You are on page 1of 4

Air murni adalah tidak berwarna, tidak berasa, dan tidak berbau, mengandung senyawa hidrogen dan oksigen

dengan rumus kimia H2O. Air adalah pelarut yang umum dan dapat melarutkan banyak zat alami atau zat buatan manusia. Bahan terlarut dan tersuspensi merupakan pengotor dalam air dan mereka masuk ke dalam air sebagai hasil dari siklus hidrolik. Air hujan jatuh membawa partikel debu, debu pabrik, gas terlarut seperti oksigen, nitrogen, karbon dioksida, dan sulfur oksida dan zat kimia lain. Sehungga air hujan bukan merupakan air murni tetapi mengandung beberapa zat pengotor yang terkumpul saat jatuh. Pada permukaan bumi, air dapat membawa apapun yang dapat diangkut atau dilarutkan, seperti lumpur, fragmen vegetasi, bakteri, produk buangan, dan mineral dari batuan. Pengolahan yang umum pada pabrik pengolahan air untuk air permukaan adalah rapid sand filtration dan lime-soda softening. Kualitas air bawah tanah biasanya lebih baik dari pada air permukaan, sehingga untuk air bawah tanah biasanya menggunakan gas stripping, klorinasi, dan softening (lime-soda atau ion exchange). Industri biasanya membutuhkan air proses untuk menghasilkan produk, air umpan boiler, dan cooling water untuk kondenser. Biasanya beberapa industri membutukan pengolahan khusus seperti demineralisasi untuk air proses. air umpan boiler harus dimineralisasi jika digunakan dalam boiler tekanan tinggi. Demineralisasi biasanya dikerjakan menggunakan kation dan anion exchanger dalam siklus hidrogen dan hidroksil. Air pendingin biasanya menggunakan kualitas air minum, kecuali bila menggunakan air permukaan, air sumur, atau air garam tidak perlu pengolahan.

Sebuah pabrik mempunyai dua sistem proses utama, yaitu sistem pereaksian dan sistem proses pemisahan & pemurnian. Kedua sistem tersebut membutuhkan kondisi operasi pada suhu dan tekanan tertentu. Dalam pabrik, panas biasanya disimpan dalam fluida yang dijaga pada suhu dan tekanan tertentu. Fluida yang paling umum digunakan adalah air panas dan uap air karena alasan murah dan memiliki kapasitas panas tinggi. Fluida lain biasanya digunakan untuk kondisi pertukaran panas pada suhu di atas 100 oC pada tekanan atmosfer. Air atau uap air bertekanan (dinamakan kukus atau steam) mendapatkan panas dari ketel uap (boiler.). Sistem pemindahan panas bertugas memberikan panas dan menyerap panas. Misalnya, menyerap panas dari sistem proses yang menghasilkan energi seperti sistem proses yang melibatkan reaksi eksotermik atau menyerap panas agar kondisi sistem di bawah suhu ruang atau suhu sekitar. Untuk penyerap panas agar suhu di bawah suhu ruang biasanya pabrik menggunakan refrigerant, bahan yang sama dengan yang bekerja pada lemari es. Penggunaan air sebagai media pendingin juga dibatasi sifat fisiknya, yaitu titik didih dan titik beku. Suhu air pendingin perlu dikembalikan ke suhu sekitar atau suhu ruang agar bisa difungsikan kembali sebagi pendingin. Sistem pemroses yang melakukan ini adalah cooling tower. Kebutuhan air pada umumnya dan air pengisi ketel pada khususnya pada industri-industri yang menggunakan tenaga uap adalah suatu hal yang amat perlu mendapat perhatian. Pada pabrik-pabrik dimana uap (steam) merupakan sumber tenaga (sebagai tenaga penggerak) dan sekaligus juga merupakan sumber panas (dipakai dalam pemanasan, penguapan dan pengkristalan). A. Sumber-sumber air pengisi ketel Macam-macam air yang dapat digunakan sebagai air pengisi ketel adalah air sumur dan air kondensat. Air kondensat sudah murni sehingga tidak perlu mengalami pengolahan yang khusus, sedangkan untuk air yang berasal dari sumur perlu mendapat pengolahan-pengolahan lebih dahulu. B. Syarat Air Pengisi Ketel Pada dasamya air yang akan digunakan, terutama yang digunakan sebagai air pengisi ketel, harus memenuhi syarat. Air yang berasal dari alam (sungai dan tanah) tidak ada yang dalam keadaan mumi, biasanya terdapat pengotor-pengotor, antara lain : 1. Zat tersuspensi, seperti lumpur dan tanah liat. Biasanya dihilangkan dengan penyaringan. 2. Zat terlarut, seperti garam-garam mineral (garam magnesium, kalsium dan lain-lain). Pada dasamya air yang akan digunakan, terutama yang digunakan sebagai air pengisi ketel, harus memenuhi syarat. Air yang berasal dari alam (sungai dan tanah) tidak ada yang dalam keadaan murni, biasanya terdapat pengotor-pengotor, antara lain : 1. Zat tersuspensi, seperti lumpur dan tanah liat. Biasanya dihilangkan dengan penyaringan. 2. Zat terlarut, seperti garam-garam mineral (garam magnesium, kalsium dan lain-lain). 5.2.2. Pengolahan air Pemurnian dan pelunakan air dapat dilakukan dengan berbagai cara, tergantung pada rencana penggunaan air itu sendiri. Istilah pelunakan (softening) digunakan untuk proses untuk menyingkirkan atau mengurangi kesadahan air. Sedangkan pemurnian (purification) berbeda dari pelunakan, yaitu menyingkirkan atau menghilangkan bahan-bahan organik dan

mikroorganisme dari air. Klasifikasi (clasification) kadang-kadang amat penting dan digunakan bersamaan dengan pengendapan (precipitation) dalam proses pelunakan air dingin.

