Professional Documents
Culture Documents
Dan carilah apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bagianmu dari (kenikmatan) dunia dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan (al-Qashash 77)
1. Kegiatan ekonomi diorientasikan bagi pencapaian kebahagiaan hidup di akhirat 2. Ekonomi diarahkan bagi tercapainya kesejahteraan, kemajuan material dan kebahagiaan hidup manusia di dunia 3. Kegiatan ekonomi harus dilakukan dalam pola interaksi sesama manusia secara baik 4. Harus dihindari kegiatan ekonomi yang merusak fisik maupun tatanan kehidupan manusia
Hidup di Dunia Mati Lahir Dari Mana? Kehidupan sebelum dunia Ke Mana?
Untuk Apa?
AL-UQDATU AL-KUBRA
(SIMPUL BESAR)
- Simpul semua pertanyaan - Bila terurai maka terurai pula pertanyaan cabang
Harus dijawab
Jawaban dari simpul besar, sebagai
Aqidah
Fikrah kulliyah Qaidah fikriyah Al-Nadzratu fi al-hayati al- dunya
JAWABAN SEKULER
Manusia diciptakan Tuhan Hidup untuk mencari kepuasan
kepada-Nya Setelah mati akan hidup abadi di alam akherat: di sorga atau neraka Tergantung hidupnya di dunia: beriman atau tidak; bila beriman, taat atau tidak
(Sumber: wahyu Allah)
jasmani Setelah mati, akan ada hidup yang abadi di alam lain (?), atau pasti di sorga karena sudah diampuni Alam nanti tidak ada hubungan dengan sekarang (?)
(Sumber: pemikiran spekulatif)
bisa salah Tapi bila terdapat sumber yang pasti benar, maka pemikiran spekulatif tentang hakekat hidup di dunia pasti salah adanya.
MAKA
DARI MANA Manusia, alam semesta dan kehidupan berasal?
DICIPTAKAN ALLAH
ma syaraa minaddini (taat kepada Allah tunduk padanya dan berpegang teguh pada apa yang telah disyariatkan di dalam agama Islam)
hubungan penciptaan, perintah dan larangan (shilatu al-khalq dan shillatul awamir wan nawahi )
Kehidupan dunia dengan sesudahnya terikat dengan
kebangkitan dan perhitungan (shilatul batsi wan nushur dan shillatul muhasabah)
MACAM IBADAH
Makna Khusus
Makna Umum
Amal Terbaik
Ikhlas hanya untuk Allah SWT
Keyakinan
1. Muslim
Perbuatan
Taat
Balasan
Kekal di Surga
2. Muslim
3. Kafir
Ingkar
Dalil .
Tipologi 1 (Al Bayyinah:7-8)
Sesungguhnya orang-orang beriman dan beramal shaleh mereka itu adalah sebaik-baik makhluq. Balasan mereka adalah surga adn yang mengalir sungaisungai di bawah. Mereka kekal di dalamnya selamanya
Tipologi 2
Allah memerintahkan para malaikat mengentas dari neraka itu orang-orang yang tidak pernah sekalipun melakukan perbuatan syirik. Yaitu mereka yang berucap Laa ilaaha illallah. Orang-orang ini dapat diketahui melalui ciri khasnya, yakni di wajahnya ada bekas sujud.. (HR. Muslim dari Abu Hurairah RA)
masuk) ke neraka jahannam, mereka kekal di dalamnya. Mereka adalah seburukburuk makhluq.
