You are on page 1of 2

Judul : Gangguan Skizoafektif Tipe Depresif pada Wanita Usia 45 Tahun Abstrak Gangguan skizoafektif seperti terminologi bahasanya,

adalah gangguan yang mempunyai dua sisi, yaitu gejala skizofrenia dan gejala afektif atau mood. Gangguan skizoafektif di diagnosis jika suatu gangguan jiwa yang gejala skizofrenia dan gejala afektif terjadi bersamaan dan samasama menonjol serta onset yang tiba-tiba pada masa remaja. Sedangkan skizoafektif tipe depresif adalah suatu episode yang sama terdapat gejala-gejala skizofrenia maupun depresi sama-sama menonjol. Isi Pasien wanita, usia 45 th datang dengan keluhan sering sesak nafas, susah tidur, mudah lelah, sakit dipinggang sebelah kiri, nafsu makan biasa. keluhan timbul sejak 2 minggu terakhir. Pasien rutin minum obat. Pasien merasa dikejar oleh orang yang tidak dikenal dan diancam akan dibunuh. Pasien merasa ada paku di dalam tubuhnya. Pasien mengaku sering mendengar bisikanbisikan berupa perintah untuk pergi dari rumah, perintah untuk beribadah, diberitahu ada orang yang menanam benda-benda aneh seperti pecahan kaca, silet dan paku di depan rumah. pasien juga pernah melihat wujud berupa kepala manusia berbadan ular di depan rumahnya 3 hari yang lalu. Pasien merasa sedih karena tinggal sendiri, tidak punya saudara, sering dikucilkan tetangga karena di anggap gila. Pasien menderita gangguan jiwa sejak 26 th yang lalu dengan keluhan yang sama berupa melihat apa yang tidak orang lain lihat, dan mendengar apa yang tidak orang lain dengar. Pasien pernah merasa bersalah atas kematian kakaknya karena dia merasa jiwa kakaknya bisa tertolong jika dia tahu lebih awal bahwa kakaknya membutuhkan darah dan dia bisa mendonorkan darahnya. Pasien juga pernah merasa putus asa dan ingin mengakhiri hidupnya dengan cara minum obat untuk 3 hari diminum sekali. Riwayat pengobatan rawat jalan rutin dengan mengkonsumsi obat rutin dari RS haloperidol, trihexiphenidyl, dan chlorpromazine. Jika mengkonsumsi obat rutin pasien merasa gejala berkurang. Pasien riwayat kejang dan demam saat kecil. Riwayat penggunaan alcohol dan obat-obatan terlarang disangkal. Kedua orang tua paien sudah meninggal, pasien 3 bersaudara, kakak pasien sudah meninggal dunia, adiknya merantau keluar kota. Pasien sudah menikah, tetapi suaminya pergi meninggalkannya, dan anak pasien merantau di luar kota. Pasien tinggal seorang diri. Sehari-hari pasien bekerja sebagai buruh tani. Tidak ada anggota keluarga yang mempunyai keluhan serupa. Pemeriksaan fisik : keadaan umum baik, Composmentis. Berdasarkan pemeriksaan status mental didapatkan rawat diri baik, kooperatif. Mood disphori dan Afek appropriate. Bentuk pikir yang non realistis dengan isi pikir berupa waham kejar (+) dan waham somatik (+). Terdapat gangguan persepsi berupa halusinasi (+) auditorik (+) visual (+). Insight baik. Diagnosis Oleh dokter, pasien di diagnosis Axis I : F 25.1 gangguan skizoafektif tipe depresif Axis II : tidak ada Axis III : tidak ada Axis IV : tidak ada Axis V : GAF 60-51 gejala sedang disabilitas sedang Terapi Terapi farmakologi diberikan Haloperidol 1,5 mg S 1-0-1, Trihexiphenidyl 2 mg S 1-0-1, Chlorpromazine 100 mg S 0-0-1/4. Terapi edukatif diberikan penjelasan tentang penyakit yang

diderita dan komplikasinya pada pasien. Menjelaskan tentang terapi yang akan dilakukan terhadap penderita, dan berapa lama pasien harus minum obat, dan kontrol rutin. Diskusi Pasien ini di diagnosis gangguan skizoafektif tipe depresif berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan status mental. Dari anamnesis di dapatkan pasien merasa dikejar oleh orang yang tidak dikenal dan diancam akan dibunuh. Pasien merasa ada paku di dalam tubuhnya. Pasien mengaku sering mendengar bisikan-bisikan berupa perintah untuk pergi dari rumah, perintah untuk beribadah, diberitahu ada orang yang menanam benda-benda aneh seperti pecahan kaca, silet dan paku di depan rumah. pasien juga pernah melihat wujud berupa kepala manusia berbadan ular di depan rumahnya. Pasien merasa sedih karena tinggal sendiri, tidak punya saudara, sering dikucilkan tetangga karena di anggap gila. Pasien juga merasa bersalah atas kematian kakaknya dan berniat ingin bunuh diri. Berdasarkan pemeriksaan status mental didapatkan rawat diri baik, kooperatif. Mood disphori dan Afek appropriate. Bentuk pikir yang non realistis dengan isi pikir berupa waham kejar (+) dan waham somatik (+). Terdapat gangguan persepsi berupa halusinasi (+) auditorik (+) visual (+). Insight baik. Pada pasien ini didapatkan adanya gangguan isi pikir(waham-waham) dan gangguan persepsi(halusinasi) yang memenuhi kriteria diagnosis skizofrenia, tetapi pada pasien ini juga didapatkan perasaan yang sedih dan bersalah, adanya gagasan bunuh diri, merasa mudah lelah dan sulit tidur serta afek yang disphori yang memenuhi kriteria diagnosis depresif. Pada kasus ini, pasien di diagnosis gangguan skizoafektif karena sesuai dengan gejala dan pemeriksaan yang ada dimana adanya skizofrenia dan gangguan afektif sama-sama menonjol pada saat yang bersamaan. Termasuk tipe depresif karena afek depresif yang menonjol disertai oleh sedikitnya dua gejala khas depresif. Kesimpulan Penegakkan diagnosis dapat dilakukan dengan anamnesis dan pemeriksaan status mental. Pada anamnesis perlu ditanyakan keluhan utama, riwayat perjalanan penyakit, riwayat penyakit keluarga, psikososial, adakah faktor presipitasi dan predisposisi yang dapat mencetuskan munculnya gangguan jiwa. Pada pemeriksaan status mental perlu diketahui mood dan afek, bentuk dan isi pikir, gangguan persepsi, fungsi sensori dan intelektual. Anamnesis dan pemeriksaan status mental perlu dilakukan karena sebagian besar kasus gangguan jiwa bisa ditegakkan tanpa memerlukan pemeriksaan penunjang. Prognosis pada kasus ini kearah jelek karena onset muda, tidak ada faktor pencetus, riwayat sosial buruk, riwayat pendukung buruk, gejala negatif. Referensi 1. Kaplan dan Sadock. 2007. Sinopsis Psikiatri Ilmu Pengetahuan Psikiatri Klinis. Edisi VII, Jilid 2. Jakarta: Binarupa Aksara. 2. Tomb D. 2000. Buku Saku Psikiatri. Edisi VI. Jakarta: EGC. 3. WHO. 2003. PPDGJ III, ed.I. Jakarta: Departemen Kesehatan RI Direktorat Jenderal Pelayanan Medik. 4. Kay J, Tasman A. 2006. Essentials of Psychiatry. England: John Wiley&Sons Ltd. Ratih Lestari Utami, Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa, RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta, DIY

You might also like