You are on page 1of 15

KASUS FARMAKOTERAPI TERAPAN GASAL 2012/2013 A. Kasus Hipertensi Kasus: JT, 55 tahun, seorang wanita didiagnosis hipertensi.

Tinggi JT 165 cm dan beratnya 72 kg, dengan indeks massa tubuh (BMI) 26,6 kg/m2. JT tidak merokok, tidak minum alkohol, dan melakukan latihan fisik sekitar seminggu sekali. Pengujian fisik menunjukkan hasil normal, namun dari elektrokardiogram terdeteksi terjadi hipertrofi ventrikel kiri. Hasil tes laboratorium : glukosa darah puasa 124 mg / dL (6,88 mmol / L), serum kreatinin 1,5 mg / dL (133 mmol / L), kolesterol total 200 mg / dL (5,18 mmol / L), kolesterol high-density lipoprotein 40 mg / dL (1,04 mmol / L), trigliserida 200 mg / dL (2,26 mmol / L), dan kolesterol low-density lipoprotein 120 mg / dL (3,11 mmol / L). Urinalisis positif terjadi mikroalbuminuria. Tekanan darah 165/86 mm Hg. Diketahui : Pedoman Adult Treatment Panel III untuk manajemen kolesterol mendefinisikan sindrom metabolik sebagai keadaan tiga atau lebih dari kondisi berikut : obesitas abdominal (lingkar pinggang >40 inchi untuk pria atau >35 inchi untuk wanita), intoleransi glukosa (kadar glukosa darah puasa 110 mg/dL), tekanan darah 130/80 mmHg, trigliserida tinggi (150 mg/dL), atau kadar HDL rendah (<40 mg/dL untuk pria dan <50 mg/dL untuk wanita). Pertanyaan : a. Hipertensi dengan kondisi penyerta (compelling indication) apakah yang dialami JT dan apakah tanda-tanda yang menunjukkan hal tersebut? b. Pengujian lebih spesifik apa yang diperlukan untuk mengidentifikasi penyebab hipertensi yang dialami TJ? c. Berdasarkan informasi yang disajikan, buatlah rencana terapi (farmakologi dan non farmakologi) untuk hipertensi JT, meliputi: (1) tujuan terapi, (2) rencana terapi spesifik untuk pasien, dan (3) rencana pemantauan yang tepat untuk mencapai tujuan dan menghindari efek samping.

Kasus Farmakoterapi Terapan Gasal 2012/2013

Page 1

B. Kasus Gagal Jantung Kasus: BE, seorang wanita 62 tahun dengan riwayat penyakit arteri koroner dan DM tipe 2 datang ke klinik setelah 2 tahun tidak kontrol. Ia menyatakan bahwa biasanya sanggup berjalan sekitar 0,8 km dan naik tangga dua lantai, sebelum mengalami serangan nyeri dada dan menjadi sesak nafas. Gejalanya terus memburuk sejak 2 tahun dan nafasnya semakin pendek hingga hanya mampu berjalan sebentar dan beraktivitas ringan. Ia mengeluhkan kakinya bengkak sehingga tidak bisa lagi memakai sepatunya. Nafsu makannya turun dan sering merasa penuh di perut serta cepat kenyang. Riwayat kesehatan dan hasil pemeriksaan: Riwayat kesehatan: Diabetes mellitus tipe 2 (15tahun) Penyakit arteri koroner (10 tahun) Merokok, pernah menjalan operasi punggung. Tidak ada riwayat alergi. Pengobatan: Diltiazem CD 240 mg once daily Nitroglycerin 0.4 mg sublingual (SL) bila perlu (terakhir digunakan kemarin sore) Ibuprofen 600 mg 2.d.d untuk nyeri artritis Vitamin B12 once daily Multivitamin daily Aspirin 325 mg once daily Riwayat kesehatan keluarga : Ayah menderita infark miokardial pada usia 53. Riwayat sosial: Menikah, 6 anak, menjalankan bisnis sendiri. Tidak minum alcohol tapi merokok 1-2 pak/hari. Pengujian fisik Tekanan darah 126/70 mm Hg, detak 60 bpm dan teratur, laju respiratori 16/min, TB Ht 173 cm, BB 114 kg, BMI: 38.2 kg/m2. Paru-paru bersih. Kardiovaskular: Echocardiogram: EF = 35% Hasil lab: Hct: 41.1%, Sodium: 132 mEq/L (132 mmol/L)