Tipologi 3 (Al Bayyinah 6) Sesungguhnya orang-orang kafir, yakni ahli kitab dan orang-orang musyrik (akan
KEADAAN DI AKHIRAT
TIPOLOGI 1 TIPOLOGI 2 TIPOLOGI 3
Bahagia Menyesal kurang banyak beramal (alfajr:24) Menyesal lebih baik jadi tanah (An naba:40)
KESIMPULAN
Shillatul khalqi Shillatul batsi wa nushur
Kehidupan Sebelum Dunia Allah Kehidupan Dunia Ibadah Kehidupan setelah Dunia Akherat
Islam (halal dan haram) Orientasi hidup akherat dan dunia Untuk untuk kemuliaan diri, keluarga, umat dan perjuangan agama (dakwah) Makna kebahagiaan: ridha Allah
kesenangan jasmani Landasan hawa nafsu Tolok ukur perbuatan: manfaat Orientasi hidup dunia semata Hidup untuk kepentingan diri dan keluarga sendiri
Makna kebahagiaan:
KETERIKATAN MUSLIM PADA ATURAN ISLAM Dalam urusan keimanan (mantap dan murni atau tidak syirik) Dalam urusan ibadah mahdah (taat selalu) Dalam urusan akhlaq (mulia) Dalam urusan makanan dan minuman (halal dan thayib selalu) Dalam urusan pakaian (menutup aurat) Dalam urusan keluarga (sakinah) Dalam urusan pekerjaan (profesional) Dalam urusan masyarakat (peduli) Dalam urusan dakwah (aktif terlibat)
- Kepemilikan - Pemanfaatan kepemilikan - Distribusi kekayaan - Politik Ekonomi - Ekonomi privat (fiqh muamalah iqtishadiyah) - Moneter - Kelembagaan ekonomi Islam - Manajemen - Sumberdaya manusia
1. Muamalah iqtishadiyah diselenggarakan secara suka rela. 2. Dilakukan dengan akhlaq karimah. 3. Tidak boleh ada yang mendzalimi dan didzalimi. 4. Hukuman buat yang melakukan pelanggaran. 5. Dalam bermuamalah harus dilakukan dengan benar. 6. Pembelaan terhadap yang didzalimi. 7. Amar maruf nahi mungkar di tengah kegiatan ekonomi masyarakat. 8. Muamalah iqtishadiyah secara Islami dilakukan demi kebaikan bersama 9. Tegaknya selalu sistem ekonomi Islam dan ketaatan para pelaku ekonomi mutlak diperlukan 10. Individu yang melanggar syariah dalam ekonomi pasti akan menimbulkan kerusakan 11. Apalagi bila sistem ekonomi Islam diabaikan pasti akan timbul kerusakan di dunia dan siksaan pedih di akhirat
WALLAHUALAM BI AL-SHAWAB
I- Hakikat Ekonomi:
Istilah Ekonomi:
Eko (mengatur) dan Nomos (rumah tangga) = Greek (Yunani Kuno); Maka, ekonomi berarti kegiatan mengatur urusan harta kekayaan, baik yang berkaitan dengan: (1) memperbanyak jumlah, dan (2) menjaga pengadaannya, maupun (3) tatacara pendistribusiannya kepada masyarakat.
Bidang Ekonomi
Ilmu Ekonomi
Memperbanyak jumlah, dan menjaga pengadaannya (Faktor Produksi)
Sistem Ekonomi
Tatacara distribusi kekayaan di tengah masyarakat (Pemikiran dan Konsep Ekonomi)
Perspektif Islam
Kemiskinan Individu warga negara?
Muncul
Masalah Ekonomi
Kemiskinan negara? Peningkatan GDP dan GNP Negara
Distribusi (Distribution)
Disposisi (Tasharruf)
Wajib Dipenuhi
II- Kepemilikan :
Definisi Kepemilikan:
Izin pembuatan syariat (as-syari) untuk memanfaatkan zat dan jasa tertentu, yang menyebabkan pemiliknya berhak mendapatkan kegunaan (utility)-nya, serta mendapatkan kompensasi darinya.
Bentuk Kepemilikan:
Kepemilikan Individu (Private Ownership) Kepemilikan (Ownership) Kepemilikan Umum (Public Ownership)
Hukum syara yang berlaku untuk barang dan jasa, dimana pemiliknya berhak memanfaatkan dan mendapat kompensasi darinya Izin pembuat syariat (as-syari) kepada suatu kelompok untuk samasama memanfaatkan benda.
Harta yang merupakan hak seluruh kaum Muslim, sedangkan pengelolaannya menjadi wewenang Khalifah.
Tatacara Memiliki:
Shahih (Benar)
Hajat Adhuwiyah: Kebutuhan Jasmani
Islam
Manusia
Sosialisme
Kapitalisme
Batil (Salah)
Waris
Harta yang Diperoleh tanpa Kompensasi Sebab Kepemilikan (Asbab at-Tamalluk)
Bekerja
Mudharabah Musaqat
Pemberian Negara
Ijarah
Cara memperoleh harta yang sebelumnya belum menjadi hak milik, atau memperoleh harta yang belum dimiliki sebelumnya.
