Deputi Manager 3. Manajer produksi 4. Assiten Manajer Produksi 5. Asisten Manajer Sarana Fasilitas 6. Kepala Bengkel ( Konstruksi, Outfitting, Mesin Mekanik, Listrik, Pipa) Kepala Bidang Sarana Darat 1. Mengatur dan mengelola penggunaan seluruh peralatan sarana dan fasilitas darat untuk menunjang kelancaran pelaksanaan produksi 2. Menyimpan dan menginventariskan semua alat inspeksi, ukur dan uji 3. Membuat kerja sama unit kerja dan mitra kerja lainnya 4. Kepala Bidang Sarana Laut 1. Mengatur dan mengelola penggunaan seluruh peralatan sarana dan fasilitas laut untuk menunjang kelancaran pelaksanaan produksi 2. Menginventarisasi dan mengatur penempatan seluruh perlatan sarana dan fasilitas laut lokasi kerja perusahaan sehingga dapat dipergunakan secara effisien dan efektif 3. Membuat kerja sama unit kerja dan mitra kerja lainnya 4. Kepala Bidang Pemeliharaan 1. Membuat rencana pemeliharaan prefentiv dan perbaikan baik jangka pendek maupun jangka panjang setiap saran fasilitas produksi 2. Melaksanakan dan mengendalikan pelaksanaan pemeliharaan dan perbaikan, pemakaian material, tenaga kerja dan kualitas kerja 3. Membuat kerja sama unit kerja dan mitra kerja lainnya 4. Kepala Bidang QC ( Quality Control) 1. Memimpin QC 2. Menetapkan dan menigkatkan manajemen mutu 3. Melaksankan inspeksi, pengujian produk, kalibrasi alat ukur 4. Mengawasi pekerjaan pemeliharaan dan perbaikan saran fasilitas 4. Standardisasi Perusahaan PT.DOK dan Perkapalan Kodja Bahari (Persero) Unit Galangan Jakarta I menggunakan standar pelayanan Internasional baik dari segi kualitas maupun dari segi kuantitas dengan harga pemasaran yang bersaing serta jaminan ketepatan penyelesaian pada waktunya.

Berdasarkan standar pelayanan yang ada memungkinkan adanya kerjasama perusahaan dengan beberapa perusahaan sejenis di luar negeri, antara lain : 1. Akasaka Diesel Engine, Jepang 2. Caterpillar, USA 3. IHC Smith BV, Holland 4. Mac Gregor 5. NAVIRE International, UK 6. MAN B & W Diesel, Denmark 7. Les Ateliers et Chanters de la Manche, France 8. Nicol & Andrew, UK 9. Philadelphia Resins Corporation, USA 10. Wartsila Diesel, Finlandia Selain mengadakan beberapa kerjasama dengan perusahaan asing, PT.DOK dan Perkapalan Kodja Bahari (Persero) juga mengadakan kerjasama dengan biro klasifikasi asing. Biro klasifikasi adalah badan hukum dalam bidang jasa yang berusaha dalam menentukan klas kapal kapal yang sedang dibangun atau yang sedang beroperasi, dalam hal yang berkaitan dalam konstruksi badan kapal, mesin kapal dan lain lain. Beberapa biro Klasifikasi yang terkenal di dunia yaitu : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Lloyd Register of Shipping (LR) Bureau Veritas (BV) Germanischer Lloyd (GL) American Bureau of Shipping (ABS) Nippon Kaiji Kyokai (NV) Vorske Veritas Biro Klasifikasi Indonesia (BKI)

5. LAYOUT GALANGAN I Lokasi PT. Dok & Perkapalan Kkodja Bahari ( Persero ) Galangan 1, terletak di Jalan Penambangan, Pelabuhan I, Tanjung Priuk. Luas daerah galangan ini hamper mencapai 20 Ha, yang meliputi peralatan darat 90.000 m, dengan panjang kade 1000 m. Batas batas wilayah perusahaan ini adalah :

Sebelah utara Sebelah selatan Sebelah timur Sebelah barat

: Perairan lepas ( Laut Jawa ) : Jl. Penambangan dan PELNI : Pelabuhan Tanjung Priuk 1 : Komplek AIRUD, Angkatan Laut BAB III

PENEMPATAN BAGIAN BAGIAN PADA KERJA PRAKTEK 1. A. BIDANG PRODUKSI

Bagian produksi merupakan salah satu bagian vital dari semua bidang dan bagian pada galangan I PT.DKB (persero), hal ini dikarenakan bagian ini bertindak sebagai pelaksana suatu proyek atau suatu pekerjaan berdasarkan dari daftar kerja yang telah disepakati oleh

pihak owner kapal yang ingin kapalnya dapat masuk di PT.DKB dalam hal reparasi atau perawatan rutin dengan pihak galangan. Dalam hal ini yang bertanggung jawab adalah bagian pemasaran (P2/ Persiapan Produksi) yang mana dalam suatu proyek tersebut akan dipimpin oleh seorang kepala proyek. Adapun tugas dan tanggung jawab dari bagian produksi : 1. Merencanakan , melaksanakan , dan mengawasi semua kegiatan produksi sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan sebelumnya. 2. Mengatur dan mengkoordinir kegiatan pada masing masing bengkel menurut pekerjaan yang dibutuhkan pada suatu proyek. 3. Membantu menciptakan dalam memelihara sarana dan kondisi kerja yang aman dan nyaman serta memperhatikan keselamatan kerja dan kondisi lingkungan dalam hal ini dikoordinir oleh divisi sarana fasilitas. 1. RENWAS (PERENCANAAN DAN PENGAWASAN) Unit perencanaan dan pengawasan merupakan bagian dari departemen pemasaraan ,akan tetapi unit ini mempunyai garis kerja langsung dengan general manager . Unit ini dipimpin oleh assisten manager yang membawahi kepala bidang Renwas I , Renwas II , dan kepala bidang Engineering. Unit perencanaan dan pengawasan adalah bagian dalam menangani segala persiapan yang dilakukan sebelum nantinya dikerjakan oleh bagian produksi dalam kaitannya pada proyek pebangunan sebuah bangunan baru atau reparasi suatu kapal berupa suatu perencanaan segala sesuatunya yang bersifat teknis maupun non teknis . Unit perencanaan dan pengawasan dalam kaitannya dilapangan bertindak sebagai pemantau dan pengawas dari suatu proyek dimana yang menjadi titik pekerjaanya adalah mengontrol suatu jenis pekerjaan yang sedang dilakukan agar dapat berjalan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan , unit RENWAS juga bertanggung jawab dalam penjadwalan jam kerja orang atau pekerja serta melakukan pemantauan ada atau tidaknya suatu kendala yang dialami oleh para pekerja dalam suatu proyek hingga akhirnya semua hal itu dibuat dalam suatu lapaoran yang nantinya akan diserahkan pada bagian analisa. 1. C. QUALITY CONTROL (QC)

