You are on page 1of 24

Tinjauan Pustaka

Neonatus Kurang Bulan, Sesuai Usia Kehamilan dengan Ikterik


Edwinda Desy Ratu 102010229 5 Juni 2013 Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jl. Terusan Arjuna No.6 Jakarta Barat 11510 Telp. 021-56942061 Fax. 021-5631731 Email: edwindadr@ymail.com Pendahuluan Proses kelahiran bayi merupakan keajaiban. Dalam beberapa saat, janin yang keriput dan basah, berubah menjadi bayi yang hidup bebas. Transisi dari kehidupan intrauterin ke kehidupan ekstrauterin merupakan hal yang vital. Janin harus dapat menghindarkan diri dari potensi kerusakan yang terjadi saat kelahiran, beradaptasi secara fisiologis untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan barunya, dan setelah kelahiran, menghindarkan diri dari bahaya lingkungan seperti hipotermia dan infeksi, karena dia masih rentan terhadap bahaya tersebut. Periode intrapartum dan neonatal awal merupakan masa yang amat berbahaya bagi bayi yang mengalami hipoksia atau malnutrisi intrauterin, lahir preterm, dan mempunyai kelainan kongenitas mayor.1

Anamnesis Anamnesis yang digunakan untuk skenario 15 adalah allo anamnesis. Allo anamnesis adalah salah satu anamnesis untuk memperoleh data subjektif pasien, di mana informasi

yang dicatat mencakup identitas dan keluhan yang diperoleh dari hasil wawancara dari keluarga, seperti orang tua dan dari tenaga kesehatan.2 Anamnesis harus dilakukan secara teliti, teratur, dan lengkap karena sebagian besar data yang diperlukan diperoleh dari anamnesis untuk menegakkan diagnosis. Untuk bayi prematur, hal-hal yang perlu ditanyakan dalam anamnesis yaitu : Riwayat kehamilan ibu yaitu kesehatan ibu saat kehamilan, pernah sakit atau tidak, makan obat-obatan, atau tetanus toxoid. Riwayat kelahiran, yaitu : o Tanggal lahir, o Tempat lahir, o Ditolong oleh siapa, o Cara kelahiran, o Kehamilan ganda, o Keadaan segera setelah lahir, pasca lahir, hari-hari pertama kehidupan, o Masa kehamilan, o Berat badan dan panjang badan lahir (apakah sesuai dengan masa kehamilan, kurang atau besar) Riwayat pertumbuhan, yaitu kurva berat badan dan panjang badan terhadap umur. Riwayat perkembangan, yaitu patokan perkembangan pada bidang motor kasar, motor halus, dan sosial-personal. Riwayat imunisasi Riwayat makanan Riwayat penyakit yang pernah diderita Riwayat keluarga Corak reproduksi ibu Data perumahan

Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan Rutin pada Bayi Baru Lahir Ukuran dan Usia Gestasi

Penting untuk memperkirakan usia gestasi janin dan membandingkan ukuran tubuh bayi dengan rentang normal untuk usia gestasi. Usia gestasi dapat diperkirakan lewat berbagai cara. Riwayat ibu akan memberi satu taksiran, tetapi mungkin salah jika ibu memiliki pola menstruasi yang tidak teratur sebelum konsepsi. Gestasi juga dapat dinilai dari gambaran fisik bayi, yaitu kulit, genitalia eksterna, telinga, payudara, serta dari perilaku nonmuskular. Bayi dengan usia gestasi kurang dari 38 minggu dianggap preterm (prematur). Bayi matur (term) memiliki usia gestasi 38-42 minggu, dan bayi dengan usia gestasi lebih dari 42 minggu disebut postterm (postmature). Berat, lingkar kepala, dan panjang kepala ke tumit hendaknya ditentukan dan dicatat. Lingkat kepala diukur pada diameter oksipital ke frontal terbesar. Panjang diukur dari puncak kepala (verteks) sampai lutut dengan tungkai bayi dalam keadaan ekstensi penuh. Pengukuran ini kemudian dibandingkan untuk gestasi terhadap grafik pertumbuhan optimum, sesuai untuk populasi spesifik, harus digunakan bila tersedia. Semua bayi diperiksa segera setelah lahir untuk memastikan bahwa transisi ke kehidupan ekstranutrien telah berlangsung mulus dan tidak terdapat kelainan mayor. Pemerisaan medis yang komprehensif dalam 24 jam setelah lahir, yaitu pemeriksaan rutin pada bayu lahir harus dilakukan. Tujuannya adalah untuk: Mendeteksi setiap kelainan suatu anomali kongenital yang signifikan terjadi saat lahir pada usia 10-20 kasus per 1000 kelahiran hidup. Mengkonfirmasi dan atau mempertimbangkan penatalaksanaan lebih lanjut untuk setiap kelainan yang terdeteksi sebelum lahir. Mempertimbangkan masalah potensial yang terkait dengan riwayat kehamilan maternal atau gangguan familial. Memungkinkan orang tua untuk bertanya tentang apapun dan meningkatkan perhatian kepada bayi mereka. Menentukan apakah terdapat perhatian khusus oleh pengasuh mengenai perawatan bayi setelah pulang. Memberikan promosi kesehatan, khususnya pencegahan sindrom kematian bayi mendadak (studden infant death syndrome,SIDS).

Persiapan Catatan: Periksa catatan atenatal, kelahiran, dan persalinan maternal. Peralatan: Meteran pengukur Stetoskop Oftalmoskop Lingkungan: Ruangan yang bersih. Privasi, dengan pencahayaan yang sesuai. Periksa bayi pada ranjang dengan alas yang kaku. Jika mungkin kedua orangtua ikut menyaksikan. Selalu cuci tangan dan bersihkan stetoskop sebelum setiap pemeriksaan. Bayi Bayi harus telanjang selama pemeriksaan berlangsung sehingga semua bagian tubuh dapat terlihat. Diperlukan keadaan bayi yang nyaman dan relaks untuk pemeriksaan yang sukses. Pemeriksaan dilakukan sesuai kesempatan, yaitu pemeriksaan mata ketika terbuka, jantung ketika tenang, panggil dilakukan terakhir. Namun demikian, pemeriksaan harus dilakukan secara lengkap. Berikut ini adalah pemeriksaan yang merupakan pemeriksaan rutin pada bayi baru lahir, antara lain: Mata : periksa dengan oftalmoskop untuk melihat refleks Plethora atau pucat Telinga merah.