Tahjir: Memagari
Sebab Pengembangan
Hukum Perdagangan:
Halal
Perdagangan Domestik
Bentuk Perdagangan
Haram
Hukum Perindustrian:
:
Hukum pabrik (kilang) mengikuti hukum barang yang diproduksinya.
Produk Halal (Pabrik / Kilang yang halal)
Milik Individu
Milik Umum
Produk Haram
(Pabrik / Kilang yang haram)
Milik Negara
Hukum Syarikah:
Sepakat Melakukan Syarikah Sepakat Memberikan Modal Sepakat Melakukan Syarikah dalam Urusan Tertentu Barang
Belum Sah
Orang yang Boleh Melakukan Tasharruf Obyek Akad: Sesuatu yang Bisa Diakadkan
Sah
Sah
Jasa
Syarikah adalah akad antara dua orang atau lebih, yang keduanya sepakat untuk melakukan kerjasama dalam bentuk kekayaan dengan tujuan untuk mencari keuntungan.
Pemburan Syarikah
Syarikah Inan: BadanBadan(+)Harta
Mudharabah: Badan(+)Harta
Semua Kerugian Dikembalikan kepada Harta dan Pemiliknya, Sementara Keuntungan Milik Kedua Belah Pihak.
Perseroan Terbatas:
Koperasi: Asuransi: Kerjasama Penjaminan
Hukumnya Haram
Infaq:
Judi Riba
Syarikah Kapitalis
Pengembangan Harta:
Fasilitas Umum: Hilangnya Fasilitas Umum ini Menyebabkan Sengketa bagi Masya-rakat
Bahan Tambang yang Tidak Terbatas: Seperti Air, Minyak, Emas, dll.
Privatisasi
Sumber Daya Alam: Sumber yang Sifat Pembentukannya Menghalangi Dimiliki Secara Perorangan
Izin pembuat syariat (as-syari) kepada suatu kelompok untuk sama-sama memanfaatkan benda.
yang dibiarkan). Hima adalah fasilitas atau harta milik umum yang dimonopoli oleh pihak tertentu, sehingga orang lain tidak bisa memanfaatkannya sesuai dengan fungsi asalnya. Seperti jalan, air, udara, dll. Islam telah membatalkan monopoli seperti ini, yang disebut hima, sehingga fasum tersebut kembali kepada fungsi asalnya. Larangan Hima (proteksi) tersebut berlaku untuk dua hal: (1) tanah mati, yang bisa dihidupkan dan dipertahankan oleh setiap individu; (2) fasilitas umum yang sama-sama dibutuhkan oleh banyak orang, seperti air, padang dan api. Tapi, tidak bagi negara. Negara boleh memproteksi dua hal di atas. Rasulullah saw. pernah memproteksi (hima) tanah Naqi yang memiliki sumber air dan tanaman yang subur. Tanah tersebut diproteksi oleh Rasul dari orang yang hendak menghidupkan dan memanfaatkannya, selain untuk menggembala kuda-kuda perang mereka.
V- Kepemilikan Negara:
Harta yang menjadi hak seluruh kaum Muslim, sementara pengelolaannya menjadi kewenangan khalifah, dimana dia bisa mengkhususkan sesuatu kepada sebagian kaum Muslim berdasarkan pandangan dan ijtihadnya.
Fai, Ghanimah, Anfal: Ghanimah dan Anfal adalah harta rampasan yang diperoleh melalui peperangan. Sementara Fai adalah harta rampasan yang ditinggalkan musuh, tanpa melalui peperangan. Khumus: khumus di sini adalah seperlima dari harta rampasan perang (ghanimah). Kharaj: Hak kaum Muslim yang ditetapkan pada tanah yang telah dijadikan rampasan perang dari kaum Kufar, baik melalui peperangan, maupun perdamaian. Jizyah: hak yang diberikan oleh Allah dari kalangan kaum Kufar kepada kaum Muslim karena ketundukan mereka kepada sistem Islam. Dharibah dan Usyur (Bea Cukai): Harta yang diwajibkan oleh Allah kepada kaum Muslim untuk dibelanjakan pada kebutuhan yang diwajibkan kepada mereka, sementara tidak ada harta di Baitul Mal. Harta haram: Hasil korupsi, keuntungan dari perdagangan yang diharamkan, seperti Narkoba, dll. Harta Kalalah:
Baitul Mal:
Sumber Pemasukan
Fai
Ghanimah, dan Anfal Khumus Kharaj
Pos-pos Pengeluaran
Ashnaf Delapan: Fakir, Miskin, Gharim, Ibn Sabil, Budak, Jihad, Amil, Muallafah al-Qulub
Kebutuhan tetap: Fakir, Miskin, Ibn Sabil, dan Jihad.