A. Penukar Ion Air sungai dan air tanah mula-mula ditampung di bak tarik yang dilengkapi pompa untuk dialirkan ke bak pencampur dan diberi tawas sebagai flokulan. Air yang telah diberi tawas dialirkan ke bak penggumpal untuk memberi waktu flokulasi pengotor dalam air. Air dengan flok-flok pengotor dialirkan ke bak pengendap agar flok-flok yang terbentuk turun dan terpisah dari air. Air yang keluar dari bak pengendap sudah jernih tapi masih ada pengotor yang melayang, oleh karena itu air kemudian disaring dengan saringan untuk memisahkan partikel ini. Air yang telah disaring masih mengandung zat-zat terlarut yang menimbulkan kesadahan. Untuk menghilangkan pengotor yang terlarut ini digunakan zat yang dapat menyerap ion-ion dalam larutan tersebut. Dengan ion exchanger, diharapkan air yang akan digunakan pada proses memiliki kesadahan sesedikit mungkin bahkan 0 agar tidak menimbulkan kerak. 1. Kondisi Peralatan Penukar Ion Proses penghilangan ion-ion yang terlarut dalam air dapat melibatkan penukar kation (cation exchanger) yang berupa resin Na (R-Na). Proses-pertukaran-ion natrium merupakan proses yang paling banyak digunakan untuk melunakkan air. Dalam proses pelunakan ini, ion-ion kalsium dan magnesium disingkirkan dari air berkesadahan tinggi dengan jalan pertukaran kation dengan natrium. Bila resin penukar itu sudah selesai menyingkirkan sebagian besar ion kalsium dan magnesium sampai batas kapasitasnya, resin itu di kemudian diregenerasi kembali ke dalam bentuk natriumnya dengan menggunakan larutan garam dengan pH antara 6 sampai 8. Kapasitas pertukaran resin polistirena besarnya 650 kg/m3 bila diregenerasikan dengan 250 g garam per kilogram kesadahan yang dibuang.

Untuk penukar kation siklus natirum atau hidrogen biasanya digunakan resin sintetik jenis sulfonat stirena -divinilbenzena. Resin ini sangat stabil pada suhu tinggi (sampai 150 oC) dan dalam pH antara 0 sampai 14. Di samping itu, bahan ini sangat tahan terhadap oksidasi. Kapasitas total penukar kation bisa mencapai 925 kg CaCO3 per meter kubik penukar ion

dengan siklus hidrogen dan sampai 810 kg CaCO3 per meter kubik dengan siklus natrium. Namun dalam praktiknya kapasitas operasi tidak setinggi itu. B. Pengolahan Internal Pengolahan air dalam ketel bertujuan mengontrol korosi, kerak dan buih yang timbul dengan penambahan bahan kimia. Korosi dapat dicegah dengan penghilangan oksigen dan mengatur pH bersifat alkalis. Kerak (scaling) dikendalikan dengan mengikat kesadahan dalam air. Untuk mengendalikan kerak dan korosi digunakan WQ yang berisi natrium bisulfit dan natrium trifosfat. Natrium, bisulfit akan mengikat oksigen sehingga korosi bisa terhindar. Sedang natritum fosfat akan bereaksi dengan senyawa penyebab kesadahan membentuk Ca3(PO4)2 yang berbentuk lumpur dan cenderung mengendap pada pH alkali. Lumpur tersebut akan berkumpul di dasar ketel dan dikeluarkan bersama blowdown. 5.2.3. Menara Pendingin (Cooling tower) Cooling tower digunakan untuk mendinginkan air kondensat sebelum masuk ke dalam ketel. Air dilewatkan pada kisi kisi sehingga terbentuk tirai air dan diberi blower di bagian atas untuk menghisap keluar udara panas dan dalam kisi. Sebagian cooling tower dibuat dari red wood, yaitu sejenis kayu yang sangat tahan (awet) apabila secara terus -menerus kontak dengan air. Bahan Isian (internal packing) biasanya merupakan susunan kayu yang dipasang horisontal. Ruang kosong menara sangat besar, biasanya lebih dari 90% supaya penurunan tekanan (pressure drop) udara bisa serendah mungkin. Luas permukaan kontak antara udara dan air tidak hanya pada film cairan pada permukaan packing, tetapi juga pada permukaan tetesan air yang jatuh dan menyerupai hujan. Aliran udara dan air di dalam cooling tower bisa secara silang atau lawan arah (counter current) atau kombinasi dari keduanya.

You might also like