: jika dicurigai, periksa hematokrit. : letak rendah, malformasi atau tanda/ lubang periaurikular.

Tangan Ikterus

: periksa jari tambahan, garis tangan palmar. : jika terjadi dalam 24 jam pertama, perlu pemeriksaan lebih lanjut. : auskultasi. Denyut jantung normal110-160

Jantung kali/menit

namun dapat menurun sampai 80 kali/menit selama tidur. Murmur jantung.

Punggung & Tulang belakang di

: periksa dari atas sampai bawah. Kerutan sakral

Bawahgaris celah natal umum dijumpai dan jinak. Jika terletak proksimal dari celah natal maka memerlukan ultrasonografi untuk

mengidentifikasi jika terddapat jalur ke medula spinalis, walaupun jarang. Periksa punggung untuk pertumbuhan rambut, pembengkakan, nervus, atau lesi lain di atas tulang belakang yang dapat menunjukkan kelainan vertebra atau medula spinalis, misalnya spina bifida okulta atau penyatuan medula. Jika ditemukan maka rencanakan ultrasonografi, dan MRI mungkin diperlukan. Nadi femoralis maka periksalah dengan mengukur tekanan darah di keempat ekstremitas. Perbedaan > 15 mmHg dianggap signifikan. Menguat pada duktus arteriosus paten. Tonus otot ketika menggendong (jaga kepala ketika mengangkat bayi). Pada posisi telungkup, bayi aterm (cukup : amati pergerakan keempat ekstremitas. Rasakan : menurun pada koarktasio aorta. Jika dicurigai

bulan) akan mengangkat kepalanya ke posisi horizontal.

Tampilan umum, postur, pergerakan Fontanel dan struktur tengkorak Wajah

: apakah normal ?

: terasa normal

: setiap gambaran dismorfik misalnya trisomi 21 (sindrom down). : inspeksi dan palpasi untuk mengidentifikasi

Langit-langit/palatum celah

langit-langit.

Sianosis Lidah

: jika ragu periksa saturasi oksigen dengan oksimeter nadi.

Pernapasan dan pergerakan : amati adanya gawat napas. Peningkatan laju dinding dada pernapasan, napas cuping hidung, grunting (napas berbunyi), interkostal). retraksi dada (sternal dan

Abdomen limpa

: hati normal 1-2 cm di bawah tepi kosta, ujung

dan ginjal kiri mungkin dapat teraba. Setiap masa periksa lebih lanjut dengan

ultrasonografi. Panggul Genitalia normal pada bayi laki-laki serta anatomi normal pada bayi perempuan. Anus Kaki : periksa patensi. : periksa talipes. : periksa displasia perkembangan panggul. : periksa testis di dalam skrotum dan penis

Gambar 2.1 Pemeriksaan Rutin pada Bayi Baru Lahir

Refleks Primitif Menggenggam tangan dan kaki sejak lahir hingga usia 4 bulan Moro refleks kejut sejak lahir hingga usia 4 bulan angkat bayi dengan menyangga kepala, dan biarkan kepala terjatuh beberapa sentimeter. Bayi akan tampak terkejut, melemparkan tangan ke luar dan kemudian meletakkannya kembali di badannya. Asymmetric tonic neck reflex (ATNR) sejak lahir hingga usia 7 bulan Saat menggelengkan kepala ke salah satu sisi, tangan dan kaki ipsilateralnya akan bergerak ke luar. Refleks menghisap (rooting) sejak lahir Saat menyentuh sekitar wajah bayi, ia akan berputar, membuka mulutnya seolah-olah akan menghisap jari. Adanya refleks Moro dan ATNR yang persisten adalah abnormal, dan dapat menjadi indikasi adanya palsi serebral.1-3

Pemeriksaan Penunjang Diagnosis ditegakkan berdasarkan gambaran fisik dan usia kehamilan. Pemeriksaan yang biasa dilakukan pada bayi prematur: - rontgen dada untuk melihat kematangan paru-paru, - analisa gas darah, - kadar gula darah, - kadar kalsium darah, - kadar bilirubin.

APGAR Skor Apgar atau nilai Apgar adalah sebuah metode yang diperkenalkan pertama kali pada tahun 1952 oleh seorang ahli anestesiologi, Dr. Virginia Apgar, sebagai sebuah metode sederhana untuk segera cepat menilai kondisi kesehatan bayi baru lahir dan sekaligus mengenali adanya tanda-tanda darurat yang memerlukan adanya tindakan segera terhadap

bayi baru lahir. Pada tahun 1962, seorang ahli anak bernama Dr. Joseph Butterfield membuat akronim dari kata APGAR, yaitu Activity (aktivitas), Pulse (nadi), Grimace (mimik), Appearance (tampilan kasat mata), dan Respiration (pernapasan).3 Tes ini biasanya diberikan kepada bayi sebanyak dua kali, yaitu pada menit pertama setelah lahir dan dilakukan kembali pada menit ke-5 setelah lahir. Hal-hal yang dinilai adalah: Tabel 1. Skor APGAR3 Penilaian Appearance (warna kulit) Pulse (denyut jantung) Grimace (respon refleks) 0 Seluruh tubuh bayi berwarna kebirubiruan atau pucat Tidak ada denyut jantung Tidak ada respon terhadap stimulasi Lemah, tidak ada gerakan 1 Warna kulit tubuh normal, tetapi tangan dan kaki berwarna kebiruan Denyut jantung kurang dari 100 kali per menit Wajah meringis saat distimulasi 2 Warna kulit seluruh tubuh normal Denyut jantung lebih atau di atas 100 kali per menit Meringis, menarik, batuk, atau bersin saat distimulasi