WBC: 5.3 103/L (5.3 109/L) Potassium: 3.2 mEq/L (3.2 mmol/L)
Page 2

Kasus Farmakoterapi Terapan Gasal 2012/2013

Bicarb: 30 mEq/L (30 mmol/L) Chloride: 90 mEq/L (90 mmol/L) Magnesium: 1.5 mEq/L (0.8 mmol/L) Fasting blood sugar: 120 mg/dL (6.7 mmol/L) Uric acid: 8 mg/dL (476 mol/L) Blood urea nitrogen (BUN): 40 mg/dL (14 mmol/L) SCr: 0.8 mg/dL (71 mol/L) Alk Phos: 120 IU/L (2 Kat/L) Aspartate aminotransferase: 100 IU/L (1.7 Kat/L) Pertanyaan : a. Pengujian laboratorium atau tes diagnosis lain apa yang dibutuhkan untuk menilai kondisi BE? b. Bagaimana anda mengklasifikasikan tingkat gagal jantung BE menurut NYHA dan ACC/AHA? c. Identifikasi faktor yang menyebabkan memburuknya gagal jantung BE! d. Apa tujuan terapi untuk BE?

Kasus Farmakoterapi Terapan Gasal 2012/2013

Page 3

Kelompok 1 : Penyakit jantung iskemik Kasus: RJ, seorang pria 47 tahun dengan riwayat hipertensi, mengeluhkan sakit dada yang terjadi beberapa kali selama beberapa minggu terakhir. RJ menggambarkan nyeri dada sebagai "sesuatu yang berat/tekanan" di dada. Rasa nyeri pertama terjadi saat ia menyabit rumput, terulang lagi saat menyapu dedaunan dan mengangkat kotak. Rasa sakit berawal dari dada dan menjalar ke lehernya. Rasa sakit menghilang setelah sekitar 5 menit istirahat. Riwayat Kesehatan Pasien: Hipertensi, didiagnosis 7 tahun lalu. Riwayat keluarga : Ayah dengan penyakit arteri koroner, mengalami infark miokard pada usia 50 tahun. Ibu hidup dan sehat. Riwayat sosial : Merokok 1/2 -1 bungkus per hari. Tidak menggunakan alkohol dan obat terlarang. Tidak melakukan olahraga secara rutin. Obat-obatan yang dikonsumsi: Hydrochlorothiazide 25 mg tablet sekali sehari Nifedipine 60 mg tablet sekali sehari Tidak ada alergi obat yang dikenal Tanda-tanda vital : Tekanan darah = 154/90 mmHg, Denyut jantung = 84 denyut/ menit, respirasi = 16, Suhu = 37 C, Tinggi = 178 cm, berat = 104,6 kg. Kardiovaskular: irama dan detak jantung normal.s Laboratorium: Kadar lipid puasa: Total kolesterol 233 mg / dL (6,03 mmol / L), kolesterol HDL 30 mg / dL (0,78 mmol / L), Kolesterol LDL 165 mg / dL (4,27 mmol / L), trigliserida 188 mg / dL (2,12 mmol / L); hasil laboratorium lain dalam batas normal . Treadmill test: positif untuk iskemia

Pertanyaan: a. Identifikasilah faktor risiko RJ untuk penyakit jantung iskemik! b. Berikan komentar bagaimana rejimen obat yang diterima saat ini mempengaruhi buruknya penyakit jantung iskemik RJ! c. Buatlah rencana terapi alternatif untuk mengatasi penyakit jantung iskemik RJ!