Bagian Quality Control adalah bagian dalam PT.Dok dan Perkapalan Kodja Bahari (persero) yang berfungsi sebagai pemeriksa suatu mutu setiap komponen pada kapal yang hendak dan telah masuk pada galangan dalam hal reparasi atau suatu proyek bangunan baru hingga akhirnya tidak terdapat suatu kesalahan. Adapun tugas dan kewajiban dari bagian QC dalam melaksanakan pekerjaanya adalah bertanggung jawab dalam menjaga dan pengendalian suatu mutu kapal, melakukan pengecekan dan pengawasan pada setiap kapal yang hendak naik dok dalam kaitannya biaya dan jenis pekerjaan yang nantinya dapat dikerjakan. Hal tersebut juga berkaitan dengan lamanya pekerjaan. Bentuk pemeriksaan yang baisanya dilakukan oleh bagian QC adalah :

1. Pemeriksaan mutu material yang digunakan pada bangunan baru agar tidak terdapat cacat dan kerugian. 1. Pemeriksaan dan pemasangan mesin induk dan mesin bantu lain serta pekerjaan perpipaan dan kelistrikan sesuai dengan spesifikasi dari gambar. 2. Pengujian pompa dan mesin bersama dengan pihak class , owner surveyor, konsultan serta pemeriksaan terhadap pompa dan mesin. 3. Melaksanakan pengontrolan persiapan pengelasan yang sesuai standart dan segera mengambil keputusan apabila terjadi suatu kekeliruan. 4. Mempersiapkan dan melaksanakan pemeriksaan bersama pihak class dan owner surveyor. Untuk mengetahui suatu pekerjaan telah memenuhi standar dan ketentuan yang sesuai dan penjaminan dalam baiknya suatu pekerjaan , maka dilakukan berbagai bentuk pengujian. Macam macam pengujian : 1. Pengujian dengan tidak merusak suatu benda kerja utuk mengetahui cacat dalam suatu benda kerja, bentuk pengujiannya yaitu berupa uji ultrasonic. 2. Pengujian dengan merusak model dari suatu benda kerja , jenis pengujiannya yaiitu berupa uji tarik , uij kekerasaan , dan lain lain. Alat-alat yang dipakai digunakan oleh orang-orang bagian QC adalah :

Palu yang berfungsi untuk mengetahui kualitas las-lasan dan sambungan pelat dan yang lainnya X Ray .

Alat ini juga sama berfungsi untuk melihat kualitas hasil las-lasan apakah bagian las-lasan tersebut sudah sesuai standar yang telah ditetapkan dan juga lampu senter. Pada metode XRay ini jarang digunakan karena sinar X-ray berbahaya bagi kesehatan sehinggga perlu tempat yang aman terhindar dari keramaian dimana ada lokasi orang sedang bekerja supaya radiasi tidak bahaya. Peralatan mahal dan perlu keahlian. Khusus sample pelat harus dipotong atau dirusak.

Senter, lampu senter digunakan ketika harus masuk kedalam daerah yang gelap seperti double bottom Ultrasonik meter

Alat ini adalah untuk menentukan atau mengetahui ketebalan pelat lambung tanpa perlu merusak pelat itu sendiri sehingga bila pelat masih bagus tidak perlu direparasi. Menurut Class, Pelat harus diperiksa tiap 2 tahun. pemeriksaan pelat biasanya meliputi 6 titik tiap pelat, tetapi pihak Class mengijinkan hanya 2 titik pada tiap pelat.Dalam waktu 10 tahun toleransi yang diberikan pada pelat kapal maksimal berkurang 20%, jadi misalkan pelat berukuran 10 mm maka jika telah berkurang lebih dari 2 mm maka pihak class mewaijbkan owner untuk mengganti pelat. Pelat itu sendiri bisanya berkurang 0,2 mm tiap tahunnya. 1. D. BENGKEL PIPA

Pada unit bagian pipa dilihat dari fungsinya akan selalu berkaitan dengan system perpipaan itu sendiri ditambah dengan yang lainnya berupa pompa , katup , dan hydraulic, kategori pipa sangat beragam tergantung dengan fluidanya. Adapun tugas tugas dari bengkel pipa , adalah : 1. Melakukan pekerjaan yang berhubungan dengan pemeriksaan , penyetelan , perbaikan , dan penggantian dari berbagai jenis pipa , perlengkapan sanitary , dan pekerjaan solder. 2. Mengeluarkan air atau kotoran dari dalam pipa yang meliputi pembukaan ,adan pemasangan kembali. 3. Melakukan pengepresan pipa. Selain dari tugas yang biasanya dilakukan maka jenis pekerjaan yang dilakukan oleh bengkel pipa berkaitan dan dilakukan dari membentuk pipa hingga penyambungan pipa seperti pembengkokan pipa , penyambungan pipa dengan cara penyambungan flens , penyambungan dengan las, setelah hal hal tersebut dilakukan maka akan ada proses finishing dimana dilakukan pembersihan dan pengecatan pipa dengan cat anti korosi biasanya diberikan pada pipa air laut dan pipa air tawar dengan cara memberi lapisan galvanis Terdapat beberapa tahapan sehingga pipa yang dihasilkan dalam keadaan yang baik, biasanya dilakukan uji coba setelah semua tahapan terselesaikan yaitu mengetes sambungan pipa yang dilakukan dengan cara menyemprotkan busa detergen menggunakan pompa bertekanan tinggi , apabila terdapat gelembung pada suatu bagian dan sisi maka dapat dipastikan bahwa didaerah tersebut terdapat kebocoran sehingga dapat diantisipasi dan diperbaiki. Pada proses pemasangan pipa, pengelasan tidak boleh dikerjakan oleh orang sembarangan. Misalkan, pada pembuatan bangunan baru , kapal yang dibuat menggunakan class Bureau Veritas (BV). Sehingga orang yang mengerjakan pengelasan harus memiliki sertifikat class pengelasan dari BV. Para tukang las di training terlebih dahulu untuk mendapatkan sertifikat BV sehingga para tukang las tersebut dapat lulus kualifikasi uji kompetensi dari class yang bersangkutan, menurut para pegawai DKB biasanya training tersebut menghabiskan Rp. 15 juta rupiah per orang. Bengkel pipa melakukan pekerjaan pembentukan alur pipa sesuai dengan rancangan untuk suatu kapal dan juga pengelasan pipa dan penyambungan. Jenis pekerjaan yang ada antara lain:

Bending (pembentukan pipa) yang terdiri dari : o Cold Bending

Merupakan bending yang dikerjakan dengan menggunakan mesin hidrolis.