Lengan dan kaki dalam keadaan Bergerak aktif dan Activity (tonus otot) fleksi dengan sedikit spontan gerakan Menangis lemah, Menangis kuat, Respiration seperti merintih, Tidak bernapas pernapasan baik (pernapasan) pernapasan lambat dan teratur dan tidak teratur Bayi dengan hasil total 7 atau lebih pada menit pertama setelah lahir, secara umum berada pada keadaan sehat. Bukan berarti skor yang rendah menunjukkan bahwa bayi tersebut tidak sehat atau tidak normal. Hasil yang rendah dalam penilaian itu, menunjukkan bahwa anak Anda membutuhkan tindakan yang sifatnya segera, seperti

menyedot/mengeluarkan cairan dari saluran pernapasan atau pemberian oksigen untuk membantu pernapasan, tindakan tersebut dapat memberikan perbaikan keadaan bayi secara umum. Pada menit ke-5 setelah lahir, penilaian kembali dilakukan, dan jika skor bayi Anda tidak naik hingga nilai 7 atau lebih dan pertimbangan lainnya dari keadaan bayi maka dokter dan perawat akan melanjutkan tindakan medis yang perlu untuk dilakukan, pemantauan intensif dan penilaian ini diteruskan setiap 5 menit sampai normal atau sampai 20 menit. Jika skor Apgar tetap dibawah 3 dalam tes berikutnya maka ada risiko bahwa anak tersebut

dapat mengalami kerusakan syaraf jangka panjang. Juga ada risiko kecil tapi signifikan akan kerusakan otak. Namun demikian, tujuan tes Apgar adalah untuk menentukan dengan cepat apakah bayi yang baru lahir tersebut membutuhkan penanganan medis segera dan tidak didisain untuk memberikan prediksi jangka panjang akan kesehatan bayi tersebut. Beberapa bayi yang lahir dengan masalah pada organ jantung dan paru-paru akan membutuhkan tindakan medis lanjutan, sedangkan yang lain hanya membutuhkan waktu yang lebih lama untuk menyesuaikan diri terhadap lingkungan luar. Jika Apgar menunjukan skor 7-10 berarti bayi normal. Skor yang agak rendah yaitu 4-6 berarti bayi memerlukan tindakan segera, dan tindakan yang lebih intensif dilakukan pada bayi dengan skor 0-3.

Grafik Lubchenco

Gambar 3.1 Grafik Lubchenco

Working Diagnosis Bayi berusia 34 minggu mengalami kelahiran cukup bulan, sesuai usia kehamilan (NKB-SMK), BBLR, dan ikterus fisiologis.

Etiologi Penyebab terjadinya kelahiran prematur biasanya tidak diketahui. Lima belas persen dari kelahiran prematur ditemukan pada kehamilan ganda (di dalam rahim terdapat lebih dari 1 janin). Faktor resiko yang mungkin berperan dalam terjadinya persalinan prematur adalah: Kehamilan usia muda (usia ibu kurang dari 18 tahun) Pemeriksaan kehamilan yang tidak teratur Golongan sosial-ekonomi rendah Keadaan gizi yang kurang Penyalahgunaan obat. Masalah pada ibu biasanya berupa: Riwayat persalinan prematur pada kehamilan sebelumnya Kadar alfa-fetoprotein tinggi pada trimester kedua yang penyebabnya tidak diketahui Penyakit atau infeksi yang tidak diobati (misalnya infeksi saluran kemih atau infeksi selaput ketuban) Kelainan pada rahim atau leher rahim Ketuban pecah sebelum waktunya Plasenta previa. Pre-eklamsi (suatu keadaan yang bisa terjadi pada trimester kedua kehamilan, yang ditandai dengan tekanan darah tinggi, adanya protein dalam air kemih dan pembengkakan tungkai) Diabetes mellitus Penyakit jantung.

Manifestasi Klinis

Riwayat kelahiran dan kehamilan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) dan prematur merupakan penyebab kematian neonatal yang tinggi yaitu sebesar 30,3%. Neonatal dengan BBLR beresiko mengalami kematian 6,5 kali lebih besar daripada bayi yang lahir dengan berat badan normal. 2 BBLR dapat berakibat jangka panjang terhadap tumbuh kembang anak di masa yang akan datang. Dampak dari bayi lahir dengan berat badan rendah ini adalah pertumbuhannya akan lambat, kecenderungan memiliki penampilan intelektual yang lebih rendah daripada bayi yang berat lahirnya normal. Selain itu bayi BBLR dapat mengalami gangguan mental dan fisik pada usia tumbuh kembang selanjutnya sehingga membutuhkan biaya perawatan yang tinggi. Bayi berat lahir rendah (BBLR) merupakan bayi yang dilahirkan dengan berat kurang dari 2500 gram atau kurang dari 5,5 pon. Makin rendah masa gestasi dan makin kecil bayi yang dilahirkan makin tinggi morbiditas dan mortalitasnya. Berdasarkan batas timbulnya permasalahan pada derajat prematuritas, dapat digolongkan: 2 a. Bayi yang sangat prematur, dengan masa gestasi 24 30 minggu b. Bayi dengan derajat prematur sedang, yaitu masa gestasi 31 36 minggu c. Bayi cukup bulan ialah bayi dengan masa kehamilan mulai 37 minggu sampai 42 minggu (259 sampai 293 hari). d. Bayi lebih bulan ialah bayi dengan masa kehamilan mulai 42 minggu atau lebih (294 hari atau lebih Dengan pengertian seperti di atas, bayi BBLR dapat dibagi menjadi 2 golongan, yaitu: a. Prematuritas murni Masa gestasinya kurang dari 37 minggu dan berat badannya sesuai dengan berat badan untuk masa gestasi itu atau biasa disebut neonatus kurang bulan-sesuai untuk masa kehamilan. b. Dismaturitas Bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya untuk masa gestasi itu. Berarti bayi mengalami retardasi pertumbuhan intrauterin dan merupakan bayi yang kecil untuk masa kehamilannya. Faktor-faktor yang mempengaruhi terhadap kejadian BBLR, antara lain: 2 1. Faktor Ibu