Jizyah
Dharibah Cukai) dan Usyur (Bea
Penyusunan APBN:
Sistem Kapitalis Sistem Khilafah
APBN tidak disusun pertahun oleh pemerintah, dan tidak perlu disahkan oleh Majlis Ummah, karena pendapat mereka tidak mengikat Khalifah. Ketentuan APBN, sumber dan pos-posnya telah diatur oleh hukum syara, dan di sini berlaku ijtihad khalifah. Khalifah juga tidak perlu mengeluarkan peraturan baru, karena hukumnya sudah tetap..
Ekonomi Islam
Inti kehidupan manusia di dunia ini adalah mencapai falah (kemuliaan didunia dan di akhirat).
suatu cabang ilmu pengetahuan yang berupaya untuk memandang, menganalisis, dan akhirnya menyelesaikan permasalahan ekonomi dengan cara-cara Islami (cara-cara yg didasarkan atas ajaran Islam yaitu berlandaskan Al Quran dan Sunah Nabi)
Pernyataan normatif.
Ekonomi konvensional 1. Aspek positif dan aspek normative terpisah. 2. Fakta ekonomi merupakan suatu independen terhadap norma. 3. Tidak ada kausalitas antara norma dan fakta. atau realitas ekonomi merupakan suatu yg bersifat independen, dan karena bersifat objective dan akhirnya berlaku universal
Contoh pernyataan :
Hukum penawaran,
jika suatu barang meningkat, maka jumlah barang yang ditawarkan meningkat.
pendekatan integratif antara normative economics dan positif economics. Islam menempatkan nilai yang tercermin dalam etika pada posisi yang lebih tinggi, jadi etika harus menjadi kerangka awal dalam ilmu ekonomi (etika lah yg harus menguasai ekonomi, bukan sebaiknya)
pada pertimbangan rasionalitas. Argumentasi yg dibangun memenuhi kaidahkaidah logika & diterima akal serta diterima secara universal
universalitas islam dalam konsep ekonomi Islam adalah setiap pelaku ekonomi harus : a. bertujuan untuk mendapatkan mashlahah. b. tidak melakukan kemubaziran. c. Berusaha meminimize resiko. d. Dihadapkan pada ketidak pastian.
adalah batasan ilmu ekonomi (kerena perilaku etis dipandang sebagai perilaku yg tidak rasional). Ekonomi Islam mempelajari perilaku ekonomi pelaku ekonomi yg rasional islami, sehingga standar moral perilaku ekonomi didasarkan pada ajaran islam bukan didasarkan pada nilai-nilai yg dibangun oleh kesepakatan sosial
islami untuk mencari informasi agar dapat meraih fallah. Sumber informasi meliputi dua hal : 1. ayat kauniyah (fakta empiris). 2. ayat qauliyah (sumber yg berasal langsung dari sang pencipta)
peraturan atau ketentuan Allah untuk manusia yg disampaikan melalui rasulNya Untuk memahami syariah diperlukan tiga hal mendasar : 1. keimanan. 2. moral. 3. fiqh (sumber hukum)
a. b. c. d.
Al Quran. Sunnah. Ijma (Kesepakatan bersama para ulama) Qiyas (analogi masalah terhadap hukum yg terdapat dalam Al Quran & Sunnah)
a. b. c. d.