Hot Bending

Pekerjaan bending ini dikerjakan secara manual menggunakan pemanasan dengan blender (oxy lpg) dan untuk menghindari penyempitan pada daerah pembengkokan, pipa terlebih dahulu diisi dengan pasir sampai rapat dan dipadatkan. Kemudian setelah dibengkokan pipa dibersihkan. Bending ini dilakukan untuk pipa yang sulit dikerjakan dengan proses cold bending.

Penyambungan pipa

Penyambungan dilakukan dengan peralatan las sesuai dengan gambar yang direncanakan. Pipa diposisiskan sesuai dengan pasangannya dan kemudian di teek weld pada empat titik kemudian jika sudah presisi maka dilakukan penggerindaan pada ujung pipa sehingga terbentuk bevel dan dilanjutkan dengan pengelasan. Ada juga penyambungan yang menggunakan ulir tetapi umumnya pada daerah yang memerlukan pack. Penyambungan ini lazim disebut penyambungan dengan flens. Penyambungan ini digunakan untuk menjaga kekedapan pipa untuk mencegah kebocoran. Pengetesan kekedapan pipa dilakukan dengan menggunakan pipa bertekanan tinggi kemudian disirami dengan busa deterjen. Bila terjadi kebocoran akan dapat terdeteksi.

Finishing

Jika pipa telah selesai mengalami pekerjaan pembentukan atau penyambungan kemudian pipa dibersihkan dan di cat dengan cat anti korosi. Untuk pipa air tawar dan air laut pipa harus mengalami proses galvanis. 1. E. BENGKEL KONSTRUKSI

Bengkel konstruksi merupakan unit yang bertanggung jawab atas pekerjaan yang berkaitan dengan konstruksi, sama halnya dengan bengkel bengkel yang lain yaitu bekerja sesuai dengan instruksi dan list pekerjaan yang telah ada, bengkel konstruksi dibagi menjadi tiga bagian ,yaitu bagian bangunan baru ,bagian pelat dalam , dan bagian reparasi. Jenis pekerjaan yang biasa dilakukan jika ditinjau dari masing masing bagian pada bengkel konstruksi , adalah : 1. Bagian bangunan baru 1. Mould loft (lantai gambar) Yang dilakukan adalah pembuatan model , body plan, dan pembuatan garis ordinat, water line , dan buttock line 1. Marking Penandaan pada pelat yang rata 1. Pabrikasi Melakukan pemotongan dan perangkaian 1. Bagian pelat Biasanya proses pengerjaannya adalah proses pengerjaan pelat lambung yang dimulai dari ruang mould loft yang memberikan gambaran pelat yang akan dikerjakan. Setelah itu dilakukan pekerjaan yang dibagi menjadi dua bagian ,proses pengerjaan pelat baru dan proses pengerjaan pelat untuk reparasi. Untuk pengerjaan pada pelat lambung pada bangunan baru dimulai dari proses penggambaran , marking, pemotongan , pembentukan , dan penggabungan antar seksi sedangkan pada proses pengerjaan untuk reparasi sama halnya dengan proses pada

pelat baru akan tetapi dibedakan pada proses penggambaran yang diganti dengan pengukuran dan penggabungan antar seksi diganti dengan penggabungan pada lambung. 1. Bagian reparasi Bagian ini juga melakukan pekerjaan pemotongan, dan bagian las akan tetapi biasanya semua pekerjaan dilakukan diluar bengkel . 1. F. BENGKEL MESIN MEKANIK

Bengkel mesin mekanik berfungsi dalam memperbaiki mesin kapal dan bagianbagian yang berkaitan dengan alat olah gerak kapal seperti rudder, poros, propeller . Contoh pekerjaan yang dilakukan adalah perbaikan mesin induk kapal serta penunjangnya , perbaikan mesin bantu dan pompa yang terdapat pada kapal apabila terdapat suatu kerusakan atau hanya proses reparasi, perbaikan pada baling baling (propeller) dan kemudi mulai dari proses pelepasan hingga reparasi dan pemasangan kembali. Disamping itu juga dilakukan pekerjaan membubut suatu poros, balancing propeller. 1. G. BENGKEL OUTFITTING

Bengkel ini melaksanakan pemeriksaan seluruh perlengkapan kapal dengan acuan gambar yang telah ada. Hal hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan pemeriksaan adalah : 1. Pemasangan perlengkapan aksesoris pada kapal sesuai dengan spesifikasi gambar dan job list yang sudah ada. 2. Pemeriksaan alat pengaman yang terdapat dikapal sesuai dengan spesifikasi. 3. Pemeriksaan blasting dan painting. BAB IV PENINJAUAN LAPANGAN 1. Docking Kapal 1. Proses docking kapal Untuk memperbaiki atau mereparasi bagian kapal yang berada di bawah garis air, kapal harus melakukan proses pengedokan. Adapun persiapan yang dilakukan bersama antara kru kapal dengan pihak galangan ( bidang sarana laut ) agar pengedokan berjalan dengan baik. Sebelum pengedokan pihak owner memberikan data kapal yang diperlukan oleh pihak galangan seperti gambar docking plan yang akan digunakan untuk membuat posisi side block, selain itu juga data mengenai berat kapal kosong dan ukuran utama kapal disesuaikan dengan kemampuan dari dock itu sendiri. Kadang dari pihak galangan juga harus mengecek ke lapangan untuk membandingkan data yang ada di kapal dengan data real yang di dapat di lapangan. Setelah data yang benar didapat, kemudian di arsipkan sehingga apabila kapal tersebut melakukan pengedokan kembali, persiapannya dapat dilakukan dengan cepat karena data kapal yang sudah ada.