Karakteristik sosial demografi ibu (umur kurang dari 17 tahun dan umur lebih dari 34 tahun, status sosial ekonomi yang kurang, status perkawinan yang tidah sah, tingkat pendidikan yang rendah). Umur yang terlalu muda atau kurang dari 17 tahun dan umur yang terlalu lanjut lebih dari 34 tahun merupakan kehamilan resiko tinggi. Disebabkan belum matangnya organ reproduksi untuk hamil (endometrium belum sempurna) pada usia dibawah 17 tahun sedangkan pada umur diatas 35 tahun endometrium yang kurang subur serta memperbesar kemungkinan untuk menderita kelainan kongenital, sehingga dapat berakibat terhadap kesehatan ibu maupun perkembangan dan pertumbuhan janin dan beresiko untuk mengalami kelahiran prematur. Angka kejadian prematuritas tertinggi ialah pada usia kurang dari 20 tahun. Faktor sosial ekonomi, budaya berhubungan dengan tingkat pendidikan, pekerjaan ibu, ekonomi keluarga. Pendidikan secara tidak langsung akan mempengaruhi hasil suatu kehamilan khususnya terhadap kejadian bayi dengan berat badan lahir rendah. Hal ini dikaitkan dengan pengetahuan ibu dalam memelihara kondisi kehamilan serta upaya mendapatkan pelayanan dan pemeriksaan kesehatan selama kehamilan. Ekonomi keluarga dapat menunjukkan gambaran kemampuan keluarga dalam memenuhi kebutuhan gizi ibu selama hamil yang berperan dalam pertumbuhan janin. Keadaan sosial ekonomi sangat berperan terhadap timbulnya prematuritas. Kejadian tertinggi terdapat pada golongan sosial ekonomi rendah. Hal ini disebabkan keadaan gizi yang kurang baik dan periksa hamil.

Risiko medis ibu sebelum hamil juga berperan terhadap kejadian BBLR (paritas, berat badan dan tinggi badan, pernah melahirkan BBLR, jarak kelahiran). Bila berat badan kurang dari 40 kg dan tinggi badan ibu kurang dari 145 cm, cacat bawaan, pernah melahirkan BBLR, abortus spontan dan faktor genetik. Paritas adalah jumlah anak yang dikandung dan dilahirkan oleh ibu. Paritas yang beresiko melahirkan BBLR adalah paritas nol yaitu bila ibu pertama kali hamil dan paritas lebih dari empat. Hal ini dapat berpengaruh pada kehamilan berikutnya karena kondisi rahim ibu belum pulih jika untuk hamil kembali. Semakin kecil jarak antara dua kelahiran semakin besar resiko melahirkan

BBLR. Kejadian tersebut disebabkan oleh komplikasi perdarahan antepartum, partus prematur dan anemia berat. Jarak kelahiran kurang dari 2 tahun meningkatkan risiko melahirkan BBLR 2,04 kali lebih besar daripada jarak kelahiran lebih dari 2 tahun. Status kesehatan reproduksi ibu berisiko terhadap BBLR (status gizi ibu, infeksi dan penyakit selama kehamilan, riwayat kehamilan dan komplikasi kehamilan). Bayi berat lahir rendah terjadi apabila ibu mengalami gangguan/komplikasi selama kehamilan seperti hiperemesis gravidarum yaitu komplikasi mual dan muntah pada hamil muda bila terjadi secara terus menerus dapat menyebabkan dehidrasi dan cadangan karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi, perasaan mual ini disebabkan oleh meningkatnya kadar estrogen. Hiperemesis yang terus menerus dapat menyebabkan kekurangan asupan makanan yang dapat mempengaruhi perkembangan janin. Penyakit yang berhubungan langsung dengan kehamilan misalnya perdarahan antepartum, trauma fisik dan psikologis, diabetes mellitus dan penyakit infeksi menjadi salah satu penyebab BBLR karena janin tumbuh lambat atau memperpendek usia kehamilan ibu. Penyakit infeksi akut antara lain

disebabkan oleh masuknya mikroorganisme patogen dalam tubuh kemudian dapat menyebabkan timbulnya tanda-tanda atau gejala penyakit.

Mikroorganisme penyebab infeksi dapat berupa bakteri, protozoa, jamur dan virus (rubella, toksoplasma). Hal tersebut dapat menyebabkan kelainan dan penularan kongenital pada bayi sehingga bayi yang dilahirkan prematur. Patogenesis kejadian BBLR juga diakibatkan oleh penyakit TB paru, malaria, penyakit non infeksi seperti penyakit jantung, asma dan kurang gizi (KKP) karena status gizi yang buruk. Penyakit-penyakit tersebut dapat mengganggu proses fisiologis metabolisme dan pertukaran gas pada janin berakibat terjadinya partus prematur sehingga beresiko BBLR. Anemia pada ibu hamil adalah suatu keadaan yang menunjukkan kadar haemoglobin (Hb) di dalam darah lebih rendah dari nilai normal yaitu 11 g/100 ml. Kehamilan memerlukan tambahan zat besi untuk meningkatkan jumlah sel darah merah dan membentuk sel darah merah janin dan plasenta. Pengaruh anemia terhadap kehamilan yaitu dapat terjadi abortus, persalinan prematur, perdarahan