Istihsan (pertimbangan kepentingan hukum) Mashlahah mursalah (pertimbangan kepentingan umum) Istishab (meneruskan hukum yg sudah berjalan sblm muncul hukum baru Urf (membiarkan tradisi yg tidak bertentangan dg syariat)
Akidah
Syariah
Akhlak
Fiqh Muamalah
Sejarah Islam
Metode Deduksi
Konsumsi Produksi
Realitas ekonomi
Metode Induksi
Teori Ekonomi
Distribusi
Makro Ekonomi
Fallah (bahagia dunia akhirat) Hayyah thayibah (baik & terhormat) Mashlahah al ibad (kesejahteraan hakiki)
Nilai ekonomi Islam. konsisten, jujur, adil, santun, transparan dll. Prinsip ekonomi Islam. memenuhi kaedah-kaedah fikih baik rukun, syarat dan implementasinya
Kerja. Kompensasi. Efisiensi. Profesionalisme. Kecukupan. Pemerataan kesempatan. Kebasan. Kerjasama Persaingan. Keseimbangan. Solidaritas. Informasi simetri
Tujuan : Fallah
Paradigma Materialisme
Paradigma Syariah
Paradigma Dialektika
Liberalisme ekonomi
Otoriterianisme negara
Ekonomi Islam
Ilmu Ekonomi
Teknik/upaya mengadakan dan meningkatkan produktivitas
Terkait dengan Ideologi Islam dan diatur oleh Syariah Mengikat individu, masyarakat dan negara
KEPEMILIKAN
Jenis Kepemilikan Individu Umum Negara Cara Kepemilikan Halal Haram 2
DISTRIBUSI
PENGELOLAAN
Pembelanjaan Pengembangan
Halal Haram
Halal Haram
K. UMUM
K. NEGARA
BIDANG
Konsumsi
HUKUM
PERAN NEGARA
Mewujudkan politik ekonomi Islam tentang jaminan kebutuhan primer individu Menyusun dan menerapkan kebijakan ekonomi Kebijakan Pertanian Kebijakan Industri Kebijakan Perdagangan Kebijakan Moneter Pengelolaan kepemilikan umum dan negara melalui baitul maal Menjaga mekanisme pasar Pengawasan dan penghukuman penjahat ekonomi Menciptakan SDM unggul
DISTRIBUSI KEKAYAAN
Setiap Individu harus memperoleh jaminan pemenuhan kebutuhan primer Upaya mencapai keseimbangan ekonomi (equilibrium)
Tercapai jika : 1. Terdapat kekayaan dalam masyarakat 2. Seluruh masyarakat menerapkan sistem Islam
DISTRIBUSI KEKAYAAN
Kesenjangan Ekonomi
Distribusi kekayaan 1. Mekanisme ekonomi : baitul mal, larangan menimbun emas dan perak 2. Mekanisme non ekonomi : zakat, waris
- -
Sesungguhnya ekonomi Islam adalah bagian integral dari sistem Islam yang sempurna. Apabila ekonomi konvensional dengan sebab situasi kelahirannya- terpisah secara sempurna dari agama. Maka keistimewaan terpenting ekonomi Islam adalah keterkaitannya secara sempurna dengan Islam itu sendiri, yaitu aqidah dan syariah. (Prof. Dr. Ahmad Muhammad Assal & Prof.Dr. Fathi Ahmad
Abdul Karim, An-Nizham al-Iqtishadi fil Islam, Cairo, 1977, hlm.17-18)
Apabila ekonomi Islam menjadi bagian dari Islam yang sempurna, maka tidak mungkin memisahkannya dari sistem aturan Islam yang lain ; dari aqidah, ibadah dan akhlak (Mabahits fil Iqtishad
al-Islamiy, hlm. 54)
Berdasarkan ini, maka tidak boleh kita mempelajari ekonomi Islam secara berdiri sendiri yang terpisah dari aqidah Islam dan syariahnya, karena sistem ekonomi Islam bagian dari syariah Islam. Dengan demikian ia terkait secara mendasar dengan aqidah (Prof. Dr. Ahmad
Muhammad Assal & Prof.Dr. Fathi Ahmad Abdul Karim, An-Nizham alIqtishadi fil Islam, Cairo, 1977, hlm.17)
Halaman 14
Ulama sepakat bahwa muamalat itu sendiri adalah masalah kemanusiaan yang maha penting
(dharuriyah basyariyah)
Mereka berkata, Hai Syuaib, apakah agamamu yang menyuruh kamu agar kami meninggalkan apa yang disembah oleh nenek moyang kami atau melarang kami memperbuat apa yang kami kehendaki tentang harta kami. Sesungguhnya kamu adalah orang-orang yang penyantun lagi berakal
Artinya : Muamalah ini adalah sunnah yang terus-menerus dilaksanakan para Nabi AS, sebagaimana firman Allah (hlm.16)
Sesungguhnya dua sisi syariah Islam ialah ibadat dan muamalat. Keduanya terkait laksana satu tubuh dan keduanya satu tujuan, (yaitu dalam rangka ibadah dan ketaatan kepada Sang Khalik Allah Swt).