Secara garis besar persiapan-persiapan yang harus dilakukan dalam pengedokan sebuah kapal adalah : 1. 2. 3. 4. 5. 6. Dock plan Gambar rencana garis (lines plan) Gambar rencana umum Tank plan Bukaan kulit Gambar potongan memanjang kapal atau gambar konstruksi

profil (construction profile) 1. Midship section 2. Repair list serta dilengkapi dengan data docking terakhir (bila ada) Disamping itu nahkoda kapal juga harus memberikan informasi kepada dock master tentang :

Sarat kapal pada ujung haluan dan buritan Kemiringan kapal arah melintang Letak tangki bahan bakar serta sisa bahan bakar yang tersisa

Selama melakukan kerja praktek di PT Dok & Perkapalan Kodja Bahari, sebagian besar proses docking yang dilakukan adalah menggunakan dok apung (floating dock). Berikut ini adalah cara pengedokan yang dilakukan di floating dock : Tahap Persiapan

Siapkan dan atur ganjel-ganjel kapal yang akan naik sesuai dengan Docking Plan yang ada. Ganjel-ganjel tersebut diletakkan pada gading kapal. Jika docking kedua, maka ganjelnya harus dipindah dan tidak boleh diganjel ditempat yang sama. Kayu lunak ditaruh di atas ganjel-ganjel tersebut dengan ketebalan kayu lunak tersebut adalah +/- 15 cm. Beri tanda batas-batas haluan, buritan, dan tengah-tengah kapal. Tanda-tanda tersebut ditulis di dek atas Dok Apung (upperdeck) Pastikan kapal yang akan naik dok telah telah diatur ballast dan sarat air muka belakang sedemikian rupa,hingga kapal dalam kondisi yang baik stabilitasnya (tidak miring). Seluruh tangki bahan bakar, muatan, harus dalam keadaan kosong kecuali tangki harian. Seluruh peralatan yang ada di Dok apung dicoba dan dipastikan alat-alat mekanik, elektrik, pneumatic serta indikator-indikator yang ada di control house dapat bekerja secara akurat. Pastikan kondisi kapal tunda(tugboat)dalam kondisi siap pakai. Periksa tabel pasang surut air laut terhadap kondisi sarat penurunan kapal dan dok apung telah aman dari bahaya kandas.

Tahap Pelaksanaan

Dok apung diturunkan sampai draft yang diperlukan (dengan mengantisipasi situasi pasang surut air laut). Kapal digandeng 2 kapal tunda dimana kepala kapal tunda ditempelkan di tug area kapal yang telah bertanda.

Setelah kapal masuk dok, posisi kapal diatur terhadap dok sesuai dengan tanda-tanda yang ada di upperdeck dok dengan tali takal. CL kapal harus persis CL dok. Setelah kapal dalam posisi yang baik, air laut mulai dipompa masuk kedalam dok. Selama dalam proses pemompaan, petugas yang berada di atas kapal harus selalu mengikuti perkembangan situasi dan kondisi kapal tersebut sampai dengan proses docking selesai. Yang memberi komando hanya dok master Setelah proses docking selesai, ada 2 penyelam turun untuk memastikan ada atau tidak ganjel yang terguling.

Berikut ini adalah cara penurunan (undocking) yang dilakukan di floating dock : Tahap Persiapan :

Pastikan material, alat kerja, kotak sampah dan barang-barang bekas yang berada diatas dok telah dinaikkan ke darat Siapkan tali tambat pada tempat yang telah ditentukan Siapkan tenaga kerja yang telah ditentukan di atas dok apung, kapal dan tug boat serta lokasi sandar yang telah ditentukan Pastikan kapal yang telah diturunkan dok telah diatur kondisi ballast sesuai pada waktu naik dok dan dan telah diperiksa oleh pihak control galangan, klas, atau owner surveyor Seluruh peralatan yang ada di dock apung dicoba dan pastikan alat-alat mekanik, elektrik, pneumatik, serta indikator-indikator yang ada di control house dapat bekerja secara akurat Pastikan kondisi kapal tunda (tug boat) dalam kondisi siap pakai Periksa tabel pasang surut air laut terhadap kondisi sarat penurunan kapal dan dock apung telah aman dari bahaya kandas

Tahap Pelaksanaan :

Dok apung diturunkan sampai draft yang diperlukan (dengan mengantisipasi situasi pasang surut air laut) Setelah kapal terapung, checker dan inspektor control galangan memeriksa lokasi yang ada perbaikan terhadap kemungkinan adanya kebocoran Kapal digandeng 2 kapal tunda untuk ditarik keluar dok apung, kemudian ditempatkan pada lokasi sandar yang telah ditentukan Setelah kapal keluar, dok mulai dipompa kembali Selama dalam proses pemompaan, petugas yang berada diatas dok selalu mengikuti perkembangan situasi dan kondisi sampai dok terapung kembali seperti semula.

Berikut ini adalah langkah-langkah yang harus dilakukan saat melakukan pemasangan Ganjel balok : Tahap Persiapan :

Siapkan balok-balok dan papan kayu sesuai keperluan blok yang akan dipasang Periksa kelurusan dan kemiringan balok dengan water pas melalui tali senar yang dipasang oleh bagian lambung utara/selatan dan control galangan.

Tahap Pelaksanaan :

Pasang dan susun balok-balok dan papan kayu pada tempat yang telah ditentukan Pastikan balok-balok kayu yang disusun dalam keadaan rata dan tidak goyah bila ada beban diatasnya Ukurlah ketinggian balok kayu+papan yang tersusun sesuai dengan ketinggian yang yang ditentukan Ukurlah jarak antara balok satu dengan lainnya dengan mengacu pada balok yang akan terpasang sehingga susunan balok-balok kayu+papan tepat pada frame-frame balok Setelah susunan balok-balok kayu tersusun sesuai dengan yang ditetapkan, blok diangkat untuk ditempatkan diatas balok kayu yang tersusun Periksa kondisi ganjel-ganjel setelah blok diletakkan diatas balok kayu, tambahkan papan bila diperlukan

Setelah kapal masuk dok maka, pekerjaan yang harus dilakukan adalah : 1. Scrubbing Pembersihan badan kapal dibagian bawah garis air dari kotoran-kotoran binatang laut, tumbuhan-tumbuhan laut (fouling organisme), sisa-sisa cat, dan pengkaratan. Pembersihan badan kapal ini terbagi atas dua pembersihan yaitu : 1) Pembersihan terhadap binatang-binatang laut dan tumbuhan-tumbuhan laut (fouling organisme) 2) Pembersihan terhadap sisa-sisa cat dan pengkaratan

Pembersihan terhadap binatang-binatang laut dan tumbuhan-tumbuhan laut :

Dengan cara mekanis

Dengan memakai sekrap yang sering disebut penyekrapan. Cara ini menggunakan sekrap baja yaitu semacam pisau pipih yang tajam ujungnya dan dengan memakai tangkai dari kayu. Pembersihan dengan cara ini hasilnya kurang bersih karena dengan tenaga manusia.