Kasus Farmakoterapi Terapan Gasal 2012/2013

Page 4

Kelompok 2

: Sindrom koroner akut

Kasus: SD, 55 tahun, 85 kg, laki-laki, mengalami sesak dada di sebuah pantai setelah 4 jam bermain ski, kemudian bertengkar dengan seorang teman prianya. Sesak dada SD menjalar ke lengan kiri. Ia menjadi sesak napas dan mengeluarkan keringat. Paramedis lokal dipanggil dan dia diberi tiga tablet 0,4 mg nitrogliserin sublingual, 325 mg aspirin melalui mulut, dan injeksi IV metoprolol 5 mg, tapi tidak mampu mengurangi ketidaknyamanan dada. SD dilarikan ke Rumah Sakit setempat, namun RS tidak mempunyai fasilitas kateterisasi jantung. Riwayat kesehatan pasien: Hipertensi selama 10 tahun, Dislipidemia selama 6 bulan. Pernah mengalami dua kali penyakit pembuluh arteri koroner. Riwayat keluarga : Ayah mengalami infark miokard pada usia 65; ibu hidup dan sehat, satu saudara menderita hipertensi Riwayat sosial: Merokok 1 bungkus per hari selama 30 tahun, berhenti 10 minggu lalu. Tidak ada alergi obat yang diketahui. Obat-obatan yang dikonsumsi: Metoprolol 25 mg tabelt dua kali sehari Asetosal 325 mg tablet sekali sehari Lovastatin 20 mg tablet sekali sehari sebelum tidur Enalapril 5 mg tablet sekali sehari Tanda vital: Tekanan darah 110/70; denyut jantung 98/ menit, suhu 37 C. Laboratorium: Natrium 138 mEq/L, kalium 4,2 mEq/L, klorida 105 mEq/L, bikarbonat 24 mEq/L, kreatinin serum 1,0 mg/dL, glukosa 95 mg/dL, sel darah putih 9,9 103/mm3, hemoglobin 15,7 g/dL, hematokrit 47%, trombosit 220 103/mm3, troponin I 16 ng/mL. Foto toraks: gagal jantung kongestif, ukuran jantung yang normal batas atas. Echocardiogram: hypocontractile ventrikel kiri. Pertanyaan: a. Tentukan terapi akut untuk SD di ruang gawat darurat (tujuan terapi dan pemilihan terapinya)! b. Apakah terapi reperfusi dengan fibrinolisis diperlukan saat ini? c. Apa farmakoterapi tambahan yang diperlukan SD mulai hari pertama di rawat inap
Kasus Farmakoterapi Terapan Gasal 2012/2013

nanti ?
Page 5

Kelompok 3 : Stroke iskemik Kasus: GR seorang pria Afrika-Amerika yang datang ke instalasi gawat darurat karena pusing dan tidak bisa berbicara sejak 1 jam yll. Riwayat kesehatannya : hipertensi, DM hiperkolesterol dan benign prostatic hypertrophy (BPH). Riwayat sosial : merokok 1 pak/hari selama 38 tahun. Pengobatan saat ini termasuk metoprolol 50 mg 2.d.d., insulin NPH 20 units 2.d.d, dan simvastatin 20 mg/hari. Pertanyaan: a. Apa tanda dan gejala yang mengarah pada stroke? b. Faktor resiko (dapat dimodifikasi dan tidak dapat dimodifikasi) apa yang dimiliki GR untuk stroke iskemik akut? Di ruang gawat darurat, setelah pengujian fisik & neurologic lengkap GR dipindah ke unit stroke. Hasil CT Scan menyatakan negatif stroke hemoragik.

Pertanyaan: c. Identifikasi tujuan terapi untuk GR! d. Pada saat ini manajemen akut apa yang palingsesuai untuk GR?

GR diijinkan pulang setelah dirawat selama 5 hari Pertanyaan: e. Pengobatan apa yang disarankan untuk GR setelah ia pulang ke rumah?

Kasus Farmakoterapi Terapan Gasal 2012/2013

Page 6

Kelompok 4 Kasus:

: Dislipidemia

MN, seorang pria 48 tahun dengan riwayat hipertensi dan merokok (1 bungkus/hari) datang ke klinik untuk test kolesterol. Ia melaporkan tidak pernah mengalami nyeri dada atau riwayat infark miokard, stroke, atau penyakit arteri perifer. Ia tidak memiliki saudara kandung dan kedua orang tua hidup tanpa ada riwayat Penyakit Jantung Koroner (PJK). Riwayat kesehatan pasien: Hipertensi selama 9 tahun, riwayat gout Riwayat keluarga : Ayah dan ibu hidup tanpa ada riwayat PJK atau diabetes. Riwayat sosial: Bekerja sebagai programer komputer dan duduk di mejanya sepanjang hari, tidak berolahraga secara teratur; minum alkohol. Obat-obatan : Aspirin 80 mg sekali sehari Verapamil SR 180 mg sekali sehari Tanda vital : BP 142/86 mmHg, denyut nadi 71/menit, pernafasan 16/ menit, suhu 37 C. Tidak ada nyeri dada, sesak napas, atau pusing Laboratorium: Kolesterol total 256 mg/dL (6,63 mmol/L), trigliserida 235 mg/dL (2,66 mmol/L), kolesterol HDL 27 mg/dL (0,70 mmol/L), glukosa 115 mg/dL (6,38 mmol / L), data laboratorium lainnya semua dalam batas normal. Pertanyaan : a. Apa penilaian anda tentang resiko PJK pada MN? b. Tentukan tujuan pengobatan untuk MN! c. Susunlah rencana terapi nonfarmakologi dan farmakologi untuk MN!

Kasus Farmakoterapi Terapan Gasal 2012/2013

Page 7

Kelompok 5 : COPD/PPOK Kasus: Seorang pria 49 tahun dengan riwayat medis hipertensi, datang dengan keluhan sesak napas sejak sekitar 3- 4 tahun lalu, dengan gejala secara bertahap semakin memburuk. Sekarang ia tidak dapat berjalan 100 meter tanpa harus berhenti dan beristirahat. Ia juga tiap hari mengalami batuk produktif disertai dahak kekuningan. Ia merokok sekitar 1 bungkus sehari dan telah merokok selama 30 tahun terakhir. Dia juga minum bir rata-rata 6-7 gelas sehari. Ia tidak terpapar secara signifikan oleh debu, gas, atau asap. Riwayat kesehatan pasien : Hipertensi selama 6 tahun, saat ini dapat dikendalikan Riwayat sosial : Pasien bekerja sebagai akuntan; menikah dengan dua anak Riwayat keluarga : Ayah penderita emfisema dan kanker paru-paru. Tidak ada keluarga dengan riwayat diabetes tipe 2 atau penyakit jantung Obat yang dikonsumsi : Lisinopril 40 mg tablet sekali sehari Hydrochlorothiazide 25 mg tablet sekali sehari Tanda vital : tekanan darah 134/82 mmHg, nadi 80 denyut per menit, tingkat pernapasan 20/menit, suhu 35,8 C, Berat 60 kg, tinggi 163 cm, indeks massa tubuh 22,7 kg/m2. Pemeriksaan paru-paru : dada emfisematous (barrel chest), membran mukosa lembab;; suara paru-paru yang cukup jauh, ronki kering atau wheezing. X-ray dada: Hiperlusensi dan hiperinflasi paru-paru, sugestif perubahan emphysematous. Pertanyaan: a. Apa faktor-faktor risiko yang dimiliki pasien untuk COPD/PPOK? b. PPOK ini pasien dapat diklasifikasikan sebagai tahap apa? c. Susunlah rencana perawatan untuk pasien ini, meliputi tujuan terapi dan terapi nonfarmakologi dan farmakologi!

Kasus Farmakoterapi Terapan Gasal 2012/2013

Page 8

Kelompok 6 Kasus :