antepartum. Adanya penyakit selama hamil meningkatkan risiko 6 kali lebih besar untuk terjadi BBLR dibandingkan tidak ada penyakit. Ibu hamil yang menderita edema tungkai dan anemia mempunyai resiko 18 kali lebih besar untuk terjadi BBLR dibandingkan dengan ibu yang tidak mempunyai gangguan selama kehamilan. Faktor resiko lain yang berkembang seperti stress, faktor fisik dan psikososial. Kondisi kejiwaan ibu juga sangat berpengaruh kepada janin. Oleh sebab itu keadaan mental ibu selama kehamilan juga harus dijaga dan diperhatikan, antara lain dengan cara memberikan motivasi kepada ibu selama pemeriksaan kehamilan. Dukungan psikologis dan perhatian akan berdampak terhadap pola kehidupan sosial pada wanita hamil, sehingga wanita hamil merasa nyaman dan dapat menjaga emosional selama kehamilannya. Gangguan emosional dapat mengganggu kesehatan ibu dan janin yang dikandungnya serta menghambat asuhan neonatal pascapersalinan. Status pelayanan antenatal (frekuensi dan kualitas pelayanan antenatal, tenaga kesehatan tempat periksa hamil, umur kandungan saat pertama kali pemeriksaan kehamilan) juga dapat beresiko untuk melahirkan BBLR. Jenis pelayanan kesehatan yang harus dilakukan oleh ibu hamil adalah pemeriksaan kehamilan/pelayanan antenatal. Pelayanan antenatal harus dilakukan, sehingga kondisi ibu dan janin dapat dikontrol dengan baik. Ibu hamil juga dianjurkan untuk melakukan pengawasan antenatal sebanyak 4 kali, yaitu pada setiap trimester sedangkan trimester terakhir sebanyak 2 kali. Kualitas pelayanan antenatal meliputi sifat/struktur dan jenis pelayanan yang diberikan oleh tenaga kesehatan. Dalam hal ini pelayanan antenatal yang kontinu/ kadang-kadang serta layanan antenatal yang ditujukan pada segmen kehamilan beresiko. Kejadian BBLR 1,5 hingga 5 kali lebih tinggi pada ibu yang jarang atau tidak melakukan pelayanan antenatal. 2. Faktor Janin: Hidraamion/polihidramnion yaitu keadaan dimana banyaknya air ketuban melebihi 2000 cc, pada keadaan normal banyaknya air ketuban dapat mencapai 1000 cc untuk kemudian menurun lagi setelah minggu ke 38 sehingga hanya tinggal beberapa ratus cc saja. Hidraamnion dianggap sebagai kehamilan resiko tinggi karena dapat membahayakan ibu dan anak, pada

hidramnion menyebabkan uterus regang sehingga dapat menyebabkan partus prematur. Kondisi ini biasanya terjadi pada kehamilan ganda. Kehamilan ganda/ kembar ialah satu kehamilan dengan dua janin atau lebih. Berat badan janin pada kehamilan kembar lebih ringan daripada janin pada kehamilan tunggal pada umur kehamilan yang sama. Berat badan bayi yang umumnya baru lahir pada kehamilan kembar kurang dari 2500 gram. Frekuensi hidramnion kira-kira sepuluh kali lebih besar pada kehamilan ganda daripada kehamilan tunggal. Pada kehamilan kembar cenderung untuk terjadinya partus prematur. Keadaan lain yang mungkin terjadi BBLR yaitu cacat bawaan akibat kelainan kromosom (sindroma down, turner) serta cacat bawaan karena infeksi intrauterine (menyebabkan gangguan pada bayi dalam bentuk fetal

dismaturity) sehingga janin lahir dengan berat badan yang lebih kecil atau mati dalam kandungan, BBLR dapat terjadi akibat ketuban pecah dini yaitu keluarnya cairan jernih dari vagina pada kehamilan lebih dari 20 minggu sebelum proses persalinan berlangsung. Hal ini dapat mempengaruhi kondisi janin. Bila usia kehamilan belum cukup bulan, namun ketuban sudah pecah sebelum waktunya maka hal tersebut dapat mengakibatkan kelahiran prematur sehingga bayi yang dilahirkan beresiko untuk BBLR.

Tabel 2. Perubahan-Perubahan Maturasional Dalam Tampilan dan Perkembangan Sesuai Usia Kehamilan
Gestasi 23-25 minggu
Pada usia 24 minggu:

29-31 minggu
Pada usia 30 minggu: Laki-laki = 1,5 kg Perempuan = 1,4 kg Ketebalan medium Merah muda

37-42 minggu
Pada usia 40 minggu: Laki-laki = 3,55 kg Perempuan - 3,4 kg Kulit tebal dan pecah-pecah pada tangan dan kaki Merah muda pucat, merah muda di seluruh tubuh Telinga, bibir, telapak tangan, dan telapak kaik

Berat lahir (persentil ke-50)


Laki-laki = 700 g Perempuan = 620 g Sangat tipis, bergelatin

Kulit

Berwarna merah gelap di seluruh tubuh

Daun telinga lembut

Telinga
Tidak ada rekoil

Terdapat kartilago pada tepi daun telinga Mulai ada rekoil Satu atau kedua payudara membentuk nodul berukuran 0,5-1,0 cm Pria: skrotum = beberapa rugae, testis = di kanalis ingunalis Perempuan = labia minor dan klitoris sebagian tertutup Sedikit fleksi pada tungkai bawah Pupil bereaksi terhadap cahaya

Kartilago daun telinga keras pada tepi daun telinga Mengalami rekoil segera Satu atau kedua payudara membentuk nodul lebih dari 1,0 cm Laki-laki: skrotum = rugae, testis = di skrotum Perempuan: di labia minor dan klitoris tertutup

Payudara

Jaringan payudara tidak teraba

Laki-laki: Skrotum rata, testis tidak teraba

Genitalia

Perempuan: klitoris menonjol, labia mayor terpisah jauh Labia minor terpisah jauh Ekstensi, tidak teratur, tidak terkoordinasi Kelopak mata dapat tertutup atau sebagian terbuka

Postur

Fleksi, pergerakan ekstremitas halus Melihat wajah.Mengikuti wajah, garis melengkung dan kontras terang/gelap pada semua arah Memutar kepala dan mata ke sumber suara Lebih menyukai kata-kata dan suara ibu