Dengan water jet cleaning

Cara ini lebih cepat dan lebih bersih. Pembersihan ini dengan memakai air bertekanan tinggi yang disemprotkan melalui nozzle. Semprotan air yang bertekanan tinggi ini didapat dari pompa bertekanan. Makin tinggi kemampuan pompa semakin baik kemampuan pembersihannya. Air yang dipakai lebih baik air tawar karena jika memakai air laut bersifat ganas terhadap material logam. Dengan air tawar tidak hanya baik terhadap pompanya tetapi juga binatangbinatang laut mudah terlepas. Sedang untuk pompanya dapat digerakkan oleh motor diesel atau motor listrik dan pompa ini diletakkan diatas kereta sehingga mudah dibawa ditempattempat yang diperlukan. Pembersihan terhadap sisa-sisa cat dan pengkaratan :

Dengan cara mekanis

v Dengan memakai palu ketok,dimana cara ini hasilnya kurang cepat dan kurang sempurna karena memakai tenaga manusia.tetapi masih banyak dipakai karena biayanya yang murah. v Dengan memakai alat sikat baja (wire brush) Pembersihan dengan sikat baja ini dilakukan untuk pembersihan pengkaratan setelah pengetokkan, kotoran-kotoran yang sudah terlepas namun masih tetap menempel. v Memakai alat gerinda listrik (electric grinder) Usaha pembersihan pengkaratan tanpa pengetokkan, hasil pembersihannya lebih sempurna daripada cara-cara diatas. Tetapi cara ini kurang begitu cepat, dan kemungkinan pelat akan ikut terkikis aus.

Dengan sand blasting

Cara ini dengan menggunakan pasir bertekanan dari compressor. Pasir-pasir ini disemprotkan/ditembakkan dengan kecepatan tinggi melalui nozzle. Cara ini dapat menghilangkan pengkaratan (plat yang berkarat) dengan bersih dan cepat. Tetapi cara ini menimbulkan debu-debu halus yang mengandung silikat yang kurang baik terhadap kesehatan manusia. Oleh karena itu operator harus memakai filter/masker untuk melindungi dirinya dari debu-debu yang berbahaya itu. Jenis pasir yang digunakan untuk sand blasting adalah :

Pasir silika

Sekali ditembak menjadi bubur tetapi tajam.kelemahannya mengandung kapur.

Pasir vulkanik

Tidak mengandung kapur, lebih murah tetapi kurang tajam.

Pasir besi

Tidak mengandung kapur, tajam tetapi harganya mahal. Pemeriksaan kerusakan-kerusakan dan cacat-cacat : 1. Pembersihan terhadap tumbuh-tumbuhan laut dan binatang-binatang laut 2. Pembersihan terhadap sisa-sisa cat dan pengkaratan 3. Pembersihan ruang muat,pengeringan serta pembebasan terhadap gas-gas yang mudah terbakar dari dalam tangki setelah dikosongkan 4. Membuka tutup lubang orang (man hole) 1. Pengukuran ketebalan plat

Memakai ultrasonic thickness test

Alat ini mudah dibawa kemana-mana dan dapat mengetahui tebal plat hanya dari satu sisi tanpa merusak (melubangi) plat yang akan diukur ketebalannya. Ketebalan plat diperiksa dengan melihat angka yang tertera pada alat tersebut. Plat yang akan diperiksa harus digerinda dahulu dan diberi vet (setempet). Kelebihan pemeriksaan ini tidak menimbulkan cacat pada plat, mudah, cepat dan murah. Pemakaian alat ini perlu dikalibrasi terlebih dahulu, agar prop pada alat sesuai dengan plat yang diperiksa. Caranya yaitu dengan mencari satu tempat yang dicurigai (misal bagian buritan karena banyak aliran yang turbulen sehingga yang korosi lebih banyak ). Tiap satu lembar plat di tes 1 kali. Jika ketebalan plat kurang dari 80% dari ketebalan plat asli maka harus diganti (replating). Gambar 4.1 ultrasonik test

Atau dengan cara yang konvensional jika tidak ada alat ultrasonic thickness test yaitu dengan cara melubangi plat setelah itu diukur dengan alat ukur biasa, setelah itu di tembel/di las kembali.

1. Penggantian plat (Replating) Ketebalan plat setelah mengalami pengkaratan tidak boleh sampai dibawah tebal standart minimum. Apabila ketebalan plat setelah mengalami pengkaratan ternyata tebalnya dibawah standart minimum, maka plat harus diganti. Tabel dibawah ini menunjukkan ketebalan plat minimum atau prosentase keausan akibat pengkaratan dibanding dengan ketebalan plat konstruksi mula-mula. Cara memotong plat ada 2 macam :

Cutting electrode

Memakai listrik, tetapi elektrodenya untuk memotong bukan untuk mengelas.

Oxygas cutting

Ada oksigen dan gasnya 1. Memasang plat Langkah-langkah dalam memasang plat baru sbb :

Lihat lines plan

Dibaca ke moudloft untuk di marking dulu, mana yang mau ditekuk


Setelah itu di forming /cutting/ bending Kemudian dipasang di bagian kapalnya Kemungkinan tidak pas itu ada. Kelebihan lebar/tinggi plat yang diijinkan minimal 1 cm. Sesudah dilas, sisa kunci tadi dihilangkan dengan cara dilas.

Gambar 4.2Kapal LINA 101 mulai persiapan naik dok. Gambar 4.3Panel pontoon pada dock apung yang terdapat di control room