(Samir Abdul Hamid Ridwan, Aswaq al-Awraq al-Maliyah, IIIT, Cairo, 1996, hlm. 166)
No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Keterangan
Al-Buyu. Al-ijarah, Salam,dll Kitab al-buyu Buyudan Al-Ijarah Al-buyu Kitab al-Buyu Kitab al-Buyu Kitab al-Buyu Kitab at-Tijarah Kitab al-buyu; Kitab al-buyudan al-ijarah Buyu,ijarah, musaqat 639 Bab Kitab al-Buyu Kitab al-buyu
Belum termasuk Kitab Subulus Salam, Bulughul Maram dan Nailul Authar serta kitab hadits terbesar Musnad Ahmad bin Hanbal
Kesadaran dan keinginan umat Islam untuk menghidupkan kembali ajaran muamalah maliyah yang bersumber Alquran & Sunnah Terbebasnya negeri-negeri muslim dari penjajahan Ditemukannya sumber minyak di Timur Tengah sehingga melahirkan negara-negara kaya (petro dolar) Kegagalan kapitalisme dalam menciptakan kesejahteraan yang berkeadilan.
Abad ke 7 M: Quran & Hadist Sumber hukum tertinggi, pedoman hidup lengkap
Abad 7-11M (fase dasar) -Abu Yusuf (798) Keuangan negara, perpajakan, mekanisme harga Peranan negara, peranan pasar. -Muh. Bin Hasan (750) Pentingnya perdagangan, pertanian, parteneship, Mudharabah, teori konsumsi . -Abu Ubayd Keuangan publik, kompesium ekonomi Rasulullah -Ibnu Maskawih Peranan pertukaran uang, stabilitas emasb& moneter -Mawardi. Mekanisme pasar, peranan pengawas pasar, tanah
g r e a t g a p
Abad 13 scholastik St. Thomas (1274): mengutuk bunga (dosa)
Abad 10
Abad ke 16-18 Markantilisme Jean Bodiin :hubungan uang, barang & monopoli Thomas Mun : manfaat dagang menjual>mengkonsumsi David Hume : hubungan uang-harga
Abad 11-15 fase kedua -Al Gazali (1111) Perilaku ekonomi, mekanisme pasar, stabilitas uang dan Emas, elastisitas prmintaan, spesialisasi, perdagangan dll -Ibnu Taimiyah (1328) Mekanisme & konsep harga, mekanisme pasar bebas Peranan pemerintah, beban pajak & uang dll -Ibnu Khaldun (1404) Pembagian keraj, uang & harga, produksi & distribusi Perdagangan internasional, pertumbuhan & pemerataan -Nasirudin Tusi (1442) Political economy, peranan tabungan, perilaku konsumsi
Abad 17-18 Psiokrasi Laissez faire laisszes passer Quesney : perekonomian sistim yang analog dg kehidupan biologis manusia Abad ke 16-19 fase ketiga Shah Waliullah 1762 Relasi ekonomi-sosial, larangan judi spekulasi, riba. Distribusi SDA, perpajakan, teori perilaku konsumsi. Muhammad Iqbal (1873-1938) Kritik kapitalisme sosial, tugas negara, zakat
Abad 18-19 Klasik Adam Smith 1776 : Tonggak ekonomi modern, kemakmurantergantung proDuktifitas, manusia self interest, mekanisme pasar bebas, teori nilai, pembagian tenaga kerja dll. Robert Malthus 1798: Disekuilibrium pertumbuhan penduduk & pangan, kontrol populasi. David Ricardo 1817: distribusi kekayaan, keunggulan komparatif, analisis marjinal. JB Say 1832 : keseimbangan demand supply. J Stuart Mill 1873 : elastisitas permintaan
Abad 19
Ekonomi Islam diterapkan Rasulullah SAW setelah hijrah dari Mekah ke Yathrib (Madinah). Setelah menata bidang politik dan pemerintahan (konstitusional, tahap selanjutnya Rasulullah menata bidang ekonomi & sosial.
Islam memiliki khasanah fiqih muamalah yang sangat kaya dan luas, diantara khasanah tersebut adalah prinsip Syirkah al Inan, al Mudharabah, Baias Salam, baial Istishna, Baial Murabahah, Ijarah, hawalah, ar Rahn, al Wakalah, al Qardh dan al Ajr wal Umulah.