Penglihatan
Tidak ada atau sedikit pergerakan mata Terkejut oleh suara bising

Pendengaran
Kadang-kadang membutuhkan bantuan pernapasan Apnea belum terjadi

Pernapasan

Membutuhkan bantuan pernapasan Apnea belum terjadi

Kebutuhan bantuan pernapasan umum tidak terjadi Apnea jarang terjadi Terkoordinasi pada usia gestasi 34-35 minggu

Menghisap dan menelan

Isapan tidak terkoordinasi Biasanya membutuhkan TPN (Total parenteral nutrition) Makan lewat selang (nasogastrik) Kadang-kadang membutuhkan TPN

Pada cukup bulan, menangis ketika lapar Makan sesuai kebutuhan Bernapas, menghisap, dan menelan secara terkoordinasi

Pemberian makan

Pengecapan Interaksi
Jarang bisa berinteraksi

Bereaksi terhadap rasa pahit

Membedakan manis, asam , pahit Lebih menyukai manis Membuat kontak mata dan waspada penuh

Mudah terbebani oleh stimulus sensorik

Menangis Siklus bangun tidur

Sangat pelan Status tidur intermediat

Keras Status tidur dan bangun sangat jelas

Ikterus Fisiologis Ikterus fisiologis merupakan masalah yang sering terjadi pada bayi kurang maupun cukup bulan selama minggu pertama kehidupan yang frekuensinya pada bayi cukup bulan dan kurang bulan berturut-turut adalah 50-60% dan 80%. Untuk kebanyakan bayi fenomena ini ringan dan dapat membaik tanpa pengobatan. Ikterus fisiologis tidak disebabkan oleh faktor tunggal tapi kombinasi dari berbagai faktor yang berhubungan dengan maturitas fisiologis bayi baru lahir. Peningkatan kadar bilirubin tidak terkonjugasi dalam sirkulasi pada bati baru lahir disebabkan oleh kombinasi peningkatan ketersediaan bilirubin dan penurunan clearance bilirubin. Peningkatan ketersediaan bilirubin merupakan hasil dari produksi bilirubin dan early bilirubin yang lebih besar serta penurunan usia sel darah merah. Resirkulasi aktif bilirubin di enterohepatik, yang meningkatkan kadar serum bilirubin tidak terkonjugasi, disebabkan oleh penurunan bakteri flora normal, aktifitas -glucuronidase yang tinggi dan penurunan motilitas usus halus. Tabel . Faktor yang berhubungan dengan ikterus fisiologis.
Dasar Peningkatan bilirubin yang tersedia - Peningkatan produksi bilirubin Penyebab Peningkatan sel darah merah Penurunan umur sel darah merah Peningkatan early bilirubin melalui Peningkatan aktifitas -glucuronidase Tidak adanya flora bakteri Pengeluaran mekonium yang terlambat Defisiensi protein karier Penurunan aktivitas UDPGT

Peningkatan resirkulasi enterohepatik shunt

Penurunan bilirubin clearance - Penurunan clearance dari plasma - Penurunan metabolisme hepatik

Pada bayi yang diberi minum lebih awal atau diberi minum lebih sering dan bayi dengan aspirasi mekonium atau pengeluaran mekonium lebih awal cenderung mempunyai insiden yang rendah untuk terjadinya ikterus fisiologis. Pada bayi yang diberi minum susu formula cenderung mengeluarkan bilirubin lebih banyak pada mekoniumnya selama 3 hari pertama kehidupan dibandingkan dengan yang mendapat ASI. Bayi yang mendapat ASI, kadar bilirubin cenderung lebih rendah dan defekasinya lebih sering. Bayi yang terlambat mengeluarkan mekonium lebih sering terjadi ikterus fisiologis. Pada bayi yang mendapat ASI terdapat dua bentuk neonatal jaundice yaitu iearly (berhubungan dengan breast feeding) dan late (berhubungan dengan ASI). Bentuk early onset diyakini berhubungan dengan proses pemberian minum. Bentuk late onset diyakini dipengaruhi oleh kandungan ASI ibu yang mempengaruhi proses konjugasi dan ekskresi. Penyebab late onset tidak diketahui, tetapi telah dihubungkan dengan adanya faktor spesifik dari ASI, yaitu: 2-20-pregnanediol yang mempengaruhi aktifitas UDPGT atau pelepasan bilirubin konjugasi dari hepatosit; peningkatan aktifitas lipoprotein lipase yang kemudian melepaskan asam lemak bebas ke dalam usus halus; penghambatan konjugasi akibat peningkatan asam lemak unsaturated; atau -glukuronidase atau adanya faktor lain yang mungkin menyebabkan peningkatan jalur enterohepatik.

Penatalaksanaan Medica Mentosa Jika kemungkinan akan terjadi kelahiran prematur, biasanya diberikan obat tokolitik untuk menghentikan kontraksi dan kortikosteroid untuk mempercepat pematangan paru-paru bayi. Makanan diberikan melalui sebuah selang yang dimasukkan ke dalam lambung bayi karena fungsi menghisap dan menelan pada bayi prematur masih belum matang. Pada prematur yang ekstrim, makanan diberikan melalui infus. Pada usia sekitar 34 minggu, bayi mulai disusui ASI atau susu botol.

Bayi prematur sangat cepat kehilangan panas dan mengalami kesulitan dalam mempertahankan suhu tubuh, sehingga mereka biasanya ditempatkan di dalam suatu inkubator. Mungkin bayi memerlukan bantuan respirator dan tambahan oksigen.