1. Pengecatan ( painting ) Pengecatan merupakan proses terakhir dari reparasi lambung kapal, pengecatan tersebut mempunyai beberapa type antara lain : 1. Cat Dasar sebagai lapisan pertama dari pengecetan pada kapal. 2. AC (Anti Corossive ) merupakan cat bertujuan untuk mencegah terjadinya karat 3. AF ( Anti Fouling ) merupakan jenis cat yang betujuan mencegah binatang dan tumbuhan laut menempel pada bagian kapal yang tercelup dalam air Jumlah lapisan cat di tentukan berdasarkan kesepakatan antara pihak galangan dan pemilik kapal sedangkan interval waktu pengecetan yang sesuai dengan spesisfikasi cat yang digunakan dan jumlah cat yang digunakan berdasarkan dat Luas Permukaan Basah Kapal (WSA). Untuk proses pengecatan, bagian lunas kapal sampai garis air muatan kosong dicat dengan cat primer kemudian anti corossive, dan anti fouling. Kemudian, dari garis air muatan kosong sampai garis air muatan penuh dicat dengan cat primer, cat anti corossive dan boottop paint. Sedangkan dari lambung luar diatas garis air serta sisi luar dari bangunan atas biasanya dicat dengan cat primer dan cat warna saja. Adapun proses pembersihan dan pengecetan kapal adalah sebagai berikut : 1. Lambung di bawah garis air dari lunas (keel) sampai dengan garis muat di skrap untuk menghilangkan kotoran, binatang, laut dan tumbuhan laut yang melekat pada kapal. 2. Menyemprotkan air laut sampai lambung kapal di anggap bersih 3. Melakukan pembilasan dengan menyemprotkan air tawar dengan tekanan tinggi keseluruhan lambung untuk menghilangkan sisa-sisa pembersihan pada langkah sebelumnya 4. Sebelum dilakukan penggantian cat maka dilakukan sand blasting pada lambung kapal 5. Pencucian terhadap lambung kapal dengan menggunakan air tawar sampai bersih. 6. Melakukan pemeriksaaan dan memastikan lambung kapal dalam keadaan bersih. 7. Dilakukan pengecatan dasar sebagai lapisan pertama. 1. Setelah itu pengecatan dengan menggunakan cat AC. Cat AC akan memberikan perlindungan terhadap karat dengan baik sekali pada baja yang teredam air. Agar baja memperoleh perlindungan terhadap karat,diperlukan 2-3 lapisan dengan ketebalan masing-masing 30 micron 2. Kemudian dilapisi dengan cat AF sebagai lapisan akhir. Cat AF merupakan lapisan akhir diatas lapisan AC. Cat AF ini akan memberikan perlindungan terhadap mahkluk laut seperti cacing laut, sejenis kerang, lumut laut di dalam perairan tropis maupun tenang. Lapisan yang sesuai adalah setebal 95 micron. Seyogyanya pengecatan AF harus dicelupkan ke air pada saat masih belum kering/masih basah catnya sebelum 24 jam setelah dicat. 3. Setelah proses pengecatan selesai diberi zinc anoda. Pemasangan zinc anoda ini dimaksudkan untuk melindungi bagian badan kapal dibawah permukaan air terhadap korosi/karat. Daerah di kapal yang harus diberi zinc anoda adalah sisi atas dari lunas bilga, sisi bawah dari lunas bilga, seachest, pada daerah haluan, di sekitar daun kemudi, buritan kapal atau di sekitar propeller. 3. Rantai dan Jangkar

Rantai jangkar terdiri dari potongan potongan yang keseluruhannya mempunyai panjang kira-kira 1 fathom atau sekitar 25-27.5 meter, kemudian antara engsel yang satu dengan yang lainnya dihubungkan dengan Connection Sakle. Kerusakan yang biasanya terjadi pada rantai jangkar adalah keausan dan korosi dari mata rantai jangkar, bengkoknya mata rantai jangkar, kelelahan material dan terjadinya keretakan dari mata rantai jangkar. Adapun proses perawatan rantai jangkar adalah sebagai berikut : 1. Turunkan rantai jangkar memakai mesin jangkar kapal dimana listriknya di suplay dari dok dan di urai 2. Dibersihkan dengan disemprotkan air laut 3. Menghilangkan karat dengan cara diketok / cheeping dengan martil. Selain itu, untuk membersihkan karat, cat maupun lumpur kering, bisa dilakukan dengan cara dibakar. Rantai jangkar dioven dengan suhu 8000-9000 C selama 1 jam. Setelah dingin, semua kotoran dan karat yang melekat pada rantai akan terlepas dengan sendirinya. 4. Setelah itu, ukur diamter dari rantai jangkar. Pengukuran diameter dilakukan dengan dua arah yaitu vertikal dan horizontal. Di ambil ukurannya tiap segel dimana 1 segel panjangnya 27.5 meter, kemudian hasil pengukuran dilaporkan ke kepala proyek yang selanjutnya ke pemilik kapal dan pihak klasifikasi. Pengurangan luas penampang diijinkan maksimum 20% dari perhitungan klasifikasi. 5. Dilakukan pengecatan dengan cat bituminous atau menggunakan minyak ikan supaya lumut tidak menempel. Untuk sambungan segel hingga 2- 3 rantai sebelahnya dicat dengan warna putih. Jangkar adalah susunan yang kompleks dari bagian bagian dan mekanismenya. Jangkar berfungsi untuk membatasi gerak kapal pada waktu berlabuh di luar pelabuhan, agar kapal tetap pada kedudukannya meskipun mendapat tekanan oleh arus laut, angin, gelombang dan sebagainya. Kecuali itu berguna untuk membantu penambatan kapal pada saat diperlukan. Ada beberapa macam kerusakan yang biasanya terjadi pada jangkar yaitu bengkoknya badan jangkar, bengkok dan patahnya lengan jangkar, keausan pena dan longgarnya kedudukan pena pada engsel jangkar, serta keausan jangkar. Adapun proses perawatan jangkar dan perbaikannya adalah sebagai berikut : 1. Bengkoknya batang/stock dapat diluruskan dengan pengepresan dalam keadaan dingin 2. Pada patent anchor sering terjadi keausan badan terhadap celah kedua telapak lengannya serta keausan penanya sendiri. Keausan ujung jangkar dengan celah telapak lengannya dapat diatasi dengan pemasangan plat rangkap pada kedua sisi dengan las listrik dengan kelonggaran secukupnya agar jangkar bebas bergerak. 3. Untuk keausan pena jangkar dapat diatasi dengan jalan memperbesar lubang pada ujung badan jangkar dengan kotter dan membuat pena baru dengan material yang sesuai. 4. Sebelum perbaikan sebaiknya jangkar dibersihkan dulu dengan jalan diketok atau dibakar/dioven. Segel dan swivel jangkar perlu diperhatikan pula keausannya.bila tidak memenuhi syarat ganti baru. 5. Keausan jangkar secara keseluruhan perlu diperhatikan pula sebab keausan ini akan mengurangi berat jangkar. Pengurangan maximum berat jangkar adalah 20% dari perhitungan berat. Gambar 4.4 rantai jangkar 4. Kemudi dan Tongkat kemudi