: Asma eksaserbasi akut

BP (13 tahun, perempuan) mengeluh sesak napas saat sedang mengikuti kegiatan lintas alam. Ia mengalami napas pendek setelah 5-10 menit berlari, dadanya sesak dan batuk. Gejala hilang setelah 30 menit beristirahat. Ia melaporkan bahwa sering bangun di malam hari (kira-kira seminggu sekali) karena mengalami kesulitan bernafas. Riwayat kesehatan pasien: Alergi rhinitis selama 6 tahun, Bronkitis 3 kali dalam 6 tahun terakhir, episode terakhir 6 bulan lalu. Dua kali masuk Rumah sakit karena infeksi virus pada saluran napas bawah, pada usia 2 dan 4 tahun. Riwayat keluarga: Ibu menderita asma saat masih anak-anak, tetapi hilang setelah usia 12 atau 13 tahun, kedua orang tua memiliki rinitis alergi. Riwayat sosial: Tinggal bersama orangtuanya di rumah dengan 2 kamar tidur, berdinding beton, kedua orang tua merokok. Tidak memiliki hewan peliharaan. Obat-obat yang digunakan : Fexofenadine SR 180 mg tablet setiap hari Penampilan umum: Kecil untuk usianya, tetapi tampak bergizi baik dan sehat. Tanda vital: Tekanan darah 112/68 mmHg, nadi 78 kali/menit, pernapasan 18/menit, suhu 37,0 C, tinggi 137 cm, berat 28 kg. Dada: tidak mengi Laboratorium: Normal kecuali untuk jumlah eosinofil dari 7% dari total jumlah sel darah putih Tes fungsi paru: FEV1: 1,6 L (90% diprediksi) FVC: 1,75 L (92% diprediksi) FEV1/FVC: 0,914 Pasca bronkodilator FEV1: 1,73 L (8,1% kenaikan) FEV1 setelah latihan 1,23 L (23,1% penurunan). Pertanyaan: a. Apa penilaian anda tentang tingkat kondisi pasien ini? b. Tentukan tujuan pengobatan untuk pasien ini! c. Susunlah suatu rencana terapi untuk pasien ini, meliputi terapi nonfarmakologi, terapi farmakologis, dan rencana pemantauan!

Kasus Farmakoterapi Terapan Gasal 2012/2013

Page 9

Kelompok 7

: Asma kronis

Kasus: DA, wanita Afrika Amerika datang ke klinik untuk control setelah sebelumnya masuk unit gawat darurat karena serangan asma akut. Riwayat penyakit: DA pernah mengalami asma waktu kecil, tapi sembuh saat usia 12 tahun. Sepulang dari unit gawat darurat, ia mendapat resep prednisone 20 mg/hari selama 1 minggu dan albuterol inhaler, tapi ia tidak yakin telah menggunakan inhaler dengan benar. DA melaporkan bahwa prednisonnya telah habis dan sesak nafasnya berkurang, tapi ia mengeluhkan batuk sejak sekitar 6 bulan yll. Ia kadang-kadang bersin dan ada rasa aneh di dadanya. Ia tidak pernah mendapat serangan sesak di malam hari. Ia cemas karena ia tak sanggup lagi berlari karena sesak nafas. Jika ia sedang libur biasanya bebas gejala sesak, kecuali sedang berada di dekat kucing atau berkebun. Ia merasakan sakit di dada beberapa kali seminggu. Riwayat kesehatan: Rinitis alergi (alergi pada kucing dan pollen) selama 20 tahun. Asma (didiagnosa pada 5 tahun, tapi sembuh sejak usia 12 tahun) Hipertensi 3 tahun Riwayat keluarga: Kedua orangtuanya menderita hipertensi, ayah dan saudara perembpuan menderita asma dan rhinitis alergi. Riwayat sosial: Ibu tunggal 3 anak, tidak punya hewan piaraan. Bekerja sebagai kasir di took, tapi juga punya usaha laundry milik sendiri. Tidak merokok dan minum alcohol. Alergi berupa ruam pada Sulfamethoxazole/trimethoprim. Riwayat pengobatan: Albuterol HFA 90 mcg 1-2 puff/4-6 jam bila perlu Loratidine 10 mg oral/hari untuk alergi Propranolol extended release 120 mg/hari untuk hipertensi Hasil Pemeriksaan: BP 142/90 mm Hg, Pulsa 65 bpm, Respiratory rate 20, suhu 37C, BB 82 kg, TB 165 cm. Spirometri:

Kasus Farmakoterapi Terapan Gasal 2012/2013

Page 10

Pertanyaan: a. b. c. d. e. f. Bagaimana anda mengklasifikasikan tingkat keparahan asma pasien ini? Mengapa inhalasi kolesterol sesuai untuk semua tingkat keparahan pada asma persisten? Apa penyakit dan pengobatan yang dapat memperparah kondisi asma? Apa efek samping inhalasi kortikosteroid yang perlu disampaikan pada pasien? Jelaskan teknik menggunakan metered dose inhaler yang tepat! Empat minggu kemudian pasien datang lagi untuk control. Batuk sudah hilang, tapi ia masih menggunakan albuterol 3-4 kali sehari. Bagaimana anda mengevaluasi pengobatan pasien ini?