Non Medica Mentosa Mempertahankan Suhu Normal Bayi Pada bayi baru lahir dengan berat badan 2500 gram atau umur kehamilan 36 pekan, perlu penambahan kehangatan tubuh untuk mempertahankan suhu normal. Bayi tersebut dapat dengan cepat mengalami hipotermi (suhu tubuh di bawah normal) dan perlu waktu lebih lama untuk menghangatkannya kembali. Risiko komplikasi dan kematian meningkat secara bermakna bila suhu lingkungannya tidak optimal. Salah satu cara untuk mempertahankan suhu normal bayi prematur dengan metode Kanguru Mother Care (KMC) atau Perawatan Bayi Lekat (PBL). Metode ini bermanfaat untuk menstabilkan suhu bayi dengan berat badan 2500 gram, terutama direkomendasikan untuk perawatan berkelanjutan bayi dengan berat badan 1800 gram. KMC adalah kontak kuli di anatara ibu dan bayinya secara dini, terus menerus, dan dikombinasi dengan pemberian ASI eksklusif. KMC bisa dimulai segera setelah bayi lahir atau setelah bayi stabil, dan dapat dilakukan di rumah setelah bayi boleh pulang. Bayi tetap bisa dirawat dengan KMC meski belum bisa menyusu, yaitu dengan tetap memberikan ASI peras menggunakan sendok. Cara melakukan KMC adalah sebagai berikut: Berilah bayi pakaian, popok, topi, dan kaos kaki yang sudah dihangatkan lebih dahulu (misal dengan cara disetrika) Letakkan bayi di dada ibu dengan posisi tegak dan langsung kontak ke kulit ibu dan pastikan kepala bayi sudah terfiksasi di dada ibu. Posisikan bayi dalam frog position yaitu tertekuk pada siku dan tungkai, sementara kepala dan dada bayi terletak di dada ibu dengan kepala bayi agak mendongak. Tutupi bayi dengan pakaian ibu ditambah dengan selimut yang sudah dihangatkan sebelumnya. Tidak perlu baju khusus selama baju yang dikenakan sudah cukup hangat dan nyaman selama kontak dengan kulit ibu. Dapat juga menggunakan baju berukuran lebih besar dari badan ibu, kemudian bayi diletakkan di antara payudara ibu, baju ditangkupkan, dan ibu memakai selendang yang dililitkan ke perut ibu agar bayi tidak terjatuh. Bila baju ibu tidak cukup menyokong bayi, dapat menggunakan kain lebar yang elastik atau kantong yang dibuat sedemikian untuk menjaga tubuh bayi (semacam gendongan). Ibu tetap dapat beraktivitas biasa selama KMC. Pada waktu tidur, posisi ibu setengah

duduk atau bisa juga dengan meletakkan beberapa bantal di punggung ibu. KMC sangat dianjurkan karena memiliki banyak manfaat, yaitu dapat meningkatkan hubungan emosional antara ibu dan bayi; menstabilkan suhu tubuh, pernafasan, dan denyut jantung bayi; meningkatkan pertumbuhan dan berat badan bayi; mengurangi stres pada ibu dan bayi; menenangkan bayi (sehingga tidak rewel).

Pemberian Asi Bayi prematur perlu diberi susu lebih sering dibanding bayi cukup bulan karena mereka membakar kalori lebih cepat. Makin kecil tubuhnya, makin sering nutrisi perlu diberikan.Umumnya refleks hisap dan menelan sudah cukup baik pada bayi prematur dengan masa kehamilan > 34 minggu (berat lahir > 2000 gram), sehingga bayi dapat dicoba langsung menyusu pada ibunya. Telah dibuktikan bahwa bayi prematur lebih cepat belajar menetek dibanding minum dari botol. Bila refleks mengisap bayi sudah muncul, ia dapat langsung menetek pada ibu. Bila belum, susu diberikan dengan sendok khusus. Bayi prematur, disesuaikan dengan berat badannya, akan mendapatkan nutrisi secara bertahap tergantung kondisinya. Bila ia lahir amat kecil, bayi mendapat nutrisi bertahap mulai dari selang (waktu masih di Rumah Sakit) hingga akhirnya bisa menetek pada ibu. Agar ASI tersedia, ibu harus diajarkan cara memompa atau memerah ASI secara teratur dan yang paling penting adalah ibu tidak boleh stres, cukup istirahat dan makan. Ibu yang stres oleh karena bayi dipisahkan dari ibunya, dapat menghambat produksi ASI. Pada waktu pemulangan dari rumah sakit, sebagian besar bayi prematur membutuhkan pemberian makan paling sedikit tiap tiga jam. Ibu harus menyusui tiap 1,5-2 jam dalam sehari pada 24-48 jam pertama setelah pulang dari rumah sakit untuk memastikan produksi susu yang cukup. Setelah itu, bayi normalnya disususi tiap 2-3 jam atau 8-10 kali per hari. Enam sampai 8 popok basah per 24 jam menunjukkan asupan cairan yang cukup. Bila bayi menolak disusui, ibu harus mencoba lagi dalam setengah sampai satu jam. Ibu dapat mendorong bayi untuk menyusu dengan mengeluarkan tetes-tetes susu, mendorong puting atau memposisikan bayi. Ibu yang mengalami masalah menyusui dapat berkunjung ke klinik laktasi terdekat.

Waktu Istirahat

Bayi prematur tidur lebih banyak daripada bayi cukup bulan. Kendati demikian, bayi prematur juga bangun lebih sering dibandingkan bayi cukup bulan. Periode tidur rata-rata bayi prematur lebih singkat daripada bayi cukup bulan. Bayi prematur juga memerlukan waktu beberapa hari atau minggu untuk dapat pindah dari lingkungan NICU (Neonatal Intensive Care Unit) ke rumah. Mengurangi kebisingan dan meredupkan lampu secara bertahap terbukti dapat membantu bayi tertidur lelap. Usahakan bayi tidur telentang karena telah diketahui bahwa posisi telungkup berkaitan dengan meningkatnya resiko terjadinya sudden infant death syndrome (SIDS). Hindari juga kasur yang terlalu empuk dan permukaan lainnya yang dapat memerangkap udara pernapasan, karena bisa juga meningkatkan risiko terjadinya SIDS.