Daun kemudi dan tongkat kemudi adalah bagian terpenting bagi sistem maneuver kapal oleh sebab itu di lakukan perawatan. Langkah yang biasanya ditempuh untuk perbaikan daun kemudi dan tongkat kemudi antara lain : 1. Melepaskan bagian daun kemudi dan tongkat kemudi. 2. Membersihkan semua kotoran yang ada pada daun kemudi yang ditempeli oleh binatang dan tumbuhan laut. 3. Pemeriksaan apakah ada bagian yang mengalami deformasi. Deformasi yang terjadi daun kemudi dapat mengakibatkan gerakan kapal tidak sesuai dengan posisi sudut daun kemudi, sehingga hal ini perlu untuk di periksa. 4. Perbaikan Deformasi Jika terjadi deformasi pada daun kemudi tentunya harus di perbaiki dengan melihat data data perancangan dari kemudi tersebut. 1. Pemeriksaan oleh class Setiap pengedokan di galangan harus dilaporkan ke BKI. Karena pada suatu pengedokan tentunya ada bagian yang tidak sesuai lagi, baik itu karena kerusakan yang sifatnya insidensial ataupun karena memang sesuai dengan persyaratan khas, seperti yang telah dijelaskan diatas. Dan repair terhadap daun kemudi dan tongkat kemudi ini merupakan salah satu hal yang diklaskan lagi oleh BKI jika naik dok. 1. Pemasangan kembali bagian yang dilepas. Setelah dinyatakan lulus pengklasifikasian oleh Biro Klasifikasi maka bagian-bagian yang telah dilepas tersebut dapat dipasang kembali. Sebelum melakukan pelepasan tongkat dan daun kemudi maka haruslah :

Mengetahui jenis dari tipe kemudi yang digunakan berdasarkan geometris, letak sepatu linggi, konstruksi dan jumlah pena kemudi Dengan mengetahui jumlah pena kemudi (tumpuan kemudi/pintle) dapat diketahui pula jenis tumpuan dan grafik-grafik yang bekerja pada daun kemudi sehingga dapat menentukan sebab-sebab kerusakan pada pena kemudi dan menentukan langkah perbaikannya. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan pelepasan : Letak dan ukuran bagian-bagian yang dilepas dari daun kemudi Bentuk dari rudder post Bentuk dari tongkat kemudi Letak dan bentuk dari pena kemudi, stoper dan bearing Ukuran lubang pada geladak atau platform

Letak bagian yang diperlukan pada pembongkaran dan pemasangan di geladak, di bawah pelat geladak, pelat lambung dan pada daun kemudi Peralatan pengangkat/crane

Melepaskan tongkat kemudi dan daun kemudi dengan dua cara seperti pada pemeriksaan kelonggaran bantalan Melepas tongkat kemudi dan daun kemudi secara bersamaan. Biasanya dilakukan pada kapal kapal kecil dengan tipe kemudi gantung. Setelah melepas tumpuan gantungannya pada geladak atau platform, maka tongkat kemudi dapat dilepas bersama sama dengan daun kemudinya. Melepas daun kemudi dan tongkat kemudi secara terpisah. Dilakukan pada hampir seluruh tipe kemudi.

Untuk kemudi menggunakan sepatu kemudi, cara melepasnya sebagai berikut : 1. Tongkat kemudi diputar kesamping 2. Tongkat kemudi diangkat ke atas, Dengan langkah-langkah sebagai berikut :

Membuka drain plug pada blade rudder dan mengeluarkan isi fluidanya Membuka / membongkar pas bolt (pas bolt pada kepala bautnya disemen dan dibongkar setiap lima tahun sekali saat reparasi rudder) Stopper dibuka dan rantai penahan disiapkan untuk menjaga agar kemudi tidak jatuh ke lantai dock. Membuka semua sistim transmisi gerak yang menghubungkan kemudi dengan pengendalian. Melepas baut baut pengikat flange antara daun kemudi dengan tongkat kemudi. Rantai penahan yang telah dipasang dan telah dihubungkan dengan control tadi ditarik ke atas bersama sama dengan kemudi dan tongkatnya, sehingga dengan demikian pena kemudi (bagian bawah) terlepas dari sepatu lingginya. Selanjutnya pena ini diikat dengan tali dan ditarik ke samping. Memeriksa lagi apakah tongkat kemudi tersebut telah terikat dengan baik dan tidak mungkin jatuh. Dengan mengatur katrol ke kiri dan ke kanan, maka kemudi dapat diturunkan dari tempatnya. Tongkat kemudi juga diturunkan dengan perlahan lahan, sehingga tidak memukul badan kapal dengan linggi kemudi.

Gambar 4. 5 daun kemudi dan tongkat kemudi

5. Propeller dan Poros Propeller Baling-baling pada umumnya terbuat dari kuningan, hal ini dilakukan agar propeller tidak mudah mengalami korosi. Kerusakan biasanya karena adanya pukulan benda-benda keras dalam operasinya : Cara-cara perbaikan yang dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Untuk kerusakan ringan : 1. Mengembalikan deformasi dengan pemanasan. 2. Apabila ada bagian yang patah maka dilakukan penyambungan dengan pengelasan khusus 3. Untuk Kerusakan Berat

Propeller mengalami erosi dan korosi Di tembak memakai bronze

Bagian-bagian yang keropos/berkurang ketebalannya di popok las (bahan sesuai dengan bahan propeller) Bagian-bagian yang telah selesai di popok,di gerinda dan dihaluskan permukaanya Kemudian propeller di balancer

Propeller retak/rapuh

bagian-bagian yang rapuh/retak-retak,dipotong dan diganti dengan bahan yang sama (berbentuk lempengan/plat) dan dilas. Kemudian dilakukan penggerindaan sampai ketebalannya sesuai dan dihaluskan. Setelah itu propeller di balansir.

Propeller bengkok.patah

Bila bengkok tidak parah, maka dengan pemanasan dan dipukul-pukul atau di pres, propeller akan kembali ke bentuk semula. Bila bengkok parah/patah,: Bagian yang bengkok atau patah dipotong dan disambung dengan bagian yang baru dengan cara dilas. Dilakukan penggerindaan sampai ketebalannya sesuai dan dihaluskan Propeller di balansir

Proses Pembongkaran dan Perbaikan Poros Propeller dan Propeller 1. Pembongkaran, yang pelaksanaannya adalah sebagai berikut : 1. Membuka scream, yaitu penutup sekaligus pelindung propeller dari kotoran-kotoran dan menjaga ke-streamline-an dari bagian poros propeller, kemudian scream ini dibersihkan dan dilap 2. Mur pengikat pada propeller dilepas dengan kunci pas khusus yang dipukulkan dengan paku besar sehingga dapat berputar. 3. Dengan bantuan takel, propeller dilepaskan dari porosnya kemudian diangkat dengan bantuan takel yang diikatkan pada mobil crane dan diturunkan dengan perlahanperlahan ke lantai dok 4. Poros propeller dilepaskan dari stern tube