Kasus Farmakoterapi Terapan Gasal 2012/2013

Page 11

Kelompok 8 : Tukak peptic Kasus: Seorang pria 65 tahun dengan riwayat osteoarthritis dan COPD (Chronic Obstructive Pulmonary Disease) mengeluh sakit seperti terbakar pada perut. Rasa nyeri terus memburuk selama 2 minggu terakhir, terutama pada malam hari dan setelah makan. Riwayat kesehatan pasien: Osteoartritis selama 5 tahun, mulai menggunakan diklofenak sejak 2 bulan yang lalu. Menderita COPD selama 15 tahun. Riwayat sosial : Merokok 1 bungkus per hari selama 40 tahun; minum bir 2 gelas / hari. Obat-obat yang digunakan: Ipratropium metered dose inhaler (MDI) 2 puff setiap 6 jam Albuterol MDI 2 puff setiap 4 jam sesuai kebutuhan Prednison tablet 10 mg per hari Diklofenak tablet 75 mg dua kali sehari Aspirin tablet 81 mg per hari Pengujian Fisik: Tanda-tanda vital : tekanan darah 125/85 mmHg, nadi 72 denyut per menit, laju pernafasan 12/minutes, suhu tubuh 37,5 C Laboratorium: Sel darah putih 9,9 x 103/mm3, Hemoglobin 12,1g/dL (7,5 mmol / L), Hematokrit 38,3%, Trombosit 108 x 103/mm3 EGD (Esophagogastroduodenoscopy) : Satu ulkus ditemukan di antrum lambung berukuran diameter 3 cm, tidak ada perdarahan atau obstruksi. Pertanyaan: a. Apa saja faktor risiko ini pasien untuk Penyakit Tukak Peptik? b. Tentukan tujuan terapi dan terapi nonfarmakologi & farmakologi untuk untuk pasien ini? (gunakan algoritma terapi yang sesuai)

Kasus Farmakoterapi Terapan Gasal 2012/2013

Page 12

Kelompok 9 Kasus :

: Aritmia

DA, pria 58 tahun, masuk instalasi gawat darurat dengan keluhan jantung berdetak cepat, yang dimulai ketika ia membuang sampah. Selain itu pasien juga mengeluh pening dan sesak napas. Detak jantungnya sering tidak teratur, dengan laju rata-rata135 detak/menit. Riwayat kesehatan pasien : Hipertensi selama 15 tahun, Penyakit arteri koroner selama 10 tahun, Infark miokard 12 tahun yang lalu, Gagal jantung sudah 3 tahun. Obat-obatan: Aspirin 81 mg sekali sehari Metoprolol 50 mg dua kali sehari Enalapril 5 mg dua kali sehari Furosemide 40 mg sehari Tanda vital: Tinggi 178 cm, berat 80 kg, BP 110/70 mmHg, detak 135/menit, pernafasan 20/menit Laboratorium: Semua dalam batas normal X-ray dada: edema paru ringan Echocardiogram: penurunan fungsi ventrikel kiri EKG: fibrilasi atrium (FA)

Pertanyaan: a. Apa penilaian anda tentang kondisi pasien? b. Tentukan tujuan perawatan! c. Rencanakan terapi farmakologis dan nonfarmakologis untuk pasien, terutama untuk fibrilasi atrium akut dan pengelolaan fibrilasi atrium jangka panjangnya. Gunakan algoritma terapi yang sesuai!