Khasanah fikih muamalah selain bersumber dari Quran dan hadis juga bersumber dari Kitab atau karya-karya para ulama antar lain : 1. al-Kindi, 2. al Ghazali, 3. Ibnu Rusd, 3. al-Khaawrizmi, 4. Ibnu Khaldun, 5. Ibnu Haitam, 6. Ibnu Hazm, 6. al-Farabi, 7. Jabir Ibnu Hayam, 8. Ibnu Sina, 9. Ibnu hajja. 10. Ar razi dll.
Bahkan beberapa ekonom barat yang terinspirasi karya ekonom muslim adalah : Teori Pareto Optimum diambil dari kitab Nahjul Balaqah Imam Ali. Abu Yusuf (798 M) dalam kitabnya al-Kharaj yang menulis tentang tanggung jawab ekonomi pemerintah untuk memenuhi kebutuhan rakyat. Adam Smith (1776) dengan bukunya The Wealt of Nation banyak terinspirasi oleh buku al-Amwal-nya Abu Ubaid (838 M). Teori Leffers Curve yang diciptakan oleh Leffer (penasehat ekonomi Presiden Ronald Reagan) teori ini diciptakan pada saat krisis yang melanda Amerika diakhir masa jabatan Reagen yang pertama dan terori ini cukup ampuh untuk menanggulangi krisis tsb. Leffer berterus terang bahwa teorinya terinspirasi oleh buku Ibnu Khaldun (1404 M).
Dalam buku The Wealth of Nation karya Adam Smith (1776 M) yang terdiri dari lima jilid. Dalam jilid ke lima bab pertama, Adam Smith membandingkan masyarakat dengan tingkat perekonomian yang berbeda (bangsa dengan ekonomi terbelakang dan bangsa dengan ekonomi maju) Contoh masyarakat terbelakang adalah masyarakat Indian di Amerika, sedangkan contoh masyarakat ekonomi maju adalah bangsa Arab dan Tartar.
Adam Smith menjelaskan, bangsa arab yang dimaksud adalah yang dipimpin oleh :
Tepatnya pada 774 M, Raja Offa yang berkuasa di Inggris ketika itu mencetak koin emas yang merupakan direct copy dari dinar Islam berikut tulisan Arabnya. Yang uniknya koin (uang) tersebut mencatumkan kalimat Laa ilaaha illallah, Muhammad Rasululloh dan juga dua buah salib kecil, karena Raja Offa bergama Nasrani.
Kharaj (sejenis pajak tanah), Zakat, kums (pajak 1/5), jizya (sejenis pajak atas badan orang non Muslim) dan penerimaam lain-lain (diantaranya Kaffarah/denda).
Ushr (pajak) Ghanimah (pampasan perang) Amwal Fadhla (Muslim yg meninggal tanpa ahli waris). Nawaib (pajak bagi kaum muslim yg kaya u/ keperluan negara yg sifatnya darurat.
Zakat. Ushr (5-10%) Ushr (2,5%) Zakat fitrah. 1. Wakaf. 2. Amwal Fadhla 3. Nawaib Sadaqah yag lain khums
Penerimaan zakat dan kums dihitung secara proporsional, secara ekonomi hal ini akan menciptakan built-in stability (hal ini akan menstabilkan harga dan menekan inflasi). Sistim zakat perniagaan dihitung dari hasil usaha (tax on quasi rent) sehingga tidak mempengaruhi harga dan jumlah penawaran. Ini berbeda dengan sistim Pajak pertambahan nilai (Ppn) yang ada sekarang yg dihitung atas harga barang, sehingga harga barang bertambah mahal dampak jumlah yang ditawarkan lebih sedikit (up-ward shift on supply curve). Sedangkan zakat ternak, Islam menerapkan sistim yang progresif untuk memberi insentif peningkatan produksi. Makin banyak ternak yang dimiliki makin kecil zakat yang harus dibayar, ini akan mendorong skala produksi yang lebih besar dan terciptanya efisiensi biaya.
Kebijakan fiskal di zaman Rasulullah saw Disisi pengeluaran, terdiri dari pengeluaran untuk : dakwah, pendidikan dan kebudayaan, iptek, hankam, kesejahteraan social dan belanja pegawai
1. Larangan terhadap Kanz (penimbunan uang untuk spekulasi) cenderung mencegah dinar dan dirham kelaur dari perputaran. 2. Larangan praktek bunga mencegah tertahannya uang ditangan pemilik modal.