5. Poros antara dilepas dengan terlebih dahulu melepas bantalan-bantalas bagian atas kemudian mur baut pada flens antara poros propeller dengan poros antara juga pada flens antara flywheel dilepas dengan kunci pas dan peralatan hidrolis 6. Dengan memakai takel poros antara ditarik keatas dan dibiarkan menggantung 7. Kemudian poros ditarik masuk kekamar mesin dengan bantuan takel setelah dikamar mesin, poros diangkat dan digantung dan kemudian ditatakan di bengkel untuk diadakan pemeriksaan dan pembersihan. 1. Penyekrapan untuk menghilangkan tumbuhan dan binatang laut serta kotoran lain yang melekat. 2. Penggerindaan dengan mesin gerinda tangan untuk membersihkan kotoran yang melekat dan juga mengetahui apakah daun propeller mengalami kavitasi. Poros propeller dibersihkan dengan penggosokan memakai amplas yang dibasahi minyak solar di bagian yang berkarat, kemudian seluruh panjang poros dilap dengan kain bersih. 3. Pemeriksaan dan pengukuran 2. Pembersihan propeller dengan jalan : Pemeriksaan kerusakan yang mungkin terjadi pada poros propeller dengan metode clour check seperti pada tongkat kemudi. Untuk pengukuran kelonggaran poros antara terhadap bantalan, dengan kata lain pemeriksaan keausan bantalan karena sering kali bukan poros antara yang aus tetapi bantalannya. Hal ini dapat dilakukan dengan cara : 1. Pada bantalan bawah diletakkan lodrat (kawat timah dengan tebal 2mm) pada setiap bantalan. 2. Poros antara dan batangan atas dipasang seperti semula 3. Kelonggaran diketahui dari lodrat yang tergelincir dan diukur ketebalannya setelah tergencet. Poros dan bantalan diangkat kembali sehingga lodrat dapat diambil dan diukur ketebalannya 4. Jika ketebalan tesebut melebihi yang diinginkan, maka ketebalan tersebut telah aus dan harus diperbaiki atau diganti. 3. Perbaikan Kerusakan pada propeller yang sering terjadi pada saat kapal naik dok antara lain keretakan halus terutama dibagian pinggir propeller dan terjadi bengkok pada daun propeller. Perbaikan untuk keretakan halus dengan ditambah pengelasan dengan memakai elektroda yang sama bahannya dengan propeller, yaitu kuningan. Jenis pengelasannya adalah pemanasan api LPG serta menggunakan elektroda terumpan. Sebelumnya dilakukan penggerindaan pada daerah keretakan, agar kotoran yang melekat terlepas. Sehingga pada waktu pengelasan kawat las benar-benar melekat pada daun propeller. Agar hasil lasan lebih sempurna pada kawat elektroda dan bagian yang dilas diolesi serbuk beras. Untuk mncegah menjalarnya retak maka sebelum dilas pada ujung lasan dibor selanjutnya digerinda lagi agar permukaannya tampak rata dan baik. Perbaikan daun propeller yang bengkok, dapat dilakukan dengan menggunakan pemanasan blender yang kemudian diluruskan kedaerah yang semula. Perlakuan panas dan pelurusan propeller dilakukan berulang kali dan sedikit demi sedikit sehingga kembali semula. Setelah dilakukan perbaikan propeller perlu dibalansir agar pada pengoperasiannya tidak menimbulkan gaya sentrifugal yang dapat menimbulkan getaran yang cukup besar. Langkah langkah pengerjaan balansir adalah sebagai berikut : 1. Propeller ditempatkan pada tempat balansir

2. Daun propeller diberi tanda (A,B,C) kemudian propeller di putar beberapa kali, jika jatuhnya pada daun itu terus menerus berarti daun tersebut lebih berat dari daun-daun yang lain maka daun tersebut harus digerinda. 3. Hal tersebut dilakukan berulang-ulang hingga didapati berat yang seimbang Gambar 4.6Proses pelepasan propeller dan propeller shaft yang akan direparasi 1. Penggantian Main Engine Pada saat itu, main engine KRI Pulau Rusa akan diganti dengan yang baru karena mengalami kerusakan. Menurut pengamatan saya, ada beberapa langkah yang dilakukan oleh petugas lapangan DKB secara yaitu : 1. Memindahkan semua barang yang berada di deck yang tepat diatas engine room. 2. Memotong plat yang berada tepat di atas kamar mesin dengan bentuk persegi panjang atau disesuaikan dengan dimensi main engine kemudian potongan plat tersebut dikeluarkan. 3. Mengeluarkan main engine secara perlahan dengan menggunakan bantuan katrol dan crane berjalan 4. Main engine dipindahkan keluar sambil menunggu main engine yang baru didatangkan. BAB V KESIMPULAN dan SARAN 1. KESIMPULAN Berdasarkan uraian yang saya paparkan dari hasil kegiatan kerja praktek selama satu bulan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa : 1. PT. Dok & Perkapalan Kodja Bahari (Persero) Galangan 1 memiliki sarana dan fasilitas yang memadai untuk pembuatan kapal dan reparasi serta perawatan kapal. 2. Dengan adanya proyek-proyek pembuatan kapal baru maupun reparasi pada PT. Dok & Perkapalan Kodja Bahari (Persero) Galangan 1 mrnunjukkan bahwa kebutuhan kapal sebagai sarana transportasi sangat dibutuhkan, sekaligus menunjukkan kepercayaan baik dari pemerintah maupun swasta. 3. Kemajuan dalam teknologi kemaritiman harus ditunjang oelh fasilitas yang cukup memadai seperti : 1. SDM yang memiliki keterampilan dan dasar ilmu yang dapat bersaing di industri kemaritiman. 2. Dana sangat berperan penting dalam segala proses produksi. 3. Sarana dan fasilitas pendukung. 4. Memiliki management perusahaan yang baik dan professional 5. Mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dapat menunjang proses produksi. 2. SARAN Setelah melakukan kerja praktek selama satu bulan, melihat kondisi dan merasakan kondisi dilapangan, maka ada beberapa saran yang dapat saya berikan antara lain:

1. Melihat kondisi perlengkapan dan fasilitas galangan yang sudah tua diharapkan dapat direparasi dan diperbaharui sehingga dapat menigkatkan efisiensi kerja galangan. 2. Agar memperhatikan penggunaan alat keselamatan untuk pekerja, mengingat pekerjaan yang dilakukan dapat membahayakan keselamatan pekerja. 3. Perlu adanya peningkatan disiplin kerja, terutama pada masalah kinerja kerja dan ketepatan waktu kerja 4. Memperhatikan lingkungan sekitar galangan, sehingga tidak terjadi pencemaran lingkungan dan perairan laut 5. Perlu adanya perawatan dan perbaikan fasilitas galangan yang sudah ada sehingga usia pemakaiannya lebih lama serta penambahan fasilitas yang sesuai dengan perkembangan IPTEK
Sumber http://suryaprayoga.wordpress.com/2011/09/24/on-job-training-report/

You might also like