Kasus Farmakoterapi Terapan Gasal 2012/2013

Page 13

Kelompok 10 : Gagal ginjal kronis Kasus: Seorang wanita 62 tahun, obesitas dengan riwayat DM dan hipertensi datang ke klinik untuk control rutin. Kadar gula puasanya meningkat akhir-akhir ini, sekitar 180-250 mg/dL. Riwayat kesehatan: Diabetes mellitus selama 8 tahun, saat ini tidak terkontrol HIpertensi selama 5 tahun, saat ini tidak terkontrol Hiperlipidemia, saat ini terkontrol dengan diet. Riwayat keluarga: Ibu masih hidup, usia 87 tahun dengan penyakit arteri koroner, ayah meninggal karena diabetes, tidak punya saudara. Riwayat sosial: Tidak bekerja, merokok 1 pak/hari, tidak minum alcohol. Pengobatan: Furosemide 20 mg oral/hari Nifedipine XL 30 mg oral/hari Glyburide 10 mg oral/hari Pengujian fisik: Tanda vital: tekanan darah 145/92 mm Hg, pulse 82 detak/menit, suhu 36.9C, TB 162.5 cm, BB 86.4 kg. Pengujian Lab (puasa): Sodium 145 mEq/L (145 mmol/L); potassium 3.2 mEq/L (3.2 mmol/L); chloride 112 mEq/L (112 mmol/L); carbondioxide 26 mEq/L (26 mmol/L); blood urea nitrogen 20 mg/dL (7.14 mmol/L urea); serum creatinine 1.4 mg/dL (123.76 mol/L); glucose 240 mg/dL (13.32 mmol/L); total cholesterol 196 mg/dL (5.07 mmol/L); low-density lipoprotein cholesterol 112 mg/dL (2.90 mmol/L); highdensity lipoprotein cholesterol 28 mg/dL (0.72 mmol/L); triglycerides 280 mg/dL (3.16 mmol/L); hemoglobinA1c (HbA1c) 10% (0.1); urine microalbumin 270 mg/dL (2.7 g/L) Pertanyaan: a. Apa faktor resiko yang dimiliki pasien untuk perkembangan GGK (gagal ginjal kronis)? b. Apa tanda dan gejala yang menunjukkan GGK? c. Bagaimana anda mengklasifikasikan GGK pasien ini?
Kasus Farmakoterapi Terapan Gasal 2012/2013 Page 14

d. e. f. g.

Identifikasi tujuan terapi pasien ini! Apa modifikasi gaya hidup yang anda rekomendasikan untuk pasien dengan GGK? Terapi farmakologi apa yang anda sarankan untuk pasien GGK? Intervensi apa yang sesuai untuk memperlambat progresi GGK?

Pasien kembali ke klinik 2 tahun kemudian dengan keluhan merasa lelah sepanjang waktu. Ia telah mencoba berolahraga tapi tak punya energy untuk berolah raga sejak 6 bulan. Ia juga mengeluh kedinginan di cuaca yang panas. Pengobatan: Furosemide 80 mg oral/hari Lisinopril 40 mg oral/hari Metoprolol 50 mg oral 2.dd Insulin glargine 25 units subcutan sebelum tidur Insulin lispro subcutan bersama makan Hasil pemeriksaan: Kulit pucat, badan lemah. Tekanan darah 135/85 mm Hg, pulse 72 detak/menit, suhu 35.9C; BB 79.5 kg. Hasil Lab: Sodium 142 mEq/L (142 mmol/L); potassium 4.8 mEq/L (4.8 mmol/L); chloride 103 mEq/L (103 mmol/L); carbondioxide 20 mEq/L (20 mmol/L); BUN 58 mg/dL (20.71 mmol/Lurea); SCr 3.2 mg/dL (282.88 mol/L); glucose 130 mg/dL(7.28 mmol/L); WBC 4.8 103 cells/m3 (4.8 109/L); RBC 2.5 103 cells/m3 (2.5 1012/L); Hgb 8.0 g/dL (4.96 mmol/L); Hct 25% (0.25); mean corpuscular volume (MCV) 88 fL; mean corpuscular hemoglobin concentration (MCHC) 35 g/dL (350 g/L); platelets 250 103 cells/m3 (250 109/L); iron 35 mcg/dL (6.26 mmol/L); TIBC 150 mcg/dL (26.85 mol/L); ferritin 75 ng/mL (168 pmol/L); TSAT 15% (0.15); HbA1c 7.5% (0.075) Pertanyaan: h. Apa tanda dan gejala yang menunjukkan GGK disertai anemia? i. Apa informasi tambahan yang anda butuhkan untuk menentukan penyebab anemia pasien ini? j. Apa pengobatan yang anda rekomendasikan untuk mengatasi anemia? k. Bagaimana mengevaluasi efektivitas terapi anemia?

Kasus Farmakoterapi Terapan Gasal 2012/2013

Page 15

You might also like