Konsultasi pada Ahlinya Kelahiran bayi prematur yang lebih awal dari waktunya sering menyisakan permasalahan karena belum matangnya organ-organ tubuh. Untuk itu, orangtua dengan bayi prematur hendaknya selalu mengamati perkembangan anaknya dan sering berkonsultasi dengan ahlinya. Permasalahan yang biasanya muncul seperti masalah penglihatan dan pendengaran. Strabismus (juling) lebih sering ditemukan pada bayi prematur. Karena juling dapat menjadi tanda kelainan di dalam mata, konsultasi dengan dokter mata umumnya diperlukan. Pada banyak bayi berat lahir sangat rendah, juling pada usia enam minggu menghilang saat mencapai usia 9 bulan. Juling yang timbul saat usia 9 bulan cenderung menetap. Dianjurkan melakukan pemeriksaan awal pada usia 4-6 minggu, dengan follow-up tergantung hasil pemeriksaan awal. Masalah pendengaran yang sering muncul pada bayi prematur adalah ketulian, hal ini disebabkan oleh beberapa keadaan seperti hiponatremia (kadar natrium dalam darah yang rendah), alkalosis metabolik dan penggunaan ventilator mekanik dalam waktu lama. Penggunaan obat golongan aminoglikosida atau furosemide merupakan faktor resiko tambahan. Orang tua harus memperhatikan adanya tanda-tanda hilangnya pendengaran pada bayi. Respons bayi terhadap suara keras dapat diperiksa oleh dokter dan kemampuan mengerti dan mengekspresikan bahasa dapat dinilai dengan alat pemeriksaan untuk mengukur perkembangan. Konsultasi dengan ahli THT dapat dilakukan jika orang tua melihat tanda-tanda hilangnya pendengaran atau jika ditemukan kelainan saat pemeriksaan.

Dibutuhkan Kesabaran dan Ketelatenan Memiliki seorang bayi yang terlahir prematur tentu membutuhkan perhatian khusus. Kesabaran dan ketelatenan sangat dibutuhkan untuk merawat bayi prematur,karena kondisinya yang berbeda dari bayi pada umumnya yang lahir cukup bulan. Kesulitan dan masalah seringkali muncul selama perawatan, hal ini bisa diimbangi dengan banyak mencari tahu tentang cara perawatan bayi prematur (salah satunya dengan banyak membaca buku) dan tentunya dengan banyak berkonsultasi pada ahlinya. Perhatian dan kasih sayang orangtua mutlak diperlukan agar bayi prematur dapat berkembang secara optimal. Sentuhan dan belaian bahkan terbukti secara bermakna dapat membantu mereka tumbuh normal seperti bayi lainnya. Semakin dini dilakukan stimulasi (rangsangan), maka hasil yang diperoleh juga lebih bagus. Pijat bayi bisa menjadi salah satu alternatif yang bisa diterapkan oleh orangtua pada bayinya. Satu hal yang perlu diingat, hendaknya orangtua senantiasa bersyukur dengan kehadiran buah hatinya dan tidak berkecil hati meski bayi mereka terlahir prematur. Demikian penjelasan mengenai perawatan bayi prematur, semoga bisa diterapkan dalam merawat bayi prematur di rumah.

Pencegahan Salah satu langkah terpenting dalam mencegah prematuritas adalah mulai melakukan pemeriksaan kehamilan sedini mungkin dan terus melakukan pemeriksaan selama kehamilan. Statistik menunjukkan bahwa perawatan kehamilan yang dini dan baik bisa mengurangi angka kejadian prematuritas, kecil untuk kehamilan dan angka kesakitan akibat persalinan dan pada masa baru lahir.

Komplikasi 1. Sindroma gawat pernapasan (penyakit membran hialin). 2. Ketidakmatangan pada sistem saraf pusat bisa menyebabkan gangguan refleks menghisap atau menelan, rentan terhadap terjadinya perdarahan otak atau serangan apneu. 3. Ketidakmatangan sistem pencernaan menyebabkan intoleransi pemberian makanan. 4. Retinopati dan gangguan penglihatan atau kebutaan (fibroplasia retrolental)

5. Displasia bronkopulmoner. 6. Penyakit jantung. 7. Jaundice. 8. Infeksi atau septikemia. 9. Anemia. 10. Bayi prematur cenderung memiliki kadar gula darah yang berubah-ubah, bisa tinggi (hiperglikemia maupun rendah (hipoglikemia). 11. Perkembangan dan pertumbuhan yang lambat. 12. Keterbelakangan mental dan motorik. Prognosis Prognosis bayi prematur ini tergantung dari berat ringannya masalah perinatal, misalnya masa gestasi (makin mudah masa gestasi/ makin mudah berat bayi makin tinggi angka kematian), terutama disebabkan oleh seringnya dijumpai kelainan komplikasi neonatus seperti asfiksia, aspirasi pneumonia, perdarahan intrakranial, dan hipoglikemia. Bila bayi ini selamat kadang-kadang dijumpai kerusakan pada syaraf dan akan terjadi gangguan bicara, IQ yang rendah dan gangguan lainnya

Daftar Pustaka 1. Meadow SR, Newell SJ. Lecture notes on paediatrics. Edisi ke-7. Jakarta: Erlangga; 2004.h.59, 65. 2. Rudolph AM, Hoffman JIE, Rudolph CD. Buku ajar pediatri Rudolph. Edisi ke-20. Jakarta: EGC; 2007.h.1065-6. 3. Lissauer T, fanaroff A. At a glance neonatology. Jakarta: Erlangga Medical Series; 2009.h. 46-137. 4. David H. Dasar-dasar pediatri. Edisi ke-3. Jakarta: EGC; 2008.h.44-73. 5. Behrman, Kliegman, Arvin, Nelson. Ilmu kesehatan anak. Jakarta: EGC; 2000.h.2146-7. 6. Richard BE. Esensi pediatri nelson. Edisi ke-4. Jakarta: EGC; 2010.h.754. 7. Lorna D. Pemeriksaan kesehatan bayi. Jakarta: EGC; 2011.h. 9-49. 8. Kosim MS, Yunanti A, Dewi R, Sarosa GI, Usman A. Buku ajar neonatalogi. Jakarta: Badan Penerbit IDAI;2010.h.147-53.

You might also like