You are on page 1of 3

Terapi Tiga dasar akan pertimbangan pengobatan gangguan pada skizofrenia adalah (Kaplan & Sadock, 2004) : Terlepas

dari berbagai etiologi, skizofrenia terjadi pada seseorang yang memiliki sifat individual, keluarga , serta psikologis yang unik, maka pendekatan pengobatan disusun berdasarkan bagaimana penderita telah terpengaruhi oleh gangguan dan bagaimana penderita akan terobati oleh pengobatan yang dilakukan (terapi farmakologi). Factor lingkungan dan psikologi turut berperan dalam perkembangan skizofrenia, maka harus dilakukan juga terapi non farmakologi. Skizofrenia adalah suatu gangguan yang kompleks, dan tiap pendekatan terapeutik jarang tercukupi untuk mengobati gangguan yang memiliki berbagai macam bentuk. Rawat Inap Rawat inap diindikasikan terutama untuk tujuan diagnostic untuk stabilisasi pengobatan, untuk keamanan pasien karena adanya ide bunuh diri atau pembunuhan, serta untuk perilaku yang sangat kacau atau tidak pada tempatnya, termasuk ketidakmampuan mengurus kebutuhan dasar seperti pangan, sandang, dan papan. Membangun hubungan yang efektif antara pasien dan system pendukung komunitas merupakan tujuan utama rawat inap. Aspek lain penatalaksanaan klinis mengalir secara logis dari model medis penyakitnya. Karena dokter prihatin akan rehabilitasi dan penyesuaian pasien, mereka harus mempertimbangkan disabilitas spesifik saat merencanakan strategi penanganan. Dokter juga harus mengedukasi pasien dan keluarga serta pelaku rawat tentang skizofrenia. Rawat inap mengurangi stress pasien dan membantunya menyusun aktivitass harian. Keparahan penyakit pasien serta ketersediaan fasilitas rawat jalan menentukan lamanya rawat inap. Penelitian menunjukkan bahwa perawatan jangka pendek 4 sampai 6 minggu sama efektifnya dengan rawat inap jangka panjang dan bahwa situasi di rumah sakit dengan pendekatan perilaku aktif memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan institusi pemeliharaan. Rencana penanganan di rumah sakit seyogyanya berorientasi ke masalah praktis perawatan diri, kualitas hidup, pekerjaan dan hubungan social. Selama dirawat inap, pasien sebaiknya dikoordinasikan dengan fasilitas pasca perawatan termasuk rumah keluarga, keluarga angkat, panti perawatan dan rumah singgah. Pusat rawat jalan dan kunjungan rumah oleh konselor

terkadang dapat membantu pasien untuk tetap tinggal di luar rumah sakit selama periode yang lama serta dapat meningkatkan kualitas kehidupan harian mereka. Terapi biologis Farmakoterapi Anti psikotik mencakup dua kelas utama : Antagonis reseptor dopamine(chlorpromazine(thorazine),haloperidol(haldol), dan

SDA(risperidon,klozapin) Antagonis Reseptor Dopamine Antagonis reseptor dopamine efektif dalam penanganan skizofrenia, terutama terhadap gejala positif(contohnya waham). Obat-obatan ini memiliki dua kekurangan utama. Pertama, hanya persentase kecil pasien(kemungkinan 25%) yang cukup terbantu untuk dapat memulihkan fungsi mental normal secara bermakna. Kedua, antagonis reseptor dopamine dikaitkan dengan efek samping yang mengganggu dan serius. Efek yang paling sering menganggu adalah akatsia dan gejala lir-parkinsonian berupa rigiditas dan tremor. Efek yang potensial serius mencakup diskinesia tarda dan sindrom neuroleptik maligna. Antagonis serotonin-dopamin(SDA) SDA menimbulkan gejala ekstrapiramidal yang kinimal atau tidak ada, berinteraksi dengan subtype reseptor dopamine yang berbeda disbanding antipsikotik standard an mempengaruhi baik reseptor serotonin maupun glutamate. Obat ini juga menghasilkan efek samping neurologis dan endokrinologis yang lebih sedikit serta lebih efektif dalam menangani gejala negative skizofrenia contohnya penarikan diri. Obat yang juga disebut sebagai obat antipsikotik atipikal ini tampaknya efektif untuk pasien skizofrenia dalam kisaran yang lebih luas disbanding agen antipsikotik antagonis reseptor dopamine yang tipikal. Golongan ini setidaknya sama efektifnya dengan haloperidol untuk gejala positif skizofrenia, secara unik efektif untuk gejala negative, dan lebih sedikit, bila ada, menyebabkan gejala ekstrapiramidal. Beberapa SDA yang telah disetujui diantaranya adalah klozapin, risperidon,olanzapin, sertindol, kuetiapin dan ziprasidon. Obat-obatan ini tampaknya akan menggantikan antagonis reseptor dopamine sebagai obat lini pertama untuk penanganan skizofrenia. Terapi Psikososial

Gejala-gejala gangguan skizofrenia yang kronik mengakibatkan situasi pengobatan di dalam maupun di luar Rumah Sakit Jiwa (RSJ) menjadi monoton dan menjemukan. Secara historis, sejumlah penanganan psikososial telah diberikan pada pasien skizofrenia, yang

mencerminkan adanya keyakinan bahwa gangguan ini merupakan akibat masalah adaptasi terhadap dunia karena berbagai pengalaman yang dialami di usia dini. Pada terapi psikosial terdapat dua bagian yaitu terapi kelompok dan terapi keluarga. Terapi kelompok merupakan salah satu jenis terapi humanistik. Pada terapi ini, beberapa klien berkumpul dan saling berkomunikasi dan terapist berperan sebagai fasilitator dan sebagai pemberi arah di dalamnya. Para peserta terapi saling memberikan feedback tentang pikiran dan perasaan yang dialami. Peserta diposisikan pada situasi sosial yang mendorong peserta untuk berkomunikasi, sehingga dapat memperkaya pengalaman peserta dalam kemampuan berkomunikasi. Pada terapi keluarga merupakan suatu bentuk khusus dari terapi kelompok. Terapi ini digunakan untuk penderita yang telah keluar dari rumah sakit jiwa dan tinggal bersama keluarganya. Keluarga berusaha untuk menghindari ungkapan-ungkapan emosi yang bisa mengakibatkan penyakit penderita kambuh kembali. Dalam hal ini, keluarga diberi informasi tentang cara-cara untuk mengekspresikan perasaanperasaan, baik yang positif maupun yang negatif secara konstruktif dan jelas, dan untuk memecahkan setiap persoalan secara bersama-sama. Keluarga diberi pengetahuan tentang keadaan penderita dan cara-cara untuk menghadapinya. Dari beberapa penelitian, seperti yang dilakukan oleh Fallon ternyata campur tangan keluarga sangat membantu dalam proses penyembuhan, atau sekurang-kurangnya mencegah kambuhnya penyakit penderita, dibandingkan dengan terapi-terapi secara individual.

You might also like