Sedangkan pemercepatan peredaran uang, Rasul mendorong masyarakat untuk mengadakan kontrak kerjasama dan mendesak mereka untuk memberikan pinjaman tanpa bunga sehingga lebih memeprkuat peredaran uang.
dengan kerjasama ini meningkatkan penawaran agregat masyarakat yang berdampak pada stabilitas nilai uang ketingkat equilibrium yang tinggi.
Dengan bimbingan Rasulullah kaum Muhajirin dan Ansar bekerjasama dengan share 50% :50%
Kebijakan Fiskal Khalifah Umar ibnu Khatab Administrasi telah ditata dengan dengan pencatatan double entry system, penataan ini sejalan dengan makin bertambahnya pemeluk Islam dan luas wilayahnya Selain Baitul Maal pusat didirikan pula Baitul Maal distrik, propinsi dan lokal
Catatan
APBN jarang sekali mengalami defisit, karena pengeluaran hanya dilakukan apabila ada pemasukan (sistim cash bassis).
Diiterbitkannya surat pembayaran cek yang penggunaannya dapat diterima masyarakat. Menginstruksikan untuk mengimpor sejumlah barang dagangan dari Mesir ke Madinah, karena barang yang diimpor dalam jumlah yang besar sehingga distribusinya menjadi terhambat, Oleh karena itu Khalifah Umar menerbitkan saq/cek kepada yang berhak
Tugas Baitul Maal diatur dan diuraikan sebagi berikut : Mengatur dan mengurus permasalah dan kebutuhan masyarakat. memeperbaharui kota tua dan membangun yang baru. mengumpulkan kharaj. mempersiapkan pertahanan negara.
Pembangunan sektor-sektor umum yang diorganisasi masing-masing distrik. Penetapan secara rinci tingkat ekonomi dalam masyarakat dan menjamin bagian masing-masing orang (Ia mengatakan setiap individu mendapatkan bagian pada pendapatan nasional) Menekankan kepada para gubernur untuk benar-benar mendistribusikan pendapatan kepada kelompok masyarakat sehingga tercapailah kesejahteraan dan keadilan.
Dinar dan Dirham merupakan satusatunya mata uang yang dipakai. Pada masa pemerintahan Imam Ali, Islam mencetak uang sendiri, namun demikian masa pemerintahan Imam Ali tidak terlalu lama (-/+ 4 tahun), sehingga uang yang dicetak tersebut tidak dapat beredar luas. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa penawaran uang selama masa itu sama seperti pada masa Nabi Muhammad.
Kesimpulan
Tidak ada satu pun instrumen kebijakan moneter yang digunakan pada masa awal periode keislaman. Karena penggunaan uang sebagai alat tukar, tidak ada alasan untuk melakukan perubahan supply uang melalui kebijakan diskresioner.
Fungsi perbankan secara partial (satu orang melakukan satu fungsi dari perbankan) tersebut adalah :
Rasulullah SAW yang dikenal dengan julukan al Amin, dipercaya oleh masyarakat Mekah untuk menerima simpanan harta, sehingga pada saat hijrah ke Madinah, beliau meminta kepada syaidina Ali ra untuk mengembalikan semua titipan itu kepada yang memiliki, yang dititipi tidak dapat memanfaatkan harta titipan tersebut. (Wadiah ad Amanah). Sahabat Rasulullah, Zubair bin al Awwam lebih suka menerima titipan dalam bentuk pinjaman yang memiliki hak untuk memanfaatkan (Wadiah at Dhomanah). Karena bentuknya pinjaman maka ia wajib mengembalikan utuh. Penggunaan cek (media pembayaran yang pada waktu itu istilahnya saq) telah dikenal luas sejalan dengan meningkatnya perdagangan antara negeri Syam dan Yaman. Bahkan di zaman Umar bin Khattab ra beliau menggunakan cek untuk membayar tunjangan kepada mereka yang berhak. Dengan cek tersebut kemudian mereka mengambil gandum di Baitul Mal. Pemberian modal untuk modal kerja berbasis bagi hasil, seperti Mudharabah, Musyarakah, Muzaraah, Musaqah telah dikenal sejak awal diantara kaum Muhajirin dan kaum Anshar.